Disusun oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
SEMARANG
2012
1
PENDAHULUAN
Alhamdulillah puja puji syukur kita atas kehadirat Allah SWT yang mana
telah memberikan kita semua hidayah, rahmat, dan petunjuk-Nya sehingga kita dapat
berkumpul pada pagi hari ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang mana atas jasa beliau membawa umat manusia dari
jaman jahiliyyah menuju jaman islamiyyah yang penuh dengan cahaya Islam ini.
Daulah Umayyah adalah salah satu kerajaan terbesar yang ada setelah
berakhirnya masa para empat Khulafaurrasyidin dalam memimpin agama Islam,
selain itu pula terdapat kerajaan-kerajaan lain seperti kerajaan Abbasiyyah, kerajaan
Utsmani, kerajaan Mughal, dll.
PERUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
Marwan bin Hakam merupakan Khalifah keempat dari daulat bani Umaiyyah
setelah Muawiyyah II atau Muawiyyah bin Yazid berkuasa. Dan jika dilihat dari
silsilah dia merupakan cucu dari Abul ‘Ash yang juga merupakan kakek dari Ustman
bin Affan.
2
setahun. Selanjutnya kepemerintahannya diturunkan kepada anaknya yaitu Abdul
Malik bin Marwan.1
1
Khoiriyah, sejarah islam¸ halaman 72.
3
Tapi kemudian setelah terjadi perang jamal yakni peperangan antara Ali bin
Abi Thalib dan Aisyah setelah peperangan selesai, kemudian Marwan mengundurkan
diri dari gelanggang politik dia memberikan bai’ah dan memberikan sumpah setianya
atas Ali bin Abi Thalib menjadi Khalifah, kemudian ia menetap di Madinah. Dan
ketika Muawiyyah bin Abi Sofyan menjadi Khalifah, dia pun diangkat Muawiyyah
sebagai bagian dari pemerintahannya karena Muawiyyah beranggapan bahwa
Marwan juga telah melakukan peranan penting dalam peristiwa perang Jamal, yakni
melemahkan Ali serta menewaskan Thalhah dengan panahnya. 2
Bertepatan dengan itu, keadaan Ibnu Zubair ketika itu mengalami kemajuan
yang pesat. Penduduk Hejaz telah tunduk kepadanya. Begitu pula penduduk Kufah
dan Basrah. Ubaidullah ibnu Ziyad telah meninggalkan Kufah dan Basrah karena
tekanan suasana. Juga penduduk Jazirah telah tunduk kepadanya. Begitu pula
pemimpin pemerintahan di Syam, dan mereka ini dari kabilah Qais.
Oleh karena pencapaian Ibnu Zubair ini menyebabkan sebagian ahli sejarah
berpendapat bahwa Ibnu Zubair adalah Khalifah yang sah di masa itu. Dan Marwan
bin Hakam dianggap sebagai pemberontak, dan tidak diakui sebagai Khalifah. Begitu
juga Abdul Malik bin Marwan barulah diakui sebagai Khalifah setelah meninggalnya
Ibnu Zubair dan setelah tercapainya kesepakatan antara kaum Muslimin.
Terlepas dari kontroversi mengenai keabsahan khalifah Marwan bin Hakam dia
pun memiliki banyak tugas diantara tugasnya yang antara lain adalah menyelematkan
kedudukannya dan mengembalikan orang-orang suku di Jazirah ke dalam
kekuasaannya. Pertempuran Marj Rahit pada bulan Muharram 65 H, dimana Ad
Dahhak beserta pengikut-pengikutnya tewas. Maka seluruh daerah Syam dikuasai
penuh oleh Marwan.
2
Syalabi, sejarah kebudayaan islam, halaman 52
4
Marwan adalah seorang yang bijaksana, berpikiran tajam, fasih berbicara dan
berani. Ia ahli dalam pembacaan Al Quran. Dan banyak meriwayatkan Hadits dari
para sahabat terkemuka , seperti Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan.
KESIMPULAN
3
Syalabi, sejarah kebudayaan islam, halaman 54.
5
Marwan adalah khalifah keempat Daulah Umayah yang telah menggantikan
Muawiyah bin Yazid, dalam masaanya telah terjadi dualisme pemerintahan.
Pemerintahan yang dikuasai Marwan bin Hakam dan Ibnu Zubair.
6
DAFTAR PUSTAKA
» Syalabi, Sejarah & Kebudayaan Islam, Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2003.