ABSTRAK
Rusaknya anak bangsa diamati dari memudarnya sopan santun siswa, dapat dilihat dari saat
mereka berbicara terhadap sesama, terhadap guru bahkan orang tuanya, kata–kata kotor yang sepatutnya
tidak diucapakan seringkali terlontar, sifat tidak jujur, serta akhlak mulia pada diri anak yang sulit
ditemui. Oleh karena itu, perlu ada usaha dalam menangani bahkan mencegah kejadian – kejadian
tersebut agar tidak menjadi budaya pada anak. Membiasakan anak untuk berbuat baik merupakan salah
satu usaha yang dapat dilakukan. Pendidikan karakter dapat dibentuk melalui pembiasaan di sekolah
melalui kegiatan rutin, terprogram dan insidental. Pembiasaan – pembiasaan tersebut diharapkan dapat
memunculkan nilai-nilai pada diri anak.
PENDAHULUAN
Sekolah sebagai tempat Oleh sebab itu, perlu adanya usaha dalam
berlangsungnya pelaksanaan pembelajaran, menangani bahkan mencegah kejadian-
sering kita jumpai perkelahian antar siswa, kejadian tersebut agar tidak menjadi
prilaku siswa membolos, mencontek budaya anak.
saat ujian, tidak masuk sekolah, tidak Pendapat Muslich (2011:36)
mendengarkan dan memperhatikan guru terkait dengan sistem pendidikan masih
saat menjelaskan pelajaran, tidak hanya fokus pada pengembangan akademi
itu berita dari Sampang - Madura tentang atau kognitif, sedangkan pengembangan
siswa memukuli gurunya dan sampai afektif kurang diperhatikan. Menjadikan
meninggal marak diperbincangkan di anak pandai dan mahir dalam teknologi
media akhir- akhir ini. Kejadian tersebut saja tidak cukup. Karakter baik perlu
menunjukkan bahwa nilai-nilai karakter ditanamkan pada anak. Agar anak dapat
pada diri anak bangsa kini telah menurun. memahami (kognitif), merasakan dan
Dalam penelitian Isnaini (2013) indikator membuat keputusan (afektif), serta
lain mengenai rusaknya anak bangsa bisa dapat menerapkan dalam kehidupan
diamati dari memudarnya sopan santun (psikomotor). Usaha yang dapat dilakukan
siswa, yaitu dapat dilihat dari mereka adalah perbaikan sistem pendidikan
berbicara terhadap sesama, terhadap guru yang menitikbertakan pada pendidikan
bahkan orang tuanya, kata–kata kotor yang karakter. Agar nilai-nilai karakter anak
sepatutnya tidak diucapakan seringkali dapat tertanam kembali menjadi karakter
terlontar, sifat tidak jujur, serta akhlak bangsa yang dapat diunggulkan Negara.
mulia yang sulit ditemui pada diri anak. Peran dan tanggungjawab sekolah menjadi