BAB IV
Daulah Bani
Umayyah
(40 – 132 H. / 660 – 750 M.)
Pendiri : Mu’awiyah bin Abu Sufyan (Cicit dari Umayyah bin Abdi Syams bin
Abdi Manaf)
Ketinggian derajat Abu Sufyan bin Harb dalam kalangan suku Quraisy
dapat dilihat ketika Nabi Muhammad membebaskan Makkah, Nabi pernah
berkata ketika itu: “Barangsiapa yang menyarungkan pedangnya, maka ia
aman, siapa yang masuk masjid maka ia aman, siapa yang masuk rumah
Abu Sufyan maka iapun mendapat keamanan”.
Diantara keturunan Bani Umayyah yang terkenal ialah: Harb, Abu Sufyan,
Mu’awiyah bin Abi Sufyan, dan Yazid bin Mu’awiyah.
Mu’awiyah bin Abi Sufyan adalah seorang diplomat Arab yang terkenal,
ialah yang ditugaskan oleh Rasulullah S.A.W. menyampaikan surat beliau
kepada Kaisar Imperium Romawi (Byzantium),
Uqbah bin Nafi adalah seorang jendral yang dikirim oleh Amru bin Ash
untuk memerangi bangsa Romawi. Beliau berhasil mengalahkan bangsa
Romawi dan menguasai Qairuwan hingga Selatan Tunisia pada tahun 50
H. / 670 M.
Husein bin Ali dan Abdullah bin Zubair adalah dua sahabat ternama yang
tidak menyukai kepemimpinan Yazid, karena perilaku zalimnya yang ge-
mar menuruti hawa nafsu dan melakukan perbuatan-perbuatan maksiat.
Setelah kematian Husein bin Ali, Yazid merasa sedih dan iba. Walaupun
terkenal zalim, yazid teringat wasiat ayahnya Mu’awiyah bahwa jika nanti
ia dapat mengalahkan Husein putera musuhnya itu, ia harus memaafkan-
nya dan menghormatinya. Lalu Yazid pun bermurah hati keluarga dan
putera-puteranya dengan mengembalikan mereka ke Hijaz dengan segala
penghormatan dan kemuliaan.
Kedudukan Abdullah bin Zubair saat itu memiliki pengaruh yang sangat
luar biasa yang diakui oleh penduduk Hijaz, Irak, Yaman dan Mesir se-
bagai Khalifah. Beliau tidak ingin dipindahkan ke Syam Karena beliau ingin
mengembalikan kemegahan dan kebesaran tanah Hijaz, dengan menjad-
ikannya pusat pemerintahan.
Abdullah bin Zubair dianggap bukan ahli siasat dan tajam pandangann-
ya karena beliau telah menyia-nyiakan tawaran menjadi khalifah dengan
syarat pindah ke Syam yang diajukan oleh Hasyim bin Numair.
Saat pemberontakan Mukhtar bin Abi Ubaid (kelompok Syi’ah), Malik bin
Marwan mengerahkan 30.000 orang dibawah kepemimpinan Panglima
Rangkuman Tarikh Islam Kelas 1 KMI Daulah Bani Umayyah
Ubaidillah bin Ziad. ketika Abdullah bin Zubair diangkat sebagai wali di
Irak, Golongan Syi’ah menyatakan keluar dari kekuasaan bani Umayyah
atau Abdullah bin Zubair. Perlawanan mukhtar ini menghancurkan pa-
sukan Ubaidillah bin Ziad, sampai Ubaidillah bin Ziad pun tewas dalam
pemberontakan tersebut.
Kaum Khawarij adalah kaum orang-orang yang keluar dari agama islam
dan kepemimpinan muslim. Setelah membersihkan Syam dan Palestina,
Abdul Malik mengirim panglima terkenalnya Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafy
tentaranya ke daerah Masyrik (Timur) yaitu Kuffah, Basrah, Irak, dan Per-
sia untuk membersihkan sisa-sisa kekuatan Khawarij.
Pada tahun 70 H./ 690 M. ‘Amru bin Sa’id seorang keluarga dari Abdul Ma-
lik ingin berkhianat pada Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Akan tetapi hal
tersebut segera ditumpas dengan tipu muslihat, ‘Amru bin Sa’id diangkat
menjadi putera mahkota. Akan tetapi, tidak lama ‘Amru bin Sa’id dipanggil
untuk menghadap, pengangkatan tersebut dibatalkan dan ‘Amru bin Sa’id
dibunuh lalu kepalanya dilempar kepada pengikut ‘Amru bin Sa’id. Akibat
kejadian mengerikan tersebut pengikut ‘Amru bin Sa’id pun becerai berai
dan selamatlah khalifah dari bahaya yang bisa menghancurkan kekua-
saannya.
Sebelum Abdul Malik bin Marwan menjadi Khalifah, mata uang yang digu-
nakan adalah mata uang Persia dan Byzantium. Setelah menjabat sebagai
Khalifah ia pun mendirikan pabrik mata uang di Damaskus. Uang tersebut
Rangkuman Tarikh Islam Kelas 1 KMI Daulah Bani Umayyah
bertuliskan “Laa Ilaha Illa Allah” dan dibaliknya tulisan nama khalifah.
Dalam surat menyurat di dewan keuangan pun demikian, yang sebelumn-
ya menggunakan Bahasa Persia dan Romawi pun diubah menjadi Bahasa
Arab. Kecuali di Mesir, hal tersebut baru berjalan ketika masa kekhalifahan
anaknya Walid bin Abdul Malik. Perubahan Bahasa ini berdampak sangat
besar terhadap kemajuan Bahasa Arab.
Selain itu Abdul Malik bin Marwan juga memperbaiki pos-pos intelejen
yang bertugas untuk mengamati segala segala aktivitas pembesar negara
dan mel segala peristiwa yang terjadi.
Abdul Malik bin Marwan dijuluki Abul Muluk, yang artinya ayah para raja.
Karena empat puteranya menjadi raja, yaitu Al-Walid, Sulaiman, Yazid dan
Hisyam.
Silsilah
Bani Umayyah