Anda di halaman 1dari 6

MAJELIS ULAMA INDONESIA

(WADAH MUSYAWARAH PARA ULAMA, ZU’AMA DAN CENDEKIAWAN MUSLIM)


DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KETETAPAN FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Nomor: Kep.-530/MUI-DIY/III/2024
Tahun 2024
Tentang
PEMBAYARAN ZAKAT FITRI, FIDYAH DAN PENYALURANNYA

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Istimewa Yogyakarta setelah :
MENIMBANG : a. Bahwa dalam hal operasional penarikan dan penyaluran zakat
dan fidyah dimungkinkan adanya inovasi dan pengembangan
tata cara seiring dengan dinamika sosial masyarakat, sepanjang
sesuai dengan ketentuan;
b. Bahwa di tengah masyarakat muncul pertanyaan mengenai
ketentuan penarikan dan penyaluran harta zakat dan fidyah,
mulai dari penyaluran dari amil zakat kepada amil zakat
berikutnya, penyaluran dari amil zakat kepada lembaga sosial,
penyaluran harta zakat muqayyadah, serta sumber biaya
operasional untuk kepentingan penarikan dan penyaluran
zakat dan fidyah;
c. Bahwa oleh karena itu dipandang perlu menetapkan fatwa dan
fidyah tentang penarikan dan penyaluran harta zakat dan
fidyah guna dijadikan pedoman.

MENGINGAT : 1. Firman Allah SWT


َّ ْ ْ َ َ ِّ َ َ َ ْ ِّ َ ُ َ ْ ُ ُ ِّ َ ُ ً َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ْ ُ
‫يهم ِبها وصل علي ِهم ِإن‬
ِ ‫َخ َذ ِ َم َن أ َم َو ِال ٌ ِه َم ُ ص َدق هة ُ ت َطهر ٌهم َ وتزك‬
ٌ ‫صَلتك سكن له ْم واَّلل سميع عل‬
‫يم‬ ِ ِ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah
untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah: 103)
َ‫ْ َه‬ َ َ‫ن‬ ْ ‫َّ َ َّ َ َ ُ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ ن‬
‫ي َعل ْي َها َوال ُمؤلف ِة‬ ‫ي َوال َع ِام ِل‬
ِ ‫اك ن‬ِ ‫ِإ ُن ُما الصدقات ِ َللفقر ِاء ْ والمس‬
ً َ َ َّ ْ َ ‫ه‬ َ َ َ‫ن‬ َ َ ِّ ‫وب ُه ْم َو نف‬
ُ ‫قل‬
‫يل ف ِريضة‬ِ ‫اَّلل واب ِن الس ِب‬ِ ‫يل‬ ِ ‫اب َوالغ ِار ِمي و ِ يف س ِب‬ ِ ‫الرق‬ ‫ي‬ ِ
ٌ ‫يم حك‬ ُ ‫اَّلل َو ه‬
ٌ ‫اَّلل َعل‬ ‫َ ه‬
‫يم‬ ِ ِ ِ ‫ِمن‬
“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan

Majelis Ulama Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (1)


yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana (QS. At-Taubah : 60).

َ ٌ َّ َ َ َٰ َ َ ْ َ ً َّ ُ َ َ َ َ َ ُ َ
‫َل َسف ٍر ف ِعدة ِّم ْن أ َّي ٍام‬ ‫أ َّي ًاما َّم ْعدود َٰ ٍت ۚ فمن كان ِمنكم م ِريضا أو ع‬
َ َ ََ َ ‫َُ َ َ ََ ه َ ُ ُ َ ُ ٌَْ َ َ ُ ْ ن‬
‫ي ۖ ف َمن تط َّوع خ ْ ًيا‬ ‫أخر ۚ وعَل ٱل ِذين ي ِطيقونهۥ ِفدية طعام ِمس ِك‬
َ ُ َ ٍْ َ ْ ُ ُ ْ ُ ‫َُ َ َ ٌْ ه ُ َ َ َ ُ ُ ۟ َ ٌْ ه‬
‫فهو خي لهۥ ۚ وأن تصوموا خي لكم ۖ ِإن كنتم تعلمون‬
Artinya: ” (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka
barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa)
sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika
mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi
makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati
mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya.
Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

2. Hadits Rasulullah SAW, antara lain:

“Nabi Muhammad SAW ketika mengutus Muadz ke Yaman


bersabda : … … … Dan beritahukan kepada mereka bahwa Allah
SWT mewajibkan zakat yang diambil dari harta orang kaya di
antara mereka dan dikembalikan kepada para orang-orang
fakir di antara mereka “. (HR. Al- Bukhari dan Muslim dari Ibnu
Abbas)

“Rasulullah SAW menugaskan seorang laki-laki dari bani Al- Asdi


yang bernama Ibnu Al-Lutbiyyah sebagai Amil zakat di daerah
bani Sulaim, kemudian Rasulullah SAW melakukan evaluasi atas
tugas yang telah ia laksanakan”. (HR. Al- Bukhari dan Muslim
dari Abi Humaid Al-Saa’idy)

“Umar RA telah menugaskan kepadaku untuk mengurus harta


zakat, maka tatkala telah selesai tugasku, beliau memberiku
bagian dari harta zakat tersebut, aku berkata : sesungguhnya
aku menlakukan ini semua karena Allah SWT, semoga Allah

Majelis Ulama Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (2)


kelak membalasnya. Beliau berkata : Ambillah apa yang
diberikan sebagai bagianmu, sesungguhnya aku juga menjadi
amil zakat pada masa Rasulullah SAW dan beliau memberiku
bagian (dari harta zakat), saat itu aku mengatakan seperti
apa yang kau katakan, maka Rasulullah SAW bersabda : Apabila
engkau diberi sesuatu yang engkau tidak memintanya maka
ambillah untuk kau gunakan atau sedekahkan. (HR. Muslim)

3. Qaidah Fiqhiyyah

“Hukum sarana adalah mengikuti hukum capaian yang akan


dituju “

“Sesuatu kewajiban yang hanya bisa diwujudkan dengan


melakukan sesuatu perkara, maka perkara tersebut hukumnya
menjadi wajib“

“Tindakan pemimpin [ pemegang otoritas ] terhadap rakyat


harus mengikuti kemaslahatan “

MEMPERHATIKAN : 1. Pendapat Ibnu Qosim dalam Kitab Fathul Qorib ( Syarah


Bajuri 1/543 ) yang menjelaskan tentang definisi Amil
sebagai berikut :

“Amil zakat adalah seseorang yang ditugaskan oleh imam


(pemimpin negara) untuk mengumpulkan dan
mendistribusikan harta zakat “
2. Pendapat Al-Syairazi dalam kitab Al-Muhadzzab (Al-Majmu’
Syarah Al-Muhadzzab 6/167 ) yang menerangkan mengenai
distribusi zakat, salah satunya kepada Amil sebagai
berikut:

“Apabila yang melakukan distribusi zakat adalah Imam


[pemerintah] maka harus dibagi kepada delapan golongan
penerima zakat. Bagian pertama adalah untuk Amil, karena
Amil mengambil bagian harta zakat sebagai upah,
sementara golongan lainnya sebagai dana sosial. Apabila
bagian Amil sesuai dengan kewajaran sebagai upah
pengelola zakat, maka akan diberikan kepadanya bagian
tersebut. Namun bilamana bagian Amil lebih besar dari
kewajaran sebagai upah pengelola zakat, maka kelebihan –

Majelis Ulama Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (3)


di luar kewajaran tersebut – dikembalikan untuk golongan-
golongan yang lain dari mustakhiq zakat secara
proporsional. Jika terjadi defisit anggaran, di mana bagian
Amil lebih kecil dari kewajaran upah pengelola zakat maka
akan ditambahkan. Ditambahkan dari mana? Imam Syafi’I
berpendapat: “ditambahkan dengan diambil dari bagian
kemashlahatan [fi sabilillah]”. Sekiranya ada yang
berpendapat bahwa bagiannya dilengkapi dari bagian
golongan-golongan mustahiq yang lain maka pendapat
tersebut tidak salah “
3. Pendapat Imam Al-Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ Syarah
Al-Muhadzzab ( 6/168 ) mengenai orang-orang yang dapat
masuk kategori sebagai Amil sebagai berikut:

“Para pengikut madzhab Syafi’i berpendapat : Dan diberi


bagian dari bagian Amil yaitu ; Pengumpul wajib zakat,
orang yang mendata, mencatat, mengumpulkan, membagi
dan menjaga harta zakat. Karena mereka itu termasuk
bagian dari Amil Zakat. Tegasnya, mereka mendapatkan
bagian dari bagian Amil sebesar 1/8 dari harta zakat karena
mereka merupakan bagian dari Amil yang berhak
mendapatkan upah sesuai dengan kewajarannya.
4. Pendapat, saran, dan masukan yang berkembang dalam
Sidang Komisi Fatwa pada Rapat-Rapat Komisi Fatwa yang
terakhir pada tanggal 15 Maret 2024

Dengan bertawakkal kepada Allah SWT


MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : FATWA TENTANG PEMBAYARAN ZAKAT FITRI, FIDYAH
DAN PENYALURANNYA
Pertama : Ketentuan Umum
Dalam FATWA ini yang dimaksud dengan:
1. Pembayaran zakat dan fidyah dan pembayaran adalah
kegiatan pengumpulan harta zakat dan fidyah yang
meliputi pendataan wajib zakat, penentuan objek wajib
zakat, besaran nishab zakat, besaran tarif zakat, dan syarat-
syarat tertentu pada masing-masing objek wajib zakat dan
pembayaran fidyah bagi orang yang tidak berpuasa karena
udzur syar’i
2. Penyaluran zakat adalah kegiatan mentasyarufkan harta
zakat kepada mustahiq. Adapaun pembayaran fidyah
adalah penyaluran harta dari pembayaran fidyah kepada
fakir dan miskin.
3. Besarnya zakat adalah ketentuan harta yang wajib
dikeluarkan berdasarkan perhitungan haul atau nishab bagi
zakat mal dan terpenuhinya wajib zakat fitri bagi
seseorang.

Majelis Ulama Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (4)


4. Waktu pembayaran zakat atau fidyah adalah waktu
penyaluran zakat atau fidyah.
5. Muzaki adalah orang menurut hukum syara’ ditetapkan
sebagai pihak yang harus mengeluarkan zakat.
6. Mustahiq adalah orang yang menurut hukum syara’ pihak
yang berhak menerima Zakat atau Fidyah
7. Penyaluran zakat adalah kegiatan pendistribusian harta
zakat agar sampai kepada para mustahiq zakat secara
benar dan baik.
8. Zakat muqayyadah adalah zakat yang telah ditentukan
mustahiqnya oleh muzakki, baik tentang ashnaf, orang
perorang, maupun lokasinya.
Kedua : Ketentuan Hukum
1. Besarnya zakat Fitri dan Fidyah
Besarnya zakat fitri jika beras sama dengan 2.5 kg, jika
dibayar dengan uang sama dengan Rp 40.000,-
2. Besar membayar fidyah dikeluarkan berdasarkan standar
kemampuan ekonomi keluarga yang bersangkutan, yakni
berapa anggaran yang biasa dikeluarkan untuk 1x makan,
- Klaster Sangat Mampu, minimal Rp. 60.000/Jiwa/Hari
- Klaster Mampu, minimal Rp. 45.000/Jiwa/Hari
- Klaster Sedang, minimal Rp. 30.000/Jiwa/Hari
- Klaster Ekonomi Cukup, minimal Rp. 15.000/Jiwa/Hari
3. Waktu Pembayaran Fidyah
Fidyah bisa dibayarkan pada ketentuan waktu sbb:
a. Pada hari ketika ia tidak berpuasa
b. Diakhirkan pada akhir bulan Ramadhan
c. Setelah Ramadhan,baik dibayar sekaligus maupun
dicicil setiap hari sesuai hari puasa yang ditinggalkan
4. Ketentuan Zakat Profesi
Jika ada pegawai yang penghasilanya telah sampai 1 nishob,
yakni setara dengan nilai 85 gram emas murni maka wajib
mengeluarkan zakat.
Hitungannya: pendapatan tetap tiap bulan dikurangi UMP,
jika seseorang berpenghasilan Rp. 10.000.000 dikurang
UMK (kota Yogyakarta) Rp. 2.069.530 berdasar SK
Gubernur nomor 340/KEP/2020.
Maka seseorang take home pay memperoleh Rp. 10.000.000
- 2.069.530 = Rp. 7.930.470 x 12 bulan = Rp.95.165.640
Nishab zakat profesi adalah setara dengan emas murni 85
gram 24 karat. 1 gram mas murni nilai sekarang harga emas
batangan Semar Rp. 829.000. jadi nishabnya 829.000x85=
70.465.000.
Jika seseorang berpenghasilan Rp. 10.000.000 maka ia
wajib zakat sebesar 2.5% dari Rp. 95.165.640 = Rp.
2.379.141.
5. Anak yatim dan pekerja lepas atau harian tidak berhak
menerima zakat, kecuali termasuk dalam kategori fakir
miskin.
6. Penarikan zakat menjadi kewajiban amil zakat yang
dilakukan secara aktif.
7. Pemeliharaan zakat merupakan tanggung jawab amil
sampai didistribusikannya dengan prinsip yadul amanah.

Majelis Ulama Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (5)


8. Apabila amil sudah melaksanakan tugasnya dengan baik,
namun di luar kemampuannya terjadi kerusakan atau
kehilangan maka amil tidak dibebani tanggung jawab
penggantian.
9. Penyaluran harta zakat dari amil zakat kepada amil zakat
lainnya belum dianggap sebagai penyaluran zakat hingga
harta zakat tersebut sampai kepada para mustahiq zakat.
10. Dalam hal penyaluran zakat sebagaimana nomor 9, maka
pengambilan hak dana zakat yang menjadi bagian amil
hanya dilakukan sekali. Sedangkan amil zakat yang lain
hanya dapat meminta biaya operasional penyaluran harta
zakat tersebut kepada amil yang mengambil dana.
11. Yayasan atau lembaga yang melayani fakir miskin boleh
menerima zakat atas nama fi sabilillah. Biaya operasional
penyaluran harta zakat tersebut mengacu kepada
ketentuan angka 10.
12. Penyaluran zakat muqayyadah, apabila membutuhkan
biaya tambahan dalam distribusinya, maka Amil dapat
memintanya kepada mustahiq. Namun apabila penyaluran
zakat muqayyadah tersebut tidak membutuhkan biaya
tambahan, misalnya zakat muqayyadah itu berada dalam
pola distribusi amil, maka amil tidak boleh meminta biaya
tambahan kepada muzakki.
Ketiga : Ketentuan Penutup
1. Fatwa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan, akan diperbaiki dan disempurnakan
sebagaimana mestinya.
2. Agar setiap muslim dan pihak-pihak yang memerlukan
dapat mengetahuinya, semua pihak dihimbau untuk
menyebarluaskan fatwa ini.
Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : 04 Ramadhan 14 45 H.
15 Maret 2024 M.

MAJELIS ULAMA INDONESIA


DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
KOMISI FATWA

Ketua, Sekretaris,

Prof. Dr. Drs. H.Makhrus Munajat, SH.M,Hum Dr. Oman Fathurahman, MA

Majelis Ulama Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (6)

Anda mungkin juga menyukai