Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Agama Islam-5 Program Studi Teknik
Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung Tahun Ajaran 2019/2020
Disusun oleh :
Rizkal Muhammad Zubair 100.701.17.16
Muhammad Bagas Ismail 100.701.17.017
Galang P. Kesuma 100.701.17.059
A. Kekhalifahan Umayyah
a. Kelahiran dinasti umaayah
Mu’awiyah dinobatkan sebagai khalifah di iliya’ (Yerusalem) pada 40 H/660 M. dengan
penobatanya itu, ibu kota provinsi Suriah, Damaskus, berubah menjadi ibu kota
kerajaan Islam. Meskipun telah resmi dinobatkan sebagai khlifah, Mu’awiyah memeliki
kekuasaan yang terbatas karena beberapa wilayah Islam tidak mengakui
kakhalifahanya. Selama proses abitrase berlangsung ‘Amr ibn al-Ash, tangan kanan
Mu’awiyah, telah merebut Mesir dari tangan pendukung Ali, meskipun dengan
dekimian, para penduduk diwilayah Irak mengangkat al-Hasan, putra tertua Ali,
sebagai penerus Aliyang sah, sedangkan penduduk Mekah dan dan Medinah tidak
memeliki loyalitas yang kokoh kepada penguasa dari keturunan Sufyan, karena
mereka mengakui kenabian Muhammad pada saat penakulukan Mekah.
b. Kekuasaan Mu’awiyah, model pemerintahan Arab
Setelah berhasil mengalahkan oposisi, Mu’awiyah (661-680) dengan leluasa
mengarahkan energinya untuk menghadapi musuh Islam di sebelah barat laut,
Byzantium. Di ‘Akka (Acre), setelah penaklukan Suriah, ia berasil menguasai
galangan kapal (bahasa Arab tunggal dar al-shina’ah) Byzantium dengan segala
perlengkapanya, sehingga ia bisa memanfaatkanya untuk memebangun angkatan
laut Islam. Dalam sejarah maritim Islam, galangan kapal itu mungkin merupakan yang
kedua setelah galangan kapal di Mesir.
Pemerintahan Mu’awiyah tidak hanya ditandai dengan terciptanya konnsolidasi
internal, tetapi juga peluasan wilayah Islam. Pada masa pemerintahanya, ekspansi
dilakukan ke Africa Utara yang dipimpin oleh Uqbah ibn Nafi’. Di sebelah timur,
pasukan Islam berasil menaklukan Khurasan (663-671) dari arah Bashrah,
meneybrangi Oxus, dan menyerbu Bhukara di Turkistan (674). Jadi, Mu’awiyah bukan
saja menjadi bapak sebuah dinasti, tetapi juga pendiri kekhalifahan kedua setelah
Umar.
c. Permusuhan dengan Byzantium
Ketika posisi Mu’awiyah belum mantap, dan banyak diperogoti persoalan dalam
negeri, ia merasa perlu untuk melakukan gencatan senjata (685/659) denga raja
Constatine II (641-668) dengan menyerahkan sejumlah upeti tahunan, yang
jumlahnya disebutkan dalam karya Theophanis dan dirujuk sekilas oleh al-Baladzuri.
Tetapi tak lama kemudian, penguasa Damaskus menyangkal kewajiban membayar
upeti itu, dan memulai serangan-serangan kewilayah-wilayah Byzantium melalui darat
dan laut dengan lebih gigih dibanding serangan para khalifah sesudahnya. Dua kali
Mu’awiyah menyerahkan pasukanya ke ibu kota musuh. Motif utama serbuan ke Bilad
al-Rum (negeri orang-orang Romawi, Asia Minor) tidak lain adalah untuk memperoleh
rampasan perang, meskipun gambaran tentang konstatinopel juga menjadi daya tarik
mereka. Secara bertahap, serangan-serangan kecil itupula menjadi aktivitas tahunan
di musimpanas, yang berfungsi untuk menjaga agar kondisi pasukan tetap segar dan
relatif.
G. Negara Abbasiyah
a. Negara Abbasiyah
Kepala negara adalah seorang khalifah yang setidaknya dalam teori, memegang
semua kekuasaan, ia dapat dan telah melimpahkan otoritas sipilnya kepada seorang
wazir, otoritas pengadilan kepada seorang hakim (qadhi), dan otoritas militer kepada
seorang jenderal (amir), tapi khalifah sendiri tetap menjadi pengambil keputusan terakhir
dalam semua urusan pemerintahan.
b. Sumber pemasukan negara.
Selain pajak, sumber pemasukan negara adalah zakat yang merupakan satu-satunya
pajak yang diwajibkan atas setiap orang islam.
c. Biro-biro pemerintahan
o Dewan korenpudensi atau kantor arsip
o Dewan penyelidik keluhan
o Departemen kepolisian
d. Sistem organisasi militer
o Pasukan tetap (jund)
o murtaziqah (pasukan yang dibayar secara berkala oleh pemerintah)
o Muthawwi’ah (sukarelawan)
e. Administrasi wilayah pemerintahan
Provinsi-provinsi yang utama pada masa kakhalifahan Baghdad
· Afrika disebelah Barat Gurun Libya
· Mesir
· Suriah dan Palestina yang terkadang dipisahkan
· Hijaz dan Yamamah (Arab tengah)
· Yaman dan Arab Selatan
· Bahrain dan Oman, dengan Bashrah dan Irak sebagai Ibu Kotanya
· Sawad atau Irak (mesopotamia bawah) yaitu kota utamanya baghdad, kuffah dan
Wasit.
· Jazirah yaitu kawasan Assyiria kuno, bukan semenanjung Arab, ibukota Mosul.
· Azerbaijan, kota besarnya Tibriz, Ardabil, maraghah
· Jibal yaitu (perbukitan, media kuno)
M. Dinasti-Dinasti di Timur
a. Dinasti Tahiriyah, Saffariyah, Samaniyah, dan Gaznawi
Saat dinasti-dinasti kecil sebagian besar berasal dari Arab memecahkan wilayah
kekuasaan khalifah di Barat, proses yang sama juga tengah terjadi di Timur,terutama di
lakukan oleh orang Turki dan Persia.
b. Benih-benih kehancuran dinasti Abbasiyah
Kemunculan pasukan pengawal kerajaan yang membangkang, diikuti berbagai
pemberontakan budak-budak negro, telah meruntuhkan otoritas pusat dan membuka jalan
bagi naiknya rezim Buawhi.
c. Dinasti Buwahi
Khalifah al-Mustakfi di baghdad menerima Ahmad ibn Buwahi mengangkat sebagai amir
al-umara dia seorang pendiri dinasti Buwahi yang yang dinobatkan dari namanya sendiri.