Aer Lingus Holidays (ALH) merupakan hasil merger dari 5 perusahaan penyedia jasa
liburan ke luar negeri yang dimiliki oleh perusahaan induknya yaitu Aer Lingus.
Tujuan merger ini adalah untuk mengurangi biaya operasi, meningkatkan bargaining
power dengan supplier melalui peningkatan skala operasi, dan memperkuat posisi
ALH di pasar.
Kompetisi industri penyedia tur seperti ALH di Irlandia sangat ketat. Namun, ALH
berhasil menjadi salah satu perusahaan teratas dan mengaku menguasai 25% pangsa
pasar. ALH melaporan keadaan keuangan yang menguntungkan atau paling tidak
break-even tiap tahunnya. Pada pertengahan 1989, ALH mengaku tidak mampu
membayar pesawat yang disewanya dari perusahaan induk Hal ini membuat Aer
Lingus mencurigai adanya kesalahan pada aktivitas operasional Aer Lingus Holidays.
Aer Lingus kemudian menyewa perusahaan akuntan untuk melakukan audit pada
pembukuan dan investigasi menyeluruh pada operasi ALH. Mereka menemukan
adanya penyimpangan pada akun perusahaan, pemalsuan akun secara sistematis dan
pelaporan biaya yang terlalu rendah. Mereka juga menemukan bahwa pembukuan
telah dipalsukan untuk menutupi kerugian operasi sebesar 7.3 juta poundsterling
selama 5 tahun terakhir.