Anda di halaman 1dari 6

PANDANGAN ISLAM TENTANG ZAKAT DAN PAJAK

Dosen Pengampu

Moh.Ghufron, S.HI.,M.Pd.I

Oleh :

Pradana Bimbi (1511800245)

Rakhmat Alif (1511800246)

Satria Bimantara (1511800247)

Wido (1511800051)

Kelas RR (C302)
Pengertian Zakat

Zakat adalah hak tertentu yang diwajibkan Allah terhadap sebagian harta
kaum muslimin yang di peruntukkan bagi fakir miskin dan mustahik (golongan
yang berhak menerima zakat) lainnya menurut ketentuan yang telah ditetapkan
oleh syariat Islam, sebagai tanda syukur atas nikmat Allah dan untuk
mendekatkan diri kepada-Nya serta membersihkan diri dari hartanya.

Sejarah Zakat
Setiap muslim diwajibkan memberikan sedekah dari rezeki yang
dikaruniakan Allah. Kewajiban ini tertulis di dalam Alquran. Pada awalnya,
Alquran hanya memerintahkan untuk memberikan sedekah (pemberian yang
sifatnya bebas, tidak wajib). Namun, pada tahun kedua hijriah tepatnya, umat
Islam diperintahkan untuk membayar zakat. Zakat menjadi wajib hukumnya sejak
tahun 662 M. Nabi Muhammad S.A.W. melembagakan perintah zakat ini dengan
menetapkan zakat bertingkat bagi mereka yang kaya untuk meringankan beban
kehidupan mereka yang miskin. Sejak saat ini, zakat diterapkan dalam negara-
negara Islam. Hal ini menunjukan bahwa pada kemudian hari ada pengaturan
pemberian zakat, khususnya mengenai jumlah zakat tersebut.
Pada zaman khilafah, zakat dikumpulkan oleh pegawai negara dan
didistribusikan kepada kelompok tertentu dari masyarakat. Kelompok itu adalah
orang miskin, budak yang ingin membeli kebebasan mereka, orang yang terlilit
hutang dan tidak mampu membayar. Syari’ah mengatur dengan lebih detail
mengenai zakat dan bagaimana zakat itu harus dibayarkan. Berikut ini Zakat pada
Masa Khulafaurrasyidin.
 Abu bakar Ashshidiq RA (537-634 M)
Sejak menjadi khalifah, kebutuhan keluarga Abu Bakar diurus dengan
harta baitul maal, namun beberapa saat menjelang ajalnya, negara kesulitan dalam
mengumpulkan pendapatan yang kemudian beliau memerintahkan untuk
memberikan tunjangan sebesar 8000 dirham dan menjual sebagian besar tanah
yang dimilikinya untuk negara. Beliau sangat akurat dalam penghitungan dan
pengumpulan zakat kemudian ditampung di baitul maal dan didistribusikan dalam
jangka waktu yang tidak lama sampai habis tidak tersisa. Pembagiannya sama rata
antara sahabat yang masuk Islam terlebih dahulu maupun yang belakangan, pria
maupun wanita. Beliau juga membagikan sebagian tanah taklukan, dan sebagian
yang lain tetap menjadi milik Negara, juga mengambil alih tanah orang-orang
yang murtad untuk kepentingan umat Islam. Ketika beliau wafat hanya ditemukan
1 dirham dalam perbendaharaan negara karena memang harta yang sudah
dikumpulkan langsung dibagikan, sehingga tidak ada penumpukan harta di baitul
maal.

 Umar bin Khattab (584-644M)


Baitul maal pada masa ini tertata baik dan rapi lengkap dengan sistem
administrasinya karena pendapatan negara meningkat drastis. Harta baitul maal
tidak dihabiskan sekaligus, sebagian diantaranya untuk cadangan baik untuk
kepentingan darurat, pembayaran gaji tentara, dan kepentingan umat yang lain.
Baitul maal merupakan pelaksana kebijakan fiskal negara Islam. Khalifah
mendapat tunjangan sekitar 5000 dirham per tahun. Harta baitul maal adalah milik
kaum muslimin sedang khalifah dan amil hanya pemegang amanah. Untuk
mendistribusikan harta baitul maal umar juga mendirikan: departemen pelayanan
militer, departemen kehakiman dan eksekutif, departemen pelayanan dan
pengembangan Islam, dan departemen jaminan sosial. Umar juga mendirikan
dewan islam yang bertugas memberikan tunjangan-tunjangan angkatan perang
dan pensiun.
Selain itu Umar juga membagikan harta dalam bentuk benda, dua ember
makanan sebulan, dua karung gandum dan cuka untuk satu orang. Dalam
memperlakukan tanah taklukan, Umar tidak membaginya kepada kaum muslimin
tetapi tetap pada pemiliknya dengan syarat membayar jizyah dan kharaj. Umar
juga mensubsidi masjid masjid dan madrasah-madrasah. Umar membagi
pendapatan negara menjadi empat yaitu: zakat dan ushr didistribusikan di tingkat
lokal, khums dan sedekah, didistribusikan untuk fakir miskin baik muslim
maupun non muslim, kharaj, fai, jizyah, pajak perdagangan, dan sewa tanah untuk
dana pensiun, daba operasional administrasi dan militer, dan pendapatan lain-lain
untuk membayar para pekerja, dan dana sosial.

 ’Usman bin Affan (577-656M)


Usman meneruskan kebijakan pada masa Umar. Khalifah usman tidak
mengambil upah dari kantornya. Beliau juga mengurangi zakat dari pensiun dan
menambahkan santunan dengan pakaian. Kemudian juga memperkenalkan
kebiasaan membagikan makanan di masjid untuk orang-orang menderita,
pengembara dan orang miskin. Beliau membagi tanah taklukan dari kerajaan
persia yang pada masa Umar disimpan sebagai lahan negara yang tidak dibagi-
bagi sehingga pendapatan dari tanah ini meningkat dari 9 juta ke 50 juta dirham.

 Ali Bin Abu Thalib (600-661M)


Ali adalah orang yang sangat sederhana. Beliau secara sukarela menarik
diri dari daftar penerima bantuan baitul maal, bahkan memberikan 5000 dirham
setiap tahunnya. Beliau sangat ketat dan berhati-hati dalam menjalankan keuangan
negara. Ali juga menaikkan tunjangan para pengikutnya di Irak. Ali memiliki
konsep yang jelas mengenai pemerintahan, administrasi umum dan permasalahan
yang berkaitan dengannya.

Pensyariatan Zakat

 Al – Qur’an

‫ِين‬ ٰ ‫ُوا َم َع‬


َ ‫ٱلرَّ ِكع‬ ۟ ‫ٱلز َك ٰو َة َوٱرْ َكع‬ ۟ ‫ص َل ٰو َة َو َءا ُت‬
َّ ‫وا‬ ۟ ‫َوأَقِيم‬
َّ ‫ُوا ٱل‬

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang
ruku'. (QS. Al Baqarah : 43).

َّ‫ص ِّل َع َلي ِْه ْم ۖ إِن‬


َ ‫يهم ِب َها َو‬ َ ‫ُخ ْذ ِمنْ أَمْ ٰ َول ِِه ْم‬
ِ ‫صدَ َق ًة ُت َط ِّه ُر ُه ْم َو ُت َز ِّك‬
‫ص َل ٰو َت َك َس َكنٌ لَّ ُه ْم ۗ َوٱهَّلل ُ َسمِي ٌع َعلِي ٌم‬ َ

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu
itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui. (QS. At Taubah: 103 ).

 Hadits

Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Alh Khottob


radiallahuanhuma dia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa
sallam bersabda: Islam dibangun di atas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada ilah
selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat,
menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan. (Riwayat Turmuzi
dan Muslim)
 Ijma

Seluruh ulama sepanjang zaman telah sepakat tentang kewajiban zakat bagi
seorang muslim

Hikmah Zakat

1. Menjaga harta

Menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam distribusi


harta.

2. Menyembuhkan Penyakit

Zakat bisa meredam kemurkaan Allah SWT, Menghapuskan kesalahan


seorang hamba, ditinggikan derajatnya disisi Allah SWT, penolak berbagai
macam bencana dan musibah, didoakan oleh malaikat setiap hari, dan
hartanya diberkahi oleh Allah SWT.

3. Memperbanyak Harta

Sebagai perwujudan iman kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat-Nya,


menumbuhkan akhlak mulia dengan memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi,
menghilangkan sifat kikir dan rakus, menumbuhkan ketenangan hidup,
sekaligus mengembangkan harta yang dimiliki

4. Mensucikan Jiwa

Dapat menyucikan diri dari dosa, memurnikan jiwa (tazkiyatun nafs),


menumbuhkan akhlak mulia, murah hati, peka terhadap rasa kemanusiaan,
dan mengikis sifat bakhil atau kikir serta serakah. Dengan begitu, suasana
ketenangan batin karena terbebas dari tuntutan Allah SWT

Pengingkar Zakat

Di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, Allah telah memberikan ancaman


yang sangat keras terhadap orang yang meninggalkan kewajiban zakat dengan
beraneka ragam siksaan, di antaranya:

Pada hari Kiamat Allah akan mengalungkan harta yang tidak dikeluarkan
zakatnya di leher pemiliknya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
‫رً ا َل ُه ْم‬11‫و َخ ْي‬1َ 1‫ون ِب َما آ َتا ُه ُم هَّللا ُ ِمنْ َفضْ لِ ِه ُه‬ َ ُ‫ِين َيب َْخل‬
َ ‫َوال َيحْ َس َبنَّ الَّذ‬
‫اث‬ُ ‫ير‬1 َ 1‫ ِة َوهَّلِل ِ ِم‬1‫و َم ْال ِق َيا َم‬1ْ 1‫ ِه َي‬1‫ ِب‬1‫ون َما َب ِخلُوا‬ َ ُ‫َب ْل ه َُو َشرٌّ َل ُه ْم َسي َُطوَّ ق‬
‫ون َخ ِبي ٌر‬ َ ُ‫ض َوهَّللا ُ ِب َما َتعْ َمل‬ ِ ْ‫ت َواألر‬ 1ِ ‫ال َّس َم َاوا‬
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil (kikir) dengan harta yang
Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan
itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka.
Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan di lehernya kelak pada hari
kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di
bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali ‘Imran: 180).

Kriteria Harta Zakat

1. Harta di miliki secara sempurna


2. Harta itu tumbuh atau produktif

3. Harta itu memenuhi jumlah standar minimal (Melebihi Nishab)

4. Harta itu telah di miliki pada jangka waktu tertentu (haul)

5. Harta melebihi kebutuhan dasar

8 Golongan yang berhak menerima Zakat

1. Fakir
2. Miskin

3. Amilin

4. Mu’allif Qulubuhum

5. Riqab (budak)

6. Gharimin (berhutang)

7. Sabilillah

8. Ibnu sabil

Anda mungkin juga menyukai