EKSTERNAL
PADA KFC INDONESIA
Disusun Oleh:
Kelompok 1 manajemen strategis
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2020
ANALISIS PENGARUH EKSTERNAL AUDIT PADA KFC INDONESIA
A. Metode Analisis
Matriks EFE dibuat untuk menilai respon perusahaan terhadap kondisi eksternalnya.
Menurut David (2006, p131), matriks EFE membuat ahli strategi meringkas dan
mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik,
pemerintah, hukum, dan persaingan.
B. Batasan masalah
Kelompok 1 Manajemen Strategik melakukan analisis kekuatan eksternal (external
forces) Kentucky Fried Chicken (KFC) dengan membatasi pada KFC Indonesia yang
mereknya dipegang PT. Fastfood Indonesia, Tbk.
C. Profil Perusahaan
1. Sejarah KFC
KFC (Kentucky Fried Chicken) didirikan oleh Kolonel Harland Sanders pada tahun
1952. Namun, ide ayam goreng KFC sebenarnya sudah bermula sejak tahun 1930. Saat
berkecamuknya masa depresi di Amerika, Harland Sanders membuka resoran pertamanya
di sebuah Ruangan kecil di tempat pengisian bahan bakar di Corbin, Kentucky. Sanders
merangkap sebagai operator pengisian bahan bakar, koki, dan kasir. Tempat itu diberi
nama “Sanders Court & Cafe”.
Setelah beroperasi selama tujuh tahun, Sanders Court & cafe memperbesar
restorannya hingga mencapai 142 kursi dan menambah sebuah motel di area itu. Pada
tahun 1939, Sanders Court & cafe pertama kali masuk dalam Duncan Hines “Adventures
in Good Eating”. Duncan Hines adalah pioneR di AS dalam memberikan peringkat
restoran bagi para pelancong.
Seiring berkembangnya Sanders Court & cafe, kemalangan juga menimpa. Pada
tahun 1939, Sanders Court & cafe mengalami kebakaran, namun restoran itu kembali
dibangun dan dibuka pada tahun yang sama. Kolonel Sanders pun mulai berinovasi
dalam mengolah ayam gorengnya. Dia mulai menggunakan panci bertekanan untuk
menggoreng ayamnya agar konsumen memperoleh ayam goreng yang segar dan
cepat.Dua tahun kemudian, lahirlah original recipe dari ayam goreng buatan Sanders.
Pada tahun 1952, Kolonen Sanders mulai aktif bepergian dari satu kota ke kota lain
untuk menawarkan waralaba bisnis ayam gorengnya dan memasak ayam untuk para
pemilik restoran dan pegawainya. Waralaba pertama KFC diberikan kepada Pete Harman
dari Salt Lake City.
Tiga tahun kemudian, Kolonel Sanders menjual tempat pengisian bahan bakarnya.
Sanders memutuskan untuk menjual resep rahasia restorannya itu. Kerja kerasnya
membuahkan hasil, lima tahun kemudian waralaba KFC telah mencapai 190 buah dan
ada 400 unit waralaba di As dan kanada. Pada tahun 1964, Kentucky Fried Chicken telah
memiliki lebih dari 600 outlet waralaba di AS, Kanada, dan outlet pertama di luar
Amerika, yakni di Inggris.
Akhirnya, Sanders menjual KFC kepada perusahaan AS senilai 2 juta dolar. Waralaba
ini dijual kepada grup investor yang dipimpin oleh John Y. Brown Jr. Yang kemudian
menjadi Gubernur Kentucky. Kolonel Sanders masih berkecimpung di bisnisnya tersebut,
tetapi sebagai juru bicara perusahaan. KFC Corporation akhirnya go public pada tahun
1966. Tiga tahun kemudian, perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek New York. Pada tahun
1971, lebih dari 3.500 waralaba beroperasi di seluruh dunia ketika Heublein Inc.
Mengakuisisis KFC Corporation. KFC terus berkembang.
Pada tahun 1979, restoran KFC hampir mencapai 6.000 buah di seluruh dunia dengan
penjualan lebih dari 2 miliar dolar. Kini, KFC berada di bawah bendera YUM! Brands
Inc. Yang memiliki beberapa perusahaan makanan waralaba, seperti Pizza Hut, A&W,
Long John Silver, dan Taco Bell. Sang pendiri dan penemu KFC meninggal pada 16
Desember 1980 karena leukimia. Kolonel Harland Sanders tetap dikenang sebagai simbol
kualitas dalam industri makanan cepat saji.
2. KFC Indonesia
PT Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba KFC di Indonesia,
didirikan oleh Gelael Group pada tahun 1978 sebagai pihak pertama yang memperoleh
waralaba KFC untuk Indonesia. Perseroan mengawali operasi restoran pertamanya pada
bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta, dan telah memperoleh sukses. Kesuksesan
outlet ini kemudian diikuti dengan pembukaan outlet-outlet selanjutnya di Jakarta dan
perluasan area cakupan hingga ke kota-kota besar lain di Indonesia, antara lain Bandung,
Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Manado. Keberhasilan yang terus diraih
dalam pengembangan merek menjadikan KFC sebagai bisnis waralaba cepat saji yang
dikenal luas dan dominan di Indonesia.
Bergabungnya Salim Group sebagai pemegang saham utama telah meningkatkan
pengembangan Perseroan pada tahun 1990, dan pada tahun 1993 terdaftar sebagai emiten
diBursa Efek Jakarta sebagai langkah untuk semakin
mendorong pertumbuhannya. Kepemilikansaham mayoritas pada saat ini adalah 79,6%
dengan pendistribusian 43,8% kepada PT GelaelPratama dari Gelael Group, dan 35,8%
kepada PT Megah Eraraharja dari Salim Group;sementara saham minoritas (20,4%)
didistribusikan kepada Publik dan Koperasi.Perseroan memperoleh hak waralaba KFC
dari Yum! RestaurantsInternational (YRI),sebuah badan usaha milik Yum! Brands Inc.,
yaitu sebuah perusahaan publik di AmerikaSerikat yang juga pemilik waralaba dari empat
merek ternama lainnya, yakni Pizza Hut, TacoBell, A&W, dan Long John Silvers. Lima
merek yang bernaung dibawah satu kepemilikan yangsama ini telah memproklamirkan
Yum! Group sebagai fast food chain terbesar dan terbaik di dunia dalam memberikan
berbagai pilihan restoran ternama, sehingga memastikan kepemimpinannya dalam bisnis
multi-branding. Untuk kategori produk daging ayam cepat saji, KFC tak terkalahkan.
3. Perkembangan KFC Indonesia
Memasuki 28 tahun keberhasilan Perseroan dalam membangun
pertumbuhannya,posisi KFC sebagai pemimpin pasar restoran cepat saji tidak diragukan
lagi. Untuk mempertahankan kepemimpinan, Perseroan terus memperluas area cakupan
restorannya dan hadir di berbagai kota kabupaten tanpa mengabaikan persaingan ketat di
kota-kota metropolitan. Perseroan baru saja meresmikan pembukaan outlet KFC yang ke
300 di Cireundeu pada bulan Oktober 2007,bertepatan pada bulan yang sama ulang tahun
KFC Indonesia yang ke 28. Perseroan mengakhiri tahun 2007 dengan total 307 outlet
termasuk mobile catering, yang tersebar di 78 kota di seluruh Indonesia, mempekerjakan
total 11.835 karyawan dengan hasil penjualan tahunan di atas Rp. 1,590triliun.
Produk unggulan Perseroan, Colonel’s Original Recipe dan Hot & Crispy, tetap
merupakan ayam goreng paling lezat berdasarkan berbagai survei konsumen di
Indonesia.Sebagai produk unggulan lainnya, dalam beberapa tahun ini Perseroan juga
menawarkan Colonel Burger, Crispy Strips, Twister, dan yang baru-baru ini diluncurkan,
Colonel Yakiniku.Selain produk-produk unggulan ini, KFC juga memenuhi selera lokal
dengan menu pilihan lainseperti Perkedel, Nasi, Salad, dan Sup KFC. Untuk memberikan
produk bernilai tambahkepada konsumen, berbagai menu kombinasi hemat dan bermutu
seperti Super Panas danKFC Attack terus ditawarkan. Perseroan juga meluncurkan
‘Goceng’, yakni beberapa varianmenu seharga Rp. 5.000, untuk semakin menghadirkan
penawaran bernilai tambah kepadakonsumen dan memberikan sesuatu yang berbeda dari
merek KFC.
Perseroan senantiasa memonitor posisi pasar dan nilai KFC secara keseluruhan,
mengevaluasi berbagai masukan dari konsumen untuk meningkatkan kualitas produk,
layanan,dan fasilitas yang tersedia di KFC. Semua informasi ini diperoleh melalui survei
rutin yangdisebut Brand Image Tracking Study (BITS) dan CHAMPS Management
System (CMS), yangdilakukan oleh perusahaan survei independen. BITS adalah survei
untuk mengetahui persepsikonsumen dan brand image KFC sebagai acuan dari merek
utama lainnya di bisnis restorancepat saji. Hasil dari BITS menunjukkan bahwa KFC
secara konsisten masih menempati posisitertinggi di benak konsumen untuk ‘Top of
Mind Awareness’, dibandingkan dengan merekutama lainnya. CMS adalah survei untuk
menilai langsung kualitas produk, layanan,danfasilitas yang tersedia di KFC,
dibandingkan dengan yang diharapkan.
Kinerja Perseroan dalam pertumbuhan penjualan same store menjadikannya Salah
satu KFC franchise market terbaik di Asia dengan pertumbuhan rata-rata 8,5% pada
tahun 2007 dan akan terus mempertahankan posisi ini. Pengembangan merek yang
kontinu melaluistrategi pemasaran yang inovatif, keunggulan operasional, dan
pertumbuhan dua digit yangkonsisten dalam penjualan dan pengembangan restoran, telah
menganugrahi Perseroanberbagai penghargaan dari Asia Franchise Business Unit dari
Yum! Restaurants International.
Perseroan berkomitmen tinggi untuk mempertahankan visi kepemimpinan dalam
industri restoran cepat saji, dengan terus memberikan kepuasan ‘Yum!’ di wajah
konsumen.Dukungan dari para pemegang saham, keahlian manajemen yang terbina baik,
dedikasi danloyalitas karyawan, dan yang terpenting adalah kontinuitas kunjungan
konsumen, dapat mencapai visi ini. Perseroan percaya bahwa dengan menciptakan dan
mengembangkan budaya yang mendalam dan kuat dimana setiap karyawan
memberikanperbedaan, menghidupkan ‘Customer and Sales Mania’ di restoran-restoran
KFC, memberikan perbedaan merek KFC yang sangat kompetitif, menjalin
kesinambungan proses dan hubunganantar karyawan, dan meraih hasil-hasil yang
konsisten, akan secara pasti membangun KFC bukan saja menjadi merek yang paling
digemari di Indonesia, juga KFC sebagai sebuah perusahaan yang hebat.
D. Analisis Perusahaan
▪ Politic, Law & Regulation
a. Opportunity
▪ Stabilitas Politik Indonesia
Pemerintah baik pusat maupun daerah merupakan pembuat regulasi,
deregulasi, penyubsidi, pemberi kerja, dan konsumen utama ornganisasi. Faktor
politik dapat merepresentasikan peluang baik suatu organisasi bisnis.
Kesalingtergantungan global yang semakin meningkat di kalangan ekonomi,
pasar, pemerintah, dan organisasi memaksa perusahaan untuk mempertimbangkan
dampak potensial dari variabel-variabel politik dalam perumusan dan penerapan
strategi kompetitif mereka. Keadaan politik di Indonesia yang cenderung stabil
untuk usaha di bidang makanan membuat KFC mudah dalam mengembangkan
usahanya. Pemerintah Indonesia yang mendukung masuknya investasi asing
dengan batasan-batasan tertentu turut mendukung berkembangnya KFC.
b. Threat
▪ Permendag Nomor 07/M-DAG/PER/2/2013 tentang pengembangan
kemitraan dalam waralaba, jenis usaha jasa makanan dan minuman
Permendag (Peraturan Menteri Perdagangan) No 07/MDAG/PER/2/2013
tentang Pengembangan Kemitraan dalam Waralaba Jenis Usaha Jasa Makanan
dan Minuman mengatur perusahaan diizinkan mengoperasikan maksimal 250
outlet, setiap pemberi atau penerima waralaba yang telah memiliki gerai lebih dari
250 unit harus menyesuaikan dengan ketentuan Permendag dalam waktu lima
tahun, sedangkan outlet KFC sudah mencapai lebih dari 400 gerai (440 gerai).
Langkah yang diambil: KFC akan melaporkan permasalahannya kepada Bursa
Efek Indonesia (BEI) selaku regulator pasar modal Tanah Air, selain meminta
perlindungan. Manajemen PT. Fastfood Indonesia akan Menindak lanjuti
permasalahan ini dengan prinsipal internasional, yakni Yum! Restaurants
International, mengingat untuk bisa melepas 40% saham miliknya melalui
kemitraan perlu waktu cukup lama. Setelah itu, pihaknya juga berharap bisa
berdiskusi langsung dengan Kementerian Perdagangan.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan baru saja menerbitkan Permendag No
7 Tahun 2013 yang dimaksudkan untuk mendorong pengembangan Usaha Kecil
dan Menengah (UKM) di Indonesia. Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan,
mengungkapkan, akan terus melakukan penertiban sesuai ketentuan berlaku
sehingga dapat menciptakan lingkungan usaha dengan sistem waralaba yang lebih
kondusif. Apalagi, pengaturan ini juga dilatarbelakangi oleh makin
berkembangnya waralaba jenis usaha makanan dan minuman yang cukup
siginifikan.
▪ Economic
a. Opportunity
▪ Pertumbuhan Ekonomi Kelas Menengah Sebesar 7 juta per Tahun
Bank Dunia menilai pertumbuhan kelas menengah di Indonesia sangat cepat.
Setiap tahun kelas menengah tumbuh 7 juta. Pertumbuhan tersebut menyebabkan
melonjaknya konsumsi. Potensi dari kalangan menengah ini kemudian
mendorong KFC untuk mengembangkan usahanya dengan membuka cabangnya
tidak hanya di pusatpusat keramaian, maun juga di area lain seperti di rumah sakit
atau pinggir jalan utama kota. Penjualan dari usaha di area-area tersebut terbukti
meningkat tajam.
b. Threat
▪ Persaingan bisnis yang semakin ketat karena banyaknya jumlah pesaing
(kompetitor).
Jumlah restoran cepat saji yang sangat banyak di Indonesia merupakan ancaman
ekonomi secara langsung terhadap penjualan KFC. Bisnis yang dijalankan secara
biasa tanpa inovasi tidak akan meningkatkan penjualan secara signifikan. Pesaing
utama KFC adalah McDonald’s, Wendy’s, Pizza Hut, Burger King, dan AW.
Respon KFC : Strategi KFC yang mendongkrak penjualan secara signifikan yang
sampai saat ini belum tersaingi oleh kompetitor adalah penjualan produk yang
digabung dengan penjualan CD musik (bundling CD). Inovasi penjualan ini
dimulai pada tahun 2006 dengan meluncurkan progra“KFC Music Hit List”.
Program ini awalnya menggandeng band-band indie dan rata-rata penjualan CD
per bulan selama tahun 2006-2009 sebesar 400.000 keping. Sejak 2010, dengan
bergabungnya artis-artis besar seperti Agnes Monica dan Cinta Laura, penjualan
CD per bulan bisa mencapai 600.000 keping. Menurut keterangan GM Business
Development PT. Fastfood Indonesia Tbk, Gandhi Lie, bundling CD memberikan
andil sebesar 7%-10% terhadap total penjualan.
▪ Inflasi
Setiap tahun Indonesia mengalami inflasi. Berdasarkan data dari website
Badan Pusat Statistik, inflasi tahun 2010, 2011, dan 2012 adalah 6,96%; 3,79%;
dan 4,3%. Kenaikan harga bahan-bahan produksi ini merupakan ancaman
terhadap KFC karena akan mempengaruhi besarnya biaya produksi yang akan
menentukan besarnya laba.
Solusi yang diambil KFC adalah dengan menaikkan harga produknya. Namun
rentang waktu kenaikan harga diatur sedemikian rupa sehingga tidak menjadikan
perubahan harga itu menjadi pengganggu image KFC dalam persaingan harga
dengan kompetitor.
▪ Social
a. Opportunity
▪ Program Go Organic 2010 oleh Kementerian Pertanian.
Kementerian Pertanian mencanangkan program “Go Organic 2010” untuk
mengembalikan pola konsumsi masyarakat Indonesia atas komoditi hasil-hasil
pertanian yang tidak menggunakan pupuk buatan dan pestisida sehingga lebih
ramah lingkungan dan aman untuk dikonsumsi. Program ini akhirnya
meningkatkan produksi dan pemasaran produk pertanian organik di Indonesia.
Hal ini menyebabkan masyarakat lebih peduli dengan konsumsi makanannya
dengan memilih makanan organik. Data Pertanian Sehat Indonesia (PSI)
menunjukkan kenaikan kebutuhan pasar akan beras organik sebesar 107% selama
kurun waktu 2005-2009. Kebutuhan beras organik tahun 2005 sebesar 550.300
kuintal menjadi 1.141.102 kuintal di tahun 2009.
Respon KFC : KFC membuat program “KFC Go To Organic 2010” dengan
memberikan pilihan nasi organik kepada konsumennya. Nasi organik tersebut
berasal dari beras organik premium RI-1. Secara tidak langsung, KFC sebenarnya
turut membantu meningkatkan taraf hidup petani lokal Indonesia dan membantu
swasembada pangan untuk menghasilkan beras nasional Tahun 2013 juga
direncanakan oleh KFC untuk menyajikan ayam organik bagi pelanggan.
▪ Technology
a. Opportunity
▪ Jumlah Transaksi Online Rata-rata Naik 30% per Tahun
Perkembangan E-Commerce. Dengan Kemajuan Teknologi internet masa kini,
Perusahaan dapat melakukan penjualan online (e-commerce) sehingga
memberikan kemudahan bagi pelanggan dan juga menambah feature-feature
dalam pelayanan. KFC bisa dipesan secara On-line di
www.pesankfc.com
▪ Environment
▪ Bahan kemasan KFC
GREENPEACE meluncurkan laporan yang menunjukkan, KFC menggunakan
produk kemasan dari hutan alam, dipasok oleh Asia Pulp and Paper (APP). Uji
forensik di tiga pasar yaitu Inggris, China, dan Indonesia, membuktikan ada serat
kayu alam pada sejumlah kemasan KFC, termasuk kemasan bucket ayam.
Beberapa kemasan mengandung lebih dari 50 persen serat kayu alam. Kemasan-
kemasan ini dari produk kertas APP, yang bersumber dari penggundulan hutan
hujan dan baru-baru ini terbukti menggunakan kayu ramin, spesies kayu
dilindungi, di areal pabrik mereka di Sumatera. Greenpeace menyerukan kepada
KFC, dan Yum! Brands untuk segera memutus kontrak dengan APP sampai
mereka benar-benar berhenti merusak hutan hujan. KFC harus menerapkan
kebijakan baru untuk menghindari rantai pasokan mereka dari deforestasi.
Tindak lanjut: Kentucky Fried Chicken (KFC) Indonesia menyatakan sangat
peduli terhadap lingkungan. Produk penyajian yang mereka pakai dipastikan
meninggalkan jejak kerusakan lingkungan yang sangat minimal. Pihak KFC
Indonesia, sejak tanggal 18 Juni 2012 mencoba menghubungi pihak Greenpeace
Indonesia untuk melakukan klarifikasi. Pada tanggal 21 Juni 2012, telah terjadi
pertemuan antara Pimpinan Greenpeace Indonesia yang diwakili oleh Ibu Nur
Hidayati (Indonesia Country Representative) dan Bapak Zulfahmi (Forest
Campaigner Team Leader) dan tim, dengan Pimpinan KFC Indonesia yang
diwakili oleh Bapak Juwono (Direktur), Bapak Maman Sudarisman (PR Manager)
dan tim. Hasil pertemuan tersebut menghasilkan nota kesepahaman kedua belah
pihak, bahwa pihak Greenpeace Indonesia memahami sebagai perusahaan cepat
saji terbesar di Indonesia, KFC Indonesia peduli terhadap lingkungan yang
diwujudkan melalui program KFC Green Action yg meliputi 3 Pilar Pokok.
Menurut KFC pihaknya peduli organik. KFC telah memberdayakan petani untuk
menanam padi organik yang bebas kimia dan sehat. Hasil panen petani organik
dapat dijual ke KFC di atas harga pasar (Lestari Tanah Sejahtera Petani Kecil).
KFC juga mengaku telah berusaha keras meminimalkan penggunaan barang-
barang yang sekali pakai dan menggunakan packaging yang dapat di daur ulang
(recycleable). Contohnya, KFC Indonesia masih menggunakan piring keramik
(minimum wastage) Tidak menggunakan stereofoam Biodiesel, pengolahan
minyak bekas menjadi bahan bakar ramah lingkungan. KFC juga menyebut telah
membantu program pemerintah dalam menghijaukan masyarakat perkotaan dan
daerah kritis. Contoh penanaman 1000 Pohon Ketapang di Pantai Padang pada
tahun 2011. Sejak 2008 telah menanam 1 Juta bibit pohon yang didistribusikan
melalui program Chaki Peduli Lingkungan dan CSR Lingkungan.
E. Matriks EFE
MATRIKS EVALUASI FAKTOR EKSTERNAL (EFE) KFC
FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL UTAMA BOBOT PERINGKAT SKOR BOBOT
PELUANG
1 Stabilitas Politik Indonesia 0,05 1 0,05
2 Program swasembada daging ayam berdasarkan RPJMN tahap 2 Tahun 2010-2014 0,06 1 0,06
3 Pertumbuhan ekonomi kelas menengah sebesar tujuh juta per tahun 0,09 4 0,36
4 Tren peningkatan konsumsi ayam di Indonesia ratarata 15% per tahun 0,07 3 0,21
5 Tren kearah gaya hidup yang konsumtif 0,06 4 0,24
6 Program Kementerian Pertanian "Go Organic 2010" 0,05 3 0,15
7 Jumlah transaksi online naik rata-rata 30% per tahun 0,06 3 0,18
ANCAMAN
8 Pembatasan jumlah outlet berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 07/M-DAG/PER/2/2013 0,10 2 0,2
9 Tuntutan masyarakat atas kehalalan dan mutu produk 0,08 4 0,32
10 Persaingan bisnis yang semakin ketat karena banyaknya pesaing 0,10 4 0,4
11 Tingkat inflasi rata-rata 5% untuk tiga tahun terakhir 0,06 3 0,18
12 Demo untuk memboikot produk-produk AS 0,03 1 0,03
13 Tren masyarakat kearah pola makan sehat 0,06 2 0,12
14 Pemanfaatan teknologi oleh kompetitor 0,07 4 0,28
15 Klaim Greenpeace bahwa bahan kemasan KFC mengandung 50% serat kayu alam 0,06 2 0,12
F. Kesimpulan
Dari Matriks EFE diatas, faktor terpenting bagi KFC Indonesia dalam
menjalankan bisnis adalah “pembatasan jumlah outlet” dan “persaingan bisnis”,
karena kedua hal ini secara langsung mempengaruhi strategi bisnis KFC
Indonesia untuk meningkatkan penjualan produknya. Pembatasan outlet akan
mempengaruhi omset KFC Indonesia secara signifikan. Persaingan bisnis akan
menentukan inovasi yang diambil KFC Indonesia dalam merebut pangsa pasar
dari tangan kompetitor. Secara umum, KFC Indonesia menunjukkan respon yang
baik dalam menangkap peluang dan menghindari ancaman. Skor 2,9 (diatas rata-
rata 2,5) bisa dijadikan dasar bahwa bisnis yang dijalankan oleh KFC Indonesia
cukup berhasil, terbukti dengan penguasaan pangsa pasar yang mencapai 51%
sejak tahun 2011.