Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatnya. Penyusun dapat menyelesaikanMakalah “ BATIK TULIS ASLI PESANTENAN” ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalahl ini adalah
sebagai syarat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Kewirausahaan di SMA
Pertiwi

Penulisan makalah ini didasarkan pada referensi yang ada baik dari buku maupun
sumber lainnya yang terkait. Dengan ini penyusun juga menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak /ibu guru yang telah membimbing dan membantu menyelesaikan makalah ini.
2. Orang tua yang telah memberikan kesempatan dan dukungan bagi kami baik moral maupun
material.
Makalah ini merupakan tulisan yang dibuat berdasarkan sumber yang telah didapatkan
oleh penyusun. Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan, penyajian maupun dalam tata
penulisan. Akhir kata selamat membaca dan terimakasih.

Medan,2019

Penyusun
ABSTRAK

Batik Tulis adalah sebuah kerajinan tangan yang mempunyai nilai seni yang sangat tinggi
dan merupakan sebuah bagian dari budaya Indonesia sejak dahulu kala. Wanita-wanita Jawa
pada jaman dahulu kala memiliki keterampilan membuat batik tulis. Tradisi membuat batik
tulis pada awalnya merupakan tradisi dari nenek moyang yang kemudian dilanjutkan secara
turun temurun.
Seperti Batik Tulis Asli Pesantenan salah satunya. Yaitu batik khas dari desa Mojomulyo,
Tambakromo, Pati, Jawa Tengah. Batik Tulis Asli Pesantenan berbeda dengan batik lainnya
karena mengangkat tema atau motif dari sejarah Kota Pati sendiri. Dan pewarnaanya sangat full
color dan tahan lama. Dengan keragaman motif dan warna itulah yang menjadikan Batik
Pesantenan berbeda dengan batik-batik lainnya. Dan Batik Tulis Asli Pesantenan merupakan
batik pertama yang ada di daerah Pati Selatan.
Dengan penerapan akan pengetahuan wirausaha, tentu akan menambah bagaiamana
cara yang tepat untuk mengembangkan Batik Pesantenan dan lebih di kenal masyarakat luas.
Dengan berbagai pilihan warna, motif dan makna-makna yang tersirat dalam setiap motifnya.
Sehingga pemakai terlihat elegan dengan varian motif yang ada.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii

ABSTRAK ............................................................................................................................. iii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................ 1
1.3 Tujuan................................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................... 3
2.1 Perencanan Pemasaran........................................................................................................ 3
2.2 Menentukan
Harga..........................................................................................................................................9
2.3 Perluasan Usaha................................................................................................................. 12
2.4 Kompetensi Kewirausahaan............................................................................................... 13
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................ 18
BAB IV PENUTUP................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Batik Tulis adalah sebuah kerajinan tangan yang mempunyai nilai seni yang sangat tinggi dan merupakan
sebuah bagian dari budaya Indonesia sejak dahulu kala. Wanita-wanita Jawa pada jaman dahulu
kala memiliki keterampilan membuat batik tulis. Tradisi membuat batik tulis pada awalnya merupakan
tradisi dari nenek moyang yang kemudian dilanjutkan secara turun temurun.

Seni pewarnaan kain batik tulis dengan menggunakan malam (lilin khusus untuk membatik) adalah salah
satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad
ke-4 SM, dengan ditemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk
pola. Di Asia, teknik serupa batik tulis juga diterapkan di Tiongkok serta di India dan Jepang. Di Afrika,
teknik seperti batik tulis dikenal di Nigeria dan Senegal. Di Indonesia, batik tulis dipercaya sudah ada
semenjak zaman Majapahit.

Sehingga, batik harus di lestarikan dan di jaga agar tetap menjadi ciri khas Indonesia.
Dan menjadi produk lokal unggulan bukan hanya di dalam negeri namun hingga ke
mancanegara dengan berbagai keragaman yang di miliki batik.
Seperti Batik Tulis Asli Pesantenan salah satunya. Yaitu batik khas dari desa Mojomulyo,
Tambakromo, Pati, Jawa Tengah. Batik Tulis Asli Pesantenan berbeda dengan batik lainnya
karena mengangkat tema atau motif dari sejarah Kota Pati sendiri. Dan pewarnaanya sangat full
color dan tahan lama. Dengan keragaman motif dan warna itulah yang menjadikan Batik
Pesantenan berbeda dengan batik-batik lainnya. Dan Batik Tulis Asli Pesantenan merupakan
batik pertama yang ada di daerah Pati Selatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Strategi Pemasaran Batik Tulis Pesantenan?


2. Bagaimana Promosi yang dilakukan Oleh Batik Tulis Pesantenan?
3. Bagaimana Penetapan Harga dalam Batik Tulis Pesantenan?
4. Bagaimana Strategi dalam Mengahadapi Pesaing?

1.3 Tujuan
1. Agar Mampu Mengetahui Bagaimana Cara Strategi Pemasaran Batik Tulis Pesantenan.
2. Agar Mengetahui Bagaimana Promosi yang Di lakukan Oleh Batik Tulis Pesantenan.
3. Agar Mengetahui Bagaimana Menetapkan Harga Batik Tulis Pesantenan.
4. Agar Mengetahui dan Memahami Strategi dalam Menghadapi Pesaing.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PERENCANA PEMASARAN

2.1.1 Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan pokok dari suatu perusahaan yang modern, dengan
melayani segala kebutuhan manusia (human needs) secara efektif. Tujuan dari pelayanan
tersebut adalah melalui transaksi pertukaran antara produsen dengan konsumen. Konsep
transaksi pertukaran merupakan pokok permasalahan dari kegiatan pemasaran. Berdasarkan
transaksi pertukaran, produsen menawarkan sesuatu yang konsumen perlukan, kenudian
produsen dengan kegiatan penawaran yang atraktif, diharapkan konsumen akan membeli dan
kembali membeli.
Menurut Philip Kotler (1985:7), kegiatan pemasaran suatu produk adalah kegiatan
menganalisi, merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi seluruh program yang telah
dirancang sebelumnya agar terjadi pertukaran nilai secara sukarela ( dengan konsumen ),
sehingga tercapai tujuan perusahaan. Selain itu, pemasaran berkaitan pula dengan merancang
lembaga yang mempunyai kegiatan untuk menawarkan produk dalam memenuhi kebutuhan
pasar (konsumen) yang telah di targetkan. Penawaran dilakukan dengan menggunakan harga
yang efektif, komunikasi dan distribusi yang baik, menyampaikan, mendorong, dan memberikan
pelayanan yang baik pada konsumen.

2.1.2 Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran tidak terlepas dari, perencanaan, arahan, atau acuan gerak langkah
perusahaan untuk mencapai tujuan. Beberapa langkah untuk merencanakan pemasaran bagi
usaha baru di antaranya sebagai berikut:
1. Langkah pertama, menetukan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan, pertama-tama dilakukan penelitian pasar


atau riset pemasaran. Riset pasar diarahkan pada kebutuhan konsumen, misal barag atau jasa
mana yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen, berapa jumlahnya, kualitas bagaimana, siapa
yang membutuhkan, dan kapan memerlukan. Riset pasar dimaksudkan untuk menentukan
segmen pasar dan karateristik kosumen yang dituju.
2. Langkah kedua, memilih pasar sasaran khusus.

Ada tiga jenis pasar sasaran khusu, yaitu:


a. Pasar individual ( individual market)

b. Pasar khusus ( niche market )

c. Segmentasi pasar ( market segmentation)

Berdasarkan tiga alternatif pasar sasaran, bagi perusahaan kecil dan usaha baru lebih baik
memilih pasar khusus dan pasar individuak, sedangkan untuk perusaan menengah dan besar
lebih baik menggunakan segmentasi pasar.
3. Langkah ketiga, menempatkan strategi pemasaran dalam persaingan.
Penetapan strategi pemasaran tergantung keadaan lingkungan persaingan pasar yang ada dari
hari kehari. Keberhasilan dalam segmentasi pasar tergantung pada potensi yang
mengambarkan permintaan dari lingkungan persaingan, terdapat enam strategi dalam
memenuhi permintaan dari lingkungan bersaing yaitu:
a. Berorientasi pada pelanggan ( customer orientation )

b. Kualitas (quality), ialah mengutamakan Total Quality Management (TQM) yaitu efektif, efisien,
dan tepat.

c. Kenyamanan (convenience), yaitu memfokuskan perhatian pada kesenangan hidup,


kenyamanan, dan kenikmatan.

d. Inovasi (innovation), yaitu harus berkonsentrasi untuk berinovasi dalam produk, jasa, maupun
proses.

e. Kecepatan (speed),atau disebut juga Time Compression Management (TCM), yang diwujudkan
dalam bentuk:

1) Kecepatan untuk menempatkan produk baru dipasar.

2) Memperpendek waktu untuk merespon keinginan dan kebutuhan pelanggan (customer


response time time).

f. Pelayanan dan kepuasan pelanggan.

4. Langkah ke empat, memilih strategi pemasaran.

Strategi pemasaran merupakan panduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian
dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran.
Kondisi untuk menarik konsumen, wirausaha bisa merekayasa indikator-indikator yang terdapat
dalam bauran pemasaran ( marketing mix ), yaituprobe, product, price, place, dan promotion.
2.1.3 Bauran Pemasaran
1. Penelitian dan Pengembangan Pasar (Probe)
Langkah petama dalam kegiatan pemasaran adalah meneliti kebutuhan dan keinginan
konsumen, berapa jumlah, bagaimana daya beli, dimana tempat konsumen, dan berapa
permintaan, semua merupakan informasi penting bagi pemasaran produk baru.
2. Berorientasi pada Konsumen
Usaha baru yang berhasil pada umumnya memusatkan perhatian pada pengembangan sikap
berorintasi pada kepuasan para pemilik kepentingan (stakeholder satisfaction). Orientasi pada
pemasaran ditunjuk kepada kepuasan pelanggan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Bila ada pelanggan yang merasa kurang puas, penuhilah secepat mungkin kekurangan
terseebut
b. Doronglah pelanggan untuk mengajukan keluhan bila kurang memuaskan
c. Mintalah umpan balik dari karyawan tentang upaya perbaikan peayanan yang harus diberikan
kepada pelanggan
d. Buatlah komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.
e. Hati-hati dalam memilih dan melatih seseorang yang akan berhubungan dengan pelanggan
f. Kembangkan pelayanan bagi karyawan sehingga komunikasi mengarah pada pelanggan.
3. Kualitas
Perbaikan kualitas menjadi tujuan stategi beberapa pengusaha di dunia, kemudian secara
integral dijadikan bagian dari budaya perusahaan. Perbaikan kualitas tersebut terangkum
dalam Total Quality Management (TQM).
Kunci utama dalam mengembangkan TQM justru terletak pada perhatian khusus kepada
pelanggan, artinya kualitas harus mencerminkan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Berdasarkan hasil survei di AS, menurut Zimmerer (1996) ada lima komponen kualitas yang
secara berurutan perlu diperhatikan, yaitu:
a. Ketepatan (reliability), yaitu rata-rata kelalian/pengabaian.
b. Daya tahan (durability),yaitu berapa lama barang dan jasa tersebut dapat dipakai/bertahan.
c. Mudah digunakan (easy of use), yaitu barang dan jasa tesebut harus mudah untuk digunakan.
d. Nama merek yang terkenal dan dipercaya (knows and trused brand name).
e. Harga yang relatif murah (low price).
4. Kenyamanan
Dilakukan dengan cara meminta informasi kepada pelanggan , misal kesenangan apa yang
diinginkan dan harapan dari pelayanan yang disajikan perusahaan. Memberikan pelayanan
menyenangkan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Lokasi usaha dekat dengan pelanggan
b. Berikan kemudahan-kemudahan kepada pelanggan
c. Tentukan jam kerja yang menyenangkan bagi pelanggan. Perusahaan buka 24 jam sehari
selama seminggu atau tidak
d. Tetapkan apakah barang perlu diantar atau tidak
e. Berikan kemudahan kepada pelanggan agar dapat membeli secara kredit
f. Latihlah karyawan untuk dapat melakukan transaksi dengan cepat, tepat, dan sopan.
5. Inovasi
Merupakan kunci keberhasilan bagi usaha baru. Perubahan besar yanng sangat cepat dan
persaingan yang kompleks menuntut inovasi terus-menerus. Inovasi terus-menerus merupakan
kekuatan bagi wirausaha dalam meraih sukses usaha. Beberapa bentuk inovasi yang lazim dan
terkenal antara lain bentuk produk baru, perbedaan teknik, dan pendekatan baru dalam
memperkenalkan.
6. Kecepatan
Merupakan kekuatan dalam persaingan. Kecepatan mengurangi biaya, meningkatkan kualitas,
dan emenuhi permintaan pasar. Secara filosofi, keceptan di sebut Time Compression
Management (TCM), yang memiliki dua aspek, yaitu:
a. Mempercepat produk baru ke pasar, dan
b. Memperpendek waktu dalam merespon permintaan pelanggan baik dalam memproses produk
maupun dalam mendistribusikan atau menyampaikan.
7. Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan
Cara menciptakan pelayanan dan kepuasan pelanggan dilakukan sebagai berikut.
a. Dengarkan dan perhatikan pelanggan
b. Tetapkan pelayanan terbaik
c. Tetapkan ukuran dan kinerja standar
d. Berikan perlindungan hak-hak karyawan
e. Latih karyawan untuk memberikan pelayanan istimewa
f. Gunakan teknologi yyang memberikan pelayanan terbaik
8. Produk
Produk memiliki siklus hidup (product life cycle), terdiri atas tahap pengembangan, pengenalan,
pertumbuhan penjualan, kematangan, kejenuhan, dan penurunan.
a. Tahap Pengembangan
Pengembangan produk baru merupakan bagian terpenting dalam pemasaran, tetapi dalam
tahap pengembangan produk sering timbul isiko besar dan hampir 80% produk gagal
(Zimmerer, 1996:124). Beberapa alasan mengapa produk baru gagal:
1) Produk baru tidak berbeda secara memadai dengan produk yang ada dipasar.
2) Wirausaha tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang pasar.
3) Perusahaan sangat miksin perencanaan dan kurang gencar dalam memperkenalkan produk-
produk baru.
4) Wirausaha gagal untuk menyesuaikan stategi produk ketika ada perubahan.
5) Perusahaan kekurangan dana yang memadai dan kurang komitmen terhadap produk baru.
Terdapat banyak cara untuk merekayasa produk barang dan jasa agar di minati oleh
konsumen, di antaranya:
1) Jenis-jenis di perbaharui.
2) Kualitas dibedakan dan ditingkatkan.
3) Model dan desain bermacam-macam dan dibedakan.
4) Kemasan, earna, bentuk, ukuran, standar, merek dibuat sedemikian rupa sehingga lebih
menarik.

b. Tahap Pengenalan
Produk baru diperkenalkan kepada konsumen potensial karena masih kurang diterima di pasar,
sehingga harus menerobos pasar, bersaing dengan produk yang sudah ada. Memperkenalkan
produk baru ini, promosi dan periklanan harus gencar agar produk dikenal oleh konsumen
terutama konsumen potensial, biaya pemasaran tahap ini relatif besar, maka keuntungan bisa
negatif.
c. Tahap Pertumbuhan Penjualan
Barang sudah dikenal konsumen, produk mulai diterima oleh konsumen. Konsumen
membandingkan produk dalam jumlah yang cukup besar, sehingga volume penjualan
meningkat dan termasuk keuntungan. Apabila barang baru gagal menembus konsumen pada
tahap perkenalan dan pertumbuhan, maka barang tidak akan laku terjual.
d. Tahap Kematangan
Volume penjualan terus meningkat dan margin labor mencapai puncak, tetapi kemudian
menurun, karena masuk pesaing baru ke pasar. Masuknya produk pesaing menyebabkan
menurunnya hasil penjualan.
e. Tahap Kejenuhan
Tahap ini penjualan mencapai puncak dan konsumen mulai jenuh terhadap produk, sehingga
inovasi produk harus dimulai.
f. Tahap Penurunan
Tahap ini merupakan lingkaran akhir daur hidup produk. Hasil penjualan produk secara terus-
menerus mulai menurun, produk-produk lama mulai diobral dan cuci gudang, margin laba turun
secara drastis. Jika produk mencapai tahap penurunan, tidak berarti produk gagal, karena
setiap produk yang telah populer akan selalu diperbaiki kembali, tetapi tidak ada perusahaan
yang mampu mempertahankan posisi volume penjualan tanpa inovasi dan perubahan produk.
Hasil-hasil inovasi dalam bentuk kreasi produk secara terus-menerus akan memberi kepuasan
kepada konsumen.
g. Tempat
Tempat yang menarik bagi konsumen adalah strategis, menyenangkan, dan efisien. Kondisi
untuk mencapai sasaran tempat yang baik dapat dilakukan sebgai berikut.
1) Memperbanyak saluran distribusi, misal langsung ke konsumen atau tidak langsung melalui
agen.
2) Memperluas segmentasi atau cakupan, misal segmen lokal, regional, nasional dan
internasional.
3) Menata penampilan tempat usaha misal tata etalase dan posisi produk.
4) Menggunakan cara penyampaian barang seefisien mungkin.
5) Mengubah persediaan dari gudang yang satu ke gudang yang lain, unruk mengendalikan
persediaan dan penawaran.
Dua saluran distribusi masing-masing berbeda, yaitu saluran distribusi untuk barang industri
dan saluran distribusi untuk barang konsumsi. Saluran distribusi untuk barang-barang konsumsi,
memiliki empat saluran distribusi, yaitu dari pabrik ke:
a) Konusmen,
b) Pedagang kecil kemudian ke konsumen,
c) Pedagang besar (grosir) kemudian ke konsumen,
d) Pedagang besar kemudian ke pedagang besar lain, selanjutnya ke pedagang keicl?eceran, terus
ke konsumen.
Barang-barang industri melalui dua saluran, yaitu dari:
a) Pabrik ke industri pemakai,
b) Pabrik ke pedagang besar (grosir) lalu ke industri pemakai.

2.2 MENENTUKAN HARGA

2.2.1 Pengertian Harga


Harga tepat adalah harga yang dapat dijangkau dan paling efisien bagi konsumen.
Wirausaha dapat menciptakan harga yang paling efisien dengan inovasi dan kreativitas.
Menetapkan harga yang tepat perlu mempertimbangkan berbagai faktor, tidak sekedar intuisi
atau perasaan, tetapi juga berdasarkan informasi, fakta, dan analisis di lapangan. Faktor-faktor
yang dipertimbangkan dalam menentukan harga :
1. Biaya barang dan jasa.
2. Permintaan dan penawaran pasar.
3. Antisipasi volume penjualan produk dan jasa.
4. Harga pesaing.
5. Kondisi ekonomi.
6. Lokasi usaha.
7. Fluktuasi musim.
8. Faktor psikologis pelanggan.
9. Bunga kredit dan bentuk kredit.
10. Sensitivitas harga pelanggan (elastisitas permintaan)

2.2.2 Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran yang dapat dipilih antara lain :
1. Penetrasi pasar (market penetration)adalah strategi pemasaran untuk meningkatkan jumlah
penjualan barang dan jasa yang sudah ada dengan memperbesar upaya penjualan dan
periklanan. Misal, upaya promosi dan iklan yang gencar dilakukan produk-produk jamu,
perusahaan-perusahaan rokok, produk makanan dan minuman, dan berhasi meningkatkan
angka penjualan.
2. Pengembangan pasar (market development) mencoba meningkatkan penjualan dengan
memperkenalkan produk barang dan jasa yang ada pada pasar baru. Posisi strategi ini, yang
diperluas bukan upaya penjualan atau promosi, melainkan uapaya untuk mencari pasar baru.
Misal, produk-produk AMWAY dan CNI yang dipasarkan melalui jaringan berjenjang (multilevel
marketing).
3. Pengembangan produk (product development) mencoba meningkatkan penjualan dengan
memperkenalkan produk dan jasa baru kepada pasar yang sudah ada. produk-produk itu dapat
merupakan modifikasi dari produk yang sudah ada. misal, produk-produk pakaian wanita dan
anak-anak, mobil, komputer, dan elektronik.
4. Segmentasi pasar (market segmentation) merupakan strategi pemasaran yang terkenal bagi
usaha baru, produk dipasarkan berdasarkan segmentasi. Misal, segmentasi berdasarkan jenis
kelamin, usia, pekerjaan, tingkat pendapatan dan sebagainya.
2.2.3 Penentuan Harga
Volume Penentuan harga produk baru perlu dilakukan dengan hati-hati. Jika terlalu
tinggi, volume penjualan bisa terjadi tidak terlalu tinggi. Sebaliknya bila harga terlalu rendah,
maka biaya tidak tertutupi oleh hasil penjualan. Sehingga, dalam menetapkan harga bagi
produk baru, wirausaha hendaknya dapat memuaskan tiga tujuan, yaitu :
1. Menghasilkan produk yang diterima oleh konsumen potensial, berapapun banyaknya.
2. Memelihara pangsa pasar dengan akibat pertumbuhan pesaing.
Jika produk baru berhasil maka pesaing akan masuk ke pasar, dan perusahaan kecil
memperluas atau mempertahankan pangsa pasar.
3. Memperoleh laba.
Perusahaan baru harus bertahan agar hasil penjualan lebih tinggi dari biaya produksi.

2.2.4 Harga Barang Konsumsi


Menentukan harga barang-barang yang diproduksi, suatu perusahaan memiliki tiga
pilihan harga, yaitu :
1. Harga di bawah harga pasar untuk produk yang sama.
2. Harga di atas harga pasar.
3. Harga sama dengan harga pasar

2.2.5 PROMO

Barang dan jasa yang diproduksi supaya dikenal, diketahui dan diminta konsumen, maka
wirausaha perlu melakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Menginformasikan barang / jasa pada konsumen.
2. Membujuk konsumen supaya membeli barang / jasa yang dihasilkan.
3. Mempengaruhi konsumen tertarik terhadap barang / jasa yang dihasilkan
Kegiatan – kegiatan tersebut dilakukan dengan periklanan dan promosi. Sehingga,
promosi merupakan cara mengkomunikasikan barang / jasa yang ditawarkan. Agar konsumen
dapat mengenal dan membeli. Sesuai dengan fungsi promosi yaitu menginformasikan (to
inform), membujuk (to persuade), mengigat (to remind) dan mempengaruhi (to influence)
maka dengan promosi barang dan jasa akan mudah dikenal oleh konsumen.
Beberapa jenis promosi yang dapat dijadikan pertimbangan.
1. Media, misal media cetak (majalah, surat kabar) atau elektronik (radio, tv,internet, dan lain-
lain).
2. Promosi penjualan, misal melalui pameran dagang, kuis berhadiah, dan lainnya.
3. Wiraniaga, mempromosikan langsung barang ke konsumen dengan membawa produk.
4. Pemasaran langsung, langsung menghubungi konsumen.
5. Humors, yaitu mempublikasikan barang melalui billboard, pamphlet, dan sebaginya.
Strategi tersebut tergantung pada elastisitas permintaan, biaya barang, dan harga yang
dimiliki pesaing. Setelah barang dan jasa yang dimiliki pesaing. Setelah barang dan jasa yang
diproduksi dikenal dan dibutuhkan konsumen, maka tugas wirausaha adalah:
1. Mempertahankan pangsa pasar dan volume penjualan.
2. Mengembangkan pansa pasar dan volume penjualan .
Mempertahkan dan mengembangkan pangsa pasar, wirausaha dapat melakukan langkah-
langkah berikut :
1. Menghargai dan memperhatikan keinginan dan kebutuhan konsumen
2. Menganalisis kelebihan dan kekurangan pemasaran yang di miliki maupun kelebihan dan
kelemahan pesaing.
3. Mencari strategi untuk menyerang market leader.

2.3 PERLUASAN USAHA


2.3.1 Strategi Bukan Pemimpin Pasar
Perusahaan memasuki tahap pertumbuhan memiliki posisi kuat (bukan pemimpin pasar)
di pasar, memiliki strategi tertentu. Strategi ini bukan untuk bersaing dengan pemimpin pasar,
ini dilakukan dengan cara :
a. Agresif menggunakan kompetensi terbaik untuk meraih peluang pasar sehingga tidak
ditandingi oleh pesaing. Wirausaha memposisikan diri dalam segmen pasar kecil sebagai
pemain yang paling dominan. Wirausaha membangun dan mempertahankan hubungan secara
terbuka dengan para pelanggan. Posisi semacam ini memunculkan peluang dan selalu
memperkuat hubungan melalui pelayanan yang istimewa atas kebutuhan pelanggan.
b. Mengembangkan strategi sebagai pengikut. Kondisi ekonomi yang baik, perusahaan yang
mengikuti strategi ini bisa berhasil. Ancaman untuk strategi ini adalah jika pelanggan tidak lagi
memandang perusahaan pemasok sebagai pilihan pertama. Selain itu, pasar dengan produk
dan jasa sejenis buka pasar yang menarik untuk persaingan.

2.3.2 Memelihara Semangat Wirausaha


Mendorong perilaku kretif supaya wirausaha memperoleh keuntungan dipasar dapat
dilakukan seperti berikut :
a. Mendidik wirausaha tentang pelayanan perusahaan khususnya tentang alasan mereka
membeli produk dan jasa, tentang masalah yang dihadapi pelanggan, dan tentang apa
kebutuhan serta keinginan yang spesifik dari pelanggan.
b. Mendidik wirausaha tentang nilai – nilai perbaikan produk dan pemasaran, tentang proses
distribusi dan perbaikan teknik produksi untuk dapat bersaing.
c. Menciptakan iklim kerja yang positif mendorong tercapainya ide – ide baru. Berdasarkan iklim
yang kondusif, enterpreneur lebih kreatif dalam mentransformasikan ide – ide. Enterpreneur
secara ideal adalah individu – individu yang bertanggung jawab dalam bidang pemasaran,
teknologi, dan keuangan. Pelaku tersebut adalah para pencipta dan inovator pada perusahaan
orang lain.
2.4 KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
2.4.1 Dasar Kompetensi
Manajemen perusahaan modern telah terjadi pergeseran strategi, dari strategi
memaksimalkan keuntungan pemegang saham (mencari laba perusahaan) menjadi
memaksimalkan keuntungan bagi semua yang berkepentingan dalam perusahaan
(stakeholder), yaitu individu atau kelompok yang memiliki kepentingan dalam kegiatan
perusahaan, bukan hanya pemegang saham, tetapi juga karyawan, manajemen, pembeli,
masyarakat, pemasok, distributor, dan pemerintah. Konsep laba tidak dapat dikesampingkan
dan merupakan alat yang penting bagi perusahaan untuk menciptakan manfaat bagi pemilik
kepentingan.
Gary Hamel dan C. K. Prahalad dalam karyanya "Competing for the Future" (1994)
mengemukakan beberapa definisi kompetensi inti sebagai berikut:
1. Kompetensi inti menggambarkan kemampuan kepemimpinan daiam serangkaian produk atau
jasa.
2. Kompetensi inti adalah sekumpulan keterampilan dan teknologi yang dimiliki perusahaan untuk
bersaing.
3. Kompetensi inti adalah keterampilan yang memungkinkan perusahaan memberikan manfaat
fundamental kepada pelanggan.
4. Sumber-sumber kompetensi secara kompetitif merupakan suatu keunikan bersaing dan
memberikan kontribusi terhadap nilai dan biaya konsumen.
Menurut Mahoney dan Pandian (1992), untuk menghadapi persaingan yang semakin
kompleks dan krisis eksternal, perusahaan kecil dapat menggunakan teori :sttategi berbasis
sumber daya” (resource-based strategy). Sumber daya perusahaan berupa tanah, teknologi dan
tenaga kerja (termasuk kapabilitas dan pengetahuan), modal, dan kebiasaan rutin dapat
dikelola secara khusus untuk memperoleh keuntungan yang terus-menerus dari
pesaingan. Meraih keuntungan berkesinambungan perusahaan berusaha mencari dan
menumbuhkan kapabilitas khusus dari semua sumber daya yang belum dimanfaatkan secara
optimal dan dapat diubah menjadi peluang produktif yang unik, diantaranya melalui pencarian
ide-ide baru atau wawasan manajemen yang lebih luas secara terus-menerus. Perusahaan
dapat meraih keuntungan melalui penggunaan sumber daya yang lebih baik, diantaranya
dengan :
1. Pola organisasi dan administrasi yang baik.
2. Perpaduan asset fisik berwujud seperti sumber daya manusia dana lam, serta asset tidak
berwujud seperti kebiasaan berfikir kreatif (Penrose, 1985) dan keterampilan manajerial.
3. Budaya perusahaan.
4. Proses kerja dan penyesuaian yang cepat atas tuntutan baru.
Teori strategi dinamis maupun strategi berbasis sumber daya, sangat relevan jika
diterapkan dalam pembangunan perusahaan kecil di Indonesia yang dihadapkan pada
persaingan bebas dan krisis ekonomi berkepanjangan seperti saat ini. Perhatian utama
diletakkan pada keunggulan daya saing untuk menciptakan nilai tambah tinggi melalui potensi
sumber daya alam (local) yang ada dan kapabilitas sumber daya manusia dibekali dengan ilmu
pengetahuan dan keterampilan tinggi. Menggunakan startegi berbasis sumber daya, dunia
usaha Indonesia akan bangkit dan berusaha untuk menciptakan kapabilitas khusus dari sumber
daya internal perusahaan serta tidak dari sumber daya internal perusahaan serta tidak lagi
terlalu mengandalkan startegi kekuatan pasar seperti monopoli dan fasilitas pemerintah.
Perusahaan kecil bias tumbuh cepat bila berani berpikir kreatif dan mengetahui cara
mengembangan sumber daya internal secara kreatif.
Berdasarkan teori berbasis sumber daya dapat disimpulkan bahwa, dalam konteks
persaingan bebas, pelaku wirausaha harus menggunakan strategi pengelolaan usaha. Strategi
pengembangan perusahaan, baik yang baru maupun yang sudah lama harus mengarah pada
penggunaan sumber daya internal dengan mengarah pada keahlian khusus yang bisa
menciptakan produk unggul untuk memperbesar pangsa pasar produk pada produ konsumen
akhir. Wirausaha dapat lebih berkembang dalam persaingan lokal, nasioanl, maupun
internasional. Grant (1991) yang dikutip oleh Albert Wijaya (1994), terdapat beberapa langakh
yang dapat digunakan untuk mengembangakn strategi berbasis sumber daya, antara lain:
1. Mengidentifkasi dan mengklasifikasi sumber daya
2. Mengidentifikasi dan mengevaluasi kemampuan atau kapabilitas.
3. Memformulasikan strategi pengembangan sumber daya inti dan kapabilitas seefektif mungkin
pada semua kegiatan manajemen. Sementara itu, perusahaan harus mempelajari
perkembangan manajemen dan kemungkinan-kemungkinan masa depan untuk
mempertahankan daya saing perusahaan secara berkesinambungan.

2.4.2 Stategi Bersaing


Konsep strategi pemasaran terdapat istilah (marketing mix) yang dikenal dengan 4P, yaitu:
1. Barang dan jasa (product)
2. Harga (price)
3. Tempat (place)
4. Promosi (promotion)
Kewirausahaan memiliki 4P ditambah dengan satu P, yaitu probe (penelitian dan
pengembangan) sehingga menjadi 5P. Riset pemasaran selalu menambahkan probe pada awal
sehingga urutan bauran pemasaran menjadi:
1. Penelitian dan pengembangan (probe)
2. Barang dan jasa (product)
3. Harga (price)
4. Tempat (place)
5. Promosi (promotion)
Penelitian dan pengembangan dalam kewirausahaan merupakan strategi utama karena
memiliki keterkaitan dengan kreativitas daninovasi, didalamnya tercakup penelitian dan
pengembangan produk, harga, tempat, dan promosi. Wirausaha berkembang dan berhasil
karena memiliki kemampuan penelitian dan pengembangan yang memadai sehingga tercipta
barang-barang yang bernilai dan unggul di pasar. Manajemen strategi yang baru, Mintzberg
mengemukakan 5P sama artinya dengan strategi, yaitu perencanaan (plan), pola (patern), posisi
(position), perspektif (perspective), dan permainan atau taktik (play).
1. Strategi Perencanaan
Konsep strategi tidak lepas dari aspek perencanaan, arahan, atau acuan gerak langkah
perusahaan untuk mencapai tujuan di masa depan, tetapi tidak selamanya strategi adalah
perencanaan ke masa depan yang belum dilaksanakan. Strategi menyangkut juga segala
sesuatu yang telah dilakukan sebelumnya, misal pola-pola perilaku bisnis yang telah dilakuka di
masa lampau. Contoh, McDonald’s selama bertahun-tahun telah memegang teguh dan secara
konsisten melaksanakan prinsip kualitas, pelayanan, dan kebersihan, ini menjadi kunci strategi
perusahaan McDonald’s. Mercedes sejak awal secara konsisten menjual mobil untuk segmen
pasar tingkat atas atau yang disebut dengan high-end strategy.
2. Strategi Pola
Menurut Mintzberg, strategi adalah pola yang selanjutnya disebut sebagai intended strategy,
karena belum terlaksana dan berorientasi ke masa depan, atau disebut juga sebagai realized
strategy karena telah dilakukan oleh perusahaan.

3. Strategi Posisi
Definisi strategi ketiga menurut Mintzberg strategi adalah posisi yaitu memosisikan produk
tertentu ke pasar tertentu. Perusahaan rokok Marlboro dan Sampoerna Mild merupakan
perusahaan rokok yang paling serius mempromosikan produk di Indonesia. Masing-masing
mempunyai strategi posisi yang berbeda di pasaran. Marlboro memosisikan diri sebagai rokok
kaum pria sejati yang menyukai tantangan alam seperti digambarkan melalui iklan-iklan, sedang
A Mild lebih ditujukan kepada kaum muda sehingga produk rokok dibuat berkadar tar dan
nikotin ringan. Strategi sebagai posisi menurut Mintzberg cenderung melihat ke bawah, yaitu ke
satu titik bidik dimana produk tertentu bertemu dengan pelanggan, dan melihat ke luar yaitu
menuju berbagai aspek lingkungan eksternal.
4. Strategi Perspektif.
Strategi keempat adalah perspektif. Jika dalam perspektif kedua dan ketiga cenderung melihat
ke bawah dan ke luar, maka sebaliknya dalam perspektif cenderung lebih melihat ke dalam,
yaitu ke dalam organisasi, dan ke atas, yaitu melihat visi utama dari perusahaan.
5. Strategi Permainan
Strategi adalah suatu manuver tertentu untuk memperdaya lawan atau pesaing. Suatu merek,
misal meluncurkan merek kedua agar posisi tetap kukuh dan tidak tersentuh karena merek-
merek pesaing akan sibuk berperang melawan merek kedua tadi.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pemasaran
Di dalam umkm Batik Tulis Asli Pesantenan ini tentu melakukan pemasaran untuk
mengenalkan batik-batiknya. Batik Pesantenan sebelum melakukan pemasaran, melakukan
perencanaan terlebih dahulu dengan meninjau pasar, agar dengan mudah menentukan harga
yang tepat bagi konsumen. Terutama kualitasnya yang akan di berikan kepada konsumen.
Pemasaran Batik Pesantenan sudah ke seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya. Karena jauh
dan belum memiliki pemasa di sana. Namun, Batik Pesantenan juga di pasarkan sampai
Malaysia, Singapura dan Australia.
Pemasaran melalui :
1. Hanya sekedar lewat sahabat-sahabat pemilik yang membawanya atau pemilik membawanya
sendiri saat berkunjung ke luar daerah maupun luar negeri. Itupun hanya beberapa kain saja.
Dan jika tidak laku bisa dikembalikan ke pemilik lagi. Karena pemilik tidak melakukan ekspor
besar yang dikirim ke pasar luar negeri.
2. Melalui Facebook dalam mengenalkan sekaligus mempromosikan Batik Pesantenan miliknya.
Jika ada yang berminat membeli atau hanya sekedar bertanya-tanya boleh saja. Bu Puji siap
melayani setiap pertanyaan yang di pertanyakan meski tidak jadi membeli. Karena beliau tidak
ingin di mengecewakan konsumen baru.
Dan Hingga saat ini pemilik sudah memiliki pemasar di seluruh Indonesia. Untuk ekspor
secara besar pemilik mengakui masih kesulitan dikarenakan belum paham betul bagaimana
prosedur ekspor yang harus memiliki ijin-ijin khusus. Dan belum adanya pembimbing yang
mengajari akan hal tersebut.

3.2 Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran yang di lakukan oleh Batik Pesantenan adalah dengan cara :
1. Pemilik terlebih dahulu melihat pangsa pasar dengan apa yang mereka butuhkan dan inginkan.
Sekarang ini banyak orang yang mencari barang unik. Terutama dalam hal berpakaian, dengan
menggunakan batik yang unik dan berbeda dari umumnya, tentu menambah nilai
pemakainnya. Dan Batik Pesantenan sangat berpeluang dalam menambah keunikan dari batik-
batik di Indonesia.
2. Sasaran pasar yang di pilih oleh Batik Pesantenan ke semua kalangan, meski dalam penjualan
hanya melalui orang-orang terpercaya saja, pemasaran dapat berkembang. Dan Batik
Pesantenan mudah di jumpai di pasar Pragola Pati.
3. Membuka outlet khusus Batik Pesantenan
4. Batik Pesantenan berinovasi dalam produknya, yaitu dengan membuat pakaian jadi, karena
Batik Pesantenan awalnya hanya memproduksi kain saja.
3.3 Bauran Pemasaran

Batik Pesantenan selalu mengutamakan kualitas untuk kepuasan pelanggan dengan:

1. Memproduksi batik tulis yang terbuat dari bahan-bahan pilihan dan pewarna yang alami. Tentu
hal ini sangat baik untuk batik dan pemakai.
2. Batik Pesantenan yang sudah menjadi lembaran kain, di letakkan di outlet atau butik. Hal ini
memudahkan konsumen untuk melihat motif-motif yang berbeda-beda..
3. Batik Pesantenan juga memilik daya tahan yang lama, karena motif dan pewarnannya meressap
di kain berbeda dengan batik cap yang hanya menempel di kain. Sehingga warna tidak
memudar dalam waktu singkat.
4. Batik Pesantenan ini, sudah memiliki merek sendiri yaitu “ Batik Tulis Asli Pesantenan “ dan
mendapatkan hak paten dalam 19 motifnya.
5. Tempat penjualan Batik Pesantenan sangat stategis karena di pinggir jalan, dan merupakan
akses ke Makam Ki Ageng Ngerang yang ada di Tambaromo. Jadi, peziarah dapat mampir ke
outlet Batik Pesantenan. Konsumen juga dapat melihat secara langsung proses pembuatan di
belakang tempat penjualan.

3.2 Menentukan Harga


3.2.1 Strategi Pemasaran
1. Batik Pesantenan selalu melakukan promosi-promosi melalui ekspo-ekspo, seminar maupun
media sosial, dengan cara seperti ini penjualan akan meningkat karena sudah memiliki tempat
promosi maupun penjualan.
2. Segmentasi pasar yang di tuju oleh Batik Pesantenan adalah semua kalangan. Karena batik
sendiri memang untuk semua kalangan masayarak dari kalangan bawah hingga atas, dari anak-
anak hingga lansia. Laki-laki mapun wanita.

3.2.2 Penentuan Harga


Dalam menentukan harga Pemilik sekaligus pencipta Batik Pesantenan sudah
memperhitungkan semua bahan kebutuhan dalam pembuatan termasuk laba. Batik Tullis
Pesantenan di jual tidak dengan potongan melainkan per meter. Yaitu paling murah 100.000
dan yang paling mahal bisa mencapai 900.000. Tergantung tingkat kerumitannya dalam motif.
Pemilik juga berusaha menyeimbangkan dengan harga batik tulis yang ada di pasaran pada
umumnya.
Hal ini dilakukan agar masyarakat lebih mampu membandingkan antara kualitas dengan
harga yang tepat.

3.2.3 Promo
Dalam mengembangkan usaha batiknya, Batik Pesantenan melakuakan promosi agar
batik Pesantenan lebih di kenal luas. Batik Pesantenan belum melakukan iklan, namun dari :
1. mulut ke mulut,
2. pameran dagang,
3. seminar
4. hingga media sosial,
Melalui cara tersebut, Batik Pesantenan di perkenalkan ke seluruh masyarakat.
Meskipun hanya demikian, Batik Pesantenan di Tambakromo sudah di kenal luas akan keunikan
nya.

3.3 Perluasan Usaha


3.3.1 Strategi Bukan Pemimpin Pasar
Batik Pesantenan merupakan jenis batik baru yang berasal dari Pati Kidol, yaitu
Tabakromo. Batik Pesantenan mampu berkembang pesat meskipun bukan menjadi pemimpin
dalam pasar. Hal tersebut pemilik capai dengan kerja keras yang ia lakukan
dalam mengenalkan batiknya hingga di akui dan memiliki hak paten dalam berbagai motifnya.
Pemilik berani mengambil risiko yang akan terjadi dari setiap motif baru yang di ciptakannya.
3.4 Kompetisi Kewirausahaan
3.4.1 Strategi Bersaing
1. Penelitian dan Pengembangan
Sebelum membuka pembuatan batik, pemilik tertarik dengan batik karena batik sangat di
minati di pasaran dan selalu di cari. Dan terutama di Pati Kidol belum ada pembuatan batik
waktu itu. Jadi kemungkinan sangat besar untuk berkembang.
2. Barang dan Jasa
Dalam memproduksi batik, pemilik selalu mengutamakan kualitas dan kepuasan pelanggan. Hal
ini sangat penting karena mampu membuat pelanggan nyaman saat berada di tempat maupun
di saat memakai batik dari Batik Tulis Asli Pesantenan. Sehingga Batik Pesantenan mampu
bersaing dengan batik-batik lainnya yang lebih terkenal, terutama batik dari Juwana. Dengan
mengedepankan hal tersebut, pelanggan akan mampu membedakan kualitas dan pelayanan
yang terbaik. Tidak hanya mementingkan harga murah saja.
3. Harga
Dengan harga yang relatif sama dengan batik tulis katun lainnya, Batik Pesantenan sudah
menempati urutan daftar pilihan batik-batik di Indonesia yang wajib di kenakan.
4. Tempat
Batik Tulis Asli Pesantenan yang bertempat di Jl. Kayen – Tambakromo KM 2 Mojomulyo,
Tambakromo, Pati, Jawa Tengah. Tempatnya yang sangat strategis karena dekat dengan jalan
raya dan jalan utama menuju tempat ziarah ke makam Ki Ageng Ngerang. Tentu sangat mudah
dalam hal penjualan dan mudah di kenal orang.
5. Promosi
Promosi yang dilakukan pemilik Batik Pesantenan adalah dengan mengenalkan batik
pesantenan dari
1. mulut ke mulut,
2. pameran dagang,
3. seminar
4. hingga media sosial,
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Batik Tulis Asli Pesantenan salah satunya. Yaitu batik khas dari desa Mojomulyo,
Tambakromo, Pati, Jawa Tengah. Batik Tulis Asli Pesantenan berbeda dengan batik lainnya
karena mengangkat tema atau motif dari sejarah Kota Pati sendiri. Dan pewarnaanya sangat full
color dan tahan lama. Dengan keragaman motif dan warna itulah yang menjadikan Batik
Pesantenan berbeda dengan batik-batik lainnya. Dan Batik Tulis Asli Pesantenan merupakan
batik pertama yang ada di daerah Pati Selatan.

4.2 Saran
Dengan adanya pengetahuan yang semakin berkembang, sebaiknya pemilik lebih
memahami akan pentingnya promosi dan strategi-strategi dalam pemasaran Batik Pesantenan
agar mampu bersaing hingga ke manca negara.

Anda mungkin juga menyukai