الصدق واإلخالص-االقراربالشهادتين
" تزكية النفس من البخل وتنمية روح التضامن-أداء الزكاة أركان اإلسالم
Rukun Islam;
1. Mengucapkan dua kalimat syahadat,menuntut kejujuran dan keikhlasan
2. menegakan shalat, berdampak pada mencegah kejahatan dan kemunkaran
3. mengeluarkan zakat,dapat menghilangkan penyakit pelit dan
mengembangkan semangat solidaritas
4. puasa di bulan Ramadhan ,dapat mengendalikan diri
syahawat(kecenderungan negative)
5. menunaikan haji ketanah suci,membentuk sikap totalitas kepada Allah
Rasulullah telah menjelaskan tujuan utama diutusnya beliau menjadi rasul dan minhaj
yang jelas melalui sabdanya,
ق
ِ ال
َ ارَم األَْخ
ِ ت ألَُِتِّمَم مََك
ُ ِإنََّما بُعِْث
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempuranakan akhlak mulia."(HR.Malik).
Rukun Islam yang lima sangat erat kaitannya dengan akhlak;dua kalimat
syahadt,shalat,zakat,shaum dan hajji tidak dapat dipisahkan dari prinsip-prinsip dan
nilai-nilai akhlak.Setiap rukun dari rukun islam yang lima harus berdampak positif pada
perubahan prilaku dan gaya hidup seorang muslim.
Dan ibadah yang disyariatkan Islam adalah sebagai pilar-pilar keimanan bukan sekedar
ritual semu yang menghubungkan antara manusia dengan alam gaib yang misterius.
Memberinya dengan berbagai amal serba samar dan gerak-gerik tanpa makna. Tidak,
sekali lagi tidak,berbagai kewajiban yang dibebankan Islam kepada setiap muslim
merupakan latihan yang berulang-ulang agar terbiasa dengan akhlak yang benar dan
senantiasa komitmen dengan akhlak tersebut apun kondisi yang dialaminya.
Ia tak ubahnya seperti senam yang sangat diminati orang. Dengan melakukannya secara
kontinu ia berharap agar badannya sehat dan hidupnya sejahtera.
َْجنَّة
ل ا لخَ د
َ اَّلِإ ك
َ ِات َعلَى َذل
َ م م
َّ ث
ُ ه
ُ َّ
ل ال اَّلِإ ه
َ ل
َ ِإ اَل ال
َ َق ٍ ما ِمن َعب
د
َ َ َ ْ ْ َ
"Tidak ada seoang hamba yang mengucapkan laa ilaaha illallah kemudian mati
dengankomitmenpadanya melainkan ia masuk surga"(HR.Bukhari)
َْجنَّة ٍّ َو َم ْن لَِقي اللَّهَ َع َّز َو َج َّل بِ ِه َما غَْي َر َش
َ اك َد َخ َل ال َ
"Barang siapa yang menghadap Allah dengan dua kalimat syahadat tanpa
meragukannya sedikitpun maka ia masuk surga"(HR.Ahmad)
Dari dua hadits di atas sangat jelas bahwa mengucapkan dua kalimat syahadat bukan
hanya sekedar ucapan lisan akan tetapi disertai dengan keyakinan,kejujuran hati dan
komitmen untuk menjalankan tuntutannya dengan benar dan ikhlas.
Allah berfirman,
Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji
dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Menjauhkan diri dari keburukan dan mensucikan diri dari semua perkataan serta amal
buruk adalah hakikat shalat. Nabi meriwayatkan dari Rabbnya,
ًت ُمصراْ َوَلمْ َيِب، سَتِطْل َعَلى خَْلِقي ْ َ َولَْم ي، اضَع ِبهَا لَِعَظَمِتي
َ الصالةَ ِمَّمْن تََو
َّ ُِإنََّما َأتََقَّبل
َ َوَرِحم، ِسكِْيَن َوابَْن السَِّبْيلِ َواألَْرَمَلةْ َوَرحَِم الِْم، ار ِفي ذِْكِري َ َالنه
َّ صَيِتي َوَقَطَع
ِ َْعَلى َمع
َصاب
َ الم
ُ
"Sesungguhnya Aku menerima shalatnya seseorang yang tawadhu' karena keagungan-
Ku, tidak sombong terhadap makhluk-Ku, tidak terus-menerus melakukan maksiat
terhadap-Ku, menghabiskan siangnya untuk berzikir kepada-Ku, menyayangi orang
miskin, ibnu sabil, dan janda, serta menyantuni orang yang terkena musibah." (Al-
Bazzar).
Oleh sebab itu Nabi memperluas pemahaman sedekah agar seorang muslim beusaha
untuk melakukannya,
َوإِْرَشادَُك، صدََقٌة
َ ِف َوَنهُْيكَ َعنِ ْالُمْنَكر
ِ َوَأمُْرَك بِْالَمْعرُْو، ٌصَدَقة
َ ك
َ ك ِفي َوْجهِ َأخِْي
َ سُم
ُّ َتَب
َالطرِْيقِ َلك
َّ ِك األَذَى َوالشَّْوَك َوالَْعْظمَ َعنَ اطُت
َ َ َوِإم، ٌصَدَقة
َ كَ َالِل لَ الض
َّ ض ِ الرَُّجلَ ِفي َأْر
َ الر ِد ْ"يِء الَْب
صِر َّ ِلرُجل
َّ ِصُرَك ل
َ َ َوب، صدََقٌة
َ َاغكَ ِمنْ َدلِْوَك ِفي َدلِْو أَِخْيكَ َلك
ُ َوإِْفَر، صدََقٌة
َ
صدََقٌة
َ ََلك
"Senyum untuk saudaramu adalah sedekah, kamu memerintahkan yang ma'ruf dan
mencegah yang mungkar adalah sedekah. Kamu membimbing seseorang di tempat
tersesatnya adalah sedekah, serta kamu menujukkan jalan bagi orang yang lemah
penglihatannya adalah sedekah. Kamu menyingkirkan duri, tulang dari jalan adalah
sedekah. Mengosongkan embermu dengan mengisi ember saudaramu adalah sedekah.
Menuntun orang buta adalah sedekah " .......(Bukhari)
Ajaran semacam ini bagi masyarakah gurun pasir yang selama berabad-abad berada
dalam permusuhan dan pertikaian mengisyaratkan tujuan yang dipaparkan oleh Islam,
yang membimbing masyarakat Arab jahiliyah yang gelap gulita itu.
ع َطَعامَُه َوشََرابَُه
َ َهلل َحاجَةٌ ِفي أَْن َيد
ِ س َ َوالَْعَمِل بِِه َفَلْي، ع َقْوَل الزُّْوِر
ْ ََمْنَلْم َيد
"Barangsiapa tidak meninggalkan persaksian palsu dan tidak meninggalkan perbuatan
(karena persaksian palsu itu) maka Allah tidak punya kepentiangan apapun ketika ia
meninggalkan makanan dan minumannya." (Bukhari).
"(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan
niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik
dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan
berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-
baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal."
(Al-Baqarah: 197).
Inilah paparan ringkas tentang sebagian ibadah populer dalam Islam dan dikenal sebagai
rukun-rukun utamanya. Jelaslah kiranya sejauh mana kuatnya hubungan antara agama
dengan akhlak.
Ibadah yang berbeda inti dan tampilannya. Namun ia bertemu pada tataran tujuan
sebagaimana yang digambarkan Rasulullah saw melalui sabdanya,
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempuranakan akhlak mulia."
Shalat, puasa, zakat, haji dan ibadah ketaatan lainnya yang ada pada ajaran Islam
merupakan tangga menuju kesempurnaan ideal dan sarana mensucikan jiwa untuk
memelihara dan meninggikan kualitas hidup. Perilaku yang mulia dan berkaitan erat
dengan ibadah itu atau muncul akibat itu akan membuat seseorang memiliki tempat
tertinggi dalam agama Allah.
Jika seseorang tidak mendapatkan apapun untk mensucikan hatinya, membersihkan
otaknya serta mengeratkan hubungannnya dengan Allah dan dengan manusia maka
orang itu gagal. Allah berfirman,
"Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, Maka
Sesungguhnya baginya neraka jahannam. ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula)
hidup. Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi
sungguh-sungguh Telah beramal saleh, Maka mereka Itulah orang-orang yang
memperoleh tempat-tempat yang Tinggi (mulia), (yaitu) syurga 'Adn yang mengalir
sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. dan itu adalah balasan bagi
orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan)." (Thaha: 74-76)
Iman adalah kekuatan yang memelihara seseorang dari dunia dan mendorongnya
mencapai kemuliaan. Oleh karena itu ketika Allah menyeru hamba-Nya menuju
kebaikan atau mewanti-wantinya melakukan kejahatan. Allah menjadikannya sebagai
konsekuensi keimanan yang kokoh tertancap di dalam hati mereka. Betapa sering Allah
mengucapkan hal ini di dalam kitab-Nya,
"Hai orang-orang beriman..."
Setelah itu Allah menyebutkan tugas yang dibebankan kepada mereka,
"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar." (At-Taubah: 119). Misalnya.
Pemandu risalah menjelaskan bahwa keimanan yang kuat akan melahirkan akhlak yang
kuat pula. Dan kemerosotan akhlak disebabkan oleh lemahnya keimanan atau kehilangan
keimanan. Tergantung bobot kejahatan yang ada.
Anda juga mendapati ketika Rasulullah mengajarkan para pengikutnya agar berpaling
dari kesia-siaan dan menjauhi kasak-kusuk. Beliau bersabda,
صُمْت
ْ اهلل َوالَْيْوِم اآلخِ"رِ َفْلَيُقلْ َخْيراً َأْو لَِي
ِ ان ُيْؤِمنُ ِب
َ َمْنَك
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berkata yang baik atau
diam." (Bukhari).
Demikianlah kemuliaan ditanam dan dikokohkan hingga muncul buahnya. Itu semua
bersumber dari kejujuran dan kesempurnaan iman.
Hanya saja sebagian orang yang mengaku sebagai muslim menggampangkan ibadah
wajib. Di hadapan msyarakat Islam mereka menampakkan seolah-olah sangat peduli
untuk melaksanakan ibadah itu. Dan pada saat yang sama mereka melakukan perbuatan
yang bertentangan dengan akhlak mulia dan keimanan yang sesungguhnya.
Sebab meniru bentuk-bentuk ibadah dapat dilakukan siapa saja yang tidak mampu
menangkap ruhnya atau tidak bisa naik sesuai dengan tingkatannya.
Bisa jadi seorang anak kecil dapt meniru gerakan shalat dan melafalkan doa-doanya.
Bisa jadi seorang artis dapat memerankan ketawadhu'an dan memeragakan ibadah paling
penting.
Namun, semuanya tidak ada gunanya dan tidak menunjukkan kebenaran keyakinan dan
kebersihan motivasi.
Ukuran kemuliaan dan dan kebersihan perilaku harus menggunakan parameter yang
tidak pernah salah, yakni akhlak yang luhur.
Dalam hal ini terdapat hadits dari Nabi bahwa seseorang berkata kepada beliau,
إن فالنة تذكر من كثرة صالتها وصيامها وصدقتها غير أنها. يا رسول اهلل
يا رسول اهلل فالنة: " هي في النار " ثم قال: تؤذي جيرانها بلسانها فقال
وأنها تتصدق " باألثوار من األقط " ـ بالقطع، تذكر من قلة صالتها وصيامها
" هي في الجنة: قال. من الجبن ـ وال تؤذي جيرانها
"Ya Rasulullah, si Fulanah itu diceritakan banyak shalatnya, puasanya, dan sedekahnya.
Hanya saja ia sering menyakiti tetangganya dengan lisannya." Rasulullah menjawab,
"Wanita itu ada di neraka." Lalu orang itu berkata lagi, "Ya Rasulullah, si Fulanah itu
sedikit shalatnya, puasanya, dan sedekahnya. Ia hanya bersedekah dengan sepotong keju
saja namun tidak menyakiti tetangganya. Rasulullah menjawab, "Wanita itu berada di
surga."
Jawab beliau menunjukkan nilai akhlak yang luhur. Juga ditegaskan bahwa sedekah
adalah ibadah sosial yang manfaatnya merembet kepada orang lain. Oleh karena itu sisi
kuantitasnya berbeda dengan ibadah shalat dan puasa, yang secara lahir merupakan
ibadah pribadi.
Rasul Islam tidak cukup hanya dengan menjawab pertanyaan. Beliau perlu menjelaskan
hubungan antara akhlak dan keimanan yang sesungguhnya dan ibadah yang benar lalu
menjadikannya sebagai asas kebaikan dunia dan akhirat.
Permasalahan akhlak lebih penting dari itu semua. Perlu bimbingan yang berkelanjutan
dan nasihat yang berkesinambungan agar tertanam kokoh di dalam hati dan pikiran.
Bahwa iman, kebaikan, dan akhlak adalah komponen yang inetral dan saling terkait.
Tidak ada orang yang dapat memisah-misahkannya.
Pada suatu hari beliau pernah bertanya kepada para sahabat,
ْس ِمن
ُ المُفِْل:َ َفَقال،اع
َ س ِفْيَنا َمنْ َال دِْرَهمَ َلهُ َوَال مََت
ُ المُْفِل:س َقُالْوا
ُ َ"أتَْدُرْوَن مَِن الُْمفِْل
َوَأَكل،ف هََذا
َ َوَقَذ، َوَيأِْتي َوَقْد شََتَم هََذا،ام
ٍ صَي
ِ الٍة َوَزَكٍاة َو
َص َ امةِ ِب
َ أُمََّتي مَْن يَْأتَِي يَْوَم ْالقَِي
َفإِْن،سَناتِِه
َ َوهََذا ِمنْ َح،سَناتِِه
َ َفُيعِْطى هََذا ِمنْ َح،ضَربَ َهذَا
َ َو،ك دََم هََذا
َ َ َوَسف،َمالَ هََذا
ِ َّح ِفي الن
ار َ ِ ُثمَّ ُطر،ِت َعَلْيه
ْ َ َأخََذ مِْن خََطَاياهُمْ َفُطِرح،ِضيَ َما َعَلْيه
ِ سَناتُُه َقْبلَ َأْن يَْق
َ ت َح
ْ َفِنَي
"Tahukah kalian siapa orang bangkrut itu?" Mereka menjawab, "Orang bangkrut
menurut kami adalah yang tidak punya dirham dan harta benda." Beliau bersabda,
"Orang bangkrut di kalangan ummatku adalah sseorang yang datang pada hari Kiamat
nanti dengan shalat, zakat, dan puasanya. Ia datang pada hari itu dan sebelumnya
pernah mencaci si ini, menuduh si ini, memakan harta si ini, menumpahkan darah si ini,
dan memukul ini. Maka yang ini diberi dari kebaikannya (ibadahnya) dan itu dari
kebaikannya (ibadahnya). Jika kebaikannya sudah habis sebelum melunasi
tanggungannya diambillah dari kesalahan mereka dan dilemparkan kepadanya. Lalu
orang itu dilemparkan ke dalam neraka." (Muslim)
Itulah orang bangkrut. Seperti seorang pedagang yang memiliki dagangan di tokonya
senilai seribu. Sementara ia punya hutang senilai dua ribu. Bagaimana mungkin orang
malang ini menjadi kaya?
Seorang taat beragama yang melakukan banyak ibadah lalu setelah itu banyak
melakukan dosa. Wajahnya muram. Dekat dengan permusuhan. Bagaimana mungkin ia
menjadi seorang yang bertakwa?
Diriwayatkan bahwa untuk permaslahan ini Nabi membuat perumpaan yang dekat.
Beliau bersabda,
، وال ُخلق السوء، " الخلق الحسن يذيب الخطايا كما يذيب الماء الجليد: قال
يفسد العمل كما يفسد الخل العسل
"Akhlak yang baik melarutkan kesalahan sebagaimana air melarutkan tanah keras.
Akhlak buruk itu merusak amal sebagaimana cuka merusak madu." (Al-Baihaqi).
Jika keburukan berkembang dalam diri, bahayanya menyebar, dan risikonya mengganas.
Seseorang bisa terlepas dari agamanya sebagaimana orang telanjang terlepas dari
pakaiannya. Lalu anggapan sebagai orang beriman menjadi palsu. Lalu adakah nilai
agama tanpa akhlak? Apa pula pengertian kerusakan walaupun ada afiliasi kepada
Allah?
Untuk mengukuhkan prinsip-prinsip yang tegas tersebut, hubungan antara keimanan dan
akhlak yang kuat. Nabi bersabda,
وإ ن صام وصلى وحج، " ثالث من كن فيه فهو منافق: يقول النبي الكريم
وإ ذا اؤتمن، وإ ذا وعد أخلف، إذا حدث كذب: وقال إني مسلم، واعتمر
خان
"Ada tiga hal yang jika berada pada seseorang ia menjadi munafik. Kendatipun ia
puasa, shalat, haji, umrah, dan mengatakan dirinya muslim: jika berbicara ia berdusta,
jika berjanji ia ingkar, dan jika diberi amanah ia khianat." (Muslim).
وإ ذا وعد، إذا حدث كذب، " آية المنافق ثالث: وقال في رواية أخرى
.! " وإ ن صلَّى وصام وزعم أنه مسلم، وإ ذا عاهد غدر، أخلف
"Tanda munafik ada tiga: Jika berbicara ia berdusta, jika berjanji ia ingkar, dan jika
diberi amanah ia khianat."
الصدق واإلخالص-االقراربالشهادتين
_ إقامة الصالة _ اجتناب الفواحش والمنكرات
تزكية النفس من البخل وتنمية روح التضامن-_ أداء الزكاة أركان اإلسالم
Rukun Islam;
6. Mengucapkan dua kalimat syahadat,menuntut kejujuran dan keikhlasan
7. menegakan shalat, berdampak pada mencegah kejahatan dan kemunkaran
8. mengeluarkan zakat,dapat menghilangkan penyakit pelit dan
mengembangkan semangat solidaritas
9. puasa di bulan Ramadhan ,dapat mengendalikan diri
syahawat(kecenderungan negative)
10. menunaikan haji ketanah suci,membentuk sikap totalitas kepada Allah