Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

MATA KULIAH HADIS DAKWA

“KEWAJIBAN DAN DASAR BERDAKWAH”


DOSEN PENGAMPU : Khafidloh, M. Hum.

Penyusun:
Kelompok 1

Galih Sakti Wibowo 302180085


Zulaytifatul Islamuvida 302180131

KPI D
SEMESTER 4
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk Mata Kuliah
Hadis Dakwah Adapaun dalan penulisan makalah ini, materi yang akan di bahas adalah
Kewajiban dan Dasar Dakwah

Tidak lupa kami ucapakan terima kasih Kepada Ibu Khafidloh, M. Hum. selaku dosen
yang membimbing kami dalam pengerjaan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman yang membantu kami dalam bentuk pikiran, tenaga, dan biaya
dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Dikarenakan masih
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang dapat memacu kami
untuk terus berbenah dan banyak belajar supaya ilmu pengetahuan yang kami miliki dapat
terus bertambah.

Akhirnya kami berharap semoga dengan makalah ini, dapat memberikan manfaat dan
menambah wawasan bagi kita dalam mempelajari Mata Kuliah Hadis Dakwah, serta dapat
digunakan sebagaimana mestinya.

Ponorogo, 20 Januari 2020


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................1

C. TUJUAN PEMBAHASAN.............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2

A. PERINTAH MELAKUKAN AMAR MA’RUF.............................................................2

B. PAHALA BAGI ORANG YANG MELAKUKAN KEBAIKAN.................................4

BAB III PENUTUP..................................................................................................................6

KESIMPULAN......................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Agama Islam merupakan sebuah agama yang selalu mengajarkan kebaikan


bagi umat-umatnya. Selain mengajarkan kebaikan, pemeluk Agama Islam juga
diharuskan berperilaku baik, bertingkah laku terpuji. Tidak hanya itu, orang yang
diutus Allah SWT untuk menyebarkan agama-Nya pun memiliki nama sangat
indah. Nama tersebut yakni Muhammad, yang kurang lebih artinya “Orang yang
terpuji”.
Dalam Islam, berbuat baik itu dinamakan Amar Ma’ruf. Sedangkan lawan
kata dari itu ialah Nahi Munkar yang berarti menghindari perbuatan tercela. Dalam
berdakwah, beliau Rasulullah SAW selalu mengimplementasikan Amar Ma’ruf. Hal
ini terbukti dengan empat sifat mulia yang dimiliki oleh beliau, yakni shidiq
(benar), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan), dan fathanah
(bijaksana). Sifat-sifat itulah yang menghantarkan Islam mencapai zaman keemasan
seperti saat ini.
Selain sebagai suri tauladan yang baik, Rasulullah SAW juga memerintahkan
kepada umatnya untuk melakukan Amar Ma’ruf. Selain itu bagi orang yang
menjalankan, ada pahala yang sangat besar untuknya. Hal tersebut secara lebih luas
akan dipaparkan dalam penjelasan di bawah ini.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana penjelasan mengenai perintah melakukan Amar Ma’ruf ?


2. Bagaimana penjelasan mengenai pahala bagi orang-orang yang melakukan
kebaikan?

C. TUJUAN PEMBAHASAN

1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai perintah melakukan Amar Ma’ruf.


2. Untuk mengetahui penjelasan mengenai pahala bagi orang-orang yang
melakukan kebaikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERINTAH MELAKUKAN AMAR MA’RUF

Kalau dilihat lagi arti kata-kata secara harfiah, kata amar berakar kata ‫ أمر‬-‫يأ مر‬
yang berarti “Menyuruh”, ‫ أوام ٌر – أم ٌر‬berarti “Suruhan, perintah, titah”, ‫ ٌر‬E‫و ٌر – ام‬EE‫ام‬
yang berarti “Pekerjaan, perkara urusan.” Sedangkan kata Ma’ruf sendiri berasal
dari akar kata, ‫ ومعروفة‬،‫روف‬EE‫ مع‬،‫رف‬EE‫ ع‬،‫رف‬EE‫ يع‬،‫ عرفة‬،‫ وعرفا‬, yang berarti mengetahui,
atau juga bisa berarti kebajikan. Jadi sesuai dengan yang ada apabila kedua kata
tersebut digabungkan maka bisa bermakna perintah untuk melakukan kebajikan.1
Kata ma’ruf merupakan sebutan yang mencakup setiap perbuatan yang
dilakukan sebagai bentuk ketaatan dan pendekatan diri kepada Allah SWT dan
berbuat baik (ihsan) kepada manusia. Selain itu kata ma’ruf dapat pula didefinisikan
sebagai suatu perbuatan yang dicintai Allah SWT dan dilakukan semata-mata untuk
mengharapkan cinta dari-Nya. Lawan kata ma’ruf ialah mungkar yang berasal dari
akar kata ‫رات‬EE‫ منك‬-‫ر‬EE‫ منك‬yang berarti perkara-perkara keji yang tidak diridhoi oleh
Allah SWT.
Menurut Al-Maraghi perintah ditujukan kepada orang mukmin secara
keseluruhan yang dibebankan untuk memilih diantara mereka suatu golongan yang
akan melaksanakan kewajibannya (berbuat kebajikan atau amar ma’ruf ), orang
mukmin seluruhnya bertanggungjawab dengan eksisnya para pelaku amar ma’ruf
nahi munkar tersebut.
Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa kewajiban melaksanakan amar
ma’ruf nahi mungkar dibebankan kepada manusia, terutama orang-orang mukmin.
Dan tentunya kemampuan melaksanakan amar ma’ruf dari satu orang dengan
lainnya sangat berbeda, sesuai dengan porsi masing-masing.
Bagi setiap mukmin, hukum mengajak kepada amar ma’ruf kemudian
melarang kemungkaran ialah wajib.2

Sebagaimana telah disebutkan dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah


Radhiyallahu ‘anhu , dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

1
Eko Purwono, “Amar Ma’ruf Nahi Munkar dalam Perspektif Sayyid Guthb”, Al-Hikmah: Jurnal Studi Agama-
Agama, Vol 1(2), 2015, 2.
2
Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah, “Amar Ma’ruf Nahi Munkar (Perintah Kepada Kebaikan Larangan dari
Kemungkaran)”, Terj. Akhmad Hasan, (Kerajaan Arab Saudi: Departemen Keislaman, Wakaf, Dakwah, dan
Pengarahan, 1419), 3-4.

2
‫ ِه َو‬E‫لَى هللاُ َعلَ ْي‬E‫ص‬ َ ِ‫و ُل هللا‬E‫س‬ ُ ‫ ِم ْعتُ َر‬E‫س‬َ :‫ا َل‬Eَ‫هُ ق‬E‫ي هللا َع ْن‬E‫ض‬ ِ ‫الخ ْد ِري َر‬َ ‫س ِعيد‬ َ ‫عَنْ َأبِى‬
‫ست َِط ْع‬ْ َ‫سانِ ِه فَِإنْ لَ ْم ي‬ ْ َ‫ َمنْ َرَأى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َك ًرا فَ ْليُ َغيِّ ْرهُ بِيَ ِد ِه فَِإنْ لَ ْم ي‬:‫سلَ َم يَقُو ُل‬
َ ِ‫ستَ ِط ْع فَبِل‬ َ
ْ ‫فَبِقَ ْلبِ ِه َو َذلِكَ َأ‬
‫ض َعفُ اِإْل ي َمان‬
Dari Abu Sa’id Al-Khudri berkata: saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda: Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan
tangannya, jika dia tidak mampu, maka dengan lidahnya, jika dia tidak mampu,
maka dengan hatinya, dan itu selemah-lemah iman.

Hadits diatas menjelaskan kewajiban setiap umat muslim untuk memperangi


kejahatan atau kemunkaran, disini dijelaskan bahwa ada tiga metode dalam
merubah kemunkaran yakni, pertama, rubahlah ia dengan tanganmu, maksud dari
metode pertama ini kita dianjurkan untuk mengingatkan saudara kita degan sebuah
tindakan, kedua, rubahlah ia dengan lisan, jika metode pertama tidak dapat diterima
dengan baik maka ingatkanlah mereka dengan lisanmu, ketiga, rubahlah mereka
dengan hatimu, saat metode pertama dan kedua tidak dapat merubahnya maka
cukup doa kan mereka agar segera mendapat hidayah hingga dapat dengan mudah
berubah ke jalan yang benar.

‫ أن النبي صلى هللا عليه وسلم‬:‫عن عبدهللا بن عمرو بن العاص رضي هللا عنهما‬
‫ و َمن كذب عل َّي‬،‫ وحدِّثوا عن بني إسرائيل وال ح َرج‬،‫ ((بلِّغوا عني ولو آية‬:‫قال‬
.‫متع ِّمدًا فليتب َّوْأ مقعدَه من النار))؛ رواه البخاري‬

“Dari Abdullah bin Amr bahwa Nabi SAW bersabda: Sampaikanlah dariku
walau saru ayat, ceritakanlah (apa yang kalian dengar)dari bani Israil dan itu tidak
apa (dosa) dan barang siapa yang berdusta atasku dengan sengaja maka bersiap-
siaplah menempati tempat duduk di neraka.” ( H.R Bukhori )

Hadits ini menjelaskan tentang perintah Rasulullah SAW kepada umatnya


untuk menyampaikan ajaran-ajaran beliau. Kata ‫ ولو آية‬menunjukan bahwa dakwah
dilakukan sesuai dengan kemampuan masing-masing meskipun hanya satu ayat
(sedikit ajaran islam) yang kita terima, kita mempunyai kewajiban untuk
menyampaikan kepada orang lain. Dalam berdakwah kita juga diperbolehkan
menyampaikan kisah-kisah Bani Israil sebagai ibrah (pelajaran) tentang perjalanan

3
umat terdahulu dengan catatan kisah-kisah tersebut sudah penah dijelaskan oleh
Rasulullah SAW.

Adapun dorongan untuk melakukan amar ma’ruf diantaranya adalah sebagai


berikut;

 Mengharap pahala dari Allah SWT.


 Takut akan hukuman jika tidak melaksanakannya.
 Takut akan murka Allah SWT apabila larangan-larangannya dilanggar.3

B. PAHALA BAGI ORANG YANG MELAKUKAN KEBAIKAN

Dari segi pahala dan balasannya bahwa Allah Azza Wa Jalla telah menjajikan
kepada para umatnya yang melakukan kebaikan yaitu pahala yang besar dan
keutamaan yang agung, dalam hadits syarif disebutkan

‫ا‬EE‫ من دع‬: ‫ال‬EE‫لم ق‬EE‫لى هللا على و س‬EE‫عن أبى هريرة رضى هللا عنه ان رسول هللا ص‬
‫يئا‬EE‫ورهم ش‬E‫ك من اج‬E‫ه ال ينقص ذل‬E‫ور من تبع‬E‫ل اج‬E‫ه من األجرمث‬E‫ان ل‬E‫إلى هدى ك‬
)‫مسلم‬ ‫(رواه‬
“Abu Hurairoh berkata bahwa Rasululah SAW bersabda: barang siapa yang
menyeru kepada petunjuk, maka ia mendapat pahala yang sama seperti pahala para
pengikutnya dengan tidak mengurangi sedikitpun dari pahala mereka.” (HR
Muslim)
Hadits diatas menerangkan tentang balasan bagi orang-orang yang telah
menunjukkan jalan kebaikan kepada saudaranya, ia akan mendapat pahala yang
sama dengan orang-orang yang telah melakukan kebaikan tersebut atas
sepengetahuan yang mereka dapat darimu, tanpa dikurangi sedikitpun.

‫ات‬EE‫ إذا م‬: ‫ال‬EE‫لم ق‬EE‫لى هللا على و س‬EE‫عن أبى هريرة رضى هللا عنه ان رسول هللا ص‬
‫الح‬EE‫د ص‬EE‫ او وال‬,‫ه‬EE‫ أو علم ينتفع ب‬,‫ صدقة جارية‬:‫إبن آدم إنقطع عمله إال من ثالث‬
)‫مسلم‬ ‫يدعو له (رواه‬
“Abu Hurairoh berkata bahwa Rasululah SAW bersabda: Jika anak adam
meninggal maka amalnya akan terputus kecuali tiga perkara: shodaqoh jariyah, ilmu
yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakan.” (HR Muslim)

3
Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah, Op.cit, 12.

4
Dunia adalah tempat menabur benih dan akhirat adalah tempat untuk
memanen. Penyesalan yang tiada guna bagi orang yang meninggal tanpa dibagikan
amal shaleh yang berlaku selama hidupnya. Setelah sesorang meninggal maka
terputuslah semua perkara kecuali tiga perkara:
 Shadaqah Jariyah, yaitu sesuatu yang bermanfaat tanpa ada batas
penyelesaiannya, seperti wakaf tanah, membangun masjid, dll
 Ilmu yang bermanfaat, yaitu dengan kita mengamalkan apa yang sudah kita
pelajari kepada orang lain, sehingga orang tersebut melaksanakannya dengan
baik maka kita akan mendapat pahala yang sama dengan dia (orang yang
diajari).
 Anak sholeh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya
Pahala akan sampai kepada orang-orang yang mengajarkan kebaikan, balasan
yang sangat banyak dari apa yang sudah kita ajarkan , hadits ini juga mengandung
anjuran untuk melakukan hal-hal yang positif dan keutamaan dalam mengajak
kepada kebaikan

5
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwasanya Amar Ma’ruf apabila di
artikan secara istilah berarti menyuruh untuk berbuat baik. Anjuran untuk berbuat Amar
Ma’ruf ini sangat ditekankan dalam Agama Islam. Bahkan ada riwayat bahwasannya apabila
terdapat kemungkaran dan kita hanya melakukan pembiaran tanpa mencegahnya, maka sikap
seperti itulah yang menunjukkan lemahnya iman. Sebaliknya, apabila ada seseorang yang
mengajak kepada perbuatan yang Ma’ruf, maka akan ada pahala yang besar dari Allah SWT.

6
DAFTAR PUSTAKA

Purwono, Eko. 2015. “Amar Ma’ruf Nahi Munkar dalam Perspektif Sayyid Guthb”. Al-
Hikmah: Jurnal Studi Agama-Agama. Vol 1(2).

Ibnu Taimiyyah, Syekhul Islam. 1419. “Amar Ma’ruf Nahi Munkar (Perintah Kepada
Kebaikan Larangan dari Kemungkaran)”. Terj. Akhmad Hasan. Kerajaan Arab Saudi:
Departemen Keislaman, Wakaf, Dakwah, dan Pengarahan.

Anda mungkin juga menyukai