Anda di halaman 1dari 1

Kasus Mulyana W Kusuma

Kasus Mulyana W Kusuma terjadi pada tahun 2004. Dimana Mulyana W Kusuma adalah salah
satu anggota KPU yang diduga menyuap salah satu anggota BPK yang saat itu sedang melakukan
audit keuangan terkait dengan pengadaan logistik pemilu. Setelah dilakukan pemeriksaan, badan
dan BPK meminta penyempurnaan laporan dan setelah dilakukan penyempurnaan laporan, laporan
tersebut ternyata lebih baik dari yang sebelumnya, namun masih ada kekurangan yaitu pada
teknologi informasi. Untuk itu desepakati bahwa laporan tersebut akan diperiksa kembali satu bulan
kemudian. Setelah satu bulan ternyata laporan tersebut belum selesai dan mereka sepakat untuk
diberi waktu tambahan. Disaat inilah, terdengar kabar bahwa Mulyana W Kusuma ditangkap
dengan tuduhan telah melakukan penyuapan kepada salah satu anggota BPK yang bernama Salman
Khairiansyah.
Jika kasus tersebut dikaitkan dengan tiga teori etika yaitu :
1.Teori Egoism
Apa yang dilakukan Salman yaitu mengadakan pertemuan secara pribadi dengan Mulyana dengan
tujuan untuk mengungkap korupsi pengadaan logistik pemilu, jika dinilai berdasarkan teori egoism,
tindakan Salman dapat dibenarkan. Karena tentunya Salman melakukan hal tersebut untuk
mendukung pekerjaannya. Meskipun sebenarnya cara Salman tersebut sudah melanggar kode etik
seorang auditor.
2.Teori Utilitarianism
Sedangkan jika dinilai berdasarkan teori utilitarianism, apa yang dilakukan Salman juga bisa
dibenarkan. Karena dari tindakan Salman tersebut, masyarakat menjadi tahu masalah korupsi yang
terjadi di dalam KPU terkait pengadaan logistik pemilu. Sebagaimana yang dijelaskan bahwa ada
sebagian pihak yang tidak setuju dengan cara yang dilakukan oleh Salman.
3.Teori Deontology
Jika berdasarkan teori deontology, apa yang dilakukan Salman tidak dapat dibenarkan. Karena
meskipun tujuannya baik, namun cara yang dilakukan oleh Salman untuk mencapai tujuan tersebut
tidak benar. Karena tanpa harus melakukan cara cara yang tidak benar, Salman pasti juga dapat
membuktikan korupsi yang terjadi di dalam KPU terkait pengadaan logistik pemilu.
Dari ketiga teori tersebut, kelompok kami memilih teori deontology. Karena jika dikaitkan
dengan etika seorang akuntan, cara cara yang dilakukan jelas tidak benar dan melanggar kode etik
akuntan. Karena selama

Anda mungkin juga menyukai