Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM II

NAMA : BAHRAH

PRODI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS : TARBIYAH DAN KEGURUAN

DOSEN PENGAMPUH :DR. MUHAMMAD ASRA, S.HUM.,M.A

INSTITUT AGAMA ISLAM AL-MAWADDAH WARAHMAH KOLAKA TAHUN


AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Dengan berakhirnya kekuasaaan khalifah Ali bin Abi thalib, maka lahirlah kekuasaan
bani umayyah sebagai penerus pemimpin umat islam. pada periode Ali dan khalifah sebelumnya,
pola kepemimpinan masih mengikuti keteladanan Nabi. Para khalifah dipilih melalui proses
musyawarah dan kesepakatan bersama.ketika mereka menghadapi kesulitan-kesulitan, maka
mereka mengambil kebijakan langsung melalui musyawarah dengan para pembesar lainnya.
Berbeda dengan pemerintahan khulafaur rasyidin, bentuk pemerintahan bani umayyah
adalah berbentuk kerajaan, kekuasaan berbentuk feudal ( penguasaan tanah/daerah/wilayah, atau
turun menurun). Untuk mempertahankan kekuasaan,khilafah berani bersikap otoriter, adanya
unsur kekerasan,diplomasi yang diiringi tipu daya,serta hilangnya musyawarah dalam pemilihan
khilafah.
Dinasti bani umayyah merupakan kerajaan islam pertama yang didirikan oleh Muawiyah
ibn Abi Sufyan. Perintisan dinasti ini dilakukannya dengan cara menolak pembai’atan terhadap
khalifah Ali bin Abi Thalib, kemudian ia memilih berperang dan melakukan perdamaian dengan
pihak Ali dengan strategi politik yang sangat menguntungkan baginya.
Terlepas dari persoalan ini,sejarah telah mencatat bahwa dinasti umayyah adalah dinasti
Arab yang pertama yang telah memainkan perang penting dalam perluasan wilayah,ketinggian
peradaban dan menyebarkan agama islam keseluruh penjuru dunia, khususnya Eropa, sampai
akhirnya dinasti ini menjadi adikuasa.
B.rumusan masalah
A. Bagaimana proses terbentuknya Bani Umayyah
B. Bagaimana kekuasaan Bani Umayyah model pemerintahan
C. Bagaimana permusuhan dengan Bizantium

C.Tujuan
A. Untuk mengetahui proses terbentuknya Bani Umayyah
B. Untuk mengetahui kekuasaan Bani Umayyah proses pemerintahan
C. Untuk mengetahui permusuhan dengan Bizantium
BAB II
PEMBAHASAN
A.PROSES TERBENTUKNYA BANI UMAYYAH
Di akhir masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, umat Islam mulai bergejolak dan muncul
menjadi tiga kekuatan politik yang dominan kala itu, yaitu Syiah, Muawiyah, dan Khawarij.
Keadaan ini tentunya tidak menguntungkan bagi Ali, akibatnya posisi Ali semakin lemah,
sementara posisi Muawiyah semakin kuat. Dan pada tahun 40 H (660 M), Ali terbunuh oleh
salah seorang anggota Khawarij. Setelah Ali bin Abi Thalib meninggal, kedudukannya sebagai
khalifah dijabat oleh anaknya, Hasan.

Namun karena penduduk Kufah tidak mendukungnya, seperti sikap mereka terhadap
Ayahnya, maka Hasan semakin lemah, sementara Muawiyah semakin kuat. Maka Hasan
mengadakan perjanjian damai dengan Muawiyah dengan menanggalkan jabatan khilafah untuk
Muawiyah pada tahun 41 H (661 M), agar tidak terjadi pertumpahan darah yang sia-sia.
Perjanjian tersebut dapat mempersatukan umat Islam dalam satu kepemimpinan politik, yakni di
bawah kepemimpinan Muawiyah bin Abi Sufyan.

Tahun tersebut dalam sejarah dikenal sebagai tahun al-Jama'ah (tahun persatuan), sebagai
tanda bahwa umat Islam telah menyepakati secara aklamasi mempunyai hanya satu orang
khalifah. Di sisi lain penyerahan tersebut menjadikan Muawiyah sebagai penguasa absolut dalam
Islam. Dengan demikian, maka berakhirlah apa yang disebut dengan masa Khulafa' al-Rasyidin
yang bersifat demokratis, dan dimulailah kekuasaan Bani Umayah dalam sejarah politik Islam
yang bersifat keturunan.

Dinasti bani Umayyah merupakan pemerintahan kaum Muslimin yang berkembang


setelah masa Khulafa al-Rasyidin yang dimulai pada tahun 41 H/661 M.4 Dinasti Umayyah
didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb. Nama Dinasti Umayyah dinisbahkan kepada
Umayyah bin Abd Syams bin Abdu Manaf. Silsilah keturunan Muawiyah bin Abi Sufyan bin
Harb bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf bertemu dengan Nabi Muhammad SAW
pada Abdi Manaf nya. Jika keturunan Nabi dipanggil dengan keluarga Hasyim (Bani Hasyim),
maka keturunan Umayyah disebut dengan keluarga Umayyah (Bani Umayyah).

Oleh karena itu, Muawiyah dinyatakan sebagai pembangun atau tokoh utama Dinasti
Bani Umayyah. Muawiyah selain sebagai pendiri juga sebagai khalifah pertama Bani Umayyah.
Muawiyah dipandang sebagai pembangun dinasti ini, oleh sebagian sejarawan dipandang negatif
sebab keberhasilannya memperoleh legalitas atas kekuasaannya dalam perang saudara di Shiffin.

Terlepas dari itu Muawiyah memiliki basisrasional yang solid bagi landasan
pembangunan politiknya di masa depan. Adapun faktor keberhasilan tersebut adalah:
1. Dukungan yang kuat dari rakyat Syiria dan dari keluarga Bani Umayyah.
2. Sebagai administrator, Muawiyah mampu berbuat secara bijak dalam menempatkanpara
pembantunya pada jabatan-jabatan penting.
3. Muawiyah memiliki kemampuan yang lebih sebagai negarawan sejati, bahkan mencapai
tingkat (hilm) sifat tertinggi yang dimiliki oleh para pembesar Mekkah zaman dahulu, yang mana
seorang manusia hilm seperti Muawiyah dapat menguasai dir isecara mutlak dan mengambil
keputusan keputusan yang menentukan, meskipun adatekanan dan intimidasi.1

Keberhasilan Muawiyah mendirikan Dinasti Umayyah bukan hanya kemenangan


diplomasi dalam peran Shiffin dan terbunuhnya Ali bin Abi Thalib, melainkan sejak semula
Muawiyah memiliki “basis rasional” yang solid sebagai landasan pembangunan masa depan.
Selain itu, ia mendapatkan dukungan yang kuat dari Suriah dan keluarga Bani Umayyah, ia
merupakan seorang administrator yang sangat bijaksana dalam menempatkan para pejabat-
pejabatnya serta memiliki kemampuan yang menonjol sebagai negara

B. Kekuasaan bani umayyah.model pemerintahan

Memasuki masa kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal kekuasaan Bani Umayyah, sistem
pemerintahan Islam yang dulunya besifat demokrasi berubah menjadi monarchi. Suksesi
kepemimpinan dilakukan secara turun temurun dimulai ketika Muawiyah mewajibkan seluruh
rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya Yazid, ia menjadikan azas nepotisme
sebagai dasar pengangkatan khalifah.

1
Nur Muhammad.pemerintahan islam pada masa daulat bani umayyah(pembentukan kemajuan dan
kemunduran),jurnal pusaka.vol 3.no 1 (2015)
Hal ini menunjukkan bahwa Muawiyah bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan
Bizantium yaitu penerapan kepemimpinan berdasarkan garis keturunan. Perintah ini tentu saja
memberikan signal awal kesetiaan terhadap Yazid yang merupakan bentuk pengukuhan terhadap
sistem pemerintahan yang akan dilakukan secara turun temurun telah dicoba oleh Muawiyah bin
Abi Sufyan sebagai khalifah Bani Umayyah pertama.

Tidak ada lagi suksesi kepemimpinan berdasarkan asas musyawarah dalam menentukan
pemimpin baru. Muawiyah telah merubah model kekuasaan dengan model kerajaan yang
membenarkan negerisasi kekuasaan dengan cara memberikan kepada putera mahkota. Orang-
orang yang berada di luar garis keturunan Muawiyah secara substansial tidak memiliki ruang dan
kesempatan yang sama untuk memipin pemerintah bagi umat Islam, karena dalam sistem dinasti
ini hanya membenarkan satu kebenaran yaitu sukses hanya bisa diberikan kepada keturunan yang
ada dalam dinasti tersebut.

Untuk menangani banyaknya propinsi yang ada, Muawiyah mencoba menggabungkan


beberapa wilayah menjadi satu propinsi. Setiap propinsi dipilih seorang amir atau gubernur atas
jajahan yang berada dalam kekuasaannya, dan para amir tersebut bertanggungjawab langsung
kepada khalifah. Konsekuensinya para amir berfungsi sebagai khalifah di daerah. Nilai politis
kebijakan ini adalah upaya sentralisasi wilayah kekuasaan, mengingat propinsi daerah-daerah
tersebut dalam menopang jalannya pemerintahan, baik dari sudut pandang ekonomi, maupun
keamanan dan pertahanan nasional. Pada masa Hisyam Abdul Malik, gubernur mempunyai
wewenang penuh dalam hal administrasi politik dan militer dalam propinsinya, namun
penghasilan daerah ditangani oleh pejabat tertentu yang mempunyai tanggungjawab langsung
pada khalifah.

Pada masa pemerintahan Muawiyah, konsolidasi internal mulai dilakukan tujuannya


adalah untuk memperkokoh barisan dalam rangka pertahanan dan keamanan dalam negeri,
antisipasi atas setiap gerakan pemberontak. Baitul Mal yang selama masa pemerintahan
sebelumnya difungsikan sebagai dana swadaya masyarakat untuk kepentingan rakyat namun
pada masa Muawiyah telah berubah fungsi menjadi harta keluarga negara. Rakyat hanya wajib
untuk menyetor pajak tanpa mempunyai hak menanyakan penggunaannya. Pada masa ini pajak
negara didirikan penggunaannya menjadi harta pribadi para khalifah, kecuali pada masa
kepemimpinannya Umar Bin Abdul Aziz, beliau tidak pernah mengambil bagian dari baitul mal
tersebut bahkan semuanya dikembalikan untuk kesejahteraan rakyat.2

Pada masa Dinasti Umayyah, kekuasaan Islam semakin bertambah luas. Wilayahnya
membentang dari Kasghar Cina sampai Andalusia, dan dari laut Kaspia sampai Samudera
Hindia. Adapun Pembagian daerah Administrasinya terbagi menjadi:

1. Hijaz: yang meliputi Madinah Al-Munawwarah, Makkah AlMukarramah dan Tha'if. Adapun
wali atau gubernurnya tinggal di Madinah.

2. Yaman: dalam beberapa kesempatan, Yaman berdiri sendiri dan merupakan daerah teritorial
yang tidak menginduk dengan dipimpin seorang wali yang bertanggung jawab langsung dengan
khalifahnya. Namun, dalam kesempatan yang lain terkadang daerah ini diindukkan ke dalam
wilayah administrasi Hijaz, dimana yang mengatur daerah ini adalah wali Hijaz.

3. Irak: adapun batas territorial wilayahnya meliputi keseluruhan wilayah Persia kuno, ditambah
daerah-daerah yang masuk wilayah Transoxiana ditambah daerah Sindh. Dalam banyak
kesempatan,

para penguasa Umayyah menjadikan Irak dan Al-Masyriq di bawah satu kekuasaan seorang wali
(gubernur jendral). Yaitu wali Irak. Dimana wali ini juga membantu wali Khurasan. Namun,
terkadang dalam kesempatan yang lain wali Khurasan bertanggung jawab langsung kerhadap
khalifah.

4. Al-Jazirah (Mesopotamia): daerahnya meliputi Mosul, Armenia, dan Azerbaijan.

5. Syam; pada masa pemerintahan Dinasti Ummayah, daerah ini dibagi menjadi lima bagian
daerah administratif dengan memisahkan Homsh dari Qinnasrin. Sehingga daera ini kemudian
mempunyai administrasi sendiri.

6. Mesir: sampai akhir kekuasaan Abdul Aziz bin Marwan tahun 85 H, Afrika Utara masih
masuk ke dalam wilayahnya. Namun, setelah itu, Afrika utara berdiri sendiri dan langsung di
bawah kekuasaan khalifah.

2
Indasari Dewi.perkembangan pemikiran ekonomi islam pada masa bani umayyah,(2007), h 13
7. Andalusia: dalam banyak kesempatan, daerah ini di bawah naungan wali Afrika Utara tetapi
dalam kesempatan yang lain, tunduk langsung di bawah naungan khalifah.3

Dinasti Umayyah berkuasa hamper 1 abad dan 14 orang khalifah. Dimulai dari khalifah
Muawiyah bin Abu sufyan dan ditutup oleh khalifah Marwan bin Muhammad. Adapun urutan
khlalifah tersebut sebagai berikut:

1. Muawiyah bin Abi Sufyan (661681 M)

Nama lengkapnya adalah Mu’awiyah bin Abu Sufyan bin Harb bin umayyah bin Harb bin
Abdi syam bin abd Manaf al-Quraisy al-amawi. Ibunya bernama Hindun binti utbah bin abd
syam bin abd Manaf. Muawiyah Yng dijuluki Abu Abd ar-rahman ini, diperkirakan lahir pada
tahun 602 M atau dua tahun sebelum kenabian Muhammad Saw. Riwayat lain mengatakan
dilahirkan kira-kira pada tahun ke-5 sebelum kenabian (606M)4

Muawiyah bin Abi Sufyan adalah pendiri Daulah Bani Umayyah dan menjabat sebagai
Khalifah pertama. Ia memindahkan ibu kota dari Madinah al-Munawarah ke kotaDamaskus
dalam wilayah Suriah. Pada masa pemerintahannya, ia melanjutkan perluasan wilayah kekuasaan
Islam yang terhenti pada masa Khalifah Usman dan Ali. Disamping itu, ia juga mengatur tentara
dengan cara baru dengan meniru aturan yang ditetapkan oleh tentara di Bizantium, membangun
administrasi pemerintahan dan juga menetapkan aturan kiriman pos. Muawiyah meninggal
Dunia dalam usia 80 tahun dan dimakamkan diDamaskus di pemakaman Bab Al-Shagier5

Pengalaman politik Muawiyah bin Abi Sufyan telah memperkaya dirinya dengan
kebijakan-kebijakan dalam memerintah, mualai dari menjadi salah seorang pemimpin pasukan di
bawah komando Panglima Abu Ubaidillah din Jarrah yang berhasil merebut wilayah Palestin,
Suriah dan Mesir dari tangan Imperium romawi. Kemudian Muawiyah menjabat sebagai kepala
wilayah di Syam yang membawahi Suriah dan Palestina. Khalifah Utsman menobatkannya
sebagai “Amir Al-Bahr” yang memimpin penyerbuan ke kota Konstantinopel meski belum
berhasil
3
Frastuti Melia,Sitompul saleh,reformasi system administrasi pemerintahan penaklukan di darat dan laut pada era
bani umayyah.vol 6. No.2(2020)
4
Abdul syukur al-Azizi,sejarah terlengkap peradaban islam (Yogyakarta 2017) hal.140
5
Nur Muhammad.pemerintahan islam pada masa daulat bani umayyah(pembentukan kemajuan dan
kemunduran),jurnal pusaka.vol 3.no 1 (2015)
Kebijakan-kebijakannya:
a) Mengubah sistem pemerintahan dari demokratis menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun
temurun), sistem pemerintahan ini diadopsi dari Persia dan Bizantium. Langkah awal yang
diambil dalam menggunakan sistem pemerintahan tersebut yakni dengan mengangkat Yazid
putranya sebagai putra mahkota.
b) Memindahkan pusat pemerintahan dari Madinah ke Damaskus
c) Menarik pasukan pengepung Konstantinopel.
d) Mendirikan departemen Pencatatan (Diwanul Khatam).
e) Mendirikan pelayanan pos (Diwanul Barid)
f) Memisahkan urusan keuangan dari urusan pemerintahan dengan mengangkat seorang pejabat
khusus yang diberi gelar sahibul kharaj.
g) Mendirikan Kantor Cap (Pencetakan mata uang).
h) Muawiyah wafat pada tahun 60 H di Damaskus karena sakit setelah ia menjadi khalifah
kurang lebih selama 19 tahun. Dengan telah diangkatnya Yazid bin Muawiyah sebagai putra
mahkota maka tampuk kepemimpinan diserahkan kepadanya6.

2) Yazid bin Muawiyah (60-64 H/ 679-683 M)


Lahir pada tahun 22 H/643 M. Pada tahun 679 M, Muawiyah mencalonkan
anaknya,Yazid, untuk menggantikan dirinya. Yazid menjabat sebagai Khalifah dalam usia 34
tahunpada tahun 681 M. Ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh di Madinah tidak
maumenyatakan setia kepadanya. Ia kemudian mengirim surat kepada Gubernur
Madinah,memintanya untuk memaksa penduduk mengambil sumpah setia kepadanya. Dengan
caraini, semua orang terpaksa tunduk, kecuali Husein bin Ali dan Abdullah bin
Zubair.Bersamaan dengan itu, Syi’ah (pengikut Ali) melakukan konsolidasi
(penggabungan)kekuatan kembali. Perlawanan terhadap Bani Umayyah dimulai oleh Husein bin
Ali. Padatahun 680 M, ia pindah dari Mekkah ke Kufah atas permintaan golongan Syi’ah yang
ada diIrak. Umat Islam di daerah ini tidak mengakui Yazid. Mereka mengangkat Husein

6
Rachman Taufik, Bani umayyah Dilihat dari tiga fase,sejarah peradaban islam vol.2 No1 (2018)
sebagaiKhalifah. Dalam pertempuran yang tidak seimbang di Karbela, sebuah daerah di
dekatKufah, tentara Husein kalah dan Husein sendiri mati terbunuh. Kepalanya dipenggal
dandikirim ke Damaskus, sedang tubuhnya dikubur di Karbala(Badri Yatim, 2004: 45). Masa
pemerintahan Yazid dikenal dengan empat hal yang sangat hitam sepanjang sejarah Islam, yaitu:
a. Pembunuhan Husein bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad.

b. Pelaksanaan Al ibahat terhadap kota suci Madinah al - Munawarah.

c. Penggempuran terhadap baiat Allah.

d. Pertama kalinya memakai dan menggunakan orang-orang kebiri untuk barisan pelayan rumah
tangga khalifah didalam istana.Ia Meninggal pada tahun 64 H/683 M dalam usia 38 tahun dan
masapemerintahannya ialah tiga tahun dan enam bulan7.

Pengangkatan Yazid sebagai khalifah diikuti oleh penolakan dari kaum Syiah yang telah
membaiat Husain bin Ali di Kufah sebagai khalifah sepeninggal Muawiyah. Penolakan tersebut,
mengakibatkan peperangan di Karbala yang menyebabkan terbunuhnya Husain bin Ali. Selain
itu Yazid juga menghadapi pemberontakan di Makkah dan Madinah dengan keras. Kaum anshor
di Madinah mengangkat Abdullah bin Hanzalah dan kaum Qurais mengangkat Abdullah bin
Muti’, dan penduduk Mekkah mengangkat Abdullah bin Zubair sebagai pemimpin tanpa
pengakuan terhadap kepemimpinan Yazid. Yazid wafat pada tahun 64 H setelah memerintah
selama 4 tahun. Pada masa ini pemerintahan Islam tidak banyak berkembang diakibatkan
pemerintah disibukkan dengan pemberontakan dari beberapa pihak8.

3) Muawiyah bin Yazid (64 H/ 683 M)


Muawiyah bin Yazid merupakan putra Yazid bin Muawiyah, dan ia menggantikan
tampuk kepemimpinan sepeninggal ayahnya. Namun ia hanya memegang jabatan khalifah hanya
dalam beberapa bulan. Ia mengalami tekanan jiwa yang berat karena tidak sanggup memikul

7
Nur Muhammad.pemerintahan islam pada masa daulat bani umayyah(pembentukan kemajuan dan
kemunduran),jurnal pusaka.vol 3.no 1 (2015)
8
Rachman Taufik, Bani umayyah Dilihat dari tiga fase,sejarah peradaban islam vol.2 No1 (2018)
tanggung jawab kekhalifahan, selain itu ia harus mengatasi masa kritis dengan banyaknya
perselisihan antar suku. Dengan wafatnya Muawiyah bin Yazid maka habislah keturunan
Muawiyah.
4) Marwan bin Hakam (64-65 H/ 683-684 M)

Marwan bin Hakam pada masa Utsman bin Affan, seorang pemegang stempel khalifah,
pada masa Muawiyah bin Abi Sufyan ia adalah gubernur Madinah dan menjadi penasihat pada
masa Yazid bin Muawiyah di Damaskus. Muawiyah II tidak menunjuk penggantinya sebagai
khalifah kemudian keluarga besar Bani Umayyah menunjuknya sebagai khalifah, sebab ia
dianggagp paling depan mengendalikan kekuasaan dengan pengalamannya. Marwah menghadapi
segala kesulitan satu persatu kemudian ia dapat menduduki Mesir, Palestina dan Hijaz dan Irak.
Namun kepemimpinannya tidak berlangsung lama hanya 1 tahun, sebelum ia wafat menunjuk
Abdul Malik dan Abdul Aziz sebagai pengganti sepeninggalnya secara berurutan.

5 Abdul Malik bin Marwan (65-86 H/ 684- 705 M)


Abdul Malik bin Marwan dilantik sebagai Khalifah setelah kematian ayahnya, padatahun 685 M.
Dibawah kekuasaan Abdul Malik, kerajaan Umayyah mencapai kekuasaandan kemuliaan. Ia
terpandang sebagai Khalifah yang perkasa dan negarawan yang cakapdan berhasil memulihkan
kembali kesatuan Dunia Islam dari para pemberontak, sehinggapada masa pemerintahan
selanjutnya, di bawah pemerintahan Walid bin Abdul MalikDaulah bani Umayyah dapat
mencapai puncak kejayaannya.Ia wafat pada tahun 705 M dalam usia yang ke-60 tahun. Ia
meninggalkan karya-karyaterbesar didalam sejarah Islam. Masa pemerintahannya berlangsung
selama 21tahun, 8 bulan. Dalam masa pemerintahannya, ia menghadapi sengketa dengan
khalifah Abdullah bin Zubair9.
Ia merupakan orang kedua yang terbesar dalam deretan para khalifah Bani Umayyah
sehingga ia disebut-sebut sebagai “pendiri kedua” bagi kedaulatan Umayyah. Pada masa
kepemimpinannya ia mampu mengembalikan sepenuhnya integritas wilayah dan wibawa
kekuasan Bani Umayyah dengan dapat ditundukkannya gerakan separatis Abdullah bin Zubair di
Hijjaz, pemberontakan kaun Syi’ah dan Khawarij, aksi teror alMukhtar bin Ubaid As- Saqafi di
Kufah, pemberontakan Mus’ab bin Zubair di Irak, serta Romawi yang menggoncangkan sendi-
9
Nur Muhammad.pemerintahan islam pada masa daulat bani umayyah(pembentukan kemajuan dan
kemunduran),jurnal pusaka.vol 3.no 1 (2015)
sendi pemerintahan Umayyah. Berikut ini beberapa kebijakan yang diambil oleh Abdul Malik
selama masa kepemimpinannya:

a) Menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa resmi dalam administrasi di seluruh wilayah bani
Umayyah. Arabisasi yang dilakukannya meliputi Arabisasi kantor perpajakan dan kantor
keuangan.
b) Mencetak mata uang secara teratur.
c) Pengangkatan gubernur dari kalangan Bani Umayyah saja yakni kawankawan, kerabat-
kerabat dan keturunannya. Bagi para gubernur tersebut tidak diberikan kekuasaan secara mutlak.
d) Guna memperlancar pemerintahannya ia mendirikan kantor-kantor pos dan membuka jalan-
jalan guna kelancaran dalam pengiriman surat.
e) Membangun beberapa gedung, masjid dan saluran air
f) Bersama dengan al-Hajjaj ia mnyempurnakan tulisan mushaf al-Quran dengan titik pada
huruf-huruf tertentu10.

6) Al-Walid bin Abdul Malik (86-96 H/ 705- 714 M)


Masa pemerintahan Walid bin Malik adalah masa ketentraman, kemakmuran
danketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya tercatat suatu
peristiwa besar, yaitu perluasan wilayah kekuasaan dari Afrika Utara menuju wilayah Baratdaya,
benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Perluasan wilayah kekuasaan Islam jugasampai ke
Andalusia (Spanyol) dibawah pimpinan panglima Thariq bin Ziad. Perjuanganpanglima Thariq
bin Ziad mencapai kemenangan, sehingga dapat menguasai kota Kordova, Granada dan Toledo.
Selain melakukan perluasan wilayah kekuasaan Islam, Walid juga melakukanpembangunan
besar-besaran selama masa pemerin-tahannya untuk kemakmuran rakyatnya. Khalifah Walid bin
Malik meninggalkan nama yang sangat harum dalam sejarahDaulah Bani Umayyah dan
merupakan puncak kebesaran Daulah tersebut.

7. Sulaiman bin Abdul Malik (715717 M)

Sulaiman Bin Abdul Malik menjadi Khalifah pada usia 42 tahun. Masapemerintahannya
berlangsung selama 2 tahun, 8 bulan. Ia tidak memiliki kepribadian yangkuat hingga mudah

10
Rachman Taufik, Bani umayyah Dilihat dari tiga fase,sejarah peradaban islam vol.2 No1 (2018)
dipengaruhi penasehatpenasehat disekitar dirinya. Menjelang saatterakhir pemerintahannya
barulah ia memanggil Gubernur wilayah Hijaz, yaitu Umar binAbdul Aziz, yang kemudian
diangkat menjadi penasehatnya dengan memegang jabatanwazir besar.Hasratnya untuk
memperoleh nama baik dengan penaklukan ibu kota Constantinoplegagal. Satu-satunya jasa
yang dapat dikenangnya dari masa pemerintahannya ialahmenyelesaikan dan menyiapkan
pembangunan Jamiul Umawi yang terkenal megah danagung di Damaskus.

8. Umar Bin Abdul Aziz (717-720 M)

Umar bin Abdul Aziz menjabat sebagai Khalifah pada usia 37 tahun . Ia terkenal adildan
sederhana. Ia ingin mengembalikan corak pemerintahan seperti pada zaman khulafaurr rasyidin.
Pemerin-tahan Umar meninggalkan semua kemegahan Dunia yang selaluditunjukkan
oleh orang Bani Umayyah.Ketika dinobatkan sebagai Khalifah, ia menyatakan bahwa
memperbaiki danmeningkatkan negeri yang berada dalam wilayah Islam lebih baik daripada
menambah perluasannya. Ini berarti bahwa prioritas utama adalah pembangunan dalam negeri.
Meskipun masa pemerintahannya sangat singkat, ia berhasil menjalinhubuingan baik dengan
Syi’ah. Ia juga membari kebebasan kepada penganut agama lainuntuk beribadah sesuai dengan
keyakinan dan kepercayaannya. Pajak diperingan. Kedudukan mawali (orang Islam yang bukan
dari Arab) disejajarkan dengan Muslim Arab. Pemerintahannya membuka suatu pertanda yang
membahagiakan bagi rakyat. Ketakwaan dan keshalehannya patut menjadi teladan. Ia selalu
berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Ia meninggal pada tahun 720 M dalam usia 39
tahun,dimakamkan di Deir Simon11.

9. Yazid bin Abdul Malik (720-724 M)

Yazid bin Abdul Malik adalah seorang penguasa yang sangat gandrung
kepadakemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Masyarakat yang sebelumnya
hidup dalam ketentraman dan kedamaian, pada zamannya berubah menjadi kacau.Dengan latar
belakang dan kepentingan etnis politis, masyarakat menyatakan kon-frontasiterhadap
pemerintahan Yazid. Pemerintahan Yazid yang singkat itu hanya mempercepat proses

11
Nur Muhammad.pemerintahan islam pada masa daulat bani umayyah(pembentukan kemajuan dan
kemunduran),jurnal pusaka.vol 3.no 1 (2015)
kehancuranImperium Umayyah. Pada waktu pemerintahan inilah propaganda bagi keturunan
Bani Abbas mulai dilancarkan secara aktif. Dia wafat pada usia 40 tahun. Masa
pemerintahannyaberlangsung selama 4 tahun, 1 bulan.

10. Hisyam bin Abdul Malik (724743 M)

Hisyam bin Abdul Malik menjabat sebagai Khalifah pada usia yang ke 35 tahun.
Iaterkenal negarawan yang cakap dan ahli strategi militer. Pada masa pemerintahannyamuncul
satu kekuatan baru yang menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan
ini berasal dari kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh golonganmawali dan merupakan
ancaman yang sangat serius. Dalam perkembangan selanjutnya,kekuatan baru ini mampu
menggulingkan Dinasti Umayyah dan menggantikannya denganDinasti baru, Bani
Abbas.Pemerintahan Hisyam yang lunak dan jujur menyumbangkan jasa yang banyak
untukpemulihan keamanan dan kemakmuran, tetapi semua kebajikannya tidak bisa
membayarkesalahan-kesalahan para pendahulunya, karena gerakan oposisi terlalu kuat,
sehinggaKhalifah tidak mampu mematahkannya.Meskipun demikian, pada masa pemerintahan
Khalifah Hisyam kebudayaan dankesusastraan Arab serta lalu lintas dagang mengalami
kemajuan. Dua tahun sesudahpenaklukan pulau Sisily pada tahun 743 M, ia wafat dalam usia 55
tahun. Masapemerintahannya berlangsung selama 19 tahun, 9 bulan. Sepeninggal Hisyam,
KhalifahKhalifah yang tampil bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini
makinmempercepat runtuhnya Daulah Bani Ummayyah.12

11. Walid bin Yazid (743-744 M)

Daulah Abbasiyah mengalami kemunduran dimasa pemerintahan Walid bin Yazid.


Iaberkelakuan buruk dan suka melanggar norma agama. Kalangan keluarga sendiri
bencipadanya. Dan ia mati terbunuh.Meskipun demikian, kebijakan yang paling utama yang
dilakukan oleh -Walid binYazid ialah melipatkan jumlah bantuan sosial bagi pemeliharaan
orang-orang buta danorang-orang lanjut usia yang tidak mempunyai famili untuk merawatnya. Ia
menetapkananggaran khusus untuk pembiayaan tersebut dan menyediakan perawat untuk
masing-masingorang. Dia sempat meloloskan diri dari penangkapan besar-besaran di Damaskus

12
Nur Muhammad.pemerintahan islam pada masa daulat bani umayyah(pembentukan kemajuan dan
kemunduran),jurnal pusaka.vol 3.no 1 (2015)
yang dilakukan oleh keponakannya. Masa pemerintahannya berlangsung selama 1 tahun, 2bulan.
Dia wafat dalam usia 40 tahun.

12. Yazid bin Walid (Yazid III) (744 M)

Pemerintahan Yazid bin Walid tidak mendapat dukungan dari rakyat,


karenaperbuatannya yang suka mengurangi anggaran belanja negara. Masa pemerintahannya
penuh dengan kemelut dan pemberontakan. Masa pemerintahannya berlangsung selama16 bulan.
Dia wafat dalam usia 46 tahun.

13. Ibrahim bin Malik (744 M)

Diangkatnya Ibrahim menjadi Khalifah tidak memperoleh suara bulat didalamlingkungan


keluarga Bani Umayyah dan rakyatnya. Karena itu, keadaan negara semakinkacau dengan
munculnya beberapa pemberontak. Ia menggerakkan pasukan besarberkekuatan 80.000 orang
dari Arnenia menuju Syiria. Ia dengan
suka rela mengundurkandirinya dari jabatan khilafah dan mengangkat baiat terhadap Marwan bin
Muhammad. Diamemerintah selama 3 bulan dan wafat pada tahun 132 H.

14.Marwan bin Muhammad (745750 M)

Beliau seorang ahli negara yang bijaksana dan seorang pahlawan. Beberapapemberontak
dapat ditumpas, tetapi dia tidak mampu mengahadapi gerakan BaniAbbasiyah yang telah kuat
pendukungnya. Marwan bin Muhammad melarikan diri ke Hurah, terus ke Damaskus.
NamunAbdullah bin Ali yang ditugaskan membunuh Marwan oleh Abbas As-Syaffah
selalumengejarnya. Akhirnya sampailah Marwan di Mesir. Di Bushair, daerah al Fayyun
Mesir,dia mati terbunuh oleh Shalih bin Ali, orang yang menerima penyerahan tugas
dariAbdullah. Marwan terbunuh pada tanggal 27 Dzulhijjah 132 H\5 Agustus 750 M.
Dengandemikian tamatlah kedaulatan Bani Umayyah, dan sebagai tindak lanjutnya dipegang
olehBani Abbasiyah.

C.Permusuhan dengan Bizantium


Dinasti Umayyah merupakan dinasti yang pertama berdiri setelah masa pemerintahan
Khulafaurrasyidin yang terdiri dari tiga front (daerah kekuasaan) yaitu:
1) Asia kecil meliputi kota Konstantinopel di Laut Tengah.
2) Afrika Utara sampai pantai Atlantik, selat Jabal Thariq dan sampai di Spanyol (Andalusia).
3) Daerah Timur dari sungai Jihun sampai dengan Sind. (Syalabi, 1997: 142-174) Pada masa
Bani Umayyah ini merupakan masa perluasan wilayah Islam yang bersifat ekspansi teritorial
kekuasaan yang disemangati oleh semangat dakwah Islam yang memberikan dasar-dasar
interaksi dunia Islam dengan dunia Barat dan lainnya (Afrika dan Asia).
Ekspansi teritorial telah diawali oleh penguasa pertama dinasti Umayyah yakni
Mu'awiyah yang melebarkan sayap kekuasaannya ke daerah yang bernama 'Akka (Acre)
termasuk dalam wilayah kekuasaan Bizantium (Romawi Timur). di kota 'Akka ini ia berhasil
menguasai galangan kapal (bahasa Arab tunggal dar alshina'ah) Bizantium dengan segala
perlengkapannya, sehingga ia bisa memanfaatkannya untuk membangun angkatan laut Islam.
Peperangan yang terpenting ialah ketika permusuhan dengan kekaisaran Bizantium pada masa
Umayyah ini terlihat semakin dahsyat setelah dilakukan tiga kali penyerbuan ke Konstantinopel
ibu kota kekaisaran Bizantium (Romawi Timur). Penyerbuan yang pertama dilakukan pada 49
H/669 M di bawah komando putra mahkota, yaitu Yazid. Sedangkan penyerbuan ke
Konstantinopel yang kedua dilakukan pada 54-60 H/674680 M dikenal dengan sebutan perang
tujuh tahun. Dan penyerbuan yang terakhir ialah pada Agustus 716September 717 M.13
Konstantinopel pertama kali merasakan serangan dari Muslim pada masa Umayyah.
Delapan tahun setelah berdirinya Ummayah, Mu‟awiyah memerintahkan pasukan Muslim
menyerbu Konstantinopel. Pasukan itu dikomandoi oleh Abu Ayyub Al Anshari. Pada ekspedisi
militer ini, Konstantinopel belum berhasil ditaklukkan meski kota itu sudah dikepung oleh
pasukan Muslim. Abu Ayyub Al Anshari sendiri wafat dan dimakamkan didekat tembok luar
Kota Konstantinopel.
Kegagalan pasukan Muslim menaklukkan Konstantinopel pada ekspedisi militer pertama
mereka, memacu semangat untuk melakukan serbuan kedua. Ekspedisi militer kedua ke
Konstantinopel dilaksanakan pada tahun 54 kalender Hijriyah. Pada ekspedisi kedua ini,
Konstantinopel dikepung selama tujuh tahun. Kontak senjata antara pasukan Muslim dan
pasukan Byzantium berlangsung didarat dan laut. Namun pertempuran tidak berlangsung

13
Sya’bani yusuf ahyan mohammad,interaksi dunia islam dan barat
sepanjang tahun. Setiap tahunnya, pertempuran hanya berlangsung pada musim gugur dan
musim panas saja
Pengepungan yang dilakukan pasukan Muslim Ummayah selama tujuh tahun pada
Konstantinopel masih belum mampu menaklukkan kota itu. Selain rintangan alam dan kokohnya
tembok kota Konstantinopel, senjata api Yunani yang digunakan oleh pasukan Byzantium
menyulitkan proses penaklukkan kota itu. Senjata api Yunani sendiri adalah persenyawaan kimia
yang unik. Saat ia terbakar, api yang dihasilkannya justru akan semakin membesar ketika disiram
air. Senjata itulah yang ditembakkan pada kapal-kapal pasukan Muslim hingga menimbulkan
kerusakan besar pada armada laut Ummayah
Pada akhirnya pengepungan selama tujuh tahun tersebut diakhiri dengan perjanjian antara
kedua belah pihak pada tahun 60 kalender Hijriyah. Pada perjanjian itu, pihak Ummayah dan
Byzantium sepakat melakukan gencatan senjata selama tiga puluh tahun. Mu‟awiyah kemudian
memerintahkan penarikan mundur pasukan Muslim. Sebagian besar pasukan Muslim kembali ke
ibukota Ummayah di Damaskus.14

14
Affan.M, Kesultanan ustmani(1300-1517) jalan panjang menuju kehalifaan

Anda mungkin juga menyukai