Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AMAR MA’RUF

Diajukan sebagai Tugas Matakuliah Studi Tafsir Ayat Tarbawi Kelas 2B


Program Studi Tadris Matematika

DOSEN PENGAMPU : Drs, H. Marzuki Arsyad Ash, MA.

Disusun Oleh:

Kelompok 1
AULIA SUCI RAHMADANI (208200049) PELA WULANDARI (208200065)

BUNGA TANG (208200041) RAJWA MAYYAZA (208200050)

DINIYATI DHEA PUTRI (208200061) RIDWAN EFFENDI (208200047)

ELPRIYANI (208200038) RINI WULANDARI (208200051)

INDRI FITRIYANI (208200060) SITI HANA NURIAH (208200045)

SITI HUMAIROH (208200057) NUR INDAH HIDAYATI (208180091)

JUNITA (208200039) WAHYU HIDAYAT (208200052)

MUTHIA HERLINA (208200066) WINTA SILVIA GASELA (208200063)

NINDI OKTAVIANI (208200070)

PRODI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’Alamin, Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam Atas
segala karunia dan nikmat-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan
sebaikbainya. Makalah yang berjudul “amar ma’ruf” disusun dalam rangka memenuhi salah
satu tugas terstruktur mata pemikiran islam dan filsafat Ilmu yang diampu oleh Bapak Drs, H.
Marzuki Arsyad Ash, Mh
Makalah ini berisi tentang menerapkan amar ma’ruf di kehidupan. Dalam penyusunan
makalah ini bersumber pada buku-buku maupun media-media lainnya.
Meski telah disusun secara maksimal, namun saya sebagai manusia biasa menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu saya mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sekian.
Demikianlah apa yang bisa saya sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat

dari makalah ini.

Jambi, 24 maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang ................................................................................................. 1


1.2 rumusan masalah ........................................................................................... 2
1.3 tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Amar Ma’ruf ................................................................................ 3


2.2 Ayat amar ma’ruf dan tafsir .......................................................................... 3
2.3 Manfaat melaksanakan amar ma’ruf ............................................................. 8
BAB III PENUTUP

3.1 kesimpulan ..................................................................................................... 9


DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar


Ma’ruf.Amar Ma’ruf merupakan pilar dasar dari pilar-pilar akhlak yang mulia lagi
agung.Kewajiban menegakkan hal itu adalah merupakan hal yang sangat penting dan tidak
bisa ditawar bagi siapa saja yang mempunyai kekuatan dan kemampuan
melakukannya.Islam merupakan agama kehidupan manusia yang luhur.Betapa banyak
manusia sepanjang abad dalam bentangan tahun yang bahagia karenanya.Sebaliknya,
betapa banyak manusia yang celaka dan merugi karena tidak mengikuti serta meninggalkan
perintah serta hukumhukumnya.Kehidupan yang kita sekarang jalani di muka bumi ini
merupakan sebuah tempat yang di dalamnya kita kerjakan perbuatan-perbuatan yang telah
Allah Swt wajibkan dan mencegah diri dari perbuatan yang Allah Swt larang.Karena,
setelah kehidupan kita di bumi ini habis masanya, maka ada kehidupan lain, yaitu menuju
ke surga atau ke neraka. Bagi barangsiapa yang bisa menjawab seruan Allah dan mentaati-
Nya serta mencegah diri dari larangan Allah Swt, ia termasuk ahli surga.

Amar ma’ruf adalah dalam bahasa Arab yang dimaksud sebuah perintah untuk
mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik. Frasa ini dalam syariat Islam hukumnya
adalah wajib.1Adapun dalam al-Quran Allah SWT telah memuji dan memberikan predikat
kepada orang orang yag menegakkan amar ma’ruf.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫ع ِّن ْال ُم ْنك َِّر ۗ َوا ُ ولٰٓئِّكَ ُه ُم‬ ِّ ‫ع ْونَ اِّلَى ْال َخي ِّْر َو َيأ ْ ُم ُر ْونَ ِّبا ْل َم ْع ُر ْو‬
َ َ‫ف َو َي ْن َه ْون‬ ُ ‫َو ْلتَ ُك ْن ِّم ْن ُك ْم ا ُ َّمةٌ يَّ ْد‬
َ‫ْال ُم ْف ِّل ُح ْون‬
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada
kebajikan, menyeruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, mereka
itulah orang-orang yang beruntung”(QS. Ali Imran:104).

Amar ma’ruf berarti hukum Islam digerakkan untuk dan merekayasa umat manusia
menuju tujuan yang baik dan benar yang dikehendaki oleh Allah.Ia berfungsi sebagai social
engineering hukum.Prinsip ini besar sekali peranan danfaedahnya bagi kehidupan
beragama, bermasyarakat dan bernegara.Baik buruknya kondisi kehidupan tersebut.Pada
hakikatnya amar ma’ruf merupakan bagian dari upaya menegakkan agama dan
kemaslahatan ditengah umat Islam.Secara spesifik amar ma’ruf lebih ditekankan dalam
mengantisipasi, dengan tujuan untuk menjauhkan setiap hal negatif di tengah masyarakat
tanpa menimbulkan dampak negatif yang lebih besar. Menerapkannya mungkin mudah
dalam batas tertentu, akan tetapi sangat sulit ketika berkaitan dengan konteks
masyarakat.Sehubungan terkait hal ini ulama M. Quraish Shihab dalam kitabnya Tafsir al-
Misbah menafsirkan, bahwa makna amar ma’ruf sebagaimana yang dijelaskan dalam
QS.ali-Imran ayat 104, artinya sesuatu yang baik menurut pandangan umum suatu
masyarakat selama sejalan dengan ajaran yang sudah ditetapkan oleh Rasulullah dan Allah
Swt.
1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian dari amar Ma’ruf ?


2. Bagaimana hukum melaksanakan Amar Ma’ruf ?
3. Bagaimana implementasi Amar ma’ruf di kehidupan masyarakat ?

1.3 Tujuan

1. Untuk memperoleh dan memperkaya pemahaman tentang Amar Ma’ruf beserta dalil
dan hukumnya.
2. Mengetahui cara mengimplementasikan amar ma’ruf di kehidupan masyarakat

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Amar Ma’ruf


Maksud dari “amar ma’ruf” adalah ‘seluruh ketaatan; dan yang paling utama adalah ibadah
kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, mengikhlaskan ibadah bagi-Nya semata, serta
meninggalkan ibadah kepada selain-Nya.Kemudian, (tingkatan) di bawahnya adalah segenap
ketaatan, berupa perkara-perkara yang wajib dan mustahab’.Mengajak kepada perkara yang
ma’ruf, hukumnya adalah fardu kifayah atas umat ini, bukan wajib ain.Jika amar ma’ruf telah
ditegakkan oleh sebagian orang yang mencukupi, gugurlah dosa atas yang lainnya.Akan tetapi,
jika tidak ada satu pun yang melaksanakannya maka seluruhnya berdosa.Kemudian, orang
yang memerintahkan perkara yang ma’ruf biasanya, disakiti Oleh karena itulah, wajib baginya
untuk bersabar dan santun. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
‫ع ْز ِّم ْالُ ُم ْو ِّر‬ َ َ‫على َما ا‬
َ ‫صا بَكَ   ا َِّّن ذلِّكَ مِّ ْن‬ َ ‫صبِّ ْر‬ َ َ‫صلوة َ َوأْ ُم ْر بِّا ْل َم ْع ُر ْوفِّ َوا ْنه‬
ْ ‫ع ِّن ْال ُم ْنك َِّر َوا‬ َّ ‫ي اَق ِِّّم ال‬
َّ َ‫  يبُن‬
Artinya: “Dan suruhlah (manusia) mengerjakan perbuatan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan kemungkaran, serta bersabarlah terhadap segala sesuatu yang
menimpamu.Sesungguhnya, yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh
Allah).”(QS. Luqman : 17)

Beliau (Ibnu Taimiyah) menambahkan, “Wajib bagi orang, yang memerintahkan perkara
yang ma’ruf, untuk melakukannya dengan ikhlas karena Allah, dengan maksud taat kepada
Allah. Hendaknya pula, tujuannya adalah untuk memperbaiki orang yang diperintah,
menegakkan hujjah kepadanya, dan jangan bertujuan untuk mencari kedudukan, baik untuk
dirinya maupun untuk kelompoknya, atau untuk melecehkan orang lain.
Pondasi agama adalah mencintai karena Allah, benci karena Allah, bersikap loyal karena
Allah, bermusuhan karena Alllah, beribadah hanya karena Allah, meminta pertolongan hanya
kepada Allah, takut hanya kepada Allah, berharap hanya dari Allah, memberi hanya karena
Allah, dan mencegah pun hanya karena Allah. Itu semua diperoleh, tidak lain, hanya dengan
cara mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang perintahnya adalah perintah
Allah dan larangannya adalah larangan Allah, memusuhinya berarti memusuhi Allah, taat
kepadanya adalah bentuk ketaatan kepada Allah, dan bermaksiat kepadanya berarti bermaksiat
kepada Allah.” (Diringkas dari perkataan Ibnu Taimiyah rahimahullah)

2.2 Ayat amar ma’ruf dan tafsir


1. Q.S Al-Ahzab: 45-46
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫س ْلنكَ شَا ِّهدًا َّو ُمبَش ًِّرا َّونَ ِّذي ًْرا‬


َ ‫ي اِّنَّا اَ ْر‬
ُّ ِّ‫يـاَيُّ َها النَّب‬

"Wahai Nabi! Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar
gembira, dan pemberi peringatan," (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 45)
3
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫ّللا ِّب ِّا ْذنِّه َو ِّس َرا ًجا ُّمنِّي ًْرا‬


ِّ ٰ ‫َّودَا ِّعيًا اِّلَى‬
"dan untuk menjadi penyeru kepada (agama) Allah dengan izin-Nya dan sebagai cahaya
yang menerangi." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 46)

Tafsir Ayat
Dalam 4 ayat ini, ada 7 Tugas Kenabian Rasulullah SAW yang terkandung di dalamnya.Tiga
tugas disebutkan dalam ayat 45. Yakni bahwa Rasul SAW di utus oleh Allah sebagai :

1. ‫ شاهدا‬/ Syaahidan (Saksi )


Saksi disini dijelaskan oleh penulis kitab dengan dua kesaksian, yakni

‫الشاهد على امته بالتبليغ اليهم‬


Maksudnya adalah bahwa Rasulullah SAW diutus untuk menjadi saksi atas
umatnya.Apakah umatnya benar-benar taat kepada Allah atau tidak. Jadi, nanti
ketika di akhirat kelak, Rasulullah SAW lah yang akan menjadi saksi ketika umat
manusia di hisab amalnya.

‫على سائر االمم بالتبليغ انبيائهم‬


Selain menjadi saksi atas umatnya, Nabi SAW juga diutus untuk menjadi saksi atas
dakwahnya nabi nabi terdahulu.

ّ ‫ مب‬/ Mubassyir (Pembawa Kabar Gembira)


2. ‫شر‬
Yang kedua, diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah sebagai pembawa kabar
gembira. Kabar apa dan untuk siapa ?

‫للمؤمنين برحمة هللا وبالجنة‬

“Bagi orang mu’min dengan rahmat Allah Allah dan Surga”

Kabar gembira yang dibawa oleh Nabi SAW adalah kabar gembira tentang rahmat
Allah SWT bagi orang yang beriman, dan kabar gembira mengenai telah
disediakannya surga bagi mereka.

3. ‫ نذيرا‬/ Nadziran (Pemberi peringatan)


Selain sebagai pembawa kabar bahagia, Rasulullah SAW juga diutus untuk menjadi
pemberi peringatan. Bagi siapa ?

‫للعصات والمكذبين من النار وعذاب الخلد‬

“Bagi para pelaku maksiat dan berdusta (epada Allah dan Rasulnya) dari api neraka
dan adzab yang abadi”

4
Jadi Rasul juga diutus untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang
mendustai Allah dan rasulnya, serta mereka yang senantiasa berlaku maksiat akan
adanya neraka dan juga adzab Allah yang sudah disiapkan bagi mereka, supaya
mereka bertaubat dan kembali kepada jalan Allah SWT.

• Implikasi pendidikan pada surah Q.S Al-Ahzab: 45-46


1. Pendidikan akhlak
2. Keteladanan
3. Aplikasi Keteladanan dalam Kejujuran (sidiq)
4. Aplikasi Keteladanan dalam Menjalankan Amanah
5. Aplikasi Keteladanan dalam Fathanah
6. Meningkatkan Kualitas Berbahasa

2. Q.S Fusshilat: 33
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

َ‫صا ِّل ًحا َّوقَا َل اِّنَّنِّ ْي ِّمنَ ْال ُم ْس ِّل ِّميْن‬


َ ‫ع ِّم َل‬
َ ‫ّللا َو‬ َ َ‫سنُ قَ ْو ًل ِّم َّم ْن د‬
ِّ ٰ ‫عا اِّلَى‬ َ ْ‫َو َم ْن اَح‬

Artinya :Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang berserah diri”?. – (Q.S Fusshilat: 33)

Tafsir Jalalain: ‫س ُن ۡقول‬ ۡ ‫( َو َم ۡن‬Siapakah yang lebih baik perkataannya) maksudnya, tiada
َ ‫أح‬
seorang pun yang lebih baik perkataannya ‫ّللا‬ ِّ ٰ ‫عا ٓ إل َِّّى‬
َ ‫( ِّم َّمن َد‬daripada seorang yang menyeru
kepada Allah) yakni mentauhidkan-Nya َ‫صلِّحا َوقا َ َل ِّإننِّى ِّمنَ ۡٱل ُم ۡسل ِِّّمين‬
َ ‫( َوع َِّم َل‬mengerjakan amal yang
saleh dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?”).

Tafsir Quraish Shihab: Tidak ada yang perkataannya lebih baik daripada orang yang
mengajak mengesakan Allah dan menaati- Nya serta berbuat baik, sembari mengatakan,
sebagai pengakuan atas akidah yang dipeluknya, “Aku benar- benar termasuk dalam golongan
orang yang mematuhi perintah-perintah Allah.

• Implikasi pendidikan pada surah


1. Pendidikan rendah diri
2. Bertutur kata yang baik

5
3. Q.S As-Syura: 15

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ٰ ‫فَ ِّلذلِّكَ فَا ْدعُ   َوا ْستَ ِّق ْم َك َما ا ُ ِّم ْرتَ    َو َل تَتَّبِّ ْع اَ ْه َوآٰ َء ُه ْم   َوقُ ْل ا َم ْنتُ بِّ َما اَ ْنزَ َل‬
‫ّللاُ ِّم ْن‬
َ‫ّللاُ َربُّنَا َو َربُّ ُك ْم  لَـنَا اَ ْع َما لُـنَا َولَـ ُك ْم اَ ْع َما لُ ُك ْم   َل ُح َّجة‬ ٰ َ  ‫ِّكتب   َوا ُ ِّم ْرتُ ِّلَ ْع ِّد َل بَ ْينَ ُك ُم‬
‫صي ُْر‬ ِّ ‫ّللاُ يَجْ َم ُع بَ ْينَنَا   َواِّ لَ ْي ِّه ْال َم‬
ٰ َ  ‫بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُك ُم‬

Artinya :Karena itu, serulah (mereka untuk beriman) dan beristiqamahlah sebagaimana
diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah, “Aku
beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di
antara kamu. Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu.Bagi kami amalan kami dan bagi kamu
amalan kamu.Tidak (perlu) ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan
antara kita, dan kepada-Nya lah (kita) kembali.” – (Q.S As-Syura: 15) Tafsir ibnu katsir

ُ ‫{ َفلِّذ ِّلكَ فا َ ْد‬


}‫ع‬
Maka karena itu serulah (mereka kepada agama itu). (Asy-Syura: 15)
Serulah manusia kepada agama yang Kami wahyukan kepadamu, sebagaimana yang telah
Kami perintahkan kepada semua rasul sebelum kamu termasuk para rasul yang mempunyai
syariatsyariat yang besar lagi diikuti, seperti para rasul ulul 'azmi dan lain-lainnya. Firman
Allah Swt:
َ‫ست ِّق ْم َك َما أمِّ ْرت‬ْ ‫َوا‬
dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu. (Asy-Syura: 15)
Yakni tetaplah kamu beribadah kepada Allah Swt. beserta orang-orang yang mengikutimu,
sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah kepadamu. Firman Allah Swt.:
‫َوال تت َ ِّب ْع أ ْه َوا َءهُ ْم‬
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. (Asy-Syura: 15)
Yakni kaum musyrik, karena mereka telah membuat-buat dalam agama dan mendustakannya,
yaitu melakukan penyembahan kepada berhala-berhala.
ٰ ‫َوقُل ٰا َمنتُ بِ َما اَن َز َل‬
‫ّللاُ مِ ن ِك ٰتب‬
dan katakanlah, "Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah.” (Asy-Syura: 15)
Artinya, aku beriman dan membenarkan semua kitab yang diturunkan dari langit kepada para
nabi, Kami tidak membeda-bedakan seseorang pun di antara mereka. Firman Allah Swt.:
‫ع ِّد َل بيَنَ ُك ُم‬ ْ ‫َوأمِّ ْرتُ أل‬
dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. (Asy-Syura: 15)
dalam memutuskan hukum, seperti apa yang diperintahkan Allah kepadaku.
‫ّللاُ َربُّنَا َو َربُّكُم‬
َٰ
Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. (Asy-Syura: 15)
Yakni hanya Dialah yang berhak disembah, tiada Tuhan selain Dia, dan kami mengakui hal
tersebut dengan suka rela. Juga kalian, sekali pun kalian tidak melakukannya dengan suka rela.
Maka hanya kepada-Nya bersujud semua yang ada di semesta alam ini, baik dengan taat
maupun dengan terpaksa. Firman Allah Swt.:
‫لَـنَا اَع َما لُـنَا َولَـكُم اَع َما لُكُم‬
Bagi kami amal-amal kami, dan bagi kamu amal-amal kamu. (Asy-Syura: 15)
Maksudnya, kami berlepas diri dari kalian. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh
firman-Nya:
6
ْٓ ‫ع َملُكُم ۚ اَنـت ُم بَ ِريـئ ُونَ مِ َّما اَع َم ُل َواَ نَ ۡا بَ ِر‬
َ‫ي ٌء ِم َّما تَع َملُون‬ َ ‫ع َملِي َولَـكُم‬ َ ‫َواِ ن َكذَّبُوكَ َفقُل لِي‬
Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah, "Bagiku pekerjaanku dan bagimu
pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun berlepas diri
terhadap apa yang kamu kerjakan, " (Yunus: 41) Adapun firman Allah Swt.:
‫َال ُحجَّةَ بيَننَا َ َوبيَنَ ُك ُم‬
Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu. (Asy-Syura-15)
Mujahid mengatakan bahwa tidak ada permusuhan.
Menurut As-Saddi, ayat ini diturunkan sebelum turunnya ayat Saif (ayat yang memerintahkan
untuk memerangi orang-orang kafir). Dan pendapat ini cukup beralasan,, mengingat ayat ini
Makkiyyah, sedangkan ayat Saif diturunkan sesudah hijrah.
Firman Allah Swt.:
‫ّللاُ يَج َم ُع بَينَنَا‬ ٰ َ
Allah mengumpulkan antara kita. (Asy-Syura: 15)
Yakni kelak di hari kiamat. Semakna dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui
firman-Nya:
ِ ‫قُل يَج َم ُع بَينَـنَا َربُّنَا ث ُ َّم يَفت َ ُح بَينَـنَا ِبا لح‬
ُ ‫َـق ۗ َوه َُو الـفَتَّا‬
‫ح العَلِي ُم‬
Katakanlah, "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian dia memberi keputusan
antara kita dengan benar. Dan Dialah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui."
(Saba: 26)
Adapun firman Allah Swt.:
‫َوإ ِّل ْي ِّه ا ْل َم ِّصي ُر‬
dan kepada-Nyalah kembali (kita). (Asy-Syura: 15)
Artinya, kelak kita akan dikembalikan kepada-Nya pada hari berhisab.

• Implikasi Pendidikan pada surah


1. Mentaati tata tertib sekolah
2. Menjalankan kewajiban sebagai seorang murid contohnya mengerjakan tugas,
menghormati guru

4. Q.S Al-Ahqaf: 29
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫ي َولَّ ْوا اِّلى‬ ِّ ُ‫صت ُ ْوا   فَلَ َّما ق‬


َ ‫ض‬ َ ‫ص َر ْفنَا اِّلَيْكَ نَف ًَرا ِّمنَ ْال ِّج ِّن يَ ْست َِّمعُ ْونَ ْالقُ ْرا نَ    فَلَ َّما َح‬
ِّ ‫ض ُر ْوهُ قَا لُ ْوا اَ ْن‬ َ ‫َواِّ ْذ‬
َ‫قَ ْو ِّم ِّه ْم ُّم ْنذ ِِّّريْن‬

Artinya :Dan ingatlah ketika Kami hadapkan kepadamu (Muhammad) sekelompok jin yang
mendengarkan Al-Qur’an, maka ketika mereka menghadiri (pembacaan)nya mereka
berkata, “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)!”. Maka ketika telah selesai mereka
kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. – (Q.S Al-Ahqaf: 29)

7
Tafsir jalalain

(Dan) ingatlah (ketika Kami hadapkan) Kami cenderungkan (kepadamu serombongan jin)
yaitu jin Nashibin dari negeri Yaman atau Jin Nainawi, jumlah mereka ada tujuh atau sembilan
jin. Nabi saw. ketika itu berada di lembah Nakhl sedang melakukan salat Subuh berjemaah
dengan para sahabatnya. Demikianlah menurut hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim (yang mendengarkan Al-Qur'an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaannya, lalu
mereka berkata) sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, ("Diamlah kalian")
untuk mendengarkan bacaannya. (Ketika pembacaan telah selesai) ketika nabi selesai membaca
AlQur'an (mereka kembali) pulang kembali (kepada kaumnya untuk memberi peringatan)
artinya, mereka kembali setelah mendengarkan Al-Qur'an kepada kaumnya sebagai pemberi
peringatan akan datangnya azab jika mereka tidak beriman kepada Nabi. Mereka sebelum itu
pemeluk agama Yahudi, lalu setelah mendengarkan bacaan Al-Qur'an mereka masuk Islam.

• Implikasi pendidikan surah Q.S Al-Ahqaf: 29


1. Berbakti dan perilaku baik kepada orang tua
2. Setiap muslim harus senantiasa bersyukur
3. pertama bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan dan kemudian
kepada kedua orangtua
4. serta selalu melakukan amal shaleh

2.3 Manfaat Melaksanakan Amar Ma’ruf


Ada beberapa manfaat bila amar ma’ruf ditegakkan.
1. Kita akan menjadi bagian dari orang-orang mukmin
2. Segala kebaikan akan diberikan siapa saja yang melakukan aksi amar ma’ruf nahi munkar,
yaitu, orang-orang yang lahir dari umat terbaik (umat muslim)
3. Kita akan menjadi orang-orang yang shaleh
4. Kita akan mendapatkan keselamatan apabila kita mencegah perbuatan buruk (munkar).
5. Kita akan menjadi orang-orang yang meraih kemenangan.
6. Allah akan memberikan rahmat dan karunianya kepada kaum tersebut, sehingga tercipta
kerukunan, kedamaian dan ketentraman.
7. Akan dijauhkan dari Azab Allah.
8. Ilmu yang dibawa oleh para ulama (sebagai pewaris para nabi) akan terjaga dengan baik,
sehingga dijauhkan dari kesesatan dalam menuntut ilmu, yaitu niat/motivasi yang salah dan
belajar pada orang yang salah. Dengan terjaganya para ulama yang sholeh, maka akan lahirlah
umara (penguasa) yang baik dan mampu memimpin umatnya dengan adil. bila seseorang
sudah menjalankan amar ma’ruf, maka hatinya akan tenang dan termotivasi untuk
menjalankan kehidupannya lebih baik lagi dari hari ke hari

8
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Perintah melakukan amar ma’ruf (mengajak kepada kebaikan)


1. Melakukan amar ma’ruf adalah kewajiban yang dituntut dalam ajaran Islam atas setiap
muslim sesuai kemampuan dan kekuatannya.
2. Tindakan paling baik dalam mencegah amar ma’ruf adalah dilakukan oleh tangannya
sendiri atau memiliki kekuasaan yang dimiliki. Ini merupakan tingkatan iman yang
terbaik.

9
DAFTAR PUSTAKA

baraja, u. b. akhlak lil banin juz II. surabaya : ahmad nabban.

indonesia, d. a. (1998). al quran dan terjemah. semarang: CV toba

putra.

jihaddussyufi, j. (2020). amar ma'ruf nahi munkar dalam pandangan imam al-gazali. UIN
SMH BANTEN: doctoral dissertation. nurhaliza, l. (2019). konsep amar ma'ruf nahi munkar
perspektif KH hasyimasy'ari . indonesia: doctoral dissertation, IAIN metro.

suadi, H. (2013). konsep amar ma'ruf nahi munkar perspektif hadits. jurnal penelitian.

10

Anda mungkin juga menyukai