Anda di halaman 1dari 31

BAB II

LANDASAN TERORI

A. KAJIAN TEORITIS
1. Zakat, Infaq dan Sedekah
a. Defenisi Zakat, Infaq, dan Sedekah
Ditinjau dari segi bahasa, zakat merupakan kata dasar (masdar)
dari kata “zaka” yang berarti berkah, tumbuh, bersih, dan baik. Selain itu,
“zakat” berarti tumbuh dan berkembang, dan orang itu “zaka”, berarti
orang itu baik. Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy makna zakat menurut
bahasa berarti kesuburan, (thaharah) berarti kesucian dan (barakah) yang
berarti keberkatan, atau dikatakan (tazkiyah atau tathir) mensucikan.1 dari
pengertian secara bahasa dapat diketahui bahwa zakat secara bahasa bisa
bermakna tumbuh dan berkembang atau bisa bermakna mensucikan atau
membersihkan. Sementara Didin Hafiduddin berpendapat bahwa zakat
ditinjau dari segi bahasa bisa berarti Ash-shalahu yang berarti kebersihan.2
Menurut Istilah, zakat bermakna mengeluarkan sebagian harta
(tertentu) yang telah diwajibkan Allah SWT, untuk diberikan kepada
orang-orang yang berhak menerimanaya, dengan kadar, haul tertentu dan
memenuhi syarat dan rukunnya. Orang yang selalu menunaikan zakat akan
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan
menumbuhkan rasa kepedulian social, serta membangun hubungan social
kemasyarakatan.3

1
Ibid.h.14
2
Ibid.
3
Qodariah Dkk Barkah, Dr, Fikih Zakat, Sedekah, Dan Wakaf, Pertama. (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2020). h.4

8
9

Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam yang kelima dan
hukum pelaksanaannya adalah wajib.4 Seperti firman Allah SWT dalam
Al-qur’an Surah Al- Baqarah ayat 43

‫ي‬ ِ ِ َّ ‫الزٰكوَة وارَكعوا مع‬


َْ ‫الراكع‬ َّ ‫َواَقِْي ُموا‬
َ َ ْ ُ ْ َ َّ ‫الص ٰلوَة َواٰتُوا‬
Artinya : “dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan
rukuklah beserta orang yang ruku”

Selain perkataan zakat, Al-qur’an menggunakan istilah infak,


sedekah dan haq. Zakat disebut infak (QS.At-Taubah : 34) Karena
hakikatnya zakat itu adalah penyerahan harta untuk kebajikan-kebajikan
yang di perintahkan Allah SWT. Disebut sedeqah (QS. At-Taubah : 60 dan
103) karena memang salah satu tujuan utama adalah untuk mendekatkan
diri (taqarrub) kepada Allah SWT. Zakat disebut haq, karena memang
zakat itu merupakan ketetapan bersifat pasti dari Allah SWT yang harus
diberikan kepada yang berhak sebagaimana telah dijelaskan. Oleh karena
itu, semua zakat adalah sedekah, tetapi tidak semua sedekah adalah zakat,
zakat adalah sedekah wajib.
Infak adalah segala macam bentuk pengeluaran (pembelanjaan)
baik untuk kepentingan pribadi, keluarga ataupun yang lain. Infak berasal
dari kata anfaqa (mengeluarkan, membelanjakan harta/uang). Dalam kitab
At Tarifat Syaikh Al Jurjani mendefenisikan infak: penggunaan harta
untuk suatu hajat (kebutuhan). Jadi menurut defenisi ini infak itu berkaitan
dengan amal materi (harta/mal) Allah berfirman :
ِٰ ‫اَلَّ ِذين ي نْ ِف ُقو َن اَموا ََلم ِِف سبِي ِل‬
‫اّلل ُُثَّ ََل يُتْبِ ُع ْو َن َمآ اَنْ َف ُق ْوا َمنًّا َّوََلٓ اَذًىٓ ََّلُْم اَ ْجُرُه ْم ِعنْ َد َرّٰبِِ ْمٓ َوََل َخ ْوف‬
ٰ ْ َ ْ ُْ َ ْ ْ ُ َ ْ
‫َعلَْي ِه ْم َوََل ُه ْم ََْيَزنُ ْو َن‬

Artinya: “orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah,


kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan
menyebut-nyebut pemberiannya dan tidak menyakiti (perasaan

4
Harmain, Akuntansi Syariah. h.268
10

sipenerima), mereka memperoleh pahala disisi tuhan mereka. Tidak ada


kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Qs.
Al-baqarah [2]: 262)”.5

Infak menurut terminology artinya mengeluarkan harta karena taat,


patuh dan cinta kepada Allah SWT dan sebagai wujud rasa syukur atas
nikmat atau rezeki yang telah diberikan Allah SWT kepadanya.
Sedangkan sedekah berasal dari kata (shadaqa), yang berarti benar.
Ia adalah pembenaran (pembuktian) dari syahadat (keimanan) kepada
Allah SWT dan Rasul-Nya, yang diwujudkan dalam bentuk pengorbanan
materi. Menurut istilah agama pengertian sedekah sering disamakan
dengan pengertian infak, termasuk didalamnya kaitan dengan materi,
sedangkan sedekah memiliki pengertian yang lebih luas, menyangkut hal
yang bersifat materi dan non materi.6
Menurut Hafifuddin, sebagaimana dikutip oleh Muh. Zumar
Aminuddin bahwa sadaqah berasal dari kata shodaqa yang berarti benar.
Dalam ayat Al-Qur’an kata ini biasa digunakan untuk maksud zakat
maupun mahar. Sadaqah biasanya meliputi hal seperti mengucapkan kata-
kata yang baik, senyum, hubungan suami istri dan melakukan kegiatan
amal ma’ruf nahi munkar.7
Pengertian zakat, infak dan sedekah memang beragam sesuai
dengan sudut pandang yang memperhatikannya, tetapi semua adalah
sedekah yang mana pengertian sedekah lebih luas dan umum sesuai
dengan QS. At-Taubah : 103
‫اّللُ ََِسْيع َعلِْيم‬ ِ ِ ِ ِِ ِ
ٰٰ ‫ك َس َكن ََّلُْمٓ َو‬ َ ‫ص ِٰل َعلَْي ِه ْمٓ ا َّن‬
َ َ‫ص ٰلوت‬ َ ‫ص َدقَةً تُطَ ِٰهُرُه ْم َوتَُزٰكْي ِه ْم ّبَا َو‬
َ ‫ُخ ْذ م ْن اَْم َواَل ْم‬

5
Gus Arifin, Keutamaan Zakat, Infak, Sedekah, Pertama. (Medan: Exel Media
Kumputindo, 2016). h.169
6
bella Chenia Meitasir, “Analisis Pelaporan Akuntansi Zakat Infaq/Sedekah Berdasarkan
Psak No. 109 (Revisi 2010) Di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pringsewu” (Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019). h.20

7
Febrianti, “Implementasi Psak 109 Di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten
Sragen Tahun 2019.” h.27
11

Artinya: “ambillah sebagian harta mereka sebagai sedekah untuk


membersihkan dan mensucikan mereka dengannya, dan berdoalah untuk
merek, sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi
mereka. Allah maha mendengar”.

Sedekah merupakan pengertian yang sangat luas, dimana terbagi


menjadi dua yang bersifat materi atau fisik (tangible) serta yang bersifat
non fisik (intangible). Yang bersifat fisik (tangible) terbagi menjadi dua,
yaitu:
1) Wajib (fardhu). Terdiri dari:
a) Fardhu ‘ain (perorangan) adalah zakat yang terdiri dari zakat
fitrah (zakat yang diperuntukkan atas diri atau jiwa) dan zakat
maal (zakat yang berlaku atas zakat manusia).
b) Fardhu kifayah adalah infak
2) Sunnah adalah sedekah.
Dalam Alquran terdapat 32 buah kata zakat, bahkan sebanyak 82
kali diulang sebutannya dengan memakai kata-kata yang sinonim
dengannya, yaitu sedekah dan infaq. Dari 32 kata zakat itu, terdapat 27 di
antaranya bergandengan dengan kata shalat.8 Zakat yang dikeluarkan
memiliki 2 jenis zakat, yaitu sebagai berikut :
1. Zakat jiwa atau zakat fitrah, Zakat jiwa atau zakat fitrah adalah zakat
yang diwajibkan kepada setiap muslim seetelah matahari terbenam
akhir bulan Ramadhan. Lebih utama jika dibayarkan sebelum shalat
Idul Fitri, karena jika dibayarkan setelah shalat Ied, maka sifatnya
seperti sedekah biasa bukan zakat fitrah. Zakat ini tidak mengenal
nisab, dan dibayar sebesar 1 sha’ makanan pokok suatu masyarakat.
2. Zakat harta, Zakat harta adalah zakat yang boleh dibayarkan pada
waktu yang tidak tertentu, mencakup hasil perniagaan, pertanian,
pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak

8
Meitasir, “Analisis Pelaporan Akuntansi Zakat Infaq/Sedekah Berdasarkan Psak No. 109
(Revisi 2010) Di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pringsewu.” h.16
12

serta hasil kerja (profesi) yang masing-masing miliki perhitungannya


sendiri.9 Harta yang wajib dikeluarkan zakatnya: Sebagai berikut harta
yang dikenai wajib zakat yaitu.10
a) Emas, perak, dan uang
Emas dan perak yang disimpan (dimiliki) bila nishab, maka
wajib dikeluarkan zakatnya setiap tahun. Besarnya nishab emas jika
telah mencapai 85 gram dan perak 595 gram jika telah berlalu satu
tahun maka wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%. Sebagian besar
ualama memandang bahwa zakat uang itu wajib karena uang
kedudukannya sama dengan emas dan perak dalam penggunaannya dan
padapt dipertukarkan dengan perak tanpa ada kesulitan.
b) Perdagangan dan perusahaan

Zakat perdagangan atau barang dagang adalah zakat yang


dikenakan kepada barang-barang dagangan yang bukan emas dan
perak, baik yang dicetak seperti pound dan riyal, maupun yang tidak
dicetak seperti perhiasan wanita. Sedangkan zakat perusahaan, oleh
para ulama masakin disamakan dengan zakat perdagangan. Hal tersebut
dikarenakan adanya kemiripan dalam hal menjual/memperdagangkan
hasil produksi suatu perusahaan atau usaha mencari keuntungan dari
hasil jual-beli barang atau jasa. Besarnya nishab untuk zakat
perdagangan setara dengan 85 gram emas setelah berlaku satu tahun
wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%. Cara perhitungannya yaitu
pada awal tahun dihitung nilai barang dagangannya, jika sudah
mencapai nishab pada akhir tahun dihitung kembali apakah telah
mecapai nishab atau belum. Jika telah mencapai nishab harus
dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%.

9
Ibid.h.19
10
FEBRIANTI, “Implementasi Psak 109 Di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)
Kabupaten Sragen Tahun 2019.” h.28
13

c) Hasil pertanian

Zakat pertanian adalah zakat yang dikenakan pada produk


pertanian, setiap panen mencapai nishab. Nishab hasil bumi yang sudah
dibersihkan yaitu 5 wasaq atau 700 kg, sedangkan yang masih berkulit
nishabnya 10 wasaq atau 1400 kg. zakat yang diambil jika diairi dengan
air hujan sebesar 10%, sedangkan jika dengan cara membeli maka
zakatnya sebesar 5%.

d) Hasil pertambangan

Barang tambang adalah benda-benda yang ada didalam bumi


yang mempunyai nilai ekonomis baik berbemtuk (emas, perak dan
lainnya), cair (minyak), dan gas. Dan juga yang didapat dari laut, seperti
mutiara dan lainnya. Besar nishab untuk hasil pertambangan senilai 85
gram emas maka wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%, dengan cara
menghitung nilai barang tambang, jika mencapai nishab langsung
dikeluarkan zakatnya tanpa menunggu berlalu satu tahun.

e) Hasil peternakan

Zakat peternakan merupakan kekayaan yang berupa hewan


ternak yaitu kambing/domba, unta dan sapi/kerbau. Selain hewan
tersebut dimasukkan dalam kelompok barang dagangan. Besar nishab
untuk hewan ternak yaitu minimal 5 ekor untuk unta baik jantan
maupun betina, untuk sapi atau kerbau minimal 30 ekor baik jantan
maupun betina dan untuk kambing minimal 40 ekor setelah berlalu satu
tahun.

f) Hasil pendapatan dan jasa

Pendapatan dan jasa profesi termasuk dari hasil usaha yang


meliputi berbagai macam profesi. Penghasilan profesi dari segi
wujudnya yaitu berupa uang. Dalam hal ini berbeda dengan tanaman,
14

dan lebih dekat dengan emas dan perak, oleh karena itu kadar zakat
profesi diqiyaskan dengan zakat emas dan perak yaitu 2,5% dari seluruh
penghasilan kotor yang diperoleh.

g) Rikaz
Rikaz adalah harta temuan/karun yang terdapat didalam bumi.
Besaran nishab untuk rikaz senilai dengan 85 gram emas dan langsung
dikeluarkan zakatnya sebesar 20% setelah mendapatkannya tanpa
menunggu berlalu satu tahun.

Tujuan dari zakat, antara lain :


1) Mengangkat derajat fakir-miskin dan membantunya keluar dari
kesulitan hidup serta penderitaan.
2) Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para
gharimin, ibnussabil, dan mustahik lainnya.
3) Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat
islam dan manusia pada umumnya.
4) Menghalangi sifat kikir sipemilik harta.
5) Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan social) dari hati
orang-orang miskin.
6) Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang
miskin dalam suatu masyarakat.
7) Mengembangkan rasa tanggung jawab social pada diri seseorang,
terutama pada mereka yang mempunyai harta.
8) Mendidik manusia untuk disiplin menunaikan kewajiban dan
menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.11

Angieta Fachroiny, “Penerapan Akuntansi Zakat, Infaq/Sedekah Berdasarkan


11

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Psak 109) Di Baznas Provinsi Sumatera Utara.” h.18
15

Muzakki adalah individu muslim yang secara syariah wajib


membayar (menunaikan) zakat.12 zakat yang dikeluarkan harus memenuhi
syarat wajib zakat, antara lain sebagai berikut :
1) Islam, berarti mereka yang beraga islam baik anak-anak atau sudah
dewasa.
2) Berakal sehat atau tidak gila.
3) Merdeka, berarti bukan budak dan meiliki kebebasan untuk
melaksanakan dan menjalankan seluruh syariat islam.
4) Memiliki satu nisab dari salah satu jenis harta yang wajib
dikenakan zakat dan cukup haul.13
Sedangkan Mustahiq adalah orang atau entitas yang berhak
menerima zakat. ada delapan golongan (asnaf) yang berhak menerima
zakat, yaitu sebagai berikut:
1) Fakir, Fakir adalah mereka yang tidak mempunyai harta atau
penghasilan layak dalam memenuhi keperluannya, seperti sandang,
pangan, tempat tinggal dan segala kebutuhan pokok lainnya, baik
untuk dirinya sendiri maupun bagi mereka yang menjadi
tanggungannya.
2) Miskin, Miskin adalah mereka yang tidak mempunyai harta atau
penghasilan layak dalam memenuhi keperluannya dan orang yang
menjadi tanggungannya, tapi tidak sepenuhnya tercukupi.
3) Pihak yang mengurus zakat (amilin), Amil zakat yaitu mereka yang
dapat mengumpulkan dan mengelola zakat. Syarat untuk menjadi
amil zakat yaitu muslim, mukalaf, jujur, memahami hukum-hukum
zakat, memiliki kemampuan melaksanakan tugas, dan orang yang
merdeka bukan budak.
4) Golongan mualaf, Muallaf adalah mereka yang diharapkan
kecenderungan hatinya atau keyakinannya dapat bertambah pada
islam atau menghalangi niat jahat mereka atas kaum muslimin atau

12
Ibid.h.17
13
Ibid.
16

harapan aka nada manfaatnya mereka dalam membela dan


menolong kaum muslimin dari musuh.
5) Orang yang belum merdeka (riqab), Budak yang tidak memiliki
harta dan ingin memerdekakan dirinya, berhak mendapatkan zakat
sebagai uang tebusan.
6) Orang yang berutang (gharimin), Terdapat dua syarat orang yang
berutang untuk mendapatkan zakat, yaitu sebagai berikut :
a) Orang yang mempunyai utang untuk kemaslahatan dirinya
sendiri, termasuk orang yang mengalami bencana.
b) Orang yang mempunyai utang untuk kemaslahatan masyarakat,
seperti untuk meramaikan masjid dan membebaskan tawanan.
7) Orang yang berjuang dijalan allah (fi sabilillah), Kalimat sabilillah
diterapkan sebanyak lebih dari enam puluh kali dalam Al-qur’an.
Orang yang berjuang atau berjihad dijalan Allah tidak sebatas
mereka yang ikut dalam peperangan senjata saja, melainkan
mereka yang mendirikan pusat kegiatan Islam untuk mendidik
pemuda islam, menjelaskan ajaran islam yang benar, memelihara
akidah Islam dari kekufuran, menyebarkan buku-buku tentang
islam, termasuk jihad fi sabilillah juga.
8) Orang yang melakukan perjanjian (ibnu sabil), Yang dimaksud
dalam ibnu sabil disini ialah orang yang sedang dalam perjalanan
untuk mencari rezeki, untuk mencari ilmu, untuk berperang di jalan
Allah, untuk melaksanakan ibadah.14
b. Fungsi dan Kedudukan zakat
1) Fungsi Zakat
Menurut Monzer Kahf, fungsi utama dari zakat adalah untuk
mencapai kedilaan social ekonomi. Zakat merupakan transfer
sderhana dari bagian dengan ukuran tertentu harta si kaya (muzaki)
untuk dialokasikan kepada si miskin (mustahik). Adapun menurut

14
Ibid. h.19
17

Ghazi Inayah, secara umum fungsi zakat meliputi bidang moral, social
dan ekonomi.
Dalam bidang moral, zakat mereduksi sifat tamak dan serakah
dalam hati si kaya. Sedangkan dalam bidang social, zakat berfungsi
untuk menghapus kemiskinan dari masyarakat. Dibidang ekonomi,
zakat mencegah penumpukan kekayaan di tangan sebagian kecil
manusia dan merupakan sumbangan wajib kaum Muslimim untuk
perbendaharaan Negara.15

2) Kedudukan zakat
a) Zakat pilar islam Zakat adalah salah satu pilar (rukun) islam,
posisinya sama dengan syahadat, shalat, puasa dan haji. Jika
hanya mengerjakan shalat atau rukun islam lainnya, tanpa
menunaikan zakat, meskipun sudah memenuhi syarat wajib
zakat, maka islamnya belum sempruna.
b) Zakat menyempurnakan islam kita, Zakat adalah jembatan
islam untuk menyempurnakan islam kita rasulullah SAW
bersabda: “sesungguhnya bagian sempurna dari
kesempurnaan islam anda semua adalah agar anda
mengeluarkan zakat dari harta-harta anda”.
c) Zakat kebaikan yang sesungguhnya, Mendirikan shalat dan
menunaikan zakat adalah amal untuk mencapai kebaikan.

ٰۤ
ِ ‫اَل ِخ ِر والْم ٰلىٓ ِِ َك ِة والْ ِكت‬ ِ ِ ِ ِ ِٰ ِ ِ ِ ِ ‫لَْي‬
‫ٰب‬ َ َ َ ٰ ْ ‫س الْ َِّباَ ْن تُ َولُّْوا ُو ُج ْوَه ُك ْم قبَ َل الْ َم ْش ِرق َوالْ َم ْغ ِرب َولك َّن الْ َِّب َم ْن اٰ َم َن ِب ّٰٰلل َوالْيَ ْوم‬
َ
ِ ٰۤ ِ
ِ َ‫الرق‬
ٓ‫اب‬ َْ ‫الساىٓ ِِل‬
ِٰ ‫ي َو ِف‬ َّ ‫السبِْي ِلٓ َو‬ َْ ‫ال َع ٰلى ُحبِٰهٓ َذ ِوى الْ ُق ْرٰٰب َوالْيَ ت ٰٰمى َوالْ َم ٰسك‬
َّ ‫ي َوابْ َن‬ َ ‫َّبٓ َن ٓ َواٰتَى الْ َم‬
ِ
ٰ ‫َوالن‬
ِ ِ ٰۤ ِ ٰۤ ِ ِِ
َْ ‫الصِِِبيْ َن ِف الْبَأْ َساء َوالضََّّراء َوح‬
ٓ‫ي الْبَأْ ِس‬ َ ‫الزٰكوةَ ٓ َوالْ ُم ْوفُ ْو َن بِ َع ْهده ْم اذَا َع‬
ٰٰ ‫اه ُد ْوا ٓ َو‬ َّ ‫الص ٰلوةَ َواٰتَى‬
َّ ‫َواَقَ َام‬
ٰۤ ٰۤ
‫ولٓ ِِ َك ُه ُم الْ ُمتَّ ُق ْو َن‬
ٰ ُ‫ص َدقُ ْوا ٓ َوا‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ِ َّ‫ولٓ ِِ َك ال‬
‫ذ‬ ٰ ُ‫ا‬
َ َْ

15
Rahmad Hakim, Manajemen Zakat Histori, Konsepsi, Dan Implementasi, Pertama.
(JAKARTA: PRENADAMEDIA GROUP, 2020). h.4
18

Artinya: kebajikan itu bukanla menghadapkan wajahmu ke arah


timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan)
orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-
malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta
yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang
miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir),
peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya,
yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-
orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang
sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan
mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS.Al-
Baqarah:177)

d) Zakat peduli dan berbagi, Mendirikan shalat dan menunaikan


zakat juga ,mencakup ranah privat dan ranah social dimana
dituntut untuk peduli dan berbagi, begitu pula keimanan yang
dibuktikan dengan amal perbuatan yang nyata.

‫الزٰكوَة ََلُْم اَ ْجُرُه ْم ِعْن َد َرّٰبِِ ْمٓ َوََل َخ ْوف َعلَْي ِه ْم َوََل ُه ْم ََْيَزنُ ْو َن‬
َّ ‫الص ٰلوَة َواٰتَ ُوا‬ ِ ‫الصلِ ٰح‬ ِ ِ ِ
َّ ‫ت َواَقَ ُاموا‬ ٰٰ ‫ا َّن الَّذيْ َن اٰ َمنُ ْوا َو َعملُوا‬

Artinya: “sungguh, orang-orang yang beriman, mengerjakan


kebajikan, melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat,
mereka mendapatkan pahala di sisi tuhannya. Tidak ada
rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.
(QS.Al-Baqarah:277)”.

e) Zakat pembuka pintu rezeki, “Tidak ada sesuatu kaum yang


menyalahi janji, melainkan Allah SWT menguji mereka
dengan pembunuhan diantara mereka; tidak suatu perbuatan
zina yang nyata ditengah-tengah suatu kaum, melainkan
19

Allah SWT menguji mereka dengan banyak kematian; dan


tidak ada sesuatu kaum yang menahan (tidak mengeluarkan)
zakat, melainkan Allah SWT menahan hujan (tidak
menurunkan hujan) untuk mereka.” (Abu Ya’la dam
Musnad-nya, Ruyani, Hakim, Nasa’I, Sa’id, ibn Mansur
dalam Sunan-nya dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya).

Ada yang menerangkan bahwa barang siapa yang tidak mau


mengerjakan yang lima itu, maka Allah SWT juga tidak akan mengerjakan
yang lima, yaitu:
a) Barang siapa yang tidak mau membayar zakat, maka Allah SWT tidak
akan menjaga hartanya.
b) Barang siapa yang tidak mau bersedekah, maka Allah SWT tidak akan
memelohara kesehatannya.
c) Barang siapa yang tidak mau mengeluarkan zakat tanamannya, maka
Allah SWT tidak akan memberikan keberkahan pada tanahnya.
d) Barang siapa yang tidak mau berdoa, maka Allah SWT tidak akan
mengabulkannya.
e) barang siapa yang tidak mau sungguh-sungguh di dalam shalatnya,
maka Allah SWT tidak akan memudahkan untuk mengucapkan la
illaha illallah, saat sakaratul mautnya. 16
c. Asas Pengelolaan Zakat
Undang-undang pengelolaan zakat mengamanatkan agar zakat
dikelola dengan berdasarkan :
1) Syariat Islam
2) Amanah
3) Keadilan
4) Kepastian hukum
5) Terintegrasi dan Akuntabilitas

16
Arifin, Keutamaan Zakat, Infak, Sedekah. h.20
20

Untuk mencerminkan asas amanah dan akuntabilitas, maka amil


zakat (Badan Amil dan Lembaga Amil Zakat), wajib menyusun laporan
keuangannya sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan
mempublikasikannya kepada masyarakat secara transparan agar dapat
diketahui oleh pihak-pihak yang berkepentingan (stake holders).17
d. Dasar hukum zakat
Zakat merupakan kewajiban untuk mengeluarkan sebagian harta
yang bersifat mengikat dan bukan anjuran. kewajiban tersebut berlaku
untuk seluruh umat yang baligh atau belum, berakal atau gila. dimana
mereka sudah memiliki sejumlah harta yang sudah masuk batas nisabnya,
maka wajib dikeluarkan harta dalam jumlah tertentu untuk diberikan
kepada mustahiq zakat yang terdiri dari delapan golongan. landasan
kewajiban zakat disebutkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah:
1) Al-Qur’an
Didalam Al-Qur’an Allah SWT telah menyebutkan tentang zakat,
diantaranya dalam Surat Al-Baqarah ayat 43:”Dan Dirikanlah sholat,
tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku”13 Surat
at Taubah ayat 103:”ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah
untuk mereka. sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa
bagi mereka, dan Allah maha mendengar lagi Maha mengetahui”.14
Surah al-Baqarah ayat 282 Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah
kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu
menuliskannya dengan benar, dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya..”15. Surah An Nisa’
ayat 58: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan

Angieta Fachroiny, “Penerapan Akuntansi Zakat, Infaq/Sedekah Berdasarkan


17

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Psak 109) Di Baznas Provinsi Sumatera Utara.” h.23
21

adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya


kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah maha mendengar lagi Maha
melihat.18
2) Hadist
Hadist Rasulullah SAW menyatakan: artinya: “Islam adalah
engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukanNya, mendirikan
sholat, menunaikan zakat yang di fardhukan, dan berpuasa di bulan
Ramadhan.”(HR Bukhori)19
Kemudian dalam hadist yang lain juga dijelaskan, ketika
Rasulullah SAW mengutus mu’adz bin jabal ke daerah yaman, Beliau
bersabda kepadanya: “Jika mereka menuruti perintahmu untuk itu,
ketetapan atas mereka untuk mengeluarkan zakat, beritahukanlah kepada
mereka bahwasanya Allah SWT mewajibkan kepada mereka untuk
mengeluarkan zakat yang diambil dari orang-orang kaya dan diberikan
lagi kepada orang-orang fakir diantara mereka”(HR Bukhori).20
3) Ijma’
Ulama kalaf (kontemporer) maupum ulama salaf (klasik) telah
sepakat bahwa zakat wajib bagi umat muslim dan bagi yang mengingkari
bererti telah kafir dari islam.
e. Organisasi Pengelola Zakat (OPZ)
Organisasi pengelola zakat adalah institusi yang bergerak di bidang
pengelola zakat, infaq, dan sedekah. Sedangkan defenisi pengelola zakat
menurut Undang-undang nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelola zakat
adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan terhadap pengumpulan, pendistribusian dan
penyandanggunaan zakat. Dalam peraturan perundang-undangan diakui

18
Ari Kristin P And Umi Khoirul Umah, “Penerapan Akuntansi Zakat Pada Lembaga Amil
Zakat (Studi Pada Laz Dpu Dt Cabang Semarang)” 7, no. 109 (2011): 68–97. h.72
19
Ibid.h.73
20
Ibid.
22

adanya dua jenis organisasi pengelola zakat di Indonesia, yaitu Badan


Amil Zakat (BAZ dan Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Ada beberapa karakteristik khusus yang membedakan Organisasi
Pengelola Zakat (OPZ) dengan organisasi nirlaba lainnya. Menurut
Hertanto Widodo dan Teten Kustiawan ada tiga Karekteristik khusus yang
membedakan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) dengan organisasi
nirlaba lainnya, yaitu:
1) Terkait dengan aturan prinsip-prinsip syari;ah islam. Hal ini tidak
terlepas dari keberadaan dana-dana yang menjadi sumber utama
Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) telah di atur dalam Al-Qur’an dan
Hadist.
2) Sumber dana utama adalah dana zakat, infaq, sadakah dan wakaf.
3) Biasanya memiliki dewan Syari’ah dalam struktur organisasinya. 21
Badan Amil dibentuk dan tersusun dari tingkat pusat sampai
tingkat kecamatan Badan Amil Zakat pada awalnya disebut dengan BAZIS
(Badan Amil Zakat Infaq dan Sedekah). Pengertian BAZIS ditemukan
dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Mentri Dalam Negeri dan Mentri
Agama Nomor 29 tahun 1991/47 tahun 1991 tentang Badan Amil Zakat,
infaq dan sedekah. Dalam pasal 1 Surat Keputusan Bersama (SKB)
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan BAZIS adalah lembaga swadaya
masyarakat yang mengelola penerimaan, pengumpulan, penyaluran dan
pemanfaatan zakat, infak/sedekah secara berdaya guna berhasil guna. 22
Pengertian Badan Amil Zakat terdapat dalam Undang-undang
Nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat dan keputusan Menteri
Agama republic Indonesia Nomor 581 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan
Undang-undang nomor 38 tahun 1999. Dalam pasal 1 ayat 1 Keputusan
Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 581 Tahun 1999 disebutkan

21
Atika Mardiana, “Analisis Pelaporan Keuangan Akuntansi Zakat, Infaq/Sedekah
Berdasarkan Psak Nomor 109 (Studi Pada Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lampung
Tengah)” (Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019). h.34
22
Ibid. h.35
23

bahwa yang dimaksud dengan Badan Amil Zakat adalah Organisasi


Pengelola Zakat yang dibentuk oleh pemerintah dan kepengurusannya
terdiri dari unsur masyarakat dan pemerintah dengan tugas
mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat sesuai
dengan ketentuan agama. Unsur pemerintah dalam kepengurusan BAZ
adalah Departemen Agama dan pemerintah Daerah. Sedangkan, unsur
masyarakat mencakup tokoh masyarakat, ulama, cendikiawan dan
sebagainya.
2. Akuntansi
a. Pengertian Akuntansi
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, akuntansi adalah seni
pencatatan dan pengiktisaran transaksi keuangan dan penafsiran suatu
transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi. Secara umum akuntansi
adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengubah data
transaksi menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi
kegiatan mengidentifikasi, mencatat, dan menafsirkan,
mengomunikasikan peristiwa ekonomi organisasi kepada pemakai
informasinya.
Buku A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT)
mendefenisikan akuntansi sebagai proses mengidentifikasi, mengukur,
dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam
hal mempertimbangkan berbagai alternative dalam mengambil
kesimpulan oleh pemakainya.
American Intititute of Certified Public Accounting (AICPA)
mendefenisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan
pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaki,
dan kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk
menafsirkan hasilnya.
Accounting Principle Board (APB) statement no. 4
mendefenisikan akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa yang berfungsi
memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang,
24

mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksud untuk digunakan dalam


pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar pemilihan diantara
beberapa akternati.23
Pengertian akuntansi dalam ilmu pengetahuan modern
menegaskan bahwa akuntansi di khususkan untuk menentukan
(kebijakan) berbagai aktivitas, selanjutnya menyampaikan informasi
yang berhubungan dengan hasil aktivitas tersebut kepada pihak yang
berkepentingan untuk dipergunakan dalam pengambilan keputusan .
proses dari akuntansi dapat digambarkan seperti membatasi dan
mengumpulkan informasi tentang berbagai aktivitas, serta mencatat,
memilah, dan menganalisis keterangan tersebut dengan defenisi dan
dasar-dasar tertentu dalam tujuan yang ditentukan.24
Menyampaikan informasi-informasi yang dihasilkan dari
langkah-langkah diatas kepda pihak yang berkepentingan untuk dapat
dipergunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Pada dasarnya
terdapat beberapa teknik akuntansi yang biasa diadopsi oleh organisasi
baik yang bersifat mencari laba (profit motive) maupun lembaga
nonprofit seperti lembaga pengelola zakat, yayasa, LSM, partaipolitik
dan sebagainya. Teknik akuntansi tersebut adalah, akuntansi anggaran,
akuntansi komitmen, akuntansi dana, akuntansi kas, dan akuntansi
akrual. Pada dasarnya kelima teknik akuntansi tersebut tiddak bersifat
mutually exklusive. Artinya, penggunaan salah satu teknik akuntansi
tersebut tidak berarti menolak penggunaan teknik yang lain. 25

b. Pengertian akuntansi zakat

23
Ibid.h35
24
M. Arif Mufraini, Akuntansi Dan Manajemen Zakat, pertama. (JAKARTA: KENCANA,
2006). h.27

Angieta Fachroiny, “Penerapan Akuntansi Zakat, Infaq/Sedekah Berdasarkan


25

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Psak 109) Di Baznas Provinsi Sumatera Utara.” h. 27
25

Akuntansi syariah dapat dijelaskan melalui akar kata yang


dimilikinya yakni akuntansi dan syariah. Pengertian akuntansi secara
umum menurut American Assiciatiton adalah suatu proses pencatatan,
pengklasifikasian, pemrosesan, peringkasan, penganalisaan, dan
pelaporan kejadian atau transaksi yang bersifat keuangan. Adapun kosa
kata syariah dalam bahasa arab memiliki arti jalan yang ditempuh atau
garis yang seharusnya dilalui. Dari sisi terminilogi bermakna pokok-pokok
aturan hukum yang digariskan oleh Allah untuk dipatuhi dan dilalui oleh
seorang muslim dalam menjalani segala aktivitas hidupnya yaitu ibadah
didunia.26
Sedangkan yang dimaksud dengan akuntansi zakat adalah bingkai
pemikiran dan aktivitas yang mencakup dasar-dasar akuntansi dan proses-
proses operasional yang berhubungan dengan penentuan, peritungan dan
penilaian harta dan pendapatan yang wajib dizakati. Menetapkan kadar
zakatnya dan pendistribusian hasilnya kepada pos-posnya sesuai dengan
hukum dan dasar-dasar syariat Islam.27
c. Tujuan Akuntansi Zakat
Tujuan akuntansi zakat adalah untuk: pertama memberikan
informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien, dan
efektif atas zakat, infaq, shadaqah, hibah, dan wakaf yang dipercayakan
kepada organisasi atau lembaga pengelola zakat. Tujuan ini terkait dengan
pengendalian manajemen (management control) untuk kepentingan
internal organisasi. Kedua memberikan informasi yang memungkinkan
bagi lembaga pengelola zakat (manajemen) untuk melaporkan
pelaksanaan tanggung jawab dalam mengelola secara tepat dan efektif
program dan penggunaan zakat, infaq, dan sedekah yang menjadi
wewenangnya; dan memungkinkan bagi lembaga pengelola zakat untuk
melaporkan kepada public (masyarakat) atas hasil operasi dan penggunaan

26
Mardiana, “Analisis Pelaporan Keuangan Akuntansi Zakat, Infaq/Sedekah Berdasarkan
Psak Nomor 109 (Studi Pada Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lampung Tengah).” h.36
27
Ibid.
26

dana public (dana ummat). Tujuan ini terkait dengan akuntabilitas


(accountability).
Akuntansi zakat infak/sedekah berdasarkan SAK Syariah No. 109.
Amil yaitu organisasi pengelola zakat di Indonesia yang pembentukan dan
pengukuhannya diatur dalam UU yang tujuannya untuk ketetntuan
mengumpulkan dana menyalurkan dana zakat, infak/sedekah. Dana amil
yaitu hak amil atas dana zakat, infak/sedekah, dana yang digunakan untuk
operasional amil. Dana zakat adalah dana yang berasal dari penerimaan
zakat, dana infak/sedekah yaitu dana yang didapatkan dari penerimaan
infak/sedekah. Muzakki yaitu orang yan wajib mengeluarkan atau
membayar zakat sedangkan mustahik adalah orang atau asnaf yang berhak
menerima zakat.
Zakat merupakan bagian dari syariah islam yang harus dikeluarkan
umat muslim yang mampu kepada mustahik, dengan menggunakan
bantuan amil atau secara langsung, dalam pemberian zis menggukan
beberapa ketentuan yang mengatur nisab, tariff zakat, dan peruntukannya.
Infak/sedekah berupa donasi sukarela yang diterima dengan jumlah yang
tidak dotentukan untuk siapa dan kepada siapa. Dalam Standar Akuntansi
Keuangan Syariah dinyatakan bahwa pengelola amil wajib mengelola
dana zis berdasarkan prinsip syariah yang berlaku.
d. Akuntansi Syariah
Akuntansi syariah adalah sebuah proses pencatatan sampai dengan
pembuatan laporan keuangan yang mengedepankan nilai-nilai islam atau
dengan prinsip-prinsip syariah. Prinsip syariah adalah prinsip hukum islam
dalam kegiatan bank dan lembaga keuangan berdasarkan fatwa yang
dikeluarkan oleh lembaga yang mempunyai kewenangan dalam penetapan
fatwa di bidang syariah. Artinya akuntansi islam dibangun atas dasar
pemikiran manusia yang memperhatikan hukum-hukum Allah yang
terdapat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist. Akuntansi syariah tercermin
dalam kiasan atau metafora “amanah”. Metafora amana dapat diturunkan
menjadi metafora “zakat”, atau dengan kata lain, realitas organisasi
27

akuntansi syariah adalah realitas organisasi bisnis, yaitu organisasi bisnis


yang tidak lagi berorientasi pada laba (profit-oriented) atau berorientasi
pada pemegang saham (stakeholders-oriented), tetapi berientasi pada
zakat (zakat-oriented).
Islam merupakan agama yang lengkap dengan mengatur seluruh
sistem kehidupan (Way Of Life). Islam mengatur hubungan manusia
dengan tuhannya melalui apa yang diperintahkan dan yang dilarang di
dalam Al-Qur’an dan Hadist, semua yang diperintahkan maka manusia
wajib menjalankannya dan sebaliknya apa yang dilarang maka manusia
wajib menjauhinya.
Menurut pendapat harahap (2011) syariat memiliki tujuan
diantaraya: (a). menjaga fitrah (kesucian), (b). untuk berprilaku dan
diperlakukan secara jujur dan adil, (c). memberikan dan meminta
perlindungan memberikan rasa aman dan damai dan melenyakan rasa takut
dan cemas.
Sedangkan menurut Al-Ghazali (dalam Chapra:2000) syariat
memiliki beberapa tujuan diantaranya: (a). menjaga keiaman kepada allah
agar tetap terjaga, (b). menjaga agar setiap orang dapat hidup dengan
aman, (c). menjaga agar kegiatan intelektual menusia berjalan baik, (d).
menjaga agar manusia dapat meneruskan keturunan dari generasi demi
generasi untuk memakmurkan dunia, (e). menjaga agar tetap memelihara
dan menikmati kekayaan secara aman.28
3. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.109
Standar akuntansi ini merupakan masalah penting dalam profesi dan
semua pemakai laporan yang memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena
itu mekanisme penyusutan standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan kepuasan kepada semua pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar keuangan ini umumnya
disusun oleh lembaga resmi yang diakui pemerintah, profesi dan umum.

28
Ikit, Akuntansi Penghimpunan Dana Bank Syariah, ed. Zuhri, Pertama. (Yogyakarta:
DEEPUBLIS, 2015). h.29
28

Kalau di Indonesia yang berwenang menyusun ini adalah Komite Standar


Akunansi keuangan yang berada dibawah nauangan IAI (Ikatan Akuntansi
Indonesia). Komite Standar Akuntansi menyerahkan hasil kerjanya kepada
komite pengesahan standar akuntansi keuangan Indonesia dan akhirnya akan
ditetapkan dan disahkan dalam kongres IAI. 29
Penyusunan standar akuntansi di Indonesia, perkembangan standar
akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini
pengembangan standar akuntansi ini masi dilakukan secara terus menerus,
pada tahun 1973 terbentuk panitia penghimpunan bahan-bahan dan struktur
GAAP dan GAAS, kemudian pada tahun 1974 terbentuk Komite Prinsip
Akuntansi Indonesia (Komite PAI) yang bertugas menyusun standar
keuangan. Komite PAI telah bertugas selama 4 periode kepengurusan IAI
selama tahun 1974 sampai 1994 dengan susunan personel yang telah
diperbaharui. Selanjutnya periode kepengurusan PAI, nama PAI diubah
menjadi komite standar akuntansi keuangan (Komite SAK), kemudian
Komite SAK diubah menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan (Dewan
SAK) untuk masa bakti 1994 sampai 2000 dan diberikan otonomi untuk
penyusunan dan mengesahkan SAK.30
ED PSAK dikeluarkan oleh IAI pada tanggal 26 februari 2008. ED
PSAK No. 109 tentang Akuntansi ZIS diusulkan hanya diberlakukan untuk
entitas pengelola zakat dan infak/sedekah saja atau dengan kata lain hanya
untuk Organisasi pengelola Zakat (OPZ) saja, sedangkan entitas pembayaran
atau entitas penerima diharapkan mengacu pada PSAK 101 tentang Penyajian
dan Pengungkapan Laporan Keuangan Syariah.

Gambar 2.1

29
Angieta Fachroiny, “Penerapan Akuntansi Zakat, Infaq/Sedekah Berdasarkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Psak 109) Di Baznas Provinsi Sumatera Utara.” h.33

30
Ibid. h.34
29

Bagan Pembahasan Pengakuan dan Pengukuran


Akuntansi “Amil” sebagai Organisasi Pengelola ZIS

Akuntansi Organisasi Pengelola ZIS (Amil)

Penerimaan Penerimaan
Penerimaan
dan dan
dan
penyaluran penyaluran Amil
penyaluran
infak/sedek dana non
zakat
ah halal

a. Landasan Hukum PSAK No. 109


Landasan hukum yang digunakan dalam penerbitan Exposure
Draft (ED) 109 tentang akuntansi untuk lembaga amil zakat ini meliputi
sumber-sumber yang relevan, antara lain:
1) Dewan syariah Nasional majlis Ulama Indonesia (DSN-MUI), setelah
menimbang: Bahwa agar pihak yang berkepentingan memperoleh
kepastian tentang system mana yang akan digunakan dala LKS, sesuai
dengan prinsip ajaran islam, DSN-MUI memandang perlu
menetapkan fatwa tentang system pencatatan dan pelaporan keuangan
dalam LKS untuk menjadikan pedoman LKS.
2) Mengingat Firman Allah SWT QS. Al-Baqarah 282:
‫ب بَّْي نَ ُك ْم َكاتِبٓ ِِبلْ َع ْد ِلٓ َوََل‬ ِٰ ِ ِ ِ
ْ ُ‫ٰيٓاَيُّ َها الَّذيْ َن اٰ َمنُ ْوٓا ا َذا تَ َدايَْن تُ ْم ب َديْن الٓى اَ َجل ُّم َس ًّمى فَا ْكتُبُ ْوهُٓ َولْيَ ْكت‬
ِ ‫َيْب َكاتِب اَ ْن يَّ ْكتُب َكما علَّمه ٰاّلل فَلْي ْكتُبٓ ولْيملِ ِل الَّ ِذي علَي ِه ا ْل ُّق ولْي ت َِّق ٰاّلل ربَّهٓ وََل ي بخ‬
ُ‫س مْنه‬
ْ َ ْ َ َ َ َٰ َ َ َ ْ َ ْ ْ ُ َ ْ َ ُٰ ُ َ َ َ َ َ َ
ٓ‫ضعِْي ًفا اَْو ََل يَ ْستَ ِطْي ُع اَ ْن ُُّّيِ َّل ُه َو فَلْيُ ْملِ ْل َولِيُّهٓ ِِبلْ َع ْد ِل‬ ِ ْ ‫َشي ِٓآ فَاِ ْن َكا َن الَّ ِذي علَي ِه‬
َ ‫الَ ُّق َسفْي ًها اَْو‬ َْ ْ ً ْ
ِ َ‫ضو َن ِمن الشُّه َٰۤد ِاء اَ ْن ت‬
‫ض َّل اِ ْح ٰد ُىه َما‬ ِ ِ ْ َ‫استَ ْش ِه ُد ْوا َش ِهْي َديْ ِن ِم ْن ِٰر َجالِ ُكمٓ فَاِ ْن َّّلْ يَ ُك ْوَن ر ُجل‬
َ َ ْ َ ‫ي فَ َر ُجل َّو ْامَراَٰت ِن ِم َّْن تَ ْر‬ َ ْ ْ ‫َو‬
‫صغِ ًْْيا اَْو َكبِ ًْْيا اِ ٰلٓى‬ ِ ٰۤ ‫فَت َذ ٰكِر اِح ٰدىهما ْاَلُخ ٰرىٓ وََل َيْب الش‬
َ ُ‫ُّه َداءُ اذَا َما ُد ُع ْوا ٓ َوََل تَ ْس ٓ َِ ُم ْوٓا اَ ْن تَ ْكتُبُ ْوه‬
َ َ َ َ ْ َُ ْ َ ُ
30

ِ ‫اّلل واَقْ وم لِلشَّهاد ِة واَ ْد ٰنٓ اَََّل تَرََتب وٓا اََِّلٓ اَ ْن تَ ُكو َن ِِتارًة ح‬
‫اضَرًة تُ ِديْ ُرْوََنَا بَْي نَ ُك ْم‬ ِ ِ ُ ‫اَجلِهٓٓ ٰذلِ ُكم اَقْس‬
َ ََ ْ ُْ ْ َ َ َ ُ َ َ ٰٰ ‫ط عْن َد‬ َ ْ َ
ٰۤ
ٓ‫ضا َّر َكاتِب َّوََل َش ِهْيد ەٓ َواِ ْن تَ ْف َعلُ ْوا فَاِنَّه‬ ِ
َ ُ‫س َعلَْي ُك ْم ُجنَاح اَََّل تَ ْكتُبُ ْوَهآ َواَ ْش ِه ُد ْوٓا ا َذا تَبَايَ ْعتُ ْم ٓ َوََل ي‬
َ ‫فَلَْي‬
‫اّللُ بِ ُك ِٰل َش ْيء َعلِْيم‬
ٰٰ ‫اّللُ ٓ َو‬
ِ
ٰٰ ‫فُ ُس ْوقٓ بِ ُك ْم ٓ َواتَّ ُقوا‬
ٰٰ ‫اّللَ ٓ َويُ َعلٰ ُم ُك ُم‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan


utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak untuk
menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya,
maka hendaklah dia menuliskan. Dan hendaklah orang yang berutang
itu mendiktekan, dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah,
Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi sedikit pun daripadanya.
Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya atau lemah
(keadaannya), atau tidak mampu mendiktekan sendiri, maka
hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika
tidak ada (saksi) dua orang laki-laki, maka (boleh) seorang laki-laki
dan dua orang perempuan di antara orang-orang yang kamu sukai
dari para saksi (yang ada), agar jika yang seorang lupa, maka yang
seorang lagi mengingatkannya. Dan janganlah saksi-saksi itu
menolak apabila dipanggil. Dan janganlah kamu bosan
menuliskannya, untuk batas waktunya baik (utang itu) kecil maupun
besar. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah, lebih dapat
menguatkan kesaksian, dan lebih mendekatkan kamu kepada
ketidakraguan, kecuali jika hal itu merupakan perdagangan tunai
yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu
jika kamu tidak menuliskannya. Dan ambillah saksi apabila kamu
berjual beli, dan janganlah penulis dipersulit dan begitu juga saksi.
Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sungguh, hal itu suatu
kefasikan pada kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, Allah
31

memberikan pengajaran kepadamu, dan Allah Maha Mengetahui


segala sesuatu”.

3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.


4) Keputusan Mentri Agama RI Nomor 373 tahun 2003 tentang
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 38 tahun 1999 tentang
Pengelolaan Zakat.
5) Keputusan direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan
Urusan Haji Nomor D/291 Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Zakat.Peraturan perundang-undangan yang relevan
6) dengan pengelolaan zakat.31
b. Tujuan PSAK No.109
Laporan keuangan Amil Zakat bertujuan untuk menyediakan
informasi yang menyangkut pelaporan atas penghimpunan,
pendostribusian, dan pendayagunaan zakat, infak, sedekag, dan keputusan.
Selain itu, laporan keuangan Amil Zakat juga bertujuan sebagai alat
pertanggungjawaban (akuntanbilitas) dan transparansi pengelolaan
keuangan kepada para pemangku kepentingan serta sebagai alat untuk
evaluasi kinerja manajerial dan organisasi. Suatu laporan keuangan
bermanfaat apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
tersebut dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. 32

c. Aplikasi Akuntansi PSAK No.109


Pernyataan Standar akuntansi Kuangan (PSAK) adalah susunan
komponen kesatuan yang utuh dan komperhensif dalam pembahasan
pencatatan transaksi keuangan lembaga amil zakat. Regulasi ini adalah

31
Siti Kholifah, “Analisis Kesesuaian Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuanganno. 109 Mengenai Penyajian Laporan Keuangan Dana Zis” (Uin Syarif Hidayatullah,
2014). h.40
32
Ibid.h.41
32

solusi terbaik untuk mewujudkan lembaga Amil Zakat yang sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah yang sesuai dengan syariat islam. Berkaitan dengan
pencatatannya, tentu Pernyataan Standar Keuangan Akuntansi merupakan
panduan atau standar yang baik bagi laporan keuangan syariah, khususnya
lembaga Amil Zakat.
Komponen laporan keuangan yang lengkap terdiri dari:
1) Neraca (laporan posisi keuangan)
2) Laporan perubahan dana
3) Laporan perubahan aset kelolaan
4) Laporan arus kas
5) Catatan atas laporan keuangan.33
Laporan posisi keuangan bertujuan menyediakan informasi
mengenai aset (termasuk aset kelolaan), liabilitas, dan saldo dana serta
informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada tanggal
tertentu.
Laporan perubahan dan bertujuan untuk menyediakan informasi
mengenai pengaruh transakr\si dan peristiwa lain yang mengubah jumlah
dan sifat saldo dana, hubungan antara transaksi, dan peristiwa lain, dan
penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa.
Laporan perubahan aset kelolaan bertujuan menyediakan informasi
mengenai jumlah, dan perubahan aset kelolaan yang dimiliki amil zakat;
pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat
saldo aset kelolaan; dan hubungan antara transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi saldo aset kelolaan.
Laporan arus kas bertujuan menyediakan informasi mengenai
kemampuan amil zakat dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan
kebutuahan amil zakat untuk menggunakan arus kasi tersebut.
Catatan atas laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi
mengenai gambaran umum amil zakat, ikhtisar kebijakan akuntansi yang

33
Ibid.
33

digunakan, penjelasan atas pos-pos yang dianggap penting, rasio-rasio


keuangan, dan pengungkapan hal-hal penting lainnya yang berguna untuk
mengambilkan keputusan.34
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 109
disahkan menjadi Standar Akuntansi Keuangan pada organisasi Pengelola
Zakat (OPZ). Standar akuntansi zakat merupakan pedoman yang mengatur
tentang pengakuan, pengukuran dan pelaporan keuangan. Standar
akuntansi zakat mengatur tentang bagaimana suatu transaksi diakui atau
dicatat, kapan harus diakui, bagaimana mengungkapnya dalam laporan
keuangan.35
Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam Pernyataan
Standar dengan pengertian (PSAK 109):
1) Amil adalah entitas pengelola zakat yang pembentukannya dan atau
pengukuhannya diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat,
infak/sedekah.
2) Dana amil adalah bagian amil atas dana zakat infak/sedekah serta dana
lain yang pemberi diperuntukkan bagi amil. Dana amil digunakan
untuk mengelola amil.
3) Dana infak/sedekah adalah bagian nominal atas penerimaan
infak/sedekah.
4) Dana zakat adalah bagian nominal atas penerimaan zakat.
5) Infak/sedekah adalah harta yang diberikan secara suka rela oleh
pemiliknya, baik yang peruntukkannya dibatasi (ditentukan) maupun
tidak dibatasi.
6) Mstahiq adalah orang atau entitas yang berhak menerima zakat.
7) Muzakki adalah individu muslim yang secara syari’ah wajib
membayar zakat.

34
Ibid.h.43
35
Ibid.
34

8) Nisab adalah batas minimum harta yang wajib dikeluarkan zakatnya.


9) Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki sesuai
dengan ketentuan syari’ah untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya.
Karekteristik zakat merupakan kewajiban syariah yang harus
diserahkan oleh muzakki kepada mustahik, baik melalui amil maupun
secara langsung. Ketentuan zakat mengatur mengenai pernyaratan nisab,
haul periodic, tariff zakat (qadar), dan peruntukannya (PSAK 109). Zakat
dan infak/sedekah yang diterima oleh amil harus dikelola sesuai prinsip
syariah dan tata kelola yang baik (PSAK 109).
d. Pengakuan dan Pengukuran
1) Pengakuan Awal Zakat
Penerimaan zakat diakui pada kas atau aset lainnya diterima.
Zakat yang diterima dari muzakki diakui sebagai penambahan dana
zakat :
a) Jika dalam bentuk kas maka sebesar jumlah yang diterima
b) Jika dalam bentuk nonkas maka sebesar nilai wajar aset nonkas
tersebut.
Penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan
harga pasar. Jika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan
metode penentuan nilai wajar lainnya sesuai PSAK yang relevan.
Zakat yang diterima diakui sebagai dana amil untuk begian
amil dan dana zakat masing-masing mustahik ditentukan oleh amil
sesuai dengan prinsip stariah dan kebijakan amil. Jika muzakki
menentukan mustahik yang harus menerima penyaluran zakat melalui
amil zakat aset zakat yang diterima seluruhnya diakui sebagai dana
zakat. Jika atas jasa tersebut amil mendapatkan ujrah maka diakui
sebagai penambahan dana amil.

2) Pengukuran setelah Pengakuan Awal Zakat


35

Jika terjadi penurunan nilai aset zakat non kas, jumlah


kerugian yang ditanggung harus diperlakukan sebagai pengurang
dana zakat atau pengurang dana amil tergantung dari sebab terjadinya
kerugian tersebut.
Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai berikut:
a) Pengurangan dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan oleh
kelalaian amil;
b) Kerugian dan pengurangan dana amil, jika disebabkan kelalaian
amil.
3) Penyaluran Zakat
Zakat yang disalurkan kepada mustahik diakui sebagai
pengurangan dana zakat sebesar:
a) Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas;
b) Jumlah tercatat, jika dalam bentuk aset nonkas.
4) Penyajian
Dalam penyajian dana zakat, dana infak/sedekah, dana amil
secara terpisah dalam laporan posisi keuangan.
5) Pengungkapan
Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan
transaksi zakat, tetapi tidak terbatas pada:
a) Kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas
penyaluran zakat, dan mustahik non amil;
b) Kebijakan penyaluran zakat untuk amil dan mustahik non amil,
seperti persentase pembagian, alas an, dan konsistensi kebijakan;
c) Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan
zakat berupa aset nonkas;
d) Rincian jumlah penyaluran dan zakat untuk masing-masing
mustahik’
e) Penggunaan dana zakat dalam bentuk aset kelolaan yang masih
dikendalikan oleh amil atau pihak lain yang kendalikan amil, jika
36

ada, diungkapkan jumlah dan persentase terhadap seluruh


penyaluran dana zakat serta alasannya; dan
f) Hubungan pihak-pihak berelasi antara amil dan mustahik yang
meliputi:
(a) Sifat hubungan;
(b) Jumlah dan jenis aset yang disalurkan; dan
(c) Persentase dari setiap aset yang disalurkan tersebut dari total
penyaluran zakat selama periode
B. KAJIAN TERDAHULU
Untuk mendukung analisis sebagai pendukung dan acuan dalam penelitian
ini, berikut penelitian yang berkaitan dengan penerapan akuntansi zakat
infak/sedekah berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK 109)
yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya adalah.

Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Peneliti Hasil Penelitian
Penerapan Akuntansi Zakat, Belum Sesuai PSAK
Infaq/Sedekah Berdasarkan No. 109 Akuntansi
Angieta Fachroiny pernyataan Standar Akuntansi Zakat Infaq/ Sedekah
1
(2019) Keuangan (PSAK 109) Di
baznas provinsi Sumatera
Utara
Analisis Pelaporan Keuangan Belum Sesuai PSAK
Akuntansi Zakat No. 109 Akuntansi
Atika Mardiana Infaq/Sedekah PSAK Nomor Zakat Infaq/ Sedekah
2
(2019) 109 (Studi Pada badan Amil
Zakat Nasional kabupaten
Lampung Tengah)
Siti Kholifah Analisis Kesesuaian Penerapan Sudah Sesuai Dengan
3
(2014) Pernyataan Standar Akuntansi PSAK No. 109
37

Keuangan No. 109 Mengenai


Penyajian Laporan Keuangan
Dana Zis
Analisis Penerapan Pernyataan Belum Sesuai PSAK
Standar Akuntansi Keuangan No. 109 Akuntansi
Diah Ririn
109 Di Lembaga Amil Zakat Zakat Infaq/ Sedekah
4 Novivanti
Infaq Sedekah Yayasan Badan
(2015)
Wakaf Universitas Islam
Indonesia Tahun 2015
Analisis Pelaporan Akuntansi Belum Sesuai PSAK
Zakat, Infaq/Sedekah No. 109 Akuntansi
Bella Chenia
Berdasarkan PSAK 109 Zakat Infaq/ Sedekah
5 Meitasir
No.109 (Revisi 2010) Di Badan
(2019)
Amil Zakat Nasional
Kabupaten Pringsewu
Implementasi PSAK 109 Di Belum Sesuai PSAK
Ihda Febrianti Badan Amil Zakat Nasional No. 109 Akuntansi
6
(2020) (BAZNAS) Kabupaten Sragen Zakat Infaq/ Sedekah
Tahun 2019

Penerapan penelitian diatas dengan penelitian yang saya lakukan terletak


pada pembahasan, fokus kepada penelitian dan lokasi penelitian. Di dalam
penelitian ini, saya ingin mengetahui bagaimana penerapan Akuntansi zakat,
infaq/sedekah pada BAZNAS Kota Stabat kabupaten Langkat. Apakah sudah
sesuai dan memenuhi dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas sebagaimana
yang tercakup dengan Pernyataan Standar Akuntansi keuangan (PSAK109).

C. KERANGKA PEMIKIRAN
38

Kerangka pemikiran dari Penerapan Akuntansi Zakat, Infaq/sedekah


berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi keuangan (PSAK 109) pada BAZNAS
Kotan Stabat Kabupaten Langkat, Bertujuan untuk mengatur pengakuan,
pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi zakat, infaq/sedekah. Semua
ketentuan tentang yang diatur dalam syariat islam, menuntut pengelola zakat harus
akuntabel dan transparan, agar semua pihak dapat mengontrol dan mengawasi
secara langsung. dan peneliti membuat kerangka konsetual sebagai berikut:

Badan Amil Zakat

PSAK 109 Sebagai Standar Akuntansi Zakat

Prosedur dan Laporan Keuangan


Kebijakan Akuntansi

Pelaksaan survei pendahuluanpendahuluan

Pelaksanaan survei untuk mengetahui fenomena

Menghubungkan temuan yang yang didapat dengan


PSAK 109

Laporan Keuangan Baznas Menurut PSAK 109 sebagai


standar akuntansi zakat di BAZNAS Kota Stabat

Gambar 2.2
Skema Kerangka Pemikiran

Anda mungkin juga menyukai