Penyusun:
Kelompok 1
KPI D
SEMESTER 4
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk Mata Kuliah
Hadis Dakwah Adapaun dalan penulisan makalah ini, materi yang akan di bahas adalah
Kewajiban dan Dasar Dakwah
Tidak lupa kami ucapakan terima kasih Kepada Ibu Khafidloh, M. Hum. selaku dosen
yang membimbing kami dalam pengerjaan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman yang membantu kami dalam bentuk pikiran, tenaga, dan biaya
dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Dikarenakan masih
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang dapat memacu kami
untuk terus berbenah dan banyak belajar supaya ilmu pengetahuan yang kami miliki dapat
terus bertambah.
Akhirnya kami berharap semoga dengan makalah ini, dapat memberikan manfaat dan
menambah wawasan bagi kita dalam mempelajari Mata Kuliah Hadis Dakwah, serta dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................1
C. TUJUAN PEMBAHASAN.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
KESIMPULAN......................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kalau dilihat lagi arti kata-kata secara harfiah, kata amar berakar kata أمر-يأ مر
yang berarti “Menyuruh”, أوام ٌر – أم ٌرberarti “Suruhan, perintah, titah”, ٌرEو ٌر – امEEام
yang berarti “Pekerjaan, perkara urusan.” Sedangkan kata Ma’ruf sendiri berasal
dari akar kata, ومعروفة،روفEE مع،رفEE ع،رفEE يع، عرفة، وعرفا, yang berarti mengetahui,
atau juga bisa berarti kebajikan. Jadi sesuai dengan yang ada apabila kedua kata
tersebut digabungkan maka bisa bermakna perintah untuk melakukan kebajikan.1
Kata ma’ruf merupakan sebutan yang mencakup setiap perbuatan yang
dilakukan sebagai bentuk ketaatan dan pendekatan diri kepada Allah SWT dan
berbuat baik (ihsan) kepada manusia. Selain itu kata ma’ruf dapat pula didefinisikan
sebagai suatu perbuatan yang dicintai Allah SWT dan dilakukan semata-mata untuk
mengharapkan cinta dari-Nya. Lawan kata ma’ruf ialah mungkar yang berasal dari
akar kata راتEE منك-رEE منكyang berarti perkara-perkara keji yang tidak diridhoi oleh
Allah SWT.
Menurut Al-Maraghi perintah ditujukan kepada orang mukmin secara
keseluruhan yang dibebankan untuk memilih diantara mereka suatu golongan yang
akan melaksanakan kewajibannya (berbuat kebajikan atau amar ma’ruf ), orang
mukmin seluruhnya bertanggungjawab dengan eksisnya para pelaku amar ma’ruf
nahi munkar tersebut.
Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa kewajiban melaksanakan amar
ma’ruf nahi mungkar dibebankan kepada manusia, terutama orang-orang mukmin.
Dan tentunya kemampuan melaksanakan amar ma’ruf dari satu orang dengan
lainnya sangat berbeda, sesuai dengan porsi masing-masing.
Bagi setiap mukmin, hukum mengajak kepada amar ma’ruf kemudian
melarang kemungkaran ialah wajib.2
1
Eko Purwono, “Amar Ma’ruf Nahi Munkar dalam Perspektif Sayyid Guthb”, Al-Hikmah: Jurnal Studi Agama-
Agama, Vol 1(2), 2015, 2.
2
Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah, “Amar Ma’ruf Nahi Munkar (Perintah Kepada Kebaikan Larangan dari
Kemungkaran)”, Terj. Akhmad Hasan, (Kerajaan Arab Saudi: Departemen Keislaman, Wakaf, Dakwah, dan
Pengarahan, 1419), 3-4.
2
ِه َوEلَى هللاُ َعلَ ْيEص َ ِو ُل هللاEس ُ ِم ْعتُ َرEسَ :ا َلEَهُ قEي هللا َع ْنEض ِ الخ ْد ِري َرَ س ِعيد َ عَنْ َأبِى
ست َِط ْعْ َسانِ ِه فَِإنْ لَ ْم ي ْ َ َمنْ َرَأى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َك ًرا فَ ْليُ َغيِّ ْرهُ بِيَ ِد ِه فَِإنْ لَ ْم ي:سلَ َم يَقُو ُل
َ ِستَ ِط ْع فَبِل َ
ْ فَبِقَ ْلبِ ِه َو َذلِكَ َأ
ض َعفُ اِإْل ي َمان
Dari Abu Sa’id Al-Khudri berkata: saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda: Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan
tangannya, jika dia tidak mampu, maka dengan lidahnya, jika dia tidak mampu,
maka dengan hatinya, dan itu selemah-lemah iman.
أن النبي صلى هللا عليه وسلم:عن عبدهللا بن عمرو بن العاص رضي هللا عنهما
و َمن كذب عل َّي، وحدِّثوا عن بني إسرائيل وال ح َرج، ((بلِّغوا عني ولو آية:قال
.متع ِّمدًا فليتب َّوْأ مقعدَه من النار))؛ رواه البخاري
“Dari Abdullah bin Amr bahwa Nabi SAW bersabda: Sampaikanlah dariku
walau saru ayat, ceritakanlah (apa yang kalian dengar)dari bani Israil dan itu tidak
apa (dosa) dan barang siapa yang berdusta atasku dengan sengaja maka bersiap-
siaplah menempati tempat duduk di neraka.” ( H.R Bukhori )
3
umat terdahulu dengan catatan kisah-kisah tersebut sudah penah dijelaskan oleh
Rasulullah SAW.
Dari segi pahala dan balasannya bahwa Allah Azza Wa Jalla telah menjajikan
kepada para umatnya yang melakukan kebaikan yaitu pahala yang besar dan
keutamaan yang agung, dalam hadits syarif disebutkan
اEE من دع: الEEلم قEEلى هللا على و سEEعن أبى هريرة رضى هللا عنه ان رسول هللا ص
يئاEEورهم شEك من اجEه ال ينقص ذلEور من تبعEل اجEه من األجرمثEان لEإلى هدى ك
)مسلم (رواه
“Abu Hurairoh berkata bahwa Rasululah SAW bersabda: barang siapa yang
menyeru kepada petunjuk, maka ia mendapat pahala yang sama seperti pahala para
pengikutnya dengan tidak mengurangi sedikitpun dari pahala mereka.” (HR
Muslim)
Hadits diatas menerangkan tentang balasan bagi orang-orang yang telah
menunjukkan jalan kebaikan kepada saudaranya, ia akan mendapat pahala yang
sama dengan orang-orang yang telah melakukan kebaikan tersebut atas
sepengetahuan yang mereka dapat darimu, tanpa dikurangi sedikitpun.
اتEE إذا م: الEEلم قEEلى هللا على و سEEعن أبى هريرة رضى هللا عنه ان رسول هللا ص
الحEEد صEE او وال,هEE أو علم ينتفع ب, صدقة جارية:إبن آدم إنقطع عمله إال من ثالث
)مسلم يدعو له (رواه
“Abu Hurairoh berkata bahwa Rasululah SAW bersabda: Jika anak adam
meninggal maka amalnya akan terputus kecuali tiga perkara: shodaqoh jariyah, ilmu
yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakan.” (HR Muslim)
3
Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah, Op.cit, 12.
4
Dunia adalah tempat menabur benih dan akhirat adalah tempat untuk
memanen. Penyesalan yang tiada guna bagi orang yang meninggal tanpa dibagikan
amal shaleh yang berlaku selama hidupnya. Setelah sesorang meninggal maka
terputuslah semua perkara kecuali tiga perkara:
Shadaqah Jariyah, yaitu sesuatu yang bermanfaat tanpa ada batas
penyelesaiannya, seperti wakaf tanah, membangun masjid, dll
Ilmu yang bermanfaat, yaitu dengan kita mengamalkan apa yang sudah kita
pelajari kepada orang lain, sehingga orang tersebut melaksanakannya dengan
baik maka kita akan mendapat pahala yang sama dengan dia (orang yang
diajari).
Anak sholeh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya
Pahala akan sampai kepada orang-orang yang mengajarkan kebaikan, balasan
yang sangat banyak dari apa yang sudah kita ajarkan , hadits ini juga mengandung
anjuran untuk melakukan hal-hal yang positif dan keutamaan dalam mengajak
kepada kebaikan
5
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwasanya Amar Ma’ruf apabila di
artikan secara istilah berarti menyuruh untuk berbuat baik. Anjuran untuk berbuat Amar
Ma’ruf ini sangat ditekankan dalam Agama Islam. Bahkan ada riwayat bahwasannya apabila
terdapat kemungkaran dan kita hanya melakukan pembiaran tanpa mencegahnya, maka sikap
seperti itulah yang menunjukkan lemahnya iman. Sebaliknya, apabila ada seseorang yang
mengajak kepada perbuatan yang Ma’ruf, maka akan ada pahala yang besar dari Allah SWT.
6
DAFTAR PUSTAKA
Purwono, Eko. 2015. “Amar Ma’ruf Nahi Munkar dalam Perspektif Sayyid Guthb”. Al-
Hikmah: Jurnal Studi Agama-Agama. Vol 1(2).
Ibnu Taimiyyah, Syekhul Islam. 1419. “Amar Ma’ruf Nahi Munkar (Perintah Kepada
Kebaikan Larangan dari Kemungkaran)”. Terj. Akhmad Hasan. Kerajaan Arab Saudi:
Departemen Keislaman, Wakaf, Dakwah, dan Pengarahan.