Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MEMELIHARA AMANAH DAN MENEPATI JANJI

Dosen Pengampu :
Suma K. Sale, S.Ag., M.Pd

Disusun Oleh :
Alhikma
Ardiansyah Emba
Fitri Jayanti
Fransiscus Enrique
Juan Richard Ratag
Nur Afni Liani
Ruslan Lakahoro

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK BANGGAI
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam administrasi Pendidikan dalam profesi
keguruan.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT. memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal’ Alamiin.

Luwuk, 29 November 2022

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . i
Daftar isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. RUMUSAN MASALAH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Memelihara Amanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . 2
B. Cara menjaga amanah atau titipan yang telah diberikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
C. Pengertian Janji dan Macam-macam Janji. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
D. Hukum Menepati Janji. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . 9
E. Menepati Janji Balasan dan Bahaya Ingkar Janji . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
B. SARAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13

DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Seringkali, banyak orang yang masih mengabaikan Amanah, dan tidak menjaga Amanah itu
dengan sebaik mungkin. Jika seseorang sudah tidak bisa menjaga kepercayaan yang
diberikan kepada dirinya sebagai individu, tentu akan bermasalah jika harus menerima
kepercayaan yang menyangkut banyak orang.
Dalam pergaulan kita sehari-hari, ada satu jenis bumbu pergaulan yang disebut dengan
‘‘janji”. Janji sering digunakan oleh orang yang mengadakan transaksi perdagangan, oleh
politikus yang tengah berkampanye, oleh orang yang memiliki hutang tetapi sampai
waktunya dia belum bisa memenuhinya, bahkan janji dilakukan pula oleh ibu-ibu kepada
anak-anaknya di saat mau pergi ke pasar tanpa mengajak mereka dengan maksud agar si
anak rela untuk tidak ikut ke pasar. Mereka begitu menganggap enteng untuk mengucapkan
janji.Ujung-ujungnya, ada di antara mereka yang konsisten dengan janjinya,sehingga dia
berupaya untuk memenuhi janjinya itu. Namun ada dan banyak pula diantara mereka yang
ingkar janji, sehingga membuat kecewa berat bagi orang yang mendapat janji tadi.
Rumusan Masalah
1. bagaimana pengertian Amanah dan hadis tentang Amanah
2. cara menjaga amanah atau titipan yang telah diberikan
3. Bagaimana pengertian dan macam-macam janji
4. Bagaimana hukum menepati janji
5. Bagaimana balasan memenuhi janji dan bahaya ingkar janji

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Memelihara Amanah
 Pengertian Amanah
Kata amanah artinya bisa dipercaya. Kata ini berasal dari bahasa Arab, yakni amuna-
ya’munu- amānatan.
KBBI pun merilis terjemahan resmi makna kata amanah dalam bahasa Indonesia. Amanah
adalah sesuatu yang dititipkan atau dipercayakan kepada orang lain.
Ada pula pendapat Quraish Shihab yang lebih memperjelas lagi pemahaman mengenai
amanah. Menurutnya, amanah adalah kepercayaan yang diberikan seseorang untuk
dipelihara dan dijalankan sebaik mungkin. Dalam prosesnya pun, orang yang diberi amanah
harus menghindari kemungkinan menyia-nyiakan amanah tersebut, baik karena sengaja
ataupun lalai.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa amanah adalah sifat seseorang yang mampu menjaga
dengan sebaik mungkin kepercayaan yang diberikan kepada orang tersebut. sehingga, orang
tersebut bisa dipercaya oleh orang-orang atau suatu komunitas di sekitarnya .

 Hadis Tentang Amanah


Suatu perkara yang ada di muka bumi, diputuskan hukumnya dalam Islam berdasarkan 4
sumber. Keempat sumber tersebut adalah Quran, hadis, ijma, dan qiyas.
Setidaknya ada 2 hadis yang membahas tentang keharusan seseorang memiliki sifat
amanah, sebagai berikut:
Hadis Riwayat Ahmad
ُ‫الَ ِإي َمانَ لِ َم ْن الَ َأ َمانَةَ لَهُ َوالَ ِدينَ لِ َم ْن الَ َع ْه َد لَه‬
(Laa iimaana liman laa amaanata lahu walaa diina liman laa ‘ahdahu)
Artinya:
“Tidak sempurna iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak sempurna agama orang
yang tidak menunaikan janji” (Hadis Riwayat Ahmad).

Dalam hadis tersebut, kita dapat melihat bahwa sifat amanah dijadikan sebagai indikator
kesempurnaan iman seseorang. Padahal, tentu masih banyak lagi sifat terpuji selain
amanah. Oleh karena itu, sifat amanah wajib dimiliki karena dapat menjadi gambaran
tingkat keimanan seseorang.

2
Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim
‫ال َأاَل ُكلُّ ُك ْم‬ َ ِ ‫َار ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن ُع َم َر َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬
َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ٍ ‫ك ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن ِدين‬
ٍ ِ‫َح َّدثَنَا َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ َم ْسلَ َمةَ ع َْن َمال‬
‫اع َعلَ ْي ِه ْم َوه َُو َم ْسُئو ٌل َع ْنهُ ْم‬ ٍ ‫اس َر‬ َّ ‫َأْل‬ ُّ
ِ َّ‫اع َو ُكل ُك ْم َم ْسُئو ٌل ع َْن َر ِعيَّتِ ِه فَا ِمي ُر ال ِذي َعلَى الن‬ ٍ ‫َر‬
(Haddatsnaa abdulloh ibnu maslamata an maalikin an abdillah ibni diinarin an abdillah ibni
‘umaro anna rasuul allahi SAW qoola: alaa kullukum rooin wa kullukum masuulun an
roiyyatihi. Fal amiirul ladzii alan naasi roo’in alaihim wa huwa masuulun ‘anhum)
Artinya:
Dari Ibnu Umar RA dari Nabi SAW sesunggguhnya bersabda; “Setiap orang adalah pemimpin
dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara
adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang
dipimpinnya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Seperti yang telah kita ketahui, hadis ini memberitahu bahwa pemimpin bukan hanya
seseorang yang memiliki wilayah kekuasaan ataupun orang-orang yang berada di bawah
tanggung jawabnya.
Pada dasarnya, setiap orang adalah pemimpin atas dirinya sendiri. Alasan mengapa sifat
amanah wajib dimiliki oleh tiap individu adalah isi hadis ini. Jika seseorang sudah tidak bisa
menjaga kepercayaan yang diberikan kepada dirinya sebagai individu, tentu akan
bermasalah jika harus menerima kepercayaan yang menyangkut banyak orang.

 Jenis Amanah
Setelah mengetahui dasar hukum yang menjelaskan peran sifat amanah dalam kehidupan
beragama dan bermasyarakat, mari kita ketahui juga jenis amanah apa saja yang ada.
Berikut 3 jenis dasar amanah dalam kehidupan sehari-hari:
1. Kepada Allah, Sang Pencipta
Yang pertama, adalah amanah kepada Sang pencipta, yakni Allah SWT. Karena manusia
merupakan suatu makhluk yang diciptakan, tentu jenis amanah yang pertama kali dimiliki
adalah amanah kepada Tuhannya.
Apa bentuk amanah yang dimiliki manusia terhadap Penciptanya? Yakni menjalankan semua
hal yang diperintahkan Allah dan meninggalkan apapun yang telah dilarang Allah.
Hal ini tergambar dalam QS, al-Anfal:27, sebagai berikut:
َ‫وا ٱهَّلل َ َوٱل َّرسُو َل َوتَ ُخونُ ٓو ۟ا َأ ٰ َم ٰنَتِ ُك ْم َوَأنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬
۟ ُ‫وا اَل تَ ُخون‬
۟ ُ‫يَاَأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
َ

3
(Yaa ayyuhal ladziina aamanuu laa takhuunuloh warrosuula watakhuunuu amaanaatikum
wa antum ta’lamun)
Artinya
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan
kepadamu, sedang kamu mengetahui” (Q.S. al-Anfal 8: 27)

Oleh sebab itu, konsekuensi dari perbuatan mencari kekuatan kepada makhluk lain atau
biasa disebut syirik adalah konsekuensi paling berat yang mungkin dilakukan oleh umat
Islam.

2. Kepada Sesama Umat Manusia


Jenis amanah kedua adalah amanah kepada individu lain sebagai sesama makhluk.
Intensitas terjadinya jenis amanah kedua ini bisa dikatakan yang paling tinggi.
Bentuk amanah tersebut meliputi hak ataupun kewajiban antarmanusia. Sebagai contoh
yaitu tidak mengatakan kepada orang lain saat diberitahu sebuah rahasia. Tidak hanya itu,
menyampaikan sesuatu sesuai dengan kebenaran aslinya juga dapat mencerminkan sifat
amanah.
Hal ini sesuai dengan isi QS. An-Nisa: 58, sebagai berikut:
۟ ‫َّن ٱهَّلل َ يَْأ ُم ُر ُك ْم َأن تَُؤ ُّد‬
ِ َ‫وا ٱَأْل ٰ َم ٰن‬
….. ‫ت ِإلَ ٰ ٓى َأ ْهلِهَا‬ ‫ِإ‬
(Innalaha ya’murukum an tuaddu amaanaati ilaa ahlihaa …)
Artinya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya …” (Q.S. an-Nisa 4: 58).
Bisa saja nilai ucapan atau perbuatan yang diamanahkan biasa saja atau bahkan tidak
memiliki makna sama sekali untuk kita. akan tetapi, sangat mungkin bahwa tindakan atau
ucapan sederhana tersebut memiliki dampak yang sangat signifikan bagi penerima amanah.
Oleh sebab itu, Allah memerintahkan melalui firmannya agar umat Islam menyampaikan
amanah kepada pihak yang harus menerimanya.

3. Kepada Diri Sendiri


Jenis ketiga yakni kepada diri sendiri. Amanah kepada diri sendiri merupakan jenis amanah
yang jarang disadari pada umumnya.
4
Mengingat bahwa tiap manusia adalah pemimpin, tentu amanah kepada diri sendiri pun
harus tetap dilakukan, sesederhana menjaga kesehatan pikiran dan badan. Tidak
membiarkan diri sendiri terluka dalam beragam aspek, juga menjadi bentuk amanah pada
diri sendiri. Karena segala sesuatu yang dimiliki di muka bumi. Hanya titipan dari Allah SWT.

 Contoh Amanah dalam Kehidupan Sehari-hari


Berikut contoh penerapan sifat amanah dalam kehidupan sehari-hari:
1. Menjaga informasi yang dirahasiakan
2. Menyampaikan titipan pesan sesuai dengan isi aslinya
3. Menjaga benda yang dititipkan dengan baik
4. Menjalankan tugas dan tanggung jawab jabatan sesuai dengan yang diberikan
5. Menjaga segala sesuatu yang telah diberikan oleh Allah

 Ciri Orang Bersifat Amanah


Seseorang yang memiliki sifat amanah, dapat dipastikan memiliki beberapa ciri-ciri di bawah
ini.
1. Jujur
2. Tanggung jawab
3. Tepat janji
4. Tegas
5. Sering dipercayakan tugas tidak biasa

B. cara menjaga amanah atau titipan yang telah diberikan.

1. Pastikan amanah atau yang dititipkan tidak melanggar norma dan hukum
Ketika orang lain memberikan suatu amanah, sebaiknya kamu telah memastikan hal apa
yang akan diamanahkan kepadamu. Jika yang diamanahkan adalah sesuatu yang dilarang,
seperti obat-obatan terlarang atau amanah tentang kebohongan, jangan takut untuk
menolak amanah dan titipan tersebut.

5
2. Berhati-hatilah saat menjaga Amanah
Saat diberikan amanah, sudah menjadi tanggungjawab kita untuk menjaga amanah atau
titipan tersebut.
Misalnya jika diberikan amanah oleh teman untuk mengantarkan barang ke suatu tempat,
kamu haruslah membawa barang tersebut dengan hati-hati agar tidak rusak.
3. Berjanji kepada diri sendiri untuk melaksanakan amanah dengan baik
Saat menjalankan amanah, tentunya akan banyak godaan yang menghampiri. Jika kamu
dihadapkan dengan situasi seperti ini, berjanjilah kepada diri sendiri untuk menjaga dan
menjalani amanah dengan baik serta penuh rasa tanggungjawab.

4. Ketahui risiko yang akan terjadi jika kita tidak menjalankan Amanah
Ada banyak risiko yang kemungkinan terjadi saat kita tidak menjaga amanah. Di antaranya,
tidak dipercaya kembali oleh orang yang memberi amanah, mendapatkan dosa, hingga
menimbulkan kerugian materi bagi orang lain atau dirimu sendiri.

5. Selalu ingat jika Tuhan selalu memperhatikan kita di mana pun berada
Di mana pun kamu berada, Tuhan akan selalu bersama kita. Setiap kebaikan akan dibalas
dengan pahala. Setiap kesalahan akan mendapatkan balasan yang setimpal. Oleh karena itu,
sebaiknya tetap menjaga amanah dengan baik ya.

6. Tidak menjaga amanah akan merusak hubungan dengan orang lain


Tak menjalankan atau menjaga amanah dapat menyebabkan hubungan yang tidak baik
dengan orang yang bersangkutan. Jangan sampai hubungan yang telah terjalin lama, rusak
begitu saja karena kesalahan kita yang tak bisa menjalankan amanah dengan baik.

7. Menjaga amanah dengan baik akan memberikan kita banyak manfaat


Selalu ingat jika ada banyak manfaat yang didapat jika kita berhasil menjaga suatu amanah.
Misalnya dipercaya oleh orang lain, mempunyai banyak teman, dan dapat bermanfaat bagi
orang sekitar. Selain itu, menjaga amanah dengan baik juga akan mempererat hubungan
kita dengan banyak pihak.

6
C. Pengertian Janji dan Macam-macam Janji
1. Pengertian Janji
Janji menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah perkataan yang menyatakan
kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat. Pengertian lain menyebutkan, bahwa
yang disebut dengan janji adalah pengakuan yang mengikat diri sendiri terhadap
suatu ketentuan yang harus ditepati atau dipenuhi. Al Quran, menggunakan tiga
istilah yang maknanya berjanji, yaitu :
a. Wa’ada. Contohnya :  Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala
yang besar
b. Ahada. Contohnya : Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang
dipikulnya) dan janjinya (Q.S.Al: Mu’minun ).
c. Aqada. Contohnya : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.
Aqad (perjanjian) di sini mencakup janji prasetia hamba kepada Allah dan
perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya.
Selanjutnya, janji dalam Arti ’aqad/’aqada menurut Abdullah bin Ubaidah
ada 5 macam :
a. ‘aqad iman / kepercayaan yang biasa disebut ‘aqidah.
b. ‘aqad nikah
c. ‘aqad jual beli
d. ‘aqad dalam arti perjanjian umum
e. ‘aqad sumpah.
Satu sifat lagi yang hampir identik dengan dua sifat sebelumnya (shiddiq dan
amanah) adalah menepati janji. Menepati janji berarti berusaha untuk memenuhi
semua yang telah dijanjikan kepada orang lain di masa yang akan datang. Orang
yang menepati janji orang yang dapat memenuhi semua yang dijanjikannya.
Lawan dari menepati janji adalah ingkar janji. Menepati janji merupakan salah
satu sifat terpuji yang menunjukkan keluhuran budi manusia dan sekaligus
menjadi hiasan yang dapat mengantarkannya mencapai kesuksesan dari upaya
yang dilakukan. Menepati janji juga dapat menarik simpati dan penghormatan
orang lain. Rasulullah Saw. tidak pernah mengingkari janji dalam hidupnya,
sebaliknya beliau selalu menepati janji-janji yang pernah dilontarkan. Kita pun
sebagai umat Nabi sudah selayaknya meneladani beliau dalam hal menepati janji
ini sehingga kita selalu dipercaya oleh orang-orang yang berhubungan dengan
kita.Dalam beberapa ayat al-Quran, Allah menegaskan kewajiban orang yang
beriman untuk menepati janji. Dalam QS. al-Maidah (5): 1 Allah Swt. berfirman:

‫يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا َأ ْوفُوا بِا ْل ُعقُو ِد ۚ ُأ ِحلَّتْ لَ ُكم بَ ِهي َمةُ اَأْل ْن َع ِام ِإاَّل َما يُ ْتلَ ٰى َعلَ ْي ُك ْم َغ ْي َر‬
‫ص ْي ِد َوَأنتُ ْم ُح ُر ٌم ۗ ِإنَّ هَّللا َ يَ ْح ُك ُم َما يُ ِري ُد‬
َّ ‫ُم ِحلِّي ال‬
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. dihalalkan
bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian
itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”
(QS. Al-Maidah: 1)
7
Firman Allah dalam surat Al-Isra’:34   
ْ ‫َوَأ ْوفُوا بِا ْل َع ْه ِد ۖ ِإنَّ ا ْل َع ْه َد َكانَ َم‬
‫سُئواًل‬
Artinya :
“dan penuhilah janji, Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan
jawabnya.” (QS. Al-Isra’: 34)        
Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan. Betapa
banyak orangtua yang mudah mengobral janji kepada anaknya tapi tak pernah
menunaikannya. Betapa banyak orang yang dengan entengnya berjanji untuk
bertemu namun tak pernah menepatinya. Dan betapa banyak pula orang yang
berhutang namun menyelisihi janjinya. Bahkan meminta udzur pun tidak. Padahal,
Rasulullah telah banyak memberikan teladan dalam hal ini termasuk larangan
keras menciderai janji dengan orang-orang kafir. Manusia dalam hidup ini pasti
ada keterikatan dan pergaulan dengan orang lain. Maka setiap kali seorang itu
mulia dalam hubungannya dengan manusia dan terpercaya dalam pergaulannya
bersama mereka, maka akan menjadi tinggi kedudukannya dan akan meraih
kebahagiaan dunia dan akhirat. Sementara seseorang tidak akan bisa meraih
predikat orang yang baik dan mulia pergaulannya, kecuali jika ia menghiasi
dirinya dengan akhlak-akhlak yang terpuji. Dan di antara akhlak terpuji yang
terdepan adalah menepati janji.

2. Macam-macam janji
Sayyid Ridha dalam tafsir Al Manar, membagi janji itu ke dalam tiga
bagian, yaitu : janji kepada Allah, janji kepada diri sendiri, janji kepada sesama
manusia. Bagi kita insan beriman, ketiga-tiganya biasa kita lakukan :

a. Janji kita kepada AllahSWT


Ketika kita menjalankan shalat, pada doa iftitah kita mengucapkan :
“Sesungguhnya shalatku. ibadahku, hidup dan matiku, hanyalah untuk/milik
Allah Tuhan Semesta Alam “.Ini adaiah merupakan janji manusia terhadap
Allah yang harus ditepati. yakni dengan jalan melaksanakan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya. yang menurut syari’ah dinamakan taat, karena
manusia ataupun jin diciptakan manusia memang untuk beribadah kepada-
Nya.”
b. Janji Terhadap Diri Sendiri
Misalnya seorang mahasiswa mengatakan, “Jika saya lulus ujian, aku akan
menyembelih kambing untuk dibagikan kepada orang lain”. Seorang yang
sakit yang serius, kala itu dia mengucapkan Jika aku sembuh dari penyakitku,
aku akan berpuasa tiga hari. “ Kedua hal itu merupakan janji manusia terhadap
diri sendiri yang harus ditunaikan, yang dalam bahasa agama disebut dengan
nadzar. Ini harus dilaksanakan karena Allah telah berfirman : “ …Dan
hendaklah menyempurnakan (memenuhi) nazar mereka…” (Q.S.Al Hajj 29). 

8
Tentu saja nadzar yang harus dipenuhi adalah nadzar yang yang tidak
menyimpang dari syari’at agama Islam. Tapi misalnya ada orang yang
mengatakan,’’Kalau saya lulus ujian, aku akan potong tangan ibuku.” itu
haram dilaksanakan, karena manusia oleh Allah tidak diperkenankan untuk
menyiksa diri sendiri ataupun orang lain.
c. Janji Terhadap Sesama Manusia
Ini banyak ragamnya. Ada yang beijanji dengan seseorang untuk hidup semati,
ada yang janji mau membayar hutang setelah rumahnya laku terjual, ada yang
janji memberangkatkan haji kepada orang tuanya nanti setelah proyeknya
seselai.dll seperti yang sudah kami sebut. Dan janji ini berlaku dalam berbagai
segi kehidupan, sejak dilingkungan keluarga, kehidupan dalam masyarakat
hingga urusan kenegaraan. Yang jelas, selagi orang bergaul dan saling
membutuhkan dan sementara apa yang dibutuhkan belum terwujud, maka
janjilah yang dianggap sebagai solusi sementaranya.

D. Hukum Menepati Janji


Pada dasamya segala janji yang baik yakni janji yang tidak bertentangan dengan
ajaran agama, wajib ditunaikan, wajib dipenuhi. Namun boleh jadi hukum janji itu
bisa berubah. Ini menurut M.Yunan Nasution dalam khutbahnya, menjadi :
a. Sunnah memenuhinya. Artinya boleh ditinggalkan. Misalnya orang yang berjanji
untuk meninggalkan sesuatu yang tidak diperintahkan agama. Misainya, sejak hari
ini saya tidak akan makan sambal.
b. Sunnah tidak memenuhinya. Contohnya seperti orang yang berjanji dan
bersumpah akan melakukan suatu perbuatan, misalnya jika saya lulus SMA saya
mau kursus menjahit. Ternyata dia berubah pikiran untuk melanjutkan kuliah dan
ternyata diridhai orang tua. Maka kursus menjahitnya pun dibatalkan, karena
melanjutkan kuliah. Konsekuensinya dia harus membayar kafarat sumpahnya itu.
yaitu puasa kafarat 3 hari berturut- turut.
c. Wajib tidak memenuhi janjinya. Yakni janji untuk berbuat jahat.

E. Menepati Janji Balasan dan Bahaya Ingkar Janji


1. Balasan Menepati Janji
a. Ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi sallallahu’alaihi wa sallam telah
menunjukkan akan kewajiban memenuhi janji dan sumpah setia. Serta
menjelaskan buruknya orang yang melanggarnya atau tidak menepatinya.
Terkadang tidak menepati (janji dan sumpa setia) mengarah kepada kekafiran.
Sebagaimana terjadi pada Bani Israil dan lainnya. Ketika mereka melanggar
janji dan sumpah setia dengan Tuhannya. Mereka meninggalkan janji Allah
berupa keimanan, mengikuti para Rasul-Nya. Allah berfirman, "Dan
penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan
jawabnya” Qs. Al-Isra’: 34. “dan penuhilah janji Allah." (QS. Al-An’am:
152)
Dan Allah berfirman ketika menyanjung para hamba-Nya orang-orang
mukmin,
9
ُ ُ‫الَّ ِذينَ يُوفُونَ ِب َع ْه ِد هَّللا ِ َواَل يَنق‬
َ ‫ضونَ ا ْل ِميثَا‬
‫ق‬
"(yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak
perjanjian." (QS Ar-Ra’du: 20)
Nash-nash dalam Kitab dan Sunnah banyak dan jelas petunjuknya akan
kewajiban memenuhi (janji)    dan haramnya melanggar dan berkhianat.
Semua ayat yang ada lafaz janji dan sumpah setia menunjukkan hal itu baik
secara tekstual maupun pemahaman. Dan perilaku Nabi sallallahu’alaihi wa
sallam dan para shahabatnya adalah bukti nyata dalam realisasinya.

b. Allah menyebutkan manfaat besar di dunia dan akhirat jika seseorang


memenuhi janjinya, disamping manfaat nyata bagi  kebaikan masyarakat yang
berkesinambungan. Di antara manfaat tersebut adalah,
 Dalam Al-Quran disebutkan bahwa memenuhi janji termasuk sifat orang-
orang bertakwa sekaligus sebab utama dalam menggapai ketakwaan. Allah
Ta’ala berfirman,
َ‫بَلَ ٰى َمنْ َأ ْوفَ ٰى بِ َع ْه ِد ِه َواتَّقَ ٰى فَِإنَّ هَّللا َ يُ ِح ُّب ا ْل ُمتَّقِين‬
“(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang
dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 76)
 Menepati janji termasuk sebab mendatangkan keamanan di dunia dan
menghindari pertumpahan darah, melindungi hak para hamba, baik yang
muslim maupun kafir. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

َ‫يل هَّللا ِ َوالَّ ِذين‬


ِ ِ ‫سب‬
َ ‫س ِه ْم ِفي‬ ِ ُ‫َاج ُروا َو َجا َهدُوا بَِأ ْم َوالِ ِه ْم َوَأنف‬ َ ‫ِإنَّ الَّ ِذينَ آ َمنُوا َوه‬
‫اج ُروا َما لَ ُكم‬ ِ ‫ض ۚ َوالَّ ِذينَ آ َمنُوا َولَ ْم يُ َه‬ٍ ‫ض ُه ْم َأ ْولِيَا ُء بَ ْع‬ُ ‫ص ُروا ُأو ٰلَِئكَ بَ ْع‬ َ َ‫آووا َّون‬
َ
‫ص ُر‬ َّ َ َ
ْ ‫ِّين ف َعل ْي ُك ُم الن‬ ِ ‫َنص ُرو ُك ْم فِي الد‬َ ‫ست‬ ْ ‫اج ُروا ۚ َوِإ ِن ا‬ ِ ‫ِّمن َو يَتِ ِهم ِّمن ش َْي ٍء َحتَّ ٰى يُ َه‬ ‫اَل‬
ِ ‫ق ۗ َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ َب‬
‫صي ٌر‬ ٌ ‫ِإاَّل َعلَ ٰى قَ ْو ٍم َب ْينَ ُك ْم َوبَ ْينَ ُهم ِّميثَا‬

“(Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam


(urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan
kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan
mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-
Anfal: 72)
 Dapat menghapus kesalahan dan memasukkan ke surga. Sebagaimana
yang kita dapatkan dalam Firman-Nya, "Dan penuhilah janjimu kepada-
Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu." (QS. Al-Baqarah: 40)
 Ibnu Jarir rahimahullah berkomentar, "Janji (Allah) kepada mereka, kalau
mereka melakukan hal itu, maka (Allah) akan memasukkan mereka ke surga."

10
Di surat Al-Maidah, Allah Subahanhu wa ta'ala menyebutkan bahwa Dia telah
mengambil janji kuat kepada Bani Israil, kemudian disebutkan balasan janji
kuat beserta balasannya. Dalam Firman-Nya, "Sesungguhnya Aku akan
menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam
surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai." (QS. Al-Maidah: 12).

2. Bahaya Ingkar Janji


Pengkhianatan adalah lawan kata dari amanah dan memenuhi (janji). Kalau
amanah dan memenuhi janji termasuk karakter keimanan dan ketakwaan, maka
khianat dan melanggar (janji) termasuk karakter kenifakan dan kedurhakaan.
Na'uzubillah.
Dari Abdullah bin Amr radhiallahu’anhuma, dia berkata, Rasulullah
sallallahu’alahi wa sallam bersabda:

َ ‫اق َحتَّى يَ َد َع َها ِإ َذا َحد‬


‫َّث‬ ً ِ‫َأ ْربَ ٌع َمنْ ُكنَّ فِي ِه َكانَ ُمنَافِقًا َخال‬
ٍ َ‫صا َو َمنْ َكانَتْ فِي ِه َخلَّةٌ ِم ْن ُهنَّ َكانَتْ فِي ِه َخلَّةٌ ِمنْ نِف‬
ٌ
َ‫صلَة ِمن‬ ٌ
ْ ‫صلَة ِم ْن ُهنَّ َكانَتْ فِي ِه َخ‬
ْ ‫ َوِإنْ َكانَتْ فِي ِه َخ‬، ‫ص َم ف َج َر‬َ َ ‫َك َذ َب َوِإ َذا عَا َه َد َغ َد َر َوِإ َذا َو َع َد َأ ْخلَفَ َوِإذا َخا‬
َ
)58 ‫ رقم‬،‫ و مسلم‬3178 ‫ رقم‬،‫( رواه البخاري‬  ‫اق‬ ِ َ‫النِّف‬

“Empat (prilaku) kalau seseorang ada padanya, maka dia termasuk benar-benar
orang munafik. Kalau berbicara berdusta, jika berjanji tidak menepati, jika
bersumpah khianat, jika bertikai, melampau batas. Barangsiapa yang terdapat
salah satu dari sifat tersebut, maka dia memiliki sifat kemunafikan sampai  dia
meninggalkannya." (HR. Bukhari, 3178 dan Muslim, 58)
Dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah sallallahu’alahi wa
sallam bersabda,

َ ُ‫ الَ يُ ْقبَ ُل ِم ْنه‬، َ‫س َأ ْج َم ِعين‬


‫ رقم‬،‫ ( رواه البخاري‬ ‫ص ْرفٌ َوال َع ْد ٌل‬ ْ ‫َمنْ َأ ْخفَ َر ُم‬
ِ ‫ فَ َعلَ ْي ِه لَ ْعنَةُ هَّللا ِ َوا ْل َمالِئ َك ِة َوالنَّا‬، ‫سلِ ًما‬
)1370  ‫ رقم‬،‫ و مسلم‬1870

"Barangsiapa yang tidak menepati janji seorang muslim, maka dia mendapat
laknat Allah, malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima darinya taubat dan
tebusan." (HR. Bukhari, 1870 dan Muslim, 1370)
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhuma dari Rasulullah sallallahu’alaihi wa
salam bersabda,

11
‫ رقم‬،‫ و مسلم‬،6178 ‫ رقم‬،‫ب هَّللا ُ لَهُ لِ َوا ًء يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة فَيُقَا ُل َأاَل َه ِذ ِه َغ ْد َرةُ فُاَل ٍن (رواه البخاري‬ ِ ‫ِإنَّ ا ْل َغا ِد َر يَ ْن‬
ُ ‫ص‬
1735

"Sungguh, Allah akan tancapkan bendera bagi orang yang berkhianat di hari
kiamat. Lalu dikatakan: ‘Ketahuilah ini adalah pengkhianatan di fulan." (HR.
Bukhari, no. 6178, dan Muslim, no. 1735)

Kita memohon kepada Allah agar senantiasa dijadikan orang-orang yang menepati
janji dan sumpah setia. Serta kita berlindung dari pengkhianatan dan melanggar janji.
Semoga kita juga mendapatkan taufik agar baik dalam perkataan dan perbuatan.
Segala puji hanya milik Allah Tuhan seluruh alam.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Di antara alasan mengapa amanah sangat penting, yakni memenuhi amanah yang diemban
mendekatkan seorang hamba kepada Allah SWT akan membuat masyarakat sosial menjadi
berkembang, serta merupakan tanda akhlak yang baik. Karena itu pula, amanah adalah akhlak
mulia yang harus dijunjung tinggi. Dan orang yang amanah berdampak baik bagi lingkungan
masyarakat. Amanah juga merupakan akhlak mulia yang Islami.
Satu sifat lagi yang hampir identik dengan dua sifat sebelumnya (shiddiq dan amanah) adalah
menepati janji. Menepati janji berarti berusaha untuk memenuhi semua yang telah dijanjikan
kepada orang lain di masa yang akan datang. Orang yang menepati janji orang yang dapat
memenuhi semua yang dijanjikannya. Lawan dari menepati janji adalah ingkar janji. Menepati
janji merupakan salah satu sifat terpuji yang menunjukkan keluhuran budi manusia dan sekaligus
menjadi hiasan yang dapat mengantarkannya mencapai kesuksesan dari upaya yang dilakukan.
Menepati janji juga dapat menarik simpati dan penghormatan orang lain. Rasulullah Saw. tidak
pernah mengingkari janji dalam hidupnya, sebaliknya beliau selalu menepati janji-janji yang
pernah dilontarkan. Kita pun sebagai umat Nabi sudah selayaknya meneladani beliau dalam hal
menepati janji ini sehingga kita selalu dipercaya oleh orang-orang yang berhubungan dengan
kita.Dalam beberapa ayat al-Quran, Allah menegaskan kewajiban orang yang beriman untuk
menepati janji.

B. Saran
Seharusnya kita sebagai umat muslim harus lebih berhati-hati dalam berjanji. Karena janji
adalah hutang sampai matipun itu akan tetap ditagih. Maka dari itu, apabila kita memang
tidak mampu menepati janji hendaknya tidak usah mengatakan janji. Sebab Allah sangat
membenci orang-orang yang berbohong ( mengingkari janji ) dan itu merupakan salah satu
ciri dari orang yang munafik.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://jabar.nu.or.id/taushiyah/memelihara-janji-dan-amanah-5SmI2

https://anggistlicious.blogspot.com/2013/11/-pentingnya-menepati.html

https://wakalahmu.com/artikel/dunia-islam/pengertian-amanah-dalam-islam#:~:text=Contoh
%20Amanah%20dalam%20Kehidupan%20Sehari%2Dhari&text=Menyampaikan%20titipan%20pesan
%20sesuai%20dengan,yang%20telah%20diberikan%20oleh%20Allah

https://www.jakmall.com/blog/cara-menjaga-amanah-atau-titipan-yang-diberikan/

14

Anda mungkin juga menyukai