Anda di halaman 1dari 25

SERTIFIKASI KOMPETENSI TOUR

LEADER DAN TOUR OPERATOR


BERDASAR
STANDAR KOMPETENSI KERJA
NASIONAL INDONESIA
( SKKNI )

OLEH
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
( LSP )
PARIWISATA NASIONAL SURABAYA
Drs. I NYOMAN SUMITRA, MM
Ketua Bidang Manajemen Mutu
Precision & accuracy OK
Drs. I NYOMAN SUMITRA, MM
Pekerjaan :
- Pramuwisata Madya;
- Dosen Pariwisata;
- Asesor Lisensi;
- Asesor Kompetensi.
- Auditor BPW/APW
- Auditor Konsultan Pariwisata
Pendidikan :
- S2 Marketing.
Pengalaman kerja :
- Swasta Asing;
- PNS Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur
(Purna Tugas);
- LSP Pariwisata Nasional ) Surabaya.
(Ketua Bid. Manajemen Mutu)
- D3 Kepariwisataan dan Perhotelan Univ 45 Surabaya
Pengalaman Organisasi :
- HPI DPD Jawa Timur.
HP/Email :
- 081358305336 / 081703952847 / nyomans@ymail.com
DASAR HUKUM

- UNDANG-UNDANG Nomor 13 Tahun 2003 Tentang


KETENAGAKERJAAN;

- UNDANG-UNDANG Nomor 10 Tahun 2009 Tentang


KEPARIWISATAAN;

- PERATURAN PEMERINTAH Nomor 52 Tahun 2012 Tentang


SERTIFIKASI KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI USAHA DI
BIDANG PARIWISATA.
 
Istilah dan Definisi
1. Sertifikasi kompetensi kerja
Proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan
secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang
mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional
Indonesia, standar internasional dan/atau standar khusus.
2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap
kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat
jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Standar kompetensi kerja internasional
Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan
ditetapkan oleh suatu organisasi multinasional dan
digunakan secara internasional
4. Standar kompetensi kerja khusus
Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan
digunakan oleh organisasi untuk memenuhi tujuan
organisasinya sendiri dan/atau untuk memenuhi kebutuhan
organisasi lain yang memiliki ikatan kerja sama dengan
organisasi yang bersangkutan atau organisasi lain yang
memerlukan
5. Profesi
Bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi tertentu yang
diakui oleh masyarakat
6. Proses sertifikasi
Kegiatan lembaga sertifikasi profesi dalam menentukan
bahwa seseorang memenuhi persyaratan sertifikasi (3.8),
yang mencakup pendaftaran, penilaian, keputusan sertifikasi,
pemeliharaan sertifikasi, sertifikasi ulang, dan penggunaan
sertifikat (3.10) maupun logo atau penanda (mark).
7. Skema sertifikasi
Paket kompetensi (3.11) dan persyaratan spesifik (lihat 8.3
dan 8.4) yang berkaitan dengan kategori jabatan atau
keterampilan tertentu dari seseorang.
8. Persyaratan Sertifikasi
Kumpulan persyaratan yang ditentukan, termasuk
persyaratan skema sertifikasi yang harus dipenuhi dalam
menetapkan atau memelihara sertifikasi.
9. Pemilik skema
Organisasi yang bertanggung jawab dalam pengembangan
dan pemeliharaan skema sertifikasi (3.7).
10. Sertifikat
Dokumen yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi,
yang menunjukkan bahwa orang yang tercantum namanya
telah memenuhi persyaratan sertifikasi (3.8).
11. Kompetensi
Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan.
12. Kualifikasi
Penguasaan capaian pembelajaran yang menyatakan
kedudukannya dalam Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI)
13. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan
antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta
pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan
kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di
berbagai sektor.
14. Asesmen
Proses penilaian kepada seseorang terhadap pemenuhan
persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi (3.7).
15. Uji kompetensi
Tatacara yang merupakan bagian dari asesmen (3.14) untuk
mengukur kompetensi peserta sertifikasi menggunakan satu atau
beberapa cara seperti tertulis, lisan, praktek, dan pengamatan,
sebagaimana ditetapkan dalam skema sertifikasi (3.7).
16. Penguji kompetensi atau asesor kompetensi
Orang yang mempunyai kompetensi (3.11) dan mendapatkan
penugasan resmi untuk melakukan dan memberikan penilaian
dalam uji kompetensi yang memerlukan pertimbangan atau
pembenaran secara profesional.
17. Penyelia uji kompetensi
Orang yang diberikan kewenangan oleh lembaga sertifikasi
profesi untuk melakukan administrasi atau mengawasi
pelaksanaan uji kompetensi, tetapi tidak melakukan proses
18. Personil
Individu, internal atau eksternal, dari lembaga
sertifikasi profesi yang melaksanakan kegiatan
sertifikasi untuk lembaga tersebut.
19. Pemohon sertifikasi
Orang yang telah mendaftar untuk diterima
mengikuti proses sertifikasi (3.6).
20. Peserta sertifikasi
Pemohon sertifikasi (3.19) yang telah memenuhi
persyaratan dan telah diterima mengikuti proses
sertifikasi (3.6)
21. Ketidakberpihakan
Perwujudan atau bentuk dari objektivitas.
22. Keadilan
Penyediaan kesempatan yang sama untuk meraih keberhasilan
bagi tiap peserta sertifikasi (3.20) dalam proses sertifikasi
(3.6).
23. Validitas
Bukti bahwa asesmen (3.14) telah dilakukan menggunakan
ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam skema sertifikasi (3.7).
24. Keandalan
Indikator sejauh mana nilai hasil uji kompetensi (3.15)
konsisten untuk uji kompetensi yang dilakukan pada waktu dan
tempat berbeda, metode uji yang berbeda, dan asesor
kompetensi (3.16) yang berbeda.
25. Banding
Permintaan oleh pemohon sertifikasi (3.19), peserta sertifikasi
(3.20), atau pemegang sertifikat untuk peninjauan kembali atas
keputusan yang telah dibuat oleh lembaga sertifikasi profesi
terkait dengan status sertifikasi yang mereka harapkan.
26. Keluhan
Pernyataan ketidakpuasan, selain banding (3.25), oleh
individu atau organisasi terhadap lembaga sertifikasi
profesi berkaitan dengan hal-hal yang diharapkan dari
kegiatan lembaga sertifikasi profesi, atau pemegang
sertifikat.
27. Pemangku kepentingan
Individu, kelompok atau organisasi yang dipengaruhi oleh
kinerja pemegang sertifikat atau lembaga sertifikasi
profesi.
28. Penilikan atau surveilan
Pemantauan berkala, selama periode sertifikasi, terhadap
pemegang sertifikat untuk memastikan kepatuhannya
terhadap persyaratan yang ditetapkan dalam pedoman,
standar atau skema sertifikasi.
KELEMBAGAAN

1. Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) adalah badan independen yang


mempunyai tugas melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja. Guna
terlaksananya tugas tersebut BNSP dapat memberikan lisensi kepada LSP yang
memenuhi persyaratan yang ditetapkan BNSP. Dalam melaksanakan tugasnya
dan bertanggung jawab kepada Presiden.
2. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), adalah Lembaga pelaksana kegiatan
sertifikasi profesi yang mendapatkan lisensi dari BNSP. LSP dapat mendirikan
cabang.  
3. LSP Cabang, adalah bagian dari LSP yang telah memenuhi persyaratan dan
disetujui oleh BNSP. LSP Cabang ini beroperasi dengan segala kegiatan
operasionalnya yang memperoleh dukungan modal, manajemen, dan
pengendalian dari LSP.  
 6. Tempat Asesmen Kompetensi (TAK/TUK) Suatu tempat kerja profesi atau
tempat simulasi yang memiliki sarana dan prasarana dengan kriteria setara
dengan tempat kerja profesi yang diverifikasi oleh LSP untuk menjadi Tempat
Asesmen Kompetensi (TAK).
7. Lisensi, adalah proses pendelegasian wewenang sertifikasi profesi dari BNSP
kepada LSP melalui proses akreditasi.  
Undang-Undang Nomor 10
Tahun 2009
Tentang Kepariwisataan,
yang didalamnya
mengamanatkan Pemerintah
untuk menyusun sertifikasi
kompetensi dan sertifikasi
usaha yang bergerak di
bidang pariwisata.
PP No. 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi
Kompetensi dan
Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata.

“ Sertifikasi kompetensi di bidang pariwisata


bertujuan untuk memberikan pengakuan
terhadap kompetensi tenaga kerja, dan sekaligus
meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga
kerja.”
“ Pemberlakuan Sertifikasi Kompetensi di
Bidang Pariwisata
bersifat
wajib. “
“ Pengusaha Pariwisata wajib mempekerjakan
Tenaga Kerja yang telah memiliki Sertifikat
Kompetensi di Bidang Pariwisata sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan,
termasuk
tenaga kerja asing.”
 
“Pelaksana sertifikasi kompetensi di bidang
pariwisata dilakukan oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP) bidang Pariwisata,
yang dilaksanakan pada saat proses
pembelajaran, hasil pembelajaran, atau
hasil pengalaman kerja di usaha
pariwisata,”
1. SERTIFIKASI
TENAGA KERJA PIMPINAN PERJALANAN
WISATA
(TOUR LEADER)

SKKNI Sektor Pariwisata


Bidang Pimpinan Perjalanan Wisata
(Tour Leader)
( Kepmen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. Kep. 55/MEN/III/2009 )
Pimpinan Perjalanan Wisata
( Tour Leader )

- Pimpinan perjalanan wisata


(Tour Leader) ini dalam melaksanakan
salah satu tugas pelayanannya adalah
membawa rombongan untuk melakukan
perjalanan wisata di dalam dan di luar
negeri.
Untuk memperoleh Pimpinan perjalanan
wisata(Tour Leader) yang berkualitas, yang meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
kompeten, perlu didukung dengan adanya sistem
pendidikan dan pelatihan nasional yang
dikembangkan berdasarkan kebutuhan.

Salah satu komponen yang harus ada dalam sistem


pendidikan dan pelatihan nasional, adalah adanya
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia,
yang dikembangkan dari kebutuhan dunia usaha di
bidang pariwisata maupun kebudayaan.
Kualifikasi minimal Sumber Daya Manusia (SDM)
dibidang Pimpinan Perjalanan Wisata
(Tour Leader).

- Perlu pembinaan Sumber Daya Manusia di bidang


Pimpinan Perjalanan Wisata (Tour Leader), agar
dapat bersaing dengan negara-negara lain.
- Terpenuhinya pembinaan ini dapat memberikan
nilai tambah bagi perkembangan tenaga kerja di
Indonesia.
- Perlu disusun Standar Kompetensi Kerja Nasional
Bidang Pimpinan perjalanan wisata(Tour Leader).
KOMPETENSI INTI (Fungsional)
1. Melakukan Persiapan Tur;
2. Mengkoordinasikan jadwal persiapan;
3. Mengembangkan Pengetahuan Destinasi;
4. Mengatur saat keberangkatan;
5. Mengatur saat transit
6. Mengatur saat tiba
7. Mengatur saat di kendaraan
8. Mengatur saat check in dan check out di hotel
9. Mengatur peserta saat tur
10. Mengelola tur tambahan
11. Mengatur perpindahan moda transportasi
12. Mengelola permasalahan yang tidak terduga
13. Menangani keluhan peserta selama tur
14. Mengelola laporan tur
2. SERTIFIKASI
TENAGA KERJA BIRO PERJALANAN WISATA
(BPW)

SKKNI Sektor Pariwisata


Bidang Biro Perjalanan Wisata
(Tour Operator)
( Kepmen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. Kep. 238/MEN/X/2004 )
Sertifikasi Tenaga Kerja Klaster BPW
oleh LSP PARIWISATA NASIONAL

1. PAR.UJ01.001.01 Bekerja sama dengan kolega dan


pelanggan;
2. PAR.UJ01.003.01 Mengikuti Prosedur Kesehatan,
Keselamatan dan Keamanan di Tempat
Kerja;
3. PAR.UJ02.008.01 Mempromosikan Produk dan Jasa
Kepada Pelanggan;
4. PAR.UJ02.012.01 Mencari dan Membuat Paket Produk
dan Jasa Pariwisata;
5. PAR.UJ02.018.01 Menjual Produk dan Jasa Pariwisata
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Disampaikan pada Acara :


Pembinaan Biro Perjalanan Wisata (BPW) Penyelenggara Perjalanan
Ibadah Umroh (PPIU) dan Haji Khusus (HK)
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov Jawa Timur
19 Oktober 2017 di Hotel Royal Tretes View, Pasuruan

Anda mungkin juga menyukai