FAKULTAS PSIKOLOGI
SURABAYA
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Modul Guided imagery untuk menurunkan gangguan
kecemasan pada dewasa. Dalam menyelesaikan Modul ini tidak terlepas dari kerja sama
dosen dan teman-teman.
Karena itu ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Akta Ririn Ariswati S.
Psi., M. Psi., Psi dosen pengampu materi “penanganan gangguan emosi” dan atas
pengertiannya serta referensi-referensi buku dan jurnal yang telah membantu kami dalam
menyusun Modul ini. Kami menyadari bahwa Modul ini masih jauh dari kesempurnaan,
dimana sebagai manusia biasa tidak pernah luput dari kekhilafan, maka saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan, dan kami berharap semoga modul ini dapat
bermanfaat.
ii
DAFTAR ISI
2.4 Kajian Teori Mengenai Penanganan Stress Mengunakan Guided Imagery ................... 3
iii
BAB I
KASUS
1.1 Identitas
1.1.1. Identitas Subjek
Nama Subjek : NA
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 28
Usia Kehamilan : 7 bulan 3 minggu
Paritas Kehamilan : anak ke-2
Nama Subjek : NB
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 29
Usia Kehamilan : 7 bulan 3 minggu
Paritas Kehamilan : anak ke-2
Nama Subjek : RA
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 36
Usia Kehamilan : 7 bulan 3 minggu
Paritas Kehamilan : anak ke-3
Meskipun kehamilan merupakan hal yang alamiah, akan tetapi masih terdapat kondisi
kondisi psikologis yang spesifik dialami oleh ibu hamil yang memerlukan penyesuaian
emosi, pola berfikir, serta berperilaku (Kusmiyati, et al.,2008). Adapun emosi yang muncul
ketika mengalami kehamilan diantaranya mengalami perasaan-perasaan kompleks berupa
rasa kuat dan berani menanggung segala beban, takut, rasa cinta dan benci, keraguan dan
ketidakpastian, kegelisahan dan rasa tenang bahagia, gembira dan cemas, semua perasaan
tersebut menjadi semakin kuat saat menjelang persalinan (Kartono, dalam Maharani, 2008).
Hal tersebut dapat menjadi pemicu munculnya rasa cemas pada ibu hamil.Selama masa
kehamilannya, ibu hamil tidak terlepas dari perasaan cemas. Dimana kecemasan tersebut
seringkali meningkat seiring dengan meningkatnya usia kehamilan. Guided imagery
merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan.
Sebelum treatment diberikan, peneliti melakukan pengukuran tingkat kecemasan yang
dialami oleh partisipan.Selain itu, partisipan juga diminta untuk menuliskan keluhan yang
seringkali muncul selama kehamilan.Dari ketiga partisipan, diketahui NA mengalami
keputihan berlebih selama kehamilan dan pernah mengkonsumsi obat yang diberikan oleh
bidan yang bersangkutan. Sedangkan partisipan NB, mengeluhkan sakit pinggang seringkali
dialami selama kehamilan. Pada partisipan RA mengeluhkan lebih sering berkeringat dan
mudah lelah jika dibandingkan dengan kehamilan sebelumnya.
1
BAB II
PENANGANAN GANGGUAN SUBJEK
2.1 Latar Belakang Penanganan
Dalam DSM-IV-TR (2002) menyatakan bahwa kecemasan dapat terbentuk dari
perasaan takut, khawatir, serta ketegangan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada salah
satu daerah di Indonesia, dari 158 responden terdapat 47,5% ibu hamil yang tidak mengalami
kecemasan, serta 52,5% ibu hamil mengalami kecemasan (Astria, 2009). Kecemasan
mengharuskan seseorang untuk melakukan mekanisme pertahanan diri yang terkadang
berlebihan serta tidak semestinya untuk dilakukan (Jones, 2006). Adapun dampak kecemasan
tersebut yakni nervous, berkeringat, mudah marah, kurang tidur, ketegangan otot, merasa
depresi, serta merasa tidak nyaman (Dziegielewski,2002). Jika hal-hal tersebut semakin
meningkat dan berlebihan, akan berdampak pada kondisi kesehatan ibu dan bayi yang
dikandungnya. Nyeri kepala pada ibu hamil tak jarang muncul akibat ketegangan yang
muncul akibat rasa cemas yang dialami sang ibu (Kusmiyati, dkk, 2008). Selain itu,
diungkapkan bahwa mudahnya seseorang mengalami depresi dan kecemasan atau tidak sehat
secara psikologis dikarenakan reaksi terhadap pemikirannya sendiri (Fisher & Wells dalam
Pomerantz, 2014). Penggunaan beberapa metode psikologi diperlukan untuk kelancaran dan
kesehatan ibu selama kehamilan. Beberapa metode yang sering digunakan yakni antara lain
senam hamil, menjalin kedekatan dengan anggota keluarga, mencari informasi terkait
kehamilan, serta relaksasi (Wulandari, 2006; Maimunah, 2011; Marhamar, 2013).Salah satu
metode yang cukup sering digunakan untuk mengurangi kecemasan oleh berbagai kalangan
yakni relaksasi. Teknik relaksasi merupakan suatu bentuk penanganan dengan cara mengajak
serta mengantar klien untuk beristirahat atau bersantai, dengan asumsi bahwa istirahatnya
otot-otot dapat membantu mengurangi tegangan psikologis (Chaplin,2002). Ketika tubuh
dalam kondisi rileks, saraf parasimpatetis bekerja menekan saraf simpatetis saat cemas
(Bellack & Harsen, dalam Subandi 2002). Guided imagery merupakan salah satu teknik yang
dapat menimbulkan efek relaksasi pada penggunanya. Konsep guided imagery menggunakan
imajinasi dari individu secara terbimbing yang bertujuan mengembangkan relaksasi dan
meningkatkan kualitas hidup individu (Martin, 2002).
2
Pada saat melakukan relaksasi guided imagery subjek harus dapat memfokuskan
pikiran sepenuhnya pada bayangan yang dimunculkan dan dalam keadaan senyaman
mungkin. Keadaan relaksasi guided imagery tersebut juga berpengaruh pada kondisi mental
subyek menjelang pertandingan serta menurunkan ketegangan otot-otot karena terjadi
interaksi dari hormon psikoneuro endokrin dan dapat menurunkan produksi katekolamin,
sehingga menimbulkan suasana yang nyaman dan menurunkan perasaan cemas (Halm, 2009;
Haruyama, 2013).
Proses awal teknik guide imagery dilakukan dengan memejamkan kedua mata,
memfokuskan pada pernafasan mulai dari tarik nafas dalam dan menghembuskan
secara perlahan lalu pikiran difokuskan pada perasaan tenang dan rileks sehingga
merasakan perasaan yang damai dan nyaman (Rahmayati, 2010).
3
relaksasi dapat meningkatkan pelepasan hormon yang meningkatkan rasa rileks dan
nyaman yaitu endorphin (Hart, 2008). Pelepasan endorfin ini menghambat transmisi
neurotransmiter tertentu (substansi P) sehingga terjadi penurunan intensitas nyeri
(Potter & Perry, 2009).
4
untuk persiapan, mencari lingkungan yang nyaman dan tenang, bebas dari distraksi
(Kozier & Erb, 2009). Lingkungan yang bebas dari distraksi diperlukan oleh subjek
guna berfokus pada imajinasi yang dipilih.
Untuk pelaksanaan, subjek harus tahu rasional dan keuntungan dari teknik
imajinasi terbimbing.
Subjek merupakan partisipan aktif dalam latihan imajinasi dan harus memahami
secara lengkap tentang apa yang harus dilakukan dan hasil akhir yang diharapkan.
Selanjutnya memberikan kebebasan pada subjek. Membantu subjek ke posisi yang
nyaman dengan cara: membantu subjek untuk bersandar dan meminta menutup
matanya. Posisi nyaman dapat meningkatkan fokus subjek selama latihan
imajinasi.
Menggunakan sentuhan jika hal ini tidak membuat subjek merasa terancam. Bagi
beberapa subjek, sentuhan fisik mungkin mengganggu karena kepercayaan budaya
dan agama mereka.
Langkah berikutnya menimbulkan relaksasi. Dengan cara memanggil nama yang
disukai. Berbicara jelas dengan nada suara yang tenang dan netral.
Meminta subjek menarik nafas dalam dan perlahan untuk merelaksasikan semua
otot. Untuk mengatasi nyeri atau stres, dorong subjek untuk membayangkan hal-
hal yang menyenangkan.
Setelah itu membantu subjek merinci gambaran dari bayangannya. Mendorong
subjek untuk menggunakan semua indranya dalam menjelaskan bayangan dan
lingkungan bayangan tersebut.
Langkah berikutnya meminta subjek untuk menjelaskan perasaan fisik dan
emosional yang ditimbulkan oleh bayangannya. Dengan mengarahkan subjek
untuk mengeksplorasi respon terhadap bayangan karena ini akan memungkinkan
subjek memodifikasi imajinasinya. Respons negatif dapat diarahkan kembali untuk
memberikan hasil akhir yang lebih positif.
Selanjutnya memberikan umpan balik kontinyu kepada subjek. Dengan memberi
komentar pada tanda-tanda relaksasi dan ketenteraman.
Setelah itu membawa subjek keluar dari bayangannya.
Setelah pengalaman imajinasi dan mendiskusikan perasaan subjek mengenai
pengalamannya tersebut. Serta mengidentifikasi setiap hal yang dapat
meningkatkan pengalaman imajinasi.
Selanjutnya memotivasi subjek untuk mempraktikkan teknik imajinasi.
Prosedur dan Analisa Data Penelitian Prosedur penelitian diawali dengan tahap
persiapan, yaitu menyiapkan modul pelatihan, mencari lokasi penelitian yang relevan,
dan menyiapkan alat yang dibutuhkan dalam pelatihan Guided imagery dan mencari
subjek penelitian. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan,
yaitu pada hari pertama diawali dengan pembentukkan rapport dengan subjek serta
menjelaskan tujuan dari eksperimen, selanjutnya mengisi inform consent bahwa
setuju untuk dijadikan subjek eksperimen dan mengisi skala numeric pain distress
scale.
Hari kedua, mengadakan pelatihan guided imagery yang dibimbing langsung oleh
peneliti.
5
Hari ketiga sampai hari kelima, subjek diminta untuk mempraktikan sendiri guided
imagery secara mandiri selama sepuluh menit setiap pagi dan malam hari.
Hari keenam, yaitu dilakukan pelatihan guided imagery sesi kedua dengan peneliti
dan melakukan evaluasi. Selanjutnya membandingkan skor Pre Test dan Post Test
untuk mengetahui hasil sebelum penelitian dilakukan dan setelah penelitian
dilakukan. Serta melakukan wawancara Post Test mengenai hasil yang didapat
setelah eksperimen dilakukan.
2. 5 Pelaksanaan Intervensi
No. Pertemuan Sesi Keterangan
1. Pertemuan ke-1 Tahap pra perlakuan Pembangunan raport serta
pengukuran tingkat
kecemasan partisipan. (pre
test)
6
3. Pertemuan ke-3
Sesi 3 :
Perlakuan Melihat secara langsung
kemampuan partisipan
Melakukan guided imagery melakukan guided secara
secara mandiri dihadapan mandiri tanpa dipandu oleh
terapis sesuai dengan model terapis.
yang paling disukai oleh
partisipan dengan diiringi
musik Untuk Mengetahui tingkat
kecemasan partisipan
Mengisi skala kecemasan setelah perlakuan diberikan.
(Post test)
1. Perlakuan sesi 1
a. Deskripsi
b. Tujuan
Tujuan dalam tahap ini adalah untuk membangun kepercayaan subjek terhadap
peneliti terkait dengan treatment yang diberikan. Selain itu, pengukuran diberikan untuk
mengetahui tingkat kecemasan partisipan sebelum diberikan treatment. Untuk tahap
perlakuan bertujuan untuk membantu partisipan menerapkan guide imagery.
7
c. Durasi Waktu Pelaksanaan
30 Menit
e. Setting
e. Metode
d. Langkah – Langkah
b. Silangkan kaki, tutup mata atau fokus pada suatu titik atau suatu benda di dalam
ruangan
c. Fokus pada pernapasan otot perut, menarik napas dalam dan pelan, napas
berikutnya biarkan sedikit lebih dalam dan lama dan tetap fokus pada
pernapasan dan tetapkan pikiran bahwa tubuh semakin santai dan lebih santai
d. Rasakan tubuh menjadi lebih berat dan hangat dari ujung kepala sampai ujung
kaki.
e. Jika pikiran tidak fokus, ulangi kembali pernapasan dalam dan pelan
b. Sebutkan apa yang bisa dilihat, dengar, cium, dan apa yang dirasakan
c. Ambil napas panjang beberapa kali dan nikmati berada ditempat tersebut
d. Sekarang, bayangkan diri anda seperti yang anda inginkan (uraikan sesuai tujuan
yang akan dicapai/ diinginkan).
8
a. Mengingat bahwa anda dapat kembali ke tempat ini, perasaan ini, cara ini kapan
saja anda menginginkan
b. Anda bisa seperti ini lagi dengan berfokus pada pernapasan anda, santai, dan
membayangkan diri anda berada pada tempat yang anda senangi
Pertemuan 2
2. Perlakuan sesi 2
a. Deskripsi
b. Tujuan
Tujuan dalam tahap ini adalah Untuk membantu partisipan menerapkan guide
imagery secara lebih baik lagi.
30 Menit
e. Setting
e. Metode
9
b. Silangkan kaki, tutup mata atau fokus pada telapak tangan
c. Fokus pada pernapasan otot perut, menarik napas dalam dan pelan, napas
berikutnya biarkan sedikit lebih dalam dan lama dan tetap fokus pada
pernapasan dan tetapkan pikiran bahwa tubuh semakin santai dan lebih santai
d. Rasakan tubuh menjadi lebih berat dan hangat dari ujung kepala sampai ujung
kaki.
e. Jika pikiran tidak fokus, ulangi kembali pernapasan dalam dan pelan
2. Sugesti khusus untuk imajinasi yaitu:
a. Pikirkan bahwa seolah-olah pergi ke suatu tempat yang menyenangkan dan
merasa senang ditempat tersebut
b. Sebutkan apa yang bisa dilihat, dengar, cium, dan apa yang dirasakan
c. Ambil napas panjang beberapa kali dan nikmati berada ditempat tersebut
d. Sekarang, bayangkan diri anda seperti yang anda inginkan (uraikan sesuai tujuan
yang akan dicapai/ diinginkan).
a. Mengingat bahwa anda dapat kembali ke tempat ini, perasaan ini, cara ini kapan
saja anda menginginkan
b. Anda bisa seperti ini lagi dengan berfokus pada pernapasan anda, santai, dan
membayangkan diri anda berada pada tempat yang anda senangi
Pertemuan 3
3. Perlakuan sesi 3
a. Deskripsi
10
b. Tujuan
Tujuan dalam tahap ini adalah Untuk membantu partisipan menerapkan guide
imagery secara lebih baik lagi. Memastikan kemampuan partisipan melakukan guided
secara mandiri tanpa dipandu oleh terapis. Kemudian di lakukan post-test untuk
mengetahui tingkat kecemasan partisipan setelah di lakukan perbaikan melalui terapi.
e. Setting
e. Metode
d. Langkah – Langkah
c. Fokus pada pernapasan otot perut, menarik napas dalam dan pelan, napas
berikutnya biarkan sedikit lebih dalam dan lama dan tetap fokus pada
pernapasan dan tetapkan pikiran bahwa tubuh semakin santai dan lebih santai
d. Rasakan tubuh menjadi lebih berat dan hangat dari ujung kepala sampai ujung
kaki.
e. Jika pikiran tidak fokus, ulangi kembali pernapasan dalam dan pelan
b. Sebutkan apa yang bisa dilihat, dengar, cium, dan apa yang dirasakan
c. Ambil napas panjang beberapa kali dan nikmati berada ditempat tersebut
11
d. Sekarang, bayangkan diri anda seperti yang anda inginkan (uraikan sesuai tujuan
yang akan dicapai/ diinginkan).
a. Mengingat bahwa anda dapat kembali ke tempat ini, perasaan ini, cara ini kapan
saja anda menginginkan
b. Anda bisa seperti ini lagi dengan berfokus pada pernapasan anda, santai, dan
membayangkan diri anda berada pada tempat yang anda senangi
12
DAFTAR PUSTAKA
Arum P, Eka Mutya, Selvya H.A. PENGALAMAN PASIEN GANGGUAN JIWA KETIKA
DIBERIKAN TERAPI GUIDED IMAGERY. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 2 No 2,
Hal 89 – 96, Agustus 2019
13