2016
PENTING
Untuk mendemonstrasikan unit ini, peserta harus
dapat memberikan bukti: Mengidentifikasi
sistem sertifikasi kompetensi profesi nasional
yang diterapkan BNSP
Learning Topic
I. Landasan hukum;
II. Istilah dan definisi penting;
III.Tujuan Sertifikasi
IV. Sistem Sertifikasi Kompetensi
Profesi Nasional
1. Undang-Undang No.13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan.
LANDASAN HUKUM
2. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang No.12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi
4. Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2004
tentang Badan Nasional Sertifikasi
Profesi (BNSP).
5. Peraturan Pemerintah No.31 Tahun 2006
tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.
6. Peraturan Presiden No.8 Tahun 2012
tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia
UU No.13 Tahun 2003
Pasal 1
Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap
individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
Pasal 9
Pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk
membekali, meningkatkan, dan mengembangkan
kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan,
produktivitas, dan kesejahteraan.
Pasal 11
Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/atau
meningkatkan dan/atau mengembangkan kompetensi
kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya
melalui pelatihan kerja.
UU No.13 Tahun 2003
Pasal 18
1) Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan
kompetensi kerja setelah mengikuti pelatihan kerja
yang di selenggarakan lembaga pelatihan kerja
pemerintah, lembaga pelatihan kerja swasta, atau
pelatihan di tempat kerja.
2) Pengakuan kompetensi kerja sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan melalui sertifikasi
kompetensi kerja.
3) Sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dapat pula diikuti oleh
tenaga kerja yang telah berpengalaman.
4) Untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja
dibentuk badan nasional sertifikasi profesi yang
independen.
5) Pembentukan badan nasional sertifikasi profesi
yang independen sebagaimana dimaksud dalam ayat
(4) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
UU No. 20 Tahun 2003
Pasal 61
(1) Sertifikat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi.
(2) Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai penga-
kuan terhadap prestasi belajar dan / atau
penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus
ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang
terakreditasi.
(3) Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara
pendi-dikan kepada peserta didik dan warga masyarakat
sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk
melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji
kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan
yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi.
(4) Ketentuan mengenai sertifikasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut
dengan peraturan pemerintah.
UU No. 12 Tahun 2012
Pasal 16
(1)Pendidikan vokasi merupakan Pendidikan Tinggi program
diploma yang menyiapkan Mahasiswa untuk memilki
pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai
program sarjana terapan.
Penjelasan:
Yang dimaksud dengan “ pendidikan vokasi ” adalah
pendidikan yang menyiapkan Mahasiswa menjadi
profesional dengan keterampilan/kemampuan kerja
tinggi.
Kurikulum pendidikan vokasi disiapkan bersama dengan
Masyarakat profesi dan organisasi profesi yang
bertanggung jawab atas mutu layanan profesinya agar
memenuhi syarat kompetensi profesinya.
Dengan demikian pendidikan vokasi telah mencakup
pendidikan profesinya.
Pasal 42
(1) Ijazah diberikan kepada lulusan pendidikan akademik
dan pendidikan vokasi sebagai pengakuan terhadap
prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu
program studi terakreditasi yang diselenggarakan
oleh Perguruan Tinggi.
Pasal 44
(1) Sertifikat kompetensi merupakan pengakuan kompetensi
atas prestasi lulusan yang sesuai dengan keahlian dalam
cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program
studinya.
(2) Serifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diterbitkan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan
organisasi profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga ser-
ifikasi yang terakreditasi kepada lulusan yang lulus uji
kompetensi.
(3) Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat digunakan sebagai syarat untuk memperoleh peker-
jaan tertentu.
(4) Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara Pendidikan
Tinggi yang tanpa hak dilarang memberikan sertifikat
kompetensi.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikat kompetensi
diatur dalam Peraturan Menteri.
PP No.23 Tahun 2004
Pasal 1
1. Sertifikasi kompetensi kerja adalah proses
pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan
secara sistematis dan obyektif melalui uji
kompetensi yang mengacu kepada standar
kompetensi kerja nasional Indonesia dan/atau
internasional.
2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau
keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
PP No.23 Tahun 2004
Pasal 2
1. Membentuk Badan Nasional Sertifikasi Profesi
yang selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah ini
disebut dengan BNSP.
2. BNSP merupakan lembaga yang independen dalam
melaksanakan tugasnya, dan bertanggung jawab
kepada Presiden.
PP No.23 Tahun 2004
Pasal 3
BNSP mempunyai tugas melaksanakan sertifikasi
kompetensi kerja.
Pasal 4
1. Guna terlaksananya tugas sertifikasi kompetensi
kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, BNSP
dapat memberikan lisensi kepada lembaga sertifikasi
profesi yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan
untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja.
2. Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara
pemberian lisensi lembaga sertifikasi profesi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan
lebih lanjut oleh BNSP.
PP No.31 Tahun 2006
Pasal 14
1.Peserta pelatihan yang telah menyelesaikan
program latihan berhak mendapatkan sertifikat
pelatihan dan/atau sertifikat kompetensi kerja.
2.Sertifikat pelatihan kerja diberikan oleh
lembaga pelatihan kerja kepada peserta
pelatihan yang dinyatakan lulus sesuai dengan
program pelatihan kerja yang diikuti.
3.Sertifikat kompetensi kerja diberikan oleh
BNSP kepada lulusan pelatihan dan/atau tenaga
kerja berpengalaman setelah lulus uji
kompetensi.
4. Dalam hal lembaga sertifikasi profesi tertentu
belum terbentuk maka pelaksanaan sertifikasi
kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dilakukan oleh BNSP.
5. Pelaksanaan sertifikasi kompetensi kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat
(5) harus mengacu kepada pedoman sertifikasi
kompetensi kerja yang ditetapkan oleh BNSP.
6. Sertifikat pelatihan kerja diberikan oleh
lembaga Peserta pelatihan yang telah
menyelesaikan program latihan berhak
mendapatkan sertifikat pelatihan dan/atau
sertifikat kompetensi kerja.
PP No.31 Tahun 2006
Pasal 4
1. Program pelatihan kerja disusun berdasarkan
SKKNI, Standar Internasional dan/atau
Standar Khusus.
2. Program pelatihan kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat disusun secara berjenjang
atau tidak berjenjang.
3. Program pelatihan kerja yang disusun secara
berjenjang mengacu pada jenjang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
4. Program pelatihan kerja yang tidak berjenjang
disusun berdasarkan unit kompetensi atau
kelompok unit kompetensi.
PerPres No. 8 Tahun 2012
KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi
kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan
mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang
pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka
pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan
struktur pekerjaan di berbagai sektor (Perpres
No.8/2012 Pasal 1(1).
Kualifikasi adalah penguasaan capaian pembelajar-an
yang menyatakan kedudukannya dalam KKNI
(Perpres No.8/2012 Pasal 1(4).
Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang
diperoleh melalui internalisasi pengetahuan, sikap,
ketrampilan, kompetensi, dan akumulasi pengalam-an
kerja (Perpres No.8/2012 Pasal 1(2).
JENJANG
KKNI KANDUNGAN UNSUR KANDUNGAN UNSUR
KUALIFIKASI KOMPETENSI EDUCATIONAL KOMPETENSI OCCUPATIONAL
S3 S3 (Terapan) Spesialis IX
9 STRATEGIKAL
S2 S2 (Terapan) VIII AHLI
KOGNITIF K
8
Profesi VII
7
S1 D IV VI MANAJERIAL
6
D III V TEKNISI /
ANALIS
5
D II IV
4
DI III SUPERVISIONAL
3 PSIKO
SMA Sekolah Menengah Kejuruan II MOTORIK
(3) (3) OPERATOR
2I
9 Tahun Pendidikan Dasar (6+3) TEKNIKAL
Pendidikan Pra Sekolah (1-2) 1
PENGEMBANGAN KARIR
(DUDI, LATKER, MASY)
JENJANG DAN PENYETARAAN
1) KKNI terdiri dari 9 jenjang kualifikasi
(jenjang 1 terendah sampai 9 tertinggi).
2) Jenjang kualifikasi dikelompokan kedalam 3
kelompok jabatan yaitu Operator, Teknisi/
Analis dan Ahli.
3) Setiap jenjang dideskripsikan dalam 3
paremater yaitu kemampuan di bidang
pekerjaan, kemampuan pengetahuan yang
harus dimiliki, dan kemampuan manajerial.
Proses Sertifikasi
Kegiatan dimana badan atau lembaga sertifikasi
menentukan bahwa seseorang memenuhi
persyaratan sertifikasi (3.3), yang mencakup
pendaftaran, penilaian, keputusan sertifikasi,
pemeliharaan sertifikasi, sertifikasi ulang, dan
penggunaan sertifikat (3.5) maupun logo atau
penanda (mark).
Skema Sertifikasi
Paket kompetensi (3.11) dan persyaratan spesifik
(lihat 8.3 dan 8.4) yang berkaitan dengan
kategori jabatan atau keterampilan tertentu dari
seseorang.
Kompetensi
Kemampuan kerja setiap individu yang
mencakup aspek pengetahuan, keteram-
pilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
Asesmen
Proses penilaian kepada seseorang
terhadap pemenuhan persyaratan yang
ditetapkan dalam skema sertifikasi (3.7)
untuk pengambilan keputusan sertifikasi.
Uji Kompetensi
Tatacara yang merupakan bagian esesmen
untuk mengukur kompetensi calon peserta
sertifikasi menggunakan satu atau
beberapa cara seperti tertulis, lisan,
praktek, dan pengamatan, sebagaimana
ditetapkan dalam skema sertifikasi (3.7).
ASOSIASI INDUSTRI
4. HARMONISASI MRA
BKSP SERTIFIKASI
K/L
SDM SDM
TERLATIH &/ KOMPETEN
PENGALAMAN C 3. PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESIONAL,
DAN DIAKUI
SKKNI
CLSP
TUK
SDM
Fasilitasi
Lembaga
Pembentuk
LSP Koordinasi
Pembentukan sertifikasi
dengan
TUK kelembagaan
daerah
Pemben- Koordinasi
Pengembangan dukungan
SDM-LSP tukan instansi teknis
LSP terkait
MENUJU LISENSI
1.LSP pihak ketiga
LSP yang didirikan oleh asosiasi industri dan/atau
asosiasi profesi dengan tujuan melaksanakan
sertifikasi kompetensi kerja untuk sektor dan atau
profesi tertentu sesuai ruang lingkup yang diberikan
oleh BNSP.
3. Bentuk
Panitia Kerja
LSP
4. Pastikan Legalitas LSP
melalui Notaris dan/atau
SK Pimpinan Lembaga
1. Pastikan dukungan dan Fasilitasi
3. Bentuk
Panitia Kerja LSP
4. Pastikan Legalitas LSP
( SK Pimpinan LDP)
2. Subsistem Lisensi LSP
Komponen Subsistem Lisensi LSP
Pengelolaan
Lisensi LSP
Asesmen
Surveilan dan Re-
asesmen
Witness
PENGELOLAAN LISENSI LSP
Pengakuan formal dan pemberian
lisensi lembaga-lembaga sertifi-
P kasi profesi melalui proses
lisesnsi oleh BNSP yang menya-
takan bahwa LSP telah memenuhi
persyaratan untuk melakukan
kegiatan sertifikasi profesi
PROSES LISENSI LSP
MEMBENTUK
√
5
REKOMENDASI
6
MENUNJUK
ASESOR LAPORAN 4
ASESMEN
PANITIA TEKNIK* 7
2
MENGAJUKAN
ASESMEN/
PERMOHONAN SURVAILEN 8
RE-ASESMEN
PENGEMBAN
GAN SKEMA
SERTIFIKASI
ASEMEN
KAJI ULANG
SKEMA KOMPETEN
VERIFIKASI SI
SKKNI/STANDAR
KOMPETENSI
INTERNASIONAL/
STANDAR KHUSUS
RE-
SERTIFIKASI SURVEILAN
- RCC
Verifikasi Standar Kompetensi ?
Standar Kompetensi adalah pernyataan
yang menguraikan keterampilan dan/
atau keahlian, pengetahuan dan sikap
yang harus dilakukan saat bekerja
serta penerapannya, sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan oleh
tempat kerja (industri).
STANDAR KOMPETENSI SKKNI
Dibuat oleh industri/instansi
Menggambarkan pengetahuan,
keterampilan maupun sikap yang
disyaratkan dalam pekerjaan di
industri
Merupakan pedoman dasar
pelatihan, untuk menentukan
kualifikasi maupun penilaian
Merupakan pedoman bagi pelatih
maupun evaluator terhadap
penyelenggaraan dan penilaian
pelatihan
KOMPONEN-KOMPONEN STD KOMPETENSI KERJA
ASPEK
KRITIS
PENGETAHUAN
KOMPETENSI KERJA
ASPEK ASPEK
KRITIS KRITIS
Elemen
Kompetensi Kontekstual di
tempat kerja
Kriteria
Unjuk Deskripsi aspek
Kerja kritis pengetahuan
dan ketrampilan
penting untuk
Batasan asesmen
Variabel
Panduan
Penilaian
Pengembangan skema
sertifikasi
STATUS PENERAPAN
• COMPULSARY (Wajib): Pemerintah dapat
menerapkan apabila berkaitan dengan
keselamatan, keamanan dan mempunyai
potensi perselisihan besar di masyarakat)
• ADVISORY (Disarankan): Biasanya dilaku-
kan pemerintah sebagai masa transisi
menuju wajib.
• VOLUNTARY (Sukarela)
Jenis-jenis Skema Sertifkasi
S3 S3 (Terapan) Spesialis IX
9 STRATEGIKAL
S2 S2 (Terapan) VIII AHLI
KOGNITIF K
8
Profesi VII
7
S1 D IV VI MANAJERIAL
6
D III V TEKNISI /
ANALIS
5
D II IV
4
DI III SUPERVISIONAL
3 PSIKO
SMA Sekolah Menengah Kejuruan II MOTORIK
(3) (3) OPERATOR
2I
9 Tahun Pendidikan Dasar (6+3) TEKNIKAL
Pendidikan Pra Sekolah (1-2) 1
PENGEMBANGAN KARIR
(DUDI, LATKER, MASY)
Skema sertifikasi KKNI
9
8 SKKNI SKKNI
6 6
7
6 Sertifikat 6
SKKNI SKKNI
5 6 5
4
SKKNI + Pre-
3 requisites
5
2
1
KUALIFIKASI : Level II
JABATAN : TEKNISI AKUTANSI YUNIOR
NO KODE UNIT JUDUL UNIT
1 M.692000.001.02 Menerapkan Prinsip Praktik Profesional
dalam Bekerja
2 M.692000.002.02 Menerapkan Praktik - praktik Kesahatan
dan Keselamatan di Tempat kerja
3 M.692000.007.02 Memproses Entry Jurnal
4 M.692000.008.02 Memproses Buku Besar
5 M.692000.013.02 Menyusun laporan Keuangan
6 M.692000.022.02 Mengoperasikan Paket Program Pengolah
Angka /Spreadsheet
7 M.692000.023.02 Mengoperasisikan Aplikasi Komputer
Akutansi
(2) Skema sertifikasi OKUPASI
SKKNI + Pre-
requisit
6 es
SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL
Jabatan Fungsional
Contoh
• Dibuat oleh Otoritas
Asesor
nasional
Analis • Berlaku nasional dan
Jabatan Struktural harmonis dengan
Contoh: skema sertifikasi
Manager internasional
Direktur
Supervisor
Team Leader
(3) Skema sertifikasi Klaster
SKKNI SKKNI 2
3
Skema
sertifikasi SKKNI 5
SKKNI
4
klaster
SKKNI + Pre-
6 requisites
SKEMA SERTIFIKASI KLASTER
BNSP
Lisensi
Pengujian untuk
bidang yang
LSP belum/tidak ada
Industri/Institusi LSP nya
Penilaian
Lulus Uji
Masyarakat
Memiliki
Sertifikat DPasar Kerja
Kompetensi
Proses sertifikasi ? Apa yang diujikan ?
PESERTA SERTIFIKASI STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI KERJA KERJA
SKEMA SERTIFIKASI
ASESMEN
KOMPETENSI PERANGKAT/MATERI UJI
KOMPETENSI
DUNIA KERJA
LINK
&
MATCH
MEMBENTUK 6
LSP
7 MENUNJUK LAPORAN 5
REKOMENDASI ASESOR ASESMEN
3
KOMITE TEKNIK
TIM ASESOR KOMPETENSI 8
1
ASESMEN
MENGAJUKAN
PERMOHONAN 4
2
MEMILIH TUK
Harmonisasi
sertifikasi
lintas negara
Harmonisasi
sertifikasi
lintas sistem
sertifikasi
Harmonisasi
sertifikasi
lintas sektor
HARMONISASI GLOBAL
• Transparansi
• Ekivalensi
• Harmonisasi
MRA
MRA
(Mutual Recognition Arrangement)
• Tujuan
Memberikan kemudahan perdagangan dan
melancarkan kegiatan ekonomi antar berbagai
pihak melalui keberterimaan kompetensi SDM
dalam hal satu standar, satu pengujian, satu
sertifikasi, dan apabila sesuai, satu penandaan
TIPE PROSES HARMONISASI
1. Kerjasama dengan mitra bisnis (cooperation):
• kerjasama pemerintah bilateral, regional
dan multilateral.
• Kerjasama antar lembaga penilaian
kesesuaian (Conformity Assessment Body).
2. Notifikasi
• Apabila negara menerapkan sertifikasi
wajib (compulsary).
• Seharusnya negara membentuk Notification
Body/National Enquiry Points
Lima Aliran Bebas (Free Flow) Barang dan Jasa Dalam
Implementasi MEA 2015
Mutual Recognition
Mendorong hubungan
Arrangement (MRA) untuk 8
pasar modal dan
jasa profesi
pengembangan pasar
saham.
Implementasi MEA 2015 Pada Tahap Awal
Di Prioritaskan Pada 12 Sektor
5. Subsistem Informasi
Sertifikasi
KOMPONEN SUBSISTEM PENGEMBANGAN INFORMASI
DAN KOMUNIKASI SERTIFIKASI
6. Subsistem Pengendalian Mutu
Sertifikasi
KOMPONEN SUBSISTEM PENGENDALIAN MUTU SERTIFIKASI
Pengembangan sistem
dan Pedoman
manajemen mutu
sertifikasi
Penerapan sistem
Kaji ulang
manajemen mutu
manajemen sertifikasi
Penanganan Banding
dan keluhan
Audit internal
Monitoring dan
investigasi
Hasil Pengendalian Mutu Sertifikasi
Memastikan Sistem Manajemen Mutu
terdokumentasi dan diterapkan secara
konsisten.
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
sistem sertifikasi.
Kaji ulang sistem sertifikasi.
Peningkatan berlanjut
Verifikasi Standar Kompetensi
Identifikasi peluang peningkatan mutu
atau pengembangan ruang lingkup
revisi standar, penambahan ruang
lingkup standar.
Verifikasi: standar internasional, dan
standar khusus dalam rangka
pengembangan standar kompetensi
Latihan 1
1. Sebutkan landasan hukum penggelolaan
dan penyelenggaraan sistem sertifikasi
kompetensi kerja nasional ?
2. Apa yang dimaksud dengan kompetensi ? Dan
apa pula asesmen ?
3. Sebutkan secara ringkas apa tujuan dan
manfaat sertifikasi kompetensi kerja oleh
BNSP ?
4. Uraikan secara ringkas langkah–langkah
proses lisensi LSP oleh BNSP ?
5. Uraikan secara ringkas apa yang dimaksud
dengan sistem nasional sertifikasi profesi?
Terima Kasih