Anda di halaman 1dari 22

Riwayat Hidup Lengkap Nabi

Muhammad Saw

Nabi Muhammad s.a.w. adalah anak Abdullah bin Abdul Muttalib. ibunya bernama Aminah
binti Wahab. Kedua orang tuanya itu berasal dari suku Quraisy yang terpandang dan mulia.
Nabi Muhammad s.a.w. lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah (atau, 20 April
571 Masehi). Dinamakan tahun Gajah, karena ketika beliau lahir, kota Makkah diserbu oleh
Raja Brahah dan tentaranya dari negeri Habasyah dengan menunggang gajah. Mereka hendak
menghancurkan Ka’bah karena iri hati terhadapnya. Tetapi Allah melindungi bangunan suci
itu dan seluruh penduduk Makkah, dengan menjatuhkan batu-batu Sijjil (dari neraka) yang
amat panas kepada tentara itu. Maka binasalah mereka semuanya.

Ketika Nabi Muhammad s.a.w. masih. di dalam kandungan ibunya, Abdullah, ayahnya, pergi
ke negeri Syam (Siria) untuk berdagang. Tetapi, sepulang dari sana, ketika sampai di kota
Madinah, ia menderita sakit dan wafat dalam usia 18 tahun. Abdullah dimakamkan di kota
Madinah. Maka, Nabi Muhammad s.a.w. dilahirkan ke dunia dalam keadaan yatim, di
tengah-tengah masyarakat jahiliyah penyembah berhala, penindas kaum lemah, perampas hak
orang, dan bahkan membunuh kaum wanita.

HALIMAH AS-SA’DIYAH MENJADI IBU SUSU NABI

Sudah menjadi adat bangsa Arab ketika itu, bahwa bayi seseorang disusukan kepada wanita
lain. Begitu pula halnya Nabi Muhammad s.a.w. Beliau disusukan kepada seorang wanita
dusun bernama Halimah as-Sa’diyah. Empat tahun lamanya beliau tinggal di dusun Bani
Sa’ad bersama ibu susunya itu. Selama memelihara Nabi Muhammad, keluarga Halimah as-
Sa’diyah memperoleh limpahan rezeki dari Allah SWT, sebagai berkah.

Menjelang usia lima tahun, Halimah as-Sa’diyah mengembalikan Nabi Muhammad s.a.w.
kepada ibunya; karena telah terjadi peristiwa atas anak asuhnya itu yang mencemaskan
hatinya. Ketika di dalam permainan bersama kawan-kawannya, Nabi Muhammad s.a.w. tiba-
tiba didatangi dua laki-laki berpakaian serba putih, membaringkannya, kemudian melakukan
sesuatu atas dada anak tersebut. Meskipun tidak sesuatu pun terjadi atas Nabi Muhammad
s.a.w. setelah peristiwa itu, namun Halimah as-Sa’diyah amat khawatir. Maka segera ia bawa
Nabi Muhammad s.a.w. kembali kepada keluarganya di Makkah.

DI BAWAH ASUHAN KAKEKNYA, ABDUL-MUTTALIB

Siti Aminah amat setia terhadap suaminya. Sering kali ia bersama anaknya pergi ke Madinah
untuk berziarah ke makam suaminya, sekaligus bersilaturrahmi kepada keluarganya, Bani
Najjar, di sana.

Suatu kali, dalam perjalanan pulang dari Madinah, seusai berziarah, Siti Aminah jatuh sakit
di desa Abwa’ (antara Makkah dan Madinah). Beberapa saat kemudian, ia wafat di sana,
meninggalkan Nabi Muhammad s.a.w. yang ketika itu barn berusia 6 tahun. Maka jadilah
Nabi Muhammad s.a.w. yatim-piatu.
Bersama Ummu Aiman, pembantunya, Nabi Muhammad s.a.w. kembali ke Makkah. Beliau
kemudian dipelihara oleh kakeknya, Abdul-Muttalib, hingga menjelang 9 tahun.

DI BAWAH ASUHAN PAMANNYA, ABU THALIB

Selama tiga tahun bersama kakeknya, Nabi Muhammad s.a.w. akhirnya dipelihara oleh
pamannya, Abu Thalib, karena kakeknya itu meninggal dunia. Abu Thalib adalah seorang
sesepuh kaum Quraisy yang disegani oleh kaumnya. Meskipun demikian, dia bukanlah
tergolong orang yang kaya. Abu Thalib hanyalah seorang pedagang biasa yang wring
merantau ke negeri Syam bersama serombongan kafilah dagangnya.

Ketika berusia 12 tahun, Nabi Muhammad s.a.w. diajak oleh pamannya itu pergi berdagang,
ke Syam. Sampai di suatu dusun perbatasan Syam, Abu Thalib bersama kemenakannya itu
singgah di rumah seorang pendeta Nasrani yang saleh, bernama Bahira. Dari kitab Taurat dan
Injil yang dipelajarinya, pendeta Bahira dapat mengetahui ciri-ciri kenabian yang ada pads
diri Nabi Muhammad yang masih kecil itu. Maka, dengan Berta-merta, pendeta Bahira
memberitahLikan hal itu kepada Abu Thalib seraya berkata: “Wahai saudaraku,
sesungguhnya anakmu ini adalah manusia pilihan Allah, calon pemimpin umat manusia di
clunia ini. Maka jagalah ia balk-balk. Bawalah ia kembali, sebab aku khawatir ia diganggu
oleh orang-orang Yahudi di negeri Syam. Bahkan, jika sekiranya kaum Yahudi itu
mengetahui bahwa ia adalah calon Rasul –Allah, maka tentulah ia akan membunuhnya.”
Maka pulanglah Abu Thalib ke Makkah bersama Nabi Muhammad s.a.w. sebelum mereka
sampai ke negeri Syam.

BERDAGANG KE NEGERI SYAM

Setelah Nabi Muhammad s.a.w. berusia hampir 25 tahun, Abu Thalib merasa bahwa
kemekanannya itu telah cukup dewasa. Maka dipanggilnya Nabi Muhammad, lalu
ditawarkanlah kepadanya suatu pekerjaan yang menguntungkan, seraya berkata: “Wahai
anakku, sesungguhnya kita bukanlah keluarga yang berkecukupan. Bahkan, kurasakan akhir-
akhir ini kebutuhan kita semakin sulit didapat. Alangkah baiknya jika engkau pergi kepada
Khadijah untuk meminta izinnya membawa barang-barang dagangannya ke negeri Syam.
Mudah-mudahan dari usaha itu engkau akan beroleh keuntungan yang besar.”

Nabi Muhammad s.a.w. menyetujui usul pamannya, sebab beliau memaklumi sepenuhnya
akan kesulitan yang dihadapi pamannya itu dalam menanggung beban belanja rumah
tangganya. Segera beliau pergi kepada Siti Khadijah untuk meminta izinnya
memperdagangkan barang-barangnya. Siti Khadijah adalah seorang janda kaya di Makkah. la
dikenal sebagai wanita Quraisy yang mulia karena keturunan dan akhlaknya. la adalah wanita
budiman, gemar membantu sesamanya, dan senantiasa menjaga kehormatan dirinya, sehingga
mendapat gelar At-Thahirah (Wanita Suci).

Menanggapi permohonan Nabi Muhammad s.a.w., Siti Khadijah tanpa pikir panjang
langsung menyambutnya dengan senang hati, karena ia telah cukup mengenal Nabi
Muhammad s.a.w. sebagai pemuda yang ramah , jujur, clan sopan-santun. Maka berangkatlah
Nabi Muhammad s.a.w. ke negeri Syam, ditemani oleh Maisarah, budak Siti Khadijah.
Pulang dari Syam, Nabi Muhammad memperoleh keuntungan amat besar, yang belum pernah
dicapai oleh para pedagang lain. Siti Khadijah amat kagum terhadap pemuda Muhammad.
Lebih-lebih ketika ia mendengar sendiri dari Maisarah, bagaimana agungnya perangai Nabi
Muhammad selama di perjalanan maupun ketika berdagang. Maka berubahlah rasakagum itu
menjadi rasa cinta.

PERKAWINAN NABI MUHAMMAD DENGAN SITI KHADIJAH

Hubungan perdagangan antara Nabi Muhammad s.a.w. dengan Siti Khadiiah akhirnya
diteruskan ke jenjang perkawinan. Rupanya, Allah SWT menghendaki demikian, karena ada
banyak hikmah di batik itu. Dalam suatu upacara yang sederhana, dilangsungkannya akad
nikah antara keduanya, suatu pernikahan yang telah menoreh lembaran sejarah Islam. Ketika
itu, Nabi Muhammad s.a.w. berusia 25 tahun, sementara Siti Khadijah telah berusia hampir
40 tahun. Perkawinan ini membuahkan empat anak putri dan dua orang putra, masing-masing
Zainab, Ruqayyah, Ummu Kaltsum, Fatimah, Qasim, dan Abdullah. Tetapi, atas kehendak
Allah SWT, kedua anak laki-laki beliau wafat ketika masih kanak-kanak.

MEMPEROLEH GELAR “AL-AMIN”

Ketika Nabi Muhammad berusia 35 tahun,di Makkah terjadi bencana banjir sehingga
merusakkan sebagian dinding Ka’bah. Setelah usai bencana, kaum Quraisy beramai-ramai
memperbaiki dinding Ka’bah yang runtuh itu. Pada saat pekerjaan telah selesai, clan tinggal
Hajar al-Aswad (batu hitam) yang mesti dikembalikan di tempatnya semula, terjadilah
perselisihan di antara mereka. Masing-masing suku ingin memperoleh kehormatan dengan
meletakkan Hajar al-Aswad itu di tempatnya. Hampir saja terjadi pertumpahan darah di
antara merreka. Tetapi, tiba-tiba salah seorang berkata: “Wahai kaumku, janganlah kalian
saling bermusuhan karena ini. Sebaiknya kita tunggu saja esok pagi, siapa yang pertama kali
datang ke pintu Masjid ini, dialah yang berhak mengambil keputusan.”

Pagi-pagi keesokan harinya, kaum Quraisy mendapati bahwa orang yang pertama kali masuk
ke pintu Masjid adalah Nabi Muhammad s.a.w. Maka bersoraklah mereka menyambutnya,
karena mereka yakin akan kejujuran pemuda Muhammad. Jadilah Nabi Muhammad s.a.w.
sebagai hakim yang memutuskan perkara Hajar al-Aswad itu.

Nabi Muhammad s.a.w. kemudian menggelarkan kain surbannya di atas tanah dan
meletakkan Hajar al-Aswad di atasnya. Lalu, kepada masing-maing kepala suku, beliau
memerintahkan untuk memegang tiap-tiap ujung kain itu dan mengangkatnya. Sampai diatas,
beliau lalu mengangkat batu suci dengan tangannya sendiri, dan meletakkannya di tempatnya
semula. Dengan cara itu, seluruh kaum Quraisy merasa puas, dan berseru: “Kami rela atas
keputusan yang dibuat oleh orang yang dipercaya ini!”

Sejak itu, Nabi Muhammad s.a.w. mendapat gelar “Al-Amin”, artinya “Yang Dipercaya”.

WAHYU YANG PERTAMA

Pada usia 40 tahun, Muhammad sering bertahanus di Goa Hira. yaitu mendekatkan diri
kepada Tuhan. Tepat pada tanggal 1-17 madhan datanglah Malaikat Jibril membawa wahyu
yang pertama. Mula-mula Muhammad ketakutan, tubuhnya gemetar melihat kedatangan
Malaikat Jibril. Jibril kemudian merangkulnya, ia makin ketakutan, tubuhnya menggigil.
Sesudah dilepas Jibril berkata : bacalah!”

“Aka tidak bisa membaca!”JawabMuhammad


Jawaban itu diulang hingga tiga kali. Akhirnya ia berkata kepada Jibril : “Apa yang kubaca?”

Kemudian Jibril membacakan suratt Al-Alaq dari ayat 1-5., Sesudah itu ia pulang ke rumah
dengan tubuh gemetar. la disambut Istrinya Khadijah yang sangat setia dan
memperhatikannya ia diselimuti oleh Khadijah dan dihibur degan kata-kata yang
menentramkan jiwanya.

lalu Khadijah pergi berkonsultasi dengan anak pamannya yang bernama Waraqah bin Naufal.
Warakah memberitahukan bahwa yang datang kepada Muhammad itu adalah Jibril yang
pernah datang kepada Musa. Jadi Muhammad akan diangkat menjadi seorang Nabi dan
Rasul.

WAHYU KEDUA

Sesudah wahyu yang pertama selama dua setengah tahun Rasulullah tidak mendapat wahyu
lagi. la kuatir akan terputus, maka nenyepi ke goa Hira’ lagi. Ketika la menengadah ke langit
tampaklah malaikat Jibril. la ketakutan dan segera pulang ke rumah. Minta kepada Hadijah
supaya diselimuti. Dalam keadaan berselimut itu datanglah malikat Jibril menyampaikan
wahyu kedua yang artinya:

“ hai orang yang berselimut! Bangunlah dan beri peringatan! Besarkanlah Nama Tuhanmu,
bersihkanlah pakaianmu dan jauhilah perbuatan Maksiat, janganlah kamu member karena
ingin memperoleh yang lebih banyak. Dan hendaklah kamu bersabar untuk memenuhi
perintah Tuhanmu.” (Al- Muddatstsir: 1-7)

Dengan demikian jelaslah sudah, bahwa Muhammad diperintahkan menyampaikan Risalah-


Nya. Yaitu menyembah Allah Yang Maha Esa.

DAKWAH SECARA SEMBUNYI-SEMBUNYI

Yang pertama kali diajak memeluk Islam adalah keluarganya sendin’dan oran–orang yang
dekat dengannya. Pertama yaitu istrinya Hadijah. Kedua Ali bin Abi Thalib, lalu Zaid bin
Haritsah. Setelah itu beliau mengajakteman akrabnya yaitu Abu Bakar Ash Shiddiq.

Dengan berimannya Abu Bakar, maka banyaklah orang-orang yang kemudian mengikutinya.
Antra lain: Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdurrahman bin
Auf, Thalhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidah, bin Jarrah, Arqam bin Abil Arqam. Fatimah bin
Khattab. Mereka Inilah yang disebut golongan terdahulu yang masuk Islam atau “As
Saabiqunal Awwalum”.

Mereka mendapat ajaran dan gemblengan keimanan dari Rasulullah di rumah Arqam bin Abil
Arqam.

MENYIARKAN AGAMA SECARA TERANG-TERANGAN

Tiga tahun menyiarkan agama Islam secara sembunyi-sembunyi . kini datanglah perintah
untuk berdakwah secara terang-terangan.

Namun sebagaimana nabi-nabi terdahulu, ajakannya ditolak oleh sebagian besar kaumnya.
Hanya sedikit yang mula-mula mau mangikuti ajaran Nabi Muhammad.Walau demikian
Muhammad tetap sabar dan terus melakukan dakwah dengan bijaksana. Orang-orang kafir
makin jengkel. Mereka mendatangi Abu Thalib, dan minta paman Nabi itu untuk
menghentikan kegiatan Nabi mengajak manusia kembali kejalan yang benar.

Tetapi apa jawab Nabi: “Demi Allah wahai paman, sekiranya mereka meletakkan matahari di
sebelah kananku, dan rembulan ditangan kiriku dengan maksud agar aku tinggalkan
pekerjaan ini (mengajak manusia pada agama Allah) sehingga agama ini tersiar (dimuka
bumi) atau aku akan binasa karenanya, namun aku tidak akan menghentikan pekerjaan ini.

Mendengar tekad keponakannya yang membaja itu, Abu Thalib berkata: “Pergilah dan
katakan apa yang kamu kehendaki, demi Allah tidak akan menyerahkan kamu karena suatu
alasan pun selama-lamanya”.

PENGANIAYAAN  TERHADAP RASULULLAH DAN PENGIKUTNYA

Melihat Rasulullah masih saja meneruskan dakwanya dan tarus menghina sesembahan
mereka berupa patung bodoh yang tak bisa gerak dan berbicara maka orang-orang kafir itu
mulai gatal. Terlebih setelah mereka amati makin banyak saja para pengikut Muhammad
memeluk agama Islam. Maka mereka mulai menganiaya beliau.

Misalnya, ketika Nabi sedang shalat dan bersujud. di Masjidil Haram, tiba-tiba saja Abu Jahal
mengangkat batu besar dan hendak dtimpakan kepada beliau. Tetapi niatnya tak kesampaian
karena beliau dilindungi Allah yang mengirim malaikat Jibril. Tubuh Abu Jahal gemeter,
ketakutan dan pucat pasi.

Beliau juga pemah dilempari kotoran unta di atas kuduknya. Ketika beliau pulang ke rumah
ditaburi debu dan pasir pada mukanya. Yang keterlaluan adalah perbuatan Uqbah bin Abi
Muith, ketika beliau shalat masjidil Haram tiba-tiba orang kafir  itu menjerat leher beliau
dengan selendangnya sehingga beliau tidak berdaya untuk melepaskannya. untunglahlah pada
saat itu muncul Abu Bakar. la langsung memotong uqbah dan menghempaskannya dari
Rasulullah.

Beberapa pengikut beliau Yang mendapat siksaan dari orang kafir antara lain: Bilal bin
Rabah, yaitu seorang budak milik Ummayyah half. Bilal ditelentangkan di atas terik matahari
padang pasir, ditubuhnva ditindihkan batu besar. la dipaksa supaya meninggalkan Islam
namun is tetap teguh dan imannya bertambah tebal.

Bilal akhimya dibebaskan oleh Abu Bakar yang membelinya dari Umayyah bin Khalf.

Sahabat lain yang disiksa di luar batas perikemanusiaan adalah Amar bin Yasir beserta kedua
orang tuanya. Mereka disiksa pada waktu Dhuhur yaitu di saat terik-teriknya matahari
memanggang padang pasir. Ketika Nabi lewat beliau menghibur mereka: “Bersabarlah hai
keluarga Yasir, yang dijanjikan untuk kalian adalah surga”. Sahabat Habab bin Arats juga di
siksa lebih kejam, lagi. la ditusuk-tusuk dengan besi panas pada punggungnya agar mening-
g
alkan Islam, namun ia tetap tabah dan memilih Islam sebagai agamanya.

HIJRAH KE ETHIOPIA
Keganasan kaum kafir makin merajalela. Pengikut Rasulullah dan’ kalangan lemah makin
banyak jumlahnya. Melihat penderitaanmereka Rasulullah tak sampal hati, maka Rasul
kemudian menyuruh mereka hijrah ke Ethiopia.

Raja Habasah di Ethiopia temyata mau menenma kedatangan mereka dengan senang hati.
Mereka mendapat perlindungan yang baik. Rombongan pertama terdiri 10 laki-laki dan 4
orang wanita. Rombongan kedua 100 orang, di antaranya terdapat Usman bin Affan, Zubair
bin Awwam dan lain-lain.

Rasulullah tetap berada di Mekkah. Pada waktu itu masuklah pembesar Qurais kedalam
Agama Islam yaitu Umar bin Khattab dan Hamzah bin Abdul Muthallib. Dengan masuknya
dua orang jenderal perkasa itu pihak Quraisy makin kuatir kedudukannya akan merosot.
Sedang pengikut Rasul semakin bertambah banyak.

EMBARGO TERHADAP BANI HASYIM DAN BANI MUTHALIB

Dengan berbagai cara kaum kafir tidak berdaya mematahkan gerakan Islam, maka cara
terakhir yang menurut mereka cukup ampuh adalah mengadakan pemboikotan atau embargo
terhadap keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthalib, sebab dua keluarga besar itulah yang
senantiasa membela dan melindungi Nabi Muhammad.

Pemboikotan itu ialah dengan jalan memutuskan segala perhubungan, baik hubungan
perkawinan, hubungan dagang atau jual beli dan ziarah menziarah.

Dengan adanya embargo tersebut terpaksa Nabi Muhammad dan para pengikutnya
menyingkir keluar kota Mekkah. Dua tahun lamanya mereka hidup dalam kekurangan dan
kemiskinan. Sebenarnya banyak juga  kaum Quraisy yang merasa sedih atas nasib yang
menimpa Muhammad dan keluarganya. Diam-diam mereka mengirim bahan makanan dan
pakaian pada malam hari. Akhirnya bangkitlah beberapa muka Quraisy untuk menghentikan
pemboikotan itu. Mereka merobek-robek isi perjanjlan yang ditempelkan di Ka’bah.

Dengan demikian pulihlah keadaan seperti semula. Rasul dan keluarganya kembali ke kota
Mekkah. Akan tetapi nasib para. Pengikut Rasul tidak bertambah baik, kaum kafir makin giat
menindas dan menyiksa mereka.

TAHUN DUKA CITA

Hampir sepuluh tahun Islam tumbuh di Mekkah. Baru saja kaum Muslimin terlepas dari
pemboikotan.Kini datang lagi cobaan berat dengan meninggalnya Khadijah dan disusul
kemudian oleh Abu Thalib. Padahal kedua orang itu adalah tulang punggung pembela Islam.

Khadijah adalah istri setia yang selalu mendampingi Rasul dalam menyebarkan agama Islam.
la salah seorang bangsawan Quraisy yang disegani oleh kaumnya.

Demikian juga Abu Thalib, wibawanya dikalangan Quraisy sangat besar. Kini setelah dua
orang itu meninggal dunia pihak kafir Quraisy seperti mendapat angin segar. Mereka tak
segan-segan lagi mengadakan gangguan terhadap Rasul dan para pengikutnya.

Karena kehilangan dua orang yang sangat dikasihi itu, maka tahunnya dinamakan Tahun
Duka Cita.
DAKWAH DI THALIF

Karena masyarakat Mekkah tidak banyak yang mau menerima ajarannya. maka beliau pergi
ke Thaif untuk berdakwa kepada orang-orang bani Tsaqif. Beliau menuju tempat para
pembesar yang berkuasa di Thaif. Beliau bicara tentang Islam dan mengajak mereka supaya
beriman kepada Allah.

Tetapi ajakannya ditolak mentah-mentah dan dijawab dengan kasar sekali. Mereka malah
mengusir beliau sambil menghujaninya dengan batu sehigga Zaid bin Haritsah yang ikut
dalam misi itu terluka ketika bermaksud melindungi beliau. Beliau sendiri juga mengalami
luka-luka akibat hujan batu itu.

ISRA’ DAN MI’RAJ

Setelah gagal mengajak kaum Thaif untuk beriman kepada Allah, maka beliau kembali ke
Mekkah. namun cobaan semakin berat. Ancaman dari sana-sini selalu mengintai.

Pada saat demikian terjadilah peristiwa besar di malam hari yang, terkenal dengan sebutan
Isra’ dan Mi’raj. Yaitu perjalanan Nabi dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha kemudian
dilanjutkan ke Sidraftul Muntaha menembus langit yang tujuh.

Dalam perjalanan itu Rasui melihat berbagai peristiwa yang, dapat dijadikan i’tibar atau
cermin teladan bagi umatnya.

Perjalanan itu sendiri adalah untuk memenuhi panggilan Allah. Yaitu untuk menerima
kewajiban melaksanakan shalat lima waktu.

Peristiwa ini hanya terjadi pada waktu satu malam, yaitu pada malam 27 Rajab tahun 11
sesudah beliau diangkat menjadi Rasul.

Hikmah yang terkandung dalam Isra’ Mi’raj adalah untuk menambah kekuatan iman dan
keyakinan beliau sebagai utusan Allah, yang diutus ke tengah-tengah umat manusia untuk
membawa risalah-Nya. Dengan demikian akan bertambahlah kekuatan batin sewaktu
menerina cobaan dan musibah serta siksaan dari kaum kafir.

Bagi umat Islam sendiri ini merupakan ujian keimanan mereka. Mereka bisa bertambah yakin
akan kebenaran Rasul, atau malah bertambah kafir dan tidak mempercayai Rasul lagi.

ORANG YATSRIB MASUK ISLAM

Pada musim Haji datanglah Kabilah  dari kalangan berbagai penjuru Menuju kota Mekkah.
Di antara mereka yang datang ada jamaah orang Khazraj dan Yatsrib. Sebagainiana biasa
musim haji Rasalullah melaksanakan ibadah haji.

Orang Khazraj sudah sering mendengar Kitab Taurat dari bangsa Yahudi yang menyebutkan
bakal adanya Nabi akhir zaman bernama Ahmad atau Muhammad. Karena itu ketika
Rasulullah menyarankan dakwahnya mereka langsung menerima dan mengimani.
Setelah mereka pulang ke Madinah mereka menyampaikanhal itu  kepada saudara-
saudaranya dan kerabatnya. Bahwa Nabi yang dijanjikan itu sekarang sudah datang ke negeri
Mekkah.

Demikianlah setiap musim haji datang makin banyak pula orang-orang Yatsrib yang masuk
Islam dan bersumpah setia akan membela ,Rasul dan agamanya. Dengan demikian sudah
banyak sekali orang-orang Yatsrib yang memeluk agama Islam.

HIJRAH KE YATSRIB (MADINAH)

Mekkah sudah tidak aman lagi bagi Rasulullah dan pengikutnya, sementara orang-orang
Yatsrib setiap hari semakin banyak yang masuk islam dan merindukan beliau hadir di tengah-
tengah mereka.

Maka Rasulullah memerintahkan para pengikutnya untuk hijrah ke Yatsrib. Berangkatlah


para pengikut Nabi, secara diam-diam ke (atsrib, mereka ikhlas meninggalkan harta benda 
dan rumah-rumah mereka demi memenuhi perintah Rasul. Sedang Rasulullah dan Abu Bakar
akan menyusul di belakang hari.

Kabar tentang hijrah itu segera tercium oleh kaum kafir Qurais mereka sepakat untuk
membunuh Rasulullah. Namun rencana mereka gagal. Allah melindungi Rasul-Nya. Setelah
melalui berbagai rintangan sampailah Rasulullah di desa Quba yaitu sebuah tempat jaraknya
10 Kilometer dari Yatsrib.

Di Quba beliau mendirikan masjid, maka hingga sekarang masjid tersebut dinamakan Masjid
Quba. Inilah masjid yang pertama kali di bangun umat Islam.

Setelah empat hari beristirahat di Quba beliau meneruskan perjalanannya ke Yatsrib. Di sana
beliau disambut dengan hangat oleh para pengikutnya yang telah lama merindukan
kedatangannya.

KEMENANGAN UMAT ISLAM

Ternyata dari Yatsrib Inilah Rasulullah dapat menyusun kekuatan dan membina masyarakat
Islam dengan sempunna. Yastrib kemudian diubah namanya menjadi Madinatun Nabawiatau
kemudian disebut Madinah.

Di Madinah ini beliau membentuk angkatan perang dan membina strategi perang. Sejarah
kemudian mencatat bahwa Muhamad strategi perang. hanya seorang Nabi dan Rasul tapi juga
seorang Kepala Negara. ahli tata masyarakat, Panglima Perang yang tangguh dan seorang
ayah yang pastas diteladani oleh putra-putrinya.

Sesudah terjadi Perang Badar, perang Uhud dan peperanglainnya. akhirya Mekkah pun jatuh
dalam kekuasaan beliau. Dengan  jatuhnya Mekkah, maka hampir dekatlah tugas kerasulan
beliau.

Sesudah melaksanakan haji wada’, pada tanggal 12 Maulud hari Senin tahun 11 Hijriyah
beliau wafat meninggalkan umatnya. Dalam penanggalan Masehi bertepatan dengan tanggal
8 Juni 632 dalam usia 63 tahun.
Beliau dimakamkan di Madinah. Hingga sekarang makamnya selalu ramai diziarahi umat
Islam dari seluruh dunia ketika mereka melaksanakan ibadah haji.

Beliua tidak meninggalkan warisan harta benda. Beliau hanya meninggalkan dua perkara
yaitu Al-Qur’an dan As-SUnnah. Siapa pun umatnya jika tetap berpegang teguh pada Al-
Qur’an dan Al-Hadits. maka la tidak akin tersesat selama-lamanya.

PENAKLUKKAN KOTA MAKKAH

Setelah Islam menjadi besar di kota Madinah, Rasulullah s.a.w. bersama sahabat-sahabat dan
seluruh pengikutnya kembali ke kota Makkah, dan merebut kembali kota itu dari tangan
kaum kafir Quraisy. Kedatangan kaum Muslimin di Makkah itu berte0atan dengan tanggal 10
Ramadhan tahun 8 Hijriah. Ketika itu, turunlah firman Allah SWT kepada Nabi Muhammad
s.a.w. sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an:

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk
ke dalam agama Allah secara berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji
Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Menerima
Tobat”. (S. An-Nashr: 1-3)

Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. bersama para pengikutnya menghancurkan berhala-


berhala yang ada di seputar Ka’bah, sebagaimana firman Allah: “Dan katakanlah: “Yang
benar telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu
yang pasti lenyap”. (S. Al-Isra’: 81)

Dua tahun setelah penaklukkan Makkah, Nabi Muhammad s.a.w. beserta kaum Muslimin
melaksanakan ibadah haji, yang disebut Haji Wada’ (Haji Perpisahan), karena setelah itu
beliau meninggalkan umatnya untuk selama-lamanya. Di dalam kesempatan terakhir itu,
Rasulullah s.a.w. mengucapkan pidato yang amat bernilai di hadapan seluruh kaum Muslimin
di Padang Arafah. Pada saat itu, turunlah wahyu Allah yang terakhir, yang berbunyi:

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah kurelakan Islam menjadi agamamu”. (S. Al- Ma’idah: 3)

NABI MUHAMMAD WAFAT

Dengan penuh rasa syukur, Nabi Muhammad s.a.w. mengakhiri tugasnya sebagai seorang
Rasul, dengan mengislamkan seluruh penducluk Makkah, Madinah, clan daerah-daerah lain
di seputar Jazirah Arabia. Setelah menderita sakit selama beberapa hari, pads tanggal 12
Rabi’ul Awwal tahun ke-11 Hijriyah, beliau berpulang ke rahmatullah dalam usia 63 tahun.
Nabi Muhammad s.a.w. dimakamkan di kota Madinah. Sebelumnya, beliau sempat berpesan
kepada keluarganya, pars sahabatnya, clan seluruh kaum Muslimin dengan sabdanya yang
termasyhur:

Telah kutinggalkan untuk kalian dua perkara yang apabila kalian berpegang teguh
kepadanya, niscaya tidak akan tersesat untuk selama-lamanya, yakni: Kitabullah (Al-Quran)
dan Sunnah Rasul-Nya.
ama : Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hasyim. 

• Waktu lahiran : Subuh hari Isnin, 12 Rabiulawal bersamaan 20 April 571


Masehi (dikenal sebagai Tahun Gajah; sempena peristiwa tentera bergajah
Abrahah yang menyerang kota Ka’bah).

• Tempat lahir : Di rumah Abu Talib, Makkah Al-Mukarramah.


• Nama Ayah : Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hashim.
• Nama ibu : Aminah binti Wahab bin Abdul Manaf.
• Pengasuh pertama : Barakah Al-Habsyiyyah (digelar Ummu Aiman. Hamba
perempuan ayah Rasulullah SAW).
• Ibu susu pertama : Thuwaibah (hamba perempuan Abu Lahab).
• Ibu susu kedua : Halimah binti Abu Zuaib As-Saadiah (lebih dikenali Halimah
As-Saadiah. Suaminya bernama Abu Kabsyah).
Usia 5 Tahun
• Peristiwa pembelahan dada Rasulullah SAW yang dilakukan oleh dua malaikat untuk
mengeluarkan bisikan syaitan yang ada di dalam hatinya.
Usia 6 Tahun
• Ibunya Aminah binti Wahab ditimpa sakit dan meninggal dunia di Al-Abwa ‘ (sebuah
kampung yang terletak di antara Makkah dan Madinah).
• Baginda diasuh oleh Ummu Aiman (hamba perempuan ayah Rasulullah SAW) dan dibiayai
oleh kakeknya Abdul Muttalib.
Usia 8 Tahun
• Kakeknya, Abdul Muttalib juga meninggal dunia.
• Baginda Nabi SAW kemudian diasuh lagi oleh ayah saudaranya, Abu Talib.
Usia 9 Tahun (Setengah riwayat mengatakan pada usia 12 tahun).
• Bersama ayah saudaranya, Abu Talib bermusafir ke Syam atas urusan perniagaan.
• Di kota Basrah, negeri Syam, seorang pendita Nasrani bernama Bahiro (Buhairo) telah
bertemu ketua-ketua rombongan untuk menceritakan tentang pengutusan seorang nabi di
kalangan bangsa Arab yang akan lahir pada masa itu.
Usia 20 Tahun
• Terlibat dalam peperangan Fijar . Ibnu Hisyam di dalam kitab ‘ Sirah ‘ , jilid1, hal 184-187
menyatakan pada  ketika itu usia Muhammad SAW ialah 14 atau 15 tahun. Baginda
menyertai peperangan itu beberapa hari dan berperan sebagai mengumpulkan anak-anak
panah saja.
• Menyaksikan ‘ perjanjian Al-Fudhul ‘ ; perjanjian damai untuk memberi pertolongan
kepada orang yang dizalimi di Makkah.
Usia 25 Tahun
• Bermusafir yang kedua ke Syam atas urusan perniaga’an barang-barang Khadijah binti
Khuwailid Al-Asadiyah.
• Perjalanan ke Syam ditemani oleh Maisarah; lelaki pesuruh Khadijah.
• Baginda Nabi SAW bersama-sama Abu Talib dan beberapa orang ayah saudaranya yang
lain pergi bertemu Amru bin
  Asad (ayah saudara Khadijah) untuk meminang Khadijah yang berusia 40 tahun ketika itu.
• Mas kahwin baginda kepada Khadijah adalah sebanyak 500 dirham.
Usia 35 Tahun
• Banjir besar melanda Makkah dan meruntuhkan dinding Ka’bah.
• Pembinaan semula Ka’bah dilakukan oleh pembesar-pembesar dan penduduk Makkah.
• Rasulullah SAW diberi kemulia’an untuk meletakkan ‘ Hajarul-Aswad ‘ ke tempat asal dan
sekaligus meredakan pertikaiyan berhubung peletakan batu tersebut.
Usia 40 Tahun
• Menerima wahyu di gua Hira ‘ sebagai pelantikan menjadi Nabi dan Rasul akhir zaman.
Usia 53 Tahun
• Berhijrah ke Madinah Al-Munawwarah dengan ditemani oleh Saidina Abu Bakar Al-
Siddiq. Baca selengkapnya…
• Sampai ke Madinah pada tanggal 12 Rabiulawal/ 24 September 622M.
Usia 63 Tahun
• Kewafatan Rasulullah SAW di Madinah Al-Munawwarah pada hari Isnin, 12 Rabiulawal
tahun 11Hijrah/ 8 Jun 632 Masihi.
Istri-istri Rasulullah SAW
1. Khadijah Binti Khuwailid.
2. Saudah Binti Zam’ah.
3. Aisyah Binti Abu Bakar (anak Saidina Abu Bakar).
4. Hafsah binti ‘ Umar (anak Saidina ‘ Umar bin Al-Khattab).
5. Ummi Habibah Binti Abu Sufyan.
6. Hindun Binti Umaiyah (digelar Ummi Salamah).
7. Zainab Binti Jahsy.
8. Maimunah Binti Harith.
9. Sofiyah Binti Huyai bin Akhtob.
10. Zainab Binti Khuzaimah (digelar ‘ Ummu Al-Masakin ‘ ; Ibu Orang Miskin).
11. Juwairiyah binti Al-Haarits
Untuk melihat secara detai Istri beliau Nabi SAW silahkan lihat (baca : Berapa Istri
Rasulullah)
Anak-anak Rasulullah SAW
1. Qasim
2. Abdullah
3. Ibrahim
4. Zainab
5. Ruqaiyah
6. Ummi Kalthum
7. Fatimah Al-Zahra ‘

Satu-satunya rasul Allah yang diutus untuk semua ras dan golongan adalah nabi Muhammad
saw. Karena itu ajarannya sangat universal; tidak hanya tentang ibadah dan keakhiratan,
namun juga urusan-urusan duniawi yang mencakup semua sisi kehidupan manusia, mulai dari
masalah makan hingga urusan kenegaraan. Namun demikian, masih banyak orang yang buta
terhadap pribadi dan kehidupan beliau. Akibatnya, mereka terhalang untuk melihat dan
merasakan kebenaran yang dibawanya.

Kelahiran Muhamad SAW

Nabi Muhammad saw lahir di Makkah pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun
Gajah dalam keadaan yatim.

Penamaan tahun Gajah berkaitan dengan peristiwa pasukan Gajah yang dipimpin oleh
Abrahah, Gubernur Yaman yang ingin menghancurkan Ka’bah. Namun sebelum sampai ke
kota Makkah, mereka diserang oleh pasukan burung yang membawa batu-batu kerikil panas
(lihat QS Al-Fil: 1-5).

Kelahiran Nabi Muhammad Saw bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi

Sekitar tahun 570 M, Mekah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal di antara
kota-kota di negeri Arab, baik karena tradisinya ataupun karena letaknya. Kota ini dilalui
jalur perdagangan yang ramai menghubungkan Yaman di Selatan dan Syiria di Utara.
Dengan adanya Ka’bah di tengah kota, Mekah menjadi pusat keagamaan Arab. Di dalamnya
terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala utama, Hubal. Mekah kelihatan makmur dan kuat.
Agama dan masyarakat Arab pada masa itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat
jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi.

Nabi Muhammad dilahirkan dalam keluarga bani Hasyim di Mekah pada hari senin, tanggal
9 Rabi’ul Awwal, pada permulaan tahun dari Peristiwa Gajah. Maka tahun itu dikenal dengan
Tahun Gajah. Dinamakan demikian karena pada tahun itu pasukan Abrahah, gubernur
kerajaan Habsyi (Ethiopia), dengan menunggang gajah menyerang Kota Mekah untuk
menghancurkan Ka’bah.  Bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 bulan April tahun 571 M. Ini
berdasarkan penelitian ulama terkenal, Muhammad Sulaiman Al-manshurfury dan peneliti
astronomi, Mahmud Pasha.

Nabi Muhammad adalah anggota bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam
suku Quraisy. Kabilah ini memegang jabatan siqayah. Nabi Muhammad lahir dari keluarga
terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama Abdullah anak Abdul Muthalib, seorang
kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah binti Wahab dari bani
Zuhrah. Muhammad SAW. Nabi terakhir ini dilahirkan dalam keadaan yatim karena ayahnya
meninggal dunia tiga bulan setelah dia menikahi Aminah.

Ramalan tentang kedatangan atau kelahiran Nabi Muhammad dapat ditemukan dalam kitab-
kitab suci terdahulu. Al-Qur’an dengan tegas menyatakan bahwa kelahiran Nabi Muhammad
SAW telah diramalkan oleh setiap dan semua nabi terdahulu, yang melalui mereka perjanjian
telah dibuat dengan umat mereka masing-masing bahwa mereka harus menerima atas
kerasulan Muhammad SAW nanti.

Seperti dalam Qs. Ali ‘Imran ayat 81

“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja
yang Aku berikan kepadamu berupa Kitab dan hikmah Kemudian datang kepadamu seorang
Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh
beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan
menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” mereka menjawab: “Kami
mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai para Nabi) dan Aku menjadi
saksi (pula) bersama kamu.

 Masa Menyusui

Nabi Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah dan Tsuwaibatul
Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari. Selanjutnya beliau disusui oleh Halimah As-
Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad.
Nabi Muhammad saw tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang lebih empat tahun.
Di akhir masa pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi pembedahan nabi Muhammad saw.

Masa Kanak-kanak Rosullallah

Tidak lama setelah kelahirannya, bayi Muhammad SAW diserahkan kepada Tsuwaibah,
budak perempuan pamannya, Abu Lahab, yang pernah menyusui Hamzah. Meskipun diasuh
olehnya hanya beberapa hari, nabi tetep menyimpan rasa kekeluargaan yang mendalam dan
selalu menghormatinya. Nabi SAW selanjutnya dipercayakan kepada Halimah, seorang
wanita badui dari Suku Bani Sa’ad. Bayi tersebut diasuhnya dengan hati-hati dan penuh kasih
sayang, dan tumbuh menjadi anak yang sehat dan kekar. Pada usia lima tahun, nabi
dikembalikan Halimah kepada tanggungjawab ibunya.

Sejumlah hadis menceritakan bahwa kehidupan Halimah dan keluarganya banyak dianugrahi
nasib baik terus-menerus ketika Muhammad SAW kecil hidup dibawah asuhannya. Halimah
menyayangi baginda rasul seperti menyayangi anak sendiri, penuh kasih saying dan cinta,
namun karena banyak kejadian yang luar biasa sehingga takut akan terjadi hal-hal yang tidak
baik sehingga dikembalikanlah Rasul SAW Kepada keluarga beliau.

Muhammad SAW kira-kira berusia enam tahun, dimana tatkala asik bermain-main dengan
teman-teman beliau, teman-teman beliau gembira saat ayah-ayah mereka pulang, namun
Rasulullah pulang dengan tangisan menemui ibunda beliau, seraya berkata wahai ibunda
mana ayah? ibunda beliau terharu tampa jawaban yang pasti, sehingga dalam
ketidakmampuan atas jawaban tersebut, hingga suatu ketika ibunda beliau mengajak baginda
Nabi SAW pergi kekota tempat ayah beliau dimakamkan.

Sekembalinya dari pencarian Makan suami tercinta ibu Rasul tercinta jatuh sakit dan
meninggal dalam perjalanan pulang, dengan duka cita yang mendalam dan pulang bersama
seorang pembantu nabi.

Sekembalinya pulang sebagai anak yatim piatu maka beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul
muthalib. Namun dua tahun kemudian, kakeknyapun yang berumur 82 tahun, juga meninggal
dunia. Maka pada usia delapan tahun itu, nabi ada di bawah tanggung jawab pamannya abi
thalib.

PadaUsia 8 tahun, seperti kebanyakan anak muda seumurannya, nabi memelihara kambing di
mekkah dan mengembalakan di bukit dan lembah sekitarnya. Pekerjaan pengembala
sekawanan domba ini cocok bagi perangai orang yang bijaksana dan perenung seperti
Muhammad SAW muda, ketika beliau memperhatikan segerombolan domba, perhatiannya
akan tergerak oleh tanda-tanda kekuatan gaib yang tersebar di sekelilingnya.

 Masa Remaja

Diriwayatkan bahwa ketika berusia dua belas tahun, Muhammad SAW menyertai pamannya,
Abu Thalib, dalam berdagang menuju Suriah, tempat kemudian beliau berjumpa dengan
seorang pendeta, yang dalam berbagai riwayat disebutkan bernama Bahira. Meskipun beliau
merupakan satu-satunya nabi dalam sejarah yang kisah hidupnya dikenal luas, masa-masa
awal kehidupan Muhammad SAW tidak banyak diketahui.
Muhammad SAW, besar bersama kehidupan suku Quraisy Mekah, dan hari-hari yang
dilaluinya penuh dengan pengalaman yang sangat berharga. Dengan kelembutan, kehalusan
budi dan kejujuran beliau maka orang Quraisy Mekkah memberi gelar kepada beliau dengan
Al-Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya.

Pada usia 30 tahunan, Muhammad SAW sebagai tanda kecerdasan dan bijaksanya beliau,
Nabi SAW mampu mendamaikan perselisihan kecil yang muncul di tengah-tengah suku
Quraisy yang sedang melakukan renovasi Ka’bah.

Mereka mempersoalkan siapa yang paling berhak menempatkan posisi Hajar Aswad di
Ka’bah.

Beliau membagi tugas kepada mereka dengan teknik dan strategi yang sangat adil dan
melegakan hati mereka

Pernikahan Nabi Muhammad Saw

Pada masa mudanya, beliau telah menjadi pengusaha sukses dan hidup berkecukupan dari
hasil usahanya  . Pada usia yang ke-25 tahun, Muhammad saw menikah dengan Khadijah
binti Khuwailid, seorang janda kaya berusia 40 tahun. Pernikahan ini diawali dengan lamaran
Khadijah kepada Muhammad saw setelah melihat dan mendengar kelebihan-kelebihan dan
akhlaknya.

Isteri-isteri Rasulullah Muhammad Saw

Adapun Isteri-isteri Muhammad SAW berjumlah 11 Orang, Yaitu :

1. Khadijah binti Khuwailid


2. Saudah binti Jam’ah
3. Aisyah Binti Abu Bakar ra
4. Hafshah binti Umar ra
5. Hindun Ummu Salamah binti Abu Umayyah
6. Ramlah Ummu Habibah binti Abu Sofyan
7. Zainab binti jahsyin
8. Zainab binti Khuzaimah
9. Maimunah binti Al-Harts Al-Haliyah
10. Juwairiyah binti Al-Haarits
11. Sofiyah binti Huyay

Nabi Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah meninggal dunia. Dan mereka
semua beliau nikahi dalam keadaan janda, kecuali Aisyah ra.

Jika dilihat dari faktor tiap pernikahan beliau, semuanya mempunyai hubungan yang kuat
dengan dakwah dan ajaran Islam yang dibawanya.

Dari 11 isteri Nabi SAW ini yang wafat saat Nabi SAW masih hidup adalah 2 orang yaitu
Khadijah dan Zainab binti Khuzaimah, sedangkan isteri Nabi yang 9 orang masih hidup saat
Nabi SAW Wafat. Istri Nabi SAW yang tersebut disebut dengan Ummul Mu’minin artinya
ibu orang-orang beriman. Mereka banyak menolong penyebaran agama islam di kalangan
kaum ibu.
Nabi Muhammad SAW mempunyai 7 orang anak, 3 laki-laki dan 4 perempuan yaitu :

1. Qasim
2. Abdullah
3. Zainab
4. Fatimah
5. Ummu Kalsum
6. Rukayyah
7. Ibrahim

Ibu anak-anak Nabi SAW itu semuanya dari isteri nabi Khadijah, kecuali Ibrahim, yang ibu
mariyatul qibtiyyah ( seorang hamba perempuan yang dihadiahkan oleh seorang pembesar
mesir kepada Nabi SAW, anak-anak Nabi SAW tersebut Wafat pada saat Nabi SAW masih
hidup, kecuali Fatimah yang wafat beberapa bulan setelah Nabi SAW wafat.

Diriwayatkan tatkala Nabi SAW akan wafat beliau membisikkan kepada Fatimah ra, bahwa
beliau akan berpulang ke hadirat Allah, dan mendengar itu Fatimah menangis dengan sedih,
dan beberapa saat setelah itu Nabi SAW membisikan lagi sesuatu kepada Fatimah ra,
mendengar bisikan yang kedua ini Fatimah ra tersenyum, ternyata bisikan bahwa dikabarkan
bahwa setelah Nabi SAW wafat tidak ada orang yang pertama meninggal kecuali Fatimah ra,
sungguh mulia Fatimah tersenyum walau mendengar kabar yang tentang wafat nya diri
beliau, tapi semua tertutup karena cinta yang mendalam kepada sang ayah tercinta.

Kerasulan Muhammad SAW

 Awal Kerasulan

 Menjelang usianya yang keempat puluh, Muhammad SAW terbiasa memisahkan diri dari
pergaulan masyarakat umum, untuk berkontemplasi di Gua Hira, beberapa kilometer di Utara
Mekah..

Di  gua tersebut, nabi mula-mula hanya berjam-jam saja, kemudian berhari-hari bertafakur.

Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama
dari Allah melalui Malaikat Jibril.

Pada saat beliau tidur dan terbangun dengan tiba-tiba pada malam itu di gua bernama Hira,
dalam ketakutan yang luar biasa, seluruh tubuhnya, seluruh diri bathinnya, dicengkeram oleh
sebuah kekuatan yang sangat besar, seolah-olah seorang malaikat telah mencengkeram beliau
dalam pelukan yang menakutkan yang seakan mencabut kehidupan dan napas darinya. Ketika
beliau berbaring di sana, remuk redam, beliau mendengar perintah, “Bacalah!” beliau tidak
dapat melakukan ini beliau bukan penyair terdidik, bukan peramal, bukan penyair dengan
seribu kalimat yang tersusun dengan baik yang siap dibibir beliau. Ketika itu beliau protes
bahwa beliau adalah buta huruf, malaikat itu merangkulnya lagi dengan kekuatan yang begitu
rupa, hingga turunlah ayat yang pertama yaitu ayat 1 sampai 5 dalam surat Al-‘Alaq :

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,

1. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.


2. Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah,
3. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam,
4. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Dia merasa ketakutan karena belum pernah mendengar dan mengalaminya. Dengan turunnya
wahyu yang pertama itu, berarti Muhammad SAW telah dipilih Allah sebagai nabi. Dalam
wahyu pertama ini, dia belum diperintahkan untuk menyeru manusia kepada suatu agama.

Peristiwa turunnya wahyu itu menandakan telah diangkatnya Muhammad SAW sebagai
seorang nabi penerima wahyu di tanah Arab. Malam terjadinya peristiwa itu kemudian
dikenal sebagai “Malam Penuh Keagungan” (Laylah al-qadar), dan menurut sebagian
riwayat terjadi menjelang akhir bulan Ramadhan. Setelah wahyu pertama turun, yang
menandai masa awal kenabian, berlangsung masa kekosongan, atau masa jeda (fatrah).

Ketika hati Muhammad SAW diliputi kegelisahan yang sangat dan merasakan beban emosi
yang menghimpit, dia pulang ke rumah dengan perasaan waswas, dan meminta istrinya untuk
menyelimutinya. Saat itulah turun wahyu yang kedua yang berbunyi :

   “Wahai kau yang berselimut! Bangkit dan berilah peringatan!!

Dan seterusnya, yaitu surat al-Muddatstsir: 1-7. Wahyu yang telah, dan kemudian turun
sepanjang hidup Muhammad SAW, muncul dalam bentuk suara-suara yang berbeda-beda.
Tapi pada periode akhir kenabiannya, wahyu surah-surah Madaniyah turun dalam satu suara.

Pengetahuan Kerasulan

 Setelah beberapa lama dakwah Nabi Muhammad SAW tersebut dilaksanakan secara
individual, turunlah perintah agar nabi menjalankan dakwah secara terbuka. Mula-mula
beliau mengundang dan menyeru kerabat karibnya dan Bani Abdul Muthalib. Beliau
mengatakan di tengah-tengah mereka, “Saya tidak melihat seorang pun di kalangan Arab
yang dapat membawa sesuatu ke tengah-tengah mereka lebih baik dari apa yang saya bawa
kepada kalian. Kubawakan kepada kalian dunia dan akhirat yang terbaik. Tuhan
memerintahkan saya mengajak kalian semua. Siapakah diantara kalian yang mau mendukung
saya dalam hal ini?”. Mereka semua menolak kecuali Ali bin Abi Thalib.

Pada permulaan dakwah ini orang yang pertama-tama merima dakwah nabi yaitu dengan
masuk Islam adalah, dari pihak laki-laki dewasa adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, dari pihak
perempuan adalah isteri nabi SAW yaitu Khadijah, dan dari pihak anak-anak adalah Ali bin
Abi Thalib ra.

Dalam memulai dakwah nabi banyak mendapat halangan dari pihak kafir quraisy mekah dan
berbagai bujuk rayu yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan dakwah Nabi gagal,
tindakan-tindakan kekerasan secara fisik yang sebelumnya sudah dilakukan semakin
ditingkatkan. Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk Mekah terhadap kaum muslimin itu,
mendorong Nabi Muhammad SAW untuk mengungsikan sahabat-sahabatnya ke luar Mekah.
Pada tahun kelima kerasulannya, nabi menetapkan Habsyah (Ethiopia) sebagi negeri tempat
pengungsian.

 
Usaha orang-orang Quraisy  untuk menghalangi hijrah ke Habsyah ini, termasuk
membujuk  Negus (Raja) agar menolak kehadiran umat Islam di sana, gagal. Bahkan, di
tengah meningkatnya kekejaman itu, dua orang Quraisy masuk Islam, Hamzah dan Umar ibn
Khathab. Dengan masuk Islamnya dua tokoh besar ini posisi Islam semakin kuat. Tatkala
banyaknya tekanan dari berbagai pihak Nabi SAW mengalami kesedihan yang mendalam
yaitu wafat nya seorang paman yaitu Abu Thalib sebagai pelindung dan isteri tercinta yang
setia menemani hari-hari beliau yaitu Khadijah binti Khuwailid, sehingga Allah menghibur
hati baginda Rasul SAW dengan terjadinya Isra’ dan Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW.
diriwayatkan pada suatu malam ketika Nabi SAW ada di Masjidil Haram di Mekkah,
datanglah Jibril as. Dan beserta malaikat yang lain, lalu dibawanya dengan
mengendarai Buroq ke Masjidil Aqsa di negeri Syam, kemudian Nabi SAW dinaikkan ke
langit untuk diperlihatkan kepada Nabi SAW tanda-tanda kebesaran dan kekayaan Allah
SWT, pada malam itu juga Nabi SAW kembali kenegeri Mekkah. Perjalanan dari Masjidil
Haram ke Masjidil Aqso dinamakan Isra, dan dinaikkannya Nabi SAW dari Masjidil Aqso ke
langit disebut Mi’raj. Pada malam inilah mulai di wajibkan Shalat Fardlu 5 kali dalam sehari.

Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak Nabi SAW mengalami kesedihan yang

Setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam
muncul. Perkembangan itu diantaranya datang dari sejumlah penduduk Yatsrib yang berhaji
ke Mekah.

Mereka, yang terdiri dari suku ‘Aus dan Khazraj, masuk Islam dalam tiga gelombang.

Pertama, pada tahun kesepuluh kenabian, beberapa orang Khazraj menemui Muhammad
SAW untuk masuk Islam, dan mengharapkan agar ajaran Islam dapat mendamaikan
permusauhan suku ‘Aus dan Khazraj. Kedua, pada tahun keduabelas kenabian, delegasi
Yatsrib terdiri dari sepuluh orang Khazraj dan dua orang ‘Aus  serta seorang wanita menemui
Muhammad SAW di tempat bernama Aqabah

Mereka menyatakan ikrar kesetiaan. Ikrar ini dinamakan dengan perjanjian “Aqabah
Pertama”. Ketiga, pada musim haji berikutnya, jama’ah haji yang datang dari Yatsrib
berjumlah 73 orang. Atas nama penduduk Yatsrib, mereka meminta Muhammad SAW dan
Muslimin Makkah agar berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan membelanya dari
segala ancaman. Perjanjian ini dinamakan dengan perjanjian “Aqabah Kedua”.

Dalam perjalanan ke Yatsrib nabi ditemani oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ketika di Quba,
sebuah desa yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Yatsrib, nabi istirahat beberapa hari
lamanya. Dia menginap di rumah Kalsum bin Hindun. Di halaman rumah ini nabi
membangun sebuah mesjid. Inilah mesjid pertama yang dibangun nabi, sebagai pusat
peribadatan. Tak lama kemudian, Ali bin Abi Thalib menyusul nabi, setelah menyelesaikan
segala urusan di Mekah

Sementara itu, penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatanganya. Waktu yang mereka


tunggu-tunggu itu tiba, mereka menyambut nabi dan kedua sahabatnya dengan penuh
kegembiraan. Sejak itu, sebagai penghormatan terhadap nabi, nama kota Yatsrib diubah
menjadi Madinatun Nabi (Kota Nabi) atau sering disebut Madinatul Munawwarah (Kota
yang bercahaya), karena dari sanalah sinar Islam memancar keseluruh dunia
Kejadian itu disebut dengan  “hijrah” bukan sepenuhnya sebuah “pelarian”, tetapi merupakan
rencana perpindahan yang telah dipertimbangkan secara seksama selama sekitar dua tahun
sebelumnya. Tujuh belas tahun kemudian, Khalifah Umar bin Khattab menetapkan saat
terjadinya peristiwa hijrah sebagai awal tahun Islam, atau tahun qamariyah

 Akhir Masa Kerosulan

Pembentukan Negra Madinah

Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Nabi Muhammad SAW resmi sebagai
pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam pun dimulai. Berbeda dengan
periode Mekah, pada periode Madinah, Islam merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang
berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad SAW
mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala negara.
Dengan kata lain, dalam diri nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaam spiritual dan
kekuasaan duniawi. Kedudukannya sebagai rasul secara otomatis merupakan kepala Negara.

Dengan terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat. Perkembangan Islam
yang pesat itu membuat orang-orang Mekah dan musuh-musuh Islam lainnya menjadi risau.
Kerisauan ini akan mendorong orang-orang Quraisy berbuat apa saja. Untuk menghadapi
kemungkinan-kemungkinan gangguan dari musuh, nabi, sebagi kepala pemerintahan,
mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara. Umat Islam diijinkan berperang dangan dua
alasan: (1) untuk mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya, dan (2) menjaga
keselamatan dalam penyebaran kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-orang yang
menghalang-halanginya.

Dalam sejarah Madinah ini memang banyak terjadi peperangan sebagai upaya kaum
muslimin mempertahankan diri dari serangan musuh. Nabi sendiri, di awal pemerintahannya,
mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota sebagai aksi siaga melatih kemampuan calon
pasukan yang memang mutlak diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan negara
yang baru dibentuk. Perjanjian damai dengan berbagai kabilah di sekitar Madinah juga
diadakan dengan maksud memperkuat kedudukan Madinah.

Pada tahun 9 dan 10 Hijriyah (630-632 M) banyak suku dari pelosok Arab mengutus
delegasinya kepada Nabi Muhammad SAW menyatakan ketundukan mereka. Masuknya
orang Mekah ke dalam agama Islam rupanya mempunyai pengaruh yang amat besar pada
penduduk padang pasir yang liar itu. Tahun itu disebut dengan tahun perutusan. Persatuan
bangsa Arab telah terwujud; peperangan antara suku yang berlangsung sebelumnya telah
berubah menjadi persaudaraan seagama.

Setelah itu, Nabi Muhammad SAW segera kembali ke Madinah. Beliau mengatur organisasi
masyarakat kabilah yang telah memeluk agama Islam. Petugas keagamaan dan para dai’
dikirim ke berbagai daerah dan kabilah untuk mengajarkan ajaran-ajaran Islam, mengatur
peradilan, dan memungut zakat. Dua bulan setelah itu, Nabi menderita sakit demam.
Tenaganya dengan cepat berkurang. Pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awal 11 H/ 8 Juni
632 M., Nabi Muhammad SAW wafat di rumah istrinya Aisyah.

Nama dan Gelar Nabi Muhammad Saw


Di dalam HR Bukhari dan Muslim disebutkan nama dan gelar Nabi Muhammad SAW, antara
lain :
– Ahmad
– Al-Mahi
– Al-Hasyir
– Al-‘Aqib
– Muqaffi
– Nabiyyuttaubah
– Nabiyyurrahmah.
Pengertian nama-nama nabi Muhammad Saw :

 Ahmad : yang paling terpuji karena akhlak karimahnya, dan paling banyak memuji
Allah.
 Al-Mahi ( pengikis/penghapus) : karena Allah mengikis kekufuran dengan
mengutusnya,
 Al-Hasyir (penghimpun) : sebab nanti di hari kiamat seluruh manusia berhimpun di
hadapan beliau, ada yang mengatakan di bawah perintah beliau.
 Al-‘Aqib (penutup) : karena beliaulah nabi dan rasul penutup.
 Muqaffi (yang mengikuti) : maksudnya mengikuti dan melanjutkan jejak risalah para
nabi.
 Nabiyyuttaubah (nabi taubat) : meski beliau sudah ma’shum dalam artian bersih dari
dosa, namun beliau banyak bertaubat. Dalam satu riwayat beliau bertaubat hingga 70
kali sehari, dan dalam riwayat lain hingga 100 kali.
 Nabiyyurrahmah (nabi ramhat) : beliau adalah seorang nabi yang penuh kasih hatta
dalam peperangan pun, diutusnya beliau ke bumi ini adalah sebagai rahmat bagi
semesta alam.

Nama-nama tersebut berdasarkan penuturan beliau sendiri. Dan kita tahu bahwa setiap sabda
beliau adalah berdasarkan wahyu. Jadi bisa disimpulkan bahwa yang memberi nama/gelar
tersebut adalah Allah Swt.

Nasab Nabi Muhammad Saw

Di dalam buku Shahih Bukhari bab Mab’ats an-Nabiyyi saw, Imam Bukhari merincikan
silsilah nasab Nabi Muhammad saw sebagai berikut: Muhammad saw bin Abdullah bin
Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qusyai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab
bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah
bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin Adnan.

Imam Bukhari menambahkan di dalam Kitab Tarikh al-Kabir: Adnan bin Udud bin Al-
Maqum bin Nahur bin Tarh bin Ya’rab bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim. Menurut para pakar
– sebagaimana yang disebutkan oleh sejarawan Syekh Abdurrahman bin Yahya Al-Yamany –
antara Adnan dan Ismail ada sekitar 40 kakek.

Muhammad Saw di Mata Penduduk Makkah

Sejak kecil Muhammad Saw jauh dari tradisi-tradisi jahiliyah dan tidak pernah melakukan
penyembahan terhadap tuhan berhala. Namun demikian beliau tetaplah seorang yang santun
dan jujur, karenanya beliau terkenal dengan gelar Al-Amien (orang yang terpercaya).
 Muhammad Saw Menjadi Rasul Allah

Turunnya wahyu pertama QS. Al-A’la: 1-5 di gua Hira pada hari Senin di bulan Ramadan
pada usia yang ke 40 menjadi awal kerasulan Muhammad saw. Wahyu pertama tersebut
berisi: “1) Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Yang menciptakan manusia
dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajari
(manusia) dengan pena, 5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Setelah menerima wahyu tersebut, Muhammad saw pulang menemui Khadijah dan
mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dirinya. Khadijah menenangkan:
“Bergembiralah! Demi Allah, Dia tidak akan pernah menyia-nyiakanmu. Demi Allah, engkau
ini menghubungkan shilaturrahim (hubungan kerabat), berkata jujur, menanggung beban
orang lemah, membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu, menolong orang-orang
yang ditimpa bencana.”

Khadijah lalu mempertemukannya dengan anak pamannya Waraqah bin Naufal, seorang
pendeta Nasrani. Setelah menjelaskan peristiwa yang baru dialaminya di gua Hira, Waraqah
menjelaskan bahwa yang datang kepada Muhammad saw itu adalah malaikat yang pernah
datang kepada nabi Musa As.

“Andai kata aku masih hidup dan kuat di saat engkau diusir oleh kaummu” kata Waraqah.
“Apakah mereka akan mengusirku?” Tanya Muhammad Saw. “Ya…,” jawabnya. (lihat HR
Bukhari dan Muslim).

 Nabi Muhammad Saw Hijrah ke Madinah 

Nabi Saw hijrah ke Madinah pada tahun ke 13 kenabian yang bertepatan dengan tahun 622
M. Di dalam riwayat Ibnu Ishak dijelaskan bahwa beliau keluar dari rumahnya yang saat itu
sedang dikepung oleh pasukan bersenjata kaum musyrik Makkah yang ingin membunuhnya.
Lalu Allah Swt menidurkan mereka. Sambil membaca QS. Yasin: 1-9 beliau manaruh pasir
di kepala mereka semua, kemudian pergi ke rumah Abu Bakar untuk hijrah bersama ke kota
Madinah. Nabi Muhammad saw tiba di Madinah pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal
tahun 1 Hijriyah.

 Peperangan Nabi Muhammad Saw

Yang mendasari peperangan nabi Muhammad Saw adalah ayat-ayat berikut :

– “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya


mereka dizhalimi.” (Al-Hajj: 39).

– “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui
batas, sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (QS. Al-Baqarah:
190).
Dalam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh anak-anak, orang tua,
orang yang menyerah, pendeta dan petugas rumah ibadah yang tidak menyerang, hewan
tanpa tujuan maslahat, jangan membunuh dengan cara yang sadis dan berlebihan (Tafsir Ibnu
Katsir).
Dari sini jelas bahwa peperangan nabi Muhammad saw adalah sebagai upaya pembelaan
terhadap hak, bukan wasilah untuk islamisasi apalagi balas dendam. Adapun jumlah
peperangan yang diikutinya ada sebanyak 27 kali.

 Akhlak Nabi Muhammad Saw 

Allah SWT menggambarkan akhlak nabi Muhammad secara umum di dalam QS. Al-Qalam
ayat 4: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur”

a. Kesabaran Nabi Muhammad Saw

Tidak sedikit beban yang ditanggung oleh nabi Muhammad saw dalam menyebarkan dakwah
ajaran yang dibawanya. Ejekan, makian, perlakuan kasar dan ancaman pembunuhan
diterimanya dari orang-orang musyrik Makkah. Namun itu semuanya tak membuat
kesabarannya luntur.

Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa Uqbah bin Abu Mu’ith pernah
mencampakkan kotoran onta kepada Rasulullah Muhammad saw sementara beliau dalam
keadaan sujud. Beliau terus sujud hingga putrinya Fathimah datang membuangnya.

Perlakuan kasar kaum Quraisy semakin bertambah setelah pamannya Abu Thalib dan
isterinya Khadijah meninggal dunia pada tahun 10 kerasulan. Karenanya beliau hijrah ke
wilayah Thaif. Namun ternyata disini juga beliau tidak diterima, malah penduduk setempat
menyuruh anak-anaknya untuk melemparinya dengan batu.

1. Kasih Sayang Nabi Muhammad Saw

Kasarnya tindakan pengusiran penduduk Thaif terhadap nabi Muhammad saw tidak membuat
beliau serta merta mendoakan mereka dengan azab. Tapi justru sebaliknya: “Bahkan saya
berharap agar Allah menjadikan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah
dan tidak berbuat syirik kepada-Nya sedikit pun,” kata beliau saat malaikat penjaga gunung
menawarkan kepadanya untuk menimpakan gunung Abu Qubaisy dan gunung yang di
sebelahnya kepada penduduk Thaif. (Shahih Bukhari).

Dan bagaimana pun juga kasarnya perlakuan dan azab dari kaum musyrik penduduk Makkah
kepadanya dan ummat pengikutnya, tapi itu tak membuatnya dendam kepada mereka di saat
pembebasan Makkah pada tahun 8 H. Malah beliau saw memberikan amnesti besar-besaran
kepada penduduk Makkah.

 Keistimewaan yang Allah Berikan Kepadanya

a. Lima kelebihan yang tidak diberikan kepada orang sebelumnya

Dari Jabir bin Abdullah ra, nabi Muhammad saw bersabda: “Saya diberikan lima hal yang
tidak diberikan kepada seorang pun sebelum saya;

 diberi kemenangan dengan rasa takut (yang ditimpakan kepada musuh-musuhku)


dalam jarak satu bulan perjalanan,
 bumi dijadikan tempat shalat dan suci untukku, maka siapa pun di antara ummatku
yang mendapatkan waktu shalat hendaklah dia melakukannya,
 dihalalkan untukku harta ghanimah dan itu tidak dihalalkan kepada orang sebelum
saya
 diberi syafa’at
 dahulu nabi diutus hanya kepada kaumnya, tetapi saya diutus kepada seluruh
manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)

1. Keistimewaannya di hari kiamat 

Dari Anas ra., nabi Muhammad saw bersabda: “Saya adalah orang pertama yang diberikan
syafaat pada hari kiamat nanti, nabi yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat, dan
orang pertama yang mengetuk pintu surga” (HR. Muslim).

Keistimewaan lainnya disebutkan di dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:
“Saya adalah pemimpin anak-anak Adam pada hari kiamat nanti, saya orang pertama yang
dibangkitkan dari kubur, dan saya orang pertama yang diberi syafaat (oleh Allah) dan orang
pertama yang memberi syafaat (kepada ummat manusia).” (HR. Muslim).

 Ibadah Beliau

Aisyah ra. Berkata: Rasulullah saw pernah shalat hingga dua kakinya membengkak. Lalu
beliau ditegur, beliau menjawab: “Apakah aku tidak pantas menjadi hamba yang bersyukur?”

 Nabi Muhammad Saw Wafat 


Beliau saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dengan
usia 63 tahun.

Anda mungkin juga menyukai