KELAS : AIK N
NIM : 202210040311034
Banyak harta, harus mendorong seseorang untuk lebih banyak beribadah kepada-Nya. Harta
yang dijadikan sebagai bekal dan sarana ibadah, berarti harta yang bermanfaat dan akan
membuahkan berkah kepada harta dan kehidupan yang bersangkutan. Dan kewajiban syukur
atas nikmat harta harus dibuktikan dengan cara menggunakan harta tersebut sebagai sarana
ibadah kepada Allah SWT.
Pelaksanaan tugas ibadah kepada Allah tidak hanya diwujudkan dalam bentuk ibadah fisik saja,
tetapi juga harus diwujudkan dalam bentuk ibadah harta. Investasi amal yang tidak akan
berhenti pahalanya, walaupun yang bersangkutan sudah meninggal dunia adalah harta yang
disumbangkan untuk amal jariah. Ibadah maliah atau ibadah dengan harta termasuk bagian
penting dalam syari’at Islam. Dalam rukun Islam pun nampak bahwa rukun yang lima itu terdiri
dari ruknul qalbi, ruknul badani dan ruknul mali.
Sebagaimana definisi tersebut, ada 5 unsur utama dalam zakat, yaitu:
1. Sebagian harta, tidak seluruhnya
2. Harta yang dizakati adalah harta yang khusus (telah ditentukan) misalnya
harta perdagangan (tijarah)
3. Ada ketentuan yang khusus dalam standar ukuran misalnya zakat
perdagangan adalah 2,5 % dari modal
4. Sebagian didistribusikan pada waktu tertentu seperti halnya zakat fitrah dan
zakat emas sebagai simpanan
5. Zakat hanya untuk mustahik yang sudah ditentukan (Q.S. at-Taubah [9]: 60).
B. Infaq
Infaq berasal dari kata nafaqa yang berarti telah lewat, berlalu, habis, mengeluarkan
isi, menghabiskan miliknya, atau belanja.
Menurut istilah, infaq adalah:
ِ ت َو ْال ُمبَا َحا
ت ِ ب فِ ْي الطَّاعَا
ِ ِّال الطَّي
ِ ِإ ْخ َرا ُج ْال َم
“Mengeluarkan harta yang thayib (baik) dalam ketaatan atau hal-hal yang
dibolehkan”
Perbedaan antara infaq dengan zakat terletak pada standar ukuran, waktu dan
mustahik. Jika zakat sudah tertentu sebagaimana lima unsur utama zakat, maka
infaq tidak ditentukan standar ukuran, waktu penunaian, dan mustahiknya tidak
terpaku sebagaimana dalam Q.S. at-Taubah (9) ayat 60.
C. Shadaqah
Ibadah harta pada umumnya disebut shadaqah.Shadaqah yang wajib dan ditentukan
standar pelaksanaannya disebut zakat.Shadaqah yang wajib tapi tidak ditentukan
standar pelaksanaannya disebut infaq.Adapun shadaqah yang sunat disebut dengan
kata shadaqah itu sendiri.
Jika zakat dan infaq sudah ditentukan jenisnya seperti uang, emas, perak,
perdagangan, hewan ternakdll., maka shadaqah tidak demikian. Shadaqah boleh
dengan barang-barang bisa juga dengan tenaga, fikiran dan lainnya.Bahkan,
wajah sumringah dan senyuman pun bisa bernilai shadaqah.
ٍ ط ْل
ق َ ف َش ْيًئا َولَوْ اَ ْن ت َْلقَى َأخَا
َ ك بِ َوجْ ٍه ِ ْالَتَحْ قِ َر َّن ِمنَ ْال َم ْعرُو
Harta yang dititipkan Allah kepada manusia harus dijadikan sebagai bekal beribadah kepada
Allah SWT.Banyak harta, harus mendorong seseorang untuk lebih banyak beribadah kepada-
Nya.
Harta yang dijadikan sebagai bekal dan sarana ibadah, berarti harta yang bermanfaat dan akan
membuahkan berkah kepada harta dan kehidupan yang bersangkutan. Kewajiban bersyukur
atas nikmat harta harus dibuktikan dengan cara menggunakan harta tersebut sebagai sarana
ibadah kepada Allah SWT.
Pelaksanaan tugas ibadah kepada Allah tidak hanya diwujudkan dalam bentuk ibadah fisik saja,
tetapi juga harus diwujudkan dalam bentuk ibadah harta. Investasi amal yang tidak akan
berhenti pahalanya, walaupun yang bersangkutan sudah meninggal dunia adalah harta yang
disumbangkan untuk amal jariah. Ibadah maliyah atau ibadah dengan harta termasuk bagian
penting dalam syari’at Islam.
Ibadah maliyah, seperti zakat, dll termasuk ibadah ijtima’i, yaitu ibadah yang dilaksanakan dalam
rangka memenuhi kebutuhan sosial kemasyarakatan.
Ibadah maliyah memiliki fungsi social, dengan memberikan zakat atau infaq dan lainnya kepada
fakir miskin bisa menjaga keseimbangan hidup atau kesenjangan dan menghindari ketidakadilan
sosial. Memupuk rasa kasih sayang dan kecintaan orang kaya (aghniya) kepada yang tidak
memiliki harta sehingga terjalin keterpaduan antara orang miskin dan orang kaya, karena kalau
telah terjadi keterpaduan diantara keduanya, mudah-mudahanan bisa mengantisipasi dan akan
mengikis segala bentuk kejahatan yang bisa terjadi dalam masyarakat akibat kesenjangan dan
ketidakadilan sosial.