MALIYAH
KELOMPOK 4
TISCHA VAIRA
20.0605.0003
DWIBARA BAYUAJI
20.0605.0010
AYOENG DAMAYANTI
20.0605.0017
PENGERTIAN
IBADAH MALIYAH
Selain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup,
dengan harta manusia bisa beribadah kepada Allah.
Harta menjadi alat bagi seseorang untuk mengabdikan
dirinya kepada Allah. Ibadah dengan harta
ini disebut dengan Ibadah Maliyah.
Secara umum, Ibadah Maliyah terbagi
menjadi dua jenis, yaitu Ikhtiyari dan Ijbari.
Ikhtiyari Ijbari
Secara istilah syar’i, zakat berarti penunaian kewajiban pada harta yang khusus, dengan cara yang khusus,
dan disyaratkan ketika dikeluarkan telah memenuhi haul (masa satu tahun) dan nishab (ukuran minimal
dikenai kewajiban zakat). Zakat pun kadang dimaksudkan untuk harta yang dikeluarkan. Sedangkan
muzakki adalah istilah untuk orang yang memiliki harta dan mengeluarkan zakatnya.
Hukum Zakat
Zakat disyari’atkan pada tahun kedua hijriyah dekat dengan waktu disyari’atkannya puasa Ramadhan. Zakat ini merupakan suatu
kewajiban dan bagian dari rukun Islam. Hal ini tidak bisa diragukan lagi karena telah terdapat berbagai dalil dari Al Qur’an, As Sunnah,
dan ijma’ (kata sepakat ulama).
Dalil yang menyatakan wajibnya zakat di antaranya terdapat dalam ayat,
لَزةـ
َ ّـَّكاـَا لَص َ َوآـتُـواـ
ّاـَّل َ َاـةـ ََـ ِوقأـيُــومـاـ
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’ ” (QS. Al Baqarah: 43). Perintah zakat ini
berulang di dalam Al Qur’an dalam berbagai ayat sampai berulang hingga 32 kali.
Begitu pula dalam hadits ditunjukkan mengenai wajibnya melalui hadits dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ـضاـَنـ
َ َ َرـمـ ـو ِـمـ ،ـسـو ُلـ ِـهاَّّلـَل
ْ ِجـ َو َص، ـْح
َواـل ّـَِّـ ، لَزة
ُ ـَماـ َرـ َ ـهاـ َِـدةـ َْـأـنـ َال ِـ َل َإـهـ ِ ّإـََّالـ ُـهاَّّلـَل ّـ َّ ََـأـوـَن ُمـ
ّـَّكاـَاـِـ
حّـ ًَّد َِـإَـيوـتاـِـء ،لَصةـِ َّّاـ
الَـ َِـإـوَقـا ِمـ َ خ ْ ٍمــس َش
َ َ ُـ ِنبـ َىـ ِاـإلـْسـ ـَالُـمـ
علَـى
“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah melainkan Allah dan
Muhammad adalah utusan-Nya; menegakkan shalat; menunaikan zakat; menunaikan haji; dan berpuasa di bulan Ramadhan .”
Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah berkata, “Zakat adalah suatu kepastian dalam syari’at Islam, sehingga tidak perlu lagi kita bersusah
payah mendatangkan dalil-dalil untuk membuktikannya. Para ulama hanya berselisih pendapat dalam hal perinciannya. Adapun hukum
asalnya telah disepakati bahwa zakat itu wajib, sehingga barang siapa yang mengingkarinya, ia menjadi kafir.”
Syarat dalam Zakat
1. Berkaitan dengan muzakki : Islam dan Merdeka
Adapun anak kecil dan orang gila –jika memiliki harta dan memenuhi syarat-
syaratnya- masih tetap dikenai zakat yang nanti akan dikeluarkan oleh
walinya. Pendapat ini adalah pendapat terkuat dan dipilih oleh mayoritas
ulama.
Pada zakat maal, beberapa harta yang telah disepakati para ulama wajib dikenai zakat adalah :
a) Atsman (emas, perak, dan mata uang)
b) Hewan ternak (unta, sapi, dan kambing)
c) Pertanian dan buah-buahan (gandum, kurma, dan anggur)
Tabel ketentuan Zakat Maal
No. Harta Nishab Besar Zakat
1. Emas 20 dinar (85 gr emas murni 24 karat) 2,5 %
2.. Perak 200 dirham (595 gr perak murni) 2,5 %
3. Mata uang (zakat penghasilan dan Jika sudah mencapai nishab perak atau emas (nishab perak 2,5 %
zakat simpanan) yang paling rendah sekitar Rp. 6 juta)
4. Hewan ternak (unta, sapi, kambing) Unta 5 ekor, Sapi 30 ekor, Kambing 40 ekor Ada ketentuannya
5. Hasil pertanian 5 wasaq (720 kg) 10 % dengan perairan
gratis, 5 % dengan
pengairan
membutuhkan biaya
6. Barang dagangan Jika sudah mencapai nishab perak 7atau emas (nishab perak 2,5 %
yang paling rendah sekitar Rp. 6 juta)
7. Harta karun (rikaz) Tidak dipersyaratkan nishab dan haul dalam zakat rikaz. 20 %
Sudah ada kewajiban zakat ketika harta tersebut ditemukan
2. Zakat Fithri:
Hukum zakat fithri adalah WAJIB. Bahkan Ishaq bin Rohuyah menyatakan bahwa wajibnya zakat
fitrah seperti ada ijma’ (kesepakatan ulama) di dalamnya. Bukti dalil dari wajibnya zakat fitrah adalah
hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
، َوال َّذك َِر َواألُنْثَى، ير َعل َى ال َْعبْ ِد َوال ُْح ِ ّر ً أ َ ْو َص، اعا ِم ْن تَ ْم ٍر
ٍ اعا ِم ْن َش ِع ً ولالل َّ ِه – صلى الله عليه وسلم – َزك َا َة ال ْ ِف ْط ِر َص
ُ ف ََر َض َر ُس
الصال َ ِة
َّ َاسل َى وج الن ّ ِ ِإ ُ ين َوأ َ َم َر ِب َها أ َ ْن تُ َؤ ّ َدى قَبْ َل
ِ خ ُر َ ِير ِم َن ال ُْم ْسلِ ِم ِ الص ِغ
ِ ير َوالْكَب َّ َو
”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fithri dengan satu sho’ kurma atau satu
sho’ gandum bagi setiap muslim yang merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan, anak kecil
maupun dewasa. Zakat tersebut diperintahkan dikeluarkan sebelum orang-orang keluar untuk
melaksanakan shalat ‘ied.” (HR. Bukhari, no. 1503 dan Muslim, no. 984)
Bentuk Zakat Fithri
Yang dikeluarkan untuk zakat fithri adalah keumuman makanan pokok di daerah yang ditempati orang
yang berzakat. Tidak terbatas pada jenis makanan yang disebutkan di dalam hadits-hadits. Demikian
pendapat yang paling benar dari para ulama, insya Allah. Pendapat ini dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah rahimahullah.
Ukuran zakat fithrah setiap orang adalah satu sha’ kurma kering, atau anggur kering, atau gandum, atau keju, atau
makanan pokok yang menggantikannya, seperti beras, jagung, atau lainnya. Dalil dari hal ini adalah hadits Ibnu ‘Umar
yang telah disebutkan bahwa zakat fithri itu seukuran satu sho’ kurma atau gandum. Dalil lainnya adalah dari Abu Sa’id
Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan,
ً أ َ ْو َص، ير
ٍ اعا ِم ْن َز ِب
يب ً أ َ ْو َص، اعا ِم ْن تَ ْم ٍر
ٍ اعا ِم ْن َش ِع ً أ َ ْو َص، ام ً يها ِفي َز َم ِن النَّب ِ ِّي َصلَّى الل َّ ُه َعل َيْ ِه َو َسل َّ َم َص
ٍ اعا ِم ْن َط َع َ كُن ّ َا ن ُ ْع ِط
“Dahulu di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kami menunaikan zakat fithri berupa 1 sho’ bahan
makanan, 1 sho’ kurma, 1 sho’ gandum atau 1 sho’ kismis.” (HR. Bukhari no. 1508 dan Muslim no. 985)
Dalam riwayat lain disebutkan,
اعا ِم ْن أ َ ِق ٍط
ً أ َ ْو َص
“Atau 1 sho’ keju.” (HR. Bukhari no. 1506 dan Muslim no. 985)
Satu sho’ adalah ukuran takaran yang ada di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Para ulama berselisih
pendapat bagaimanakah ukuran takaran ini. Lalu mereka berselisih pendapat lagi bagaimanakah ukuran timbangannya. Satu sho’
dari semua jenis ini adalah seukuran empat cakupan penuh telapak tangan yang sedang. Ukuran satu sho’ jika diperkirakan dengan
ukuran timbangan adalah sekitar 3 kg. Ulama lainnya mengatakan bahwa satu sho’ kira-kira 2,157 kg. Artinya jika zakat fithri
dikeluarkan 2,5 kg, sudah dianggap sah.
Penerima Zakat Fithri
Para ulama berselisih pendapat mengenai siapakah yang berhak diberikan zakat fithri. Mayoritas
ulama berpendapat bahwa zakat fithri disalurkan pada 8 golongan sebagaimana disebutkan dalam surat At
Taubah.
يض ًة
َ ِيل ف َِر َ ّ ِيل الل َّ ِه َوابْ ِن
ِ السب ِ ين َو ِفي َسب
َ َاب َوال ْ َغ ِار ِمِ الرقّ ِ عل َيْ َها َوال ُْم َؤلَّفَ ِة ُقل ُوبُ ُه ْم َو ِفي َ ِامل
َ ين ِ َاتلِلْفُقَ َرا ِء َوال َْم َسا ِك
ِ ين َوال َْع ُ الص َدق
َّ ِإن ّ ََما
ٌ ِم َن الل َّ ِه َوالل َّ ُه َعلِيمٌ َح ِكيم
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk [1] orang-orang fakir, [2] orang-orang miskin, [3]
amil zakat, [4] para mu’allaf yang dibujuk hatinya, [5] untuk (memerdekakan) budak, [6] orang-orang
yang terlilit utang, [7] untuk jalan Allah dan [8] untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai
suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. At
Taubah: 60).
Sedangkan ulama Malikiyah, Imam Ahmad dalam salah satu pendapatnya dan Ibnu Taimiyah
berpendapat bahwa zakat fithri hanyalah khusus untuk fakir miskin saja. Karena dalam hadits disebutkan,
ِ َو ُط ْع َم ًة لِل َْم َسا ِك
ين
“Zakat fithri sebagai makanan untuk orang miskin.”
Alasan lainnya dikemukan oleh murid Ibnu Taimiyah, yaitu Ibnu Qayyim Al Jauziyah.
Beliau rahimahullah menjelaskan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi petunjuk bahwa zakat fithri hanya
khusus diserahkan pada orang-orang miskin dan beliau sama sekali tidak membagikannya pada 8 golongan
penerima zakat satu per satu. Beliau pun tidak memerintahkan untuk menyerahkannya pada 8 golongan tersebut.
Juga tidak ada satu orang sahabat pun yang melakukan seperti ini, begitu pula orang-orang setelahnya.” (Zaadul
Ma’ad, 2/17). Pendapat terakhir ini yang lebih tepat, yaitu zakat fithri hanya khusus untuk orang miskin.
Waktu Pengeluaran Zakat Fithri
(1) Waktu afdhol yaitu mulai dari terbit fajar pada hari ‘idul fithri hingga dekat waktu pelaksanaan shalat
‘ied;
(2) Waktu yang dibolehkan yaitu satu atau dua hari sebelum ‘ied sebagaimana yang pernah dilakukan oleh
Ibnu Umar. (Minhajul Muslim, 231)
Yang menunjukkan waktu afdhol adalah hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
َّ الصال َ ِة ف َِه َى َص َد َق ٌة ِم َن
ِ الص َدق
َات َ َالصال َ ِة ف َِه َى َزكَاةٌ َمقْبُول َ ٌة َو َم ْن أ َ ّد
َّ اها بَ ْع َد َ َ َم ْن أ َ ّد.
َّ اها قَبْ َل
“Barangsiapa yang menunaikan zakat fithri sebelum shalat maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang
menunaikannya setelah shalat maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah.”
(HR. Abu Daud no. 1609 dan Ibnu Majah no. 1827. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.)
Sedangkan dalil yang menunjukkan waktu dibolehkan yaitu satu atau dua hari sebelum adalah disebutkan
dalam shahih Al Bukhari,
ون قَبْ َل ال ْ ِف ْط ِر بِيَ ْو ٍم أ َ ْو ي َ ْو َميْ ِن َ يها ال َّ ِذ
َ َوك َانُوا يُ ْع ُط، ين يَقْبَل ُون َ َها َ َان ابْ ُن ُع َم َر – رضى الله عنهما – يُ ْع ِط
َ َوك
“Dan Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma memberikan zakat fithri kepada orang-orang yang berhak menerimanya
dan dia mengeluarkan zakatnya itu sehari atau dua hari sebelum hari Raya ‘Idul Fithri.” (HR. Bukhari no. 1511)
Pertanyaan yang sering muncul
dalam permasalahan zakat fithri
Kapan seseorang mulai terkena kewajiban membayar zakat fithri?
Seseorang mulai terkena kewajiban membayar zakat fithri jika ia bertemu terbenamnya matahari di malam hari raya Idul
Fithri. Jika dia mendapati waktu tersebut, maka wajib baginya membayar zakat fithri. Inilah yang menjadi pendapat Imam Asy
Syafi’i.
Misalnya, apabila seseorang meninggal satu menit sebelum terbenamnya matahari pada malam hari raya, maka dia tidak
punya kewajiban dikeluarkan zakat fithri. Namun, jika ia meninggal satu menit setelah terbenamnya matahari maka wajib
baginya untuk mengeluarkan zakat fithri. Begitu juga apabila ada bayi yang lahir setelah tenggelamnya matahari maka tidak
wajib dikeluarkan zakat fithri darinya, tetapi dianjurkan sebagaimana terdapat perbuatan dari Utsman bin ‘Affan yang
mengeluarkan zakat fithri untuk janin. Namun, jika bayi itu terlahir sebelum matahari terbenam, maka zakat fithri wajib untuk
dikeluarkan darinya.
Barangsiapa menunaikan zakat fithri setelah shalat ‘ied tanpa ada udzur, maka ia berdosa. Inilah yang menjadi pendapat ulama
Malikiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah. Namun seluruh ulama pakar fikih sepakat bahwa zakat fithri tidaklah gugur setelah
selesai waktunya, karena zakat ini masih harus dikeluarkan. Zakat tersebut masih menjadi utangan dan tidaklah gugur kecuali
dengan menunaikannya. Zakat ini adalah hak sesama hamba yang mesti ditunaikan. (Al Mawsu’ah Al-Fiqhiyah, 2/8287)
Ulama Malikiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah berpendapat bahwa tidak boleh menyalurkan zakat fithri dengan uang
yang senilai dengan zakat. Karena tidak ada satu pun dalil yang menyatakan dibolehkannya hal ini. Sedangkan ulama
Hanafiyah berpendapat bolehnya zakat fithri diganti dengan uang. Pendapat yang tepat dalam masalah ini adalah tidak
bolehnya zakat fithri dengan uang sebagaimana pendapat mayoritas ulama.
Kifarat
Fidyah • Kifarat sumpah (bersumpah palsu) dan kifarat nadzar, salah
Fidyah adalah menempatkan sesuatu pada tempat satu caranya adalah dengan memberi makan sepuluh orang
lain sebagai tebusan (penggantinya), baik berupa miskin, yaitu dari makanan yang biasa diberikan kepada
makanan atau lainnya. Fidyah juga berarti keluarga sendiri atau memberi pakaian kepada mereka atau
kewajiban manusia mengeluarkan sejumlah harta memerdekakan sorang hamba sahaya.
untuk menutupi ibadah yang ditinggalkannya. • Kifarat shaum selain bisa dengan memerdekakan hamba sahaya
Fidyah shaum wajib dilakukan oleh seseorang bisa juga dengan melakukan shaum selama dua bulan berturut-
yang tak sanggup karena kepayahan dalam turut, tertapi juga bisa dengan memberi makan kepada enam
melakukan shaum fardhu khususnya di bulan puluh orang fakir miskin.
Ramadhan, sebagai salah satu bentuk rukhsah • Kifarat zhihar (mengharamkan istri dengan
(dispensasi) yang diberikan Allah kepada mereka. mempersamakannya dengan ibu sendiri), adalah dengan
(Q.S. Al Baqarah, 2:184) memberikan makan enam puluh orang miskin, selaian itu bisa
juga dengan memerdekakan hamba sahaya atau melakukan
shaum selama dua bulan berturut-turut.
• Kifarat membunuh (tak sengaja) adalah dengan memerdekakan
hamba sahaya atau diganti dengan puasa enam puluh hari
bertutur-turut atau dengan memberi makan enam puluh fakir
miskin ditambah dengan kewajiban membayar diyat
Al-Hadyu
Al-Hadyu adalah melakukan Dam
penyembelihan binatang ternak (domba)
sebagai pengganti pekerjaan wajib haji yang Dam adalah menyembelih binatang tertentu
ditinggalkan, atau sebagai denda karena sebagai sangsi terhadap pelanggaran atau karena
melanggar hal-hal yang terlarang meninggalkan sesuatu yang diperintahkan dalam
mengerjakannya dalam prosesi ibadah rangka pelaksanaan ibadah haji dan umrah atau karena
umrah atau haji atau bagi mereka yang mendahulukan umrah daripada haji (haji tamattu) atau
memiliki kemampuan melakukannya, atau karena melakukan haji dan umrah secara bersamaan
bagi mereka yang melakukan pelanggaran- (haji qiran). Dam juga diidentikkan dengan alhadyu
pelanggaran terhadap larangan-larangan sekalipun tidak selalu sama.
tertentu dalam ibadah haji.
Ibadah Maliyah Ikhtiyari
01 Infak
Kata infak dalam dalil-dalil Alquran, hadis dan juga budaya ulama memiliki makna yang cukup luas,
karena mencakup semua jenis pembelanjaan harta kekayaan. (QS. Al-Furqan: 67)
02 Shadaqah
Imam Mawardi menyimpulkan: Sedekah adalah zakat dan zakat adalah sedekah. Dua kata yang
berbeda teksnya namun memiliki arti yang sama. (al-Ahkam as-Sulthaniyyah, Hal. 145)
Walau demikian, dalam beberapa dalil, kata sedekah memiliki makna yang lebih luas dari
sekedar membayarkan sejumlah harta kepada orang lain. Sedekah dalam beberapa dalil
digunakan untuk menyebut segala bentuk amal baik yang berguna bagi orang lain atau bahkan
bagi diri sendiri.
03 Hibah
Kata hibah berasal dari bahasa Arab dari kata (ل ِه َب ُةFF ) اyang berarti pemberian yang dilakukan
seseorang saat dia masih hidup kepada orang lain tanpa imbalan (pemberian cuma-cuma),
baik berupa harta atau bukan harta. (Q.S. Maryam : 5-6)
Lanjutan…
Wakaf
04 Waqaf menurut bahasa, berasal dari bahasa Arab الوــقفbermakna لاــحبس, artinya menahan.
Sedangkan wakaf menurut istilah, yaitu menahan benda yang pokok dan menggunakan hasil atau
manfaatnya untuk kepentingan dinul Islam. Atau istilah yang lain, yaitu menahan barang yang
dimili-ki,You
tidak untuk
can dimiliki
simply barangnya,
impress tetapi untuk
your audience dimanfaatkan
and add hasilnya
a unique zing untuk kepentingan
and appeal to your
orang lain.
Presentations.
Dari penjelasan ini tampaklah hubungan antara makna bahasa dengan makna syar’i, bahwa wakaf
adalah menahan aset yang diwakafkan dan mencegah aset tersebut dari dimiliki, diwariskan, dijual,
diberikan, dan berlaku hukum selainna dari hukum-hukum yang terkait dengannya. Tentunya wakaf
dilakukan dalam rangka beribadah kepada Allah dan mendekatkan diri kepadaNya.
Hukum wakaf menurut jumhur ulama adalah sunnah. Wakaf termasuk bentuk sedekah yang paling
bisa diharapkan pahala besarnya dan termasuk sedekah yang paling bermanfaat.
Al-’Itq
05 Al-‘itq merupakan pembebasan budak. Pembebasan disini berarti penghilangan kepemilikan. Al-
Azhari rahimahullah berkata, “Kata ‘itq berasal dari perkataan ل َف َر ُسFF( َع َت َقاkuda itu bebas) apabila ia
memenangkan lomba, atau ل َف َر ُخFF( َع َت َقاanak burung itu bebas) ketika ia terbang. Hal ini disebabkan
karena dengan pembebasan, budak berlepas diri (dari tuannya) dan pergi ke mana ia suka. Allah
berfirman :
ك َر َق َب ٍة َ َفاَل ا ْق َت َح َم ْال َع َق َب َة َو َما أَ ْد َر
ُّ اك َما ْال َع َق َب ُة َف
“Tetapi ia tidak menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki
lagi sukar itu? (Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan.” [Al-Balad: 11-13]
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَ ُّي َما َرج ٍُل أَعْ َت َق.ار ً
ِ ا ْم َرأ مُسْ لِمًا اسْ َت ْن َق َذ هللاُ ِب ُك ِّل عُضْ ٍو ِم ْن ُه عُضْ ًوا ِم ْن ُه م َِن ال َّن
“Setiap orang yang membebaskan seorang (budak) muslim, niscaya Allah akan membebaskan
anggota tubuhnya dengan setiap anggota tubuh budak itu dari api Neraka.” Fat-hul Baari (V/146)
Urgensi Ibadah Maliyah
lagi merupakan suatu tujuan/hikmah yang amat Memupuk rasa kasih sayang dan
agung dan setiap muslim pasti selalu berusaha 6 kecintaan orang kaya (aghniya) kepada
agar keislamannya menjadi sempurna. yang tidak memiliki harta sehingga
terjalin keterpaduan antara orang miskin
dan orang kaya.
Sebagai pembersih harta, Menghalangi berbagai bentuk