Anda di halaman 1dari 40

BAB I

LATAR BELAKANG

A. DASAR PEMIKIRAN
Undang-undang No 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan menyebutkan bahwa
tenaga bidang kesehatan terdiri atas Tenaga Kesehatan dan Asisten Tenaga Kesehatan.
Asisten Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan bidang
kesehatan di bawah jenjang diploma tiga dengan kualifikasi minimum pendidikan menengah
di bidang kesehatan.
Undang-undang tersebut secara jelas menyatakan bahwa di bidang kesehatan terdapat suatu
unsur pekerja dengan nomenklatur Asisten Tenaga Kesehatan yang merupakan lulusan
pendidikan tingkat menengah yang dalam hal ini adalah SMK Kesehatan.
Dalam rangka menjamin mutu lulusan SMK Kesehatan (Asisten Tenaga Kesehatan) maka
diperlukan standarisasi mutu lulusan. Untuk itu perlu diimplementasikan Uji Kompetensi
Keahlian yang bermutu sebagai bagian dari proses evaluasi pembelajaran yang terintegrasi
dalam sistem pendidikan. Uji Kompetensi Keahlian adalah suatu proses yang dilaksanakan
untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja tenaga kesehatan sesuai dengan
standar profesi untuk memastikan seseorang sudah kompeten atau belum kompeten. Jika
dinyatakan sudah kompeten maka berhak untuk mendapatkan Sertifikat Kompetensi resmi
dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Selain itu Uji Kompetensi Keahlian terhadap peserta didik SMK Kesehatan diselenggarakan
sebagai upaya pemenuhan atas amanat Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 80 tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Asisten Tenaga Kesehatan. Undang- Undang No. 20 tahun 2003
pasal 61 menyebutkan bahwa lulusan SMK berhak mendapatkan dua sertifikat yakni ijazah
dan sertifikat kompetensi yang diberikan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau
lembaga sertifikasi. Sedangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 80 tahun 2016
pasal 3 menyebutkan bahwa setiap Asisten Tenaga Kesehatan wajib mengikuti uji kompetensi
yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

1
B. TUJUAN UJI KOMPETENSI KEAHLIAN (UKK)
Tujuan dilaksanakannya UKK bagi peserta didik SMK kesehatan adalah :
1. Memberikan kesempatan bagi lulusan SMK Kesehatan untuk memperoleh Sertifikat
Kompetensi resmi dari BNSP sebagai salah satu persyaratan kerja.
2. Untuk memastikan bahwa lulusan SMK kesehatan sudah kompeten dan terstandar secara
nasional.
3. Menjaga integritas dan kredibilitas semua pihak yang berprofesi di bidang kesehatan.
4. Meningkatkan profesionalisme Asisten Tenaga Kesehatan dalam rangka menjamin
kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
5. Membantu memastikan link and match antara dunia industri dan lembaga pendidikan.
6. Meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan bagi Asisten Tenaga Kesehatan.
7. Menguji pengetahuan dan keterampilan Asisten Tenaga Kesehatan dan mendorong
pembelajaran sepanjang hayat.

C. DASAR PENYELENGGARAAN
1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5670);
4. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
5. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional
Sertifikasi Profesi.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun
2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor
112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5157).
8. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia.
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 tentang Badan Nasional
Sertifikasi Profesi.
10. Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan.
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar
Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
12. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Lembaran Negara Tahun 2019 Nomor 207);
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 80 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan
Asisten Tenaga Kesehatan.
D. ISTILAH DAN DEFINISI
1. Sertifikasi kompetensi kerja
Proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui
uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional Indonesia,
standar internasional dan/atau standar khusus.
2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau
keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
3. Standar kompetensi kerja internasional
Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu organisasi
multinasional dan digunakan secara internasional
4. Standar kompetensi kerja khusus
Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan digunakan oleh organisasi untuk
memenuhi tujuan organisasinya sendiri dan/atau untuk memenuhi kebutuhan organisasi
lain yang memiliki ikatan kerja sama dengan organisasi yang bersangkutan atau
organisasi lain yang memerlukan
5. Profesi
Bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi tertentu yang diakui oleh masyarakat

* Catatan: menggunakan batasan dalam Peraturan Presiden RI No.8 Tahun 2012

6. Proses sertifikasi
Kegiatan lembaga sertifikasi profesi dalam menentukan bahwa seseorang memenuhi
persyaratan sertifikasi (3.8), yang mencakup pendaftaran, penilaian, keputusan sertifikasi,
pemeliharaan sertifikasi, sertifikasi ulang, dan penggunaan sertifikat (3.10) maupun logo
atau penanda (mark).
7. Skema sertifikasi
Paket kompetensi (3.11) dan persyaratan spesifik (lihat 8.3 dan 8.4) yang berkaitan dengan
kategori jabatan atau keterampilan tertentu dari seseorang.
8. Persyaratan Sertifikasi
Kumpulan persyaratan yang ditentukan, termasuk persyaratan skema sertifikasi yang harus
dipenuhi dalam menetapkan atau memelihara sertifikasi.
9. Pemilik skema
Organisasi yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan pemeliharaan skema
sertifikasi dalam hal ini adalah LSP Asnakes Indonesia
10. Sertifikat
Dokumen yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi, yang menunjukkan bahwa
orang yang tercantum namanya telah memenuhi persyaratan sertifikasi
11. Kompetensi
Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
* Catatan : untuk Pedoman ini yang dimaksudkan dengan kompetensi adalah
kompetensi kerja, dan merujuk pada batasan/definisi yang digunakan dalam UU
No.13 Tahun 2003.

12. Kualifikasi
Penguasaan capaian pembelajaran yang menyatakan kedudukannya dalam
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
* Catatan: menggunakan batasan dalam Peraturan Presiden RI No.8 Tahun 2012

13. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia


Kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan,
menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan
kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai
dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.
* Catatan: menggunakan batasan dalam Peraturan Pemerintah No.31 Tahun 2006
dan Peraturan Presiden RI No.8 Tahun 2012.

14. Asesmen
Proses penilaian kepada seseorang terhadap pemenuhan persyaratan yang ditetapkan
dalam skema sertifikasi
15. Uji kompetensi
Tatacara yang merupakan bagian dari asesmen untuk mengukur kompetensi peserta
sertifikasi menggunakan satu atau beberapa cara seperti tertulis, lisan, praktek, dan
pengamatan, sebagaimana ditetapkan dalam skema sertifikasi
16. Penguji kompetensi atau asesor kompetensi
Orang yang mempunyai kompetensi dan mendapatkan penugasan resmi dari LSP untuk
melakukan dan memberikan penilaian dalam uji kompetensi yang memerlukan
pertimbangan atau pembenaran secara profesional.
17. Penyelenggara uji kompetensi
Orang yang diberikan kewenangan oleh lembaga sertifikasi profesi untuk melakukan
administrasi atau mengawasi pelaksanaan uji kompetensi, tetapi tidak melakukan proses
penilaian terhadap kompetensi peserta sertifikasi.
18. Personil
Individu, internal atau eksternal, dari lembaga sertifikasi profesi yang melaksanakan
kegiatan sertifikasi untuk lembaga tersebut.
19. Pemohon sertifikasi
Orang yang telah mendaftar untuk diterima mengikuti proses sertifikasi (3.6).
20. Peserta sertifikasi
Pemohon sertifikasi yang telah memenuhi persyaratan dan telah diterima mengikuti
proses sertifikasi
21. Ketidakberpihakan
Perwujudan dari sikap dan tindakan yang independen dan objektif.

* Catatan 1 : Objektivitas berarti bahwa benturan/konflik kepentingan tidak


terjadi, atau dapat diselesaikan, agar tidak menyebabkan pengaruh yang
merugikan terhadap kegiatan sertifikasi.
* Catatan 2 : Istilah lain yang bermanfaat dalam menjelaskan unsur ketidak
berpihakan adalah : kemandirian, bebas dari benturan kepentingan, bebas dari
bias, lack of prejudice, kenetralan, keadilan, keterbukaan berpikir, even
handedness, detachment, keseimbangan.

22. Keadilan
Penyediaan kesempatan yang sama untuk meraih keberhasilan bagi tiap peserta sertifikasi
dalam proses sertifikasi
23. Validitas
Bukti bahwa asesmen telah dilakukan menggunakan ukuran-ukuran yang
ditetapkan dalam skema sertifikasi
24. Keandalan
Indikator sejauh mana nilai hasil uji kompetensi konsisten untuk uji kompetensi yang
dilakukan pada waktu dan tempat berbeda, metode uji yang berbeda, dan asesor
kompetensi (3.16) yang berbeda.
25. Banding
Permintaan oleh pemohon sertifikasi), peserta sertifikasi, atau pemegang sertifikat untuk
peninjauan kembali atas keputusan yang telah dibuat oleh Lembaga Sertifikasi Profesi
terkait dengan status sertifikasi yang mereka harapkan.
26. Keluhan
Pernyataan ketidakpuasan, selain banding, oleh individu atau organisasi terhadap
lembaga sertifikasi profesi berkaitan dengan hal-hal yang diharapkan dari kegiatan
lembaga sertifikasi profesi, atau pemegang sertifikat.
27. Pemangku kepentingan
Individu, kelompok atau organisasi yang dipengaruhi oleh kinerja pemegang sertifikat
atau lembaga sertifikasi profesi.
* Contoh : pemegang sertifikat, pengguna layanan dari pemegang sertifikat,
pimpinan dari pemegang sertifikat, konsumen, pemerintah.
* Pemangku kepentingan juga seringkali disebut sebagai para pihak yang
berkepentingan atau disebut lebih singkat sebagai para pihak

28. Penilikan atau surveilan


Pemantauan berkala, selama periode sertifikasi, terhadap pemegang sertifikat untuk
memastikan kepatuhannya terhadap persyaratan yang ditetapkan dalam pedoman, standar
atau skema sertifikasi.
BAB II
SISTEM UJIAN
A. BENTUK UJIAN
1. Bentuk ujian yang dilaksanakan adalah Uji Kompetensi dalam rangka memperoleh
Sertifikat Kompetensi yang resmi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
2. Uji Kompetensi merupakan bagian dari asesmen yaitu suatu metodologi yang
dikembangkan untuk menelusuri bukti-bukti baik langsung maupun tidak langsung dalam
rangka memastikan apakah seseorang sudah kompeten atau belum.
3. Uji Kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang telah terverifikasi
oleh LSP Asnakes Indonesia.
4. Dalam buku pedoman ini, UKK yang diselenggarakan LSP Asnakes Indonesia ditujukan
untuk peserta didik SMK Kesehatan yang telah menyelesaikan pembelajaran atau alumni
SMK Kesehatan yang menginginkan untuk disertifikasi.
5. UKK yang dilaksanakan merupakan upaya implementasi dari amanat Undang- Undang
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (pasal 61) dan Peraturan Menteri
Kesehatan RI nomor 80 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Asisten Tenaga
Kesehatan (pasal 3).
6. Dalam hal sebagaimana nomor 5, maka UKK dapat dijadikan sebagai bagian dari Ujian
Akhir Sekolah atau dapat berdiri sendiri dalam rangka Sertifikasi Kompetensi kepada
lulusan.
7. UKK dimulai dengan asesmen mandiri untuk mengetahui kesiapan peserta.
8. Jika dalam asesmen mandiri peserta telah dinyatakan siap, maka akan dilanjutkan dengan
ujian teori dan ujian praktek (observasi demonstrasi) atau metode lain yang
dikembangkan oleh Asesor sasuai prinsip-prinsip asesmen.
9. Ujian teori dan ujian praktek (observasi demonstrasi) bertujuan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan, sikap kerja dan ketrampilan peserta.
10. Bagi peserta yang terbukti sudah kompeten akan direkomendasikan oleh asesor untuk
mendapatkan sertifikat kompetensi dari LSP Asnakes Indonesia atas nama Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
11. Bagi peserta yang belum kompeten akan diberi surat keterangan dan diberikan
kesempatan untuk asesmen ulang jika peserta merasa sudah mampu.
B. PROSEDUR MENGIKUTI UJI KOMPETENSI KEAHLIAN (UKK)
1. Satuan pendidikan membentuk panitia/pengurus TUK yang bertugas
mengkoordinir calon peserta UKK.
2. Panitia/pengurus TUK mengajukan kerjasama pelaksanaan UKK ke LSP Asnakes
Indonesia.
3. Bersamaan dengan pengajuan calon peserta UKK tersebut, sekaligus juga dapat
mengajukan pendirian TUK
4. Pengajuan kerjasama UKK dan pendirian TUK dilaksanakan oleh Komite Teknis LSP
Asnakes Indonesia di wilayah masing-masing dengan melampirkan :
o Daftar calon peserta UKK ;
o Daftar panitia/pengurus TUK
o Surat pernyataan kesediaan untuk diverifikasi
** Keterangan :
Calon peserta yang didaftarkan tidak terbatas pada peserta didik tingkat akhir di satuan
pendidikan bersangkutan tetapi juga diperkenankan untuk para alumni baik yang
belum maupun yang telah bekerja dalam rangka mendapatkan Sertifikat Kompetensi.
5. Setelah menerima pengajuan kerjasama UKK dan pendirian TUK, maka LSP Asnakes
Indonesia akan mengirimkan instrumen-instrumen terkait pelaksanaan UKK dan
pendirian TUK.
6. Selanjutnya LSP Asnakes Indonesia akan melakukan verifikasi sesuai dengan jadwal
yang telah disepakati.
1) Verifikasi bertujuan untuk menilai kesesuaian kondisi riil calon peserta dan TUK
yang diajukan dengan skema sertifikasi yang telah ditetapkan oleh LSP Asnakes
Indonesia.
2) Verifikasi dilakukan terhadap :
o Profil lulusan;
o Tenaga pengajar (jenis dan rasio);
o Kurikulum yang digunakan;
o Pelaksanaan proses pembelajaran.
o Sarana prasarana (Laboratorium yang akan digunakan sebagai TUK)
o Panitia/pengurus TUK
3) Verifikasi dilakukan oleh tim yang dibentuk LSP Asnakes Indonesia yang terdiri
dari para Auditor atau Asesor dari LSP Asnakes Indonesia.
4) Jika dari hasil verifikasi telah dinyatakan layak maka selanjutnya ditetapkan
persetujuan (MOU) antara satuan pendidikan dan LSP Asnakes Indonesia sebagai
pasangan dalam pelaksanaan UKK.
5) Bagi satuan pendidikan yang belum memiliki TUK dapat bergabung dengan satuan
pendidikan lain.

C. MATERI UJI KOMPETENSI (MUK)


I. KOMPETENSI KEPERAWATAN
1. Ujian Teori
a. Ujian teori merupakan proses pengumpulan bukti tambahan dalam asesmen
b. Materi ujian teori mencakup 18 (delapan belas) unit kompetensi
sebagaimana dalam skema sertifikasi
c. Bentuk ujian berupa :
1) Tes tulis terdiri dari 50 soal pilihan ganda dengan waktu pelaksanaan 60 menit.
2) Wawancara dilaksanakan saat praktik demonstrasi pada batasan titik kritis
yang dianggap perlu
2. Ujian Praktik (Observasi-Demonstrasi)
a. Ujian praktik merupakan proses pengumpulan bukti langsung dalam asesmen.
b. Materi ujian praktik mencakup 18 (delapan belas) unit kompetensi sebagaimana
dalam skema sertifikasi dan dikelompokkan menjadi 3 (tiga) Skenario Tes
Observasi (STO) yaitu :
1) STO I : Membantu menjaga kebersihan diri klien
A. Unit Kompetensi Utama
1. KES.VK02.001.01 Menerapkan personal hygiene kepada klien
2. KES.VK02.009.01 Menolong klien/pasien buang air kecil di tempat
tidur
3. KES.VK02.010.01 Menolong klien/pasien buang air besar di tempat
tidur
4. KES.VK02.002.01 Melakukan perawatan perineum
5. KES.VK02.014.01 Memindahkan klien/pasien dari tempat tidur ke
brankard (kursi roda) dan sebaliknya
6. KES.VK02.003.01 Menyiapkan tempat tidur sebagai bagian dari
asuhan keperawatan
B. Unit Kompetensi Pendukung
1. KES.VK01.001.01 Melakukan komunikasi interpersonal dalam
melaksanakan tindakan keperawatan
2. KES.VK01.002.01 Menerapkan prinsip etika, etiket dalam
keperawatan
3. KES.VK01.003.01 Menerapkan prinsip infeksi nosokomial
4. KES.VK02.013.01 Membantu klien/pasien duduk di tempat tidur
5. KES.VK02.015.01 Mobilisasi klien/pasien miring kiri, kanan, dan
berbaring
2) STO II : Pemeriksaan tanda-tanda vital dan perawatan dasar
A. Unit Kompetensi Utama
1. KES.VK02.008.01 Mengukur tanda-tanda vital
2. KES.VK02.006.01 Memasang buli-buli panas
3. KES.VK02.012.01 Memberi kompres hangat
4. KES.VK02.007.01 Memasang kirbat es
5. KES.VK02.011.01 Memberi kompres dingin
6. KES.VK02.005.01 Melakukan perawatan setelah klien/pasien
meninggal dunia
B. Unit Kompetensi Pendukung
1. KES.VK01.001.01 Melakukan komunikasi interpersonal dalam
melaksanakan tindakan keperawatan
2. KES.VK01.002.01 Menerapkan prinsip etika, etiket dalam
keperawatan
3. KES.VK01.003.01 Menerapkan prinsip infeksi nosokomial
3) STO III : Membersihkan alat-alat keperawatan
A. Unit Kompetensi Utama
1. KES.VK02.004.01 Membersihkan alat-alat keperawatan
B. Unit Kompetensi Pendukung
1. KES.VK01.002.01 Menerapkan prinsip etika, etiket dalam
keperawatan
2. KES.VK01.003.01 Menerapkan prinsip infeksi nosocomial
c. Deskripsi Tes
Dalam rangka mencapai kualifikasi sebagai seorang asisten perawat, anda diminta
untuk membantu menjaga kebersihan diri klien yang sudah di rawat 3 hari,
terpasang infus di lengan kiri, terdapat balutan luka di betis kanan, kesadaran
compos mentis dengan bantuan minimal.

STO I
Tindakan terdiri dari membantu klien BAK/BAB, perineal hygiene, personal
hygiene (memandikan klien di atas tempat tidur, mencuci rambut klien di atas
tempat tidur, oral hygiene, dan perawatan kuku), memindahkan klien ke kursi
roda, menyiapkan tempat tidur, dan mengembalikan klien ke atas tempat tidur.

STO II
Kemudian anda mendapati klien yang mengalami penurunan kesadaran. Anda
diminta melakukan komunikasi melalui telepon untuk menerima instruksi
melakukan tindakan perawatan dasar kepada klien yang terdiri dari pemeriksaan
tanda-tanda vital (TTV), pemasangan buli-buli panas, kompres hangat, kirbat es,
dan kompres dingin. Anda juga diminta untuk melakukan perawatan klien
meninggal dunia setelah klien mengalami penurunan kesadaran dan telah
dinyatakan meninggal oleh dokter.

STO III
Setelah selesai melakukan tindakan keperawatan, anda diminta membersihkan dan
merapikan alat keperawatan (alat makan minum, linen, alat stainless, dan alat
BAK/BAB).
d. Titik Kritis
1. Ketepatan membangun hubungan saling percaya
2. Ketepatan menjalin hubungan saling percaya
3. Ketepatan mematuhi prinsip-prinsip steril dan bersih
4. Ketepatan membaca dan menerima instruksi keperawatan dari perawat
generalis (pengawas/supervisor)
5. Ketepatan menilai kebersihan alat
6. Ketepatan membaca dan menerima instruksi keperawatan dalam
menangani jenazah dengan hasil kerja yang optimal yang ditandai
dengan diterimanya musibah tersebut bagi keluarga
almarhum/almarhumah
7. Memahami respon adaptif klien/pasien
8. Ketepatan mengobservasi, membaca hasil pengukuran tanda-tanda vital
9. Ketepatan mencatat hasil pengukuran
10. Kemampuan menjaga privasi klien/pasien
11. Ketepatan memposisikan klien/pasien
12. Memeriksa keadaan kulit di daerah yang tertekan sebelum dan sesudah
memposisikan klien/pasien
13. Memberi perawatan kulit (massage) sebelum dan sesudah
memposisikan klien/ pasien
14. Posisi klien/pasien saat dipindahkan
15. Ketepatan mengatur posisi anatomi klien/pasien
e. Ketiga STO tersebut dilaksanakan maksimal 120 menit.
FLOWCHART
(ALUR KERJA DEMONTRASI/PRAKTEK ASESI BIDANG KEPERAWATAN)
 Flowchart ini bertujuan untuk memberikan gambaran alur kerja Asesi dalam melaksanakan Skenario Tes Observasi (STO)
 Terdapat 18 unit kompetensi yang akan diujikan kepada Asesi
 18 Unit Kompetensi tersebut dibagi menjadi 3 STO (I – II – III)
 Dalam melaksanakan 3 STO tersebut Asesi diberi waktu selama 120 menit

STO I :

Membaca instruksi kerja Menyiapkan alat dan Menerapkan prinsip Memandikan klien Membantu klien BAK/BAB
yang diberikan pada STO bahan sesuai dengan infeksi nosokomial diatas tempat tidur di atas tempat tidur
STO dengan menggunakan
APD

Memposisikan klien Mencuci rambut klien diatas Mengganti handscoon Melakukan perineal
Melakukan oral hygiene
duduk di atas tempat tempat tidur untuk personal hygiene hygiene
kepada klien
tidur

Menyiapkan tempat tidur


Memindahkan klien ke sebagai bagian dari asuhan
Memotong kuku klien kursi roda keperawatan
Mengembalikan klien diatas
tempat tidur kembali T
A
H
A

13
Kondisi Klien
Tidak
Sad
STO II : ark
an

Memasang buli-buli Melakukan Menerapkan prinsip infeksi Melakukan komunikasi


panas pemeriksaan Tanda- nosokomial dengan keperawatan interpersonal
Tanda Vital menggunakan APD melalui telepon

Melakukan kompres Memasang kirbat es Melakukan kompres Melakukan perawatan


hangat dingin klien meninggal dunia

T
A
H
A
STO III:

Melakukan dokumentasi tindakan Merapikan peralatan Membersihkan alat-alat keperawatan


pada STO I, STO II, dan STO III

Gambar 2.1: Alur Kerja STO Keperawatan


II. KOMPETENSI FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS
1. Ujian Teori
a. Materi ujian teori mencakup 20 (dua puluh) unit kompetensi sebagaimana dalam
skema sertifikasi.
b. Bentuk ujian adalah tes tulis terdiri dari 50 soal pilihan ganda yang masing-
masing soal memiliki bobot yang sama.
c. Waktu pelaksanaan : 60 menit

2. Ujian Praktik (Observasi-Demonstrasi)


Materi uji praktek mencakup 20 (dua puluh) unit kompetensi sebagaimana termaktub
dalam Skema Sertifikasi Sertifikat II Bidang Farmasi. Agar seluruh keriteria unjuk
kerja pada setiap elemen dan unit kompetensi yang akan diobservasi dapat dilakukan
secara terstruktur dan sistematis maka perlu disusun Skenario Tes Observasi. Di
Bidang Farmasi, Skenario ini dikelompokkan menjadi 2 (dua) Skenario Tes Observasi
dimana masing-masing skenario mencakup beberapa unit kompetensi yang saling
berkaitan dan disusun sebagai suatu rangkaian kerja (Integrated working). Setiap
skenario dilaksanakan dalam satu meja praktik lengkap dengan bahan dan
peralatannya. Peserta wajib melaksanakan setiap rangkaian kerja yang akan menjadi
bahan uji pada masing- masing kedua skenario tersebut secara berurutan.
Kedua STO tersebut adalah sebagai berikut :

a. STO I : Pelayanan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan di Unit


Pelayanan
A. Unit Kompetensi yang diuji
Unit Kompetensi Utama:
1. FAR.FK01.007.01 Menyiapkan dan meracik sediaan farmasi

Unit Kompetensi Pendukung:


1. FAR.FK01.008.01 Menulis etiket dan menempelkannya pada
kemasan sediaan
2. FAR.FK01.009.01 Menulis Copy Resep
3. FAR.FK01.012.01 Membuat sediaan obat guna keperluan
/persediaan di apotik

15
4. FAR.FK01.006.01 Menghitung/kalkulasi biaya obat dan perbekalan
kesehatan
5. FAR.FK01.011.01 Memberikan pelayanan obat bebas, bebas terbatas dan
perbekalan kesehatan
6. FAR.FK01.013.01 Berkomunikasi dengan orang lain

B. Deskripsi Test
Peserta uji akan dinilai kemampuannya dalam bekerja pada pelayanan
laboratorium. Pada tahap ini mereka harus mampu melakukan semua proses
kerja mulai dari, menerima resep, melakukan skrining resep, menemukan
permasalahan dalam resep, menyampaikan permasalahan kepada pasien,
membuat copy resep, menghitung harga resep mempersiapkan alat dan bahan
serta membuat sediaan obat.
TUK menyiapkan semua kebutuhan alat dan bahan pada ruang khusus atau meja
khusus yang akan digunakan sebagai meja kerja peserta uji.

C. Titik Kritis
1. Kesalahan dalam membaca resep
2. Kesalahan dalam menghitung jenis dan jumlah obat
3. Kesalahan dalam menyiapkan, menimbang dan mengemas bahan/obat, yang
akan diracik.
4. Kesalahan menulis etiket resep dokter (nama pasien, aturan pakai)
5. Kesalahan menempelkan etiket dan label pada kemasan obat
6. Kesalahan penulisan copy resep, copy resep tidak ditandatangani oleh
apoteker
7. Kesalahan dalam menghitung biaya
8. Kesalahan dalam mengambil dan menyerahkan obat bebas/bebas
terbatas/perbekalan kesehatan
9. Kesalahan dalam memberikan informasi
10. Menerima, menginterpretasikan dan menindaklanjuti informasi yang
dibutuhkan dengan akurat, efisien dan sesuai pada kebutuhan tempat kerja
11. Mengerti bahasa sehari-hari, terminologi ilmiah dan teknik yang tepat
dengan level pengetahuan di tempat kerja
D. Waktu Pelaksanaan STO I : 90 menit
E. Intruksi Kerja (sesuai dengan flow chart STO I)

Gambar 2.2: Alur Kerja STO I


Farmasi

b. STO II : Pengelolaan administrasi Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan di


Unit Pelayanan
A. Unit Kompetensi yang diuji
Unit Kompetensi Utama:
1. FAR.FK02.002.01 Melakukan Pengadaan Sediaan Farmasi dan
Perbekalan Kesehatan

Unit Kompetensi Pendukung:


1. FAR.FK01.001.01 Mencatat kebutuhan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan
2. FAR.FK01.002.01 Memesan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan
3. FAR.FK01.003.01 Menerima Sediaan Farmasi dan Perbekalan
Kesehatan
4. FAR.FK.01.004.01 Menyimpan Sediaan Farmasi Dan Perbekalan
Kesehatan
5. FAR.FK01.005.01 Melakukan administrasi dokumen-dokumen
sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
6. FAR.RS01.001.01 Melakukan pencatatan dan dokumentasi
perencanaan pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan
7. FAR.RS01.004.01 Melakukan penerimaan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan
8. FAR.RS01.005.01 Melakukan penyimpanan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan
9. FAR.RS01.006.01 Mendistribusikan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan dari gudang Rumah Sakit (RS)
10. FAR.RS02.003.01 Melakukan penerimaan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan
11. FAR.RS02.005.01 Melakukan distribusi sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan
12. FAR.RS01.008.01 Menyiapkan keperluan sediaan non steril di RS
sederhana

B. Deskripsi Test
Peserta uji akan dinilai kemampuan mereka dalam aspek pengelolaan
administrasi pada unit pelayanan farmasi klinis dan komunitas. Pada tahap ini
mereka harus mampu melakukan semua kompetensi utama dan pendukung.
Mulai dengan kompetensi utama yakni melakukan Pengadaan Sediaan Farmasi
dan Perbekalan Kesehatan, yang didahului dengan melakukan serangkaian
kegiatan mencatat, memesan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan,
Menerima Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan, Menyimpan Sediaan
Farmasi Dan Perbekalan Kesehatan, dan Mendistribusikan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan dari gudang Rumah Sakit (RS). Semua pekerjaan diatas
dilakukan sesuai SOP masing- masing unit pekerjaan.
TUK menyiapkan semua kebutuhan alat dan bahan pada ruang khusus atau
meja khusus yang akan digunakan sebagai meja kerja peserta uji.

C. Titik Kritis
1. Kesalahan dalam menghitung dan mencatat jenis dan jumlah sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan
2. Kesalahan dalam mencocokkan jumlah pada kartu stok dengan keadaan
sebenarnya
3. Kesalahan dalam penulisan surat pesanan
4. Kesalahan dalam memilih PBF
5. Kesalahan dalam mencocokkan jumlah dan jenis barang dengan surat
pesanan, faktur
6. Kesalahan dalam membaca tanggal kadaluarsa
7. Kesalahan dalam tempat penyimpanan/penataan ruang
8. Kesalahan pencatatan pada kartu stok
9. Kesalahan kalkulasi
10. Kesalahan dalam penyusunan formulir pemesanan barang
11. Ketelitian dalam membuat transaksi
12. Ketidaksesuaian barang yang diterima, baik waktu, jumlah dan kualitasnya
13. Kebenaran dan ketepatan jenis dan jumlah obat yang didistribusikan
14. Alur keluar masuknya barang

D. Waktu Pelaksanaan STO II : 30 menit


E. Intruksi Kerja (sesuai dengan flow chart STO II)

Gambar 2.3: Alur Kerja STO II


Farmasi
BAB III
PENGORGANISASIAN

Untuk keperluan koordinasi dalam rangka menjamin pelayanan dan kelancaran dalam
pelaksanaan UKK, LSP Asnakes Indonesia membentuk Komite Teknis di berbagai tingkatan
wilayah Indonesia yang terdiri dari :

A. KOMITE TEKNIS PUSAT


1. Komite Teknis Pusat dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Ketua LSP Asnakes
Indonesia dan diketuai langsung oleh Kepala Bagian Sertifikasi LSP Asnakes Indonesia.
2. Komite Teknis Pusat bertanggung jawab terhadap kegiatan UKK di seluruh wilayah
Indonesia dengan uraian tugas sebagai berikut :
a. Merencanakan dan mengkoordinir penyelenggaraan UKK.
b. Merencanakan dan mengkoordinir verifikasi dan penetapan TUK.
c. Melakukan pendataan, pemetaan dan penugasan asesor kompetensi bidang Asisten
Tenaga Kesehatan seluruh wilayah Indonesia.
d. Melakukan pendataan dan pemetaan calon peserta UKK seluruh wilayah Indonesia.
e. Menerima dan mengevaluasi usulan dari Komite Teknis Provinsi tentang
penyelenggaraan UKK di Provinsi tersebut untuk mendapat persetujuan Ketua LSP
Asnakes Indonesia.
f. Melaksanakan administrasi penyelenggaraan UKK termasuk surat menyurat.
g. Menyusun dan mendistribusikan pedoman pelaksanaan UKK ke Komite Teknis
Provinsi atau langsung ke Komite Teknis Wilayah Pembantu.
h. Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan UKK.
i. Menetapkan jadwal pelaksanaan UKK.
j. Menyusun dan menggandakan master form assesmen beserta perangkat uji lainnya.
k. Mengirimkan master form assesmen beserta perangkat uji kepada Komite Teknis
Provinsi atau langsung ke Komite Teknis Wilayah Pembantu.
l. Melakukan supervisi dan evaluasi pelaksanaan UKK.
m. Menangani secara langsung pelaksanaan UKK di institusi- institusi yang belum
terbentuk Komite Teknis.
n. Mengadministrasikan dan menata semua dokumen hasil asesmen.
o. Menerima dan mengevaluasi hasil asesmen dari Asesor melalui rapat pleno.
p. Membuat rekomendasi kepada Ketua LSP untuk memberikan surat keputusan hasil
sidang pleno kepada peserta UKK.
q. Mendistribusikan Sertifikat Kompetensi yang telah diputUKKan oleh ketua LSP
kepada Komite Teknis Provinsi atau Komite Teknis Wilayah Pembantu atau langsung
ke TUK atau langsung kepada peserta UKK.
r. Menerima, mengolah dan mengevaluasi laporan pelaksanaan UKK dari Komite Teknis
Provinsi.
s. Menindaklanjuti laporan hasil pelaksanaan UKK sebagai bahan penyusunan rencana
kegiatan yang akan datang.
t. Membuat laporan pelaksanaan UKK kepada Ketua LSP ASNAKES Indonesia.

B. KOMITE TEKNIS PROVINSI


Tugas Komite Teknis Provinsi adalah sebagai koordinator pelaksanaan UKK dalam suatu wilayah
Provinsi dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Susunan pengurus Komite Teknis Provinsi terdiri dari ;
- Ketua
- Wakil Ketua Bidang Farmasi Klinis dan Komunitas
- Wakil Ketua Bidang Asisten Keperawatan
- Wakil Ketua Bidang Teknologi Laboratorium Medik
- Sekretaris
- Bendahara
- Staf Administrasi
2. Khusus personel yang ditunjuk sebagai Wakil Ketua harus seorang asesor berlisensi
BNSP dengan kompetensi sesuai bidangnya.
3. Kepengurusan Komite Teknis Provinsi ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua LSP
Asnakes Indonesia.
4. Kepengurusan Komite Teknis Provinsi bersifat kolektif kolegial, oleh karena itu
diharapkan setiap keputusan yang diambil adalah merupakan hasil kesepakatan bersama
antar pimpinan.
5. Dalam melaksanakan tugasnya Komite Teknis Provinsi bekerjasama dengan dinas terkait
dan Asosiasi SMK Kesehatan di Provinsi bersangkutan.
6. Komite Teknis Provinsi mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Mengusulkan pembentukan Komite Teknis Wilayah Pembantu ke Komite
Teknis Pusat untuk disahkan LSP Asnakes Indonesia.
b. Menyusun rencana penyelenggaraan UKK di Provinsi bersangkutan dan diajukan ke
Komite Teknis Pusat untuk mendapatkan persetujuan.
c. Melaksanakan sosialisasi dan promosi tentang segala hal terkait kegiatan UKK oleh
LSP Asnakes Indonesia.
d. Melakukan pendataan dan pemetaan asesor kompetensi bidang Asisten Tenaga
Kesehatan di wilayah kerjanya.
e. Mendata dan meneliti calon peserta UKK dari Provinsi masing-masing dan
memproses data tersebut sesuai ketentuan.
f. Menjaga keamanan dan kerahasiaan semua dokumen terkait UKK.
g. Mengatur jadwal kegiatan UKK di wilayah kerjanya sesuai ketentuan yang
ditetapkan Komtek Pusat.
h. Mengusulkan tim verifikator TUK, tim Asesor dan tim pengawas (penyelia) ke
Komtek Pusat untuk disahkan LSP Asnakes Indonesia.
i. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan UKK di Provinsi masing- masing.
j. Menerima penyerahan berkas hasil assesmen dan laporan pelaksanaan UKK dari
Komtek Wilayah Pembantu.
k. Melaksanakan rapat pleno untuk pembahasan, penataan dan
pengadministrasian hasil assesmen dan laporan pelaksanaan UKK.
l. Menyerahkan berkas hasil assesmen yang sudah tertata dan teradministrasikan ke
Komite Teknis Pusat
m. Menerima hasil keputusan UKK oleh Ketua LSP Asnakes Indonesia.
n. Menerima sertifikat kompetensi yang telah disahkan LSP Asnakes Indonesia dan
mendistribusikan ke Komite Teknis Wilayah Pembantu.
o. Memantau pendistribusian sertifikat kompetensi.
p. Menindaklanjuti laporan hasil pelaksanaan UKK di wilayah kerjanya.
q. Membuat laporan pelaksanaan UKK di wilayah kerjanya untuk disampaikan ke
Komite Teknis Pusat.
C. KOMITE TEKNIS WILAYAH PEMBANTU
Tugas Komite Teknis Wilayah Pembantu adalah sebagai koordinator pelaksanaan UKK
dengan wilayah kerja meliputi suatu wilayah Eks Karesidenan di Provinsi bersangkutan atau
suatu wilayah sesuai yang ketentuan yang ditetapkan oleh Komite Teknis Provinsi
bersangkutan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Komite Teknis Wilayah Pembantu dibentuk atas usulan dari Komite Teknis Provinsi
yang bersangkutan.
2. Susunan pengurus Komtek Wilayah terdiri dari ;
- Ketua
- Wakil Ketua Bidang Farmasi Klinis dan Komunitas
- Wakil Ketua Bidang Asisten Keperawatan
- Wakil Ketua Bidang Teknologi Laboratorium Medik
- Sekretaris
- Bendahara
- Staf
3. Khusus personel yang ditunjuk sebagai Wakil Ketua harus seorang asesor berlisensi
BNSP dengan kompetensi sesuai bidangnya.
4. Kepengurusan Komite Teknis Wilayah Pembantu ditetapkan dengan Surat Keputusan
Ketua LSP Asnakes Indonesia.
5. Kepengurusan Komtek Wilayah bersifat kolektif kolegial, oleh karena itu diharapkan
setiap keputusan yang diambil adalah merupakan hasil kesepakatan bersama antar
pimpinan.
6. Dalam melaksanakan tugasnya Komite Teknis Wilayah Pembantu bekerjasama dengan
Dinas terkait di tiap-tiap Kabupaten/Kota dan Asosiasi SMK Kesehatan di wilayah kerja
bersangkutan.
7. Komite Teknis Wilayah Pembantu Komite Teknis Wilayah Pembantu Komite Teknis
Wilayah Pembantu Komite Teknis Wilayah Pembantu Komite Teknis Wilayah Pembantu
Komite Teknis Wilayah Pembantu Komite Teknis Wilayah Pembantu mempunyai tugas
sebagai berikut :
a. Melaksanakan pendataan dan pemetaan asesor kompetensi bidang Asisten Tenaga
Kesehatan di wilayah kerjanya.
b. Mendata dan meneliti calon peserta UKK dari wilayah kerjanya dan memproses data
tersebut untuk diajukan ke Komite Teknis Provinsi.
c. Merencanakan dan mengatur penyelenggaraan UKK di wilayah kerja masing-
masing untuk diajukan ke Komite Teknis Provinsi.
d. Menjaga keamanan dan kerahasiaan semua dokumen terkait UKK.
e. Mengajukan tim verifikator TUK, tim Asesor dan tim pengawas (penyelia) ke
Komite Teknis Provinsi.
f. Mengkoordinir, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan UKK di wilayah
kerjanya.
g. Menerima, menata dan mengadministrasikan berkas hasil asesmen peserta UKK dari
Asesor untuk di kirimkan ke Komite Teknis Provinsi.
h. Menerima hasil keputusan UKK oleh Ketua LSP Asnakes Indonesia.
i. Mendistribusikan sertifikat kompetensi ke TUK.
j. Memantau pengiriman dan penerimaan sertifikat kompetensi.
k. Mengevaluasi pelaksanaan UKK di wilayah kerja masing-masing.
l. Menindaklanjuti hasil evaluasi pelaksanaan UKK di wilayah masing-masing guna
rencana kegiatan yang akan datang.
m. Membuat laporan tentang penyelenggaraan UKK di wilayah kerjanya ke Komite
Teknis Provinsi.

D. PANITIA/PENGURUS TEMPAT UJI KOMPETENSI (TUK)


Panitia/pengurus TUK terdiri dari para pengurus TUK yang dibentuk oleh Institusi Induk
masing-masing TUK yang bertanggung jawab membantu pelaksanaaan UKK dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Berhubung kegiatan UKK akan dilaksanakan secara terintegrasi dengan Ujian Praktik
Kejuruan (UPK), maka panitia/pengurus TUK ini bisa berfungsi ganda yakni sebagai
panitia UPK sekaligus sebagai panitia/pengurus TUK.
2. Sebagai panitia UPK maka panitia ini bertanggung jawab untuk pengadministrasian
terkait nilai dan sebagainya untuk kelengkapan ijazah.
3. Sebagai panitia UKK maka panitia ini bertugas untuk membantu pelaksanaan UKK
sesuai ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh LSP Asnakes Indonesia dengan
mengacu pedoman-pedoman dari BNSP.
4. Susunan kepanitiaan dalam Panitia/pengurus TUK minimal terdiri dari ; ketua, sekretaris,
bendahara, dan bagian teknis masing-masing kompetensi keahlian.
5. Panitia/pengurus TUK ditetapkan dengan Surat Keputusan Pimpinan Institusi Induk
masing-masing.
6. Panitia/pengurus TUK memiliki uraian tugas sebagai berikut :
a. Menyiapkan Tempat Uji Kompetensi serta alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan UKK.
b. Mendaftarkan calon peserta UKK secara Online atau melalui Komite Teknis
Wilayah Pembantu atau ke Komite Teknis Provinsi apabila di wilayahnya belum
terbentuk Komite Teknis Wilayah Pembantu atau langsung ke Komite Teknis Pusat
apabila di wilayahnya belum terbentuk Komite Teknis Provinsi.
c. Merencanakan dan mengatur penyelenggaraan UKK di institusinya sesuai pedoman
pelaksanaan yang dikeluarkan LSP Asnakes Indonesia.
d. Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Komite Wilayah Pembantu / Provinsi /
Pusat.
e. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait.
f. Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan UKK kepada calon peserta.
g. Memfasilitasi dan membantu pelaksanaan UKK.
h. Menjaga keamanan, ketertiban, serta kelancaran pelaksanaan UKK.
i. Melakukan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan UKK di institusinya.
j. Mengkaji ulang pelaksanaan UKK di institusinya.
k. Membuat laporan penyelenggaraan UKK kepada Pimpinan Institusi Induknya serta
Komite Teknis Wilayah Pembantu / Provinsi / Pusat.
BAB IV
PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI

A. UMUM
1. Persyaratan Peserta
a. Bagi pendaftar dengan latar belakang pendidikan SMK Kesehatan dan pada
saat mendaftar belum diterbitkan ijazah, maka pendaftaran dilengkapi dengan
:
 Mengisi formulir pendaftaran
 Pas photo berwarna terbaru ukuran 3 x 4 sebanyak empat lembar
(*mohon masing-masing lembar photo ditulis identitas yang jelas)
 Foto copy Kartu Keluarga (KK) dan kartu tanda pengenal resmi ( KTP / SIM /
Akta Lahir) dengan ejaan nama yang benar
 Surat Keterangan dari sekolah yang menyatakan bahwa pendaftar adalah benar
siswa SMK Kesehatan dan telah mengikuti pembelajaran / pelatihan sesuai
dengan unit-unit kompetensi yang tercantum dalam skema sertifikasi (dibuktikan
dengan buku rapor / transkrip nilai)
 Foto copy sertifikat Praktik Kerja Industri (Prakerin)
 Surat pernyataan bersedia mengikuti mekanisme dan prosedur uji sertifikasi
sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh LSP Asnakes Indonesia
 Telah menyelesaikan administrasi

b. Bagi siswa SMK Kesehatan yang telah lulus (alumni) tetapi belum pernah
mengikuti UKK diperkenankan menjadi peserta dengan syarat sebagai
berikut :
 Mendaftarkan diri melalui sekolah asal atau TUK terdekat sebagai peserta UKK
 Mengisi formulir pendaftaran
 Pas photo berwarna terbaru ukuran 3 x 4 sebanyak empat lembar
(*mohon masing-masing lembar photo ditulis identitas yang jelas)
 Foto copy Kartu Keluarga (KK) dan tanda pengenal resmi ( KTP / SIM / Akta
Lahir ) dengan ejaan nama yang benar
 Foto copy ijazah yang berlegalisir
 Surat Keterangan Kerja dari instansi tempat kerja (bagi yang sudah bekerja)
 Portofolio peserta yang disahkan oleh instansi tempat kerja (jika ada)
 Surat pernyataan bersedia mengikuti mekanisme dan prosedur uji sertifikasi
sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh LSP Asnakes Indonesia.

2. UKK dilaksanakan di TUK yang telah terlisensi/ terverifikasi oleh LSP Asnakes
Indonesia.
3. UKK terdiri dari ujian utama dan ujian susulan.
4. Peserta yang tidak dapat mengikuti ujian utama dengan alasan sakit yang dibuktikan
dengan surat keterangan dokter atau berhalangan seperti misalnya, mendapat musibah
orang tuanya meninggal dunia atau sakit keras, dapat mengikuti ujian susulan.

B. JADWAL UKK
1. UKK yang diselenggarakan bersama dengan LSP Anakes Indonesia dilaksanakan pada
tanggal 14 – 16 April 2020.
2. Jadwal pelaksanaan di tiap-tiap institusi peserta diatur berdasarkan kesepakatan antara
institusi peserta, TUK dan LSP Asnakes Indonesia.

C. KETENTUAN RUANG UJIAN


UKK dilaksanakan di TUK yang telah terlisensi / terverifikasi oleh LSP Asnakes Indonesia.
Ruang yang digunakan harus memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang telah ditentukan
oleh LSP Asnakes Indonesia yakni ;

1. RUANG UJIAN TEORI


a. Ruang ujian teori hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Menggunakan ruang yang aman dan memadai
2) Setiap ruang ditempati maksimal 20 peserta, dalam hal tertentu dengan
memperhatikan kepatutan dan azas pembiayaan efektif dan efisien, ruang ujian
dapat diisi paling banyak 25 peserta
3) Setiap meja diberi nomor peserta
4) Setiap ruang ujian diberi denah tempat duduk peserta
5) Gambar atau alat peraga yang berkaitan dengan materi, dikeluarkan dari ruang
6) Tempat duduk peserta ujian teori diatur satu bangku untuk satu peserta dengan
mempertimbangkan jarak antar peserta
b. Tempat ujian teori dilaksanakan di institusi peserta atau tempat lain sesuai kesepakatan
dengan LSP Asnakes Indonesia apabila tempat di institusi peserta dinyatakan belum
memenuhi persyaratan.

2. RUANG UJIAN PRAKTEK (OBSERVASI-DEMONSTRASI)


a. Ujian praktek dilaksanakan di TUK institusi peserta atau tempat lain yang disepakati
oleh institusi peserta dan LSP Asnakes Indonesia apabila TUK institusi peserta
dinyatakan belum memenuhi persyaratan oleh tim verifikasi.
b. Ruang ujian praktek memiliki fasilitas dan sarana yang cukup sesuai ketentuan LSP
Asnakes Indonesia.
c. Ruang ujian praktek mampu menampung peserta ujian dan penguji dengan
memperhatikan jarak antar peserta, jumlah dan keleluasaan gerak peserta.
d. Ruang ujian praktek mempunyai ventilasi yang cukup dan penerangan yang baik.
e. Ruang ujian praktek dilengkapi peralatan keselamatan kerja.

D. KEGIATAN PENGAWAS DAN PENGUJI PADA SAAT PELAKSANAAN UKK


1. Kegiatan Pengawas pada saat mengawasi ujian teori
a. Pengawas terdiri dari seorang Asesor yang telah terlisensi oleh BNSP dan Pengawas
Internal yakni anggota panitia TUK yang diajukan oleh institusi peserta dan disetujui
oleh LSP Asnakes Indonesia.
b. Pengawas masuk ke dalam ruang ujian 20 menit sebelum waktu pelaksanaan ujian.
c. Melakukan pengecekan ruangan sesuai dengan tata ruang ujian.
d. Pada saat melakukan tugas pengawasan, pengawas tidak diperkenankan untuk
membawa alat komunikasi elektronik termasuk kalkulator.
e. Setiap ruang diawasi oleh dua orang pengawas terdiri dari 1 orang Asesor dan
pengawas internal dari institusi peserta.
f. Membacakan tata tertib ujian.
g. Membuka dan memeriksa kelengkapan perangkat ujian.
h. Mengedarkan daftar hadir serta mengecek kesesuaian dengan kartu/tanda peserta
sebelum ujian dimulai.
i. Membagikan lembar jawaban kepada peserta dan memandu serta memeriksa pengisian
identitas peserta.
j. Setelah seluruh peserta mengisi identitas, pengawas membuka amplop soal,
memeriksa kelengkapan bahan ujian dan meyakinkan bahwa amplop dalam keadaan
baik dan tertutup baik (segel), disaksikan oleh peserta ujian.
k. Membagikan naskah soal ujian yang diletakkan di atas meja peserta dalam posisi
tertutup (terbalik); peserta tidak boleh menyentuhnya sampai tanda dimulai.
l. Menarik dan menyerahkan naskah soal yang tidak terpakai kepada Komite Teknis.
m. Mengawasi pelaksanaan ujian.
n. Mengumpulkan dan mengecek kelengkapan lembar jawab dan naskah soal ujian,
mencocokkan kesesuaiannya dengan daftar hadir setelah tanda batas waktu
mengerjakan soal selesai.
o. Setelah waktu ujian selesai, mempersilahkan peserta untuk berhenti mengerjakan soal.
Peserta dipersilahkan meninggalkan naskah soal dan lembar jawaban di atas meja
masing-masing dalam posisi tertutup (terbalik).
p. Mengumpulkan dan mengecek lembar kerja, dan apabila terdapat soal yang tidak
dijawab peserta ujian, pada lembar kerja langsung dicoret dengan spidol berwarna
merah.
q. Menyusun lembar jawab secara urut dari nomor peserta terkecil.
r. Memasukkan lembar jawab dan daftar hadir ke dalam sampul yang kemudian ditutup
dan disegel serta ditandatangani oleh pengawas di dalam ruang ujian.
s. Mengisi dan menandatangani berita acara pelaksanaan ujian.

2. Kegiatan Asesor pada saat pelaksanaan Ujian Praktik


a. Penguji adalah seorang Asesor yang telah mendapatkan lisensi dari BNSP dan
mendapat Surat Tugas dari LSP Asnakes Indonesia.
b. Melakukan pengecekan TUK sesuai dengan ketentuan.
c. Memeriksa kesiapan alat dan bahan yang diperlukan pada pelaksanaan Ujian Praktik.
d. Membacakan tata tertib Ujian Praktik.
e. Memeriksa kelengkapan perangkat Ujian Praktik.
f. Mengedarkan daftar hadir serta mengecek kelengkapan/ kesesuaian dengan
kartu/tanda peserta ujian.
g. Mengawasi pelaksanaan Ujian Praktik.
h. Melakukan penilaian hasil Ujian Praktik.
i. Memasukkan seluruh berkas Ujian Praktik ke dalam sampul, serta menutup dan
menyegel.
j. Mengisi dan menandatangani Berita Acara Pelaksanaan Ujian Praktik.
k. Menyerahkan hasil Ujian Praktik dan perangkat lainnya kepada Komite Teknis.

E. TATA TERTIB UJIAN


1. Ujian Teori
Selama mengikuti ujian teori, peserta ujian wajib mematuhi tata tertib sebagai berikut :
a. Peserta memasuki ruangan setelah tanda masuk dibunyikan, 15 (lima belas) menit
sebelum dimulai.
b. Peserta yang terlambat hadir hanya diperkenankan mengikuti ujian setelah mendapat
izin dari Ketua Panitia Ujian Institusi tanpa diberi perpanjangan waktu.
c. Peserta tidak dibenarkan membawa alat komunikasi elektronik, tas, buku dan catatan
dalam bentuk apapun ke dalam ruang ujian.
d. Peserta harus menyediakan alat tulis-menulis yang diperlukan berupa ball point
bertinta hitam.
e. Peserta diwajibkan membawa kartu peserta ujian pada saat mengikuti ujian.
f. Peserta wajib mengisi daftar hadir sebelum ujian dimulai.
g. Mengisi identitas pada lembar jawab secara lengkap dan benar.
h. Peserta mulai mengerjakan soal setelah tanda waktu mulai dibunyikan.
i. Peserta yang memerlukan penjelasan dapat bertanya kepada pengawas dengan cara
mengacungkan tangan terlebih dahulu.
j. Selama ujian berlangsung peserta hanya dapat meninggalkan ruangan dengan ijin
dan pengawasan pengawas ruang ujian, dan tidak dilakukan berulang kali.
k. Peserta yang meninggalkan ruangan setelah membaca/mengerjakan soal dan tidak
kembali lagi sampai tanda selesai dibunyikan, dinyatakan telah menempuh/
mengikuti ujian.
l. Peserta ujian yang telah selesai mengerjakan soal sebelum waktu habis,
diperbolehkan meninggalkan ruangan, dengan menyerahkan lembar jawab yang
disatukan dengan lembar soal kepada pengawas dan tidak boleh diminta kembali.
m. Peserta ujian berhenti mengerjakan soal, setelah tanda selesai dibunyikan atau
setelah pengawas memberitahukan bahwa tanda batas waktu selesai/habis.
n. Selama ujian berlangsung, peserta ujian dilarang :
- Menanyakan jawaban soal kepada siapapun
- Bekerjasama dengan peserta lain
- Memberi atau menerima bantuan dalam menjawab soal
- Memperlihatkan pekerjaan sendiri kepada peserta lain atau melihat pekerjaan
peserta lain
- Membawa naskah soal dan lembar jawab keluar dari ruang ujian
- Menggantikan atau digantikan oleh orang lain.
o. Setelah tanda batas waktu dibunyikan dan pengawas telah selesai mengumpulkan
serta menghitung bahwa jumlah lembar jawab dan naskah soal sama dengan jumlah
peserta, semua peserta dapat meninggalkan ruangan dengan tertib dan tenang.
p. Peserta yang melanggar tata tertib, diberi peringatan dan bila peringatan dilanggar
lagi, maka peserta dipersilahkan keluar dari ruang ujian dan baginya diberi nilai 0
(nol) serta dicantumkan identitasnya dalam Berita Acara Pelaksanaan.

2. Ujian Praktik
a. Setiap peserta diuji minimal oleh seorang Asesor dari LSP Asnakes Indonesia.
b. Setiap penguji diwajibkan mengikuti seluruh proses assesmen mulai dari persiapan
sampai pelaporan hasil.
c. Penilaian ujian praktik dilaksanakan selama proses assesmen sesuai ketentuan yang
telah ditetapkan.
d. Penguji harus mengisi dan menandatangani berita acara UKK.
e. Hasil penilaian dari Asesor disampaikan ke LSP Asnakes Indonesia melalui Komtek
Wilayah.
F. PEMERIKSAAN UJIAN TEORI
1. Ketentuan pemeriksaan hasil ujian teori
a. Pemeriksaan hasil ujian teori dilaksanakan oleh Asesor yang bertugas.
b. Tempat pemeriksaan hasil ujian terjamin keamanan dan kerahasiaan.
c. Nyaman untuk bekerja dan memiliki fasilitas memadai.

2. Kegiatan Penilaian Hasil Ujian Teori


a. Asesor terlebih dahulu melakukan koreksi terhadap kunci jawaban, sebelum
melakukan pemeriksaan lembar jawab.
b. Asesor menggunakan kunci jawaban yang telah dikoreksi.
c. Asesor hanya boleh menggunakan spidol/ballpoint bertinta merah.
d. Asesor bertanggung jawab, mencocokkan kembali antara nomor kode dengan nomor
ujian dan nama peserta UKK.
e. Nilai akhir hasil ujian teori per peserta dimasukkan ke dalam lembar nilai ujian.
BAB V
PEMBIAYAAN
A. KETENTUAN UMUM
1. Terhadap biaya yang timbul atas penyelenggaraan UKK dibebankan kepada masing-
masing peserta yang dikoordinir oleh TUK atau institusi peserta.
2. Biaya UKK terdiri atas :
a. Biaya operasional manajemen LSP meliputi :
Biaya administrasi, pengadaan naskah, distribusi, sosialisasi, verifikasi, supervisi,
penerbitan sertifikat, pemeliharaan sistem, survailan, honor asesor, honor personel
LSP serta biaya operasional LSP lainnya yang pengelolaan dan besarannya ditentukan
oleh LSP Asnakes Indonesia.
b. Biaya akomodasi dan transportasi asesor / verifikator/ auditor
Dengan ketentuan sebagai berikut :
 Untuk wilayah Jawa ; biaya akomodasi dan transportasi asesor / verifikator / auditor
sudah termasuk di dalam biaya operasional manajemen LSP kecuali apabila ada
hal-hal khusus yang mengakibatkan pembekakan pembiayaan maka harus
dibicarakan bersama antara LSP Asnakes Indonesia, TUK dan pemohon.
 Untuk wilayah luar Jawa; biaya akomodasi dan transportasi asesor diperhitungkan
sesuai dengan kondisi dan modal transportasi pelaksanaan UKK.
c. Biaya TUK mencakup biaya operasional manajemen TUK meliputi ; sewa tempat dan
alat, biaya daya dan jasa, pembelian bahan habis pakai dan lain-lain yang pengelolaan
dan besarannya ditentukan oleh TUK bersangkutan setelah berkoordinasi dengan LSP
Asnakes Indonesia.

B. PROSEDUR PEMBAYARAN
1. Biaya operasional LSP dibayarkan langsung ke LSP Asnakes Indonesia melalui transfer
Bank Syariah Mandiri (kode bank : 451) No. Rek : 7772177725 a.n LSP ASNAKES
INDONESIA.
2. Bukti transfer dikirimkan melalui email kepada Bagian Keuangan LSP Asnakes
Indonesia dengan alamat : lspasnakesindonesia@gmail.com
BAB VI
PENETAPAN HASIL UKK

1. Peserta berhak mendapatkan Sertifikat Kompetensi, apabila ;


a. Seluruh unit kompetensi mendapatkan rekomendasi K (kompeten) dari Asesor.
b. Hasil assesmen yang direkomendasikan oleh Asesor telah diputUKKan melalui
rapat pleno oleh Komite Teknis LSP Asnakes Indonesia.
2. Untuk penilaian dalam rangka memenuhi persyaratan standar kelulusan sebagaimana
aturan yang telah ditetapkan oleh BSNP maka Asesor LSP Asnakes Indonesia akan
menggunakan metodologi penilaian tersendiri sesuai aturan BSNP.
3. Pengumuman hasil UKK disampaikan ke TUK paling lambat satu bulan setelah
pelaksanaan.
BAB VII
SERTIFIKASI

A. KEPUTUSAN SERTIFIKASI
LSP menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan oleh assesor selama proses assesmen
mencukupi untuk mengambil keputusan sertifikasi dan melakukan penelusuran apabila terjadi
banding. Keputusan sertifikasi terhadap peserta dilakukan rapat pleno oleh Komite Teknis dan
disahkan Ketua LSP Asnakes Indonesia berdasarkan rekomendasi dan informasi yang
dikumpulkan oleh asesor kompetensi melalui proses assesmen.
1. Personil yang membuat keputusan sertifikasi tidak ikut serta dalam pelaksanaan asesmen
dan uji kompetensi
2. Personil yang membuat keputusan sertifikasi memiliki pengetahuan yang cukup dan
pengalaman proses sertifikasi untuk menentukan apakah persyaratan sertifikasi telah
dipenuhi.
3. Sertifikat tidak diserahkan sebelum seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.

B. PENGGUNAAN SERTIFIKAT
Peserta yang disertifikasi harus menandatangani persetujuan untuk :
1. Memenuhi ketentuan yang ada di skema sertifikasi.
2. Menyatakan bahwa sertifikasinya hanya berlaku untuk ruang lingkup skema sertifikasi
yang diberikan.
3. Tidak menyalahgunakan sertifikat yang dapat merugikan LSP dan tidak memberikan
persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP dianggap dapat
menyesatkan atau tidak sah.
BAB VIII
PENGAWASAN DAN PELAPORAN
A. PEMANTAUAN
1. Komite Teknis di semua tingkatan wilayah melaksanakan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan UKK dalam rangka menjaga mutu, akuntabilitas dan memacu kelancaran
pelaksanaan UKK.
2. Jadwal dan ruang lingkup pemantauan dan evaluasi disesuaikan dengan wilayah serta
tahapan penyelenggaraan UKK yang akan dipantau/dievaluasi.

B. PELAPORAN
1. Komite Teknis pada setiap tingkatan membuat laporan UKK sesuai dengan
kewenangannya, mencakup:
a. Laporan penyelenggaraan UKK
b. Laporan hasil UKK
2. Komtek Wilayah menyampaikan laporan UKK kepada Komtek Provinsi.
3. Komtek Provinsi menyampaikan laporan UKK kepada Komtek Pusat.
BAB IX
PENUTUP

Buku Pedoman Pelaksanaan UKK ini merupakan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh LSP
Asnakes Indonesia dalam rangka memberikan kejelasan terhadap penyelenggaraan UKK
Bidang Keahlian Asisten Tenaga Kesehatan Tahun 2019.

Keberhasilan penyelenggaraan UKK sangat tergantung pada keikutsertaan semua pihak yang
terkait secara aktif serta koordinasi dan kerjasama seluruh komponen baik di tingkat Pusat,
Wilayah Provinsi, Wilayah Pembantu maupun institusi peserta UKK.

Pada kondisi tertentu LSP Asnakes Indonesia dapat menetapkan pola yang berbeda dari pola
yang terdapat pada buku petunjuk teknis ini. Hal-hal yang belum tercantum dalam petunjuk
ini akan diatur dan ditetapkan kemudian oleh Ketua LSP Asnakes Indonesia. Untuk informasi
dan kejelasan pelaksanaan UKK ini dapat disampaikan melalui LSP Asnakes Indonesia.

Kami berharap semoga penyelenggaraan UKK berjalan baik dan lancar serta hasilnya dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai