LATAR BELAKANG
A. DASAR PEMIKIRAN
Undang-undang No 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan menyebutkan bahwa
tenaga bidang kesehatan terdiri atas Tenaga Kesehatan dan Asisten Tenaga Kesehatan.
Asisten Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan bidang
kesehatan di bawah jenjang diploma tiga dengan kualifikasi minimum pendidikan menengah
di bidang kesehatan.
Undang-undang tersebut secara jelas menyatakan bahwa di bidang kesehatan terdapat suatu
unsur pekerja dengan nomenklatur Asisten Tenaga Kesehatan yang merupakan lulusan
pendidikan tingkat menengah yang dalam hal ini adalah SMK Kesehatan.
Dalam rangka menjamin mutu lulusan SMK Kesehatan (Asisten Tenaga Kesehatan) maka
diperlukan standarisasi mutu lulusan. Untuk itu perlu diimplementasikan Uji Kompetensi
Keahlian yang bermutu sebagai bagian dari proses evaluasi pembelajaran yang terintegrasi
dalam sistem pendidikan. Uji Kompetensi Keahlian adalah suatu proses yang dilaksanakan
untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja tenaga kesehatan sesuai dengan
standar profesi untuk memastikan seseorang sudah kompeten atau belum kompeten. Jika
dinyatakan sudah kompeten maka berhak untuk mendapatkan Sertifikat Kompetensi resmi
dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Selain itu Uji Kompetensi Keahlian terhadap peserta didik SMK Kesehatan diselenggarakan
sebagai upaya pemenuhan atas amanat Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 80 tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Asisten Tenaga Kesehatan. Undang- Undang No. 20 tahun 2003
pasal 61 menyebutkan bahwa lulusan SMK berhak mendapatkan dua sertifikat yakni ijazah
dan sertifikat kompetensi yang diberikan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau
lembaga sertifikasi. Sedangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 80 tahun 2016
pasal 3 menyebutkan bahwa setiap Asisten Tenaga Kesehatan wajib mengikuti uji kompetensi
yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
1
B. TUJUAN UJI KOMPETENSI KEAHLIAN (UKK)
Tujuan dilaksanakannya UKK bagi peserta didik SMK kesehatan adalah :
1. Memberikan kesempatan bagi lulusan SMK Kesehatan untuk memperoleh Sertifikat
Kompetensi resmi dari BNSP sebagai salah satu persyaratan kerja.
2. Untuk memastikan bahwa lulusan SMK kesehatan sudah kompeten dan terstandar secara
nasional.
3. Menjaga integritas dan kredibilitas semua pihak yang berprofesi di bidang kesehatan.
4. Meningkatkan profesionalisme Asisten Tenaga Kesehatan dalam rangka menjamin
kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
5. Membantu memastikan link and match antara dunia industri dan lembaga pendidikan.
6. Meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan bagi Asisten Tenaga Kesehatan.
7. Menguji pengetahuan dan keterampilan Asisten Tenaga Kesehatan dan mendorong
pembelajaran sepanjang hayat.
C. DASAR PENYELENGGARAAN
1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5670);
4. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
5. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional
Sertifikasi Profesi.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun
2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor
112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5157).
8. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia.
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 tentang Badan Nasional
Sertifikasi Profesi.
10. Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan.
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar
Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
12. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Lembaran Negara Tahun 2019 Nomor 207);
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 80 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan
Asisten Tenaga Kesehatan.
D. ISTILAH DAN DEFINISI
1. Sertifikasi kompetensi kerja
Proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui
uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional Indonesia,
standar internasional dan/atau standar khusus.
2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau
keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
3. Standar kompetensi kerja internasional
Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu organisasi
multinasional dan digunakan secara internasional
4. Standar kompetensi kerja khusus
Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan digunakan oleh organisasi untuk
memenuhi tujuan organisasinya sendiri dan/atau untuk memenuhi kebutuhan organisasi
lain yang memiliki ikatan kerja sama dengan organisasi yang bersangkutan atau
organisasi lain yang memerlukan
5. Profesi
Bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi tertentu yang diakui oleh masyarakat
6. Proses sertifikasi
Kegiatan lembaga sertifikasi profesi dalam menentukan bahwa seseorang memenuhi
persyaratan sertifikasi (3.8), yang mencakup pendaftaran, penilaian, keputusan sertifikasi,
pemeliharaan sertifikasi, sertifikasi ulang, dan penggunaan sertifikat (3.10) maupun logo
atau penanda (mark).
7. Skema sertifikasi
Paket kompetensi (3.11) dan persyaratan spesifik (lihat 8.3 dan 8.4) yang berkaitan dengan
kategori jabatan atau keterampilan tertentu dari seseorang.
8. Persyaratan Sertifikasi
Kumpulan persyaratan yang ditentukan, termasuk persyaratan skema sertifikasi yang harus
dipenuhi dalam menetapkan atau memelihara sertifikasi.
9. Pemilik skema
Organisasi yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan pemeliharaan skema
sertifikasi dalam hal ini adalah LSP Asnakes Indonesia
10. Sertifikat
Dokumen yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi, yang menunjukkan bahwa
orang yang tercantum namanya telah memenuhi persyaratan sertifikasi
11. Kompetensi
Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
* Catatan : untuk Pedoman ini yang dimaksudkan dengan kompetensi adalah
kompetensi kerja, dan merujuk pada batasan/definisi yang digunakan dalam UU
No.13 Tahun 2003.
12. Kualifikasi
Penguasaan capaian pembelajaran yang menyatakan kedudukannya dalam
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
* Catatan: menggunakan batasan dalam Peraturan Presiden RI No.8 Tahun 2012
14. Asesmen
Proses penilaian kepada seseorang terhadap pemenuhan persyaratan yang ditetapkan
dalam skema sertifikasi
15. Uji kompetensi
Tatacara yang merupakan bagian dari asesmen untuk mengukur kompetensi peserta
sertifikasi menggunakan satu atau beberapa cara seperti tertulis, lisan, praktek, dan
pengamatan, sebagaimana ditetapkan dalam skema sertifikasi
16. Penguji kompetensi atau asesor kompetensi
Orang yang mempunyai kompetensi dan mendapatkan penugasan resmi dari LSP untuk
melakukan dan memberikan penilaian dalam uji kompetensi yang memerlukan
pertimbangan atau pembenaran secara profesional.
17. Penyelenggara uji kompetensi
Orang yang diberikan kewenangan oleh lembaga sertifikasi profesi untuk melakukan
administrasi atau mengawasi pelaksanaan uji kompetensi, tetapi tidak melakukan proses
penilaian terhadap kompetensi peserta sertifikasi.
18. Personil
Individu, internal atau eksternal, dari lembaga sertifikasi profesi yang melaksanakan
kegiatan sertifikasi untuk lembaga tersebut.
19. Pemohon sertifikasi
Orang yang telah mendaftar untuk diterima mengikuti proses sertifikasi (3.6).
20. Peserta sertifikasi
Pemohon sertifikasi yang telah memenuhi persyaratan dan telah diterima mengikuti
proses sertifikasi
21. Ketidakberpihakan
Perwujudan dari sikap dan tindakan yang independen dan objektif.
22. Keadilan
Penyediaan kesempatan yang sama untuk meraih keberhasilan bagi tiap peserta sertifikasi
dalam proses sertifikasi
23. Validitas
Bukti bahwa asesmen telah dilakukan menggunakan ukuran-ukuran yang
ditetapkan dalam skema sertifikasi
24. Keandalan
Indikator sejauh mana nilai hasil uji kompetensi konsisten untuk uji kompetensi yang
dilakukan pada waktu dan tempat berbeda, metode uji yang berbeda, dan asesor
kompetensi (3.16) yang berbeda.
25. Banding
Permintaan oleh pemohon sertifikasi), peserta sertifikasi, atau pemegang sertifikat untuk
peninjauan kembali atas keputusan yang telah dibuat oleh Lembaga Sertifikasi Profesi
terkait dengan status sertifikasi yang mereka harapkan.
26. Keluhan
Pernyataan ketidakpuasan, selain banding, oleh individu atau organisasi terhadap
lembaga sertifikasi profesi berkaitan dengan hal-hal yang diharapkan dari kegiatan
lembaga sertifikasi profesi, atau pemegang sertifikat.
27. Pemangku kepentingan
Individu, kelompok atau organisasi yang dipengaruhi oleh kinerja pemegang sertifikat
atau lembaga sertifikasi profesi.
* Contoh : pemegang sertifikat, pengguna layanan dari pemegang sertifikat,
pimpinan dari pemegang sertifikat, konsumen, pemerintah.
* Pemangku kepentingan juga seringkali disebut sebagai para pihak yang
berkepentingan atau disebut lebih singkat sebagai para pihak
STO I
Tindakan terdiri dari membantu klien BAK/BAB, perineal hygiene, personal
hygiene (memandikan klien di atas tempat tidur, mencuci rambut klien di atas
tempat tidur, oral hygiene, dan perawatan kuku), memindahkan klien ke kursi
roda, menyiapkan tempat tidur, dan mengembalikan klien ke atas tempat tidur.
STO II
Kemudian anda mendapati klien yang mengalami penurunan kesadaran. Anda
diminta melakukan komunikasi melalui telepon untuk menerima instruksi
melakukan tindakan perawatan dasar kepada klien yang terdiri dari pemeriksaan
tanda-tanda vital (TTV), pemasangan buli-buli panas, kompres hangat, kirbat es,
dan kompres dingin. Anda juga diminta untuk melakukan perawatan klien
meninggal dunia setelah klien mengalami penurunan kesadaran dan telah
dinyatakan meninggal oleh dokter.
STO III
Setelah selesai melakukan tindakan keperawatan, anda diminta membersihkan dan
merapikan alat keperawatan (alat makan minum, linen, alat stainless, dan alat
BAK/BAB).
d. Titik Kritis
1. Ketepatan membangun hubungan saling percaya
2. Ketepatan menjalin hubungan saling percaya
3. Ketepatan mematuhi prinsip-prinsip steril dan bersih
4. Ketepatan membaca dan menerima instruksi keperawatan dari perawat
generalis (pengawas/supervisor)
5. Ketepatan menilai kebersihan alat
6. Ketepatan membaca dan menerima instruksi keperawatan dalam
menangani jenazah dengan hasil kerja yang optimal yang ditandai
dengan diterimanya musibah tersebut bagi keluarga
almarhum/almarhumah
7. Memahami respon adaptif klien/pasien
8. Ketepatan mengobservasi, membaca hasil pengukuran tanda-tanda vital
9. Ketepatan mencatat hasil pengukuran
10. Kemampuan menjaga privasi klien/pasien
11. Ketepatan memposisikan klien/pasien
12. Memeriksa keadaan kulit di daerah yang tertekan sebelum dan sesudah
memposisikan klien/pasien
13. Memberi perawatan kulit (massage) sebelum dan sesudah
memposisikan klien/ pasien
14. Posisi klien/pasien saat dipindahkan
15. Ketepatan mengatur posisi anatomi klien/pasien
e. Ketiga STO tersebut dilaksanakan maksimal 120 menit.
FLOWCHART
(ALUR KERJA DEMONTRASI/PRAKTEK ASESI BIDANG KEPERAWATAN)
Flowchart ini bertujuan untuk memberikan gambaran alur kerja Asesi dalam melaksanakan Skenario Tes Observasi (STO)
Terdapat 18 unit kompetensi yang akan diujikan kepada Asesi
18 Unit Kompetensi tersebut dibagi menjadi 3 STO (I – II – III)
Dalam melaksanakan 3 STO tersebut Asesi diberi waktu selama 120 menit
STO I :
Membaca instruksi kerja Menyiapkan alat dan Menerapkan prinsip Memandikan klien Membantu klien BAK/BAB
yang diberikan pada STO bahan sesuai dengan infeksi nosokomial diatas tempat tidur di atas tempat tidur
STO dengan menggunakan
APD
Memposisikan klien Mencuci rambut klien diatas Mengganti handscoon Melakukan perineal
Melakukan oral hygiene
duduk di atas tempat tempat tidur untuk personal hygiene hygiene
kepada klien
tidur
13
Kondisi Klien
Tidak
Sad
STO II : ark
an
T
A
H
A
STO III:
15
4. FAR.FK01.006.01 Menghitung/kalkulasi biaya obat dan perbekalan
kesehatan
5. FAR.FK01.011.01 Memberikan pelayanan obat bebas, bebas terbatas dan
perbekalan kesehatan
6. FAR.FK01.013.01 Berkomunikasi dengan orang lain
B. Deskripsi Test
Peserta uji akan dinilai kemampuannya dalam bekerja pada pelayanan
laboratorium. Pada tahap ini mereka harus mampu melakukan semua proses
kerja mulai dari, menerima resep, melakukan skrining resep, menemukan
permasalahan dalam resep, menyampaikan permasalahan kepada pasien,
membuat copy resep, menghitung harga resep mempersiapkan alat dan bahan
serta membuat sediaan obat.
TUK menyiapkan semua kebutuhan alat dan bahan pada ruang khusus atau meja
khusus yang akan digunakan sebagai meja kerja peserta uji.
C. Titik Kritis
1. Kesalahan dalam membaca resep
2. Kesalahan dalam menghitung jenis dan jumlah obat
3. Kesalahan dalam menyiapkan, menimbang dan mengemas bahan/obat, yang
akan diracik.
4. Kesalahan menulis etiket resep dokter (nama pasien, aturan pakai)
5. Kesalahan menempelkan etiket dan label pada kemasan obat
6. Kesalahan penulisan copy resep, copy resep tidak ditandatangani oleh
apoteker
7. Kesalahan dalam menghitung biaya
8. Kesalahan dalam mengambil dan menyerahkan obat bebas/bebas
terbatas/perbekalan kesehatan
9. Kesalahan dalam memberikan informasi
10. Menerima, menginterpretasikan dan menindaklanjuti informasi yang
dibutuhkan dengan akurat, efisien dan sesuai pada kebutuhan tempat kerja
11. Mengerti bahasa sehari-hari, terminologi ilmiah dan teknik yang tepat
dengan level pengetahuan di tempat kerja
D. Waktu Pelaksanaan STO I : 90 menit
E. Intruksi Kerja (sesuai dengan flow chart STO I)
B. Deskripsi Test
Peserta uji akan dinilai kemampuan mereka dalam aspek pengelolaan
administrasi pada unit pelayanan farmasi klinis dan komunitas. Pada tahap ini
mereka harus mampu melakukan semua kompetensi utama dan pendukung.
Mulai dengan kompetensi utama yakni melakukan Pengadaan Sediaan Farmasi
dan Perbekalan Kesehatan, yang didahului dengan melakukan serangkaian
kegiatan mencatat, memesan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan,
Menerima Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan, Menyimpan Sediaan
Farmasi Dan Perbekalan Kesehatan, dan Mendistribusikan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan dari gudang Rumah Sakit (RS). Semua pekerjaan diatas
dilakukan sesuai SOP masing- masing unit pekerjaan.
TUK menyiapkan semua kebutuhan alat dan bahan pada ruang khusus atau
meja khusus yang akan digunakan sebagai meja kerja peserta uji.
C. Titik Kritis
1. Kesalahan dalam menghitung dan mencatat jenis dan jumlah sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan
2. Kesalahan dalam mencocokkan jumlah pada kartu stok dengan keadaan
sebenarnya
3. Kesalahan dalam penulisan surat pesanan
4. Kesalahan dalam memilih PBF
5. Kesalahan dalam mencocokkan jumlah dan jenis barang dengan surat
pesanan, faktur
6. Kesalahan dalam membaca tanggal kadaluarsa
7. Kesalahan dalam tempat penyimpanan/penataan ruang
8. Kesalahan pencatatan pada kartu stok
9. Kesalahan kalkulasi
10. Kesalahan dalam penyusunan formulir pemesanan barang
11. Ketelitian dalam membuat transaksi
12. Ketidaksesuaian barang yang diterima, baik waktu, jumlah dan kualitasnya
13. Kebenaran dan ketepatan jenis dan jumlah obat yang didistribusikan
14. Alur keluar masuknya barang
Untuk keperluan koordinasi dalam rangka menjamin pelayanan dan kelancaran dalam
pelaksanaan UKK, LSP Asnakes Indonesia membentuk Komite Teknis di berbagai tingkatan
wilayah Indonesia yang terdiri dari :
A. UMUM
1. Persyaratan Peserta
a. Bagi pendaftar dengan latar belakang pendidikan SMK Kesehatan dan pada
saat mendaftar belum diterbitkan ijazah, maka pendaftaran dilengkapi dengan
:
Mengisi formulir pendaftaran
Pas photo berwarna terbaru ukuran 3 x 4 sebanyak empat lembar
(*mohon masing-masing lembar photo ditulis identitas yang jelas)
Foto copy Kartu Keluarga (KK) dan kartu tanda pengenal resmi ( KTP / SIM /
Akta Lahir) dengan ejaan nama yang benar
Surat Keterangan dari sekolah yang menyatakan bahwa pendaftar adalah benar
siswa SMK Kesehatan dan telah mengikuti pembelajaran / pelatihan sesuai
dengan unit-unit kompetensi yang tercantum dalam skema sertifikasi (dibuktikan
dengan buku rapor / transkrip nilai)
Foto copy sertifikat Praktik Kerja Industri (Prakerin)
Surat pernyataan bersedia mengikuti mekanisme dan prosedur uji sertifikasi
sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh LSP Asnakes Indonesia
Telah menyelesaikan administrasi
b. Bagi siswa SMK Kesehatan yang telah lulus (alumni) tetapi belum pernah
mengikuti UKK diperkenankan menjadi peserta dengan syarat sebagai
berikut :
Mendaftarkan diri melalui sekolah asal atau TUK terdekat sebagai peserta UKK
Mengisi formulir pendaftaran
Pas photo berwarna terbaru ukuran 3 x 4 sebanyak empat lembar
(*mohon masing-masing lembar photo ditulis identitas yang jelas)
Foto copy Kartu Keluarga (KK) dan tanda pengenal resmi ( KTP / SIM / Akta
Lahir ) dengan ejaan nama yang benar
Foto copy ijazah yang berlegalisir
Surat Keterangan Kerja dari instansi tempat kerja (bagi yang sudah bekerja)
Portofolio peserta yang disahkan oleh instansi tempat kerja (jika ada)
Surat pernyataan bersedia mengikuti mekanisme dan prosedur uji sertifikasi
sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh LSP Asnakes Indonesia.
2. UKK dilaksanakan di TUK yang telah terlisensi/ terverifikasi oleh LSP Asnakes
Indonesia.
3. UKK terdiri dari ujian utama dan ujian susulan.
4. Peserta yang tidak dapat mengikuti ujian utama dengan alasan sakit yang dibuktikan
dengan surat keterangan dokter atau berhalangan seperti misalnya, mendapat musibah
orang tuanya meninggal dunia atau sakit keras, dapat mengikuti ujian susulan.
B. JADWAL UKK
1. UKK yang diselenggarakan bersama dengan LSP Anakes Indonesia dilaksanakan pada
tanggal 14 – 16 April 2020.
2. Jadwal pelaksanaan di tiap-tiap institusi peserta diatur berdasarkan kesepakatan antara
institusi peserta, TUK dan LSP Asnakes Indonesia.
2. Ujian Praktik
a. Setiap peserta diuji minimal oleh seorang Asesor dari LSP Asnakes Indonesia.
b. Setiap penguji diwajibkan mengikuti seluruh proses assesmen mulai dari persiapan
sampai pelaporan hasil.
c. Penilaian ujian praktik dilaksanakan selama proses assesmen sesuai ketentuan yang
telah ditetapkan.
d. Penguji harus mengisi dan menandatangani berita acara UKK.
e. Hasil penilaian dari Asesor disampaikan ke LSP Asnakes Indonesia melalui Komtek
Wilayah.
F. PEMERIKSAAN UJIAN TEORI
1. Ketentuan pemeriksaan hasil ujian teori
a. Pemeriksaan hasil ujian teori dilaksanakan oleh Asesor yang bertugas.
b. Tempat pemeriksaan hasil ujian terjamin keamanan dan kerahasiaan.
c. Nyaman untuk bekerja dan memiliki fasilitas memadai.
B. PROSEDUR PEMBAYARAN
1. Biaya operasional LSP dibayarkan langsung ke LSP Asnakes Indonesia melalui transfer
Bank Syariah Mandiri (kode bank : 451) No. Rek : 7772177725 a.n LSP ASNAKES
INDONESIA.
2. Bukti transfer dikirimkan melalui email kepada Bagian Keuangan LSP Asnakes
Indonesia dengan alamat : lspasnakesindonesia@gmail.com
BAB VI
PENETAPAN HASIL UKK
A. KEPUTUSAN SERTIFIKASI
LSP menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan oleh assesor selama proses assesmen
mencukupi untuk mengambil keputusan sertifikasi dan melakukan penelusuran apabila terjadi
banding. Keputusan sertifikasi terhadap peserta dilakukan rapat pleno oleh Komite Teknis dan
disahkan Ketua LSP Asnakes Indonesia berdasarkan rekomendasi dan informasi yang
dikumpulkan oleh asesor kompetensi melalui proses assesmen.
1. Personil yang membuat keputusan sertifikasi tidak ikut serta dalam pelaksanaan asesmen
dan uji kompetensi
2. Personil yang membuat keputusan sertifikasi memiliki pengetahuan yang cukup dan
pengalaman proses sertifikasi untuk menentukan apakah persyaratan sertifikasi telah
dipenuhi.
3. Sertifikat tidak diserahkan sebelum seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.
B. PENGGUNAAN SERTIFIKAT
Peserta yang disertifikasi harus menandatangani persetujuan untuk :
1. Memenuhi ketentuan yang ada di skema sertifikasi.
2. Menyatakan bahwa sertifikasinya hanya berlaku untuk ruang lingkup skema sertifikasi
yang diberikan.
3. Tidak menyalahgunakan sertifikat yang dapat merugikan LSP dan tidak memberikan
persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP dianggap dapat
menyesatkan atau tidak sah.
BAB VIII
PENGAWASAN DAN PELAPORAN
A. PEMANTAUAN
1. Komite Teknis di semua tingkatan wilayah melaksanakan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan UKK dalam rangka menjaga mutu, akuntabilitas dan memacu kelancaran
pelaksanaan UKK.
2. Jadwal dan ruang lingkup pemantauan dan evaluasi disesuaikan dengan wilayah serta
tahapan penyelenggaraan UKK yang akan dipantau/dievaluasi.
B. PELAPORAN
1. Komite Teknis pada setiap tingkatan membuat laporan UKK sesuai dengan
kewenangannya, mencakup:
a. Laporan penyelenggaraan UKK
b. Laporan hasil UKK
2. Komtek Wilayah menyampaikan laporan UKK kepada Komtek Provinsi.
3. Komtek Provinsi menyampaikan laporan UKK kepada Komtek Pusat.
BAB IX
PENUTUP
Buku Pedoman Pelaksanaan UKK ini merupakan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh LSP
Asnakes Indonesia dalam rangka memberikan kejelasan terhadap penyelenggaraan UKK
Bidang Keahlian Asisten Tenaga Kesehatan Tahun 2019.
Keberhasilan penyelenggaraan UKK sangat tergantung pada keikutsertaan semua pihak yang
terkait secara aktif serta koordinasi dan kerjasama seluruh komponen baik di tingkat Pusat,
Wilayah Provinsi, Wilayah Pembantu maupun institusi peserta UKK.
Pada kondisi tertentu LSP Asnakes Indonesia dapat menetapkan pola yang berbeda dari pola
yang terdapat pada buku petunjuk teknis ini. Hal-hal yang belum tercantum dalam petunjuk
ini akan diatur dan ditetapkan kemudian oleh Ketua LSP Asnakes Indonesia. Untuk informasi
dan kejelasan pelaksanaan UKK ini dapat disampaikan melalui LSP Asnakes Indonesia.
Kami berharap semoga penyelenggaraan UKK berjalan baik dan lancar serta hasilnya dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Indonesia.