Anda di halaman 1dari 35

MIFTAH FARIDL

16410008

MODUL PELATIHAN SELF


TALK POSITIF
Daftar Isi

Pendahuluan ........................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ................................................................................................... 7

B. Tujuan dan Sasaran Program ............................................................................ 9

C. Fasilitator Pelatihan gabung ................................................................................ 10

D. Jumlah Peserta Pelatihan ................................................................................... 10

E. Waktu Pelaksanaan Pelatihan ............................................................................ 10

Referensi ................................................................................................................. 11

Rincian Kegiatan Pelatihan .................................................................................... 12

Modul Singkat ......................................................................................................... 14

A. Sesi 1 ............................................................................................................ 14

Pembukaan ........................................................................................................ 14
Pengisian Lembar Pretest .................................................................................. 16

B. Sesi 2 ............................................................................................................ 18

Pengenalan Teknik self talk ............................................................................... 18


Materi Kecemasan ............................................................................................. 19
Mengakhiri Sesi Pelathian .................................................................................. 20

C. Sesi 3 ............................................................................................................ 21

Materi teknik self talk ........................................................................................ 21


Studi Kasus ........................................................................................................ 22
Praktek ............................................................................................................ 23

D. Sesi 4 ............................................................................................................ 25

Evaluasi ............................................................................................................ 25
Penutupan .......................................................................................................... 25

2|Faridl (2019)
Lembar Postest ......................................................................................................... 27

Lembar Evaluasi ....................................................................................................... 31

Bahan Bacaan Pelatihan ........................................................................................... 33

3|Faridl (2019)
Panduan Pelatihan Self Talk Positif

Pendahuluan
Pelatihan merupakan salah satu cara untuk meingkatkan kompetensi atau soft skill

individu. Pada dasarnya pelatihan adalah learning to do (Belajar untuk melakukan

sesuatu). Tujuan utama dari sebuah pelatihan adalah meningkatkan sebuah keterampilan

tertentu dan orientasinya focus pada saat ini. Selain meningkatkan keterampilan,

pelatihan juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan (cognitive skill) dan affective

skill. Walter Dick, dkk dalam Pibadi (2016) memberikan definisi bahwa pelatihan

merupakan pengalaman belajar yang sengaja dirancang agar dapat membantu peserta

dalam menguasai kompetensi yang tidak dimiliki sebelumnya. Program pelatihan dapat

dimaknai sebagai pengalaman pembelajaran yang memfokuskan pada upaya individu

untuk memperoleh keterampilan sepsifik yang dapat segera digunakan (Smith & Ragan,

2008).

Peneliti memberikan definisi operasional dari dua penjelasan ahli di atas,

bahwasanya pelatihan adalah sebuah upaya untuk memperoleh pengetahuan,

kemampuan, dan sikap yang bisa mempengaruhi kualitas individu. Pelatihan

dipenerapannya menggunakan pembelajaran andragogik. Pembelajaran ini

berlatarbelakang bahwasanya individu sudah memilki pengalaman, pengetahuan, dan

diharapkan lebih aktif juga sadar akan tujuan awal belajar. Pelatihan tidak lepas dari

proses belajar. Peserta pelatihan akan mendapatkan informasi yang diberikan pemateri.

Selanjutnya secara kognitif, peserta pelatihan menyimpan informasi yang ia dapatkan.

Terakhir, peserta pelatihan akan menerapkan pengetahuan yang didapatkan dan menjadi

4|Faridl (2019)
sebuah pengalaman yang akan berguna dimasa mendatang. Dengan demikian terjadilah

proses belajar dalam pelatihan.

Gaya belajar seperti melihat (visual), mendengar (auditori), dan kinestetik

mungkin akan berpengaruh besar pada proses pelatihan. Tiga gaya belajar tersebut sangat

efektif jika dilakukan secara utuh. Pelatihan positif self talk ini disusun berdasarkan

prinsip dasar terapi REBT. Self talk negatif dalam REBT berupa keyakinan-keyakinan

dan nilai irasional tersebut akan berpengaruh pada behavioral dan emosional tiap

individu. Maka dari itu, cara yang paling efisien untuk membantu individu tersebut adalah

dengan mengfrontal kan dan berbicara secara langsung perihal filsafat hidup mereka dan

mengajarkan mereka bagaimana berpikiran secara logis sehingga mampu mebghapus

keyakinan-keyakinan irrasionalnya. Kebutuhan akan berpikir secara logis inilah yang

diperlukan mahasiswa baru ketika berbicara didepan umum untuk menekan

kecemasannya.

Tujuan pelatihan “Positif Self Talk” ini adalah untuk menekan kecemasan yang

timbul pra berbicara di depan umum. Hal ini menjadi penting jika dilihat bahwa ketika

muncul kecemasan akan mengganggu perilaku individu. Kecemasan ini muncul karena

adanya pikiran-pikiran negatif atau dalam pembahasan ini disebut negative self talk.

Perilaku yang muncul ketika didasari kecemasan adalah seperti terbata-bata, hilang

konsentrasi, blank (lupa), gemetar, berkeringat, dan hal lainnya yang akan mengganggu

proses berbicara didepan umum. Untuk mencapai kesuksesan berbicara didepan umum,

salah satunya bisa menggunakan teknik Self Talk Positive. Akan tetapi, dibutuhkan

pelatihan kusus tentang Self Talk Positive agar memahami tata cara yang baik dan benar.

Kecemasan yang muncul ketika hendak berbicara didepan umum inilah yang lumrah

ditemui di Mahasiswa Baru. Sehingga, diharapkan dengan pelaksanaan pelatihan “Self

5|Faridl (2019)
Talk” ini mahasiswa baru dapat menekan kecemasaannya sebelum berbicara didepan

umum.

Manfaat yang bisa didapatkan peserta yang mengikuti pelatihan “Positive Self

Talk” ini adalah mendapatkan pengetahuan dan ilmu perihal Self Talk juga dasar dari

terapi REBT. Urgensi pelatihan keterampilan self talk ini menjadi sebuah cara yang

efektif ketika menjumpai momen-momen yang memerlukan keharusan berbicara didepan

umum.

Panduan pelatihan ini diberikan untuk mengenalkan bahwa ada teknik yang

bernama “Self Talk” bagi mahasiswa baru dalam menghadapi situasi keharusan berbicara

didepan umum namun berlum terbiasa. Pelatihan ini diharapkan sebagai sebuah proses

belajar dan berlatih bagi mahasiswa baru agar terbiasa berbicara didepan umum. Modul

pelatihan ini diperuntukkan bagi para fasilitator. Modul ini memberikan pedoman dalam

prosedur dan peran fasilitator yang akan memandu jalannya pelatihan “Positive Self Talk”

bagi mahasiswa baru yang masih mengalami kecemasan sebelum berbicara didepan

umum.

6|Faridl (2019)
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sering kita temui bahwa ketika terlaksana sebuah presentasi, terjadi adegan

kecemasan dari pemateri. Kecemasan yang dilalui pemateri ini akan berdampak pada

hasil presentasi. Contoh sederhananya seperti melantur tidak jelas apa yang dibicarakan.

Tidak sesuai materi yang ingin disampaikan. Kecemasan ini juga bisa berdampak pada

fisik pemateri, contohnya badan gemetar & berkeringat yang banyak. Bahasa yang sering

kita dengar ketika melihat fenomena seperti itu adalah nerveous atau bisa juga kita

gunakan kata cemas. Freud sebagai ahli psikoanalisis memberi penjelasan bahwa

kecemasan adalah sebuah reaksi dari stimulus luar yang berfungsi memperingatkan

individu akan adanya bahaya. Kalau kembali melihat fenomena diatas, berarti timbul

kecemasan karena khawatir tidak di perhatikan, materi tidak relevan, kritikan yang

datang, atau bahkan pertanyaan yang sulit.

Menurut Chaplin (2006) kecemasan merupakan perasaan campuran berisikan

ketakutan dan keprihatinan mengenai rasa-rasa mendatang tanpa sebab khusus untuk

ketakutan tersebut. Jika diambil dari pengertian ini, kecemasan merupakan rasa takut dan

prihatin terhadap masa datang tanpa memahami mengapa hal ini bisa terjadi. Kecemasan

adalah suatu keadaan yang mempunyai ciri ketergantungan fisiologis, perasaan tegang

yang tidak menyenangkan, dan perasaan aprehensif (Nevid, dkk, 2005). Aprehensif

artinya adalah keadaan khawatir dimana sesuatu yang tidak baik akan terjadi. Mengacu

pada dua definisi di atas, peneliti memberikan defisini operasional berupa kecemasan

adalah situasi dimana individu merasakan rasa takut atau rasa tidak enak terhadap apa

yang akan terjadi di masa mendatang.

7|Faridl (2019)
Self talk merupakan bagian integral dari komponen intervensi psikologis atau

program latihan keterampilan mental. Teknik self-talk merupakan pembicaraan positif

yang dilakukan seseorang dengan dirinya sendiri sehari-hari dimana orang tersebut

mengulangi pernyataan-pernyataan yang dianggap berguna dan suportif untuk melakukan

suatu perbuatan tertentu atau menghindari suatu perilaku tertentu. Percakapan seseorang

dengan dirinya sendiri biasanya didasarkan atas keyakinan mereka tentang diri sendiri

(Seligman 2001; dalam Erford 2015). Self-talk merupakan bentuk pemenuhan diri dan

dapat digunakan untuk menantang keyakinan irasional (Schafer, 1998; dalam Erford.

2015).

Self-talk adalah berkomunikasi dan berbicara dengan dirimu sendiri. Self-talk tidak

selalu tentang berbicara dengan mengeluarkan kata-kata dari mulut layaknya saat kita

berbicara dengan orang lain. Lebih spersifik lagi, self talk adalah berbicara dengan

pikiran-pikiran yang ada di dalam kepala kita. Self talk merupakan sesuatu yang amat

sederhana. Namun, dapat memberi dampak yang besar bagi kita. Self-talk adalah akar

permasalahan psikologis yang paling utama. Berangkat dari situlah kebiasaan, karakter,

dan keyakinan seseorang terbentuk. Selama self-talk seseorang tetap positif, dia tidak

mudah terpengaruh hal-hal negatif dari luar. Hal negatif dari luar hanya akan berdampak

negatif terhadap diri kita jika diperkuat dengan self-talk yang negatif.

8|Faridl (2019)
B. Tujuan dan Sasaran Program

1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Tujuan umum pelatihan “Positive Self Talk” adalah membantu peserta yang

merupakan mahasiswa baru untuk meningkatkan pemahaman tentang segala hal

terkait self talk positif dan aplikasinya untuk menurunkan kecemasan ketika

memberikan materi presentasi.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari pelatihan “Hadapi Stress Tanpa Stress” ialah;

a) Peserta memahami segala hal mengenai self talk.

b) Peserta mampu mengidentifikasi sumber kecemasan sebelum presentasi.

c) Peserta mampu mengaplikasikan teknik self talk sebagai upaya menurunkan

kecemasan sebelum presentasi.

2. Sasaran Program

Sasaran dari pelatihan “Positive Self Talk” ialah mahasiswa baru jurusan

Psikologi, yaitu mahasiswa angkatan 2018 semester 2. Pemilihan mahasiswa

baru sebagai sasaran pelatihan ini ialah karena mahasiswa baru rata-rata

mengalami kecemasan sebelum presentasi yang menimbulkan masalah baru

ketika presentasi. Hal ini karena lingkungan perkuliahan memiliki tuntutan yang

besar dan mungkin belum terbiasa.

9|Faridl (2019)
C. Fasilitator Pelatihan gabung

Fasilitator ialah orang yang membimbing peserta pelatihan, sehingga baik

peserta maupun fasilitator dapat belajar bersama-sama. Peserta tidak belajar dari

fasilitator, namun fasilitator mengajak peserta untuk bersama-sama belajar.

Fasilitator bukan orang yang mengetahui segala hal, akan tetapi sudah lebih maju

daam bidang khusus karena memiliki pengetahuan dan pengalaman. Tugas fasilitator

bukan mengurui, namun memberi contoh kepada peserta, merangsang dan

mendorong mereka untuk berpikir sendiri, menyadari perasaan dan pengalaman

masing-masing serta menemukan jawaban sendiri. Hal penting yang harus dimiliki

oleh fasilitator ialah memiliki pengetahuan mengenai hal yang akan disampaikan,

mampu berkomunikasi dengan baik, serta mampu menguasai forum.

D. Jumlah Peserta Pelatihan

Peserta pelatihan “Positive Self Talk” ialah mahasiswa Psikologi UIN Malang

angkatan 2018, yaitu semester dua sebanyak 70 orang mahasiswa.

E. Waktu Pelaksanaan Pelatihan

Pelaksanaan pelatihan “Hadapi Stress Tanpa Stress” ialah selama 195 menit dalam

tiga hari. Dua hari merupakan hari penting, dan satu hari tentang evaluasi hasil juga

penutupan.

10 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
Referensi

Chaplin, J.P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah Kartini Kartono. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Erford, Bradley T., 2015, 40 Teknik Yang Harus Diketahui Setiap Konselor, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta
Mangampang, Katerina. 2017. TIngkat kecemasan mahasiswa berbicara di depan umum
dan implikasinya terhadap pengembangan program bimbingan peningkatan
kepercayaan diri berbicara di depan kelas. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sanata DHarma: Yogyakarta.
Nedvid, J.S, Rathus, S.A & Greene, B. 2005. Psikologi Abnormal, edisi Kelima, Jilis 2.
Jakarta: Erlangga.
Smith. P.L & Ragan. T.L. 2007. Instructional Design. USA: Willy Bass Education.
Pribadi. B.A. 2016. Desain dan Pengembangan Program Pelatihan Berbasis
Kompetensi; Implementasi Model ADDIE. Jakarta: Prenada Media Group.
Rizkiyani, Dede. 2016. Pengaruh Konseling Rational EMotif Behavior Therapy (REBT)
Dalam Mengurangi Kecemasan Peserta DIdik Kelas VIII SMP Gajah Mada Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2016/2017. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. IAIN Raden
Intan Lampung: Lampung
Sobur. Alex. 2011. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.
Solso. R, Maclin. O.H & Maclin. M.K. 2007. Psikologi Kognitif. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Wade. C, Tavris. C & Garry.M. 2014. Psikologi; edisi kesebelas jilid 2. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Widiyastuti, P.A. 2014. efektifitas metode positif self talk terhadap peningkatan
kepercayaan diri pada siswa kelas VIII SMPN 4 Karanganom. Fakultas Ilmu
Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.

11 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
Rincian Kegiatan Pelatihan “Hadapi Stress Tanpa Stress”

Sesi Kegiatan Waktu Metode Tujuan


1. a) Pembukaan 15’ Pembukaan oleh a) Perkenalan
fasilitator, dan b) Building Rapport
sambutan disertai c) Penjelasan Pelatihan
penjelasan
pelatihan.
b) Pengisian 10’ Peserta mengisi a) Mengetahui tingkat
Lembar Pretest lembar pretest kecemasan yang dimiliki
yang dibagikan sebelum pelatihan.
fasilitator
2. a) Pengenalan 25’ a) Pemberikan edukasi
teknik self talk mengenai self talk
b) Peserta mengetahui
kondisi ketika self talk
terjadi.
b) Materi 25’ a) Peserta memahami
Kecemasan kecemasan secara
holistik.
b) Peserta memahami
situasi penyebab
kecemasan.
c) Mengakhiri sesi 5’ a) Peserta dipersilahkan
Pelatihan meninggalkan tempat
karena pelatihan
dicukupkan untuk hari
ini.
3. a) Materi teknik 25’ a) Peserta memahami
self talk teknik positif self talk.

b) Studi Kasus 25’ a) Peserta dapat


mengidentifikasi negative
self talk.
b) Peserta mampu
mengubah negative self
talk menjadi positive self
talk.
c) Praktek 25’ a) Mencoba Presentasi
didepan umum secara
mendadak.

12 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
c) Memunculkan
perasaan kecemasan
d) Aplikasi metode self
talk.
d) Mengakhiri sesi 5’ b) Peserta dipersilahkan
Pelatihan meninggalkan tempat
karena pelatihan
dicukupkan untuk hari
ini.
4. a) Evaluasi 15’ Diskusi antara a) Memastikan peserta
fasilitator, memahami pelatihan
fasilitator, dan yang sudah dilakukan
peserta b) Mengetahui pendapat
peserta mengenai
pelatihan yang sudah
dilakukan
b) Pengisian 10’ Peserta mengisi a) Mengetahui tingkat
Lembar Posttest lembar posttest kecemasan yang dimiliki
yang dibagikan setelah pelatihan.
fasilitator
d) Penutupan 10’ Sambutan Mengakhiri pelatihan
penutupan oleh
fasilitator

13 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
SESI 1
Pembukaan

Tujuan:

1. Perkenalan antara fasilitator dan peserta

2. Menciptakan suasana akrab antara fasilitator dengan peserta dan antarpeserta

3. Menjelaskan proses dan tahapan yang akan dilakukan selama pelatihan

manajemen stres kepada peserta

Waktu: 25 menit

Alat dan Bahan: Alat Tulis

Metode: Pembukaan formal oleh fasilitator

Prosedur:

1. Fasilitator membuka pelatihan dengan mengucapkan salam, memimpin do’a,

kemudian memperkenalkan diri dan co fasilitator.

2. Fasilitator terlebih dahulu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, hobi,

dan hal unik tentang diri sendiri, dilanjutkan dengan co fasilitator.

3. Fasilitator meminta peserta kelompok untuk memperkenalkan diri dengan

menyebutkan nama, hobi, dan hal unik tentang diri sendiri.

4. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai tujuan dan manfaat pelatihan

Positive self talk yang akan dilakukan

5. Fasilitator menjelaskan proses dan tahapan dalam pelatihan Positive self talk

melalui rundown yang sudah disusun

14 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
6. Co-fasilitator membagikan lembar pre-test kepada peserta dan meminta peserta

untuk melengkapinya.

7. Fasilitator meminta para peserta untuk mengumpulkan lembar pre-test setelah

memastikan tidak ada aitem yang terlewat.

15 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
LEMBAR PRE-TEST
Identitas
Nama :
Usia :
Petunjuk :
 Isilah angket di bawah ini sesuai dengan penilaian diri anda.
 Setiap jawaban adalah benar, sehingga anda tidak perlu ragu untuk memberikan
jawaban
pada setiap pernyataan.
 isilah setiap pernyataan dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu kolom
sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut :
STS : Sangat Tidak Setuju
TS :Tidak Setuju
KK : Kadang-kadang
S : Setuju
SS : Sangat Setuju

No. Pertanyaan STS TS KK S SS

Saya merasa yakin ketika harus presentasi di


1
depan kelas
Saya akan berani memulai pembicaraan bila sudah
2 ada orang lain yang memulainya terlebih dahulu.

Saya akan memilih untuk diam, walaupun saya


3 dapat menjawab pertanyaan yang ada.

Saya merasa yakin ketika saya harus menjawab


4 pertanyaan yang ada.

Saya merasa bahwa teman saya lebih baik dari


5 saya ketika presentasi.

Ketika berdiskusi, pendapat yang saya sampaikan


6 kurang menarik.

Saya yakin ketika mengungkapkan pendapat di


7 kelas.

16 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
Saya kurang berani ketika dipilih untuk tampil di
8 depan kelas

Saya merasa yakin ketika menjelaskan materi di


9 kelas.

Saya merasa kurang yakin dengan jawaban yang


10 saya sampaikan.

Ketika mampu mencari jawaban dalam kelompok,


11 maka saya merasa berguna untuk kelompok.

Hasil presentasi kebanyakan adalah hasil dari ide


12 saya.

Saya akan puas ketika orang lain tidak dapat


13 menjawab pertanyaan yang saya ajukan.

Saya merasa bangga ketika saya mampu80


14 menjawab pertanyaan dari guru.

Saya dengan spontan akan bertanya ketika saya


15 tidak paham akan materi yang ada.

16 Saya menghargai setiap pendapat dari orang lain.


Lebih sering orang lain yang presentasi di kelas
17 ketimbang diri saya sendiri.

Biasanya jawaban yang saya ajukan selalu benar.


18
Ketika dosen mengajukan pertanyaan, saya
19 mengajukan diri untuk menjawab tanpa disuruh.

Saya merasa malu ketika bertanya kepada teman


20 ataupun guru.

Saya merasa mampu ketika harus menyampaikan


21 materi di depan banyak orang.

Saya melibatkan diri secara aktif ketika berdiskusi


22 dengan kelompok

17 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
SESI 2
A. Pengenalan teknik self talk

Tujuan:

1. Pemberian edukasi mengenai self talk.

2. Peserta mengetahui situasi dimana self talk terjadi.

Alat dan Bahan:

1. Worksheet

2. Alat tulis

3. Proyektor

4. Materi Power Point

5. Mic & Sound

6. Laptop

Waktu: 25 menit

Metode: Ceramah, menulis

Prosedur:

1. Fasilitator memberikan psikoedukasi mengenai self talk.

2. Co-fasilitator membagikan alat tulis khusus untuk pelatihan inil kepada masing-

masing peserta

3. Fasilitator menjelaskan alat tulis khusus yang telah dibagikan

4. Fasilitator meminta kepada pesesrta untuk mencatat hal penting selama ceramah

berlangsung.

18 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
SESI 2
B. Materi Kecemasan

Tujuan:

1. Peserta memahami kecemasan yang dijelaskan melaui sisi psikologis.

2. Peserta mengenali macam-macam kecemasan dan dampak dari kecemasan

tersebut.

Alat dan Bahan :


1. Worksheet

2. Alat tulis

3. Proyektor

4. Materi Power Point

5. Mic & Sound

6. Laptop

Waktu: 25 menit
Metode: Ceramah, Menulis
Prosedur:
1. Fasilitator memberikan psikoedukasi mengenai kecemasan.

2. Fasilitator meminta kepada pesesrta untuk mencatat hal penting selama ceramah

berlangsung.

19 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
SESI 2
C. Menngakhiri Sesi Pelatihan

Tujuan:

1. Peserta kembali ke aktivitasnya sehari-hari.

2. Peserta disiapkan untuk melanjutkan pelatihan esok hari.

3. Peserta diberikan Konsumsi sebagai hadiah mengikuti pelatihan.

Alat dan Bahan :


1. Mic & Sound

2. Konsumsi

Waktu: 5 menit
Metode: Ceramah,
Prosedur:
1. Fasilitator memberikan penjelasan mengapa sesi pelatihan diakhiri.

2. Fasilitator memberikan konsumsi ketika sudah ditutup sesinya oleh Co-

Fasilitator.

20 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
SESI 3
A. Materi teknik self talk

Tujuan:

1. Pemberian edukasi mengenai teknik self talk.

2. Peserta mengetahui penerapan teknik self talk.

Alat dan Bahan:

1. Worksheet

2. Alat tulis

3. Proyektor

4. Materi Power Point

5. Mic & Sound

6. Laptop

7. Video Pendukung

Waktu: 25 menit

Metode: Ceramah, menulis

Prosedur:

1. Fasilitator memberikan psikoedukasi mengenai teknik self talk.

2. Fasilitator meminta kepada pesesrta untuk mencatat hal penting selama ceramah

berlangsung.

21 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
SESI 3
B. Studi Kasus

Tujuan:

1. Peserta memahami self talk dari sebuah kasus

2. Peserta mampu mengidentifikasi dimana letak self talk terjadi.

Alat dan Bahan :


1. Worksheet

2. Alat tulis

3. Proyektor

4. Kasus

5. Mic & Sound

6. Laptop

Waktu: 25 menit
Metode: Ceramah, Menulis
Prosedur:
1. Fasilitator memberikan kasus yang terkait self talk.

2. Fasilitator meminta kepada pesesrta untuk mencatat hal penting selama kasus

diberikan.

3. Fasilitator meminta salah satu peserta untuk menerangkan mana letak “self

talk´terjadi.

4. Fasilitator membangun sebuah diskusi singkat melalui kasus tersebut.

22 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
SESI 3
C. Praktek

Tujuan:

1. Peserta memahami kondisi kecemasan mana yang akan terjadi.

2. Peserta belajar melalui pengalaman dan mampu mengolah pengalaman tersbut.

Alat dan Bahan :


1. Worksheet

2. Alat tulis

3. Mic & Sound

Waktu: 25 menit
Metode: Ceramah
Prosedur:
1. Fasilitator memberikan psikoedukasi mengenai kecemasan.

2. Fasilitator meminta salah satu peserta untuk ceramah mengenai materi yang sudah

pernah disampaikan.

3. Fasilitator meminta kepada pesesrta untuk mencatat hal penting selama praktek

berlangsung

4. Fasilitator membangun sebuah praktek singkat melalui kasus tersebut.

5. Fasilitator melakukan diskusi lebih lanjut setelah praktek dilakukan.

23 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
SESI 3
D. Menngakhiri Sesi Pelatihan

Tujuan:

1. Peserta kembali ke aktivitasnya sehari-hari.

2. Peserta disiapkan untuk melanjutkan pelatihan esok hari.

3. Peserta diberikan Konsumsi sebagai hadiah mengikuti pelatihan.

Alat dan Bahan :


1. Mic & Sound

2. Konsumsi

Waktu: 5 menit
Metode: Ceramah,
Prosedur:
1. Fasilitator memberikan penjelasan mengapa sesi pelatihan diakhiri.

2. Fasilitator memberikan konsumsi ketika sudah ditutup sesinya oleh Co-

Fasilitator.

24 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
SESI 4
A. Evaluasi dan Penutupan

Tujuan:

1. Memastikan peserta memahami pelatihan yang telah dilakukan

2. Mengetahui pendapat peserta setelah melakukan pelatihan (evaluasi)

3. Mengetahui tingkat kesejahteraan subjektif peserta setelah pelatihan

4. Mengakhiri sesi pelatihan

Alat dan Bahan:

1. Lembar evaluasi dan post-test

2. Alat tulis

Waktu: 35 menit

Metode: Diskusi, menulis

Prosedur:

1. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya atau

memberikan saran terkait dengan pelatihan self talk yang telah dilakukan.

2. Setelah memastikan semua peserta memahami pelatihan yang telah dilakukan, co-

fasilitator membagikan lembar evaluasi dan lembar post-test kepada para peserta

dan fasilitator meminta peserta untuk melengkapi pertanyaan yang diberikan.

3. Setelah selesai, fasilitator meminta peserta untuk mengumpulkan lembar kertas

evaluasi dan lembar post-test.

4. Fasilitator menjelaskan bahwa pelatihan manajemen stres telah selesai dilakukan.

Mewakili semua tim yang terlibat dalam pelatihan, fasilitator mengucapkan

25 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
terimakasih atas kesediaan peserta untuk mengikuti pelatihan dari awal hingga

akhir. Fasilitator juga meminta maaf apabila selama pelatihan fasilitator dan tim

melakukan kesalahan. Fasilitator berharap semoga pelatihan yang telah dilakukan

bermanfaat dan memberikan dampak positif kepada para peserta

5. Fasilitator menutup pelatihan manajemen stress.

26 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
LEMBAR POST-TEST
Identitas
Nama :
Usia :
Petunjuk :
 Isilah angket di bawah ini sesuai dengan penilaian diri anda.
 Setiap jawaban adalah benar, sehingga anda tidak perlu ragu untuk memberikan
jawaban
pada setiap pernyataan.
 isilah setiap pernyataan dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu kolom
sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut :
STS : Sangat Tidak Setuju
TS :Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju

No. Pertanyaan STS TS S SS

Saya bersikap santai ketika harus berbicara di


1
depan banyak orang.
Saya senang yeman-teman banyak bertanya
2
mengenai presentasi saya.
Ketika dosen memberikan pertanyaan, saya
berpura-pura berdiskusi dengan teman yang
3
berada disebelah saya agar saya tidak ditunjuk
oleh dosen untuk menjawab.
Saya merasa tenang ketika berbicara didepan
4
umum.
Saya memikirkan hal-hal yang tidak jelas sebelum
5
presentasi dimulai.
Saya aktif memerikan masukan atau pendapat
6
saya ketika berdiskusi kelompok.

27 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
Karena takut, tatapan mata saya tertuju ke tembok
7
katika menjelaskan materi saat presentasi.
Saya datang lebih cepat sebelum presentasi agar
8 tidak tergesa-gesa untuk mempersiapkan LCD,
Proyektor, dll.
Saya berani mennjawa pertanyaan yang diberikat
9 dosen walaupun kata-kata yang saya ucapkan
berbelit-belit.
Saya bersikap tenang ketika berbicara empat mata
10
dengan dosen mengenai materi perkuliahan.
Saya sangat antusias untuk menjawab pertanyaan
11
yang diberikan kepada saya ketika presentasi.
Saya mempersiapkan diri dengan membaca materi
12
sebelum presentasi dimulai.
Ketika dosen memberikan pertanyaan, saya
13
langsung menjawab pertanyaan itu.
Karena deg-degan, saya mudah kaget terhadap
14 suara yang terjadi tiba-tiba ketika sedang
berbicara didepan umum.

15 Saya menjelaskan materi presentasi dengan jelas.

Saya merasa takut karena tidak mampu menjawab


16 pertanyaan saat proses diskudi membuat tekanan
darah saya meningkat.
Ketika saya merasa grogi berbicara di depan
17
umum, tiba-toba telapak tangan saya berkeringat.
Saya lebih memilih diam dibandingkan bertanya
18
saat perkuliahan.
Saya menjawab pertanyaan dosen dengan suara
19
yang jelas dan lantang.
Walaupun saya tahu jawaban dari pertanyaan yang
20
diberikan dosen tetapi karena saya bingung

28 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
mengkalimatkan kata-kata dengan baik maka saya
memilih untuk tidak menjawab.
Saya menjelaskan materi secara pelan dan runtut
21 agar materi yang saya jelaskan di pahami oleh
teman-teman.
Sebelum presentasi dimulai, saya terlebih dahulu
22 minum air untuk menghindari bibir saya menjadi
kering.
Karena gugup, suara saya bergetar ketika
23 menjawab pertanyaan dari dosen sehinggaa apa
yang saya katakan tidak jelas.
Telapak tangan saya tidak berkeringat walaupun
24
saya merasa deg-degan berbicara di depan
Saya merasa gugup ketika berkonsultasi materi
25 perkuliahan dengan dosen.
umum.
Saya merasa takut salah dengan apapun yang akan
26 saya jelaskan ketika presentasi.

Sebelum presentasi saya merasa deg-degan


27 sehingga saya meletakan alat tulis di sembarang
tempat.
Tekanan darah saya stabl ketika saya harus
28
berbicara di hadapan banyak orang.
Ketika akan berbicara didepan banyak orang,
29 kepala saya tidak terasa berdenyut-denyut sama
sekali.
Ketika harus berbicara di depan banyak orang,
30
badan saya terasa kaku.
Saya merasa takut jika terlalu lama presenrasi di
31 depan kelas sehingga membuat bibir saya terasa
kering.

29 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
Saya merasa nyaman untuk berbicara di depan
32
banyak orang.
Kepala saya terasa berdenyut-denyut sebelum
33
presentasi dimulai.
Saat perkuliahan, saya akan bertanya ketika
34 penjelasan yang diberikan dosen membuat saya
bingung.
Saya mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang
35
terjadi saat presentasi bersama kelompok.

Ketika presentasi, saya selalu kontak mata dengan


36
teman-teman.
Saya tergesa-gesa untuk menjelaskan materi
37
presentasi agar presentasi cepat berakhir.
Saya merasa kesal ketika mendapat banyak
38
pertanyaan dari teman-teman ketika presentasi.

30 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
LEMBAR EVALUASI PELATIHAN “Positive Self Talk”

Nama :
Tanggal :

Setelah anda mengikuti pelatihan Positive Self Talk ini, apakah ada hal baru yang anda
dapatkan? Jika ada sebutkan.

...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

Menurut anda, perlukah para mahasiswa baru mengikuti pelatihan manajemen stress
ini?mengapa?

...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Bagaimana keterlibatan anda dalam pelatihan manajemen stress ini?

...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Apakah teman-teman anda yang lain mendukung suasana pelatihan? Mengapa? ..
...................................................................................................................................

...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Manakah bagian pelatihan ini yang dapat anda manfaatkan?
...................................................................................................................................

...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

Apa bagian dari pelatihan ini yang anda anggap berguna bagi diri anda?

31 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
...................................................................................................................................

...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Apakah saran dan kritik anda terhadap :
a. Trainer/pelatih/fasilitator
...................................................................................................................................

...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
b. Materi pelatihan
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
c. Lain-lain
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

32 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
33 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
Self talk sebenarnya sudah kita lakukan sehari-hari dan seringkali kita tidak
menyadarinya. Iswari & Hartini (2005) memberi definisi bahwa Self-talk merupakan
salah satu teknik dalam REBT yaitu dengan cara mengulang-ulang kata atau ungkapan
positif yang disesuaikan dengan masing-masing individu selama waktu tertentu. Menurut
Hackford and Schwenkmezger (Permatasari, dkk., 2015) self-talk adalah dialog yang
mana individu menafsirkan perasaan dan persepsi, mengatur dan mengubah evaluasi atau
keyakinan, serta memberikan intruksi dan penguatan kepada diri sendiri. Self-talk
merupakan cara kerja kognitif melalui proses mental yang berkontribusi dalam perubahan
bentuk-bentuk pikiran (Selk dalam Wulandari, 2017).

Di dalam memahami self-talk, perlu pemahaman mengenai hubungan antara diri


(self) dengan kognitif. Hal ini terjadi karena segala sesuatu yang dipikirkan oleh
seseorang mempengaruhi seseorang dalam menentukan self-talknya (Wulandari, 2017:
18). Widari (2018) berpendapat bahwa self-talk adalah berbicara kepada diri sendiri
secara sadar mengenai hal-hal positif dan bersifat memberikan penguatan untuk
beraktivitas yang dilakukan dengan suara keras maupun pelan, berulang-ulang, dan dalam
waktu tertentu. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan penguatan, motivasi dan fokus
dalam melakukan usaha mencapai suatu tujuan.

Self talk merupakan bagian integral dari komponen intervensi psikologis atau
program latihan keterampilan mental. Teknik self-talk merupakan pembicaraan positif
yang dilakukan seseorang dengan dirinya sendiri sehari-hari dimana orang tersebut
mengulangi pernyataan-pernyataan yang dianggap berguna dan suportif untuk melakukan
suatu perbuatan tertentu atau menghindari suatu perilaku tertentu. Percakapan seseorang
dengan dirinya sendiri biasanya didasarkan atas keyakinan mereka tentang diri sendiri
(Seligman 2001; dalam Erford et al., 2010, hlm. 87). Self-talk merupakan bentuk
pemenuhan diri dan dapat digunakan untuk menantang keyakinan irasional (Schafer,
1998; dalam Erford et al., 2010, hlm. 87).

Self-talk adalah berkomunikasi dan berbicara dengan dirimu sendiri. Self-talk tidak
selalu tentang berbicara dengan mengeluarkan kata-kata dari mulut layaknya saat kita
berbicara dengan orang lain. Lebih tepatnya self talk adalah berbicara dengan pikiran-
pikiran yang ada di dalam kepala kita. Self talk merupakan sesuatu yang sederhana.
Namun, dampaknya sangat besar bagi diri kita. Self-talk adalah sesuatu yang sangat

34 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
menentukan akan menjadi seperti apakah seseorang di masa mendatang. Self-talk adalah
akar permasalahan psikologis yang paling utama, dari situlah kebiasaan, karakter, dan
keyakinan seseorang terbentuk. Selama self-talk seseorang tetap positif, dia tidak mudah
terpengaruh hal-hal negatif dari luar. Hal negatif dari luar hanya akan berdampak negatif
terhadap diri kita jika diperkuat dengan self-talk yang negatif.

Merangkum dari banyak definisi diatas, peneliti memberi pendapat bahwa self talk
merupakan sebuah teknik sederhana yakni berbicara pada diri sendiri yang memberikan
pengaruh pada kehidupan sehari-hari. Self talk juga baiknya merupakan self talk positif
dimana hal ini tersebut dilakukan agar mampu memberikan penguatan, motivasi dan
fokus dalam melakukan usaha mencapai suatu tujuan.

Seperti yang telah disinggung dalam pembicaraan sebelumnya, self-talk terdiri dari
dua macam, yaitu self-talk positif atau rasional dan self-talk negatif atau irasional. Dua
jenis self-talk ini memiliki pengaruh yang kuat terhadap pikiran dan perilaku. Rimm dan
Litvak (dalam Davis, 1995) menemukan bahwa self-talk yang negatif (irrasional) dapat
menyebabkan timbulnya rangsangan fisiologis substansial. Akibat emosional dari self-
talk yang tidak rasional adalah kecemasan, depresi, marah, rasa bersalah, dan merasa
tidak berharga. Davis (1995:103) menambahkan bahwa bila self-talk itu dilakukan secara
akurat dan berhubungan dengan realitas, berarti orang tersebut berfungsi dengan baik.
Namun, bila tidak rasional dan tidak benar, maka orang tersebut dapat mengalami stres
dan gangguan emosional. Berikut adalah contoh dari kalimat self-talk yang tidak rasional
: “saya akan gagal pada presentasi ini”. Kalimat tersebut sangat mungkin berpengaruh
pada peforma individu ketika akan berbicara didepan umum. Zastrow mengatakan bahwa
self-talk dapat memberi mood yang positif saat tubuh dalam keadaan yang lelah, dengan
cara mengucapkan kata-kata atau kalimat dalam pikiran yang memiliki konotasi positif .
Contoh kalimat yang dapat digunakan untuk pembahasan ini “Saya merasa yakin, saya
pasti bisa. Saya mampu berbicara didepan orang banyak. Tidak ada yang perlu saya
ragukan.” Penjelasan mengenai manfaat self-talk diatas dapat dirangkum dalam sebuah
kalimat, yaitu : semakin positif kata -kata yang diucapkan pada diri maka perasaan yang
mengikuti kalimat tersebut juga semakin positif.

35 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )

Anda mungkin juga menyukai