0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
43 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang keuangan publik dan zakat. Keuangan publik adalah bagian ilmu ekonomi yang mempelajari aktivitas keuangan pemerintah, sedangkan zakat adalah kewajiban bagi umat Islam untuk membantu masyarakat lain dan menstabilkan ekonomi masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang keuangan publik dan zakat. Keuangan publik adalah bagian ilmu ekonomi yang mempelajari aktivitas keuangan pemerintah, sedangkan zakat adalah kewajiban bagi umat Islam untuk membantu masyarakat lain dan menstabilkan ekonomi masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang keuangan publik dan zakat. Keuangan publik adalah bagian ilmu ekonomi yang mempelajari aktivitas keuangan pemerintah, sedangkan zakat adalah kewajiban bagi umat Islam untuk membantu masyarakat lain dan menstabilkan ekonomi masyarakat.
1. Vira Khoirunnisa F 2. Sanaa’ ‘Athooya R 3. Inayah KEUANGAN PUBLIK DAN ZAKAT
QS. al-Baqarah: 267-268
QS. at-Taubah: 60 KEUANGAN PUBLIK Keuangan publik merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari aktivitas finansial pemerintah. Yang dimaksud pemerintah disini adalah seluruh unit pemerintah dan organisasi pemegang otoritas publik lainnya yang dikendalikan dan didanai oleh pemerintah. ZAKAT Secara etimologi (asal kata) zakat dari kata zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, suci, subur dan baik. Secara istilah zakat merupakan upaya mensucikan diri dari kotoran kikir dan dosa melalui pengeluaran sedikit dari nilai harta pribadi untuk kaum yang memerlukan. QS. AL-BAQARAH AYAT 267-268 ض ۖ َو ََل ِ س ْبت ُ ْم َو ِم َّما أ َ ْخ َر ْجنَا لَ ُك ْم ِمنَ ْاْل َ ْر َ ت َما َك ِ ط ِي َبا َ َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا أ َ ْن ِفقُوا ِم ْن َّللاَ َغنِيَّ ضوا فِي ِه ۚ َوا ْعلَ ُموا أ َ َّن ُ آخذِي ِه ِإ ََّل أ َ ْن ت ُ ْغ ِم َ ِتَيَ َّم ُموا ْال َخب ِ ِيث ِم ْنهُ ت ُ ْن ِفقُونَ َولَ ْست ُ ْم ب ۗ َّللاُ َي ِعدُ ُك ْم َم ْغ ِف َرة ً ِم ْنهُ َوفَض ًًْل َّ َاء ۖ َوِ ان َي ِعدُ ُك ُم ْالفَ ْق َر َو َيأ ْ ُم ُر ُك ْم ِب ْالفَ ْحش ُ ط َ ش ْي َّ ال. ٌَح ِميد َّ َو َّللاُ َوا ِس ٌع َع ِلي ٌم
“ .267Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah
(di jalan Allah) sebagian dari hasil daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkandengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." -tukanem( nakijnajnem natiays" .268 huruynem nad naniksimek nagned umak )itukan hallA gnades ;)rikik( natahajek taubreb umak nad ayN-adapirad nanupma umkutnu nakidajnem igal )ayN-ainurak( sauL ahaM hallA nad .ainurak ( ".iuhategneM ahaMQS. al-Baqarah : )268-267 TAFSIR AYAT
Allah ta’ala menganjurkan kepada hamba-hambaNya untuk
menginfakkan sebagian apa yang mereka dapatkan dalam berniaga, dan sebagian dari apa yang mereka panen dari tanaman dari biji- bijian maupun buah-buahan, hal ini mencakup zakat uang maupun seluruh perdagangan yang dipersiapkan untuk dijual belikan, juga hasil pertanian dari biji-bijian dan buah-buahan. Termasuk dalam keumuman ayat ini, infak yang wajib maupun yang sunnah. Allah ta’ala memerintahkan untuk memilih yang baik dari itu semua dan tidak memilih yang buruk, yaitu yang jelek lagi hina mereka sedekahkan kepada Allah, seandainya mereka memberikan barang yang seperti itu kepada orang-orang yang berhak mereka berikan, pastilah merekapun tidak akan meridhainya, mereka tidak akan menerimanya kecuali dengan kedongkolan dan memi-cingkan mata. Maka yang seharusnya adalah mengeluarkan yang tengah-tengah dari semua itu, dan yang lebih sempurna adalah mengeluarkan yang paling baik. Sedang yang dilarang adalah mengeluarkan yang jelek, karena yang ini tidaklah memenuhi infak yang wajib dan tidak akan memperoleh pahala yang sempurna dalam infak yang sunnah. ASBABUN NUZUL Diriwayatkan oleh Hakim, Tirmizi, Ibnu Majah dan lain-lainnya, dari Barra’, katanya, “Ayat ini turun mengenai kita, golongan Ansar yang memiliki buah kurma. Masing-masing menyumbangkan kurmanya, sedikit atau banyak sesuai kemampuannya. Maka datanglah seseorang membawa satu hingga dua tandan kurma kemudian ia gantungkan di masjid, sedangkan di masjid ada ahlus suhfah (orang yang tinggal di masjid Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, di karenakan tidak memiliki tempat tinggal) yang mana mereka tidak mempunyai makanan, di kala salah seorang dari mereka lapar, maka iapun mendatangi tandan kurma itu, dan memukulnya dengan tongkatnya, maka jatuhlah kurma yang segar (agak matang) dan kurma yang telah matang, kemudian iapun memakannya PELAJARAN BERHARGA YANG DAPAT DIPETIK DARI AYAT INI 1. Wajibnya berinfak dari yang harta yang baik dari hasil usahanya 2. Wajibnya zakat pada hasil dari keuntungan dagang, karena dia adalah hasil yang didapatkan dari muamalah. 3. Harta yang haram tidak diperintahkan untuk berinfak darinya, karena dia adalah sesuatu yang kotor sedangkan Allah ta’ala baik dan tidak menerima kecuali dari yang baik. 4. Wajibnya mengeluarkan zakat dari hasil panen (pertanian) 5. Bahwa kekikiran merupakan perbuatan yang jelek. 6. Kabar gembira bagi orang yang menginfakan hartanya, baginya ampunan dari Allah ta’ala. QS. AT-TAUBAH AYAT 60
hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang- orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. TAFSIR AYAT Penyebutan kelompok-kelompok dalam ayat tersebut adalah untuk menjelaskan mereka yang berhak, bukan karena keharusan memenuhi semuanya.[3] Masharif Zakat
Pertama dan kedua, Fakir dan Miskin
Pada dasarnya kedua keadaan tersebut adalah sama dan sejenis, akan tetapi fakir keadaannya lebih memprihatinkan dari pada miskin, sehingganya Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan fakir lebih dahulu dari pada miskin dalam ayat tersebut. Di bawah ini kami akan sebutkan beberapa perbedaan dan pengertian antara fakir dan miskin. Ketiga, Amil Zakat Masharif zakat yang ketiga adalah amil zakat, yaitu orang bertugas mengelola atau mengambil zakat dari orang-orang yang berhak mengeluarkan zakat kemudian membagikannya kepada orang yang berhak pula. Keempat, Ak Mualafati Qulubuhum Yaitu orang-orang yang perlu dilunakkan hatinya kepada Islam, supaya mereka memberikan sumbangsinya kepada Islam, atau Rais kaum yang baru masuk Islam dan dia diberikan zakat supaya mereka menegetahui bahwasanya agama Islam adalah agama yang benar dan shalih, dan supaya bertambah keimanannya. Kelima, Riqob Yaitu budak-budak yang sedang dalam proses memerdekakan diri, atau membeli diri mereka dari majikannya. Mereka dimerdekakan dan dibantu dengan harta zakat. Keenam, al-ghorimin Yaitu orang yang terlilit utang tetapi bukan dalam bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian ia tidak bisa melunasi hutangnya tersebut. Ketujuh, Fii Sabilillah Para ulama’ berselisih pendapat mengenai pengertian fi sabilillah dalam ayat tersebut : Abu Yusuf berkata, “Yang dimaksud adalah orang yang berjihad atau di dalam peperangan (mujahidin) yang berjuang untuk menegakkan kalimat Allah dan melawan musuh-musuh-Nya.” Kedelapan, Ibnu Sabil Ialah seorang musafir di suatu negeri yang bekalnya tidak mencukupi untuk dipakai pulang ke negerinya meskipun ia orang kaya, maka ia diberi bagian zakat yang mencukupi untuk pulang ke negerinya. Begitu pula dengan orang yang ingin bepergian, akan tetapi tidak memiliki bekal, maka ia diberi dari bagian zakat untuk perbekalannya pergi dan pulang. Namun ia tidak diperbolehkan mengambil lebih dari kebutuhannya. ASBABUN NUZUL Ayat ini turun ketika orang-orang munafik yang bodoh itu mencela Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang pembagian zakat , kemudian Allah menjelaskan bahwa Allah –lah yang mengatur pembagian zakat tersebut dan tidak mewakilkan hak pembagian itu kepada selain-Nya, tidak ada campur tangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Allah membaginya hanya untuk mereka yang disebutkan dalam ayat tersebut. َّ ِإنَّ َما الmaksud dari ayat ini adalah zakat-zakat ُصدَقَات yang wajib, berbeda dengan sadaqah mustahabah yang bebas diberikan kepada semua orang tanpa ada pengkhususan. KESIMPULAN
Keuangan publik merupakan bagian dari ilmu
ekonomi yang mempelajari aktivitas finansial pemerintah. Yang dimaksud pemrintah disini adalah seluruh unit pemerintah dan organisasi pemegang otoritas publik lainnya yang dikendalikan dan didanai oleh pemerintah. Zakat merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam yang digunakan untuk membantu masyarakat lain, menstabilkan ekonomi masyarakat dari kalangan bawah hingga kalangan atas, sehingga dengan adanya zakat umat Islam tidak ada yang tertindas karena zakat dapat menghilangkan jarak antara si kaya dan si miskin.