Anda di halaman 1dari 30

LABA, PENDAPATAN DAN BEBAN

TEORI AKUNTANSI
Modul 5 (lima)
LABA, PENDAPATAN DAN BEBAN
Pendapatan/revenue adalah arus kas masuk yang
disebabkan pertukaran barang dan jasa yang dibebankan
kepada pembeli.
Biaya/expense adalah arus keluar aktiva, pengunaan
aktiva atau kombinasi keduanya yang disebabkan oleh
aktifitas utama perusahaan
Laba/Income adalah perubahan dalam ekuitas (net
asset) dari suatu entitas yang diakibatkan oleh transaksi
dan kejadian atau peristiwa yang berasal bukan dari
pemilik
Kegiatan Belajar 1
Laba

A. KONSEP LABA
Pengukuran laba sangat penting dalam pengukuran kinerja
perusahaan. Alasan berbisnis tentu saja karena alasan
ekonomis. Dalam masyarakat, pengukuran laba diliat dari
berbagai sisi yakni:
1. Laba menurut ilmu ekonomi
2. Laba menurut pajak
3. Laba menurut akuntansi
4. Laba menurut perhitungan zakat

Perbedaan ini karena alasan:


1. Benda atau produk dan jasa yang akan dinilai (biaya
historis, biaya ganti, biaya realisasi, present value)
2. Unit ukur (unit ukur uang atau ukuran kemampuan tenaga
beli)
Perbedaan persepsi konsep laba (sofyan harahap, 2010) mengenai:
1. Agio sebagai laba
Selisih lebih atas penjualan aset berharga (emas, surat berharga
dan setaranya) dari saat perolehannya
2. Agio dicantumkan terpisah karena bukan modal saham
Pemisahan agio untuk mempertegas modal awal yang dimiliki dan
kinerja saham
3. Agio boleh dibagikan sebagai deviden dari agio saham
Karena agio adalah laba maka boleh pengakuan atas pembagian laba
dari agio
‘4. Agio boleh langsung dikantongi oleh emiten
Bermakna dapat ditarik langsung oleh emiten, tapi penarikan ini akan
mengembalikan ke posisi nilai saham awal sebelum kenaikan. Nilai
akhir saham karena kenaikan menjadi absurd
B. LABA EKONOMI (ECONOMIC INCOME)

3 TAHAP SIFAT LABA (FISCHER, LINDAHL DAN HICK):


1. Phyisical Income
yakni konsumen barang dan jasa pribadi yeng memperoleh
kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan, laba ini tidak dapat
diukur
2. Real Income
ungkapan kejadian yang memberikan peningkatan terhadap
kesenangan fisik. Kesenangan fisik diukur dari uang yang
dikeluarkan
3. Money Income
Hasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk konsumsi dalam
memenuhi kebutuhan hidup
Konsep capital maintenance
Laba diakui ketika modal masih ada (capital maintenaned
atau retur on capital) atau biaya yang teleh terpenuhi
(cost recovery) atau pengembalian modal (return of
capital)
4 konsep dalam Capital Maintenance
1. Money Maintenance yakni financial capital yang diukur
menurut unit uang
2. General purcahasing power money maintenance yakni
financial capital yang diukur kekuatan daya beli.
3. Productive capacity maitenance yakni physical capital
yang diukur menurut konsep uang. Jumalh biaya pada
kapasitas produksi harus sama dengan nilai kapasitas
produksi saat ini (current value accounting)
Current value (nilai sekarang ) diukur dengan metode:
a. Capitalization atau Present Value Method yakni jumlah bersih arus
kas masuk dikurang arus kas keluar yang diharapkan terima selama
umur ekonomi yang didiskontokan pada saat sekarang.
b. Current Entry Price yakni jumlah kas atau aktiva lainnya yang
dibutuhkan untuk mendapatkan aktiva sejenis atau yang sama.
Konsep ini sama dengan replacement cost used (berdasarkan
perbandingn barang bekas/pengganti) dan reproduction cost
(berdasarkan perbandingan biaya yg dikeluarkan untuk produksi
baru saat ini)
C. Current exit price (net realizable value) yakni kas yang diterima
atau utang yang yang dianggap lunas apabila aset tersebut dijual
4. General Purchasing Power Productive Capacity Maintenance yakni
physical capital yang diukur denbgan kapasitas prroduktif dari
kapasitas produksi
C. LABA AKUNTANSI DAN MONEY INCOME

Accounting income/laba akuntansi adalah selisih antara pendapatan


perusahaan dikurangi biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan tersebut
Money income adalah nilai nominal laba yang diperoleh sebsar uang fisik
yang diterima dengan mengabaikan inflasi, purchasing power dan nilai
intrinsik lainnya.

Money income terabaikan karena transaksi yang masih dalam


penyelesaian lebih lanjut seperti piutang, pembelian kredit dan lain-
lain. Faktor kepastian dan ketidak pastian menyebabkan perbedaan
konsep laba akuntansi dan money income (vernom kam, 1986)
FASB 157 menggunakan fair value dalam perhitungan laba yakni:
1. Modal (capital)
modal adalah aktiva bersih. Laba akan menaikkan modal. Laba adalah
arus masuk kekayaan sedangkan modal adalah simpanan kekayaan
2. Replacement Cost Income
a. Current operating profit: yang dihitung dari penguarangan biaya
pengganti/replacement cost dari penghasilan
b. Realized holding gain and loss yang dihitung perbedaan antara
replacement cost dari barang yang dijual dengan biaya historis
dari barang yang sama. Laba rugi dapat dibagi 2 yakni:
1) yang direalisasi dan accrued selama periode tersebut
2) yang direalisasi pada periode itu, tetapi accrued pada periode
sebelumnya
Accounting Income dapat dirumuskan sebagai berikut (Belkoui):
Pa = X + Y + Z
Dimana:
Pa = Accounting Income
X = Current Operating Profit
Y = Realisasi dan Accrued holding gain pada periode itu
Z = Realisasi holding gain pada periode itu, tetapi accrued pada periode
sebelumnya

Money Income dapat dihitung sebagai berikut:


Pm = Pa – Z + W
Pm = Money Income
Z = Realisasi holding gain pada periode itu, tetapi accrued pada periode
sebelumnya
W = Holding gain and loss yang belum terealisasi
D. Realisasi Perhitungan Laba

Untuk ilustrasi perbedaan 4 konsep laba maka lihatlah soal berikut:


Pada 01 JANUARI 2000, PT Kusuma & Sons memiliki kekayaan sebesar Rp 10.000,-.
Pada 31 desember 2000 kekayaan meningkat menjadi Rp 15.000,-. Kapasitas
produksi diperlukan biaya sebesar Rp 12.500,- dan tingkat harga umum naik 10%
1 Money Maintenance:
Net Asset 31 Desember 2000 Rp 15.000
Net Asset 01 Januari 2000 Rp 10.000
Laba Rp 5.000

2. GPP-Money Maintenance:
Net Asset 31 Desember 2000 Rp 15.000
Net Asset 01 Januari 2000:
Rp 10.000
Penyesuaian GPL:
10%xRp 10.000= Rp 1.000 Rp 11.000
Laba Rp 4.000
Untuk ilustrasi perbedaan 4 konsep laba maka lihatlah soal berikut:
Pada 01 JANUARI 2000, PT Kusuma & Sons memiliki kekayaan sebesar Rp 10.000,-.
Pada 31 desember 2000 kekayaan meningkat menjadi Rp 15.000,-. Kapasitas
produksi diperlukan biaya sebesar Rp 12.500,- dan tingkat harga umum naik 10%
3. PRODUCTIVE Capacity Maintenance:
Net Asset 31 Desember 2000 Rp 15.000
biaya mempertahankan
kapasitas produksi Rp 12.500
Laba Rp 2.500

4. Productive Capacity Maintenance:


Net Asset 31 Desember 2000 Rp 15.000
biaya mempertahankan
kapasitas produksi
Rp 12.500
Penyesuaian GPL
10%xRp 12.500= Rp 1.250 Rp 13.750
Laba Rp 1.250
E. Laba Menurut Konsep Akuntansi
(Accounting Income)

4 pandangan dalam konsep perhitungan laba:


1. Pemikiran klasik berdasar postulat unit of measure dan historical
cost
2. Pemikiran neo klasik berdasar postulat general price level dan
historical price atau dikenal general price level adjusted historical
cost accounting (GPLA Historical Acounting) dan perhitungan
laba disebut GPLA Accounting Income
3. Pemikiran radikal yang berdasar nilai sekarang/present value,
dikenal dengan konsep current value accounting dan perhitungan
labanya disebut currency Income
4. Pemikiran radikal yang berdasar nilai sekarang/present value
tetapi diseseuaikan dengan perubahan tingkat harga umum yang
disebut dengan GPLA Current Value Accounting dan perhitungan
labanya disebut Adjusted Current Income
5 sifat dalam defenisi laba (Belkaoui):
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-
benar terjadi
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodik laba
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue
4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan biaya historis
5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching
concept yakni pendapatan dikurang biaya pada periode
yang sama
Most menambahkan ciri-ciri laba akuntansi sebagai berikut:
1. Laba akuntansi menggunakan konsep periodik
2. Laba akuntansi tidak hanya transaksi dan termasuk
seluruh nilai fenomena dan periode dapat diukur
3. Laba akuntansi mengijinkan agregasi ke dalam kategori
berupa input dan output
4. Sehingga perbandingan output dan input akan
menghasilkan nilai sisa
5. Sehingga para pemakai dapat menggunakan untuk
berbagai tujuan
Konsep laba menurut Hendriksen (1992)

Konsep laba Perhitungan Laba Penerima Informasi


Value Added/Nilai Tambah Harga jual produksi dan jasa Pegawai, pemilik, kreditur dan
perusahaan dikurangi harga pemerintah
pokok barang dan jasa yang
dijual
Laba Bersih Kelebihan hasil (revenue) dari Pemegang saham, pemegang
Perusahaan/Enterprise Net biaya seluruh pendapatan (gain) obligasi dan pemerintah
Income dan rugi. Biaya tidaka termasuk
bunga, pajak dan bagi hasil
Laba Bersih Bagi Investor Sama seperti enterprise net Pemegang saham, pemegang
income, tetapi setelah dikurangi obligasi dan kreditur jangka
pajak penghasilan panjang

Laba Bersih Bagi Pemegang Laba bersih kepada pemegang Pemegang saham biasa
Saham Residual (Residual saham dikurangi deviden saham (sekarang dan yang potensial
Equity Holders) preferen prioritas pembayaran tidak
terpenuhi)
Kegiatan Belajar 2

Pendapatan dan Beban

A.Pendapatan

Pendapatan adalah hasil dari kegiatan operasional perusahaan. Masalah


dalam pendapatan adalah sifat, pengukuran dan waktu pendapatan

1.Sifat Pendapatan
Pendapatan/revenue adalah arus masuk aktiva sebagai hasil penjualan barang
atau jasa, pendapatan adalah arus masuk atau penambahan lainnya pada
aktiva suatu satuan usaha dan atau penyelesaian-penyelesaian kewajibannya
dari pengiriman atau produksi barang , pemberian jasa atau kegiatan lain yang
merupakan kegiatan utama atau pusat dari satuan usaha yang
berkesinambungan.
2. Komponen yang termasuk pendapatan
• Penjualan terdiri dari kegiatan yang menghasilkan kekayaan dan transfer
kekayaan dari keadaan yang tidak direncanakan (Hendriksen)
• APB no 4 menyatakan bahwa selain penjualan produk dan jasa, terdapat
penjualan sumber daya selain produk, seperti pabrik, peralatan dan investasi
• “arus penyelesaian” merupakan sumber utama pendapatan, keseluruhan
barang dan jasa yang disediakan perusahaan tanpa memperhatikan jumlah
relatif dari pos-pos tertentu harus termasuk dalam pendpatan (Patoe dan
Litleton)
• FASB membedakan pendapatan dan keuntungan dari penjualan sumber daya
dalam transaski insidentil. Pembedaan ini penting untuk tujuan penyajian agar
pembaca mengetahuinya
• Dalam kasus hibah, dicatat dalam pendapatan jika pembayaran untuk jasa
khusus, sedangkan bantuan modal permanen seperti bangunan dianggap
sebagai keuntungan yang menambah langsung ekuitas
2. Pengukuran pendapatan
• Pendapatan paling baik diukur dengan niulai pertukaran produk atau jasa
perusahaan
• Nilai pertukaran sebesar ekuivalen kas atau preset value yang didiskontokan
dari klaim uang yang diterima.
• Perbedaan nilai waktu uang akan menyebabkan perbedaan walau nominal yang
diterima sama
• Biaya dapat dioffsetkan terhadap penjualan untuk memperoleh hasil bersih
• Retur harus dikurangkan dari penjualan/pengurang penjualan.
• Potongan tunai diberikan sebagian untuk nilai uang yang diterima dalam
periode diskon dengan nilai uang yang didiskontokan sekarang yang akan
diterima dalam jangka kredit yang diberikan
• Potongan tunai diabaikan dengan alasan pragmatis seperti, nilai yang tidak
signifikan terhadap penjualan, bunga yg terabaikan krn tidak signifikan
terhadap penjualan, bunga yg didskontokan cenderung diabaikan jika tidak
signifikan, pengakuan dan pelaporan dan penjualan hrs memberi informasi
yang dapat diandalkan dan relevan
Alternatif pengakuan pendapatan menurut IAI dalam SAK:
a. Penjualan barang
1. Perusahaan telah memindahkan seluruh resiko dan manfaat
secara signifikan kepada pembeli
2. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian
efektif atas barang-barang yang sudah terjual
3. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal
4. Manfaat ekonomi dari transaksi telah berpindah ke pembeli
5. Biaya yang terjadi dan biaya yang akan terjadi dapat diukur
dengan andal
b. Penjualan jasa
1. Jumlah penghasilan dapat dikur dengan andal
2. Besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh penjual jasa
3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi dapat diukur dengan
andal
4. Biaya transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi dapat
diukur dengan dengan andal
Alternatif pengakuan pendapatan menurut IAI dalam SAK:
c. Bunga, royalti dan deviden
1. Bunga diukur atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan waktu hasil
efektif aktiva tersebut
2. Royalti diakui atas dasar aktual yakni perjanjian/kontrak
3. Dalam metode biaya/cost, deviden tunai diakui ketika hak penerima telah
ditetapkan pemberi deviden
Pengakuan keuntungan diakui dengan konsep realisasi, yakni pengakuan sampai
pertukaran atau penjualan terjadi
d. Pelaporan pendapatan selama produksi
Pendapatan diakui atas dara kontrak/perjanjian yang telah dibuat sebelumnya.
Untuk kontak jangka panjang disesuaikan dengan metode prosentasi
penyelesaian.
e. Pelaporan pendapatan pada Penyelesaian Produksi
Produk yang telah selesai maka biaya produksi dapat diukur dengan tepat,
tetapi harga pasar dan biaya penjualan harus dapat diestimasi denga tepat
Alternatif pengakuan pendapatan menurut IAI dalam SAK:
f. Pelaporan pendapatan pada Saat Penjualan
Nilai penyerahan diakui sebagai pendapatan tetapi ketidak pastian karena retur
dan pelanggaran perjanjian harus menjadi perhatian dalam mengestimasi
penjualan
g. Pelaporan pendapatan setelah Penjualan
Penangguhan pelaporan pendapatan dapat diakui jika memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1) Jika pengukuran penerimaan aktiva tidak mungki diukur dengan ketepatan
yang wajar
2) Beban tambahan secara material berhubungan langsung dengan transaksi
penjualan dapat diukur dengan andal
Penjualan dengan Perlindungan (Recourse), FASB menyatakan bahwa jika ada
resiko pengembalian atas penjualan maka pendapatan tidak boleh diakui, kecuali
karena kondisi tertentu
Alternatif pengakuan pendapatan menurut IAI dalam SAK:
Kondisi pengakuan pendapatan ketika kondisi resiko pengembalian aktiva yakni:
1. Harga penjual kepada pembeli sebagian besar dapat ditentukan pada tanggal
penjualan
2. Pembeli telah membayar atau pembeli wajib membayar penjual dan tidak
bergantung pada penjualan kembali produk
3. Kewajiban pembali tidak berubah pada kondisi pencurian atau cacat fisik pada
produk
4. Pembeli yang menjual produk telah berpisah secara sah terhadap penjual yang
menyediakan barang
5. Penjual tidak mempunyai kewajiban yang signifikan untuk kinerja dimasa yang
akan datang yang secara langsung menyebabkan dijualnya kembali produk yang
dibeli
6. Jumlah pengembalian masa datang secara layak dapat diestimasikan
Penjualan cicilan yang ditangguhkan terjadi pada kondisi penagihan yang
meragukan , beresiko dan beban penagihan besar.
B. Beban dan Kerugian

• Beban adalah arus keluar dari pengorbanan sumber daya


dalam rangka pemerolehan pendapatan.
• Tidak semua arus keluar adalan beban, penggunaan barang
dan jasa dalam memeroleh pendapatan memberi garis tegas
atas beban
• Beban yang terjadi dalam penyelesaian produk dimasukke
kan dalam barang dalam proses. Untuk biaya yang
dikeluarkan atas biaya produk dan belum ditransfer kepada
pihak lain maka dikategorikan dalam produk jadi
1. Komponen yang termasuk dalam beban
• Beban diakui pada transaksi utama perusahaan
• Pengeluaran dalam penjualan yang bersifat insidentil
dicatat sebagai kerugian
• Retur, potongan penjualan dan kerugian piutang tidak
tertagih diperlakukan sebagai pengurang pendapatan
kotor
2. Pengukuran Beban
Berdasarkan biaya historis, pengukuran sekarang (current
price), seperti biaya penggantian dan biaya kesempatan
dari ekuivalen kas saat ini
3. Pengakuan Beban
Terjadi ketika barang dan jasa dikonsumsi atau digunakan
dalam proses perolehan pendapatan. Waktu kejadian
menjadi perhatian dalam pencatatan

Beban harus dilaporkan ketika ada penurunan nilai atau jika


tidak tampak keuantungan atau nilai yang akan diterima di
masa yang akan datang

Matching concept/Penandingan yakni beban yang terjadi


diikuti pendapatan yang akan timbul

Pendekatan Aktiva/kewajiban yakni penentuan suatu


peristiwa apakah menjadi pengurang aktiva atau beban
menjadi tahap yang penting
4. Pelaporan Beban
Klasifikasi beban, sebagai penjualan, administrasi atau
harga pokok berguna untuk tujuan analitis seperti
penetapan tanggungjawab fungsional.
Pada laporan laba inklusif tidak ada keperluan dalam
perbedaan klasifikasi biaya. Karena pemakai adalah pihak
eksternal dan lebih fokus pada klasifikasi laba

Anda mungkin juga menyukai