Anda di halaman 1dari 3

1.

Kedudukan zakat dalam Islam


Zakat memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam, yakni sebagai salah satu rukun Islam. Allah Swt.
bahkan mensejajarkan kata sholat dan kewajiban berzakat dalam Al Qur`an dengan disebutkan dalam
berbagai bentuk kata. Salah satunya adalah, “…Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Alloh Maha
Pengampun Lagi Maha Penyayang.” (QS. At Taubah :5)
Zakat memiliki kedudukan penting dalam Islam setelah kewajiban sholat. Saking pentingnya kewajiban
zakat, Allah Swt. sangat memuji kepada orang yang menunaikan dan mengancam dengan hukuman dunia
dan akhirat bagi orang yang meninggalkan dengan berbagai daya dan upaya. Allah Swt.
memperingatkan,”…dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada
jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada
hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung,
dan punggung mereka, (lalu dikatakan) kepada mereka: ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk
dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu’” (Qs: Al-Taubah: 34-
35). Selain itu dalam beberapa hadits shahih dijelaskan bahwa :
1. Orang yang tidak mengeluarkan zakat akan ditimpa kelaparan dan kemarau panjang.
2. Bila zakat bercampur dengan kekayaan lain, maka kekayaan itu akan binasa.
3. Pembangkang zakat dapat dihukum dengan denda bahkan dapat diperangi dan dibunuh. Hal ini
dilakukan oleh Abu Bakar ketika setelah Rasulullah wafat dimana banyak suku Arab yang
membangkang tidak mau membayar zakat dan hanya mau mengerjakan sholat.
2. Makna zakat
Zakat menurut bahasa memiliki beberapa makna, yaitu: Al-Thohuru (membersihkan atau mensucikan),
Al-Barakatu (berkah), An-Numuw (tumbuh dan berkembang), dan As-Sholah (beres atau keberesan).
Zakat bermakna membersihkan atau mensucikan. Makna ini menyampaikan bahwa orang yang
menunaikan zakat karena Allah Swt. dan bukan karena siapapun atau apapun, maka Allah Swt. akan
membersihkan jiwa dan harta tersebut. Allah Swt. berfirman, “Ambillah zakat dari sebagian harta
mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan (yakni membersihkan dari kekikiran dan cinta yang
berlebihan terhadap harta benda) dan mensucikan (yakni menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati
dan memperkembangkan harta benda) mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.
Al-Taubah: 103)
Zakat bermakna berkah. Makna ini menyampaikan bahwa orang yang mengeluarkan hartanya untuk
berzakat di jalan Allah Swt., maka hartanya akan selalu dilimpahkan keberkahan oleh Allah Swt.
Keberkahan harta akan memberikan dampak positif kepada seseorang sehingga memperoleh keberkahan
di dalam kehidupannya. Orang yang hidupnya berkah, maka ia akan dimudahkan oleh Swt. untuk bisa
istiqamah dalam menjalankan kebaikan-kebaikan sesuai syariat Allah Swt. Tidak hanya itu, ia bahkan
bisa menambah amal-amal kebaikan dalam kesehariannya. Mengapa zakat bisa memberikan keberkahan
dalam hidup seseorang ? Ini dikarenakan orang yang berzakat pada hakikatnya telah membersihkan harta
dari kotoran sehingga harta yang dipergunakan dalam kehidupan kesehariannya adalah harta yang suci
dan bersih.
Zakat bermakna tumbuh dan berkembang. Makna ini menegaskan bahwa orang yang menunaikan zakat,
maka dengan izin Allah Swt. hartanya akan senantiasa tumbuh dan berkembang. Hal ini disebabkan oleh
kebersihan harta yang digunakan dalam kesehariannya. Allah Swt. tidak akan pernah memberikan
permasalahan terhadap harta dan usaha (misalnya bangkrut, hancur, rugi dalam berusaha) terhadap orang-
orang yang menunaikan zakat dengan ikhlas karena Allah Swt. semata. Allah Swt. berfirman, ”Dan
sesuatu riba yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah
pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai
keridhaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipat gandakan.”. (Qs. Ar-Rum: 39).
Zakat bermakna keberesan. Makna ini menegaskan bahwa orang yang menunaikan zakatnya, maka harta
akan selalu beres dan Allah Swt. akan senantiasa menjaganya dari berbagai permasalahan.

3. Hakikat zakat
Zakat terdiri atas dua macam, yakin zakat jiwa (zakat fitrah), dan zakat maal (harta). Zakat fitrah berasal
dari kata al-fithr (berbuka). Zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan dalam Islam. Zakat fitrah ini wajib
dikeluakan per jiwa umat Islam dan dibayarkan sebelum berbuka, yaitu sholat Idul Fitri. Sedangkan zakat
mal berasal dari kata maal (harta). Zakat mal untuk mensucikan harta dari hal-hal yang haram dan
menjaga harta dari orang-orang yang berhak. Hakikat dari zakat fitrah dan zakat mal adalah untuk
membersihkan dan mensucikan jiwa dan harta.
Secara logika matematis, seseorang yang berzakat justru akan berkurang hartanya. Misalnya orang yang
mempunyai uang Rp 150.000 dan mengeluarkan zakat sebesar Rp 10.000, maka uang tinggal Rp 140.000.
Secara matematis, uang kita berkurang. Namun Rasulullah Saw. menyampaikan ”Tidak akan berkurang
harta karena sedekah dan zakat. Barang siapa memberikan zakat infaq dan sadaqah kepada orang-orang
yang memerlukan, berarti ia telah mengutangkan sesuatu kepada Allah dan Allah yang bertanggung
jawab membayarnya.” Allah Swt. berfirman, ”Perumpaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh
bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.
Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Jadi, hakikat orang-orang yang berzakat selain membersihkan jiwa dan harta, juga menambah barakah
dan kuantitas harta. Wallahu a`lamu.

Pengertian Zakat
Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan
diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan
yang telah ditetapkan oleh syariah.
Bagaimana hukum Zakat?
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat
Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-
syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah seperti sholat, haji, dan puasa yang telah diatur
secara rinci berdasarkan Alquran dan Sunah. Zakat juga merupakan amal sosial kemasyarakatan dan
kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ummat manusia dimana pun dia
berada.
Apa saja macam-macam Zakat?
Zakat terdiri dari 2 macam :
1. Zakat fitrah adalah Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan
Ramadan. Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,5 kilogram) makanan pokok yang ada di
daerah bersangkutan.
2. Zakat maal (harta) adalah Zakat hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil
ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing jenis memiliki perhitungannya sendiri-
sendiri.
Siapa saja yang berhak menerima Zakat?
Yang berhak menerima Zakat menurut kaidah Islam terdiri dari 8 macam :
1. Fakir : Orang yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan
pokok hidup.
2. Miskin : Orang yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk
hidup.
3. Amil : Orang yang mengumpulkan dan membagikan zakat.
4. Mu'allaf : Orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan diri
dengan keadaan barunya.
5. Hamba sahaya : Orang yang ingin memerdekakan dirinya
6. Gharimin : Orang yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak sanggup untuk
memenuhinya
7. Fisabilillah : Orang yang berjuang di jalan Allah.
8. Ibnus Sabil : Orang yang kehabisan biaya di perjalanan.
Dari ulasan di atas kita bisa menyimpulkan dan menyadari sendiri, apakah kita wajib membayar Zakat
atau mungkin menerima Zakat. Dan perlu kita ingat bahwa tidak ada hal baik yang tidak mempunyai
hikmah atau balasan dari Allah SWT. Dengan memenuhi kewajiban kita sebagai umat islam untuk
membayar Zakat, tentu saja akan mendapat hikmah atau manfaat di antaranya yang bisa di ambil dari
ulasan di atas :
 Bisa mempererat tali persaudaraan antara yang miskin dan yang kaya
 Membuang perilaku buruk dari seseorang
 Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan seseorang
 Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan
 Untuk pengembangan potensi ummat
 Memberi dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam
 Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat.
Membayar Zakat juga harus memperhatikan siapa yang menerima Zakat atau mungkin yang mengurusi
Zakat ( Amil ). Kita harus benar-benar memahami siapa saja yang berhak menerima Zakat dan jangan
sampai kita salah memberikan Zakat.

Anda mungkin juga menyukai