Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Hadist

Hadist Tentang Ajakan Kapada Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Dosen Pengampu: Drs. H. Bahudji, M. A

Disusun oleh: kelompok X

Ma’ruf mahudi (1398811)

Meliyana (1398861)

Sumirah Sendi (1399711)

JURUSAN TARBIYAH
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

JURAI SIWO METRO

T.A 2016
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pertama-tama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puji syukur
kehadirat Allah Swt yang telah memberi taufiq dan hidayahnya kepada kita semua
dan khususnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Hadist. Solawat serta salam tetap tercurah kepada nabi besar Muhammad
Saw yang kita nanti-nantikan syafaatnya di Yaumul akhir nanti. Dan semoga kita
termasuk dari umatnya yang akan mendapat syafaatnya.

Ucapan terima kasih kami haturkan kepada Bpk. Bahudji selaku dosen
pengampu mata kuliah hadist yang telah memberikan bimbingannya kepada kami
sehingga bisa terselesaikannya yaitu dengan pokok bahasan pendidikan pada masa
awal kemerdekaan. dan seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian makalah
ini kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan.

Oleh karena itu, saran dan bimbingan dari para pembaca yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang
akan datang, dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamuallaikum Wr. Wb.

Metro,….Mei 2016

Penyusun

KELOMPOK X
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 2

A. Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar....................................


B. Hadis Tentang Ajakan Kepada Amar Ma’ruf Nahi Mungkar..
C. Hadist Tentang Keutamaan Mengajak Kepada Kebaikan........
D. Dampak Negatif Ketidak Pedulian Terhadap Amar Maruf Nahi
Mungkar...................................................................................

BAB III PENUTUP....................................................................................... 7

A. Kesimpulan............................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar
Ma’ruf dan Nahi Munkar. Amar Ma’ruf Nahi Munkar merupakan pilar dasar dari
pilar-pilar akhlak yang mulia lagi agung. Kewajiban menegakkan kedua hal itu
adalah merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja
yang mempunyai kekuatan dan kemampuan melakukannya.
Sesungguhnya diantara peran-peran terpenting dan sebaik-baiknya amalan
yang mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, adalah saling menasehati,
mengarahkan kepada kebaikan, nasehat-menasehati dalam kebenaran dan
kesabaran. At-Tahdzir (memberikan peringatan) terhadap yang bertentangan
dengan hal tersebut, dan segala yang dapat menimbulkan kemurkaan Allah Azza
wa Jalla, serta yang menjauhkan dari rahmat-Nya. Perkara al-amru bil ma’ruf wan
nahyu ‘anil munkar (menyuruh berbuat yang ma’ruf dan melarang kemungkaran)
menempati kedudukan yang agung.
Al Qur'an al karim telah menjadikan rahasia kebaikan yang menjadikan
umat Islam istimewa adalah karena ia mengajak kepada kebaikan dan mencegah
kemungkaran, dan beriman kepada Allah: “Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada Allah”. (QS. Ali Imran: 110)

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar?
2. Apa Hadis Tentang Ajakan Kepada Amar Ma’ruf Nahi Mungkar?
3. Apa Hadist Tentang Keutamaan Mengajak Kepada Kebaikan?
4. Apa Dampak Negatif Ketidak Pedulian Terhadap Amar Maruf Nahi
Mungkar?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian amar ma’ruf nahi munkar
2. Untuk mengetahui Hadis Tentang Ajakan Kepada Amar Ma’ruf Nahi
Mungkar
3. Untuk mengetahui akan Hadist Tentang Keutamaan Mengajak Kepada
Kebaikan
4. Untuk mengetahui Dampak Negatif Ketidak Pedulian Terhadap Amar
Maruf Nahi Mungkar
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Makna ma’ruf secara bahasa kebanyakannya berputar di atas makna semua
perkara yang diketahui dan dimaklumi oleh manusia satu dengan yang lainnya dan
mereka tidak mengingkarinya. Adapun secara istilah, ma’ruf bermakna semua
perkara yang diketahui, diperintahkan, dan dipuji pelakunya oleh syari’at, maka
masuk di dalamnya semua bentuk ketaatan, dan yang paling utamanya adalah
beriman kepada Allah Ta’ala dan mentauhidkan-Nya.1 Yang dimaksud amar
ma’ruf adalah ketika engkau memerintahkan orang lain untuk bertahuid kepada
Allah, menaati-Nya, bertaqarrub kepada-Nya, berbuat baik kepada sesama
manusia, sesuai dengan jalan fitrah dan kemaslahatan.2
Mungkar secara bahasa, maka maknanya kebanyakan berputar di atas
makna semua perkara yang tidak diketahui dan tidak diakui oleh manusia dan
mereka mengingkarinya. Adapun secara istilah, mungkar adalah semua perkara
yang diingkari, dilarang, dicela, dan dicela pelakunya oleh syari’at, maka masuk
di dalamnya semua bentuk maksiat dan bid’ah, dan yang paling jeleknya adalah
kesyirikan kepada Allah ’Azza wa Jalla, mengikari keesaan-Nya dalam
peribadahan atau ketuhanan-Nya atau pada nama-nama dan sifat-sifat-Nya.
Agama Islam adalah agama yang sangat memperhatikan penegakan Amar
Ma’ruf dan Nahi Munkar. Amar Ma’ruf merupakan pilar dasar dari pilar-pilar
akhlak yang mulia lagi agung. Kewajiban menegakkan kedua hal itu adalah
merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa ditawar bagi siapa saja yang
mempunyai kekuatan dan kemampuan melakukannya. Bahkan Allah swt beserta
RasulNya mengancam dengan sangat keras bagi siapa yang tidak
melaksanakannya sementara ia mempunyai kemampuan dan kewenangan dalam
hal tersebut.3

1 http://aksarasindo.blogspot.co.id/2015/02/makalah-amar-maruf-nahi-munkar.html
2 Ahmad Iwudh Abduh, Mutiara Hadis Qudsi, (Bandung: Mizan Pustaka, 2006), hlm. 224
3 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqey, Al-Islam,  (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra,
2001) hlm.348
“Dan hendaklah diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan
merekalah termasuk orang-orang yang beruntung”(Ali Imran: 104)
Dalam ayat 104 di atas, Allah menganjurkan kepada orang-orang islam,
hendaklah diantara mereka ada orang-orang yang aktif berdakwah di jalan Allah,
yaitu memberikan penjelasan-pnjelasan tentang ajaran-ajaran agama yang harus di
laksanakan dan di berikan penerangan tentang larangan-larangan Allah bagi
orang-orang islam. Tumbuhnya amar makruf nahi mungkar di kalangan umat
islam akan menjamin kebahagiaan hidup mereka baik di dunia maupun di akhirat.

B. Hadis Tentang Ajakan Kepada Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

‫ َم ْن َدعَا اِىَل‬: ‫اهلل َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬


ِ ‫اهلل ص لَّى‬
َ
ِ ‫َال رس و ُل‬
ْ ُ َ َ ‫ ق‬: ‫َال‬
ِ
َ ‫َع ْن َأىِب ُهَر ْيَر َة َرض َى اهلل‬
َ ‫ُعْن هُ ق‬

‫ُأج ْو ِر ِه ْم َش ْيًأ َو َم ْن‬ ِ َ ِ‫ه دى كَا َن لَه ِمن الَْأل ج ِر ِمثْ ل ُأج و ِر من تَبِعَه الَ يْن ُقص َذال‬
ُ ‫ك م ْن‬ ُ َ ُ َْ ُْ ُ ْ َ ُ ً ُ
ِ َ‫ك ِمن ا‬
.‫ثَام ِه ْم َش ْيًأ‬ ِ ِ ِ ِِ ٍ ‫ِإ‬
ُ ‫ض الَلَة ك اَ َن َعلَْي ه م َن اِإل مْثِ مثْ ُل اثَام َم ْن تَبِعَهُ الَ َيْن ُق‬
ْ َ ‫ص َذال‬ َ ‫ىل‬
َ ‫َدعَا‬
)‫( رواه مسلم ومالك وأبو داود والرتمذى‬
Artinya: “abu hurairoh r.a berkata, Rasulullah saw. Bersabda, barang
siapa yang mengajak kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti orang –
orang yang mengikutinya tanpa dikurangi dari mereka sedikitpun, dan barang
siapa mengajak kepada kesesatan, maka baginya dosa sebagaimana dosanya
orang yang mengikuti tanpa dikurangi dari mereka sedikitpun. ( H.R Muslim, Abu
Dawud dan Tirmdzi ).4
Hadis di atas menjelaskan bahwa orang yang mengajak kepada kebaikan
akan mendapat pahala sebesar pahala orang yang mengerjakan ajakannya tanpa
dikurangi sedikitpun. Begitu pula orang yang mengajak kepada kesesatan akan
mendapat dosa sebesar dosa orang yang mengerjakan ajakannya tanpa dikurangi
sedikitpun.

4 An – Nawawi, Al – imam. Arba’in An – nawawiyah. 2006. Surakarta: Ziyad Misi Media


Tidak diragukan lagi bahwa hadis tersebut merupakan berita gembira bagi
mereka yang suka mengajak orang lain untuk mengerjakan kebaikan Allah swt.
Memberikan penghargaan tinggi bagi mereka yang suka mengajak kepada
kebaikan. Tentu saja bila ajakan tersebut didasari keikhlasan, bukan untuk materi
dan keuntungan dunia.
Bagi mereka yang suka mengajak kepada kejelekan dan kesesatan, mereka
akan mendapat dosa sebesar dosa orang – orang yang mengerjakan ajakannya
walaupun dia sendiri tidak berbuat. Kalau dia mengajak orang lain untuk
membunuh atau mencuri meskipun dia sendiri tidak melakukannya.
Dengan kata lain hadist tersebut menunjukkan bahwa umat islam harus
berusaha melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar menurut kemampuannya
sekalipun hanya melaluihati. Hal itu sekaligus menunjukkan bahwa amar ma’ruf
nahi munkar sangat penting dalam islam dan harus dilaksanakan oleh semua umat
islam agar tercipta tatanan hidup yang baik di masyarakat.
       
       

Artinya: “Dan hendaklah diantara kamu segolongan umat yang menyeru


kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar dan merekalah termasuk orang-orang yang beruntung”(Ali Imran: 104)
Dalam ayat 104 di atas, Allah menganjurkan kepada orang-orang islam,
hendaklah diantara mereka ada orang-orang yang aktif berdakwah di jalan Allah,
yaitu memberikan penjelasan-pnjelasan tentang ajaran-ajaran agama yang harus di
laksanakan dan di berikan penerangan tentang larangan-larangan Allah bagi
orang-orang islam. Tumbuhnya amar makruf nahi mungkar di kalangan umat
islam akan menjamin kebahagiaan hidup mereka baik di dunia maupun di akhirat.

C. Hadist Tentang Keutamaan Mengajak Kepada Kebaikan

‫ش َع ْن ُم ْو َس ى بْ ِن َعْب ِد‬
ِ ‫َألع َم‬ ِ ِ
ْ ْ‫َد َثنَا َج ِر ْي ُر بْ ُن َعْب د احْلَ ِمْي د َع ِن ا‬
َّ ‫َر ٍب ح‬
ْ ‫َدثَيِن ُز َهْي ُر بْ ُن ح‬
َّ ‫ح‬

:‫ال‬ ِ ‫اهلل ب ِن ي ِزي َد وَأيِب الضُّحى عن عب ِد الرَّمْح ِن ب ِن ِهالَ ٍل اَلْعب ِسي عن ج ِري ِر ب ِن عب ِد‬
َ َ‫اهلل ق‬ ِ
َْ ْ ْ َ ْ َ ِّ َْ ْ َ َْ ْ َ َ َ َْ ْ
َ‫ف ف ََرَأى ُس وء‬ ُّ ‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َعلَْي ِه ُم‬
ُ ‫الص ْو‬ ِ ِ ِ ْ ْ‫جاء نَاس ِمن ا‬
َ ‫َألعَراب ِإىَل َر ُس ْول اهلل‬ َ ٌ ََ
ِ ِ‫هِل‬
‫ك يِف‬َ ‫الص َدقَِة فََأبْطَُئ ْوا َعْن هُ َحىَّت ُرِئ َي َذل‬
َّ ‫َّاس َعلَى‬
َ ‫ث الن‬
َّ ‫َأص َابْت ُه ْم َحاجَ ةٌ فَ َح‬
َ ‫حَا ْم قَ ْد‬

‫تَابعُ ْوا َحىَّت‬ ٍ ِ ِ ٍ ِ‫قَال مُثَّ ِإ َّن رجالً ِمن اَْألنْص ا ِر جَاء ب‬ َ ‫َو ْج ِه ِه‬
َ ‫َر مُثَّ َت‬
ُ ‫ص َّرة م ْن َورق مُثَّ جَاءَ آخ‬ ُ َ َ َ َُ

ً‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َم ْن َس َّن يِف اِْإل ْس الَِم ُس نَّة‬ ِ َ ‫الس ُر ْو ُر يِف َو ْج ِه ِه َف َق‬
َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ ُّ ‫ف‬َ ‫عُ ِر‬
ِ ِ ‫حس نَةً َفع ِم ل هِبَا بع َده ُكتِب لَه ِمثْ ل َأج ِر من ع ِم ل هِبَا والَ يْن ُق‬
ٌ‫ُأج ْو ِره ْم َش ْيء‬
ُ ‫ص م ْن‬
ُ َ َ َ َ ْ َ ْ ُ ُ َ ُ َْ َ ُ َ َ

َ‫ب َعلَْي ِه ِمثْ ُل ِو ْز ِر َم ْن َع ِم َل هِبَا َوال‬ ِ ‫ِ هِب‬ ِ ‫يِف‬


َ ‫َو َم ْن َس َّن اِْإل ْس الَم ُس نَّةً َس يَِّئةً َفعُم َل َا َب ْع َدهُ ُكت‬
.ٌ‫ص ِم ْن َْأو َزا ِر ِه ْم َش ْيء‬
ُ ‫َيْن ُق‬

Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada


kami Jarir bin ‘Abdul Hamid dari Al A’masy dari Musa bin ‘Abdullah bin
Yazid dan Abu AdhDhuhadari ‘Abdurrahman bin Hilal Al ‘Absi dari Jarir bin
‘Abdullah dia berkata: Pada suatu ketika, beberapa orang Arab badui datang
menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan mengenakan pakaian
dari bulu domba (wol). Lalu Rasulullah memperhatikan kondisi mereka yang
menyedihkan. Selain itu, mereka pun sangat membutuhkan pertolongan.
Akhirnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan para sahabat
untuk memberikan sedekahnya kepada mereka. Tetapi sayangnya, para sahabat
sangat lamban untuk melaksanakan anjuran Rasulullah itu, hingga kekecewaan
terlihat pada wajah beliau. Jarir berkata: Tak lama kemudian seorang sahabat
dari kaum Anshar datang memberikan bantuan sesuatu yang dibungkus dengan
daun dan kemudian diikuti oleh beberapa orang sahabat lainnya. Setelah itu,
datanglah beberapa orang sahabat yang turut serta menyumbangkan sedekahnya
(untuk diserahkan kepada orang-orang Arab badui tersebut) hingga tampaklah
keceriaan pada wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Barang siapa dapat
memberikan suri tauladan yang baik dalam Islam, lalu suri tauladan tersebut
dapat diikuti oleh orang-orang sesudahnya, maka akan dicatat untuknya pahala
sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi
sedikitpun pahala yang mereka peroleh. Sebaliknya, barang siapa memberikan
suri tauladan yang buruk dalam Islam, lalu suri tauladan tersebut diikuti oleh
orang-orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya dosa sebanyak yang
diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa yang mereka
peroleh sedikitpun. (Shahih Muslim 1017-15)

‫ب َو ُقَتْيبَةُ بْ ُن َسعِْي ٍد َوابْ ُن ُح ْج ٍر قَالُْوا َح َّدثَنَا ِإمْسَعِْي ُل َي ْعُن ْو َن ابْ َن َج ْع َف ٍر‬


َ ‫َح َّدثَنَا حَيْىَي بْ ُن َأيُّ ْو‬
َ َ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
:‫ال‬ ِ َّ ‫َع ِن الْ َعالَِء َع ْن َأبِْي ِه َع ْن َأيِب ُهَر ْيَر َة‬
َ ‫َأن َر ُس ْو َل اهلل‬

‫ُأج ْو ِر ِه ْم‬ ِ َ ِ‫من دعا ِإىَل ه ًدى َكا َن لَه ِمن اَْألج ِر ِمثْل ُأجو ِر من تَبِعه الَ يْن ُقص َذل‬
ُ ‫ك م ْن‬ ُ َ َُ ْ َ ُْ ُ ْ َ ُ ُ ََ َْ
‫ك ِم ْن‬ ِ ‫شي ا ومن دعا ِإىَل ضالَلٍَة َكا َن علَي ِه ِمن اِْإل مْثِ ِمثْل آثَ ِام من تَبِعه الَ يْن ُق‬
َ ‫ص َذل‬
ُ َ َُ ْ َ ُ َ َْ َ َ َ ْ َ َ ‫َ ًْئ‬
‫آثَ ِام ِه ْم َشْيًئا‬

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah bin


Sa’id dan Ibnu Hujr, mereka berkata, telah menceritakan kepada
kami Isma’il yaitu Ibnu Ja’far dari Al ‘Ala dari bapaknya dari Abu
Hurairah Radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam telah bersabda: Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia
akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang
mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang
siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang
diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka
sedikitpun. (Shahih Muslim 2674-16).5

‫ قال عنه اهلل رضي هريرة أيب عن‬: ‫من له كان هدى لىإ دعا من وسلم عليه صلى اهلل رسول قال‬

5 https://mromi.wordpress.com/2012/07/19/orang-yang-mengajak-kepada-kebaikan-akan-mendapat-pahala-sebanyak-pahala-yang-diperoleh-orang-
orang-yang-mengikutinya.
‫األمث من عليه كان ضاللة إىل دعا ومن شيأ أجورهم من ذلك الينقص اتبعه من أجور مثل ألجر ا‬

(‫)والرتمذي وأبوداود ومالك مسلم أخرجه‬.‫شيأ اثامهم من الينقص اتبعه من أثام مثل‬

Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a ia berkata: “Rasulullah saw, telah


bersabda:” Barang siapa yang menyeru kepada kebaikan, maka ia akan
mendapat pahala seperti pahala orang yang mengikutinyatanpa dikurangi
sedikitpun. Dan barang siapa yang mengajak kepada kesesatan, maka baginya
dosa seperti dosanya orang-orang ynag mengikutinya tanpa dikurangi dosa itu
sedikitpun (juga).” (Ditakhrijoleh Muslim, Malik, Abu Dawud dan Tirmidzi).
            Mengajak orang melakukan perbuatan baik dan mencegahnya melakukan
tindakan kejahatan merupakan perbuatan yang sangat terpuji. Dengan mengajak
orang berbuat baik berarti menjaga orang tersebut dari perbuatan maksiat yang
implikaisnya akan kembali terhadap pelaku serta bagi lingkungan masyarakat.
Demikian pula, mengingatkan orng dan mencegah melakukan perbuatan jahat
sebagai antisipasi rusaknya tatanan kehidupan.
Dengan manfaat yang sangat banyak dari pelaku amar ma’ruf nahi munkar
maka perbuatan tersebut merupakan perbuatan sangat mulia dan Allah
memberikan balasan pahala kebaikan bagi setiap orang yang memberikan suri
tauladan atas perbuatan baik serta balasan yang setimpal bagi setiap orang yang
memulai melakukan tindak kejahatan.
Setiap orang yang memberikan contoh atau penggagas utama suatu kebaikan
akan mendapat pahala dari usaha yang telah dilakukannya serta kebaikan orang
yang mengikutinya. Sedangkan orang yang memprakarsai perbuatan buruk, dia
akan mendapat balasan keburukan dari apa yang telah dilakukannya serta
keburukan orang yang mengikutinnya. Oleh karena itu umat islam dianjurkan agar
menjadi suri tauladan dan contoh bagi setiap kebaikan serta pencegah utama atas
berbagai keburukan.

D. Dampak Negatif Ketidak Pedulian Terhadap Amar Maruf Nahi


Mungkar
‫عن اىب بكر الصد يق انه قال ايها الناس انكم تقرءون هذه االية (يا ايهاالذين امنوا‬

‫عليكم انفس كم ال يض ركم من ضل اذا اهت ديتم ) واين مسعت ان رس ول اهلل صلى اهلل‬

‫يقول ان الناس اذا راوا الظا مل فلم يا خذوا على يديه او شك ان يعمهم‬  ‫عليه وسلم‬

.‫اهلل بعقا ب منه‬


Artinya: “Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, ia berkata : Wahai manusia,
hendaklah kalian membaca ayat ini : “Hai orang-orang yang beriman, jagalah
dirimu, tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharatkepadamu apabila
kamu telah mendapatkan petunjuk. Dan sesungguhnya saya mendengar
Rasululllah SAW bersabda :” sesungguhnya apabila orang-orang melihat orang
yang bertindak aniaya kemudian mereka tidak mencegahnya, maka kemungkinan
besar Allah akan meratakan siksaan kepada mereka, disebabkan perbuatan
tersebut.”
Di dalam hadis ini menerangkan bahwa orang-orang yang menyaksikan
perbuatan aniaya yang dilakukan orang lain sedang mereka tidak berusaha
mencegahnya,maka Allah akan memberikan siksaan yang sama dengan orang
yang melalukan penganiayaan itu. Karena menyaksikan orang yang berbuat
maksiat seperti kedzaliman tanpa pencegahan, dihitung seperti orang yang
melakukan perbuatan tersebut.
Sebagaimana diungkapkan dalam pendahuluan karena pentingnya amar
ma’ruf dan nahi munkar, Allah memerintahkan umat Islam untuk melakukan amar
ma’ruf dan nahi munkar. Ketika kewajiban itu diabaikan dan tidak dilaksanakan,
maka pasti orang-orang yang mengabaikan dan tidak melaksanakannya akan
mendapat dosa. Tidak ada satu umatpun yang mengabaikan perintah amar ma’ruf
dan nahi munkar kecuali Allah menimpakan berbagai hukuman kepada umat itu.
Ada beberapa siksaan bagi orang yang tidak mencegah kemungkaran, yaitu :
  Azab yang menyeluruh
   Apabila manusia melihat kemunkaran  dan tidak bisa merubahnya, 
Dikawatirkan Allah akan melimpahkan azab siksa-Nya secara merata. 6 Apabila
kemaksiatan telah merajalela di tengah-tengah masyarakat , sedangkan orang-
orang yang shalih tidak berusaaha mengingkari dan membendung kerusakan
tersebut, maka Allah SWT akan menimpakan azab kepada mereka secara
menyeluruh baik orang-orang yang jahat maupun orang-orang yang shalih.
Sebagaimana hadis Nabi Saw “sesungguhnya apabila orang-orang melihat orang
yang bertindak aniaya kemudian mereka tidak mencegahnya, maka kemungkinan
besar Allah akan meratakan siksaan kepada mereka, disebabkan perbuatan
tersebut.”
Dan firman Allah Swt :

.‫ واعلموا ان اهلل شديد العقاب‬,‫واتقوا فتنة ال تصينب الذين ظلموامنكم خاصة‬


Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-
orang yang zalim saja di antara kamu.Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras
siksaan-Nya (Al-Anfal : 25 )
  Tidak dikabulkannya do’anya  
  Apabila suatu masyarakat mengabaikan amar ma’ruf dan nahi munkar serta tidak
mencegah orang yang berbuat zalim dari kezalimannya, maka Allah akan
menimpakan siksa kepada mereka dengan tidak mengabulkan do’a mereka. Sabda
Rasulullah saw:

‫ وال ذي نفس ي بي ده‬: ‫عن حذيف ة رض ي اهلل عن ه عن الن يب ص لي اهلل علي ه وس لم ق ال‬

‫لت اءمرن ب املعروف ولتنه ون عن املنك ر او ليوش كن اهلل ان يبعث عليكم عقاب ا من ه مث‬

.‫تدعونه فال يستجاب لكم‬


Artinya: “Dari Hudzaifah r.a dari Nabi Saw, ia berkata : Demi Allah yang
jiwaku ada ditangan-Nya, kamu harus menganjurkan kebaikan dan mencegah
kemungkaran, atau kalau tidak pasti Allah akan menurunkan siksa kepadamu,

6 Ali Usman Dahlan. Hadits Qudsy Pola Pembinaan Akhlak Muslim.Bandung: CV. Diponegoro.
Hal 373
kemudian kamu berdoa, maka tidak diterima doa dari kamu”.(Riwayat Imam
Tirmizi)7
  Berhak mendapatkan laknat
        Di antara hukuman orang yang mengabaikan amar ma’ruf dan nahi munkar
adalah berhak mendapatkan laknat, yakni terusir dari rahmat Allah sebagaimana
yang telah menimpa Bani Israil ketika mengabaikan amar ma’ruf dan nahy
munkar. Abu Daud meriwayatkan dalam kitab Sunannya dengan sanadnya dari
Abdullah bin Mas'ud ia berkata: Rasulullah bersabda: "Pertama kerusakan yang
terjadi pada Bani Israil, yaitu seseorang jika bertemu kawannya sedang berbuat
kejahatan ditegur: wahai fulan, bertaqwalah pada Allah dan tinggalkan perbuatan
yang kamu lakukan, karena perbuatan itu tidak halal bagimu, kemudian pada esok
harinya bertemu lagi sedang berbuat itu juga, tetapi ia tidak menegurnya, bahkan
ia telah menjadi teman makan minum dan duduk-duduknya. Maka ketika
demikian keadaan mereka, Allah berfirman :

‫ ذال ك مبا‬,‫لعن ال ذين كف روامن ب ين اس رائيل على لس ان داود وعيس ى ابن م رمي‬

‫ ل بئس ماك انوا‬,‫ ك انو ال يتن اهون عن منك ر فعل وه‬.‫عص وا وم ا ك انوا يعت دون‬

.‫يفعلون‬

Artinya: Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan
Daud dan Isa putra Maryam. yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan
selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan
munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu
mereka perbuat itu.( Al Ma’idah : 78-79)

  Timbulnya perpecahan
  Sudah merupakan aksiomatis bahwa kemungkaran yang paling berat dan
dan paling keji dapat menjauhkan syari’at Allah dari realitas kehidupan dan
ditinggalkannya hukum-hukumNya dalam kehidupan manusia. Apabila hal ini
terjadi dan orang-orang diam, tidak mengingkari dan tidak mencegahnya, maka
7 Drs.H. Abdul Hamid Ritonga, MA. Hadis Seputar Islam dan Tata Kehidupan. Citapustaka Media
Perintis, Bandung.2009 Hal 201
Allah akan menanamkan perpecahan dan permusuhan di kalangan mereka
sehingga mereka saling melakukan pembunuhan dan menumpahkan darah.
  Pemusnahan mental
  Sebagai kehormatan kepada Nabi Muhammad saw, Allah tidak
memusnahkan umat beliau secara fisik sebagaimana yang telah menimpa umat-
umat terdahulu seperti kaum Nabi Hud, Shalih, Nuh, Luth dan Syu’aib yang telah
mendustakan para Nabi dan mendurhakai perintah Allah. Tetapi bisa saja Allah
membinasakan umat Muhammad secara mental. Maksudnya umat ini tidak
dimusnahkan fisiknya, tetap dalam keadaan hidup, sekalipun melakukan dosa dan
maksiat yang menyebabkan. kehancuran dan kebinasaan, namun walaupun
jumlahnya banyak, kekayaannya melimpah ruah, di sisi Allah tidak ada nilainya
sama sekali, musuh-musuhnya tidak merasa takut, serta kawan-kawannya tidak
merasa hormat . Inilah yang diberitakan Rasulullah saw. ketika umat ini takut
mengatakan yang hak dan tidak mencegah orang yang berbuat zalim.8

8 Imam Ghazali, Mukasyafatul Qulub, Terj. Fatihuddin Abul Yasin, Surabaya: Terbit Terang. 1990.
Hal 86
BAB III
Kesimpulan

            Tiada kata yang pantas kita ucapkan kecuali rasa syukur kepada Sang
Pencipta, yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyelesaikan makalah ini. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan sebagai
berikut:
  Memerintahkan suatu kebajikan dan melarang suatu kemungkaran (Amar
Ma’ruf Nahi Mugkar) adalah perintah agama, karena itu ia wajib
dilaksanakan oleh setiap umat manusia sesuai dengan kemampuan dan
kekuatannya.
  Islam adalah agama yang berdimensi individual dan sosial, maka sebelum
memperbaiki orang lain seorang Muslim dituntut berintrospeksi dan berbenah
diri, sebab cara Amar Ma’ruf yang baik adalah yang diiringi dengan
keteladanan.
  Menyampaikan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar disandarkan kepada keihklasan
karena mengharap ridho Allah semata.
DAFTAR PUSTAKA

  Hamid, Abdul Ritonga, MA.Hadis Seputar Fiqih dan Sosial


Kemasyarakatan 2009. Citapustaka Media Perintis, Bandung.
       Abdul Hamid Ritonga, MA. Hadis Seputar Islam dan Tata Kehidupan.
Citapustaka Media Perintis, Bandung.
Imam Nawawi, Riyadhus Shalihin “Taman Orang-Orang Shalih”, hal144-
145.
Ahmad Iwudh Abduh, Mutiara Hadis Qudsi, Bandung: Mizan Pustaka,
2006. 
Imam Ghazali, Mukasyafatul Qulub, Terj. Fatihuddin Abul Yasin, Terbit
Terang Surabaya, 1990.
  Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqey, Al-Islam, PT. Pustaka Rizki
Putra Semarang ,2001.
http://aksarasindo.blogspot.co.id/2015/02/makalah-amar-maruf-nahi-
munkar.html
Imam Ghazali, Mukasyafatul Qulub, Terj. Fatihuddin Abul Yasin, Surabaya:
Terbit Terang. 1990. Hal 86
Ali Usman Dahlan. Hadits Qudsy Pola Pembinaan Akhlak
Muslim.Bandung: CV. Diponegoro. Hal 373
https://mromi.wordpress.com/2012/07/19/orang-yang-mengajak-kepada-kebaikan-akan-

mendapat-pahala-sebanyak-pahala-yang-diperoleh-orang-orang-yang-mengikutinya.

An – Nawawi, Al – imam. Arba’in An – nawawiyah. 2006. Surakarta:


Ziyad Misi Media

Anda mungkin juga menyukai