Anda di halaman 1dari 9

IMAN DAN ASPEK KEIMANAN

ANGGOTA
KELOMPOK :

1.
DETRIA

SHOLINA PUTRI (NIM P05120321009)

2. M.IQBAL FADILLAH (NIM P05120321025)

3. RIO BEGENTO PRATAMA (NIM P05120321038)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BENGKULU


TAHUN AJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan idayah – Nya kami dapat dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “Pendidikan Agama
Islam” berupa makalah kelompok yang berjudul “Iman dan Aspek Keimanan”.

Dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat membantu teman – teman dalam
rangka pemahaman yang lebih seksama dari materi yang disajikan, serta dalam materi ini
disajikan secara ringkas hal – hal yang perlu diketahui yang berkaitan dengan materi Iman dan
Aspek Keimanan.

Penulis menyadari bahwasanya dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak sekali
kekurangan, oleh karena itu penulis berharap kedepannya makalah ini nantinya dapat lebih
disempurnakan lagi melalui kritik dan saran yang membangun.

Selain itu penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada para pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Bengkulu, 04 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI:

PENYUSUN.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah......................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.1 Pengertian Iman.......................................................................................2
2.2 Aspek Keimanan.....................................................................................3
BAB III PENUTUP.................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................6

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keimanan merupakan asas penentu dalam kehidupan manusia. Sebab itu dalam
perspektif ajaran Islam, manusia dikelompokkan berdasarkan keimanannya yakni (1)
kelompok kafir dan (2) kelompok mukmin. Kesahihan dan ketajaman dalam memahami
dan mencermati konsep tentang keimanan mempunyai relevansi dalam memahami dan
mencermati serta mengimplementasikan nilai-nilai ilahiyah dalam kehidupan manusia.

Maka dari itu, makalah ini akan membahas keimanan dan aspek-aspek yang
terkandung didalamnya dengan sejelas-jelasnya dan menggunakan bahasa yang mudah
dimengeti.

1.2 Rumusan Masalah


1.Pegertian iman

2. Aspek keimanan

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk kita sama-sama mengetahui
pengertian dari keimanan dan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Iman


Menurut bahasa kata iman berasal dari tiga huruf dasar a-m-n (hamzah-mim-nun)
mengandung makna tentram, tenang, amar, jujur dapat dipercaya dan tidak khianat.
Adapun îmân merupakan kata nominal dari kata dasar âmana-yu’minu, yaitu perubahan
bentuk kata dasar a-m-n yang ditambah huruf hamzah pada bagian fa’ fi’ilnya (tsulatsi
mazid bi harf wahid) yang berarti memiliki rasa aman (s}âra żâ amn) atau menjadikannya
aman (ja’alahu ya’man) (Anis, 1972, p. 28). Kata dasar îmân ini mempunyai dua asal
makna yang saling berdekatan, yaitu amanah sebagai lawan dari khiyanah yang berarti
ketenangan hati (sukun al-qalb) dan at-tas}dîq yang bermakna (membenarkan) lawan dari
kata kufr (pengingkaran) (Zakariyya, 1994, p. 89). Dari sini dapat kita pahami bahwa
seorang muknin adalah yang memiliki ketenangan jiwa. Ia selalu merasa aman, baik lahir
maupun batinnya. Itu karena memang ia bersikap jujur dan tidak pernah berlaku khianat
pada dirinya sendiri dan orang lain, apalagi kepada Tuhan. Shofaussamawati Riwayah:
Jurnal Studi Hadis Volume 2 Nomor 2 2016 213

Di dalam al-Qur’an dapat kita temukan ratusan ayat di mana kata-kata yang
berakar pada huruf-huruf a-m-n disebutkan. Iman yang berarti tasdiq (membenarkan)
misalnya dapat ditemui pada surat Yunus: 90, surat Yusuf: 17 dan surat Yasin: 25. Dan
kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir>aun dan bala
tentaranya, Karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir>aun itu
Telah hampir tenggelam berkatalah dia: «Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan
Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah
diri (kepada Allah)».

Kata âmantu di dalam surat Yunus: 90 di atas berarti saddaqtu (aku


membenarkan). Dalam surat Yûsuf : 17 terdapat kata bi mu’min yang bermakna
bimus}addiq. Dari ayat-ayat di atas dapat dipahami bahwa makna asal iman di dalam al-
Qur’an adalah tasdîq (membenarkan). Sedangkan secara terminology al-Qur’an
menyebutkan iman berarti menunjukkan ketundukan dan penerimaan pada syariat yang
disertai dengan keyakinan dan pembenaran dalam hati. Penjelasan demikian dapat dilihat
dalam QS. al-Hujurat (49); 14. Demikian juga dalam terminology hadits, iman tidak
hanya mencakup dimensi lahiriyah (ikrar lisan), namun harus dibarengi dengan
keyakinan dan pembenaran di hati (batin) sebagai bentuk sikap kejujuran beragama.
Kejujuran berarti kesesuaian antara luar dan batinnya manusia.
‫دثنا علي بن‬WW‫روي ح‬W‫لت اله‬WW‫و الص‬WW‫الح اب‬WW‫الم بن ص‬WW‫د الس‬WW‫دثنا عب‬WW‫اال ح‬W‫معيل ق‬WW‫د بن اس‬WW‫حد ثنا سهل بن ابي سهل ومحم‬
‫ال‬WW‫ال ق‬WW‫الب ق‬WW‫مو� سى الرضا عن ابيه عن جعفر بن محمد عن ابيه عن علي بن الحسين عن ابيه عن علي بن ابي ط‬
‫ذا‬W‫رئ ه‬W‫و ق‬W‫لت ل‬WW‫و الص‬WW‫ال اب‬W‫ان ق‬W‫رسول هلال صلى هلال عليه وسلم االيمان معرفة بالقلب وقول باللسان وعمل باالرك‬
‫االسناد على مجنون لبرئ‬

Sahl bin Abi Sahl dan Muhammad Ibn Isma’il telah menceritakan kepada kami, kata
keduanya, Abd as Salam ibn Salih (Abu as Sult al-Harawi) telah menceritakan kepada
kami dari ayahnya dari Ja’far ibn Muhammad dari ayahnya dari Ali bin al-Husain dari
ayahnya dari Ali bin Abi Tahlib, katanya Rasulullah Saw bersabda: “Iman adalah
kepercayaan yang berkaitan dengan agama, keyakinan dan ketetapan hati, dan keteguhan
batin. Iman berarti percaya atau menyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan
mengamalkan dengan perbuatan.dalam islam, iman adalah mengakui dengan lisan,
membenarkan dengan hati, dan mengamalkan dengan perbuatan. Agama islam mengatur
tentang keimanan dalam rukun iman. Beriman artinya percaya dan membenrkan. Imam
Syafi’I menjelaskan iman adalah bias membawa seseorang senantiasa lebih taat kepada
segala perintah tuhannya.

2.2 Aspek keimanan


1. Iman kepada Allah SWT

Iman kepada Allah SWT dilakukan dengan mempercayai dan meyakini bahwa Allah itu benar-
benar ada, kendati seseorang tidak pernah melihat wujud-Nya atau mendengar suara-Nya. Untuk
beriman kepada-Nya, seorang muslim harus mengetahui sifat-sifat-Nya, baik itu sifat-sifat wajib,
jaiz, atau mumkin, atau dapat juga dilakukan dengan mengenal 99 Asmaul Husna yang tertuang
dalam Alquran atau hadis.

2. Iman kepada Malaikat Allah SWT

Iman kepada malaikat Allah SWT dilakukan dengan mempercayai bahwa malaikat itu benar-
benar ada. Seorang muslim mesti meyakini adanya malaikat kendati tidak pernah melihat
wujudnya, mendengar suaranya, atau menyentuh zatnya. Perintah mengimani malaikat ini tertera
dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 285: "Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya," (QS. Al-Baqarah [2]: 285). Baca juga: 10 Nama-
Nama Malaikat dan Tugasnya Menurut Agama Islam

3. Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT

Iman kepada kitab-kitab Allah SWT dilakukan dengan mempercayai bahwa Allah menurunkan
kitab kepada utusan-Nya. Kitab ini merupakan pedoman, petunjuk kebenaran dan kebahagiaan,
baik itu di dunia maupun akhirat. Keberadaan kitab-kitab Allah SWT ini tertera dalam Alquran
surah Al-Hadid ayat 25: “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan
membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab dan neraca
[keadilan] supaya manusia dapat melaksanakan keadilan,” (QS.Al-Hadid [57]: 25). Dengan
beriman kepada kitab Allah, seorang muslim membenarkan secara mutlak bahwa kitab-kitab itu
merupakan firman Allah SWT. Isinya adalah kebenaran yang wajib diikuti dan dilaksanakan.
Dalam buku Rukun Iman (2007) yang diterbitkan Universitas Islam Madinah, disebutkan bahwa
beriman kepada kitab Allah dapat dilakukan dengan dua hal, yaitu beriman secara umum dan
terperinci. Pertama, beriman secara umum artinya meyakini bahwa Allah SWT menurunkan
kitab-kitab kepada rasul-Nya. Jumlahnya, tiada yang tahu kecuali Allah SWT sendiri. Kedua,
beriman secara terperinci artinya mengimani kitab-kitab yang disebutkan Allah SWT secara
spesifik dalam Alquran, seperti Taurat, Injil, Zabur, Alquran, serta Suhuf Ibrahim dan Musa.

4. Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT

Iman kepada rasul-rasul Allah SWT dilakukan dengan mempercayai bahwa Allah benar-benar
menurunkan rasul-Nya kepada suatu masyarakat tertentu untuk menyampaikan ajaran-Nya.
Siapa saja yang mengikuti rasul-rasul itu akan memperoleh hidayah dan petunjuk. Sebaliknya,
yang mengingkari Rasul-Nya akan tersesat. Keberadaan rasul Allah SWT ini tertera dalam
Alquran surah Al-Hajj ayat 75: “Allah memilih utusan-utusan-Nya dari malaikat dan dari
manusia, sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat,” (QS.Al-Haj [22]:75). Baca
juga: Tugas Rasul-Rasul Allah SWT sebagai Penyampai Wahyu kepada Manusia

5. Iman kepada Hari Kiamat

Iman kepada hari kiamat dilakukan dengan mempercayai bahwa suatu hari kehidupan di
semesta akan musnah. Selepas itu, manusia akan dibangkitkan dari kubur, dikumpulkan di
padang mahsyar, dan diputuskan ke surga atau neraka. Dalam surah Al-Infithar ayat 14 dan 15,
Allah SWT berfirman: “Dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam
neraka. Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan [hari kiamat],” (QS. Al-Infithar
[82]:14-15).

6. Iman kepada Qada dan Qadar

Iman kepada qada dan qadar dilakukan dengan mempercayai bahwa Allah SWT telah
menetapkan takdir manusia, baik itu yang buruk maupun yang baik. Pertama, qada merupakan
takdir atau ketetapan yang tertulis di lauh al-mahfuz sejak zaman azali. Takdir dan ketetapan ini
sudah diatur oleh Allah SWT bahkan sebelum Dia menciptakan semesta berdasarkan firman-Nya
dalam surah Al-Hadid ayat 22: “Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu
sekalian, melainkan sudah tersurat dalam kitab [lauh al-mahfuz] dahulu sebelum kejadiannya,”
(QS. Al-Hadid [57]: 22)

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa iman adalah kepercayaan yang
menyangkut dengan agama, keyakinan dan ketetapan hatidan ketaguhan batin .keimanan
selanjitnya dapat meningkatkan seseorang. Perilaku menyimpang dari keimanan dan
keislaman disebut kekefuran, diantara penyeb kesesatan dan kembali pada kekefuran
adalah kecenderungan manusia untuk menyukai kesestan. Karena sejatinya semua amal
perbuatan sesorang muslimdidahukui oleh niat untuk berbuat. Sedangkan niat adalah
niat komunikasi manusia dengan tuhan dalam hati berkenaan dengan motivasi dan tujuan
perbuatannya.

3. 2 Saran
Sebagai umat islam kita wajib mempercaya itu iman dan aspek keiman pada Allah
SWT.Serta selalu percaya atau beriman kepada Allah, para nabi,malaikat,kitab-kitab,hari
akhir, serta qodoh dan qhodar. Karena iman itu merupakan salah satu bagian dari ciri-ciri
seorang yang beragama islam dan harus di terapkan di kehidupan sehari-hari.karean iman
itu kita sebagai musalim membenarkan dengan hati dan lisan.iman meruapakn amal yang
utama di sisiAllah SWT. Dan iman juga dapat menghindarkan kita dari hal hal yang
bersifat maksiat.

DAFTAR PUSAKA

Husnel anwar matondang. 2015. ‘'


http://repository.ut.ac.id/4109/1/MKDU4221-M1.pdf, https://tirto.id/pengertian-rukun-iman-dan-
penjelasan-6-aspeknya-dalam-agama-islam-gays.

Anda mungkin juga menyukai