Muawiyah meninggal dunia dalam bulan April 680 M. Secara keseluruhan, setelah
memerintah imperium Islam selama kira-kira 20 tahun, masa pemerintahan Muawiyah
merupakan masa kemakmuran dan perdamaian di dalam negeri serta keberhasilan di luar
negeri.
2. Yazid (60-64 H)
Yazid adalah anak dari ibnu Muawiyah, dan ibunya Maisun al Kalbiyah yaitu
seorang wanita padang pasir yang dikawini Muawiyah sebelum ia menjadi khalifah. Tetapi
Maisun ini tidak merasa betah dengan kehidupan di kota.
Pikiran tentang pengangkatan Yazid menjadi putera mahkota mulai timbul pada
tahun 49 H. Sebagai gagasan dari Al Mughirah ibnu Syu’bah. Menurut riwayat, Al
mughirah telah merasa bahwa Muawiyah bermaksud memecatnya dari jabatan Gubernur
Kufah.
a) Penolakan Yazid
Pada tahun 679 M Muawiyah mencalonkan anaknya yazid sebagai penerusnya. Tentu saja
hal ini merupakan suatu penyimpangan dari prinsip yang diikuti oleh khalifah rasyidin.
Sistem kepemimpinan di antara orang Arab, bahkan sebelum datangnya Islam tidak pernah
didasarkan atas keturunan
Pada tahun 676 M diundangnya utusan-utusan dari senua provinsi dan kota-kota penting
untuk memberikan sumpah setia kepada anaknya. Irak dan Siria tunduk. Kemudian
Muawiyah pergi ke Madinh dan Mekkah untuk memperoleh janji dari orang-orang Hijaz.
Di Madinah tokoh-tokoh utama termasuk Imam Hussein anak Ali, Abdullah anak Umar,
Abdurrahman anak Abu Bakar dan Abdullah anak Zubair menolak memberikan sumpah
setia denga syarat apa pun.
b) Yazid Naik Tahta
Yazid dicalonkan oleh Muawiyah ketika beliau masih hidup. Yazid adalah oran g yang
kejam dan jahat. Dia orang yang zalim yang tidak mengenal kesalehan atau keadilan. Dia
orang yang paling tidak religius di antara Bani Umayah. Dia jauh lebih menyukai anggur,
music dan olahraga daripada kepentingan umum.
c) Menyerang Ka’bah
Bencana yang dilakukan Yazid tidak terbatas hanya pada bencana Karbala yang telah
menelan Al Husain bin Ali sebagai korban pada tahun 61 H. Bencana lainnya termasuk
tindakan saat ia membolehkan tindakan saat ia membolehkan pasukan tentaranya
melakukan tindakan zhalim atas kota Madinah al Muawarah sebagaimkota suci Rasulullah
saw peristiwa ini telah menimbulkan kebencian penduduk Madinh terhadap pemerintah
Yazid dan berakibat tidak diakuiy kepemimpinannya oleh mereka serta berakibat
guberrnurnya diusir bersama orang-orang dari keturunan Bani Umayah dari Madinah.
d) Akhir Riwayat Yazid
Masa pemerintahannya hanya berlangsung kira-kira tiga tahun saja. Ia mati dalam usia
muda. Dengan terbunuhnya Husein pada tragedy Karbala terbukalah pintu malapetaka
yang akan menimpa Bani Umayah dan yang tak pernah dapat ditutup kembali. Kemudian
penduduk Madiah juga berontak terhadap Yazid, maka terjadilah pertempuran Al Harrah
yang terkutuk itu, dimana Muslim ibnu Uqbah telah menewaskan berates-ratus sahabat
Rasulullah dan putera-putera mereka. Masa pemerintahan Yazid hanya berlangsung kira-
kira tiga tahun dan beberapa bulan saja. Dalam tahun pertama ia telah membunuh Husein
ibnu Ali. Dalam tahun kedua ia menyerang Madinah dan membiarkan tentaranya selama
tiga hari berbuat sesuka hati terhadap penduduk di sana. Dan dalam tahun ketiga ia
menggempur Ka’bah. Akhirnya Yazid meninggal dunia, dengan meninggalkan beban
pusaka yang berat. Dan puteranya pun tak berdaya pula untuk memikulnya.
3. Muawiyah II
Muawiyah II saat diangkat menjadi khalifah masih anak-anak dan dianggap lemah.
Dia tidak meninggalkan sesuatu yang pantas untuk dicatat mengingat masa
pemerintahannya empat puluh hari saja. Dia juga tidak menikmati kekuasaannya karena ia
sakit sehingga hanya terdiam di dalam rumahnya.
Dengan demikian, berakhirlah riwayat Muawiyah II. Dan dengan itu berakhir pula
lah kekuasaan anak-cucu abu Sufyan dan mulailah Masa Bani Umayah yang kedua yaitu
masa kekuasaan Al-hakam ibnu Abul ‘Ash ibnu Umayah.
9. Hisyam
Setelah kematian saudaranya Yazid II saudaranya, Hisyam naik tahta. Pada saat
naik tahta dia harus mengahadapi kesulitan-kesulitan yang serius. Dalam masa 20 tahun
pemerintahan Hisyam terjadi kekacauan-kekacauan yang serius di Khurasan. Terdapat
perselisihan yang hebat di antara Mudhariyah dan Himyariyah. Hisyam juga mengobarkan
kembali perang dengan orang-orang Bizantium.
Hisyam adalah seorang penyokong kesenian dan sastra yang tekun. Hisyam bin
Abdul Malik tidak diragukan lagi adalah seorang penguasa bani umayah yang paling cakap,
seorang pejuang dan juga seorang cendekiawan.
10. Walid II
Hisyam digantikan oleh Walid II anak Yazid II. Dia dilukiskan orang yang tidak
bermoral, pemabuk, dan pelanggar perintah Illahi. Pada permulaan dia menunjukkan
kebaikan-kebaiakn kepada fakir miskin, orang lemah dan jompo, dan oleh karena itu ia
memperoleh popularitas. Akan tetapi, kepopuleran ini terhapus dan digugurkan oleh
temperamennya yang cepat berubah dan sifat pendendamnya yang sering berakhir dalam
perbuata jahat. Dia ternyata sangat kejam terhadap saudara-saudara sepupunya, anak-anak
Yazid. Orang-orang Yamamah yang sangat menderita oleh Walid denngan sepenuh hati
mendukung Yazid. Rakyat menyerang istananya dan membunuhnya.
12. Marwan II
Marwan naik tahta ketika bani umayah sedang mengalami maa yang penuh
pergolakan dan perselisihan. Pusat kerusuhan yang utama ialah Khurasan tempat bani
Abbas memusatkan kegiatannya.
Sementara itu, keadaan politik provinsi-provinsi sebelah timur mulai memburuk.
Marwan mengangkat mata-mata untuk mencari orang yang menjadi organisator kerusuhan
itu. Sementara itu, peristiwa-peristiwa berlangsung dengan cepat di timur. Pada tahun 749
M anak Marwan dikalahkan oleh Abu Ayun. Marwan memutuskan untuk bertempur dalam
pertempuran terakhir yang nekat melawan Abbasiyah. Di Damaskus bani umayah
memberikan suatu perlawanan, tetapi kota itu telah direbut, gubernurnya telah dibunuh dan
ibu kota Siria serta seluruh imperium, beralih ketangan Abbasiyah. Marwan diburu dari
satu tempat ke tempat lain, akhirnya dia ditemukan di Mesir dan dibunuh di sana. Dengan
demikian, berakhirlah karier salah seorang penguasa yang penuh semangat pada zamannya
dan bersamanya binasaah dinasti Umayah