Anda di halaman 1dari 16

MODUL

GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN GANGGUAN


KECEMASAN PADA DEWASA

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

Akta Ririn Aristawati., S.Psi., M.Psi.,


Psikolog.

Di Susun Oleh : KELOMPOK 6 / R

Shinta Nur‟aini 1511800028


Pradana Bimbi H 1511800245
Handy Wiranto 1511800042
Lellynavisa W 1511800048
Moch Agung Satryo 1511800190
Dionisius Prima M 1511800167

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945

SURABAYA

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Modul Guided imagery untuk menurunkan gangguan
kecemasan pada dewasa. Dalam menyelesaikan Modul ini tidak terlepas dari kerja sama
dosen dan teman-teman.
Karena itu ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Akta Ririn Ariswati S.
Psi., M. Psi., Psi dosen pengampu materi “penanganan gangguan emosi” dan atas
pengertiannya serta referensi-referensi buku dan jurnal yang telah membantu kami dalam
menyusun Modul ini. Kami menyadari bahwa Modul ini masih jauh dari kesempurnaan,
dimana sebagai manusia biasa tidak pernah luput dari kekhilafan, maka saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan, dan kami berharap semoga modul ini dapat
bermanfaat.

Surabaya, 02 Juni 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I KASUS ..................................................................................................................... 1

1.1 Identitas ....................................................................................................................... 1

1.1.1. Identitas Subjek .................................................................................................... 1

1.1.2 Deskripsi Kasus ..................................................................................................... 1

BAB II PENANGANAN GANGGUAN SUBJEK.............................................................. 2

2.1 Latar Belakang Penanganan ......................................................................................... 2

2.2 Teknik Penanganan ...................................................................................................... 2

2.3 Tujuan Penanganan Guided Imagery Terhadap Kecemasan.......................................... 3

2.4 Kajian Teori Mengenai Penanganan Stress Mengunakan Guided Imagery ................... 3

2.4.1 Pengertian Guided Imangery ................................................................................. 3

2.4.2 Langkah-langkah Melakukan Guided Imagery....................................................... 4

2. 5 Pelaksanaan Intervensi ................................................................................................ 6

2.6 Modul Rancangan Penanganan .................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 13

iii
BAB I
KASUS
1.1 Identitas
1.1.1. Identitas Subjek

Nama Subjek : NA
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 28
Usia Kehamilan : 7 bulan 3 minggu
Paritas Kehamilan : anak ke-2

Nama Subjek : NB
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 29
Usia Kehamilan : 7 bulan 3 minggu
Paritas Kehamilan : anak ke-2

Nama Subjek : RA
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 36
Usia Kehamilan : 7 bulan 3 minggu
Paritas Kehamilan : anak ke-3

1.1.2 Deskripsi Kasus

Meskipun kehamilan merupakan hal yang alamiah, akan tetapi masih terdapat kondisi
kondisi psikologis yang spesifik dialami oleh ibu hamil yang memerlukan penyesuaian
emosi, pola berfikir, serta berperilaku (Kusmiyati, et al.,2008). Adapun emosi yang muncul
ketika mengalami kehamilan diantaranya mengalami perasaan-perasaan kompleks berupa
rasa kuat dan berani menanggung segala beban, takut, rasa cinta dan benci, keraguan dan
ketidakpastian, kegelisahan dan rasa tenang bahagia, gembira dan cemas, semua perasaan
tersebut menjadi semakin kuat saat menjelang persalinan (Kartono, dalam Maharani, 2008).
Hal tersebut dapat menjadi pemicu munculnya rasa cemas pada ibu hamil.Selama masa
kehamilannya, ibu hamil tidak terlepas dari perasaan cemas. Dimana kecemasan tersebut
seringkali meningkat seiring dengan meningkatnya usia kehamilan. Guided imagery
merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan.
Sebelum treatment diberikan, peneliti melakukan pengukuran tingkat kecemasan yang
dialami oleh partisipan.Selain itu, partisipan juga diminta untuk menuliskan keluhan yang
seringkali muncul selama kehamilan.Dari ketiga partisipan, diketahui NA mengalami
keputihan berlebih selama kehamilan dan pernah mengkonsumsi obat yang diberikan oleh
bidan yang bersangkutan. Sedangkan partisipan NB, mengeluhkan sakit pinggang seringkali
dialami selama kehamilan. Pada partisipan RA mengeluhkan lebih sering berkeringat dan
mudah lelah jika dibandingkan dengan kehamilan sebelumnya.

1
BAB II
PENANGANAN GANGGUAN SUBJEK
2.1 Latar Belakang Penanganan
Dalam DSM-IV-TR (2002) menyatakan bahwa kecemasan dapat terbentuk dari
perasaan takut, khawatir, serta ketegangan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada salah
satu daerah di Indonesia, dari 158 responden terdapat 47,5% ibu hamil yang tidak mengalami
kecemasan, serta 52,5% ibu hamil mengalami kecemasan (Astria, 2009). Kecemasan
mengharuskan seseorang untuk melakukan mekanisme pertahanan diri yang terkadang
berlebihan serta tidak semestinya untuk dilakukan (Jones, 2006). Adapun dampak kecemasan
tersebut yakni nervous, berkeringat, mudah marah, kurang tidur, ketegangan otot, merasa
depresi, serta merasa tidak nyaman (Dziegielewski,2002). Jika hal-hal tersebut semakin
meningkat dan berlebihan, akan berdampak pada kondisi kesehatan ibu dan bayi yang
dikandungnya. Nyeri kepala pada ibu hamil tak jarang muncul akibat ketegangan yang
muncul akibat rasa cemas yang dialami sang ibu (Kusmiyati, dkk, 2008). Selain itu,
diungkapkan bahwa mudahnya seseorang mengalami depresi dan kecemasan atau tidak sehat
secara psikologis dikarenakan reaksi terhadap pemikirannya sendiri (Fisher & Wells dalam
Pomerantz, 2014). Penggunaan beberapa metode psikologi diperlukan untuk kelancaran dan
kesehatan ibu selama kehamilan. Beberapa metode yang sering digunakan yakni antara lain
senam hamil, menjalin kedekatan dengan anggota keluarga, mencari informasi terkait
kehamilan, serta relaksasi (Wulandari, 2006; Maimunah, 2011; Marhamar, 2013).Salah satu
metode yang cukup sering digunakan untuk mengurangi kecemasan oleh berbagai kalangan
yakni relaksasi. Teknik relaksasi merupakan suatu bentuk penanganan dengan cara mengajak
serta mengantar klien untuk beristirahat atau bersantai, dengan asumsi bahwa istirahatnya
otot-otot dapat membantu mengurangi tegangan psikologis (Chaplin,2002). Ketika tubuh
dalam kondisi rileks, saraf parasimpatetis bekerja menekan saraf simpatetis saat cemas
(Bellack & Harsen, dalam Subandi 2002). Guided imagery merupakan salah satu teknik yang
dapat menimbulkan efek relaksasi pada penggunanya. Konsep guided imagery menggunakan
imajinasi dari individu secara terbimbing yang bertujuan mengembangkan relaksasi dan
meningkatkan kualitas hidup individu (Martin, 2002).

2.2 Teknik Penanganan


Teknik yang digunakan adalah dengan metode Relaksasi Guided Imagery, yaitu
dengan imajinasi terbimbing atau mentalimagery atau visualitation atau bisa juga disebut
imagery. Relaksasi guided imagery merupakan salah satu metode yang dapat digunakan
dengan cara membayangkan suatu keadaan atau serangkaian pengalaman yang
menyenangkan secara terbimbing dengan melibatkan indera dan kekuatan pikiran dengan
mengarahkan tubuhuntuk menyembuhkan diri, memelihara kesehatan / relaksasi melalui
komunikasi dalam tubuh melibatkan semua indra agar dapat dilakukan pengelolaan stress
dengan cara berkhayal atau membayangkan sesuatu sehingga klien mengosongkan pikiran
dengan bayangan untuk membuat damai dan tenang. Relaksasi guieded imagery merupakan
salah satu jenis relaksasi yang menyeluruh, artinya tidak hanya dapat menggunakan
penglihatan (visual) saja namun dapat melibatkan aspek pengindraan lainnya seperti Perabaan
(tactile), keseimbangan (kinesthetic), penciuman (olfactory) serta penegecap (taste/gustatory)
dalam setiap proses latiannya (Setiadarma, 2000).

2
Pada saat melakukan relaksasi guided imagery subjek harus dapat memfokuskan
pikiran sepenuhnya pada bayangan yang dimunculkan dan dalam keadaan senyaman
mungkin. Keadaan relaksasi guided imagery tersebut juga berpengaruh pada kondisi mental
subyek menjelang pertandingan serta menurunkan ketegangan otot-otot karena terjadi
interaksi dari hormon psikoneuro endokrin dan dapat menurunkan produksi katekolamin,
sehingga menimbulkan suasana yang nyaman dan menurunkan perasaan cemas (Halm, 2009;
Haruyama, 2013).

2.3 Tujuan Penanganan Guided Imagery Terhadap Kecemasan


Dengan membayangkan waktu dan tempat favorit dalam semua keindahan sensori
pemandangan, suara, bau, perasaan dapat menghasilkan respon emosional yang positif
sebagai distraksi yang menyenangkan untuk mengalihkan perhatian dari suatu
ketidaknyamanan (Naparstek, 2007). Oleh karena itu, dengan memberikan jeda atau
mengalihkan pikiran individu yang merasakan ketidaknyamanan berupa pikiran-pikiran
negatif (kecemasan). Berfokus pada hal-hal yang menyenangkan, maka kecemasan tersebut
akan berangsur-angsur menurun.

2.4 Kajian Teori Mengenai Penanganan Stress Mengunakan Guided Imagery


2.4.1 Pengertian Guided Imangery
Guided Imagery adalah salah satu terapi mengatasi kecemasan atau dapat
menurunkan kecemasan. Smeltzer & Bare (2013) menyatakan bahwa guided imagery
merupakan terapi yang berfokus pada pengalihan pikiran negatif menjadi positif
sehingga membantu pasien lebih rileks. Hal ini karena efek yang dirasakan secara
fisiologis yaitu produksi endorphin meningkat ketika pikiran sedang rileks (Legi, dkk,
2019).

Guided imagery adalah relaksasi dengan membayangkan hal-hal membuat


perasaan atau pikiran senang dan rileks baik membayangkan indahnya lokasi atau suatu
kejadian yang menggembirakan. Relaksasi yang dilakukan secara mendalam dan terus
menerus dengan teknik guide imagery maka keadaan pasien akan mencapai kondisi
nyaman dan tenang (Kaplan & Sadock, 2010). Guided imagery merupakan teknik yang
menggunakan imajinasi seseorang untuk mencapai efek positif tertentu (Smeltzer dan
Bare, 2013).

Proses awal teknik guide imagery dilakukan dengan memejamkan kedua mata,
memfokuskan pada pernafasan mulai dari tarik nafas dalam dan menghembuskan
secara perlahan lalu pikiran difokuskan pada perasaan tenang dan rileks sehingga
merasakan perasaan yang damai dan nyaman (Rahmayati, 2010).

Guided imagery (imajinasi terbimbing) merupakan salah satu intervensi


keperawatan yang mengarahkan atau membimbing dan mengarahkan pikiran seseorang
dapat mengkhayalkan hal hal yang menyenangkan sesuai yang disukai sehingga
tercapai suatu hal yang positif. Guided imagery adalah salah satu dari terapi
komplementer yang paling efektif di Inggris dan telah menjadi salah satu yang paling
sukses dan tidak berbahaya dalam perawatan klien (Alhalabi, 2012).Proses guided
imagery dapat menurunkan suatu rasa sakit atau nyeri bahkan cemas karena dengan

3
relaksasi dapat meningkatkan pelepasan hormon yang meningkatkan rasa rileks dan
nyaman yaitu endorphin (Hart, 2008). Pelepasan endorfin ini menghambat transmisi
neurotransmiter tertentu (substansi P) sehingga terjadi penurunan intensitas nyeri
(Potter & Perry, 2009).

Menurut Gorman (2010), Guided imagery dapat dilakukan seseorang dengan


mengatakan dan memberikan arahan pada seseorang dengan kalimat yang menuju pada
khayalan misal tempat sehingga perasaan akan mengikuti majinasi tersebut sampai
pada tahap mendalam dan tenang. Kondisi terebut apabila didukung dengan teknik
pernafsan yang baik dan berusaha mengosongkan pikiran serta fokus pada pernafasan
mala lambat laun akan mencapai kondisi relaksasi. Hal ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Aprianto (2015), menyatakan bahwa dengan relaksasi yang terarah
dan terbimbing akan dapat meurunkan kecemasan.

Teknik relaksasi guide imagery menyebabkan pengeluaran hormon „kebahagiaan‟


(betaendorfin) meningkat untuk berproduksi sehingga dapat mengurangi perasaan stres
atau kecemasan (Guyton dan Hall, 2008). Menurut pendapat peneliti dengan teknik
relaksasi guided imagery yang dilakukan pada lingkungan yang nyaman dan terjaga
privacy pasien serta dilakukan dengan fokus dan benar maka dapat menimbulkan
perasaan nyaman baik secara fisik maupun psikologis pasien yang pada akhirnya dapat
mengurangi kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea.

Guided imagery adalah metode relaksasi untuk mengkhayalkan tempat dan


kejadian berhubungan dengan rasa relaksasi yang menyenangkan. Khayalan tersebut
memungkinkan klien memasuki keadaan atau pengalaman relaksasi (Kaplan & Sadock,
2010). Guided imagery menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu yang dirancang
secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu (Smeltzer & Bare, 2002). Imajinasi
bersifat individu dimana individu menciptakan gambaran mental dirinya sendiri, atau
bersifat terbimbing. Banyak teknik imajinasi melibatkan imajinasi visual tapi teknik ini
juga menggunakan indera pendengaran, pengecap dan penciuman (Potter & Perry,
2009). Guided imagery mempunyai elemen yang secara umum sama dengan relaksasi,
yaitu sama-sama membawa klien kearah relaksasi. Guided imagery menekankan bahwa
klien membayangkan hal-hal yang nyaman dan menenangkan. Penggunaan guided
imagery tidak dapat memusatkan perhatian pada banyak hal dalam satu waktu oleh
karena itu klien harus membayangkan satu imajinasi yang sangat kuat dan
menyenangkan (Brannon & Feist, 2000).

Dapat disimpulkan dari pengertian-pengertian diatas tentang Guided imagery


adalah teknik untuk menangani kecemasan dan juga stress yang terjadi pada seseorang
yang mengalaminya, Teknik ini mengunakan bentuk dimensi khayalan yang ada di
dalam diri seseorang dalam keadaan membayangi alam bahwa sadar yang menjadi
patokan teknik terapi Guided imagery ini.

2.4.2 Langkah-langkah Melakukan Guided Imagery


Langkah-langkah dalam melakukan guided imagery yaitu:

4
 untuk persiapan, mencari lingkungan yang nyaman dan tenang, bebas dari distraksi
(Kozier & Erb, 2009). Lingkungan yang bebas dari distraksi diperlukan oleh subjek
guna berfokus pada imajinasi yang dipilih.
 Untuk pelaksanaan, subjek harus tahu rasional dan keuntungan dari teknik
imajinasi terbimbing.
 Subjek merupakan partisipan aktif dalam latihan imajinasi dan harus memahami
secara lengkap tentang apa yang harus dilakukan dan hasil akhir yang diharapkan.
Selanjutnya memberikan kebebasan pada subjek. Membantu subjek ke posisi yang
nyaman dengan cara: membantu subjek untuk bersandar dan meminta menutup
matanya. Posisi nyaman dapat meningkatkan fokus subjek selama latihan
imajinasi.
 Menggunakan sentuhan jika hal ini tidak membuat subjek merasa terancam. Bagi
beberapa subjek, sentuhan fisik mungkin mengganggu karena kepercayaan budaya
dan agama mereka.
 Langkah berikutnya menimbulkan relaksasi. Dengan cara memanggil nama yang
disukai. Berbicara jelas dengan nada suara yang tenang dan netral.
 Meminta subjek menarik nafas dalam dan perlahan untuk merelaksasikan semua
otot. Untuk mengatasi nyeri atau stres, dorong subjek untuk membayangkan hal-
hal yang menyenangkan.
 Setelah itu membantu subjek merinci gambaran dari bayangannya. Mendorong
subjek untuk menggunakan semua indranya dalam menjelaskan bayangan dan
lingkungan bayangan tersebut.
 Langkah berikutnya meminta subjek untuk menjelaskan perasaan fisik dan
emosional yang ditimbulkan oleh bayangannya. Dengan mengarahkan subjek
untuk mengeksplorasi respon terhadap bayangan karena ini akan memungkinkan
subjek memodifikasi imajinasinya. Respons negatif dapat diarahkan kembali untuk
memberikan hasil akhir yang lebih positif.
 Selanjutnya memberikan umpan balik kontinyu kepada subjek. Dengan memberi
komentar pada tanda-tanda relaksasi dan ketenteraman.
 Setelah itu membawa subjek keluar dari bayangannya.
 Setelah pengalaman imajinasi dan mendiskusikan perasaan subjek mengenai
pengalamannya tersebut. Serta mengidentifikasi setiap hal yang dapat
meningkatkan pengalaman imajinasi.
 Selanjutnya memotivasi subjek untuk mempraktikkan teknik imajinasi.
Prosedur dan Analisa Data Penelitian Prosedur penelitian diawali dengan tahap
persiapan, yaitu menyiapkan modul pelatihan, mencari lokasi penelitian yang relevan,
dan menyiapkan alat yang dibutuhkan dalam pelatihan Guided imagery dan mencari
subjek penelitian. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan,

 yaitu pada hari pertama diawali dengan pembentukkan rapport dengan subjek serta
menjelaskan tujuan dari eksperimen, selanjutnya mengisi inform consent bahwa
setuju untuk dijadikan subjek eksperimen dan mengisi skala numeric pain distress
scale.
 Hari kedua, mengadakan pelatihan guided imagery yang dibimbing langsung oleh
peneliti.

5
 Hari ketiga sampai hari kelima, subjek diminta untuk mempraktikan sendiri guided
imagery secara mandiri selama sepuluh menit setiap pagi dan malam hari.
 Hari keenam, yaitu dilakukan pelatihan guided imagery sesi kedua dengan peneliti
dan melakukan evaluasi. Selanjutnya membandingkan skor Pre Test dan Post Test
untuk mengetahui hasil sebelum penelitian dilakukan dan setelah penelitian
dilakukan. Serta melakukan wawancara Post Test mengenai hasil yang didapat
setelah eksperimen dilakukan.

2. 5 Pelaksanaan Intervensi
No. Pertemuan Sesi Keterangan
1. Pertemuan ke-1 Tahap pra perlakuan Pembangunan raport serta
pengukuran tingkat
kecemasan partisipan. (pre
test)

Sesi 1 : Diberikan penjelasan


Perlakuan mengenai guided imagery
terkait pengertian, manfaat,
dan cara melakukannya.

Membayangkan guided Melatih partisipan untuk


imagery dengan mata tertutup memasuki kondisi rileks
yang diiringi musik.

Memotivasi partisipan untuk Membantu partisipan


melakukan latihan secara menerapkan guided imagery
mandiri di rumah & meminta tanpa dipandu oleh terapis
partisipan mengisi self report
setelah melakukan guided
imagery secara mandiri.

2. Pertemuan ke-2 Sesi 2 :


Perlakuan

Membayangkan guided Membantu partisipan untuk


imagery dengan berfokus pada membentuk memori bahagia
telapak tangan dengan diiringi pada telapak tangannya.
musik.

Memotivasi partisipan untuk Membantu partisipan


melakukan latihan secara menerapkan guided imagery
mandiri di rumah & meminta tanpa dipandu oleh terapis
partisipan mengisi self report
setelah melakukan guided
imagery secara mandiri.

6
3. Pertemuan ke-3
Sesi 3 :
Perlakuan Melihat secara langsung
kemampuan partisipan
Melakukan guided imagery melakukan guided secara
secara mandiri dihadapan mandiri tanpa dipandu oleh
terapis sesuai dengan model terapis.
yang paling disukai oleh
partisipan dengan diiringi
musik Untuk Mengetahui tingkat
kecemasan partisipan
Mengisi skala kecemasan setelah perlakuan diberikan.
(Post test)

2.6 Modul Rancangan Penanganan


Pertemuan 1

1. Perlakuan sesi 1

a. Deskripsi

Pertemuan pertama dimana fasilitator membangun raport serta pengukuran tingkat


kecemasan partisipan. Dalam pertemuan ini juga partisipan diberikan penjelasan
mengenai guided imagery terkait pengertian, manfaat, dan cara melakukannya.

b. Tujuan

Tujuan dalam tahap ini adalah untuk membangun kepercayaan subjek terhadap
peneliti terkait dengan treatment yang diberikan. Selain itu, pengukuran diberikan untuk
mengetahui tingkat kecemasan partisipan sebelum diberikan treatment. Untuk tahap
perlakuan bertujuan untuk membantu partisipan menerapkan guide imagery.

7
c. Durasi Waktu Pelaksanaan

30 Menit

d. Alat dan Bahan

Alat ukur Pretest, vcd/ pemutar musik

e. Setting

Ruangan bebas distraksi ( tenang, nyaman, tidak berisik)

e. Metode

pre-test kemudian di lanjutkan diskusi, mencurahkan pendapat

d. Langkah – Langkah

1. Membuat individu dalam keadaan santai yaitu dengan cara:

a. Mengatur posisi yang nyaman (duduk atau berbaring)

b. Silangkan kaki, tutup mata atau fokus pada suatu titik atau suatu benda di dalam
ruangan

c. Fokus pada pernapasan otot perut, menarik napas dalam dan pelan, napas
berikutnya biarkan sedikit lebih dalam dan lama dan tetap fokus pada
pernapasan dan tetapkan pikiran bahwa tubuh semakin santai dan lebih santai

d. Rasakan tubuh menjadi lebih berat dan hangat dari ujung kepala sampai ujung
kaki.

e. Jika pikiran tidak fokus, ulangi kembali pernapasan dalam dan pelan

2. Sugesti khusus untuk imajinasi yaitu:

a. Pikirkan bahwa seolah-olah pergi ke suatu tempat yang menyenangkan dan


merasa senang ditempat tersebut

b. Sebutkan apa yang bisa dilihat, dengar, cium, dan apa yang dirasakan

c. Ambil napas panjang beberapa kali dan nikmati berada ditempat tersebut

d. Sekarang, bayangkan diri anda seperti yang anda inginkan (uraikan sesuai tujuan
yang akan dicapai/ diinginkan).

3. Beri kesimpulan dan perkuat hasil praktek yaitu:

8
a. Mengingat bahwa anda dapat kembali ke tempat ini, perasaan ini, cara ini kapan
saja anda menginginkan

b. Anda bisa seperti ini lagi dengan berfokus pada pernapasan anda, santai, dan
membayangkan diri anda berada pada tempat yang anda senangi

4. Kembali ke keadaan semula yaitu:

a. Ketika anda telah siap kembali ke ruang dimana anda berada

b. Anda merasa segar dan siap untuk melanjutkan kegiatan anda

Pertemuan 2

2. Perlakuan sesi 2

a. Deskripsi

Pertemuan kedua dimana partisipan mengulang tahap-tahap yang sudah di jelaskan


di pertemuan pertama, terkait teknik dan cara melakukan guide imagery. Di sesi ini titik
focus berada di telapak tangan

b. Tujuan

Tujuan dalam tahap ini adalah Untuk membantu partisipan menerapkan guide
imagery secara lebih baik lagi.

c. Durasi Waktu Pelaksanaan

30 Menit

d. Alat dan Bahan

vcd/ pemutar musik, soundsystem

e. Setting

Ruangan bebas distraksi ( tenang, nyaman, tidak berisik)

e. Metode

diskusi, mencurahkan pendapat


d. Langkah – Langkah
1. Membuat individu dalam keadaan santai yaitu dengan cara:
a. Mengatur posisi yang nyaman (duduk atau berbaring)

9
b. Silangkan kaki, tutup mata atau fokus pada telapak tangan
c. Fokus pada pernapasan otot perut, menarik napas dalam dan pelan, napas
berikutnya biarkan sedikit lebih dalam dan lama dan tetap fokus pada
pernapasan dan tetapkan pikiran bahwa tubuh semakin santai dan lebih santai
d. Rasakan tubuh menjadi lebih berat dan hangat dari ujung kepala sampai ujung
kaki.
e. Jika pikiran tidak fokus, ulangi kembali pernapasan dalam dan pelan
2. Sugesti khusus untuk imajinasi yaitu:
a. Pikirkan bahwa seolah-olah pergi ke suatu tempat yang menyenangkan dan
merasa senang ditempat tersebut
b. Sebutkan apa yang bisa dilihat, dengar, cium, dan apa yang dirasakan

c. Ambil napas panjang beberapa kali dan nikmati berada ditempat tersebut

d. Sekarang, bayangkan diri anda seperti yang anda inginkan (uraikan sesuai tujuan
yang akan dicapai/ diinginkan).

3. Beri kesimpulan dan perkuat hasil praktek yaitu:

a. Mengingat bahwa anda dapat kembali ke tempat ini, perasaan ini, cara ini kapan
saja anda menginginkan

b. Anda bisa seperti ini lagi dengan berfokus pada pernapasan anda, santai, dan
membayangkan diri anda berada pada tempat yang anda senangi

4. Kembali ke keadaan semula yaitu:

a. Ketika anda telah siap kembali ke ruang dimana anda berada

b. Anda merasa segar dan siap untuk melanjutkan kegiatan anda

Pertemuan 3

3. Perlakuan sesi 3

a. Deskripsi

Pertemuan ketiga dimana partisipan mengulang tahap-tahap yang sudah di jelaskan


di pertemuan pertama dan kedua, terkait teknik dan cara melakukan guide imagery.
Kemudia juga di lakukan post-test.

10
b. Tujuan

Tujuan dalam tahap ini adalah Untuk membantu partisipan menerapkan guide
imagery secara lebih baik lagi. Memastikan kemampuan partisipan melakukan guided
secara mandiri tanpa dipandu oleh terapis. Kemudian di lakukan post-test untuk
mengetahui tingkat kecemasan partisipan setelah di lakukan perbaikan melalui terapi.

c. Durasi Waktu Pelaksanaan

Mengikuti Waktu partisipan

d. Alat dan Bahan

vcd/ pemutar musik, soundsystem, alat post-test

e. Setting

Ruangan bebas distraksi ( tenang, nyaman, tidak berisik)

e. Metode

diskusi, mencurahkan pendapat, di lanjutkan post-test

d. Langkah – Langkah

1. Membuat individu dalam keadaan santai yaitu dengan cara:

a. Mengatur posisi yang nyaman (duduk atau berbaring)

b. Silangkan kaki, tutup mata atau fokus pada telapak tangan

c. Fokus pada pernapasan otot perut, menarik napas dalam dan pelan, napas
berikutnya biarkan sedikit lebih dalam dan lama dan tetap fokus pada
pernapasan dan tetapkan pikiran bahwa tubuh semakin santai dan lebih santai

d. Rasakan tubuh menjadi lebih berat dan hangat dari ujung kepala sampai ujung
kaki.

e. Jika pikiran tidak fokus, ulangi kembali pernapasan dalam dan pelan

2. Sugesti khusus untuk imajinasi yaitu:

a. Pikirkan bahwa seolah-olah pergi ke suatu tempat yang menyenangkan dan


merasa senang ditempat tersebut

b. Sebutkan apa yang bisa dilihat, dengar, cium, dan apa yang dirasakan

c. Ambil napas panjang beberapa kali dan nikmati berada ditempat tersebut

11
d. Sekarang, bayangkan diri anda seperti yang anda inginkan (uraikan sesuai tujuan
yang akan dicapai/ diinginkan).

3. Beri kesimpulan dan perkuat hasil praktek yaitu:

a. Mengingat bahwa anda dapat kembali ke tempat ini, perasaan ini, cara ini kapan
saja anda menginginkan

b. Anda bisa seperti ini lagi dengan berfokus pada pernapasan anda, santai, dan
membayangkan diri anda berada pada tempat yang anda senangi

4. Kembali ke keadaan semula yaitu:

a. Ketika anda telah siap kembali ke ruang dimana anda berada

b. Anda merasa segar dan siap untuk melanjutkan kegiatan anda

12
DAFTAR PUSTAKA

Affan Novarenta. GUIDED IMAGERY UNTUK MENGURANGI RASA NYERI SAAT


MENSTRUASI. Jurnal psikologi ilmu terapan. Vol. 01, No.02, Agustus 2013

Baiq Wahyu Rizki Purnama. GUIDED IMAGERY TERHADAP TINGKAT KECEMASAN


MENJELANG PERSALINAN PADA IBU HAMIL. Jurna psikologi ilmu terapan. Vol. 03,
No.02, Agustus 2015

Wahyuningsih S, Wahyu Rima A. TERAPI GUIDE IMAGERY TERHADAP PENURUNAN


KECEMASAN PASIEN PREOPERASI SECTIO CAESAREA. Jurnal keperawatan „Aisyiyah.
Vol. 07, No.01, Juni 2020

Ulfah Nurjanah, Andromeda, Binta M.R . RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK


MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT. 30 maret
2018.

Dwi A.P, Ismonah, M. Syamsul Arif. EFEKTIVITAS AUTOGENIC RELAXATION DAN


GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN
DIABETES MELLITUS DENGAN KOMPLIKASI LUKA DI RSUD AMBARAWA. Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan

Arum P, Eka Mutya, Selvya H.A. PENGALAMAN PASIEN GANGGUAN JIWA KETIKA
DIBERIKAN TERAPI GUIDED IMAGERY. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 2 No 2,
Hal 89 – 96, Agustus 2019

13

Anda mungkin juga menyukai