“TAFSIR AQIDAH”
Dosen Pengampuh:
Hermansah, M.Ag.
Disusun Oleh:
Muhammad Faris
Ilham Akbar
JURUSAN USHULUDDIN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sebagai salah satu agama yang ada di dunia ini berbicara juga
tentang hubungan manusia yang berbeda agama, karena pada dasarnya
manusia sejak dahulu diciptakan berbeda-beda untuk saling kenal
mengenal. Untuk itu maka, hubungan antar umat beragama dapat dilihat di
dalam al-Quran sebagai berikut.
B. Rumusan Masalah
1) Apa saja ayat-ayat tentang hubungan antar agama?
2) Bagaimana konsep toleransi antar umat beragama dalam Al-Qur’an?
BAB II
PEMBAHASAN
Ayat-ayat tentang hubungan umat beragama dapat dilihat dalam (1) surat
al-Baqarah ayat 62, 120 dan 213, (2) surat Ali Imran ayat 61 dan 118, , sebagai
berikut:
1. Surat Al-Baqarah ayat 62,120 dan 213
صا ِل ًحا فَلَ ُه ْم اَ ْج ُرهُ ْم
َ عمِ َل
َ اْلخِ ِر َو ِ صا ِبـ ِٕـيْنَ َم ْن ٰا َمنَ ِب ه
ٰ ْ اّٰلل َو ْال َي ْو ِم َّ ا َِّن ا َّل ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َوالَّ ِذيْنَ هَاد ُْوا َوالنَّصٰ ٰرى َوال
َعلَ ْي ِه ْم َو َْل هُ ْم يَحْ زَ نُ ْون ٌ ِع ْن َد َربِ ِه ْۚ ْم َو َْل خ َْو
َ ف
62. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-
orang Nasrani, dan orang-orang Sabiin,) siapa saja (di antara mereka) yang
beriman kepada Allah dan hari Akhir serta melakukan kebajikan (pasti)
mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut yang menimpa mereka
dan mereka pun tidak bersedih hati.)
120. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela kepadamu (Nabi
Muhammad) sehingga engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah,
“Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Sungguh,
jika engkau mengikuti hawa nafsu mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai
kepadamu, tidak ada bagimu pelindung dan penolong dari (azab) Allah.
اسِ َّق ِليَحْ ُك َم بَيْنَ النِ ب بِ ْال َح َ ّٰللا النَّبِ ّٖينَ ُمبَش ِِريْنَ َو ُم ْنذ ِِريْنَ ۖ َواَ ْنزَ َل َمعَ ُه ُم ْال ِك ٰت ُث ه َ َاس ا ُ َّمةً َّواحِ َدة ً ۗ فَبَع
ُ ََّكانَ الن
ُ ف فِ ْي ِه ا َِّْل الَّ ِذيْنَ ا ُ ْوت ُ ْوهُ مِ ْۢ ْن بَ ْع ِد َما َج ۤا َءتْ ُه ُم ْالبَيِ ٰنتُ بَ ْغيًا ْۢ بَ ْينَ ُه ْم ْۚ فَ َه َدى ه
َّٰللا الَّ ِذيْن َ َاختَل
ْ فِ ْي َما ا ْختَلَفُ ْوا فِ ْي ِه ۗ َو َما
ِ ي َم ْن يَّش َۤا ُء ا ِٰلى
ص َراطٍّ ُّم ْستَ ِقي ٍّْم ِ ٰا َمنُ ْوا ِل َما ا ْختَلَفُ ْوا فِ ْي ِه مِ نَ ْال َح
ُ ق ِب ِا ْذن ِّٖه ۗ َو ه
ْ ّٰللا يَ ْه ِد
213. Manusia itu (dahulunya) umat yang satu (dalam ketauhidan). (Setelah
timbul perselisihan,) lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan
kabar gembira dan peringatan. Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang
mengandung kebenaran untuk memberi keputusan di antara manusia tentang
perkara yang mereka perselisihkan. Tidak ada yang berselisih tentangnya,
kecuali orang-orang yang telah diberi (Kitab) setelah bukti-bukti yang nyata
sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka,
dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman
tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada
siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (berdasarkan kesiapannya untuk
menerima petunjuk).
2. Surat Ali Imran ayat 61 dan 118
61. Siapa yang membantahmu dalam hal ini setelah datang ilmu kepadamu,
maka katakanlah (Nabi Muhammad), “Marilah kita panggil anak-anak kami
dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri
kamu, kemudian marilah kita bermubahalah) agar laknat Allah ditimpakan
kepada para pendusta.”
Mubahalah berarti setiap pihak yang berselisih berdoa dengan sungguh-
sungguh agar Allah menjatuhkan laknat kepada pihak yang berdusta. Nabi
Muhammad saw. mengajak utusan Nasrani Najran bermubahalah, tetapi
mereka tidak berani. Hal ini menjadi bukti kebenaran akidah Islam tentang Isa
a.s.
ض ۤا ُء مِ ْن ا َ ْف َوا ِه ِه ۖ ْم
َ ت ْالبَ ْغ
ِ عنِت ُّ ْۚ ْم قَ ْد بَ َد ۗ ً َطانَةً ِم ْن د ُْونِ ُك ْم َْل يَأْلُ ْونَ ُك ْم َخب
َ اْل َود ُّْوا َما َ ِٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َْل تَتَّخِ ذُ ْوا ب
َت ا ِْن ُك ْنت ُ ْم تَ ْع ِقلُ ْون ٰ ْ صد ُْو ُرهُ ْم ا َ ْكبَ ُر ۗ قَ ْد بَيَّنَّا لَ ُك ُم
ِ اْل ٰي ُ َو َما ت ُ ْخ ِف ْي
1
KBBI, 1994: 89
menjelaskan konsep toleransi dengan segala batasanbatasannya secara jelas dan
gamblang. Oleh karena itu, ayat-ayat yang menjelaskan tentang konsep
toleransi dapat dijadikan rujukan dalam mengimplementasikan toleransi dalam
kehidupan2
Toleransi pada pengertian ini mengarah kepada sikap terbuka dan mau
mengakui adanya berbagai macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna
kulit, bahasa, adat-istiadat, budaya, bahasa, serta agama. Ini semua merupakan
fitrah dan sunatullah yang sudah menjadi ketetapan Tuhan.
Landasan dasar pemikiran ini adalah firman Allah dalam QS. Al-Hujurat ayat
13
2
Abusa, Zachary, Political Islam and Violence in Indonesia, (New York: Routlodge, 2007), 8
3
Siti Mukzizatin, “RELASI HARMONIS ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN”
dalam Andargogi ‘(NO. 1, Vol. 7, Januari 2019)., 165.
kelompok dengan keyakinan dan praktek agama yang berbeda. Islam
mendorong umatnya untuk bersikap toleran terhadap perbedaan tersebut.
4
Ibid.., 165
menumbuhkan kerukunan, kedamaian, dan keadilan di dalam masyarakat yang
beragam.
BAB III
KESIMPULAN