Anda di halaman 1dari 2

B .

Masa pemerintahan Marwan bin Hakam

Marwan bin Hakam pada masa awal jabatannya, ia membuat kebijakan seperti berikut ini

1. Menyelamatkan posisinya dan mengembalikan suku-suku dalam wilayahnya.


2. Meredam gerakan Abdullah ibnu Zubairdi Hijaz (Makah), Irak, Mesir, sebagin Suriah.
3. Meredam gerakan-gerakan di Syam yang hendak mengangkat Khalid bin Yazid.
4. Mengalahkan gerakan Khawarij dan Syi’ah.
5. Menghentikan gerakan Al Dhahak ibnu Qois dan An Nukman ibnu Basyir.
6. Mengangkat puteranya Abdul Aziz sebagai gubernur di Syam.
7. Meredam gerakan Mus’ah ibnu Zubair di Palestina.
8. Mengganti beberapa jabatan gubernur dari pihak keluarga Umayyah. Misalnya, jabatan
gubernur di Mesir yang dipegang oleh Amr bin Ash, diganti oleh Abdullah bin Sa’ad. Abu
Ubaidah bin Jarrah yang berhasil menaklukkan wilayah Syria dan Palestina dari tangan
Romawi, jabatannya digantikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan. Sa’ad bin Abi Waqqash yang
berhasil menaklukkan wilayah Irak dan Iran dari tangan Persia, jabatannya digantikan oleh
Ziyad bin Abihi. Begitu pun dengan beberapa wilayah lain. Sebagian besar para
pemimpinnya diganti dengan orang-orang dari pihak keluarga Umayyah.
Dalam kepemimpinan, Marwan bin Hakam menghadapi perjuangan yang lama. Mula - mula
perjuangan melawan orang-orang dari kabilah Ad-Dhahak bin Qais. Dia juga mampu
menguasai Syam kembali kemudian mengambil Mesir dari tangan Abdullah ibnu Zubair.
Pertempuran hebat terjadi antara Ad-dhahak dengan Marwan bin Hakam pada suatu tempat
yang bernama Marj-Rahit dalam wilayah distrik ghouta Damsyik. Pertempuran tersebut
terjadi pada bulan Muharam tahun 65 H, dimana mengakibatkan Ad-Dhahak dan para
pengikutnya tewas, dengan demikian seluruh daerah Syam dikuasai oleh Marwan.
Kemenangan atas pertempuran ini berpengaruh kuat terhadap Mesir dan Libya dan seluruh
pesisir Afrika Utara. Semuanya Mengangkat bai’at terhadap Marwan bin Hakam.
Pertempuran marj rahit juga menghasilkan kesepakatan untuk mendukung Marwan dan
sekarang Marwan melanjutkan perlawanannya terhadap provinsi-provinsi lain yang
menerima Ibnu Zubair. Mesir adalah sasaran yang pertama yang paling mudah. Tanpa
mengalami kesulitan sama sekali Marwan berhasil membujuk orang-orang di Mesir untuk
menarik kesetiaannya dan membai’at Marwan bin Hakam. Hal ini merupakan pencapaian
Marwan bin hakam sebelum meninggal dunia.
Sebelum meninggal dunia, Marwan telah membai’at dua orang putranya sebagai putra
mahkota yang akan menggantikannya sebagai Khalifah berturut-turut, yaitu Abdul Malik bin
Marwan dan Abdul Aziz bin Marwan. Dengan demikian Marwan bin Hakam telah
mengabaikan keputusan dari Muktamar Al-jabiyah.

Meskipun diakui bahwa Marwan adalah orang yang berjiwa besar dan bercita-cita tinggi,
tetapi dia hanya berkuasa selama 9 bulan, tidak sampai 1 tahun. Lebih tepatnya 9 bulan 18
hari. Marwan bin Hakam meninggal dunia karena dicekik oleh ibunya Khalid dalam keadaan
tidur. Dikarenakan untuk mengukuhkan jabatan khilafahnya itu, Marwan bin Hakam yang
sudah berusia 63 tahun kemudian mengawini Ummu Khalid yakni ibu Khalid bin Yazid atau
saudaranya Muawiyyah II. Meskipun dalam perkawinan itu sangat kental dengan aroma
politik. Karena dengan mengawini janda Yazid, Maka Marwan bermaksud menyingkirkan
Khalid atau saudara dari Yazid dari tuntutan khilafah.

Dalam suatu kesempatan, Marwan sempat memberikan ejekan kepada Khalid dan ibunya.
Akibatnya fatal yang kemudian Ummu Khalid menaruh dendam yang luar biasa pada
Marwan bin Hakam. Marwan bin Hakam meninggal pada bulan Ramadhan tahun 65H/685M,
ia wafat dalam usia 63 tahun.

Pada masa pemerintahan Marwan bin Hakam ada orang-orang penting yang manjadi tangan
kanannya, antara lain Ubaidullah ibnu Ziyad, Abdullah ibnu Marwan, Abdul Aziz ibnu
Marwan. Marwan bin Hakam juga telah berjasa menertibkan alat-alat takaran dan timbangan.
Setelah Marwan bin hakam meninggal ia digantikan oleh anaknya yang bernama Abdul
Malik bin Marwan.

Anda mungkin juga menyukai