Disusun oleh :
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2018/2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
ridho Nya serta taufik hidayah dan kecerdasan kepada kami sehingga makalah yang
bertema Mabadi`u Khaira Ummah Asawaja selesai kami kerjakan.Meskipun banyak
hambatan dan rintangan yang kami alami saat pengerjaan makalah ini,namun atas
kuasa Allah swt kami mampu menyelesaikan dengan tepat waktu.Dalam penyusunan
makalah ini kami banyak mengalami kekurangan yang mana dari segi bahasa dan
tulisan. Hal itu disebabkan kurangnya ilmu & pengalaman serta kemampuan
kami,namun kami tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan
makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah
yang akan datang.Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata
kuliah ASAWAJA II yang telah memberi dukungan dan arahan sebelum pengerjaan
makalah ini,ucapan terima kasih juga kepada teman-teman mahasiswa jurusan PAI
B2 yang telah memberi konstribusi nyata untuk pengerjaan makalah ini.Semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pada umumnya bagi
segenap pembaca.
Wassalamualaikum wr.wb.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................1
Latar Belakang............................................................................................................1
Rumusan Masalah.......................................................................................................1
Tujuan Penulisan........................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN........................................................................................3
Kesimpulan...............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Taqwa sebagai suatu derajat yang tertinggi di sisi Allah SWT harus menjadi
identitas yang tercermin pada sikap dan tingkah laku umat Islam dalam segala
sendi kehidupannya.Oleh karena itu perlu dipilih beberapa prinsip yang dapat
dijadikn dasar bagi proses awal pembentukan idenditas dan menjadi landasan
untuk pembinaan lebih lanjut menuju terciptanya umat yang terbaik(khaira
ummah),suatu umat atau masyarakat yang mampu melaksanakan tugas amar
ma`ruf nahi munkar.Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Quran:
عن المنكر وتؤمون باهللQكنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون
B. RUMUSAN MASALAH
1
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberi pengetahuan dan
pemahaman yang luas terhadap pembaca khususnya para mahasiswa mengenai hal
yang berkaitan tentang MABADI`U KHAIRA UMMAH.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman
kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka,
di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-
orang yang fasik.(QS. Ali Imran [3]:110)
3
“Sebaik-baik umatku adalah abad dimana Aku diutus kepada mereka, kemudian
orang-orang yang berikutnya” (H.R.Ahmad)
“Barang siapa yang senang menjadi umat ini hendaknya memenuhi syarat Allah di
dalamnya” (Tafsir Ibnu Katsir riwayat Ibnu Jarir)
Selain itu terdapat beberapa hadis yang memuji umat yang datang kemudian,
diantaranya:
راني وأمن بيQQQQQQQرات لمن لم يQQQQQQQبع مQQQQQQQوبى سQQQQQQQبي وطQQQQQQQوبى لمن رأني وأمنQQQQQQQط
4
“Umatku bagaikan hujan, tidak diketahui apakah awalnya lebih baik atau
akhirnya”(disebutkan oleh At-Thalayisi, Abu Isa At-Tirmidzi)
1
Djoko Hartono & Asmaul Lutfauziyah.2012. NU dan ASWAJA.Menelusuri Tradisi Keagamaan
Masyarakat Nahdliyin di Indonesia.Surabaya: PonPes Jagad Alimussirry. hal 79
5
(SDM).Mereka lupa meneladani sikap Rasulullah SAW sehingga kehilangan
ketangguhan mental.Setelah diadakan pengkajian,disimpulkan ada beberapa
prinsip ajaran Islam yang perlu ditanamkan kepada warga NU agar bermental kuat
sebagai modal perbaikan sosial ekonomi yang disebut Mabadi`u Khaira
Ummah,atau lanngkah awal membangun umat yang baik2.
Yang perlu dicermati selanjutnya dalah perbedaan konteks zaman antara massa
gerakan Mabadi Khaira Ummah pertama kali dicetuskan dan masa kini. Melihat
besar dan mendasarnya perubahan sosial yang terjadi dalam kurun sejarah
tersebut, tentulah perbedaan konteks itu membawa konsekuensi yang tidak kecil.
Demikian pula halnya dengan perkembangan kebutuhan-kebutuhan internal NU
sendiri. Oleh karenanya perlu dilakukan beberapa penyesuaian dan pengembangan
dari gerakan Mabadi Khaira Ummah yang pertama agar lebih jumbuh dengan
konteks kekinian.Konsekuensi-konsekuensi dari berbagai perkembangan itu akan
menyentuh persoalan arah dan titik tolak gerakan serta strategi pelaksanaannya.
Di atas telah dijelaskan pengembangan kerangka tujuan bagi gerakan ini.
2
Tim PWNU Jawa Timur.2007. Aswaja An-Nahdliyah. Surabaya: Khalista. Hal 37
3
4
As’ad Thoha, Dkk. 2006. Pendidikan Aswaja dan KeNUan. Surabaya: MYSKAT. Hal. 37-48
6
1. As-Shidqu ( )الصدق
Butir ini mengandung arti kejujuran/kebenaran, kesungguhan dan keterbukaan.
Kejujuran/kebenaran adalah satunya kata dengan perbuatan, ucapan dengan
pikiran. Apa yang diucapkan sama dengan yang di bathin. Jujur dalam hal ini
berarti tidak plin-plan dan tidak dengan sengaja memutarbalikkan fakta atau
memberikan informasi yang menyesatkan. Dan tentu saja jujur pada diri sendiri 5.
Termasuk dalam pengertian ini adalah jujur dalam bertransaksi dan jujur dalam
bertukar pikiran. Jujur dalam bertransaksi artinya menjauhi segala bentuk
penipuan demi mengejar keuntungan. Jujur dalam bertukar pikiran artinya
mencari mashlahat dan kebenaran serta bersedia mengakui dan menerima
pendapat yang lebih baik.Dalil-dalil yang berkaitan dengan hal ini adalah:
مع الصادقينQيايها الذين امنوااتقوا هللا وكونوا
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar”.(QS. at-Taubah [9] :119)
QدقQQل يصQQ فان الصدق يهدي الى البر وأن البر يهدي الى الجنة وما يزال الرجQعليكم بالصدق
ديقاQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQتى يكتب عندهللا صQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQدق حQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQرى الصQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQويتح
“Tetaplah kamu jujur (benar), karena jujur itu menunjukkan kepada kebaikan, dan
kebaikan itu menunjukkan kepada surga”. Seorang laki-laki senantiasa jujur dan
mencari kejujuran sampai dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur”. (H.
Muttafaq ‘alaih)
Keterbukaan adalah sikap yang lahir dari kejujuran demi menghindarkan saling
curiga, kecuali dalam hal-hal yang harus dirahasiakan karena alasan pengamanan
dan karena tidak semua keadaan harus diberitakan,
5
Ibid.
7
“Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang
yang bertaqwa”. (QS. al-Baqarah [2]: 177)
Keterbukaan ini dapat menjadi faktor yang ikut menjaga kohesifitas organisasi
dan sekaligus menjamin berjalannya fungsi control6.
As-Shidqu merupakan salah satu sifat para nabi sebagaimana disebutkan dalam
beberapa ayat Al-Quran dan hadis:
”Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al kitab (Al Quran) ini.
Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi
(QS. Maryam [19] : 41)
Kebalikan dari As-sidqu adalah al-kidzbu (dusta), satu sifat yang tidak
terpuji dan termasuk di antara tanda-tanda kemunafikan7.
الحديث....اياكم والكذب فان الكذب يهدي الى الفجور وان الفجور يهدي إلى النار
“Jauhilah sifat dusta, karena dusta itu menunjukkan kepada durhaka, dan durhaka
itu menunjukkan kepada neraka. Seseorang laki-laki senantiasa dusta dan mencari
kedustaan sampai dicatat di sisi Allah sebagai orang yang dusta”. (Muttafaq
‘alaih)
ف واذاQQ إذا حدث كذب واذاأخل, وزعم أنه مسلمQثالث من كن فيه فهو منافق وان صام وصلى
اؤتمن خان
“Ada tiga hal, yang apabila ada pada seseorang maka ia adalah munafiq,
walaupun ia berpuasa, sholat, dan mengira dirinya itu muslim. Tiga hal itu ialah
6
Ibid.
7
Ibid.
8
apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari, dan apabila
dipercaya ia berkhianat”. (Muttafaq ‘alaih)
Tetapi dalam hal tertentu memang diperbolehkan untuk menyembuhkan keadaan
sebenarnya atau menyembunyikan informasi seperti telah di singgung di atas.
Diperbolehkan pula berdusta dalam menguasahakan perdamaian dan
memecahkan masalah kemasyarakatan yang sulit demi kemaslahatan umum.
Singkat kata: dusta yang dihalalkan oleh syara’ .
Lawan dari amanah adalah khianat termasuk salah satu unsur nifaq
sebagaimana tersebut dalam hadis terdahulu.
Setia mengandung pengertian kepatuan dan ketaatan kepada Allah dan
pimpinan/ penguasa sepanjang tidak memerintahkan untuk berbuat maksiat.
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. (QS. An-Nisa’ [4]: 59)
8
Ibid.
9
من أمركم من الوالة بمعصية فال تطيعوه
"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. " (QS. Al-Maidah [4]:1)
"Janji bagaikan hutang atau lebih utama." (HR. Ibn Abid Dunya)
اذا وعد الرجل أخاه أن يفي فلم يجد فلت اثم عليه
Ketiga sifat di atas (dapat dipercaya, setia dan tetap janji) menjamin itegritas
pribadi dalam menjalankan wewenang dan dedikasi tehadap tugas.
Sedangkan alamanah wal wafa bil ’ahdi itu sendiri, bersama-sama dengan ash-
shidqu, secara umum menjadi ukuran kredebilitas yang tinggi di hadapan pihal
9
Ibid.
10
lain: satu syarat penting dalam membangun berbagai kerjasama 10.
3. Al-‘Adalah ( )العدالة
Bersikap adil (al’adalah) mengandung pengertian obyektif, proposional dan
taat asas.
Butir ini mengharuskan orang berpegang kepad kebenaran obyektif dan
memnempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Distorsi penilaian sangat mungkin
terjadi akibat pengaruh emosi, sentimen pribadi atu kepentingan egoistic. Distorsi
semacam ini dapat menjeruamuskan orang kedalam kesalahan fatal dalam
mengambil sikap terhadap suatu persolan. Buntutnya suadah tentu adalah
kekeliruan bertindak yang bukan saja tidak menyelesaikan masalah, tetapi bahkan
menambah-namabh keruwetan. Lebih-lebih jika persolan menyangkut perselisihan
atau pertentangan diantara berbagai pihak. Dengan sikap obyektif dan pro[osional
distorsi semacam ini dapat dihindarkan11.
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan” (QS.
AnNahl [16]: 90)
“Bertaqwalah kamu kapada Allah dan berlakun adillah dalam anak-anakmu” (H.
Muttafaq alaih)
Implikasi lain dari al-'adalah adalah kesetiaan kepada aturan main (correct) dan
rasionalitas dalam perbuatan keputusan, termasuk dalam alokasi sumberdaya dan
tugas (the right man on the right place). “Kebijakan” memang sering kali
diperlukan dalam mengangani masalah –masalah tertentu. Tetapi semuanya harus
10
Ibid.
11
Ibid.
11
tetap di atas landasan (asas) bertindak yang disepakati bersama.
وهللا ال يأخذ أحد منكم شيأ بغير حقه اال لقي هللا يوم القيامة
“Demi Allah, sesorang di antara kamu tidak mengambil suatu yang bukan haknya
kecuali akan menjumpai Allah SWT membawanya pada hari kiamat” (HR.
Muttafaq 'alaihi)
“Ya Allah, sungguh aku mengeluarkan hak dua orang lemah, yaitu anak yatim dan
perempuan” (HR. an-Nasa'i)
4. At-Ta'awun ( )التعاون
وتعاونوا على البر واتقوا وال تعاونوا على االثم والعدوان واتقواهللا ان هللا شديد العقاب
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan
jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah
12
Ibid.
12
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya (QS. Al-Maidah
[5] : 2)
"Allah selalu menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya.
(HR. Muslim).
5. Istiqamah ( )استقامة
QرواQQوا وأبشQQ وال تحزنQافواQQة أال تخQQنزل عليهم المالئكQQ تتQتقامواQQا هللا ثم اسQQالوا ربنQQذين قQQان ال
بالجنة التي كنتم توعدون
13
Ibid.
13
Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya
yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali “(QS. An-Nahl: 92)
باهللQ وتنهون عن المنكر وتؤمونQكنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف
Menurut ayat tersebut berisi perintah kepada umat islam agar ada diantaranya
suatu golongan yang mengkhususkan diri untuk berdakwah.Menyuruh berbuat
baik dan mencegah kemunkaran,yaitu segala perbuatan yang bertentangan dengan
ajaran Allah dan Rasul-NYA,serta bertentangan pula dengan kemaslahatan umat
manusia.Sesuai perkembangan zaman dan kemajuan ekonomi,kemudian dalam
Munas Alim Ulama`dan Konbes NU di Lampung tahun 1992,Mabadi`u Khairu
Ummah As-Salasah dikembangkan menjadi Mabadi`u Khairu Ummah Al-
Khomsah dengan menambahkan `adalah dan istiqomah.Bahkan menurut
KH.Achmad Shiddiq dalam negara yang berdasarkan Pancasila.maka mabadi ini
digunakan sebagai sarana mengembangkan masyarakat Pancasila,yaitu
masyarakat sosialis yang religius yang dicita-citakan oleh NU dan oleh Negara14.
14
Ahmad Nuruddin& M.Dalhar. 2016. Ke-NU-an. Semarang: LP Ma`arif NU hal 6-7
14
siap dan akrab dengan industralisasi,modernisasi,komersialisasi,dan
manajerialisasi peoduk-produk agraria.Dengan terjadinya perubahan itu,NU
setidaknya membutuhkan suatu penguasaan baru dalam masalah
ekonomi.Perubahan ini bukan dimaksudkan untuk mengubah pola hidup
masyarakat,melainkan meningkatkan kemampuan dan keahlian masyarakat NU di
berbagai bidang.Seringkali moral ekonomi diabaikan dalam kenyataan,semua
masayarakat menghendaki adanya etika sosial dan moral ekonomi.Prinsip moral
yang,melandasi keseluruhan relasi sosial terutama dalam bidang ekonomi itulah
yang dikehendaki oleh Mabadi`u Khairu Ummah15.
Melaksanakan amar ma`ruf nahi munkar termasuk salah satu ciri khas Islam
yang dibawa Rasulullah SAW.Kehadiran beliau secara tegas mengemban tugas
memerintahkan yang baik,atau menyuruh umat berbuat baik,dan mencegah diri
dari perbuatan yang buruk.Selanjutnya dalam melaksanakan amar ma`ruf nahi
munkar menjadi kewajiban yang harus diwujudkan secara bersama.
15
Ibid.
15
Penanaman Mabadi`u Khaira Ummah kepada warga NU harus dilakukan
secara intensif,terencana dan berkelanjutan melalui berbagai jalur yang dimiliki
oleh NU.Upaya penanaman doktrin Mabadi`u Khaira Ummah melaui forum
lailatul ijtima` dan kegiatan usaha bersama seperti yang dirintis oleh NU pada
masa lalu,akan mempercepat tercapainya pembentukan karakter warga
NU.Gerakan Mabadi`u Khaira Ummah yang dilakukan pendahulu NU ternyata
berhasil menjadikan NU sebagai organisasi terbesar,kokoh dan sangat pesat
proses pertumbuhannya.Pembangkitan kembali dan pengembangan gerakan
Mabadi`u Khaira Ummah ini,relevan dengan kebutuhan pembangunan bangsa dan
negara yang sasaran utamanya adalah pembangunan Sumber Daya Manusia
(SDM).Keberhasilan pembangunan bangsa ini tergantung pada upaya
pembentukan manusia Indonesia,yang tidak hanya memiliki skill saja,tetapi juga
watak dan karakter terpuji serta bertanggung jawab16.
BAB III
16
Ahmad Nuruddin& M.Dalhar. 2016. Ke-NU-an. Semarang: LP Ma`arif NU hal 17-18
16
KESIMPULAN
1.Mabadi`u Khairu Ummah merupakan gerakan untuk mebangun etika sosial dan
moral ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
17
Djoko Hartono & Asmaul Lutfauziyah. 2012. NU DAN ASWAJA. Menelusuri
Tradisi Keagamaan Masyarakat Nahdliyin di Indonesia. Surabaya: PonPes
Jagad Alimussirry
As’ad Thoha, Dkk. 2006. Pendidikan Aswaja dan KeNUan. Surabaya: MYSKAT
Ahmad Nuruddin& M.Dalhar. 2016. Ke-NU-an. Semarang : LP Ma`arif NU
Al-qur’an
Al-hadits
18