Anda di halaman 1dari 22

ETIKA EKONOMI ISLAM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Tafsir Ekonomi

Dosen Pengampu:
Dr. Jamaludin Achmad Kholik, Lc. MA.

Disusun Oleh:
Kelompok 6
1. Yuni Nur Aini (21401004)
2. Nandita Eka Saputri (21401019)
3. Amira Khatijah (21401028)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa meyelesaikan penyusunan makalah Tafsir Ekonomi ini,
dengan judul Etika Ekonomi Islam. Makalah ini membahas mengenai makna
global, asbabun nuzul, keterkaitan ayat dan pelajaran penting dari Surah Al-Isra’
ayat 26, 29, dan 34 serta Surah Al-Taubah ayat 35 terhadap etika ekonomi islam..
Makalah ini juga kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan
oleh dosen pengampu Bapak Dr. Jamaludin Achmad Kholik, Lc. MA. mata kuliah
Tafsir Ekonomi pada Semester 3 Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri Kediri.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon agar pembaca berkenan
memberi kritik dan saran agar kami dapat memperbaiki dan menyusun makalah
ini lebih baik lagi kedepannya. Kami juga mengucapkan terima kasih sebanyak-
banyaknya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah Tafsir Ekonomi yang membahas mengenai materi “Etika
Ekonomi Islam” ini bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Kediri, 8 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3
A. Latar Belakang ......................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Tujuan Masalah ........................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 5
A. Surah Al-Isra’ ayat 26 .............................................................................. 5
B. Surah Al-Isra’ ayat 29 .............................................................................. 7
C. Surah Al-Isra’ ayat 34 ............................................................................ 11
E. Surah At-Taubah ayat 35 ....................................................................... 15
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 19
A. Kesimpulan ............................................................................................ 19
B. Kritik dan Saran ..................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam mengkaji persoalan etika ekonomi Islam tidak terlepas dari
al-Qur'an dan Hadits. Istilah "etika" sering digunakan bergantian dengan
"moral" untuk maksud yang sama. Ini bisa dipahami, karena sebenarnya,
keduanya berasal dari dua kata yang sama. Etika berasal dari kata "ethos",
sebuah kata Yunani, sedangkan moral berasal dari kata "moralis", sebuah
kata latin. Keduanya diartikan kebiasaan atau adat istiadat (custom atau
mores). Tapi kemudian etika atau "ethics" berkembang menjadi sebuah
bidang kajian filsafat atau ilmu pengetahuan tentang moralitas yang
menunjuk kepada perilaku manusia sendiri. Dengan demikian, etika adalah
suatu penyelidikan atau pengkajian secara sistematis tentang perilaku.
Ada tiga penafsiran istilah 'ekonomi Islam'. Pertama, ekonomi Islam
adalah ilmu ekonomi berdasarkan nilai atau ajaran Islam. Kedua, ekonomi
Islam adalah sistem ekonomi Islam. yaitu pengaturan kegiatan ekonomi
dalam suatu masyarakat atau ngara berdasar metode tertentu. Ketiga,
sebagai perekonomian dunia Islam muncul dari sifat pragmatis sebagaimana
dilakukan oleh Negara Islam (OKI) yang mengembangkan teori ekonomi
Islam sekaligus mengambil prakarsa memajukan masyarakat yang beragama
Islam, baik mayoritas ataupun minoritas di Negara masing-masing.
Dengan demikian etika ekonomi Islam merupakan suatu usaha
pengkajian secara sistematis tentang perilaku, tindakan apa yang dianggap
benar atau baik dalam ekonomi sesuai tuntunan baik al-Qur'an maupun
Hadist. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai beberapa ayat Al-Qur’an
yang berkaitan dengan etika ekonomi islam, diantaranya Surah Al-Isra’ ayat
26, 29, dan 34 serta Surah Al-Taubah ayat 35. Surah-surah tersebut berisi
tentang perintah untuk saling berbagi sesama muslim, mampu mengelola
dan memanfaatkan harta dengan baiklarangan untuk bersikap kikir dan
boros, mengasihi dan menjaga harta anak yatim, dan lainnya.

3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana makna global Surah Al-Isra’ ayat 26, 29, dan 34 serta Surah
Al-Taubah ayat 35?
2. Bagaimana asbabun nuzul Surah Al-Isra’ ayat 26, 29, dan 34 serta Surah
Al-Taubah ayat 35?
3. Bagaimana keterkaitan Surah Al-Isra’ ayat 26, 29, dan 34 serta Surah Al-
Taubah ayat 35 dengan etika ekonomi islam?
4. Apa pelajaran penting yang bisa diambil dari Surah Al-Isra’ ayat 26, 29,
dan 34 serta Surah Al-Taubah ayat 35?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui makna global Surah Al-Isra’ ayat 26, 29, dan 34 serta
Surah Al-Taubah ayat 35.
2. Untuk mengetahui asbabun nuzul Surah Al-Isra’ ayat 26, 29, dan 34 serta
Surah Al-Taubah ayat 35.
3. Untuk mengetahui keterkaitan Surah Al-Isra’ ayat 26, 29, dan 34 serta
Surah Al-Taubah ayat 35 dengan etika ekonomi islam.
4. Untuk mengetahui pelajaran penting yang bisa diambil dari Surah Al-
Isra’ ayat 26, 29, dan 34 serta Surah Al-Taubah ayat 35.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Surah Al-Isra’ ayat 26

‫السبِْي ِل َوَل تُبَ ِذ ْر تَ ْب ِذيْ ًرا‬ ِ ِ ‫وٰا‬


َ ْ ‫ت ذَا الْ ُق ْرٰٰب َح َّقهُ َوال ِْم ْسك‬
َّ ‫ي َوابْ َن‬ َ
Arti Kosa Kata Arti Kosa Kata
dan orang ‫َوٱبْ َن‬ dan berikanlah ِ ‫وء‬
‫ات‬ََ
yang dalam ِ ِ‫ٱلسب‬
‫يل‬ َّ keluarga ‫َذا‬
perjalanan
dan jangan ‫َوَل‬ yang dekat/ ‫ٱلْ ُق ْرَ ٰٰب‬
kerabat
kamu ‫تُبَ ِذ ْر‬ haknya ُ‫َح َّقه‬
memboroskan
boros ‫تَ ْب ِذ ًيرا‬ dan orang-orang ‫ي‬ ِ
َ ‫َوٱل ِْم ْسك‬
miskin

Artinya: “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan


haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” (QS. Al-
Isra': 26) 1
a. Makna global ayat
‫( َو َءات ذَا ْالقُ ْربَى‬Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang
dekat) yakni berilah orang-orang yang dekat denganmu secara nasab. ُ‫َح َّق ۥه‬
(akan haknya) yakni hak disambungnya silaturrahim yang Allah
perintahkan. َ‫( َو ْالمِ ْسكِين‬kepada orang miskin) yakni orang fakir yang tidak
mampu lagi mencari penghidupan. ‫سبِي ِل‬
َّ ‫( َوابْنَ ال‬dan orang yang dalam
perjalanan) Yakni orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan. Yang
dimaksud dengan bersedekah kepada mereka adalah sedekah sunnah atau

1
“Al-Qur'an Surat Al-Isra' Ayat 26”, https://quranhadits.com/quran/17-al-isra/al-isra-ayat-26/
diakses pada tanggal 8 Oktober 2022 pukul 10.30

5
ً ‫( َو ََل تُبَ ِذِّ ْر ت َ ْبذ‬dan janganlah kamu menghambur-
sedekah wajib (zakat). ‫ِيرا‬
hamburkan (hartamu) secara boros) Yakni berlebih-lebihan dalam
membelanjakan harta meski untuk hal yang halal, dan membelanjakan
harta untuk hal yang haram meski hanya sedikit. (Zubdatut Tafsir Min
Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris
tafsir Universitas Islam Madinah)2
b. Asbabun nuzul
Ibnu Kasir, tentang ayat ini, menceritakan sebuah riwayat dari
Ibnu Sa’id, ketika ayat berikut diturunkan:
ِ ‫وٰا‬
,ُ‫ت ذَا الْ ُق ْرٰٰب َح َّقه‬ َ
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,
Maka Rasulullah memanggil Fatimah (putrinya), lalu beliau memberinya
tanah yang diperoleh dari rampasan perang di Fadak.3
c. Kaitan ayat dengan tema
Ayat ini mengajarkan etika untuk saling berbagi kepada orang
lain. Pada awal ayat ini, Allah swt memerintahkan kepada kaum
Muslimin agar memenuhi hak keluarga dekat, orang-orang miskin, dan
orang-orang yang dalam perjalanan. Hak yang harus dipenuhi itu ialah
mempererat tali persaudaraan dan hubungan kasih sayang, mengunjungi
rumahnya dan bersikap sopan santun, serta membantu meringankan
penderitaan yang mereka alami. Sekiranya ada di antara keluarga dekat,
ataupun orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan itu
memerlukan biaya untuk keperluan hidupnya maka hendaklah diberi
bantuan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Orang-orang yang dalam perjalanan yang patut diringankan
penderitaannya ialah orang yang melakukan perjalanan karena tujuan-
tujuan yang dibenarkan oleh agama. Orang yang demikian keadaannya
perlu dibantu dan ditolong agar bisa mencapai tujuannya.

2
“Surat al-Isra Ayat 26” https://tafsirweb.com/37728-surat-al-isra-ayat-26-27.html dikases pada
tanggal 8 Oktober 2022 pukul 10.33
3
Puri Tyas, “BAB 2 Surat Al Isra Ayat 26-27 dan Surat Al Baqarah Ayat 177”, hlm. 34

6
Pada akhir ayat, Allah swt melarang kaum Muslimin bersikap
boros yaitu membelanjakan harta tanpa perhitungan yang cermat
sehingga menjadi mubazir. Larangan ini bertujuan agar kaum Muslimin
mengatur pengeluar-annya dengan perhitungan yang secermat-
cermatnya, agar apa yang dibelanjakan sesuai dengan keperluan dan
pendapatan mereka. Kaum Muslimin juga tidak boleh menginfakkan
harta kepada orang-orang yang tidak berhak menerimanya, atau
memberikan harta melebihi dari yang seharusnya.4
d. Pelajaran penting dari ayat
1. Kepada kaum mulismin untuk memberikan hak yang patut kepada
orang-orang yang sedang membutuhkan nutrisi fisiknya agar
beraktivitas kembali dengan keadaan yang prima untuk mencapai
tujuannya.
2. Menghambur-hamburkan dengan nafsu duniawi akan menimbulkan
perkara yang menjerumuskan kepada jalan kebathilan.
3. Manusia sering kali lupa akan kepunyaannya dalam hubungan materi.
Materi dalam berbagai kebutuhan maupun keinginan yang telah diberi
haruslah disyukuri agar, bisa menjadikan manusia sebagai makhluk
yang mensyukuri atas nikmat Allah Swt berikan.
4. Al-Qur’an melarang tegas untuk tidak mubazirkan hal-hal yang tidak
mendapatkan kemaslahatan dan justru mendatangkan kemudharatan.
Apabila melakukan hal-hal seperti ini sama saja dengan menyatakan
dirinya sebagai golongan dari syaitan-syaitan yang tentunya tempat
singgahnya adalah neraka.5

B. Surah Al-Isra’ ayat 29


ِ ِ
ُ ‫سط َْها ُك َّل الْبَ ْسط فَ تَ ْقعُ َد َملُ ْوًما ََّّْم‬
‫س ْوًرا‬ َ ‫َوَل ََتْ َع ْل يَ َد َك َمغْلُ ْولَةً ا ٰٰل عُنُِق‬
ُ ‫ك َوَل تَ ْب‬
4
“Al-Qur'an Surat Al-Isra' Ayat 26”, https://quranhadits.com/quran/17-al-isra/al-isra-ayat-26/
diakses pada tanggal 8 Oktober 2022 pukul 10.35
5
Bintang Fauzan Izzaturrahim, dkk, “Implikasi Pendidikan Q.S. Al-Isra Ayat 26-27 tentang
Larangan Tabdzir terhadap Upaya Menghindari Perilaku Mubazir”, Pendidikan Agama
IslamUniversitas Islam Bandung, Vol 6, No 2, (Agustus, 2020) hlm. 37

7
Arti Kosa Kata Arti Kosa Kata
dan jangan َ‫َو َل‬ dan jangan َ‫َو َل‬
kamu َ‫س ۡط َها‬ُ ‫تَ ۡب‬ kamu jadikan َ‫ت َ ۡجعَ ۡل‬
mengulurkannya
segala/habis-habis َ‫كُل‬ tanganmu ََ‫يَدَك‬
uluran َ‫ۡٱلبَ ۡسط‬ terbelenggu َ‫َم ۡغلُولَة‬
maka kamu akan َ‫َفت َ ۡقعُ َد‬ kepada َ‫إلَى‬
duduk/menjadi
tercela ٗ ُ‫َمل‬
‫وما‬ lehermu ََ‫عنُقك‬
ُ
penyesalan ُ ‫م ۡح‬
‫سورا‬
Artinya: "Janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu
(kikir) dan jangan (pula) engkau mengulurkannya secara berlebihan sebab
nanti engkau menjadi tercela lagi menyesal." (QS Al-Isra: 29)6
a. Makna global ayat
ِ‫ط َها ُك َّل ْالبَسْط‬
ْ ‫س‬ ُ ‫( َو ََل ت َ ْج َع ْل يَدَكَ َم ْغلُولَةً ِإلَى‬Dan janganlah kamu
ُ ‫عنُقِكَ َو ََل ت َ ْب‬
jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu
mengulurkannya) Yakni keadaan orang yang pelit adalah seperti keadaan
orang yang tangannya terikat di lehernya sehingga tidak dapat
menggerakkannya. ‫ورا‬
ً ‫س‬ُ ‫( فَتَ ْقعُدَ َملُو ًما َّم ْح‬karena itu kamu menjadi tercela dan
menyesal). Akibat sikap berlebih-lebihan yang kamu lakukan, kamu
tidak dapat mencukupi kebutuhan karena kemiskinan. Dalam ayat ini
terdapat bantahan terhadap setiap orang yang berpendapat tentang orang
yang menginfakkan seluruh hartanya tanpa menyisakannya sepeseepun
untuk bekal hari esok. (Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr.
Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam
Madinah)7
b. Asbabun nuzul

6
“Al-Qur'an Surat Al-Isra' Ayat 26”, https://quranhadits.com/quran/17-al-isra/al-isra-ayat-26/
diakses pada tanggal 9 Oktober 2022 pukul 08.00
7
“Surat al-Isra Ayat 26” https://tafsirweb.com/37728-surat-al-isra-ayat-26-27.html dikases pada
tanggal 9 Oktober 2022 pukul 08.12

8
Said bin manshur meriwayatkan dari Sayyar abul Hakam. Dalam
suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat ini turun berkaitan dengan,
datang kiriman kepada Rasulullah pakaian katun, karena beliau seorang
dermawan, pakaian itu dibagi-bagikannya. Setelah Rasulullah membagi-
bagikannya, datanglah serombongan orang yang meminta bagian tapi
ternyata telah habis. Ayat ini turun menegaskan bahwa apa yang
didapatjanganlah dihabiskan seluruhnya.8
c. Kaitan ayat dengan tema
Ayat ini mengajarkan kepada kita etika dalam menggunakan
harta. Kita diperintahkan untuk menjauhi sifat kikir maupun sifat boros.
Istilah “membelenggukan/mengikatkan tangan ke leher” sehingga
seseorang tidak dapat mengulurkan tangannya adalah gambaran dan
sindiran bagi seseorang yang terlampau kikir. Ia tidak hanya kikir kepada
orang lain, tetapi ia juga bahkan kikir kepada diri sendiri, karena rasa
cintanya yang berlebihan kepada harta.
Adapun istilah “terlalu mengulurkan/membentangkan tangan”
sehingga seseorang tidak dapat memegang apa-apa lagi merupakan
gambaran dan sindiran bagi seseorang yang terlampau boros. Ia
membelanjakan seluruh hartanya tanpa perhitungan, serta memberi orang
lain melebihi kemampuan/penghasilan yang ia miliki, sampai-sampai
hartanya tidak tersisa sedikitpun (al-Zuḥailī, Tafsīr al-Munīr). Kedua
sifat ini (kikir dan boros) merupakan sifat tercela. Bahkan di penghujung
ayat disebutkan dampak dari kedua sifat tersebut, yaitu malūman
(tercela) dan maḥsūran (menyesal). Dalam Tafsir Jalalain disebutkan
bahwa kata malūman ditujukan sebagai dampak dari sifat kikir. Orang
kikir menjadi tercela dan tidak disukai orang lain karena sifat kikirnya.
Kata maḥsūran ditujukan sebagai dampak dari sifat boros. Orang
boros akan menyesal karena ia membelanjakan seluruh hartanya tanpa
perhitungan, sehingga ia tidak memiliki apa-apa lagi. Quraish Shihab

8
N. Yunita, “BAB IV KONTRIBUSI TAFSIR AL-AZHAR TERHADAP NILAI-NILAI
PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAH AL-ISRA’ AYAT 22-39”, 2016, hlm. 81

9
dalam Tafsir Al-Mishbah mengatakan bahwa lafal maḥsūr memiliki
padanan kata yang sama dengan lafal ḥasīr, artinya binatang yang sangat
lemah sehingga ia tidak bisa berjalan lagi dan mandek di tempat.
Keadaan ini sama seperti seorang yang boros, ia akan menjadi mandek
dan segala aktifitas produktifnya akan terhenti.9
d. Pelajaran penting dari ayat
1. Allah memberi petunjuk kepada orang-orang beriman untuk berinfak
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan: “Janganlah kamu menahan
tanganmu untuk berinfak di jalan kebaikan dan jangan pula berlebih-
lebihan dalam berinfaq sehingga tidak tersisa sedikitpun harta di
tanganmu, karena itu akan membuatmu terhina di hadapan Allah dan
para makhluk, dan membuatmu menyesal karena telah menghabiskan
harta.
2. Ayat tersebut mengajarkan kita agar jangan kikir dalam menggunakan
harta. Jangan sampai kita menjadi budak oleh harta kita sendiri.
Bahkan karena sifat kikir tersebut, kita menelantarkan orang-orang
yang wajib kita beri nafkah, serta menjadikan kita enggan untuk
menginfakkan harta kita kepada hal-hal yang telah Allah Swt.
wajibkan untuk kita.
3. Ayat tersebut mengajarkan kita agar jangan boros dalam
menggunakan harta. Jangan sampai kita menghambur-hamburkan
harta yang kita miliki, memberi melebihi kemampuan kita,
membelanjakan harta yang telah Allah Swt. berikan kepada kita untuk
sesuatu yang tidak bermanfaat, bahkan sesuatu yang dimurkai oleh
Allah Swt. Kita tidak boleh berlebihan dalam menahan harta sehingga
menyakiti diri sendiri dan orang lain. Kita juga tidak boleh berlebihan
dalam membelanjakan harta di luar kemampuan kita sehingga tidak
tersisa sedikitpun.

9
Rais Nasruddin, Tafsir Surah Al Isra Ayat 29: Etika Menggunakan Harta, https://tafsiralquran.id/
tafsir-surah-al-isra-ayat-29-etika-menggunakan-harta/ diakses pada 10 Desember pukul 10.30

10
4. Terdapat seruan untuk menggunakan harta yang kita miliki secara
wajar. Kita boleh berhemat namun jangan sampai kebutuhan pokok
yang wajib kita penuhi menjadi terbengkalai dan terlantar.
C. Surah Al-Isra’ ayat 34

ُ َ ‫س ُن َحتّٰى يَ ْبلُ َغ ا‬
ۖ ‫شداه‬ َ ‫َو ََل ت َ ْق َربُ ْوا َما َل ْاليَتِي ِْم ا اَِل ِبالاتِ ْي ِه‬
َ ‫ي ا َ ْح‬
‫َوا َ ْوفُ ْوا ِب ْال َع ْه ِد ۖ ا اِن ْال َع ْه َد َكانَ َمسْـُٔ ْو ًَل‬

Arti Kosa Kata Arti Kosa Kata


ia sampai ‫يَ ْب لُ َغ‬ dan َ‫َو َل‬
janganlah

dewasanya ُ‫أَ ُشدَّه‬ kamu mendekati َ‫تَ ْق َربُوا‬

dan penuhilah ‫َوأ َْوفُوا‬ harta َ‫َما َل‬

janji ‫بِٱلْعَ ْه ِد‬ anak yatim َ‫ٱ ْل َيتيم‬

sesungguhnya ‫إِ َّن‬ melainkan ‫إ َل‬

janji ‫ٱل َْع ْه َد‬ dengan (cara) َ‫بٱلتى‬

adalah ‫َكا َن‬ yang َ‫ه َى‬

ditanya ‫ول‬
ً ُ‫َم ْس‬ lebih baik َ ‫أ َ ْح‬
َ‫س ُن‬

sehingga َ‫حَتى‬

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan
cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai dia dewasa, dan penuhilah janji,
karena janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya.” (QS Al-Isra: 29)10
a. Makna global ayat

10
“Al-Qur'an Surat Al-Isra' Ayat 26”, https://quranhadits.com/quran/17-al-isra/al-isra-ayat-26/
diakses pada tanggal 8 Oktober 2022 pukul 10.33

11
• Menurut Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr.
Muhammad Sulaiman Al Asyqar
۟ ‫( َو ََل ت َ ْق َرب‬Dan janganlah kamu
َ ‫ُوا َما َل ْاليَت ِِيم ِإ ََّل ِبا َّلتِى ه‬
َ ‫ِىَ َأ َ ْح‬
‫س ُن‬
mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik
(bermanfaat). Allah melarang untuk mendekati harta anak yatim
sebagai penekanan dalam larangan untuk secara langsung merusak
harta tersebut. Namun harta tersebut harus diurus oleh seorang wali
yang mampu mengurus harta tersebut dengan baik, yaitu dengan
menjaganya dan mengolahnya agar mendapatkan keuntungan, serta
menafkahkannya kepada anak yatim tersebut tanpa berlebih-lebihan.
ُ َ ‫ ( َحتَّى يَ ْبلُ َغ أ‬sampai ia dewasa) Apabila anak yatim itu telah
ُ‫شدَّهۥ‬
dewasa maka hartanya harus dikembalikan kepadanya atau kalian
dibolehkan untuk mengolahnya dengan izinnya.
• Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan
Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil
ً ُ ‫( َوأ َ ْوفُوا بِ ْالعَ ْه ِد ۖ ِإ َّن ْالعَ ْهدَ َكانَ َم ْسئ‬penuhilah janji; sesungguhnya
‫وَل‬
janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya). Siapapun yang
melontarkan satu kalimat yang menunjukkan suatu perjanjian; maka
kalimat itu telah menjadi tanggug jawab baginya untuk
mewujudkannya, hal itu yang telah diwahyukan oleh Allah Swt.
b. Asbabun nuzul
Ketika turun ayat ini para sahabat mencampurkan harta mereka
dengan harta anak yatim mereka mencampuradukkan dengan anak yatim
di dalam makanan mereka atau memakan makanan mereka dan
selainnya. Maka Allah menurunkan firman Nya: Dan jika kamu
mencampuradukkan hartamu dengan harta anak yatim maka mereka itu
adalah saudara kamu, dan Allah Maha Mengetahui perkara yang baik
dari perkara yang buruk. Maka anak yatim itu orang-orang yang lemah
meriwayatkan, Muhammad bin Abdul A’la menceritakan Muhammad
۟ ‫) َو ََل ت َ ْق َرب‬
bin Tsur da Mu’mar dar Qotadah tentang ayat ( ‫ُوا َما َل ْاليَت ِِيم‬

12
Para sahabat itu mencampuradukkan harta mereka dengan harta
anak yatim dan mereka tidak memberi makan sampai turun ayat berikut
۟ ‫)و ََل ت َ ْق َرب‬
(‫س ُن‬ َ ‫ُوا َما َل ْاليَت ِِيم إِ ََّل بِالَّتِى ه‬
َ ‫ِىََأَ ْح‬ َ hal ini sependapat dengan Ibn Jain
menceritakan padaku Yunus mengabarkan pada kaum Ibn Wahab
berkata: Ibn Jain menceritakan kepadaku Yunus mengabarkan pada kamu
Ibn Wahab berkata: Ibn Jain tentang:
‫س ُن ت َأ ْ ِوي ًْل‬
َ ْ‫اس ْال ُم ْست َ ِقي ِِْۗم ذلِكَ َخي ٌْر َّواَح‬ َ ‫َوا َ ْوفُوا ْال َك ْي َل اِذَا ك ِْلت ُ ْم َو ِزنُ ْوا بِ ْال ِق ْس‬
ِ ‫ط‬
ditafsirkan dengan memakan harta mereka dengan baik jika kamu
memakan bersamanya membutuhkan harta tersebut bapakku berkata
yang demikian itu tentang (QS. Al-Isra’: 34) Ditafsirkan dengan sampai
waktu remaja di dalam pikirannya dan mengurusi hartanya dan dapat
berlaku baik terhadap kelakuannya maksudnya penuhilah janji yang
kamu mengadakan perjanjian kepada manusia di dalam kebaikan antara
ahl al-harb dan Islam dan di dalam suatu, antara kamu semua dan jual
beli perserikatan sewa menyewa dan lainnya.11
c. Kaitan ayat dengan tema
Allah memerintahkan dalam ayat ini agar tidak mendekati harta
anak yatim dengan memakan harta mereka secara berlebihan akan tetapi
dekatilah mereka (anak yatim) dengan perbuatan yang bagus dan baik
dan persaudaraan dengan cara membaguskan mereka yang demikian itu,
dengan mengusahakan terhadap harta anak yatim agar dapat bertambah
dan memberikan kebaikan.
Kemudian Allah swt melarang para hamba-Nya mendekati harta
anak yatim, kecuali dengan cara yang baik. Mendekati harta anak yatim
maksudnya ialah mempergunakan harta anak-anak yatim tidak pada
tempatnya atau tidak memberikan perlindungan kepada harta itu,
sehingga habis sia-sia. Allah swt memberikan perlindungan pada harta
anak yatim karena mereka sangat memerlukannya, sedangkan ia belum
dapat mengurusi hartanya, dan belum dapat mencari nafkah sendiri.

11
M. Ikhsan, “Data dan Pembahasan”, 2015, hlm. 79

13
Namun demikian, Allah swt memberikan pengecualian, yaitu
apabila untuk pemeliharaan harta itu diperlukan biaya, atau dengan
maksud untuk mengembangkannya, maka diperbolehkan bagi orang yang
mengurus anak yatim untuk mengambilnya sebagian dengan cara yang
wajar. Oleh sebab itu, diperlukan orang yang bertanggung jawab untuk
mengurus harta anak yatim. Orang yang bertugas melaksanakannya
disebut wasiy (pengampu) dan diperlukan pula badan atau lembaga yang
mengurusi harta anak yatim. Badan atau lembaga tersebut hendaknya
diawasi aktivitasnya oleh pemerintah, agar tidak terjadi penyalahgunaan
atau penyelewengan terhadap harta anak yatim tersebut.
d. Pelajaran penting dari ayat
• Janganlah kalian menggunakan harta anak yang orang tuanya telah
wafat kecuali dengan cara yang baik, seperti mengembangkan harta
tersebut (dengan jalan dagang) atau menjaganya, hingga anak tersebut
dewasa dan mampu mengelola hartanya sendiri.
• Ketika kamu berjanji dengan Allah atau dengan manusia. Penuhilah
janji yang telah kalian buat untuk melaksanakannya. Sesungguhnya
perjanjian itu, Allah akan meminta pertanggung jawaban kepada yang
bersangkutan di hari kiamat.
• Harta tersebut harus diurus oleh seorang wali yang mampu mengurus
harta tersebut dengan baik, yaitu dengan menjaganya dan
mengolahnya agar mendapatkan keuntungan, serta menafkahkannya
kepada anak yatim tersebut tanpa berlebih-lebihan.
• Janganlah kalian mendekati harta anak yatim dengan memberikan
kerugian dan kerusakan, melainkan dengan cara yang bagus dengan
menjaga, memelihara dan memberi infak kepada anak yatim tersebut
secara terus menerus.

14
E. Surah At-Taubah ayat 35

ُ َ‫َّم فَ تُ ْك ٰوى ِِبَا ِجب‬


‫اه ُه ْم َو ُجنُ ْو ُِبُ ْم َوظُ ُه ْوُرُه ْم ۗ ٰه َذا َما‬ َ ‫يَّ ْو َم ُُْي ٰمى َعلَْي َها ِ ِْف ََن ِر َج َهن‬
‫َكنَ ْزُُْت ِلَنْ ُف ِس ُك ْم فَ ُذ ْوقُ ْوا َما ُك ْن تُ ْم تَ ْكنِ ُزْو َن‬
Arti Kosa Kata Arti Kosa Kata
dan punggung ُ ‫َو‬
َ‫ظ ُهو ُرهُ ْم‬ pada hari َ‫يَ ْو َم‬
mereka
‫َما‬ ‫َهذَا‬ dipanaskan َ‫يُ ْح َمى‬
kamu simpan َ‫َكنَ ْزت ُ ْم‬ atasnya َ‫علَ ْي َها‬
َ
untuk dirimu ‫ِلَنفُس ُك َْم‬ didalam َ‫فى‬

maka rasakanlah َ‫َفذُوقُوا‬ neraka َ‫نَار‬


apa ‫َما‬ jahanam َ‫َجهَن َم‬

kalian adalah َ‫كُنت ُ ْم‬ maka/lalu َ‫َفتُك َْوى‬


dibakarlah
kamu simpan ََ‫تَكْنزُون‬ dengannya َ‫ب َها‬
dahi mereka َ‫جبَاهُ ُه ْم‬
dan lambung َ‫َو ُجنُوبُ ُه ْم‬
mereka
Artinya: “Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam,
lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu
dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk
dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu
simpan itu". (QS. At-Taubah: 35)12
a. Makna global ayat
• Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad
Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

12
“Al-Qur'an Surat At-Taubah Ayat 35”, https://quranhadits.com/quran/9-at-taubah/at-taubah-
ayat-35/ diakses pada tanggal 10 Oktober 2022 pukul 09.15

15
ِ ‫علَ ْي َها فِى ن‬
‫َار َج َهنَّ َم‬ َ ‫( يَ ْو َم يُ ْح َمى‬pada hari dipanaskan emas perak itu
dalam neraka jahannam) yakni neraka dinyalakan dengan hal tersebut,
dan ia memiliki panas yang tinggi. Mereka disiksa dengan siksaan
yang sesuai dengan kemaksiatan mereka, yaitu dengan disetrika
menggunakan harta mereka yang dipanaskan dengan panas yang
paling tinggi. ‫( هذَا َما َكن َْزت ُ ْم ِِلَنفُ ِس ُك ْم‬Inilah harta bendamu yang kamu
simpan untuk dirimu sendiri). Yakni akan dikatakan kepada mereka:
“inilah harta yang kalian simpan untuk kalian ambil manfaatnya, dan
inilah manfaatnya!”. Ini dikatakan sebagai bentuk olokan dan hinaan
۟ ُ‫( فَذُوق‬maka rasakanlah sekarang (akibat
bagi mereka. َ‫وا َما ُكنت ُ ْم ت َ ْكن ُِزون‬
dari) apa yang kamu simpan itu). Yakni rasakanlah akibatnya.
Ibnu Umar menanggapi ayat ini dengan mengatakan:
“sesungguhnya hal ini berlaku sebelum disyariatkan zakat, setelah
disyariatkan zakat Allah menjadikannya sebagai penyuci harta”.
Kemudian ia melanjutkan “aku tidak peduli (berapa banyak hartaku)
seandainya aku memiliki emas sebesar gunung Uhud maka aku telah
mengetahui jumlahnya sehingga aku bisa mengeluarkan zakat darinya
kemudian aku memakai sisanya untuk ketaatan kepada Allah.
• Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan
Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor
fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Bagaimana mungkin seseorang menahan zakat dari hartanya
sedangkan dia membaca firman Allah : { ‫َار َج َهنَّ َم فَت ُ ْك َوى‬
ِ ‫علَ ْي َها فِي ن‬
َ ‫يَ ْو َم يُ ْح َمى‬
‫ورهُ ْم‬ ُ ‫" } بِ َها ِجبَاهُ ُه ْم َو ُجنُوبُ ُه ْم َو‬Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam
ُ ‫ظ ُه‬
neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan
punggung mereka" tidakkah mereka takut akan siksa dari Allah?13
b. Asbabun nuzul

13
Tafsir Juz ‘Amma karya Syaikh Prof. Dr. Shalih Fauzan al-Fauzan , https://tafsirweb.com/3051-
surat-at-taubah-ayat-35.html

16
Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang mengumpulkan
harta dan menyimpannya tanpa sebagian diinfakkan di jalan Allah
(dibayarkan zakat), mereka akan dimasukkan ke dalam neraka. Semua
harta itu akan dipanaskan dengan api lalu disetrikakan pada dahi
pemiliknya begitu pula lambung dan punggungnya, lalu diucapkan
kepadanya, “Inilah harta bendamu yang kamu simpan dahulu.”
Sehubungan dengan ini ada hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah:

‫ص َفائِ َح ِم ْن ََن ٍر‬ ِ ِ ِِ ِ ِ


َ ‫َما م ْن َر ُج ٍل لَ يُ َؤد ْي َزَكاةَ َماله إِلَّ َج َع َل لَهُ يَ ْو َم الْقيَ َامة‬

)‫فَ يُ ْك َوى ِِبَا َج ْن بُهُ َو َج ْب َهتُهُ َوظَ ْه ُرهُ (رواه مسلم عن أيب هريرة‬
“Tidak ada seseorang yang tidak menunaikan zakat hartanya melainkan
hartanya itu pada hari Kiamat akan dijadikan kepingan-kepingan api lalu
disetrikakan pada lambung, dahi, dan punggungnya.” (Riwayat Muslim
dari Abu Hurairah)
Demikianlah nasib orang-orang Yahudi dan Nasrani yang
mengumpulkan harta dan menumpuknya serta mempergunakan sebagian
harta itu untuk menghalangi dari jalan Allah.Demikian pula nasib
seorang muslim yang tidak menunaikan zakat hartanya. Harta itu
sendirilah yang akan dijadikan alat penyiksanya. Bagaimana caranya
apakah harta yang mereka peroleh di dunia itu dijadikan kepingan-
kepingan api atau sebagai gambaran saja. Allah Yang Maha Mengetahui,
karena hal itu termasuk urusan gaib yang tidak diketahui kecuali oleh
Allah saja.
c. Kaitan ayat dengan tema
Ayat ini menjelaskan azab yang diancamkan kepada para
pemimpin Ahli Kitab dan siapa saja yang kikir sebagaimana mereka.
Ingatlah, pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka
Jahanam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung dan punggung mereka,
yakni orang-orang kaya yang tidak dermawan, seraya dikatakan kepada
mereka, “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri.

17
Dengan harta itu, bukan saja kamu tidak menunaikan zakatnya, namun
juga tidak kamu manfaatkan untuk membantu mereka yang
membutuhkan, maka rasakanlah akibat dari apa yang kamu simpan itu.”
Ancaman ini berlaku umum, yaitu ditujukan kepada siapa saja yang
dikaruniai harta banyak namun kikir. Islam memang membolehkan
umatnya untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, tetapi pada
saat yang sama ia juga harus bersifat dermawan.
d. Pelajaran penting dari ayat
• Jika seseorang tidak menunaikan zakat hartanya maka, hartanya itu
pada hari Kiamat akan dijadikan kepingan-kepingan api lalu
disetrikakan pada lambung, dahi, dan punggungnya
• Janganlah kalian menyimpan harta kalian tanpa disedekahkan karena
itu sama saja seperti alat penyiksaan untuk masuk kedalam neraka.
• Sering seringlah kalian bersedekah kepada allah swt agar terhindar
dari siksaan dari Allah SWT.
• Pergunakanlah harta kalian demgan sebaik baiknya dan tidak keluar
dari ajaran allah swt agar hidup kalian didunia maupun di akhirat
aman dan terhindar dari musibah maupun siksaan apapun.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika ekonomi Islam merupakan suatu usaha pengkajian secara
sistematis tentang perilaku, tindakan apa yang dianggap benar atau baik
dalam ekonomi sesuai tuntunan baik al-Qur'an maupun Hadist. Beberapa
ayat Al-Qur’an berkaitan dengan etika ekonomi islam, diantaranya Surah
Al-Isra’ ayat 26, 29, dan 34 serta Surah Al-Taubah ayat 35.
Surah Al-Isra’ ayat 26 berkaitan ilmu ekonomi, agar kita jangan
terlalu mengkonsumsi yang berlebihan yang tujuannya untuk kita sendiri.
Sebaiknya kita mengkonsumsi sebagian harta kita untuk orang lain, dalam
arti kita menafkahkan harta kita untuk tujuan sosial, dan sebaiknya kita juga
tidak mengkonsumsi harta kita untuk sesuatu perbuatan yang bersifat buruk.
Surah Al-Isra’ ayat 29 mengandung anjuran berperilaku hemat, yaitu jangan
terlalu boros dan jangan terlalu pelit dalam kegiatan konsumsi kita. Karena
sebagian harta kita milik orang lain, serta kewajiban kita sebagai makhluk
sosial sebaiknya kita wajib tolong menolong.
Surah Al-Isra’ ayat 34 bahwa dalam menggunakan harta anak yatim,
sebaiknya tidak mengkonsumsi harta tersebut untuk kepentingan kita tetapi
kita sebaiknya menggunakannya untuk membesarkan anak yatim tersebut.
Selain itu, kandungan lainnya dalam kaitannya dengan ilmu ekonomi, kita
sebaiknya dalam melakukan akad (berjanji), kita melaksanakan pekerjaan
sesuai akad. Dan baiknya dalam berbisnis kita tidak mengingkari setiap janji
kita. Surah Al-Taubah ayat 35 mengajarkan sebaiknya jangan terlalu pelit
atau bakhil untuk menyedekahkan harta kita untuk orang lain, serta terlalu
membanggakan harta kita karena kita nanti akan di azab di neraka, yaitu
malaikat yang bertugas akan menggosok dahi kita dengan harta yang selalu
dibanggakan oleh kita sendiri.

19
B. Kritik dan Saran
Dalam penulisan makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca
dalam memahami materi-matera yang telah kami jelaskan di atas terutama
tentang materi Etika Ekonomi Islam. Dengan berbagai keterbatasan sumber
dan bahan yang dikumpulkan, sehingga tidak menutup kemungkinan adanya
kekurangan. Tidak hanya itu, melainkan juga dalam hal tata bahasa,
penyusunan maupun kata sambung yang kurang tepat. Kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah kami ini sangat kami harapkan
dan akan kami terima dengan sebaik mungkin. Kami harap agar dosen
ataupun teman-teman mahasiswa dapat memberikan kritik dan saran
terhadap makalah kami ini..

20
DAFTAR PUSTAKA

“Al-Qur'an Surat Al-Isra' Ayat 26”, https://quranhadits.com/quran/17-al-isra/al-


isra-ayat-26/
“Surat al-Isra Ayat 26” https://tafsirweb.com/37728-surat-al-isra-ayat-26-
27.html
Puri Tyas, “BAB 2 Surat Al Isra Ayat 26-27 dan Surat Al Baqarah Ayat 177"
Bintang Fauzan Izzaturrahim, dkk, “Implikasi Pendidikan Q.S. Al-Isra Ayat 26-
27 tentang Larangan Tabdzir terhadap Upaya Menghindari Perilaku
Mubazir”, Pendidikan Agama IslamUniversitas Islam Bandung, Vol 6,
No 2, (Agustus, 2020)
N. Yunita, “BAB IV KONTRIBUSI TAFSIR AL-AZHAR TERHADAP
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAH AL-ISRA’
AYAT 22-39”, 2016, hlm. 81
Rais Nasruddin, Tafsir Surah Al Isra Ayat 29: Etika Menggunakan Harta,
https://tafsiralquran.id/ tafsir-surah-al-isra-ayat-29-etika-menggunakan-
harta/
M. Ikhsan, “Data dan Pembahasan”, 2015
“Al-Qur'an Surat At-Taubah Ayat 35”, https://quranhadits.com/quran/9-at-
taubah/at-taubah-ayat-35/
Tafsir Juz ‘Amma karya Syaikh Prof. Dr. Shalih Fauzan al-Fauzan ,
https://tafsirweb.com/3051-surat-at-taubah-ayat-35.html

21

Anda mungkin juga menyukai