16410008
Pendahuluan ........................................................................................................... 4
Referensi ................................................................................................................. 11
A. Sesi 1 ............................................................................................................ 14
Pembukaan ........................................................................................................ 14
Pengisian Lembar Pretest .................................................................................. 16
B. Sesi 2 ............................................................................................................ 18
C. Sesi 3 ............................................................................................................ 21
D. Sesi 4 ............................................................................................................ 25
Evaluasi ............................................................................................................ 25
Penutupan .......................................................................................................... 25
2|Faridl (2019)
Lembar Postest ......................................................................................................... 27
3|Faridl (2019)
Panduan Pelatihan Self Talk Positif
Pendahuluan
Pelatihan merupakan salah satu cara untuk meingkatkan kompetensi atau soft skill
sesuatu). Tujuan utama dari sebuah pelatihan adalah meningkatkan sebuah keterampilan
tertentu dan orientasinya focus pada saat ini. Selain meningkatkan keterampilan,
pelatihan juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan (cognitive skill) dan affective
skill. Walter Dick, dkk dalam Pibadi (2016) memberikan definisi bahwa pelatihan
merupakan pengalaman belajar yang sengaja dirancang agar dapat membantu peserta
dalam menguasai kompetensi yang tidak dimiliki sebelumnya. Program pelatihan dapat
untuk memperoleh keterampilan sepsifik yang dapat segera digunakan (Smith & Ragan,
2008).
diharapkan lebih aktif juga sadar akan tujuan awal belajar. Pelatihan tidak lepas dari
proses belajar. Peserta pelatihan akan mendapatkan informasi yang diberikan pemateri.
Terakhir, peserta pelatihan akan menerapkan pengetahuan yang didapatkan dan menjadi
4|Faridl (2019)
sebuah pengalaman yang akan berguna dimasa mendatang. Dengan demikian terjadilah
mungkin akan berpengaruh besar pada proses pelatihan. Tiga gaya belajar tersebut sangat
efektif jika dilakukan secara utuh. Pelatihan positif self talk ini disusun berdasarkan
prinsip dasar terapi REBT. Self talk negatif dalam REBT berupa keyakinan-keyakinan
dan nilai irasional tersebut akan berpengaruh pada behavioral dan emosional tiap
individu. Maka dari itu, cara yang paling efisien untuk membantu individu tersebut adalah
dengan mengfrontal kan dan berbicara secara langsung perihal filsafat hidup mereka dan
kecemasannya.
Tujuan pelatihan “Positif Self Talk” ini adalah untuk menekan kecemasan yang
timbul pra berbicara di depan umum. Hal ini menjadi penting jika dilihat bahwa ketika
muncul kecemasan akan mengganggu perilaku individu. Kecemasan ini muncul karena
adanya pikiran-pikiran negatif atau dalam pembahasan ini disebut negative self talk.
Perilaku yang muncul ketika didasari kecemasan adalah seperti terbata-bata, hilang
konsentrasi, blank (lupa), gemetar, berkeringat, dan hal lainnya yang akan mengganggu
proses berbicara didepan umum. Untuk mencapai kesuksesan berbicara didepan umum,
salah satunya bisa menggunakan teknik Self Talk Positive. Akan tetapi, dibutuhkan
pelatihan kusus tentang Self Talk Positive agar memahami tata cara yang baik dan benar.
Kecemasan yang muncul ketika hendak berbicara didepan umum inilah yang lumrah
5|Faridl (2019)
Talk” ini mahasiswa baru dapat menekan kecemasaannya sebelum berbicara didepan
umum.
Manfaat yang bisa didapatkan peserta yang mengikuti pelatihan “Positive Self
Talk” ini adalah mendapatkan pengetahuan dan ilmu perihal Self Talk juga dasar dari
terapi REBT. Urgensi pelatihan keterampilan self talk ini menjadi sebuah cara yang
umum.
Panduan pelatihan ini diberikan untuk mengenalkan bahwa ada teknik yang
bernama “Self Talk” bagi mahasiswa baru dalam menghadapi situasi keharusan berbicara
didepan umum namun berlum terbiasa. Pelatihan ini diharapkan sebagai sebuah proses
belajar dan berlatih bagi mahasiswa baru agar terbiasa berbicara didepan umum. Modul
pelatihan ini diperuntukkan bagi para fasilitator. Modul ini memberikan pedoman dalam
prosedur dan peran fasilitator yang akan memandu jalannya pelatihan “Positive Self Talk”
bagi mahasiswa baru yang masih mengalami kecemasan sebelum berbicara didepan
umum.
6|Faridl (2019)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sering kita temui bahwa ketika terlaksana sebuah presentasi, terjadi adegan
kecemasan dari pemateri. Kecemasan yang dilalui pemateri ini akan berdampak pada
hasil presentasi. Contoh sederhananya seperti melantur tidak jelas apa yang dibicarakan.
Tidak sesuai materi yang ingin disampaikan. Kecemasan ini juga bisa berdampak pada
fisik pemateri, contohnya badan gemetar & berkeringat yang banyak. Bahasa yang sering
kita dengar ketika melihat fenomena seperti itu adalah nerveous atau bisa juga kita
gunakan kata cemas. Freud sebagai ahli psikoanalisis memberi penjelasan bahwa
kecemasan adalah sebuah reaksi dari stimulus luar yang berfungsi memperingatkan
individu akan adanya bahaya. Kalau kembali melihat fenomena diatas, berarti timbul
kecemasan karena khawatir tidak di perhatikan, materi tidak relevan, kritikan yang
ketakutan dan keprihatinan mengenai rasa-rasa mendatang tanpa sebab khusus untuk
ketakutan tersebut. Jika diambil dari pengertian ini, kecemasan merupakan rasa takut dan
prihatin terhadap masa datang tanpa memahami mengapa hal ini bisa terjadi. Kecemasan
adalah suatu keadaan yang mempunyai ciri ketergantungan fisiologis, perasaan tegang
yang tidak menyenangkan, dan perasaan aprehensif (Nevid, dkk, 2005). Aprehensif
artinya adalah keadaan khawatir dimana sesuatu yang tidak baik akan terjadi. Mengacu
pada dua definisi di atas, peneliti memberikan defisini operasional berupa kecemasan
adalah situasi dimana individu merasakan rasa takut atau rasa tidak enak terhadap apa
7|Faridl (2019)
Self talk merupakan bagian integral dari komponen intervensi psikologis atau
yang dilakukan seseorang dengan dirinya sendiri sehari-hari dimana orang tersebut
suatu perbuatan tertentu atau menghindari suatu perilaku tertentu. Percakapan seseorang
dengan dirinya sendiri biasanya didasarkan atas keyakinan mereka tentang diri sendiri
(Seligman 2001; dalam Erford 2015). Self-talk merupakan bentuk pemenuhan diri dan
dapat digunakan untuk menantang keyakinan irasional (Schafer, 1998; dalam Erford.
2015).
Self-talk adalah berkomunikasi dan berbicara dengan dirimu sendiri. Self-talk tidak
selalu tentang berbicara dengan mengeluarkan kata-kata dari mulut layaknya saat kita
berbicara dengan orang lain. Lebih spersifik lagi, self talk adalah berbicara dengan
pikiran-pikiran yang ada di dalam kepala kita. Self talk merupakan sesuatu yang amat
sederhana. Namun, dapat memberi dampak yang besar bagi kita. Self-talk adalah akar
permasalahan psikologis yang paling utama. Berangkat dari situlah kebiasaan, karakter,
dan keyakinan seseorang terbentuk. Selama self-talk seseorang tetap positif, dia tidak
mudah terpengaruh hal-hal negatif dari luar. Hal negatif dari luar hanya akan berdampak
negatif terhadap diri kita jika diperkuat dengan self-talk yang negatif.
8|Faridl (2019)
B. Tujuan dan Sasaran Program
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum pelatihan “Positive Self Talk” adalah membantu peserta yang
terkait self talk positif dan aplikasinya untuk menurunkan kecemasan ketika
b. Tujuan Khusus
2. Sasaran Program
Sasaran dari pelatihan “Positive Self Talk” ialah mahasiswa baru jurusan
baru sebagai sasaran pelatihan ini ialah karena mahasiswa baru rata-rata
ketika presentasi. Hal ini karena lingkungan perkuliahan memiliki tuntutan yang
9|Faridl (2019)
C. Fasilitator Pelatihan gabung
peserta maupun fasilitator dapat belajar bersama-sama. Peserta tidak belajar dari
Fasilitator bukan orang yang mengetahui segala hal, akan tetapi sudah lebih maju
daam bidang khusus karena memiliki pengetahuan dan pengalaman. Tugas fasilitator
masing-masing serta menemukan jawaban sendiri. Hal penting yang harus dimiliki
oleh fasilitator ialah memiliki pengetahuan mengenai hal yang akan disampaikan,
Peserta pelatihan “Positive Self Talk” ialah mahasiswa Psikologi UIN Malang
Pelaksanaan pelatihan “Hadapi Stress Tanpa Stress” ialah selama 195 menit dalam
tiga hari. Dua hari merupakan hari penting, dan satu hari tentang evaluasi hasil juga
penutupan.
10 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
Referensi
Chaplin, J.P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah Kartini Kartono. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Erford, Bradley T., 2015, 40 Teknik Yang Harus Diketahui Setiap Konselor, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta
Mangampang, Katerina. 2017. TIngkat kecemasan mahasiswa berbicara di depan umum
dan implikasinya terhadap pengembangan program bimbingan peningkatan
kepercayaan diri berbicara di depan kelas. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sanata DHarma: Yogyakarta.
Nedvid, J.S, Rathus, S.A & Greene, B. 2005. Psikologi Abnormal, edisi Kelima, Jilis 2.
Jakarta: Erlangga.
Smith. P.L & Ragan. T.L. 2007. Instructional Design. USA: Willy Bass Education.
Pribadi. B.A. 2016. Desain dan Pengembangan Program Pelatihan Berbasis
Kompetensi; Implementasi Model ADDIE. Jakarta: Prenada Media Group.
Rizkiyani, Dede. 2016. Pengaruh Konseling Rational EMotif Behavior Therapy (REBT)
Dalam Mengurangi Kecemasan Peserta DIdik Kelas VIII SMP Gajah Mada Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2016/2017. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. IAIN Raden
Intan Lampung: Lampung
Sobur. Alex. 2011. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.
Solso. R, Maclin. O.H & Maclin. M.K. 2007. Psikologi Kognitif. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Wade. C, Tavris. C & Garry.M. 2014. Psikologi; edisi kesebelas jilid 2. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Widiyastuti, P.A. 2014. efektifitas metode positif self talk terhadap peningkatan
kepercayaan diri pada siswa kelas VIII SMPN 4 Karanganom. Fakultas Ilmu
Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.
11 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
Rincian Kegiatan Pelatihan “Hadapi Stress Tanpa Stress”
12 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
c) Memunculkan
perasaan kecemasan
d) Aplikasi metode self
talk.
d) Mengakhiri sesi 5’ b) Peserta dipersilahkan
Pelatihan meninggalkan tempat
karena pelatihan
dicukupkan untuk hari
ini.
4. a) Evaluasi 15’ Diskusi antara a) Memastikan peserta
fasilitator, memahami pelatihan
fasilitator, dan yang sudah dilakukan
peserta b) Mengetahui pendapat
peserta mengenai
pelatihan yang sudah
dilakukan
b) Pengisian 10’ Peserta mengisi a) Mengetahui tingkat
Lembar Posttest lembar posttest kecemasan yang dimiliki
yang dibagikan setelah pelatihan.
fasilitator
d) Penutupan 10’ Sambutan Mengakhiri pelatihan
penutupan oleh
fasilitator
13 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
SESI 1
Pembukaan
Tujuan:
Waktu: 25 menit
Prosedur:
5. Fasilitator menjelaskan proses dan tahapan dalam pelatihan Positive self talk
14 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
6. Co-fasilitator membagikan lembar pre-test kepada peserta dan meminta peserta
untuk melengkapinya.
15 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
LEMBAR PRE-TEST
Identitas
Nama :
Usia :
Petunjuk :
Isilah angket di bawah ini sesuai dengan penilaian diri anda.
Setiap jawaban adalah benar, sehingga anda tidak perlu ragu untuk memberikan
jawaban
pada setiap pernyataan.
isilah setiap pernyataan dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu kolom
sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut :
STS : Sangat Tidak Setuju
TS :Tidak Setuju
KK : Kadang-kadang
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
16 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
Saya kurang berani ketika dipilih untuk tampil di
8 depan kelas
17 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
SESI 2
A. Pengenalan teknik self talk
Tujuan:
1. Worksheet
2. Alat tulis
3. Proyektor
6. Laptop
Waktu: 25 menit
Prosedur:
2. Co-fasilitator membagikan alat tulis khusus untuk pelatihan inil kepada masing-
masing peserta
4. Fasilitator meminta kepada pesesrta untuk mencatat hal penting selama ceramah
berlangsung.
18 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
SESI 2
B. Materi Kecemasan
Tujuan:
tersebut.
2. Alat tulis
3. Proyektor
6. Laptop
Waktu: 25 menit
Metode: Ceramah, Menulis
Prosedur:
1. Fasilitator memberikan psikoedukasi mengenai kecemasan.
2. Fasilitator meminta kepada pesesrta untuk mencatat hal penting selama ceramah
berlangsung.
19 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
SESI 2
C. Menngakhiri Sesi Pelatihan
Tujuan:
2. Konsumsi
Waktu: 5 menit
Metode: Ceramah,
Prosedur:
1. Fasilitator memberikan penjelasan mengapa sesi pelatihan diakhiri.
Fasilitator.
20 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
SESI 3
A. Materi teknik self talk
Tujuan:
1. Worksheet
2. Alat tulis
3. Proyektor
6. Laptop
7. Video Pendukung
Waktu: 25 menit
Prosedur:
2. Fasilitator meminta kepada pesesrta untuk mencatat hal penting selama ceramah
berlangsung.
21 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
SESI 3
B. Studi Kasus
Tujuan:
2. Alat tulis
3. Proyektor
4. Kasus
6. Laptop
Waktu: 25 menit
Metode: Ceramah, Menulis
Prosedur:
1. Fasilitator memberikan kasus yang terkait self talk.
2. Fasilitator meminta kepada pesesrta untuk mencatat hal penting selama kasus
diberikan.
3. Fasilitator meminta salah satu peserta untuk menerangkan mana letak “self
talk´terjadi.
22 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
SESI 3
C. Praktek
Tujuan:
2. Alat tulis
Waktu: 25 menit
Metode: Ceramah
Prosedur:
1. Fasilitator memberikan psikoedukasi mengenai kecemasan.
2. Fasilitator meminta salah satu peserta untuk ceramah mengenai materi yang sudah
pernah disampaikan.
3. Fasilitator meminta kepada pesesrta untuk mencatat hal penting selama praktek
berlangsung
23 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
SESI 3
D. Menngakhiri Sesi Pelatihan
Tujuan:
2. Konsumsi
Waktu: 5 menit
Metode: Ceramah,
Prosedur:
1. Fasilitator memberikan penjelasan mengapa sesi pelatihan diakhiri.
Fasilitator.
24 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
SESI 4
A. Evaluasi dan Penutupan
Tujuan:
2. Alat tulis
Waktu: 35 menit
Prosedur:
memberikan saran terkait dengan pelatihan self talk yang telah dilakukan.
2. Setelah memastikan semua peserta memahami pelatihan yang telah dilakukan, co-
fasilitator membagikan lembar evaluasi dan lembar post-test kepada para peserta
25 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
terimakasih atas kesediaan peserta untuk mengikuti pelatihan dari awal hingga
akhir. Fasilitator juga meminta maaf apabila selama pelatihan fasilitator dan tim
26 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
LEMBAR POST-TEST
Identitas
Nama :
Usia :
Petunjuk :
Isilah angket di bawah ini sesuai dengan penilaian diri anda.
Setiap jawaban adalah benar, sehingga anda tidak perlu ragu untuk memberikan
jawaban
pada setiap pernyataan.
isilah setiap pernyataan dengan memberikan tanda silang (x) pada salah satu kolom
sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut :
STS : Sangat Tidak Setuju
TS :Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
27 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
Karena takut, tatapan mata saya tertuju ke tembok
7
katika menjelaskan materi saat presentasi.
Saya datang lebih cepat sebelum presentasi agar
8 tidak tergesa-gesa untuk mempersiapkan LCD,
Proyektor, dll.
Saya berani mennjawa pertanyaan yang diberikat
9 dosen walaupun kata-kata yang saya ucapkan
berbelit-belit.
Saya bersikap tenang ketika berbicara empat mata
10
dengan dosen mengenai materi perkuliahan.
Saya sangat antusias untuk menjawab pertanyaan
11
yang diberikan kepada saya ketika presentasi.
Saya mempersiapkan diri dengan membaca materi
12
sebelum presentasi dimulai.
Ketika dosen memberikan pertanyaan, saya
13
langsung menjawab pertanyaan itu.
Karena deg-degan, saya mudah kaget terhadap
14 suara yang terjadi tiba-tiba ketika sedang
berbicara didepan umum.
28 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
mengkalimatkan kata-kata dengan baik maka saya
memilih untuk tidak menjawab.
Saya menjelaskan materi secara pelan dan runtut
21 agar materi yang saya jelaskan di pahami oleh
teman-teman.
Sebelum presentasi dimulai, saya terlebih dahulu
22 minum air untuk menghindari bibir saya menjadi
kering.
Karena gugup, suara saya bergetar ketika
23 menjawab pertanyaan dari dosen sehinggaa apa
yang saya katakan tidak jelas.
Telapak tangan saya tidak berkeringat walaupun
24
saya merasa deg-degan berbicara di depan
Saya merasa gugup ketika berkonsultasi materi
25 perkuliahan dengan dosen.
umum.
Saya merasa takut salah dengan apapun yang akan
26 saya jelaskan ketika presentasi.
29 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
Saya merasa nyaman untuk berbicara di depan
32
banyak orang.
Kepala saya terasa berdenyut-denyut sebelum
33
presentasi dimulai.
Saat perkuliahan, saya akan bertanya ketika
34 penjelasan yang diberikan dosen membuat saya
bingung.
Saya mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang
35
terjadi saat presentasi bersama kelompok.
30 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
LEMBAR EVALUASI PELATIHAN “Positive Self Talk”
Nama :
Tanggal :
Setelah anda mengikuti pelatihan Positive Self Talk ini, apakah ada hal baru yang anda
dapatkan? Jika ada sebutkan.
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Menurut anda, perlukah para mahasiswa baru mengikuti pelatihan manajemen stress
ini?mengapa?
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Bagaimana keterlibatan anda dalam pelatihan manajemen stress ini?
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Apakah teman-teman anda yang lain mendukung suasana pelatihan? Mengapa? ..
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Manakah bagian pelatihan ini yang dapat anda manfaatkan?
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Apa bagian dari pelatihan ini yang anda anggap berguna bagi diri anda?
31 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Apakah saran dan kritik anda terhadap :
a. Trainer/pelatih/fasilitator
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
b. Materi pelatihan
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
c. Lain-lain
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
32 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
33 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
Self talk sebenarnya sudah kita lakukan sehari-hari dan seringkali kita tidak
menyadarinya. Iswari & Hartini (2005) memberi definisi bahwa Self-talk merupakan
salah satu teknik dalam REBT yaitu dengan cara mengulang-ulang kata atau ungkapan
positif yang disesuaikan dengan masing-masing individu selama waktu tertentu. Menurut
Hackford and Schwenkmezger (Permatasari, dkk., 2015) self-talk adalah dialog yang
mana individu menafsirkan perasaan dan persepsi, mengatur dan mengubah evaluasi atau
keyakinan, serta memberikan intruksi dan penguatan kepada diri sendiri. Self-talk
merupakan cara kerja kognitif melalui proses mental yang berkontribusi dalam perubahan
bentuk-bentuk pikiran (Selk dalam Wulandari, 2017).
Self talk merupakan bagian integral dari komponen intervensi psikologis atau
program latihan keterampilan mental. Teknik self-talk merupakan pembicaraan positif
yang dilakukan seseorang dengan dirinya sendiri sehari-hari dimana orang tersebut
mengulangi pernyataan-pernyataan yang dianggap berguna dan suportif untuk melakukan
suatu perbuatan tertentu atau menghindari suatu perilaku tertentu. Percakapan seseorang
dengan dirinya sendiri biasanya didasarkan atas keyakinan mereka tentang diri sendiri
(Seligman 2001; dalam Erford et al., 2010, hlm. 87). Self-talk merupakan bentuk
pemenuhan diri dan dapat digunakan untuk menantang keyakinan irasional (Schafer,
1998; dalam Erford et al., 2010, hlm. 87).
Self-talk adalah berkomunikasi dan berbicara dengan dirimu sendiri. Self-talk tidak
selalu tentang berbicara dengan mengeluarkan kata-kata dari mulut layaknya saat kita
berbicara dengan orang lain. Lebih tepatnya self talk adalah berbicara dengan pikiran-
pikiran yang ada di dalam kepala kita. Self talk merupakan sesuatu yang sederhana.
Namun, dampaknya sangat besar bagi diri kita. Self-talk adalah sesuatu yang sangat
34 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )
menentukan akan menjadi seperti apakah seseorang di masa mendatang. Self-talk adalah
akar permasalahan psikologis yang paling utama, dari situlah kebiasaan, karakter, dan
keyakinan seseorang terbentuk. Selama self-talk seseorang tetap positif, dia tidak mudah
terpengaruh hal-hal negatif dari luar. Hal negatif dari luar hanya akan berdampak negatif
terhadap diri kita jika diperkuat dengan self-talk yang negatif.
Merangkum dari banyak definisi diatas, peneliti memberi pendapat bahwa self talk
merupakan sebuah teknik sederhana yakni berbicara pada diri sendiri yang memberikan
pengaruh pada kehidupan sehari-hari. Self talk juga baiknya merupakan self talk positif
dimana hal ini tersebut dilakukan agar mampu memberikan penguatan, motivasi dan
fokus dalam melakukan usaha mencapai suatu tujuan.
Seperti yang telah disinggung dalam pembicaraan sebelumnya, self-talk terdiri dari
dua macam, yaitu self-talk positif atau rasional dan self-talk negatif atau irasional. Dua
jenis self-talk ini memiliki pengaruh yang kuat terhadap pikiran dan perilaku. Rimm dan
Litvak (dalam Davis, 1995) menemukan bahwa self-talk yang negatif (irrasional) dapat
menyebabkan timbulnya rangsangan fisiologis substansial. Akibat emosional dari self-
talk yang tidak rasional adalah kecemasan, depresi, marah, rasa bersalah, dan merasa
tidak berharga. Davis (1995:103) menambahkan bahwa bila self-talk itu dilakukan secara
akurat dan berhubungan dengan realitas, berarti orang tersebut berfungsi dengan baik.
Namun, bila tidak rasional dan tidak benar, maka orang tersebut dapat mengalami stres
dan gangguan emosional. Berikut adalah contoh dari kalimat self-talk yang tidak rasional
: “saya akan gagal pada presentasi ini”. Kalimat tersebut sangat mungkin berpengaruh
pada peforma individu ketika akan berbicara didepan umum. Zastrow mengatakan bahwa
self-talk dapat memberi mood yang positif saat tubuh dalam keadaan yang lelah, dengan
cara mengucapkan kata-kata atau kalimat dalam pikiran yang memiliki konotasi positif .
Contoh kalimat yang dapat digunakan untuk pembahasan ini “Saya merasa yakin, saya
pasti bisa. Saya mampu berbicara didepan orang banyak. Tidak ada yang perlu saya
ragukan.” Penjelasan mengenai manfaat self-talk diatas dapat dirangkum dalam sebuah
kalimat, yaitu : semakin positif kata -kata yang diucapkan pada diri maka perasaan yang
mengikuti kalimat tersebut juga semakin positif.
35 | F a r i d l ( 2 0 1 9 )