Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MABADI’U KHOIRU UMMAH NU


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliyah Aswaja II
Dosen pengampu: Nur Rois, M.Pd.I

Disusun oleh :

Muhamad luthfi :18106011130


Fiki Aziz : 18106011116
Durrotul Mukhlishoh :18106011082

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2018/2019

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
ridho Nya serta taufik hidayah dan kecerdasan kepada kami sehingga makalah yang
bertema Mabadi`u Khaira Ummah Asawaja selesai kami kerjakan.Meskipun banyak
hambatan dan rintangan yang kami alami saat pengerjaan makalah ini,namun atas
kuasa Allah swt kami mampu menyelesaikan dengan tepat waktu.Dalam penyusunan
makalah ini kami banyak mengalami kekurangan yang mana dari segi bahasa dan
tulisan. Hal itu disebabkan kurangnya ilmu & pengalaman serta kemampuan
kami,namun kami tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan
makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah
yang akan datang.Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata
kuliah ASAWAJA II yang telah memberi dukungan dan arahan sebelum pengerjaan
makalah ini,ucapan terima kasih juga kepada teman-teman mahasiswa jurusan PAI
B2 yang telah memberi konstribusi nyata untuk pengerjaan makalah ini.Semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pada umumnya bagi
segenap pembaca.

Wassalamualaikum wr.wb.

Semarang, 26 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................1

Latar Belakang............................................................................................................1

Rumusan Masalah.......................................................................................................1

Tujuan Penulisan........................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................3

1. Pengertian Mabadi’u Khaira Ummah.............................................................3


2. Sejarah Mabadi’u Khaira Ummah..................................................................5
3. Butir-Butir Mabadi’u Khaira Ummah dan Pengertiannya..............................6
4. Tujuan dan Isi Mabadi’u Khaira Ummah.....................................................14
5. Strategi Pemasyarakatan Mabadi’u Khaira Ummah.....................................15

BAB III: PENUTUP...............................................................................................17

Kesimpulan...............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Taqwa sebagai suatu derajat yang tertinggi di sisi Allah SWT harus menjadi
identitas yang tercermin pada sikap dan tingkah laku umat Islam dalam segala
sendi kehidupannya.Oleh karena itu perlu dipilih beberapa prinsip yang dapat
dijadikn dasar bagi proses awal pembentukan idenditas dan menjadi landasan
untuk pembinaan lebih lanjut menuju terciptanya umat yang terbaik(khaira
ummah),suatu umat atau masyarakat yang mampu melaksanakan tugas amar
ma`ruf nahi munkar.Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Quran:

‫ عن المنكر وتؤمون باهلل‬Q‫كنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون‬

Mabadi khaira ummah (prinsip-prinsip dasar pembentukan umat


terbaik),merupakan suatu gerakan penanaman nilai-nilai yang dapat dijadikan
prinsip-prinsip dasar dalam pembentukan identitas dan karakter umat terbaik yang
mengandung lima sikap dasar,yaitu: As-Shidqu,Al-Amanah wal Wafa bil
Ahdi,Al-Adalah,At-Ta`awun dan Al-Istiqomah,sehingga disebut juga sebagai Al
Mabadi`ul Khamsah (Lima Prinsip Dasar).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Yang Dimaksud Dengan Mabadi`u Khaira Ummah?


2. Bagaimana Sejarah Mabadi`u Khaira Ummah?
3. Apa Saja Butir-butir Mabadi`u Khaira Ummah?
4. Apa Tujuan dan Isi Dari Mabadi`u Khaira Ummah?
5. Bagaimana Strategi Pemasyarakatan Dalam Mabadi`u Khaira Ummah?

1
C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberi pengetahuan dan
pemahaman yang luas terhadap pembaca khususnya para mahasiswa mengenai hal
yang berkaitan tentang MABADI`U KHAIRA UMMAH.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENEGERTIAN MABADI`U KHAIRA UMMAH

Gerakan Mabadi Khaira Ummah merupakan langkah awal pembentukan “umat


terbaik” (Khaira Ummah) yaitu suatu umat yang mampu melaksanakan tugastugas
amar makruf nahi mungkar yang merupakan bagian terpenting dari kiprah NU
karena kedua sendi mutlak diperlukan untuk menopang terwujudnya tata
kehidupan yang diridlai Allah SWT. sesuai dengan cita-cita NU. Amar ma’ruf
adalah mengajak dan mendorong perbuatan baik yang bermanfaat bagi kehidupan
duniawi dan ukhrawi, sedangkan nahi mungkar adalah menolak dan mencegah
segala hal yang dapat merugikan, merusak dan merendahkan, nilai-nilai
kehidupan dan hanya dengan kedua sendi tersebut kebahagiaan lahiriah dan
bathiniyah dapat tercapai. Prinsip dasar yang melandasinya disebut “Mabadi
Khaira Ummah”. Kalimat Khaira Ummah diambil dari kandungan Al-Qur’an
Surat Ali Imran ayat 110 yang berbunyi:
‫و امن‬QQ‫ون باهلل ول‬QQ‫ وتنهون عن المنكر وتؤم‬Q‫كنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف‬
‫أهل الكتاب لكان خيرا لهم منهم المؤمنون وأكثرهم الفاسقون‬

Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman
kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka,
di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-
orang yang fasik.(QS. Ali Imran [3]:110)

Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Khaira Ummah


adalah mereka yang hijrah dari Mekah ke Madinah dan mereka yang ikut perang
Badar serta ikut rombongan Nabi ke Hudaibiyah, sebagaimana dikemukakan oleh
Ibnu Abbas. Dan sebagian lagi berpendapat bahwa mereka yang dimaksud itu
adalah umat Islam periode pertama dengan mendasarkan pada hadis:

‫خيرامتي القرن الذين بعثت فيهم ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم‬

3
“Sebaik-baik umatku adalah abad dimana Aku diutus kepada mereka, kemudian
orang-orang yang berikutnya” (H.R.Ahmad)

Sedangkan sebagian lainnya mengatakan bahwa mereka adalah umat Islam


pada setiap periode sepanjang syarat-syarat yang terkait dengan ayat tersebut
terpenuhi yaitu, beriman dan mampu melaksanakan amar makruf nahi mungkar.
Pendapat ini berdasarkan pada ucapan Sayyidina Umar yang berbunyi:

‫من فعل مثلكم كان مثلكم‬


“Siapa yang bekerja seperti kamu maka adalah seperti kamu”
(Tafsir Al-Qurtubi).

‫من سره ان يكون من هذه األمة فليؤد شرط هللا فيها‬

“Barang siapa yang senang menjadi umat ini hendaknya memenuhi syarat Allah di
dalamnya” (Tafsir Ibnu Katsir riwayat Ibnu Jarir)
Selain itu terdapat beberapa hadis yang memuji umat yang datang kemudian,
diantaranya:

‫راني وأمن بي‬QQQQQQQ‫رات لمن لم ي‬QQQQQQQ‫بع م‬QQQQQQQ‫وبى س‬QQQQQQQ‫بي وط‬QQQQQQQ‫وبى لمن رأني وأمن‬QQQQQQQ‫ط‬

”Beruntunglah orang yang melihatku dan beriman kepadaku, dan beruntunglah


tujuh kali orang yang tidak melihatku tetapi beriman kepadaku”.( riwayat Abu
Umamah )
Abu Umar bin Abdil Bar berpendapat bahwa hadis yang menyebutkan tentang
kebaikan pada kurun periode pertama tidak dapat diartikan secara umum karena
pada setiap periode selalu terdapat orang yang memiliki keutamaan/kelebihan
dan orang-orang yang memiliki sifat sebaliknya.
Dalam itu terdapat beberapa hadis yang memnjelaskan bahwa umat terbaik
bisa terjadi pada periode pertama atau periode terakhir, di antara hadis-hadis itu
adalah:
‫ ال يدري أوله خير أم أخره‬Q‫أمتي كالمطر‬

4
“Umatku bagaikan hujan, tidak diketahui apakah awalnya lebih baik atau
akhirnya”(disebutkan oleh At-Thalayisi, Abu Isa At-Tirmidzi)

Berdasarkan hadis-hadis tersebut Imam Al-Qurtubi berkesimpulan bahwa


predikat Khaira Ummah dapat diperoleh bagi umat Islam pada setiap periode bila
tantangan yang dihadapinya sama seperti umat Islam pada periode pertama, yaitu
bila ajaran Islam itu dianggap gharib (asing) seperti pada waktu datang pertama
kalinya, orang-orang yang benar-benar beriman direndahkan dan perbuatan yang
fasiq semakin subur. Dalam kondisi yang demikian dibutuhkan tampilnya suatu
umat yang berkualitas dan tidak hanya memiliki keberanian tetapi juga memiliki
kemampuan untuk mengatasinya. Umat seperti ini dinamakan umat terbaik
(Khaira Ummah) yang bisa memunculkan beberapa periode sesuai dengan
kemungkinan timbulnya keadaan seperti yang dikemukakan di atasnya.

Mabadi`u Khaira Ummah dalah gerakan pembentukan identitas dan karakter


melalui penemuan nilai yang dijadikan prinsip dasar untuk warga NU. Identitas
dan karakter yang dimaksud dalam gerakan ini adalah sikap kemasyarakatan yang
harus dimiliki oleh setiap warga NU dan dijadikan landasan berpikir, bersikap,
dan bertindak. Pada Musyawarah Nasional Alim Ulama NU di Lampung 1992
dirumuskan kembali gerakan mabadi khoiru ummah yang terdiri dari 5 butir yatiu
As-Shidqu, Al-Amanah wal Wafa bil Ahdi, At-Ta’awun, Al-Adalah dan Al-
Istiqamah1.

B. SEJARAH MABADI`U KHAIRA UMMAH

Mukhtamar (kongres) Nahdlatul Ulama ke 13,tahun 1935,antara lain


memutuskan sebuah kesimpulan,bahwa kendala utama yang menghambat
kemampuan umat melaksanakan amar ma`ruf nahi munkar dan menegakkan
agama adalah karena kemiskinan dan kelemahan dalam bidang ekonomi.Maka
Muktamar mengamanatkan PBNU(dulu namanya HBNO) untuk mengadakan
gerakan penguatan ekonomi warga.Para pemimpin NU waktu itu menyimpulkan
bahwa kelemahan ekonomi ini bermula dari lemahnya sumber daya manusia

1
Djoko Hartono & Asmaul Lutfauziyah.2012. NU dan ASWAJA.Menelusuri Tradisi Keagamaan
Masyarakat Nahdliyin di Indonesia.Surabaya: PonPes Jagad Alimussirry. hal 79

5
(SDM).Mereka lupa meneladani sikap Rasulullah SAW sehingga kehilangan
ketangguhan mental.Setelah diadakan pengkajian,disimpulkan ada beberapa
prinsip ajaran Islam yang perlu ditanamkan kepada warga NU agar bermental kuat
sebagai modal perbaikan sosial ekonomi yang disebut Mabadi`u Khaira
Ummah,atau lanngkah awal membangun umat yang baik2.

C. BUTIR-BUTIR MABADI KHAIRA UMMAH DAN PENGERTIANNYA

Yang perlu dicermati selanjutnya dalah perbedaan konteks zaman antara massa
gerakan Mabadi Khaira Ummah pertama kali dicetuskan dan masa kini. Melihat
besar dan mendasarnya perubahan sosial yang terjadi dalam kurun sejarah
tersebut, tentulah perbedaan konteks itu membawa konsekuensi yang tidak kecil.
Demikian pula halnya dengan perkembangan kebutuhan-kebutuhan internal NU
sendiri. Oleh karenanya perlu dilakukan beberapa penyesuaian dan pengembangan
dari gerakan Mabadi Khaira Ummah yang pertama agar lebih jumbuh dengan
konteks kekinian.Konsekuensi-konsekuensi dari berbagai perkembangan itu akan
menyentuh persoalan arah dan titik tolak gerakan serta strategi pelaksanaannya.
Di atas telah dijelaskan pengembangan kerangka tujuan bagi gerakan ini.

Berkaitan dengan itu pula, diperlukan penyesuaian dan pengembangan yang


menyangkut butir-butir yang dimasukkan dalam Mabadi khaira Ummah dan
spesifikasi pengertiannya3.Jika semula Mabadi Khaira Ummah hanya memuat tiga
butir nilai seperti telah disebut di atas, dua butir lagi perlu ditambahkan untuk
mengantisipasi persoalan dan kebutuhan kontemporer. Kedua butir itu adalah
al-‘Adalah dan al-Istiqamah4. Dengan demikian, gerakan Mabadi Khaira Ummah
kita ini akan membawa lima butir nilai yang dapat pula disebut sebagai “Al-
Mabadi Al-Khamsah”. Berikut ini adalah uraian pengertian yang telah
dikembangkan dari kelima butir “Al-Mabadi Al-Khamsah” tersebut disertai kaitan
dengan orientasi-orientasi spesifiknya, sesuai dengan kerangka tujuan yang telah
dijelaskan di atas:

2
Tim PWNU Jawa Timur.2007. Aswaja An-Nahdliyah. Surabaya: Khalista. Hal 37
3

4
As’ad Thoha, Dkk. 2006. Pendidikan Aswaja dan KeNUan. Surabaya: MYSKAT. Hal. 37-48

6
1. As-Shidqu ( ‫)الصدق‬
Butir ini mengandung arti kejujuran/kebenaran, kesungguhan dan keterbukaan.
Kejujuran/kebenaran adalah satunya kata dengan perbuatan, ucapan dengan
pikiran. Apa yang diucapkan sama dengan yang di bathin. Jujur dalam hal ini
berarti tidak plin-plan dan tidak dengan sengaja memutarbalikkan fakta atau
memberikan informasi yang menyesatkan. Dan tentu saja jujur pada diri sendiri 5.
Termasuk dalam pengertian ini adalah jujur dalam bertransaksi dan jujur dalam
bertukar pikiran. Jujur dalam bertransaksi artinya menjauhi segala bentuk
penipuan demi mengejar keuntungan. Jujur dalam bertukar pikiran artinya
mencari mashlahat dan kebenaran serta bersedia mengakui dan menerima
pendapat yang lebih baik.Dalil-dalil yang berkaitan dengan hal ini adalah:
‫ مع الصادقين‬Q‫يايها الذين امنوااتقوا هللا وكونوا‬

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar”.(QS. at-Taubah [9] :119)

Q‫دق‬QQ‫ل يص‬QQ‫ فان الصدق يهدي الى البر وأن البر يهدي الى الجنة وما يزال الرج‬Q‫عليكم بالصدق‬
‫ديقا‬QQQQQQQQQQQQQQQQQQQQ‫تى يكتب عندهللا ص‬QQQQQQQQQQQQQQQQQQQQ‫دق ح‬QQQQQQQQQQQQQQQQQQQQ‫رى الص‬QQQQQQQQQQQQQQQQQQQQ‫ويتح‬
“Tetaplah kamu jujur (benar), karena jujur itu menunjukkan kepada kebaikan, dan
kebaikan itu menunjukkan kepada surga”. Seorang laki-laki senantiasa jujur dan
mencari kejujuran sampai dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur”. (H.
Muttafaq ‘alaih)

Kesungguhan berarti berusaha dengan sungguh-sungguh (mujahadah)


dalam melaksanakan berbagai ikhtiyar dan tugas.

Keterbukaan adalah sikap yang lahir dari kejujuran demi menghindarkan saling
curiga, kecuali dalam hal-hal yang harus dirahasiakan karena alasan pengamanan
dan karena tidak semua keadaan harus diberitakan,

sebagaimana petunjuk Allah SWT dan teladan Rasulullah SAW:


‫ هم المتقون‬Q‫أولئك الذين صدقوا وأولئك‬

5
Ibid.

7
“Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang
yang bertaqwa”. (QS. al-Baqarah [2]: 177)

Keterbukaan ini dapat menjadi faktor yang ikut menjaga kohesifitas organisasi
dan sekaligus menjamin berjalannya fungsi control6.
As-Shidqu merupakan salah satu sifat para nabi sebagaimana disebutkan dalam
beberapa ayat Al-Quran dan hadis:

‫يره‬QQQQQQQQQQQQQQQ‫ بغ‬Q‫فروري‬QQQQQQQQQQQQQQQ‫ه الي س‬QQQQQQQQQQQQQQQ‫ول هللا إذا توج‬QQQQQQQQQQQQQQQ‫ان رس‬QQQQQQQQQQQQQQQ‫ك‬

“Rasulullah SAW dahulunya apabila menuju ke suatu perjalanan maka Ia


menyembunyikan kepada orang lain”. (Muttafaq ‘alaih)

‫ الكتاب إبراهيم انه كان صديقا نبيا‬Q‫واذكرفي‬

”Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al kitab (Al Quran) ini.
Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi
(QS. Maryam [19] : 41)

Kebalikan dari As-sidqu adalah al-kidzbu (dusta), satu sifat yang tidak
terpuji dan termasuk di antara tanda-tanda kemunafikan7.

‫الحديث‬....‫اياكم والكذب فان الكذب يهدي الى الفجور وان الفجور يهدي إلى النار‬

“Jauhilah sifat dusta, karena dusta itu menunjukkan kepada durhaka, dan durhaka
itu menunjukkan kepada neraka. Seseorang laki-laki senantiasa dusta dan mencari
kedustaan sampai dicatat di sisi Allah sebagai orang yang dusta”. (Muttafaq
‘alaih)

‫ف واذا‬QQ‫ إذا حدث كذب واذاأخل‬,‫ وزعم أنه مسلم‬Q‫ثالث من كن فيه فهو منافق وان صام وصلى‬
‫اؤتمن خان‬

“Ada tiga hal, yang apabila ada pada seseorang maka ia adalah munafiq,
walaupun ia berpuasa, sholat, dan mengira dirinya itu muslim. Tiga hal itu ialah

6
Ibid.
7
Ibid.

8
apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari, dan apabila
dipercaya ia berkhianat”. (Muttafaq ‘alaih)
Tetapi dalam hal tertentu memang diperbolehkan untuk menyembuhkan keadaan
sebenarnya atau menyembunyikan informasi seperti telah di singgung di atas.
Diperbolehkan pula berdusta dalam menguasahakan perdamaian dan
memecahkan masalah kemasyarakatan yang sulit demi kemaslahatan umum.
Singkat kata: dusta yang dihalalkan oleh syara’ .

2. Al-Amanah wal-Wafa bil ‘ahd ( ‫بالعهد‬ ‫والوفاء‬ ‫)األمانة‬


Butir ini memuat dua istilah yang saling terkait, yakni al-amanah dan al-
wafa’bil ’ahdi. Yang pertama secara lebih umum maliputi semua beban yang
harus dilaksanakan, baik ada perjanjian maupun tidak, sedang yang disebut
belakangan hanya berkaitan dengan perjanjian. Kedua istilah ini digambungkan
untuk memperoleh satu kesatuan pengertian yang meliputi: dapat dipercaya, setia
dan tepat janji. Dapat dipercaya adalah sifat yang diletakkan pada seseorang yang
dapat melaksanakan semua tugas yang dipikulnya, baik yang bersifat diniyah
maupun ijtima’iyyah. Dengan sifat ini orang menghindar dari segala bentuk
pembekalaian dan manipulasi tugas atau jabatan8.

‫ األمانات الى أهلها‬Q‫ أن تؤدوا‬Q‫ان هللا يأمركم‬

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak


menerimanya... (QS. An-Nisa’ [4]: 58)

Lawan dari amanah adalah khianat termasuk salah satu unsur nifaq
sebagaimana tersebut dalam hadis terdahulu.
Setia mengandung pengertian kepatuan dan ketaatan kepada Allah dan
pimpinan/ penguasa sepanjang tidak memerintahkan untuk berbuat maksiat.

‫األمر منكم‬QQQQQQQ‫ وأولى‬Q‫ول‬QQQQQQQ‫ الرس‬Q‫وا‬QQQQQQQ‫ هللا واطيع‬Q‫وا‬QQQQQQQ‫وا أطيع‬QQQQQQQ‫ذين أمن‬QQQQQQQ‫ا ال‬QQQQQQQ‫يأيه‬

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. (QS. An-Nisa’ [4]: 59)
8
Ibid.

9
‫من أمركم من الوالة بمعصية فال تطيعوه‬

Barang siapa di antara penguasa menyuruh kamu melakukan maksiat, maka


jangan kamu taati” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim).

Tetap janji mengandung arti melaksanakan semua perjanjian, baik perjanjian


yang dibuat sendiri maupun perjanjian yang melekat karena kedudukannya
sebagai mukallaf, meliputi janji memimpin terhadap yang dipimpinnya, janji antar
sesame anggota masyarakat (kotrak sosial) antar sesama anggota keluarga dan
setiap individu yang lain. Menyalahi janji termasuk salah satu unsur nifaq9.

‫ بالعقد‬Q‫يأيها الذين أمنوا أوفوا‬

"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. " (QS. Al-Maidah [4]:1)

‫ بعهدهم اذا عاهدوا‬Q‫والموفون‬

"Dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji...." (QS.Al-


Baqarah[2]: 177)

‫الوعد مثل الدين أو أفضل‬

"Janji bagaikan hutang atau lebih utama." (HR. Ibn Abid Dunya)
‫اذا وعد الرجل أخاه أن يفي فلم يجد فلت اثم عليه‬

“Apabila seseorang berjanji kepada saudaranya untuk menepati, atau tidak


memperoleh, maka tidak ada dosa baginya” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi).

Ketiga sifat di atas (dapat dipercaya, setia dan tetap janji) menjamin itegritas
pribadi dalam menjalankan wewenang dan dedikasi tehadap tugas.

Sedangkan alamanah wal wafa bil ’ahdi itu sendiri, bersama-sama dengan ash-
shidqu, secara umum menjadi ukuran kredebilitas yang tinggi di hadapan pihal

9
Ibid.

10
lain: satu syarat penting dalam membangun berbagai kerjasama 10.

3. Al-‘Adalah ( ‫)العدالة‬
Bersikap adil (al’adalah) mengandung pengertian obyektif, proposional dan
taat asas.
Butir ini mengharuskan orang berpegang kepad kebenaran obyektif dan
memnempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Distorsi penilaian sangat mungkin
terjadi akibat pengaruh emosi, sentimen pribadi atu kepentingan egoistic. Distorsi
semacam ini dapat menjeruamuskan orang kedalam kesalahan fatal dalam
mengambil sikap terhadap suatu persolan. Buntutnya suadah tentu adalah
kekeliruan bertindak yang bukan saja tidak menyelesaikan masalah, tetapi bahkan
menambah-namabh keruwetan. Lebih-lebih jika persolan menyangkut perselisihan
atau pertentangan diantara berbagai pihak. Dengan sikap obyektif dan pro[osional
distorsi semacam ini dapat dihindarkan11.

‫ بالعدل‬Q‫واذا حكمتم بين الناس أن تحكموا‬

“Dan apabila kamu menetapkan hokum di atara manusia suapay kamu


menetapkan dengan adil” (QS. An-Nisa [4] :58)

‫ بالعدل واالحسان‬Q‫ان هللا يأمركم‬

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan” (QS.
AnNahl [16]: 90)

‫اتقوا هللا واعدلوا فى أوالدكم‬

“Bertaqwalah kamu kapada Allah dan berlakun adillah dalam anak-anakmu” (H.
Muttafaq alaih)

Implikasi lain dari al-'adalah adalah kesetiaan kepada aturan main (correct) dan
rasionalitas dalam perbuatan keputusan, termasuk dalam alokasi sumberdaya dan
tugas (the right man on the right place). “Kebijakan” memang sering kali
diperlukan dalam mengangani masalah –masalah tertentu. Tetapi semuanya harus
10
Ibid.
11
Ibid.

11
tetap di atas landasan (asas) bertindak yang disepakati bersama.
‫وهللا ال يأخذ أحد منكم شيأ بغير حقه اال لقي هللا يوم القيامة‬

“Demi Allah, sesorang di antara kamu tidak mengambil suatu yang bukan haknya
kecuali akan menjumpai Allah SWT membawanya pada hari kiamat” (HR.
Muttafaq 'alaihi)

‫اللهم انى أخرج حق الصعيفين اليتيم والمرأة‬

“Ya Allah, sungguh aku mengeluarkan hak dua orang lemah, yaitu anak yatim dan
perempuan” (HR. an-Nasa'i)

‫اعط األجيرأجره قبل أن يجف عرقه‬

"Berilah kepada buruh upahnya sebelum kering keringatnya."

4. At-Ta'awun ( ‫)التعاون‬

At-ta’awun merupakan sendi utama dalam tata kehidupan masyarakat :


manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan pihak lain. Pengertia ta'awun
meliputi tolong menolong, setia kawan dan gotong royong dalam kebaikan dan
taqwa. Imam al-Mawardi mengaitkan pengertia al-birr (kebaikan) dengan kerelaan
manusia dan taqwa dengan ridla Allah SWT. Memperoleh keduanya berarti
memperoleh kebahagiaan yang sempurna. Ta'awun juga mengandung pengertian
timbal balik dari masing-masing pihak untuk memberi dan menerima. Oleh karena
itu, sikap ta'awun mendorong setiap orang untuk berusaha dan bersikap kreatif
agar dapat memiliki sesuatu yang dapat disumbangkan kepada orang lain dan
kepada kepentingan bersama. Mengembangkan sikap ta'awun berarti juga
mengupayakan konsolidasi12.

‫وتعاونوا على البر واتقوا وال تعاونوا على االثم والعدوان واتقواهللا ان هللا شديد العقاب‬

“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan
jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah

12
Ibid.

12
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya (QS. Al-Maidah
[5] : 2)

‫وهللا في عون العبد ماكان العبد فى عون أخيه‬

"Allah selalu menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya.
(HR. Muslim).

5. Istiqamah ( ‫)استقامة‬

Istiqamah mengandung pengertian ajeg-jejeg, berkesinambungan, dan


berkelanjutan. Ajeg-jejeg artinya tetap dan tidak bergeser dari jalur (thariqah)
sesuai dengan ketentuan Allah SWT dan rasul-Nya, tuntunan yang diberikan oleh
salafus shalih dan aturan main serta rencana-rencana yang disepakati bersama13.
Kesinambungan artinya keterkaitan antara satu kegiatan dengan kegaiatan yang
lain dan antara satu periode dengan periode yang lain sehingga kesemuanya
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan saling menopang seperti
sebuah bangunan.
Sedangkan makna berkelanjutan adalah bahwa pelaksanaan kegiatan-kegiatan
tersebut merupakan proses yang berlangsung terus menerus tanpa mengalami
kemandekan, merupakan suatu proses maju (progressing) bukannya berjalan di
tempat (stagnant).

Q‫روا‬QQ‫وا وأبش‬QQ‫ وال تحزن‬Q‫افوا‬QQ‫ة أال تخ‬QQ‫نزل عليهم المالئك‬QQ‫ تت‬Q‫تقاموا‬QQ‫ا هللا ثم اس‬QQ‫الوا ربن‬QQ‫ذين ق‬QQ‫ان ال‬
‫بالجنة التي كنتم توعدون‬

Sesunguhnya orang-orang yang mengatakan “Tuhan kami ialah allah” kemudian


mereka meneguhkan diri mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka
(dengan mangatakan) “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kau merasa
sedih, dan gembirakanlah mereka dengan (memperoleh) surga yang telah
dijanjikan Allah kepadamu (QS. Fushshilat [41]: 30)

‫ كالتي نقضت غزلها من بعد قوة أنكاثا‬Q‫وال تكونوا‬

13
Ibid.

13
Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya
yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali “(QS. An-Nahl: 92)

‫أحب العمل الى هللا ما داوم صاحبه عليه وان قل‬

“Sebaik-baik amal menurut Allah adalah yang dilakukan oleh pemiliknya


(pelakunya) terus menerus walaupun sedikit” (HR. Muttafaq ‘alaih)

D. TUJUAN DAN ISI MABADI`U KHAIRU UMMAH

Mabadi`u Khaira Ummah merupakan gerakan untuk membangun etika sosial


dan moral ekonomi.Dicetuskan kali pertama pada Muktamar NU tahun 1939 M di
Magelang oleh KH.Machfuc Shiddiq,yang dikenal dengan istilah Mabadi`u
Khaira Ummah as Salasah (trisila mabadi).Trisila mabadi tersebut antara lain Al-
shidqu,al-wafa bil-ahd/al-amanah,ta`awun.Istilah Khaira Ummah diambil
dari(QS.Ali Imran:110)

‫ باهلل‬Q‫ وتنهون عن المنكر وتؤمون‬Q‫كنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف‬

Menurut ayat tersebut berisi perintah kepada umat islam agar ada diantaranya
suatu golongan yang mengkhususkan diri untuk berdakwah.Menyuruh berbuat
baik dan mencegah kemunkaran,yaitu segala perbuatan yang bertentangan dengan
ajaran Allah dan Rasul-NYA,serta bertentangan pula dengan kemaslahatan umat
manusia.Sesuai perkembangan zaman dan kemajuan ekonomi,kemudian dalam
Munas Alim Ulama`dan Konbes NU di Lampung tahun 1992,Mabadi`u Khairu
Ummah As-Salasah dikembangkan menjadi Mabadi`u Khairu Ummah Al-
Khomsah dengan menambahkan `adalah dan istiqomah.Bahkan menurut
KH.Achmad Shiddiq dalam negara yang berdasarkan Pancasila.maka mabadi ini
digunakan sebagai sarana mengembangkan masyarakat Pancasila,yaitu
masyarakat sosialis yang religius yang dicita-citakan oleh NU dan oleh Negara14.

Kaum Nahdliyin hampir mayoritas berasal dari kalangan masyarakat


agraris,kini harus berhadapan dengan perkembangan dunia industri yang sangat
pesat.Otomatis keahlian dan kemadirian kaum Nahdliyin di sektor agraris harus

14
Ahmad Nuruddin& M.Dalhar. 2016. Ke-NU-an. Semarang: LP Ma`arif NU hal 6-7

14
siap dan akrab dengan industralisasi,modernisasi,komersialisasi,dan
manajerialisasi peoduk-produk agraria.Dengan terjadinya perubahan itu,NU
setidaknya membutuhkan suatu penguasaan baru dalam masalah
ekonomi.Perubahan ini bukan dimaksudkan untuk mengubah pola hidup
masyarakat,melainkan meningkatkan kemampuan dan keahlian masyarakat NU di
berbagai bidang.Seringkali moral ekonomi diabaikan dalam kenyataan,semua
masayarakat menghendaki adanya etika sosial dan moral ekonomi.Prinsip moral
yang,melandasi keseluruhan relasi sosial terutama dalam bidang ekonomi itulah
yang dikehendaki oleh Mabadi`u Khairu Ummah15.

E. STRATEGI PEMASYARAKATAN MABADI`U KHAIRA UMMAH

Mabadi`u Khairu Ummah adalah gerakan pembentukan identitas dan karakter


warga NU,melalui penanaman nilai-nilai luhur yang digali dari faham keagamaan
NU.Gerakan Mabadi`u Khairu Ummah merupakan langkah awal dari
pembentukan ummat terbaik,dalam koteks kekinian yang dikenal dengan istilah
masyarakat madani.Suatu umat yang mampu melaksanakan tugas-tugas amar
ma`ruf nahi munkar,yang merupakan bagian terpenting dari kiprah NU.Sebuah
konsekuensi dari keyakinan kita terhadap kebenaran Ahlussunah wal jama`ah.

Amar Ma`ruf adalah mengajak dan mendorong perbuatan baik yang


bermanfaat untuk kehidupan duniawi dan ukhrawi.Sedangkan nahi munkar adalah
menolak dan mencegah segala hal yang dapat merugikan,merusak dan
merendahkan nilai-nilai kehidupan.Kedua sendi ini mutlak diperlukan untuk
menopang terwujudnya tata kehidupan yang diridhoi AllahSWT sesuai dengan
cita-cita NU.Dalam tataran implementasi,Mabadi`u Khairu Ummah sangat
berkaitan dengan konsep amar ma`ruf nahi munkar.

Melaksanakan amar ma`ruf nahi munkar termasuk salah satu ciri khas Islam
yang dibawa Rasulullah SAW.Kehadiran beliau secara tegas mengemban tugas
memerintahkan yang baik,atau menyuruh umat berbuat baik,dan mencegah diri
dari perbuatan yang buruk.Selanjutnya dalam melaksanakan amar ma`ruf nahi
munkar menjadi kewajiban yang harus diwujudkan secara bersama.

15
Ibid.

15
Penanaman Mabadi`u Khaira Ummah kepada warga NU harus dilakukan
secara intensif,terencana dan berkelanjutan melalui berbagai jalur yang dimiliki
oleh NU.Upaya penanaman doktrin Mabadi`u Khaira Ummah melaui forum
lailatul ijtima` dan kegiatan usaha bersama seperti yang dirintis oleh NU pada
masa lalu,akan mempercepat tercapainya pembentukan karakter warga
NU.Gerakan Mabadi`u Khaira Ummah yang dilakukan pendahulu NU ternyata
berhasil menjadikan NU sebagai organisasi terbesar,kokoh dan sangat pesat
proses pertumbuhannya.Pembangkitan kembali dan pengembangan gerakan
Mabadi`u Khaira Ummah ini,relevan dengan kebutuhan pembangunan bangsa dan
negara yang sasaran utamanya adalah pembangunan Sumber Daya Manusia
(SDM).Keberhasilan pembangunan bangsa ini tergantung pada upaya
pembentukan manusia Indonesia,yang tidak hanya memiliki skill saja,tetapi juga
watak dan karakter terpuji serta bertanggung jawab16.

BAB III

16
Ahmad Nuruddin& M.Dalhar. 2016. Ke-NU-an. Semarang: LP Ma`arif NU hal 17-18

16
KESIMPULAN

1.Mabadi`u Khairu Ummah merupakan gerakan untuk mebangun etika sosial dan
moral ekonomi.

2.Prinsip-prinsip Mabadi`u Khaira Ummah antara lain:

a. Al-Shidqu,artinya jujur,benar,keterbukaan,tidak bohong dan satunya hati-


kata-perbuatan.
b. Al-Amanah wa Al-Wafa bi al-Ahdi,artinya dapat dipercaya memegang
tanggung jawab,setia dan menepati janji yang dilandasi kepatuhan serta
ketaatan kepada Allah SWT.
c. Al-Adalah,berarti bersikap adil,proporsional,objektif,mengutamkan
kebenaran,dan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya,jauh dari
pengaruh egoisme.
d. Al-Ta`awun,berarti tolong-menolong,atau sikap saling menolong diantara
sesama,setia kawan,gotong royong dalam kenbaikan dan taqwa,hubungan
timbal balik yaitu memberi dan menerima.
e. Al-Istiqomah,berarti teguh,jejeg-ajeg,dan konsisten.

3.Penanaman Mabadi`u Khaira Ummah kepada warga NU dilakukan secara


intensif,terencana dan berkelanjutan melalui berbagai jalur yang dimiliki NU.

DAFTAR PUSTAKA

17
Djoko Hartono & Asmaul Lutfauziyah. 2012. NU DAN ASWAJA. Menelusuri
Tradisi Keagamaan Masyarakat Nahdliyin di Indonesia. Surabaya: PonPes
Jagad Alimussirry

Tim PWNU Jawa Timur. 2007. Aswaja An-Nahdliyah. Surabaya:Khalista

As’ad Thoha, Dkk. 2006. Pendidikan Aswaja dan KeNUan. Surabaya: MYSKAT
Ahmad Nuruddin& M.Dalhar. 2016. Ke-NU-an. Semarang : LP Ma`arif NU
Al-qur’an
Al-hadits

18

Anda mungkin juga menyukai