DI SUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Puja dan Puji
syukur kami panjatkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah Hadis Ekonomi
dengan judul “HADIS RIWAYAT BUKHARI REALISASI IMAN DALAM
MENGHADAPI TAMU”.Penulisan makalah ini telah semaksimal mungkin kami
upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam
penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.Namun tidak lepas dari semua
itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasa dan aspek lainnya.Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka
selebar-lebarnya pintu bagi pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi
memperbaiki makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................................i
PENDAHULUAN.............................................................................................................................i
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................................ii
B. Rumusa Masalah.........................................................................................................................ii
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................................ii
BAB 2...............................................................................................................................................iii
PEMBAHASAN..............................................................................................................................iii
A.Iman dan Hakikatnya.................................................................................................................iii
B. Hadist realisasi iman dalam menghadapi tamu.......................................................................iii
C. Adab memuliakan tamu.............................................................................................................v
BAB III...........................................................................................................................................viii
PENUTUP......................................................................................................................................viii
A.Kesimpulan................................................................................................................................viii
B.Penutup........................................................................................................................................ix
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................ix
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Seorang mukmin yang ingin mendapat ridha Allah Swt., harus berusaha untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang diridhain-Nya. Salah satunya adalah mencintai
sesama saudaranya seiman seperti ia mencintai dirinya. Islam sangat menghargai
persaudaraan dalam arti sebenarnya. Persaudaraan yang datang dari hati nurani, yang
dasarnya keimanan bukan hal-hal lain sehingga betul-betul merupakn persaudaraan murni
dan suci. Orang yang mencintai saudaranya karena Allah akan memandang bahwa dirinya
merupakan salah satu anggota masyarakat, yang harus membangun suatu tatanan untuk
kebahagiaan bersama apapun yang dirasakan oleh saudaranya, baik kebahagiaan maupun
kesengsaraan. Persaudaraan yang mencerminkan betapa kokoh dan kuatnya keimanan
seseorang, ia selalu siap menolong saudaranya seiman tanpa diminta bahkan tidak jarang
mengorbankan kepentingannya sendiri demi menolong saudaranya. Perbuatan baik seperti
itulah yang akan mendapat pahala besar disisi Allah Swt.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
i
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Iman dan Hakikatnya
Allah Swt., telah menjelaskan kepada hamba-Nya mengenai hakikat keimanan yang
menjadi syarat diterimanya amal dan terwujudnya apa yang telah dijanjikan oleh Allah
Swt.Selanjutnya dikatakan bahwa hakikat iman adalah Iman adalah Keyakinan dan
Perbuatan
Iman yang berasal dari bahasa Arab ini memang mempunyai arti keyakinan, dan
tersirat adanya perbuatan. Iman yang diucapkan dengan lisan saja belum menghasilkan
apa-apa. Oleh karena itu, dalam realisasinya iman itu perlu adanya perbuatan sesuai
dengan yang kita yakini. Misalnya kita beriman adanya Allah Swt, maka untuk
membuktikannya kita harus mematuhi segala yang diperintahkan oleh Allah Swt.
Artinya: Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami, Abu al-Ahwash telah
menceritakan kepada kami, dari Abu Hashin, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah
r.a, ia berkata: Rasulullah saw. telah bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhir, hendaklah memuliakan tamunya; barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berbuat baik kepada tetangganya, dan
baranKetiga ciri yang digsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah berkata baik atau diam” (H.R. Bukhori)
ii
Hadis di atas menyebutkan tiga di antara sekian banyak ciri dan sekaligus
konsekuensi dari pengakuan keimanan seseorang kepada Allah swt. dan hari akhirat.
maksudkan adalah: memuliakan tamu, menghormati tetangga, dan berbicara yang
baik atau diam. Meskipun keimanan kepada Allah dan hari akhirat merupakan
perbuatan yang bersifat abstrak, namun keimanan tidak berhenti sebatas pengakuan,
tetapi harus diaplikasikan dalam bentuk-bentuk nyata. Hadis di atas hanya
menyebutkan tiga indikator yang menggambarkan sikap seorang yang beriman, dan
tidak berarti bahwa segala indikator keberimanan seseorang sudah tercakup dalam
hadis tersebut.
Demikian pula, ciri-ciri orang beriman yang disebutkan dalam hadis di atas tidaklah
berarti bahwa orang yang tidak memenuhi hal itu diklaim sebagai orang yang keluar
dari keimanan, sehingga orang yang tidak memuliakan tamu dan tetangga, serta tidak
berkata yang baik dianggap tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Maksud
hadis di atas bahwa ketiga sifat yang disebutkan dalam hadis termasuk aspek
pelengkap keimanan kepada Allah dan hari akhir-Nya. Ketiga sifat tersebut di atas
jika diwujudkan dengan baik, mempunyai arti sangat besar dalam kehidupan sosial.
Ciri orang beriman yang disebutkan dalam hadis di atas, adakalanya terkait dengan
hak-hak Allah swt., yaitu melaksanakan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan
larangan-larangan, seperti diam atau berkata baik, dan adakalanya terkait dengan
hak-hak hamba-Nya, seperti tidak menyakiti tetangga dan memuliakan tamu.
iii
سمعت رسول الل:عن ابى ثر يح خو يلد بن عمرو ( الخزاعى) رضيا هلل عنه قال
:الRR ق,هRRا عزتRRيفه جRRرم ضRRر فليكRRوم االخRRا هلل واليRRو من بRRان يRR من ك:ولRRلّم يقRه وسRRل هللا عليRRص
. هRRة عليRRد قRR فما كا ن وراء ذ لك فهم ص, ضيا فة ثال ثة اياّم
ّ يومه وليلته وال:يارسوالهلل ؟ وماجا عزته؟ قال
> < متفق عليه
Artinya:
“Abu syuaih (khuwailid) bin Amru Al- khuza ‘ir r.a. berkata ,saya telah
mendengar Rasulullah SAW. bersabda ‘siapa yang percaya kepada Allah dan hari
kemudian ,ia harus menghormati tamunya pada bagian keistimewaannya. Sahabat
bertanya, “Apakah yang dimaksud dengan keistimewaannya itu? Jawab Nabi,
hormat tamu itu sampai tiga hari, sedangkan selebihnya dari shadaqah.”(Mutafaq
Alaih)
Dikutip dari buku Adab Bertamu oleh Alik al Adhim, dalam memuliakan tamu ada
beberapa cara yaitu:
Disunnahkan menyambut tamu dengan mengucapkan selamat datang kepada
mereka.
Menghormati dan menyediakan hidangan untuk tamu semampunya saja.
iv
Dalam pelayanannya, diniatkan untuk memberikan kegembiraan.
Artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya ia
memuliakan tamunya.’’
Hadist ini memberikan penjelasan bahwa ada kaitan antara iman seseorang dan
memuliakan tamu. Islam memandang memuliakan tamu tidak hanya sebagai faktor
penting dalam membangun kehidupan manusia, tetapi juga menjadi ukuran keimanan
seseorang. Memuliakan tamu juga dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS. Dikutip dari
buku Informasi Kapuas 2019 Oleh Jum'atil Fajar, kisah ini tercantum dalam Alquran
pada Surat Adh-Daariyat ayat 24-27. “Sudah sampai kepadamu (Muhammad) cerita
tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika
mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: Salamun. Ibrahim menjawab:
Salamamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal. Maka dia pergi dengan
diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk.
Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: Silakan Anda makan.”
Dari ayat di atas, dapat diketahui salah satu sifat mulia Nabi Ibrahim adalah senang
memuliakan tamu, padahal beliau tidak kenal dengan tamunya. Beliau tidak tahu
bahwa tamu tersebut adalah malaikat, tapi ia tetap memperlakukan mereka dengan
istimewa.
Selanjutnya, ada beberapa adab memuliakan tamu dalam Islam. Dikutip dari buku
Adab Bertamu oleh Alik al Adhim, dalam memuliakan tamu ada beberapa cara yaitu:
v
4. Mendahulukan tamu yang lebih tua daripada tamu yang lebih muda, sebagaimana
sabda dari Rasulullah SAW berikut:
"Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak
menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami." (HR Bukhari
dalam kitab Adabul Mufrad)
vi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Penutup
Demikianlah isi dari makalah saya ini. Dan saya sangat menyadari bahwa dalam
penulisan maupun penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca demi perbaikan makalah ini agar menjadi lebih baik lagi selanjutnya.
Akhirnya, saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan kata-
kata, dan kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam penyelesaian
makalah ini saya ucapkan terima kasih.
vii
DAFTAR PUSTAKA
Sumber:http://kiflipaputungan.wordpress.com/2010/03/29/realisasi-iman-dalam-
kehidupan-sosial/
Sumber: http://www.elitha-eri.net/2007/06/28/biografi-singkat-abu-hurairah/
Sumber: http://yuari.wordpress.com/2008/01/10/imam-ibnu-majah-perawi-hadis-dan-ahli-
sejarah/
http://pmiitebo.blogspot.com/2011/11/makalah-hadits-realisasi-iman-dalam.html
http://rumpit.wordpress.com/2010/03/29/realisasi-iman-dalam-kehidupan-sosial/
viii