Anda di halaman 1dari 14

Khalifah yang pertama adalah muawiyah bin abi Sufyan, sedangkan kholifah yang

terakhir adalah Marwan bin Muhammad. Diantara mereka ada pemimpin-pemimpin


besar yang berjasa di berbagai bidang sesuai dengan kehendak zamannya, sebaiknya ada
pula kholifah yang tidak patut dan lemah. Adapun urutan kholifah Umayyah adalah
sebagai :
1.         Muawiyah I bin Abi Sufyan                             :  41-60H/661-679M
2.         Yazid bin Muawiyah                                       : 60-64 H/679-683M
3.         Muawiyah II bin Yazid                                   : 64H/683M
4.         Marwan I bin hakam                                      : 64-65H/ 683-684 M
5.         Abdul Malik bin Marwan                                : 65-86H/ 683-705M
6.         Al Walid I bin Abdul Malik                             : 86-96H/705-7114M
7.         Sulaiman bin Abdul Malik                               : 96-99 H/ 714-717 M
8.         Umar bin Abdul Aziz                                      : 99-101H/717-719M
9.         Yazid II bin Abdul Malik                                : 101-105H/ 719-723M
10.     Hisyam bin Abdil Malik                                  : 105-125H/723-742M
11.     Al Walid II bin Yazid II                                  : 125-126H/742-743M
12.     Yazid bin Walid bin Malik                              : 126H/743
13.     Ibrahim bin Walid                                          
14.     Marwan bin Muhammad
Para sejarawan umumnya sependapat bahwa para khaliafah terbesar dari bani
Umayyah ialah Muawiyah, Abdul Malik dan Umar bin Abdul Aziz[1].

1.      Muawiyah I bin Abi Sufyan      

para kalifah dinasti umayyah, Dinasti umayyah didirikan oleh muawiyah bin


abu sufyan bin harb. Muawiyah disamping sebagai pendiri daulah bani abbasiyah
juga sekaligus menjadi kholifah pertama. Ia memindahkan ibu kota kekuasaan islam
dari kufah ke damaskus.
Muawiyah dipandang sebagai pembangun Dinasti yang oleh sebagian
sejarawan awalnya dipandang negative. Keberhasilannya memperoleh legalitas atas
kekuasaannya dalam perang saudara di siffin dicapai melalui cara yang curang.
Lebih dari itu, muawiyah juga dituduh sebagai penghianat prinsip-prinsip demokrasi
yang diajarkan islam, karena dialah yang mula- mula mengubah pemimpin Negara
dari seorang yang dipilih oleh rakyat menjadi menjadi kekuasaan raja yang
diwariskan turun-temurun (monarchy heredity)
Muawiyah tumbuh sebagai pemimpin karier. Pengalaman politik telah
memperkaya dirinya dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam memerintah,
mulai dari menjadi salah seorang pemimpin pasukan dibawah komando panglima
Abu ubaidah bin Jarrah yang berhasil merebut wilayah Palestina, Suriyah dan Mesir
dari tangan Imperium Romawi yang telah menguasai ketiga daerah itu sejak tahun
63 SM. Kemudian Muawiyah menjabat kepala wilayah di Syam yang membawahi
Syuriah dan Palestina yang berkedudukan di damaskus selama kira-kira 20 tahun
semenjak diangkat oleh kholifah Umar. Kholifah Utsman telah menobatkannya
sebagai “Amir Al Bahr”  yang memimpin armada besar dalam penyerbuan ke kota
konstantinopel walaupun belum berhasil.
Diatas segala-galanya jika dilihat dari sikap dan prestasi politiknya yang
menakjubkan, sesungguhnya muawiyah adalah seorang pribadi yang sempurna dan
pemimpin besar yang berbakat. Di dalam dirinya terkumpul sifat- sifat seorang
penguasa, politikus dan administrator[2]. Namanya di sejajarkan dalam deretan
khulafaur rasyidin. Bahkan kesalahannya yang mengkhianati prinsip pemilihan
kepala negara oleh rakyat, dapat dilupakan orang karena jasa-jasa dan kebijaksanaan
politiknya yang mengagumkan[3].
Muawiyah dibaiat oleh umat islam di Kufah, sedangkan Hasan dan Husein
dikembalikan ke Madinah. Hasan wafat di kota nabi itu pada tahun 50 tahun H. Di
antara jasa jasa Muawayah ialah mengadakan dinas pos kilat dengan menggunakan
kuda-kuda yang selalu siap di tiap pos. Ia pun berjasa mendirikan kantor Cap
(percetakan mata uang )[4]. Pada masa pemerintahnya, ia melanjutkan perluasan
wilayah kekuasaan islam yang sempat terhenti pada masa kholifah Utsman dan Ali.
Ekspansi teritorial yang dijalankannya mengarah ke Afrika utara dibawah komando
panglima Uqbah bin Nafi’. Selain itu ia juga melakukan ekspansi ke wilayah timur
yakni khurasan dan berbagai daerah lainnya[5].
Muawiyah adalah seorang politisi yang cukup paham strategi. Menjelang
kematiannya pada tahun 60 H di usia 80 tahun. Ia mengajak keseluruh penduduk
untuk bersedia menyatakan baiat kepada yazid putranya sebagai putra mahkota yang
akan menggantikan kedudukannya setelah kematiannya dikemudian hari. Bahkan ia
memerintahkan kepada seluruh pemerintah propinsi agar mengutus wakilnya untuk
memberikan baiat kepada Yazid[6].
Disalah satu bidang keagamaan, muawiyah membangun sebuah bilik khusus
untuk imam sholat berjamaah. Ini dilakukannya sebagai antisipasi keamanan dirinya
mengingat dua kholifah sebelumnya Umar dan Ali terbunuh oleh musuhnya masing
masing yang mengerang dari belakang[7] 

2.      Yazid bin Muawiyah

para kalifah dinasti umayyah, Kholifah yazid merupakan putra dari


muawiyah. Beliau lahir pada tahun 22 H/643 M. Pada tahun 679 M, muawiyah
mencalonkan anaknnya, yazid untuk mengantikan dirinya. Yazid menjabat sebagai
kholifah dalam usia 34 tahun. Ketika Yazid naik tahta , sejumlah tokoh di madinah
tidak mau mengangkat  baiat kepadanya. Kholifah yazid kemudian mengirim surat
kepada gubernur Madinah dan memintanya untuk mengangkat baiat kepada yazid
beserta warga hijaz secara keseluruhan. Dengan cara ini, semua orang terpaksa
tunduk kecuali Husain bin Ali dan Abdulloh bin zubair.
Bersamaan dengan itu, pengikut Ali melakukan rekonsidasi kekuatan.
Perlawanan terhadap bani Umayyah dimulai oleh Husain bin Ali. Pada tahun 680 M,
ia pindah dari Makkah ke Kufah atas permintaan pengikut Ali yang ada disekitar
kufah dan mengangkat Husein sebagai kholifah. Akan tetapi, rombongan Husein
yang tidak didukung oleh milisi atau tentara kemudian dihadang oleh pasukan
kholifah Yazid.
Dalam pertempuran yang tidak seimbang di Karbala, sebuah daerah yang
sekarang masuk ke wilayah Irak. Tentara Husein yang tidak bersenjata lengkap kalah
dan husein sendiri mati terbunuh. Kepalanya dipenggal dan dikirm ke damaskus,
sedang tubuhnya dikubur dikarbala[8]. 
Lain halnya dengan dengan penduduk makkah, sebagian dari mereka
membaiat Abdulloh bin zubair sebagai kholifah. Maka pasukan yazid yang telah
menundukkan madinah meneruskan perjalanannya ke Makkah untuk
menguasainya. Abdulloh bin Zubair selamat dari gempuran pasukan yazid karena
ada berita bahwa yazid telah wafat sehingga ditariklah pasukannya kesuriah. Akan
tetapi, kota mekkah menjadi porak poranda akibat perlakuan Yazid tersebut. Yazid
meninggal pada tahun 64 H setelah memerintah 4 tahun dan digantikan oleh
anaknya, Muawiyah II[9].

3.      Muawiyah bin Yazid (Muawiyah II)

para kalifah dinasti umayyah, Muawiyah bin yazid menjabat sebagai kholifah


pada usia 23 tahun, berbeda dengan ayahnya, ia bukan seorang yang berwatak keras
atau menyukai peperangan. Tak banyak literatur yang membahas tentang kholifah
ini secara lengkap. Ia memerintah hanya selama enam bulan[10]. Sumber lain
mengatakan bahwa ia hanya memerintah kurang dari 40 hari dan meletakkan
jabatannya sebagai kholifah. Ia mengalami tekanan  jiwa berat karena tidak sanggup
memikul tanggung jawab jabatan kholifah yang sangat besar tersebut[11].

4.      Marwan bin hakam

para kalifah dinasti umayyah, Ketika muawiyah II wafat dan tidak menunjuk


siapa penggantinya, maka keluarga besar Uamayyah mengangkatnya sebagai
kholifah. Ia dianggap orang yang dapat mengendalikan kekuasaan karena
pengalamannya[12].dan sebagian besar penduduk yaman yang berada di wilayah
Syam menyatakan berada di pihak Bani Umayyah termasuk diantara mereka Husein
bin Al Namir, panglima perang yang pernah memimpin pasukan untuk menyerang
Adulloh bin zubair di Makkah. Dengan demikian, kendati tak mendapat dukungan
dari wilayah Hijaz, Irak, Iran da bahkan mesir, namun dukungan sebagian penduduk
Yaman itu, pihak bani Umayyah tak bisa diabaikan[13].
Marwan bin Hakam bukanlah sosok baru dalam catur perpolitikan kala itu.
Sebelumnya, ia pernah menjabat penasihat kholifah Usman bin Affan. Pengaruhnya
tidak kecil terhadap kebijakan pemerintahan. Tak sedikit kebijakan yang ditelurkan
khalifah Ustman kental aroma kekeluargaan. Beberapa gubernur kala itu banyak
yang diganti dengan orang-orang dari pihak Umayyah. Misalnya jabatan gubernur di
mesir yang dipegang oleh Amr bin Ash di ganti oleh Abdulloh bin Sa’id.
Namun demikian terdapat kemajuan untuk islam dimasa pemerintahannya
adalah seorang dokter beragaman Yahudi asal Persia yang berhasil menerjemahkan
naskah Suriyah tentang ilmu pengobatan kedalam bahasa Arab. Kenyataannya karya
tersebut merupakan prestasi Ilmiyah yang pertama menggunakan bahasa Arab[14].
Marwan meninggal pada usia 63 tahun. Ia hanya menjabat sebagai kholifah
selama 9 bulan 18 hari. Masa pemerintahnnya tak membawa banyak perubahan bagi
sejarah islam.

5.      Abdul Malik Bin Marwan

para kalifah dinasti umayyah, Abdulloh bin Marwan dilantik sebagai kholifah


setelah kematian ayahnya. Dibawah kekuasaannya pemerintahan Umayyah
mencapai kejayaannya. Hal yang terlebih dahulu dilakukan oleh Abdul Malik adalah
menyatukan kembali kekuasaan politik bani Umayyah yang sempat terpecah diera
sebelumnya. Kholifah Abdul Malik kemudian mengorganisasi kekuatan militer untuk
menghadapi kelompok Abdulloh bin Zubair yang menguasai Hijaz.
Pada akhirnya. Kekuatan abdulloh bin Zubair terdesak. Pasukan Bani
Umayyah dapat menguasai kota Makkah, benteng pertahanan terakhir dari Abdulloh
bin Zubair dan membunuh Abdulloh bin zubair. Dikuasainya Hijaz ini kemudian
mengakhiri pemberontakan orang-orang Hijaz dan secara otomatis menyatukan
kembali kekuatan bani Umayyah pada satu kepemimpinan. 
Kholifah Abdul malik sebagai kholifah tegas, perkasa dan negarawan yang
cakap dan berhasil memulihkan kembali kesatuan dunia islam. Ia memiliki
kontribusi penting dalam tata moneter dunia islam, antara lain diperkenankannya
Dinar dan Dirham yang dicetak oleh pemerintah pada waktu itu. Tata administrasi
dan birokrasi pemerintahan juga dipertegas antar lain dengan dibentuknya berbagai
lembaga pemerintahan yang kemudian mengatur urusan-urusan umat islam. Philip
K. Hitti mencatat kontribusi yang ditanamkan oleh khalifah ini adalah rasional atau
gerakan arabisasi di bidang administrasi pemerintahan, pembuatan keping mata
uang arab untuk pertama kalinya. Ia juga membentuk layanan pos dan membangun
berbagai monument yang diantaranya kubah batu di yerusalem[15].
Kholifah Abdul Malik bin Marwan juga memiliki kontribusi dalam
penyebaran islam. Politik luar Neger yang bebasis pada penyebaran Agama Islam
keluar daerah juga menuai hasil yang cukup signifikan, antara lain dengan berhasil
dikuasainya balkha, bukhara,khawarij, farghana dan samarkand di Asia kecil yang
sekarang masuk ke teritori negara Uzbekistan serta kazhakhstan. Pasukannya juga
meneruskan penyebaran islam ke timur antara lain balokhistan (khurasan sebelah
timur) sind dan punjab (sekang pakistan). Prestasi lain kholifah Abdul malik bin
marwan juga juga merencanakan penyebaran ke eropa dengan penunjukan Musa bin
Nashair sebagai gubernur Afrika Utara dan menyiapkan armada untuk menyebrang
ke andalusia, menghadapi kekaisaran gothik yang berada di daerah tersebut, namun,
rencananya belum berhasil direalisasikan[16].

6.      Al Walid bin abdul Malik

para kalifah dinasti umayyah, Kholifah Abdul malik adalah orang kedua yang
terbesar dalam deretan para kholifah Bani Umayyah yang disebut sebut sebagai
“pendiri kedua “ bagi kedaulatan Umayyah[17].pada masa pemerintahannya, terjadi
kemapanan politik yang mengakhiri periode transisi. Gerakan-gerakan oposisi dan
kelompok penekan telah dipadamkan sehingga kekuatan kholifah Walid cukup kuat.
Dengan adanya kemapanan ini, kebijakan kholifah Walid lebih berkonsentrasi pada
konsolidasi politik dan pelaksanaan politik luar negeri dengan menyebarkan islam
kedaerah lain dengan kekuatan dan sumber daya yang dimiliki[18].ia
memerintahkan penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa administrasi di wilayah
Umayyah yang sebelumnya masih memakai bahasa yang bermacam-macam, seperti
bahasa Yunani di Syam, bahasa Persia di persia, dan Bahasa Qibti di mesir. Ia juga
memerintahkan untuk mencetak uang secara teratur, membangun beberapa gedung
dan masjid serta saluran-saluran air[19].
Pada masa ini, penyebaran islam mengalami momentumnya tersendiri.
Tercatat suatu peristiwa besar yaitu perluasan wilayah kekuasaan dari Afrika Utara
menuju wilayah Barat daya, yaitu benua eropa, yaitu pada tahun 711 M. Perluasan
wilayah kekuasaan islam sampai ke Andalusia (spanyol) di bawah pimpinan
panglima Thariq bin Ziyad. Perjuangan panglima Thariq bin Ziyad mencapai
kemenangan, sehingga dapat menguasai kota Cordoba, Granada dan Toledo yang
merupakan wilayah kekuasaan Roderik, penguasa Gothik yang memerintah wilayah
Spanyol dan Portuga[20]. 
Kholifah walid  bin Malik juga berhasil menyebarkan Islam sampai ke India di
bawah kepemimpinan Muhammad bin Qosim. Kemenangan pasukan islam di
Punjab kemudian memberi peluang untuk masuk ke India yang sangat kental
kekuatan Hindunya.
Selain melakukan perluasan wilayah kekuasaan Islam, Walid juga melakukan
pembangunan internal selama pemerintahannya untuk kemakmuran rakyat.
Kholifah Walid bin Malik meninggalkan nama yang sangat harum dalam sejarah
daulah Bani Umayyah. Dalam kontribusi ini, al Walid membangun layanan-layanan
kesehatan untuk rakyat diantaranya klinik khusus untuk penderita lepra, lumpuh
dan orang buta. Ia juga mengeluarkan kebijakan perluasan Masjid Haram dam
mempercantik serta merenovasi masjid Nabawi di Madinah. karena kekayaan
melimpah maka ia sempurnakan pembangunan  gedung-gedung, pabrik-pabrik dan
jalan-jalan yang dilengkapi dengan sumur untuk para kafilah yang berlalu lalang di
jalur tersebut.ia membangun Masjid Al-Amawi yang terkenal hingga masa kini di
Damaskus. Disamping itu, ia menggunakan kekayaan negerinya untuk meyantuni
para yatim piatu, fakir miskin, dan penderita cacat seperti orang lumpuh, buta dan
sakit kusta. Kholifah Al Walid bin Abdul Malik wafat tahun 96H dan digantikan oleh
adiknya sulaiman[21].  
7.      Sulaiman bin abdul Malik

para kalifah dinasti umayyah, Sulaiman bin  Abdul Malik menjadi kholifah


pada usia 42 tahun. Masa pemerintahnnya berlangsung selama 2 tahun 8 bulan.
Menjelang saat terakhir pemerintahannya beliau memanggil Guberrnur Wilayah
Hijaz, yaitu Umar bin Abdul Aziz yang kemudian diangkat menjadi penasehatnya.
Umar bin Abdul Aziz pada dasarnya adalah seorang ulama. Hal inilah yang
menyebabkan posisinya cukup kuat di kalangan ulama Mekkah, di samping faktor
nasab beliau yang juga merupakan cucu dari kholifah Umar bin Khattab.
Pada era pemerintahannya, penaklukan Romawi menemui kendala. Satu-
satunya jasa yang dapat di kenangnya dari masa pemerintahannya ialah
menyelesaikan pembangunan masjid yang diberi nama Jamiul Umawi yang terkenal
megah dan Agung di Damaskus[22].

8.      Umar Bin Abdul Aziz

para kalifah dinasti umayyah, Nama lengkapnya adalah Umar bin abdul Azizi
bin Marwan bin Hakam bin Harb bin Umayyah. Ayahnya Abdul Aziz pernah menjadi
gubernur di mesir selama beberapa tahun. Ia masih merupakan keturunan Umar bin
Al-Khottob melalui ibunya. Ia menghabiskan waktunya di Madinah untuk
mendalami ilmu agama Islam, khususnya ilmu hadits dan ketika menjadi kholifah ia
memerintahkan kaum muslimin untuk menulis hadits dan inilah perintah resmi
pertama dari penguasa islam. Umar adalah orang rapi dalam berpakaian. [23] 
Umar meghabiskan sebagian besar hidupnya di madinah. Ketika ayahnya
Abdul Aziz wafat, kholifah Adul Malik bin Marwan menyuruhnya ke damaskus dan
menikahkan dengan putrinya Fathimah. Pada masa pemerintahan Walid bin Abdul
Malik, Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi gubernur Hijaz. Ketika itu usianya
baru 24 tahun. Saat Masjid Nabawi di bongkar untuk direnovasi, Umar bin Abdul
Aziz dipercaya sebagai pengawas pelaksana.
Langkah yang bisa dicontoh oleh para pemimpin saat ini adalah membentuk
sebuah Dewan Penasihat yang beranggotakan sekitar 10 ulama terkemuka saat itu.
Bersama merekalah Umar mendiskusikan berbagai masalh yang dihadapi
masyarakat selama dalam pemerintahannya.
Karena beberapa tindakan beraninya memberantas kedhaliman atas hasutan
Hajjaj bin Yusuf dan orang –orangnya. Umar di berhentikan dari jabatan gubernur.
Namun ketika khalifah Sulaiman bin Abdul Malik berkuasa. Ia kembali diangkat
sebagai katib.
Pada masa pemerintahannya ia sangat berjasa ketika menerapkan kebijakan
kondifikasi hadits-hadits Nabi Saw secara resmi untuk pertama kalinya. Lebih dari
itu kholifah ini juga berperan sebagai aset dan mengambil bagian dalam kegiatan
kodifikasi hadits. Menurut bebrapa riwayat. Umar bin Abdul Aziz turut terlibat
mendiskusikan hadits-hadits yang tengah dihimpun, disamping ia sendiri memiliki
beberapa catatan tentang hadits –hadits yang diterimanya[24].
Umar juga mempunyai perhatian tinggi pada berbagai cabang ilmu, seperti
kedokteran. Dialah yang mengusulkan pemindahan sekolah kedokteran di
Iskandaria  Mesir ke Antakiya Turki . Umar juga bersikap agak lunak terhadap
musuh-musuh politiknya. Ia melarang kaum muslimin mengecam Ali Bin Abi tholib.
Dalam bidang militer, Umar tidak menaruh perhatian untuk membangun
angkatan perang. Ia lebih mengutamakan pemakmuran kehidupan masyarakat
karenanya. Ia memerintahkan Maslamah untuk menghentikan pengepungan
Konstantinopel dan penyerbuan ke Asia Kecil.
Di bidang ekonomi, Umar membuat kebijakan-kebijakan yang melindungi
rakyat kecil. Pada masanya, orang-orang kaya membayar zakat sehingga
kemakmuran benar-benar terwujud. Konon, saat itu sulit menemukan para
penerima zakat lantaran kemakmuran begitu merata.
Kholifah Umar bin Abdul Aziz meninggal dunia di Dir Sim’an, sebuah kota di
wilayah Hism pada 20 atau 25 Rajab 101 Hijriyah dalam usia 36 tahun 6 bulan.
Manurut beberapa riwayat, Umar bin Abdul Aziz meninggal karena di racuni oleh
internal oknum keluarga bani umayyah. Peristiwa itu terjadi disebabkan ketegasan,
keberanian menentang ketidak adilan dan menjunjung tinggi kebenaran serta sikap
zuhud yang dimiliki Umar. Konon sikap Umar tersebut menyebabkan anggota bani
Umayyah tidak menjadi leluasa menyalah gunakan kekuasaan sebagai alat untuk
memperkaya diri atau bertindak sewenang-wenang dengan berlindung di balik
kekuasaan dinastinya.

9.      Yazid bin Abdul Malik

para kalifah dinasti umayyah, Yazid bin Abdul Malik menjabat kholifah


kesembilan Daulah Bani Umayyah pada usia 36 tahun. Kholifah yang sering di
panggil dengan sebutan Abu kholid ini lahir pada 71 H. Ia menjabat kholifah atas was
iat saudaranaya, Sulaiman bin  Abdul Malik.ia dilantik pada bulan rajab 101
H.
Diantara tindakan yang dilakukan kholifah Yazid bin Abdul Malik adalah
menumpas gerakan Yazid bin Muthallib. Sebelumnya, Yazid bin Muthollib menjabat
sebagai gubernur wilayah Khurasan. Ia juga pernah menjabat gubernur Irak di Kufah
dan Iran Bashrah. Jabatan itu di pangkunya sejak kholifah Sulaiman bin Abdul
Malik hingga masa Umar bin Abdul Aziz. Karena dianggap melakukan gerakan-
gerakan mencurigakan, kholifah Umar bin Abdul Aziz memintanya datang ke
Damaskus dan menjatuhi tahanan  kota.
Ketika Kholifah Umar bin Abdul Aziz wafat, Yazid bin Mutholib segera
melarikan diri. Ia khawatir kholifah terpilih ,Yazid bin Malik akan mengambil
tindakan tegas atas dirinya. Sejak awal memang sering terjadi pertentangan antara
dua orang yang senama itu.Yazid bin Muhallib melarikan diri ke Irak. Karena pernah
menjabat di wilayah itu, ia pun diteima oleh masyarakat.
Yazid bin Muhallab juga berhasil mengumpulkan dukungan rakyat Bashrah
untuk memecat Yazid. Adanya gerakan itu sampai ke telinga sang kholifah di
Damaskus. Yazid bin Abdul Malik segera meminta saudaranya, Maslamah bin Abdul
Malik untuk berangkat dengan pasukannya ke lembah Irak guna memadamkan
gerakan Yazid bin Muhallib.
Perang saudara kembali terjadi. Pasukan maslamah terus mengejar pasukan
yazid bin Muhallib dari benteng ke benteng. Hingga akhirnya yazid tewas di medan
perang yang terkenal di daerah Al Aqir, tak jauh dari karbala. Selanjutnya panglima
Maslamah terus mengejar sisa-sisa pasukan lawannya. Hal yang tak mungkin
dilupakan sejarah adalah tindakannya menghabisi seluruh keturunan dan keluarga
muhallib[25].
 Untuk memperluas wilayah Islam, kholifah Yazid memerintahkan panglima
tsabit An Nahrawani, gubernur Armania, untuk menaklukkan wilayah khazars, utara
armenia antara laut Hitam dan laut Kaspia. Namun dalam sebuah pertempuran
panglima Tsabit tewas dan pasukannya porak-poranda.
Kholifah Yazid menunjuk panglima Jarrah bin Ubaidillah untuk menjabat
gubernur Armenia dengan tugas menaklukkan Kazars. Perintah itu di tunjang
dengan pengiriman pasukan cukup besar dari Syiria. Pasukan Jarrah berhasil
menerobos wilayah Khazars dan menduduki kota blinger dan beberapa kota lainnya.
Sementara itu sammah bin Abdul Malik Al Khaulani, gubernur andalusia yang
berkedudukan di toledo, berhasil menaklukkan benteng Lerida dan Gerona, lalu
mneyebrang ke pengunungan pyrenees bagian timur wilayah Prancis Selatan. Ia
terus melebarkan kekuasaannya hingga berhasil menaklukkan Avignon, Toulun dan
merebut kota Lyon. Namun dalam usaha penaklukkan benteng Toulouse, ia tewas
dan pasukannya kembali ke Aquetane. Kholifah yazid mengangkat panglima Anbasa
bin Syuhaim untuk mengantikan Sammah.
Kholifah yazid bin malik tidak berusia lama menyaksikan perluasan wilayah
islam itu. Ia meninggal dunia pada usia 40 tahun. Masa pemerintahanya hanya
berkisar 4 tahun satu bulan. Konon ia meninggal akibat tekanan batin di tinggal
seorang wanita yang ia cintai.
Beberapa waktu sebelum yazid meninggal sempat terjadi konflik antar dirinya
dan saudaranya, Hisyam bin Abdul Malik. Namun hubungan keduanya baik kembali
setelah hisyam lebih banyak mendampingi sang kholifah hingga wafat[26].

10.  Hisyam bin Abdul Malik


para kalifah dinasti umayyah, Kholifah Hisyam bin Abdul Malik perlu dicatat
juga sebagai kholifah yang sukses. Ia memerintahkan dalam waktu yang panjang
yakni 20 tahun . ia dapat pula dikategorikan sebagai kholifah Umayyah yang terbaik
karena kebersihan pribadinya, pemurah, gemar kepada keindahan, berakhlak mulia
dan tergolong teliti terutama dalam hal keuangan, di samping bertakwa dan berbuat
adil[27]. Para ahli sejarah menyebutnya negarawan yang ahli dalam strategi militer.
Pada masa pemerintahannya, selain memadamkan kemelut internal, ia juga
meluaskan wilayahnya keluar. Ketika Imperium Romawi Timur berada di bawah
kekuasaan kaisar Leo III. Ia berhasil memulihkan wewenang pemerintahan pusatnya
di daerah balkan. Kini kaisar leo III kembali ingin merebut wilayah Asia kecil dari
kekuasaan daulah Umayyah yang sedang dipimpin Hisyam bi Abdul Malik.
Sementara sepeninggal Empress Wu yang mengalami kemelut
berkepanjangan, Dinasti Tang di Tiongkok berhasil memulihkan diri dibawah
kekuasaan kaisar Hsuan Tsung. Setelah kondisi internal pulih, ia bermaksud
merebut daerah sinkiang (Turkistan Timur)yang berhasil di taklukkan oleh panglima
Qutaibah bin Muslim.
Di wilayah Andalusia, Kholifah Hisyam mengukuhkan Panglima Anbasa bin
Syuhain sebagai gubernur mengantikan Sammah bin Malik Al Khaulani yang gugur.
Dengan pasukan cukup besar, panglima Anbasa menyebrangi pegunungan Pyren
dan menaklukkan wilayah Narbonne diselatan perancis, selanjutnya ia maju ke
Marseilles dan Avignon serta Lyon, menerobos wilayah Burgundy.
Kemenangan itu membangkitkan semangat Anbasa. Ia terus maju ke arah
Utara dan menaklukkan beberapa daerah sampai benteng Sens di pinggir sungai
Seins yang jaraknya hanya sekitar 100 mil dari Paris, ibu kota wilaayah Neustria kala
itu.
Karel yang menjadi pejabat wilayah Neustria, segera maju menghadang
pasukan kaum muslimin. Terjadi pertempuran sengit. Panglima Anbasa gugur dan
pasukannya bertahan di wilayah selatan Prancis.
Peristiwa itu segera sampai ke damaskus kholifah Hisyam segera mengangkat
panglima besar Abdurrohman Al Ghafiqi untuk mengantikan panglima Anbasa.
Dalam hal melanjutkan cita-cita pendahulunya, panglima Al Ghafiqi sangat hati-hati.
Ia mempersiapkan pasukannya semaksimal mungkin. Tak hanya bekal makanan,
tetapi juga fisik tentara untuk menghadapi cuaca dingin di daerah lawan.
Enam tahun kemudian, pasukan itu berangkat ke arah utara, mereka berhasil
merebut touluse, ibu kota wilayah Aquitania kala itu. Karel amartel terpaksa mundur
dan bertahan di benteng Aungoleme.
Nama panglima Al ghafiqi tersebar luas di daratan Eropa. Karel martel dan
Raja Teodorick IV menyerukan selureuh rakyatnya untuk memberikan perlawanan.
Sementara itu pasukan Islam berada dalam posisi tidak menguntungkan. Pasukan
islam terlalu terbuai dengan harta rampasan. ketika perang pecah, pasukan muslim
terdesak. Panglima Abdurrohman Al Ghofiqi gugur.
Sementara itu kemelut yang terjadi di Asia kecil   berhaasil dipadamkan.
Pasukan Romawi Timur yang ingin merebut daerah itu bisa dihalau setelah kholifah
Hisyam mengirim panglima Said Khuzainah dari wilayah Khurasan untuk
membantu panglima Maslamah bin Abdul Malik, namun dalam suatu peperangan
Said gugur.
Kholifah Hisyam bin Abdul malik wafat dalam usia 55 tahun. Namanya cukup
harum dalam sejarah. Dalam ketegasannya ia sengan menerima masukan dari para
ulama[28].
11.  Walid bi Yazid
para kalifah dinasti umayyah, Walid bin abdul Aziz bin Abdul Malik
dilahirkan pada 90 hijriyah. Ketika ayahnya Yazid bin Abdul Malik diangkat sebagai
kholifah, Walid baru berusia 11 tahun. Seperti yang dituturka At Tabari dalam tarikh
Al Umam wa Al Muluk, ketika diangkat menjadi kholifah, Yazid bi Abdul Malik ingin
mengangkat putranya, walid sebagai putra mahkota, namun saat itu Walid masih
belum cukup usia. Yazid terpaksa mengangkat saudaranya, Hisyam bin Abdul Malik
sebagai cikal penggantinya. Sedangkan walid sebagai putra mahkota kedua.
Begitu Yazid meninggal Hisyam naik menjadi kholifah kesepuluh Daulah bani
Umayyah. Sudah bisa ditebak terjadi pertentangan antara kholifah hisyam dan
keponakannya, Walid bin yazid. Apalagi beberapa ahli sejarah menyebutkan, akhlak
Walid tidak terlalu baik. Ia sering minum-minuman keras dan berfoya-foya.
Selama pemerintahan Hisyam, Walid lebih menghabiskan waktunya di luar
Damaskus ketika kholifah Hisyam bin Abdul Malik meninggal dunia, Walid sedang
berada di Azrak,utara Damaskus. Ia segera kembali ke Damaskus dan dibaiat
menjadi kholifah kesebelas kholifah Bani Umayyah. Saat itu usianya sekitar 39
tahun.
Kebijakan pertama yang ia lakukan adalah melipat gandakan bantuan kepada
orang-orang buta dan tua yang tidak memiliki keluarga untuk merawatnya. Ia
menetapkan anggaran tersendiri untuk membiayai masalah itu,ia juga
memerintahkan untuk memberikan pakaian kepada orang-orang miskin.
Pertentangan antara keluarga Yazid bin Abdul Malik dan Hisyam bin Abdul
Malik agaknya tidak berhenti ketika keduanya meninggal. Ketika berkuasa ,Yazid
menangkapi orang-orang yang dianggap dapat membahayakan kekuasaannya,
termasuk keluarga Hisyam. Ketika terjadi penangkapan besar-besaran itu, Yazid bin
Walid bin Abdul Malik sempat melarikan diri secara diam-diam. Yazid berhasil
menghimpun kekuatan. Ia pun dibaiat oleh keluarga Yamani di daerah syiria dan
Palestina.
Mengetahui ada gerakan yang akan membahayakan kekuasaannya.  Kholifah
walid bin yazid segera mengarahkan pasukan untuk menghancurkan pasukan Yazid.
Namun terlambat, pasukan Yazid lebih dahulu bergerak menuju istana. Kholifah
walid terkepung. Pada detik –detik menentukan itu, sebagian besar pasukan
andalannya justru berbelok bersatu dengan musuh.
Kholifah walid segera melarikan diri ke kediamannya. Namun sepuluh orang
diantara pasukan musuh berhasil menemukan persembunyiannya. Ketika dikepung
ia sempat berkata : “bukankah aku telah memberikan hadiah kepada kalian?
Bukankah aku sering meringankan beban kalian yang berat? Bukankah aku telah
memberi makan orang-orang miskin diantara kalian?”
Mereka yang mengepung menjawab . “kami tidak membenci dari diri kami
sendiri. Kami mengepungmu karena engkau terlalu banyak melanggar batasan-
batasan aturan Alloh. Engkau minum-minuman keras, menikahi istri ayahmu dan
melecehkan perintah Alloh”. Ia meninggal pada usia 40 tahun dan kepalanya
dipancung. Ia memerintah selama satu tahun dua bulan 22 hari saja.[29] 

12.  Yazid bin Walid

para kalifah dinasti umayyah, Disamping gemar membaca Al Quran dan


tekun beribadah. Kholifah yang satu ini memiliki budi pekerti seperti Umar bin
Abdul Aziz dalam kezuhudannya terhadap dunia. Dialah satu-satunya kholifah yang
dilahirkan didekat ka’bah. Masa pemerintahnnya tidak lama yaitu kurang dari dua
tahun . tidak banyak literatur yang mengambarkan situasi politik dan pemerintahan
ketika beliau memerintah[30]

13.  Ibrahim bin Walid bin Abdul malik

para kalifah dinasti umayyah, Ia menjabat sebagai kholifah ketiga belas


Daulah bani Umayyah mengantikan saudaranya, yazid bin Walid. Karena kondisi
saat itu mengalami guncangan. Naiknya ibrahim sebagai kholifah tidak disetujui oleh
sebagian kalangan keluarga Bani Umayyah. Bahkan sebagian ahli sejarah
menyebutkan dikalangan sebagian bagian Umayyah ada yang menganggap hanya
sebagai gubernur, bukan kholifah.
Diantara mereka yang menolak kekholifahan Ibrahim bin Walid adalah
Marwan bin Muhammad . saat itu ia menjabat gubernur empat wilayah yaitu
Armenia, Kaukasus, Azerbaijan dan Mosul. Marwan tak hanya menolak baiat atas
Ibrahim bin Walid, namun juga mengerahkan 80.000 dari Armenia menuju Suriah.
Itulah gerakan terbesar yang dihadapi pemerintahan Ibrahim bi Walid. untuk
menghadapi pasukan besar itu, ia meminta bantuan saudara sepupunya. Sulaiman
bin Hisyam dan mengangkatnya sebagai panglima besar. Untuk menghadang
kekuatan pasukan Marwan bin Muhammad, panglima Sulaiman segera mengadakan
kunjungan keberbagai daerah dekat Syiria dan Palestina serta beberapa daerah
lainnya. Akhirnya, dari Mesir, Irak dan Hijaz datang bala bantuan yang mencapai
120.000 orang . pasukan besar itu berangkat dari damaskus menuju utara untuk
menghadang Marwan bin Muhammad,
Gubernur Marwan bin Muhammad bukan hanya pejabat terkenal didaerah
Armenia dan sekitarnya , tetapi juga seorang panglima perang tangguh yang matang
dimedan pertempuran. Berkali-kali ia memimpin pasukan perang dan menaklukkan
sejumlah wilayah. Sedangkan panglima Sulaiman bin Hisyam sebaliknya. Meskipun
seorang panglima, Sulaiman bin Hisyam dibesarkan dilingkungan istana, bergelut
dengan kemewahan. Ia tak begitu menguasai medan peperangan. Karenanya, meski
jumlah pasukannya diatas pasukan Marwan, Sulaiman tak mampu berbuat banyak.
Ketika pertempuran pecah, pasuanya porak poranda. Medan perang dibanjiri darah
tentara sulaiman. Melihat keadaan pasukannya, sulaiman buru-buru melarikan diri
ke damaskus. Ia segera menghadap kholifah ibrahim bin Walid dan menceritakan
apa yang terjadi.
Kholifah Ibrahim tak bisa berbuat banyak. Ia tak memiliki pasukan cadangan.
Oleh sebab itu ia memutuskan untuk menyerahkan diri kepada Marwan
binMuhammad. Dengan diiringi keluarganya, ia menemui gubernur Marwan dan
menyerahkan jabatan kholifahnya. Marwa biun Muhammad memberikan
perlindunagan kepada Ibrahim bin Walid yang sempat hidup hingga 132 H[31].

14.  Marwan bin Muhammad

para kalifah dinasti umayyah, Beliau seorang ahli negara yang bijaksana dan
seorang pahlwan. Pada awalnya, beliau adalah seorang gubernur di salah satu
wilayah yang dikuasai oleh bani Umayyah. Delegetimasi politik yang dialami oleh
kholifah Ibrahim serta keadaan yang sudah cukup mengkhawatirkan menyebabkan
beliau dibaiat sebagai kholifah.
Pemberontakan dapat ditumpas oleh beliau,tetapi kholifah marwan tidak
mampu menghadapi gerakan perlawanan gerakan bani Abbasiyah yang
pendukungnya telah menguat. Gerakan Abbasiyah kemudian  mengonsolidasi diri
mulai melancarkan serangkaian serangan ke damaskus yang telah lemah. Marwan
bin Muhammad akhirnya berhasil dikudeta oleh kelompok Abbasiyah.
Beliau melarikan diri ke Hurah, dan akhirnya sampai ke Mesir. Kholifah
Marwan terbunuh pada tanggal 27 Dzul hijjah 132 H. Dengan kudeta ini berakhirlah
kedaulatan bani Umayyah dan terjadi transformasi kepemimpinan ke Bani Hasyim
yang dipimpin oleh Abul Abbas As-Saffah, keturunan dari Abbas bin Abdul Muthalib
paman nabi[32].

Anda mungkin juga menyukai