Anda di halaman 1dari 11

AMAL MAKRUF NAHI MUNKAD DAN JIHAD

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah
Materi PAI MI/SD, MTS/SMP

DOSEN PENGAMPU : Drs. H.M. Yusril Fuad, M.A

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 12

ROY SOPIYAN TANJUNG

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HIKMAH

MEDAN

2022

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah, puji dan syukur kepada Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat,
taufiq, hidayah, serta ‘inayah-Nya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Amar Ma’ruf
Nahyi Munkar dan Jihad” ini dengan tanpa hambatan yang berarti. Makalah ini selesai di susunl
yang tak luput dari bantuan berbagai pihak yang telah menyalurkan harta, tenaga, serta
pikirannya guna memperlancar pembuatan makalah ini.

Untuk itu Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Saya menyadari seutuhnya
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, kiranya sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca sehingga dapat melakukan perbaikan makalah ini menjadi makalah
yang lebih baik dan benar. Dan akhir kata, semoga makalah ini bisa dipergunakan sepatutnya dan
menjadi ilmu yang bermanfaat bagi para pembaca.Wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.

Pemakalah

Roy Sopiyan Tanjung


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................4
C. Tujuan Pembahasan............................................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................................................5
A. Pengertian Amar Ma’ruf Nahyi Munkar.............................................................................................5
1. Dalil Al-Qur’an Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : َ...................................................................6
2. Dalil As-Sunnah Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. ..................................................6
3. Ijma’ ‘ ulama...................................................................................................................................7
C. Pengertian Jihad Yang Sebenarnya.....................................................................................................7
Makna jihad lebih luas cakupannya daripada aktivitas perang................................................................7
D. HUKUM JIHAD.........................................................................................................................8
E. MACAM – MACAM JIHAD......................................................................................................8
1. Jihadul Maali (jihad dengan harta)...................................................................................................8
2. Jihadun Nafsi (jihad dengan diri atau jiwa raga)..............................................................................9
BAB III........................................................................................................................................................10
PENUTUP...................................................................................................................................................10
A. KESIMPULAN................................................................................................................................10
B. SARAN.............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama Rahmatallil ‘alamiin yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad SAW.
Dengan adanya Islam maka manusia hidup menjadi teratur dengan berpedoman kepada undang-
undang Allah yaitu Al-Qur’anul Kariim. Manusia itu tidak akan bisa hidup sendiri, melainkan
harus berdampingan, karena manusia itu saling membutuhkan dan perlu berinteraksi satu sama
lain. Oleh karena itu muncullah dalam islam hukum tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Sebagai
umat Islam yang beriman maka sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk mengetahui hal-hal
yang berhubungan dengan ilmu agama termasuk pembahasan mengenai Amar Ma’ruf Nahi
Munkar. Maka dengan itu di bawah ini akan kita bahas bersamaan dengan bahasan tentang Jihad.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam
makalah ini sebagai berikut:

1. Apa arti sebenarnya Amar Ma’ruf Nahyi Munkar dan Jihad?

2. Apa hukum Amar Ma’ruf Nahyi Munkar dan Jihad bagi umat Islam?

3. Apa macam-macam Jihad?

C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai
berikut:

1. Mengetahui artian sebenarnya dari Amar Ma’ruf Nahyi Munkar dan Jihad.

2. Mengetahui hukum Amar Ma’ruf Nahyi Munkar dan Jihad bagi umat Islam.

3. Mengetahui macam-macam Jihad.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Amar Ma’ruf Nahyi Munkar


Menurut ilmu bahasa, arti amar ma’ruf nahyi munkar ialah menyuruh kepada kebaikan,
mencegah kejahatan. Amar = menyuruh, ma’ruf = kebaikan, nahyi = mencegah, munkar =
kejahatan. Dipandang dari sudut syariah perkataan amar ma’ruf nahyi munkar itu telah menjadi
istilah yang merupakan ajaran (doktrin) pokok agama islam, malah menjadi tujuan yang utama.
Mengenai hal ini abul a’la al-maududi menjelaskan bahwa tujuan yang utama dari syariat ialah
untuk membangun kehidupan manusia diatas dasar ma’rufat (kebaikan kebaikan) dan
membersihkannya dari hal-hal yang munkarat (kejahatan-kejahatan).

Lebih jauh, beliau memberikan definisi sebagai berikut : ”istilah amar ma’ruf nahyi
munkar itu menunjukan semua kebaikan-kebaikan dan sifat-sifat yang baik, yang sepanjang
masa diterima oleh hati nurani manusia sebagai sesuatu yang baik. Sebaliknya istilah munkarat
(jamak dari munkar) menunjukan semua dosa dan kejahatan – kejahatan yang sepanjang masa
telah di kutuk oleh watak manusia sebagai satu hal yang jahat. Walhasil, ma’ruf menjadi hal
yang sesuai dengan watak manusia pada umumnya dan kebutuhankebutuhannya, sedangkan
munkarat ialah kebalikannya. Syariat memberikan satu pandangan yang jelas tentang ma’rufat
dan munkarat tersebut dan menyatakannya sebagai norma-norma yang segala sesuatu harus di
sesuaikan dengannya, baik itu perilaku seseorang ataupun masyarakat”. Amar ma’ruf nahyi
munkar merupakan kekhususan dan keistimewaan umat Islam yang akan mempengaruhi

kemulian umat Islam. Sehingga Allah kedepankan penyebutannya dari iman dalam firman-Nya :

‫ُكْنُتْم َخ ْي َر ُاَّمٍة ُاْخ ِر َج ْت ِللَّن اِس َت ْأُمُرْو َن ِباْلَم ْع ُرْو ِف َو َت ْن َه ْو َن َع ِن اْلُم ْن َك ِر َو ُتْؤ ِم ُنْو َن ِباِهّٰللۗ َو َلْو ٰا َمَن‬
‫َاْه ُل اْلِك ٰت ِب َلَك اَن َخ ْيًر ا َّلُهْم ۗ ِم ْن ُهُم اْلُمْؤ ِم ُنْو َن َو َاْك َث ُرُه ُم اْلٰف ِس ُقْو َن‬

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. [Ali Imron :110] Demikian pula, Allah
membedakan kaum mukminin dari kaum munafikin dengan hal ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman :

‫َو اْلُمْؤ ِم ُنْو َن َو اْلُمْؤ ِم ٰن ُت َب ْع ُضُهْم َاْو ِلَي ۤا ُء َب ْع ٍۘض َي ْأُمُرْوٰۤل َن ِباْلَم ْع ُرْو ِف َو َي ْن َه ْو َن َع ِن اْلُم ْن َك ِر َو ُيِقْيُمْو َن‬
‫الَّص ٰل وَة َو ُيْؤ ُتْو َن الَّز ٰك وَة َو ُيِط ْيُعْو َن َهّٰللا َو َر ُسْو َلٗه ۗ ُاو ِٕىَك َسَي ْر َح ُمُهُم ُهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َع ِز ْي ٌز َح ِك ْي ٌم‬

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi
penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari
yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada Allah dan Rasul-
Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana”.[At-Taubah:71].
Ketika membawakan kedua ayat diatas, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,”Dalam
ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan, umat Islam adalah umat terbaik bagi segenap
umat manusia. Umat yang paling memberi manfaat dan baik kepada manusia. Karena mereka
telah menyempurnakan seluruh urusan kebaikan dan kemanfaatan dengan amar ma’ruf nahyi
munkar. Mereka tegakkan hal itu dengan jihad di jalan Allah dengan jiwa dan harta mereka.
Inilah anugerah yang sempurna bagi manusia. Umat lain tidak memerintahkan setiap orang
kepada semua perkara yang ma’ruf (kebaikan) dan melarang semua kemungkaran. Merekapun
tidak berjihad untuk itu. Bahkan sebagian mereka sama sekali tidak berjihad. Adapun yang
berjihad -seperti Bani Israil- kebanyakan jihad mereka untuk mengusir musuh dari negerinya.
Sebagaimana orang yang jahat dan dzalim berperang bukan karena menyeru kepada petunjuk
dan kebaikan, tidak pula untuk amar ma’ruf nahyi munkar.

B. Hukum Amar Ma’ruf Nahyi Munkar

Amar ma’ruf nahyi munkar merupakan kewajiban yang dibebankan Allah Subhanahu wa
Ta’ala kepada umat Islam sesuai kemampuannya. Ditegaskan oleh dalil Al Qur’an dan As-
Sunnah serta Ijma’ para ‘Ulama.

1. Dalil Al-Qur’an Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : َ

‫ٰۤل‬
‫َو ْلَت ُك ْن ِّم ْنُك ْم ُاَّم ٌة َّي ْد ُعْو َن ِاَلى اْل َخ ْي ِر َو َي ْأُمُرْو َن ِباْلَم ْع ُرْو ِف َو َي ْن َه ْو َن َع ِن اْلُم ْن َك ِر ۗ َو ُاو ِٕىَك ُه ُم‬
‫اْلُم ْف ِلُحْو َن‬

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka adalah orangorang
yang beruntung”.[Al-Imran:104].

Ibnu Katsir berkata dalam menafsirkan ayat ini,”Maksud dari ayat ini, hendaklah ada
sebagian umat ini yang menegakkan perkataan ini”. Dan firman-Nya : ْ

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”. [Ali Imran :110].

Umar bin Khathab berkata ketika memahami ayat ini,”Wahai sekalian manusia, barang
siapa yang ingin termasuk umat tersebut, hendaklah menunaikan syarat Allah darinya”.

2. Dalil As-Sunnah Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.


“Barangsiapa yang melihat satu kemungkaran, maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak
mampu maka dengan lisannya dan jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan itu
selemahlemahnya iman”. [Riwayat Muslim].
3. Ijma’ ‘ ulama

a. Ibnu Hazm Adz-Dzahiriy, beliau berkata,


“Seluruh umat telah bersepakat mengenai kewajiban amar ma’ruf nahyi munkar, tidak
ada perselisihan diantara mereka sedikitpun”.

b. Abu Bakr Al-Jashshash,


Beliau berkata,”Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menegaskan kewajiban amar ma’ruf
nahyi munkar melalui beberapa ayat dalam Al Qur’an, lalu dijelaskan Rasulullah n dalam hadits
yang mutawatir. Dan para salaf serta ahli fiqih Islam telah berkonsensus atas kewajibannya”. c.
An-Nawawi berkata,”Telah banyak dalil-dalil Al Qur’an dan Sunnah serta Ijma yang
menunjukkan kewajiban amar ma’ruf nahyi munkar”. d. Asy-Syaukaniy berkata,”Amar ma’ruf
nahi mungkar termasuk kewajiban, pokok serta rukun syari’at terbesar dalam syariat. Dengannya
sempurna aturan Islam dan tegak kejayaannya”. Jelaslah kewajiban umat ini untuk beramar
ma’ruf nahyi munkar.

C. Pengertian Jihad Yang Sebenarnya


Pengertian jihad dewasa ini tampak makin "menyempit", yaitu hanya dipahami sebagai
“perang suci” (holy war) atau “perang bersenjata” (jihad fisik-militer). Bahkan, dewasa ini
kalangan masyarakat Barat kerap mengasosiasikan jihad dengan ekstremisme, radikalisme,
bahkan terorisme. Kata jihad berasal dari kata “jahada” atau ”jahdun” (ٌ ‫د‬HH‫ )َ جْ ه‬yang berarti
“usaha” atau “juhdun” (ٌ ‫ )ُ جْ هد‬yang berarti kekuatan. Secara bahasa, asal makna jihad adalah
mengeluarkan segala kesungguhan, kekuatan, dan kesanggupan pada jalan yang diyakini
(dii’tikadkan) bahwa jalan itulah yang benar. Menurut Ibnu Abbas, salah seorang sahabat Nabi
Saw, secara bahasa jihad berarti “mencurahkan segenap kekuatan dengan tanpa rasa takut untuk
membela Allah terhadap cercaan orang yang mencerca dan permusuhan orang yang memusuhi”.
Pengertian jihad secara istilah sangat luas, mulai dari mencari nafkah hingga berperang melawan
kaum kuffar yang memerangi Islam dan kaum Muslim. Dalam istilah syariat, jihad berarti
mengerahkan seluruh daya kekuatan memerangi orang kafir dan para pemberontak. Menurut
Ibnu Taimiyah, jihad itu hakikatnya berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menghasilkan
sesuatu yang diridhoi Allah berupa amal shalih, keimanan dan menolak sesuatu
yang dimurkai Allah berupa kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan.

Makna jihad lebih luas cakupannya daripada aktivitas perang.


Jihad meliputi pengertian perang, membelanjakan harta, segala upaya dalam rangka
mendukung agama Allah, berjuang melawan hawa nafsu, dan menghadapi setan. Kata “jihad”
dalam bentuk fiil maupun isim disebut 41 kali dalam Al-Qur’an, sebagian tidak berhubungan
dengan perang dan sebagian berhubungan dengan perang. Jihad merupakan tulang punggung dan
kubah Islam. Kedudukan orang-orang yang berjihad amatlah tinggi di surga, begitu juga di
dunia. Mereka mulia di dunia dan di akhirat. Rasulullah adalah orang yang paling tinggi
derajatnya dalam jihad. Beliau telah berjihad dalam segala bentuk dan macamnya. Beliau
berjihad di jalan Allah dengan sebenarbenarnya jihad, baik dengan hati, dakwah, keterangan
(ilmu), pedang dan senjata. Semua waktu beliau hanya untuk berjihad dengan hati, lisan dan
tangan beliau. Oleh karena itulah, beliau amat harum namanya (di sisi manusia-pent) dan paling
mulia di sisi Allah. Allah memerintahkan beliau untuk berjihad semenjak beliau diutus sebagai
Nabi, Allah berfirman: Artinya : “Dan andaikata Kami menghendaki, benar-benarlah Kami utus
pada tiap-tiap negeri seorang yang memberi peringatan (rasul). Maka janganlah kamu mengikuti
orangorang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Qur’an dengan jihad yang besar.”
[Al-Furqon : 51-52].

D. HUKUM JIHAD
Jihad merupakan kewajiban setiap orang beriman. Perintah jihad merupakan salah satu
ujian Allah SWT untuk menguji sejauh mana keimanan seseorang. Firman Allah SWT : (yang
berarti) “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja) sedang Allah belum
mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil
teman selain Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman?” (QS. AtTaubah :16). Dalam al-
Quran, kata jihad hampir selalu diikuti dengan kalimat fi sabilillah (di jalan Allah), menjadi jihad
fi sabilillah, yaitu berjuang melalui segala jalan dengan niat untuk
menuju keridhaan Allah SWT (mardhatillah) dalam rangka mengesakan Allah SWT
(menegakkan tauhidullah), dan bahwa jihad harus dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah serta
norma-norma yang telah ditentukan Allah SWT.

E. MACAM – MACAM JIHAD


Allah SWT berfirman : (yang berarti) “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta
berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi
Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (QS. At-Taubah : 20).

Berdasarkan ayat tersebut, jihad terbagi dua, yaitu :

1. Jihadul Maali (jihad dengan harta)


Jihad dengan harta yaitu berjuang membela kepentingan agama dan umat Islam dengan
menggunakan materi (harta kekayaan) yang dimiliki.
2. Jihadun Nafsi (jihad dengan diri atau jiwa raga)
Jihadunnafsi yaitu berjuang dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada pada diri
berupa tenaga, pikiran, ilmu, keterampilan, bahkan nyawa sekalipun. Ibnu Qayyim membagi
jihad ke dalam tiga kategori dilihat dari pelaksanaannya, yaitu: 1. Jihad mutlak Jihad mutlak
adalah perang melawan musuh di medan pertempuran (berjuang secara fisik). 2. Jihad hujjah
Jihad hujjah adalah jihad yang dilakukan dalam berhadapan dengan pemeluk agama lain dengan
mengemukakan argumentasi yang kuat tentang kebenaran Islam (berdiskusi, debat, atau dialog).
Ibnu Taimiyah menanamakan jihad macam ini sebagai “jihad dengan lisan”
(jihad bil lisan) atau “jihad dengan ilmu dan penjelasan” (jihad bil ‘ilmi wal bayan). Dalam hal
ini, kemampuan ilmiah dan berijtihad termasuk di dalamnya. 3. Jihad ‘amm Sedangkan jihad
‘amm (jihad umum) yaitu jihad yang mencakup segala aspek kehidupan baik yang bersifat moral
maupun material, terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Jihad ini dilakukan dengan
mengorbankan harta, jiwa, tenaga, waktu, dan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Jihad ini adalah
menghadapi musuh berupa diri sendiri (hawa nafsu), setan, ataupun musuh-musuh Islam
(manusia).
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Amar ma’ruf nahyi munkar ialah menyuruh seseorang untuk berbuat kepada kebaikan
dan mencegah untuk berbuat kejahatan. Amar ma’ruf nahyi munkar merupakan kewajiban yang
dibebankan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada umat Islam sesuai kemampuannya. Ditegaskan
oleh dalil Al Qur’an dan As-Sunnah serta Ijma’ para ‘Ulama. Sedangkan jihad adalah
mengeluarkan segala kesungguhan, kekuatan, dan kesanggupan pada jalan yang diyakini
(dii’tikadkan) bahwa jalan itulah yang benar. Jihad merupakan kewajiban setiap orang beriman.
Perintah jihad merupakan salah satu ujian Allah SWT untuk menguji sejauh mana keimanan
seseorang. Menurut ayat al-Qur’an jihad terbagi menjadi beberapa macam yaitu :
1.Jihadul Maali (jihad dengan harta)

2.Jihadun Nafsi (jihad dengan diri atau jiwa raga)

Sedangkan Ibnu Qayyim membagi jihad ke dalam tiga kategori dilihat dari pelaksanaannya,
yaitu:

a.Jihad mutlak
b.Jihad hujjah
c. Jihad ‘amm

B. SARAN
Demikian paparan kami mengenai amar ma’ruf nahyi munkar dan jihad. Semoga dengan
sedikit pengetahuan ini, kita semua dapat menerapkan amar ma’ruf nahyi munkar serta jihad
dalam kehidupan kita sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Syamhudi, Kholid. 2010. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar Menurut Hukum Islam.

https://almanhaj.or.id/1811-jihad-dalam-islam.html

http://www.risalahislam.com/2014/08/pengertian-jihad-yang-sebenarnya.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai