AMAR MA’RUF
Disusun Oleh:
Kelompok 1
AULIA SUCI RAHMADANI (208200049) PELA WULANDARI (208200065)
Alhamdulillahi Rabbil’Alamin, Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam Atas
segala karunia dan nikmat-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan
sebaikbainya. Makalah yang berjudul “amar ma’ruf” disusun dalam rangka memenuhi salah
satu tugas terstruktur mata pemikiran islam dan filsafat Ilmu yang diampu oleh Bapak Drs, H.
Marzuki Arsyad Ash, Mh
Makalah ini berisi tentang menerapkan amar ma’ruf di kehidupan. Dalam penyusunan
makalah ini bersumber pada buku-buku maupun media-media lainnya.
Meski telah disusun secara maksimal, namun saya sebagai manusia biasa menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu saya mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sekian.
Demikianlah apa yang bisa saya sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Amar ma’ruf adalah dalam bahasa Arab yang dimaksud sebuah perintah untuk
mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik. Frasa ini dalam syariat Islam hukumnya
adalah wajib.1Adapun dalam al-Quran Allah SWT telah memuji dan memberikan predikat
kepada orang orang yag menegakkan amar ma’ruf.
ع ِّن ْال ُم ْنك َِّر ۗ َوا ُ ولٰٓئِّكَ ُه ُم ِّ ع ْونَ اِّلَى ْال َخي ِّْر َو َيأ ْ ُم ُر ْونَ ِّبا ْل َم ْع ُر ْو
َ َف َو َي ْن َه ْون ُ َو ْلتَ ُك ْن ِّم ْن ُك ْم ا ُ َّمةٌ يَّ ْد
َْال ُم ْف ِّل ُح ْون
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada
kebajikan, menyeruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, mereka
itulah orang-orang yang beruntung”(QS. Ali Imran:104).
Amar ma’ruf berarti hukum Islam digerakkan untuk dan merekayasa umat manusia
menuju tujuan yang baik dan benar yang dikehendaki oleh Allah.Ia berfungsi sebagai social
engineering hukum.Prinsip ini besar sekali peranan danfaedahnya bagi kehidupan
beragama, bermasyarakat dan bernegara.Baik buruknya kondisi kehidupan tersebut.Pada
hakikatnya amar ma’ruf merupakan bagian dari upaya menegakkan agama dan
kemaslahatan ditengah umat Islam.Secara spesifik amar ma’ruf lebih ditekankan dalam
mengantisipasi, dengan tujuan untuk menjauhkan setiap hal negatif di tengah masyarakat
tanpa menimbulkan dampak negatif yang lebih besar. Menerapkannya mungkin mudah
dalam batas tertentu, akan tetapi sangat sulit ketika berkaitan dengan konteks
masyarakat.Sehubungan terkait hal ini ulama M. Quraish Shihab dalam kitabnya Tafsir al-
Misbah menafsirkan, bahwa makna amar ma’ruf sebagaimana yang dijelaskan dalam
QS.ali-Imran ayat 104, artinya sesuatu yang baik menurut pandangan umum suatu
masyarakat selama sejalan dengan ajaran yang sudah ditetapkan oleh Rasulullah dan Allah
Swt.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1. Untuk memperoleh dan memperkaya pemahaman tentang Amar Ma’ruf beserta dalil
dan hukumnya.
2. Mengetahui cara mengimplementasikan amar ma’ruf di kehidupan masyarakat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Beliau (Ibnu Taimiyah) menambahkan, “Wajib bagi orang, yang memerintahkan perkara
yang ma’ruf, untuk melakukannya dengan ikhlas karena Allah, dengan maksud taat kepada
Allah. Hendaknya pula, tujuannya adalah untuk memperbaiki orang yang diperintah,
menegakkan hujjah kepadanya, dan jangan bertujuan untuk mencari kedudukan, baik untuk
dirinya maupun untuk kelompoknya, atau untuk melecehkan orang lain.
Pondasi agama adalah mencintai karena Allah, benci karena Allah, bersikap loyal karena
Allah, bermusuhan karena Alllah, beribadah hanya karena Allah, meminta pertolongan hanya
kepada Allah, takut hanya kepada Allah, berharap hanya dari Allah, memberi hanya karena
Allah, dan mencegah pun hanya karena Allah. Itu semua diperoleh, tidak lain, hanya dengan
cara mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang perintahnya adalah perintah
Allah dan larangannya adalah larangan Allah, memusuhinya berarti memusuhi Allah, taat
kepadanya adalah bentuk ketaatan kepada Allah, dan bermaksiat kepadanya berarti bermaksiat
kepada Allah.” (Diringkas dari perkataan Ibnu Taimiyah rahimahullah)
"Wahai Nabi! Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar
gembira, dan pemberi peringatan," (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 45)
3
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
Tafsir Ayat
Dalam 4 ayat ini, ada 7 Tugas Kenabian Rasulullah SAW yang terkandung di dalamnya.Tiga
tugas disebutkan dalam ayat 45. Yakni bahwa Rasul SAW di utus oleh Allah sebagai :
Kabar gembira yang dibawa oleh Nabi SAW adalah kabar gembira tentang rahmat
Allah SWT bagi orang yang beriman, dan kabar gembira mengenai telah
disediakannya surga bagi mereka.
“Bagi para pelaku maksiat dan berdusta (epada Allah dan Rasulnya) dari api neraka
dan adzab yang abadi”
4
Jadi Rasul juga diutus untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang
mendustai Allah dan rasulnya, serta mereka yang senantiasa berlaku maksiat akan
adanya neraka dan juga adzab Allah yang sudah disiapkan bagi mereka, supaya
mereka bertaubat dan kembali kepada jalan Allah SWT.
2. Q.S Fusshilat: 33
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
Artinya :Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang berserah diri”?. – (Q.S Fusshilat: 33)
Tafsir Jalalain: س ُن ۡقول ۡ ( َو َم ۡنSiapakah yang lebih baik perkataannya) maksudnya, tiada
َ أح
seorang pun yang lebih baik perkataannya ّللا ِّ ٰ عا ٓ إل َِّّى
َ ( ِّم َّمن َدdaripada seorang yang menyeru
kepada Allah) yakni mentauhidkan-Nya َصلِّحا َوقا َ َل ِّإننِّى ِّمنَ ۡٱل ُم ۡسل ِِّّمين
َ ( َوع َِّم َلmengerjakan amal yang
saleh dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?”).
Tafsir Quraish Shihab: Tidak ada yang perkataannya lebih baik daripada orang yang
mengajak mengesakan Allah dan menaati- Nya serta berbuat baik, sembari mengatakan,
sebagai pengakuan atas akidah yang dipeluknya, “Aku benar- benar termasuk dalam golongan
orang yang mematuhi perintah-perintah Allah.
5
3. Q.S As-Syura: 15
ٰ فَ ِّلذلِّكَ فَا ْدعُ َوا ْستَ ِّق ْم َك َما ا ُ ِّم ْرتَ َو َل تَتَّبِّ ْع اَ ْه َوآٰ َء ُه ْم َوقُ ْل ا َم ْنتُ بِّ َما اَ ْنزَ َل
ّللاُ ِّم ْن
َّللاُ َربُّنَا َو َربُّ ُك ْم لَـنَا اَ ْع َما لُـنَا َولَـ ُك ْم اَ ْع َما لُ ُك ْم َل ُح َّجة ٰ َ ِّكتب َوا ُ ِّم ْرتُ ِّلَ ْع ِّد َل بَ ْينَ ُك ُم
صي ُْر ِّ ّللاُ يَجْ َم ُع بَ ْينَنَا َواِّ لَ ْي ِّه ْال َم
ٰ َ بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُك ُم
Artinya :Karena itu, serulah (mereka untuk beriman) dan beristiqamahlah sebagaimana
diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah, “Aku
beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di
antara kamu. Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu.Bagi kami amalan kami dan bagi kamu
amalan kamu.Tidak (perlu) ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan
antara kita, dan kepada-Nya lah (kita) kembali.” – (Q.S As-Syura: 15) Tafsir ibnu katsir
4. Q.S Al-Ahqaf: 29
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
Artinya :Dan ingatlah ketika Kami hadapkan kepadamu (Muhammad) sekelompok jin yang
mendengarkan Al-Qur’an, maka ketika mereka menghadiri (pembacaan)nya mereka
berkata, “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)!”. Maka ketika telah selesai mereka
kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. – (Q.S Al-Ahqaf: 29)
7
Tafsir jalalain
(Dan) ingatlah (ketika Kami hadapkan) Kami cenderungkan (kepadamu serombongan jin)
yaitu jin Nashibin dari negeri Yaman atau Jin Nainawi, jumlah mereka ada tujuh atau sembilan
jin. Nabi saw. ketika itu berada di lembah Nakhl sedang melakukan salat Subuh berjemaah
dengan para sahabatnya. Demikianlah menurut hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim (yang mendengarkan Al-Qur'an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaannya, lalu
mereka berkata) sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, ("Diamlah kalian")
untuk mendengarkan bacaannya. (Ketika pembacaan telah selesai) ketika nabi selesai membaca
AlQur'an (mereka kembali) pulang kembali (kepada kaumnya untuk memberi peringatan)
artinya, mereka kembali setelah mendengarkan Al-Qur'an kepada kaumnya sebagai pemberi
peringatan akan datangnya azab jika mereka tidak beriman kepada Nabi. Mereka sebelum itu
pemeluk agama Yahudi, lalu setelah mendengarkan bacaan Al-Qur'an mereka masuk Islam.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
putra.
jihaddussyufi, j. (2020). amar ma'ruf nahi munkar dalam pandangan imam al-gazali. UIN
SMH BANTEN: doctoral dissertation. nurhaliza, l. (2019). konsep amar ma'ruf nahi munkar
perspektif KH hasyimasy'ari . indonesia: doctoral dissertation, IAIN metro.
suadi, H. (2013). konsep amar ma'ruf nahi munkar perspektif hadits. jurnal penelitian.
10