Anda di halaman 1dari 15

Nama : I Gede Ngurah Sunitra

Nim : 1915051028
Kelas : PTI 1 C

Ujian Tengah Semester


Pendidikan Kejuruan

Kasus 1:
a. Analisalah, menurut pendapat saudara peran dan fungsi Vocationalisation
pada pendidikan kejuruan
Vokasionalisasi berbeda dengan pendidikan kejuruan (vocational
education). Vokasionalisasi mengarah kepada penyediaan layanan,
sedangkan vocational education menunjukkan ke pembelajaran praktik untuk
bekerja. Berkenan dengan istilah vokasionalisasi mencakup makna
kejuruanisasi (Sudira, 2012: 1).
Tujuan utama dari vokasionalisasi adalah memperbaiki hasil kinerja yang
berkaitan dengan pendidikan kejuruan. Dalam praktiknya meliputi pokok
kejuruan dan hal-hal praktis. Tapi ada cara lain untuk menempuh tujuan ini,
sesuatu yang lebih praktis dan pengaplikasiannya dengan mata pelajaran
pendidikan umum yang dapat memperbaiki hasil kinerja pendidikan untuk
bekerja. Bimbingan konseling dan studi kunjungan adalah contoh lainnya.
Program kejuruan biasanya juga akan mencakup beberapa tujuan pendidikan
umum. Tujuan meningkatkan hubungan tersebut adalah alasan yang paling
penting mengapa pemerintah memperkenalkan vocationalisation. Lauglo
(2005: 4)
Fungsi dan peran vocationalisation adalah untuk mengembangkan pribadi
peserta didik dalam menghadapi dunia kerja. Vokasionalisasi berfungsi untuk
pengenalan pokok kejuruan, bimbingan kejuruan, kunjunagan industry dan
metode yang diterapkan dalam Pendidikan umum. Vokasionalisasi juga
bertujuan untuk membantu peserta didik dalam menghadapi dunia kerja.
b. Analisalah, menurut pendapat saudara strategi implementasi
vocationalisation pada pendidikan kejuruan di Indonesia
Strategi implementasi vokasionalisasi :
1. Revitalisasi sumber daya manusia.
Untuk revitalisasi sumber daya manusia dalam sebuah lembaga
pendidikan dapat dimulai dari perubahan kepala sekolah yang menjalankan
fungsi sebagai motivator, inovator, organizing dan controlling. Dilanjutkan
dengan perubahan guru yang menjalankan fungsi sebagai tenaga pendidik dan
karyawan sebagai tenaga kependidikan. Terakhir yaitu perubahan ada sumber
daya manusia peserta didik. Perubahan yang paling mendasar arus bersumber
pada karakter yang ada dalam diri seseorang. Karakter ini penting karena
sebagai dasar seseorang dalam bertindak yang dapat memberikan pengaruh
pada kelangsungan pendidikan selanjutnya. Karakter baik yang harus ada pada
setiap diri manusia meliputi Emotional Quotient, Spiritual Quotient, Adversity
Quotient, dan Intellegence Quotient atau biasa disingkat dengan istilah ESAIQ.

2. Membangun SAS berbasis SIM


Menurut McLeod (2001) sistem informasi manajemen adalah suatu
sistem penghasil informasi yang mendukung sekelompok manajer yang
mewakili suatu unit organisasi seperti tingkat manajemen atau bidang
fungsional. sistem Informasi Manajemen merujuk kepada suatu sistem berbasis
komputer yang menyediakan suatu alat bagi manajer untuk menyusun,
mengevaluasi, dan mengelola berbagai departemen dalam organisasi secara
efisien.
3. Link and match dengan industri
Adanya hubungan timbal balik ini membuat SMK dapat menyusun
kurikulum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Menjalankan link and match
bukanlah hal yang sederhana, Karena itu idealnya ada tiga komponen yang
harus bergerak simultan untuk menyukseskan program link and match yaitu
SMK, dunia kerja (perusahaan) dan pemerintah. Dari ketiga komponen
tersebut, peran SMK merupakan keharusan dan syarat terpenting. Kreativitas
dan kecerdasan pengelola SMK menjadi faktor penentu bagi sukses tidaknya
program tersebut. Ada beberapa langkah penting yang harus dilakukan SMK
untuk menyukseskan program link and match. SMK harus mau melakukan
riset ke dunia kerja. Tujuannya adalah untuk mengetahui kompentensi
(keahlian) apa yang paling dibutuhkan dunia kerja dan kompetensi apa yang
paling banyak dibutuhkan dunia kerja. Selain itu, SMK juga harus mampu
memprediksi dan mengantisipasi keahlian (kompetensi) apa yang diperlukan
dunia kerja dan teknologi sepuluh tahun ke depan.

4. Kurikulum berbasis industri


Dalam Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab II pasal 3 menyatakan, ”Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan ini menekankan pada “karakter
kuat” yang sampai saat ini tetap dipertahankan.
5. Teaching factory
Konsep pembelajaran berbasis teaching factory menekankan
pendidikan yang lebih demand oriented, membekali para peserta didik dengan
karakter kewirausahaan (technopreneurship) dan melibatkan Dunia
Usaha/Industri sebagai mitra utama. Melalui pola teaching factory,
optimalisasi kerjasama pendidikan dengan industri berdampak pada proses
pembelajaran yang semakin berorientasi pada kebutuhan industri

6. Uji Sertifikasi Profesi


Salah satu upaya dalam merealisasikan peningkatan daya tenaga kerja
Indonesia adalah dengan melibatkan secara proaktif dunia Usaha/Industri,
terutama Industri yang terdapat pada 12 prioritas MEA, sebagai pihak yang
paling berkepentingan terhadap tersedianya SDM yang kompeten dan
produktif.

Referensi :

Kebudayaan, K. P. (2008). Pengembangan Program Prakerin. Jakarta.


Rahayu, N., Hadam, S., & Ariyadi, N. A. (2017). STRATEGI IMPLEMENTASI
REVITALISASI SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan.
Revitalisasi Pendidikan Vokasi. (2016). Jakarta.
Kasus 2:
a. Menurut pendapat saudara, bagaimana implementasi pendidikan
kejuruan yang ada saat ini dalam pemenuhan kesiapan akses menuju
dunia kerja, silahkan ditinjau berdasarkan penerapan kurikulum, metode
pembelajaran, sarana dan prasarana laboratorium/workshop, kualitas
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
1. Berdasarkan kurikulum
Kurikulum yang diimplementasikan di SMK saat ini, khusus untuk
kelompok produktif masih menggunakan kurikulum tahun 2004, sedangkan
untuk kelompok normatif dan adaptif sudah menggunakan model pengelolaan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006. Pada tataran implementasi
kurikulum ini mauntut kreativitas guru di dalam memberikan pengalaman
belajar yang dapat meningkatkan kompetensi peserta didik, karena betapapun
baiknya kurikulum yang telah direncanakan pada akhirnya berhasil atau
tidaknya sangat tergantung pada sentuhan aktivitas dan kreativitas guru sebagai
ujung tombak implementasi suatu kurikulum.
Kasus 3.
Pendidikan kejuruan di Indonesia dalam implementasinya menggunakan
beberapa system vocational education di beberapa Negara (Jerman, Amerika dan
Australia)
a. Berikan gambaran deskripsi implementasi pendidikan kejuruan di
beberapa negara (Jerman, Amerika dan Australia)
 Jerman
1. Pre-Shool
2. Kinderganten
3. Primary School
4. Secondary School
Pada jenjang ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Hauptschule, yaitu jenjang pendidikan setelah SD yang berlangsung
hingga kelas 9. Disini siswa belajar hal yang dapat dipraktekkan dalam
bekerja, dalam kata lain ini adalah sekolah untuk bekerja.
b. Realschule, yaitu jenjang pendidikan setelah SD yang berlangsung
hingga kelas 10. Disini siswa belajar mengenai teori fisika, kimia,
biologi, matematika dan yang lainnya.
c. Gymnasium, yaitu jenjang pendidikan yang bisa disamakan dengan
SMA di Indonesia disini siswa juga belajar teori seperti fisika, kimia,
biologi, dan yang lainnya. Namun bobot presentase materinya lebih
tinggi. Ujian kelulusan dalam jenjang ini dinamakan Abitur, dimana
siswa bebas memilih 3 jenis mata pelajaran yang akan diikuti.
d. Univercity
Pendanaan pendidikan dibebankan kepada anggaran belanja negara
bagian dan partisipasi masyarakat lokal.Pembagiannya meliputi
pendanaan biaya personil yang dibebankan kepada negara bagian dan
infrastruktur yang melibatkan partisipasi masyarakat. Dalam hal ini,
pemerintahan federal utamanya bertanggungjawab atas pendanaan
perluasan institusi pendidikan tinggi, sarana yang dibutuhkan dalam
proses pendidikan dan kegiatan penelitian.

Kurikulum :
Secara umum kurikulum pendidikan Jerman dapat diformulasikan sebagai
berikut: a). Tujuan umum kurikulum ditentukan oleh peraturan sekolah/sering
dinyatakan pada mukaddimah suatu keputusan, sedangkan tujuan khusus
diterbitkan dalam kaitannya dengan pedoman kurikulum; b). Silabus,
rekomendasi metode mengajar dan model rencana pelajaran diputuskan oleh
kementrian negara; c). Mengenai buku teks, tidak ada yang dapat dipakai tanpa
ada persetujuan dari kementerian negara bagian dan guru boleh
menggunakannya sejauh terdapat dalam daftar rekomendasi buku yang sah; d).
Metode mengajar, bukan “teacher centered” tetapi “student centered” yang
sifatnya “open instruction” (murid belajar atas dorongan sendiri).
Meteri-menteri pendidikan negara bagian menentukan kurikulum mereka
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan mereka
melakukan itu melalui tiga jenis instrumen, yaitu: a). Tabel yang menguraikan
jumlah jam belajar per minggu, serta mata pelajaran sesuai dengan “grade” dan
jenis sekolah; b). Pedoman kurikulum; c). Pemberian wewenang penulisan dan
pengadaan buku teks.

 Australia
Berikut adalah jenjang pendidikan di Australia :
1. Primary School (6-7 tahun, tergantung otoritas daerah masing-masing)
Pada pendidikan jenjang sekolah dasar ini diwajibkan bagi setiap anak
yang berusia 6 tahun sampai 12 tahun atau 13 tahun tergantung dari
lamanya pendidikan dasar di negara bagian tertentu. untuk kurikulum
yang digunakan disetiap sekolah di negara bagian adalah sama. Namun
untuk semua sekolah dasar yang bersifat keagamaan merupakan milik
swasta.
2. Secondary School (4 tahun, tergantung otoritas daerah masing-masing)
Untuk jenjang sekolah menengah di Australia lama durasi
pendidikannya masih mengikuti otoritas daerah masing-masing dimana
lamanya pendidikan ini 4 tahun. Jenjang ini merupakan jenjang yang
wajib bagi mereka yang berusia 12/13 tahun sampai 16 tahun.
3. Senior Secondary School (2 tahun, tergantung otoritas daerang
masing-masing)
Yang terakhir pada jenjang Menengah Atas ini, para siswa mengenyam
pendidikan selama 2 tahun. Setiap siswa wajib memilih program
kejuruan atau pendidikan umum. Pada pendidikan kejuruan para siswa
akan diarahkan ke pasar kerja, dimana setiap negara bagian memiliki
pendidikan dan pelatihan (Vocational Education and Training/VET)
yang akan membantu menyiapkan para siswa untuk menuju dunia kerja
tanpa mengenyam pendidikan di universitas dan memiliki gelar sarjana.
VET ini merupakan pendidikan kursus keterampilan yang nantinya
akan mendapatkan sertifikat.
4. Univercity
Pada tingkat pendidikan tinggi, tekanan yang lebih besar diarahkan pada
pencapaian kebutuhan pendidikan untuk kepentingan ekonomi serta
masyarakat secara umum.

Kurikulum
Ada lima karakteristik nilai (values) yang akan dibangun melalui kurikulum
tersebut, yaitu:
(1) pursuit of knowledge and commitment to achievement of potential,
(2) self acceptance and respect of self,
(3) respect and concern for others and their rights,
(4) social and civic responsibility, dan
(5) environmental responsibility.
 Amerika
Manajemen pendidikan di AS dikembangkan berdasarkan aspirasi dan
kebutuhan masyarakat Negara Bagian dan Pemerintah Daerah setempat.
Hal ini dilakukan mengingat AS adalah Negara dengan system
desentralisasi. Di tingkat nasional (federal/pusat) dibentuk satu departemen,
yaitu Departemen Pendidikan Federal. Jadi meski dalam sistem pendidikan
di Amerika, sekolah adalah tanggung jawab pemerintah lokal, Deparemen
Pendidikan menyediakan kepeminpinan nasional untuk menjawab isu-isu
penting dalam pendidikan Amerika.
Jenjang pendidikan :
1. Elementary School, pada jenjang ini siswa menempuh pendidikan
selama 5 tahun.
2. Middle School, pada jenjang ini siswa menempuh pendidikan selama 2
tahun.
3. High School, pada jenjang ini siswa menempuh pendidikan selama 4
tahun. Setelah lulus dari high school ini para siswa mendapatkan gelar
diploma. Setelah lulus dari high school ini siswa bebas memilih akan
melanjutkan kemana atau ingin mendapat gelar diploma atau sarjana.
 Certificate, para mahasiswa akan diberikan pelatihan sesuai dengan
minat dan bakatnya selama 1 tahun.
 Assosiate Degree, para mahasiswa akan menempuh kuliah selama 2
tahun (60 sks)
 Bachelor, para mahasiswa yang lulus akan mendapat gelar sarjana (60
sks)
Kurikulum :
Kurikulum di Elementary School adalah Aritmatika Dasar, Matematika,
bahasa Inggris (seperti Grammar, Speeling dan vocabulary), dan mata
pelajaran lainnya seperti pelajaran sosial, pengetahuan alam,
pengembangan fisik, kesenian dan membaca. Sementara di Junior dan
Senior High School, kurikulum dasarnya adalah Ilmu Alam (Biologi,
Kimia dan Fisika), Matematika (Algebra, Geormetri, pra-Kalkulus,
Statistik, dan Kalkulus), Bahasa Inggris (Sastra, Kemanusian, Komposisi
dan bahasa lisan), Ilmu Sosial (Sejarah, Pemerintaha dan Ekonomi).
Siswa High School juga memiliki mata pelajaran pilihan seperti Atletik,
Karir dan Pendidikan teknik, pelajaran Komputer, Bahasa Asing dan
beberapa mata pelajaran lain yang bisa menunjang keberhasilan anak dan
diminati oleh siswa tersebut. Guru di Amerika Serikat haruslah memiliki
sertifikat mengajar dari pemerintah atau pendidikan tinggi untuk bisa
mengajar baik di preschool atau di sekolah menengah.
b. Deskripsi sajikan dalam bentuk tabel yang dapat membedakan
impplementasi pendidikan kejuruan di beberapa negara tersebut
Jerman Amerika Australia
Jenjang 1. Pre-Shool 1. Elementary 1. Primary
pendidikan 2. Kinderganten School School
3. Primary School 2. Middle 2. Secondary
4. Secondary School School
School 3. High School 3. Senior
5. Hauptschule Secondary
6. Realschule School
7. Gymnasium

Durasi 1. Pre-Shool 1. Elementary 1. Primary


pendidikan 2. Kinderganten School (5 School (6
3. Primary tahun) tahun)
School 2. Middle 2. Secondary
4. Secondary School (2 School (4
School tahun) tahun)
5. Hauptschule 3. High School 3. Senior
6. Realschule (4 tahun) Secondary
7. Gymnasium School (2
tahun)

Instansi Negara bagian Negara bagian Negara bagian


yang
bertanggung
jawab
c. Berikan deskripsi jenjang/tahapan pendidikan di beberapa negara
tersebut
1. Jerman
Berikut adalah jenjang pendidikan di Jerman :
e. Hauptschule, yaitu jenjang pendidikan setelah SD yang berlangsung
hingga kelas 9. Disini siswa belajar hal yang dapat dipraktekkan dalam
bekerja, dalam kata lain ini adalah sekolah untuk bekerja.
f. Realschule, yaitu jenjang pendidikan setelah SD yang berlangsung
hingga kelas 10. Disini siswa belajar mengenai teori fisika, kimia,
biologi, matematika dan yang lainnya.
g. Gymnasium, yaitu jenjang pendidikan yang bisa disamakan dengan
SMA di Indonesia disini siswa juga belajar teori seperti fisika, kimia,
biologi, dan yang lainnya. Namun bobot presentase materinya lebih
tinggi. Ujian kelulusan dalam jenjang ini dinamakan Abitur, dimana
siswa bebas memilih 3 jenis mata pelajaran yang akan diikuti.
h. Univercity
Pendanaan pendidikan dibebankan kepada anggaran belanja negara
bagian dan partisipasi masyarakat lokal.Pembagiannya meliputi
pendanaan biaya personil yang dibebankan kepada negara bagian dan
infrastruktur yang melibatkan partisipasi masyarakat. Dalam hal ini,
pemerintahan federal utamanya bertanggungjawab atas pendanaan
perluasan institusi pendidikan tinggi, sarana yang dibutuhkan dalam
proses pendidikan dan kegiatan penelitian.Sehingga lembaga-lembaga
pendidikan tidak memungut biaya pendidikan.Sesunguhnya biaya
kuliah di Jerman relatif rendah (hampir berarti tak perlu bayar SPP),
baik untuk warga negara Jerman, ataupun mahasiswa asing.
BElementary School, pada jenjang ini siswa menempuh pendidikan
selama 5 tahun.
2. Australia
Berikut adalah jenjang pendidikan di Australia :
5. Primary School (6-7 tahun, tergantung otoritas daerah masing-masing)
Pada pendidikan jenjang sekolah dasar ini diwajibkan bagi setiap anak
yang berusia 6 tahun sampai 12 tahun atau 13 tahun tergantung dari
lamanya pendidikan dasar di negara bagian tertentu. untuk kurikulum
yang digunakan disetiap sekolah di negara bagian adalah sama. Namun
untuk semua sekolah dasar yang bersifat keagamaan merupakan milik
swasta.
6. Secondary School (4 tahun, tergantung otoritas daerah masing-masing)
Untuk jenjang sekolah menengah di Australia lama durasi
pendidikannya masih mengikuti otoritas daerah masing-masing dimana
lamanya pendidikan ini 4 tahun. Jenjang ini merupakan jenjang yang
wajib bagi mereka yang berusia 12/13 tahun sampai 16 tahun.
7. Senior Secondary School (2 tahun, tergantung otoritas daerang
masing-masing)
Yang terakhir pada jenjang Menengah Atas ini, para siswa mengenyam
pendidikan selama 2 tahun. Setiap siswa wajib memilih program
kejuruan atau pendidikan umum. Pada pendidikan kejuruan para siswa
akan diarahkan ke pasar kerja, dimana setiap negara bagian memiliki
pendidikan dan pelatihan (Vocational Education and Training/VET)
yang akan membantu menyiapkan para siswa untuk menuju dunia kerja
tanpa mengenyam pendidikan di universitas dan memiliki gelar sarjana.
VET ini merupakan pendidikan kursus keterampilan yang nantinya
akan mendapatkan sertifikat.
8. Univercity
Pada tingkat pendidikan tinggi, tekanan yang lebih besar diarahkan pada
pencapaian kebutuhan pendidikan untuk kepentingan ekonomi serta
masyarakat secara umum.
3. Amerika
Manajemen pendidikan di AS dikembangkan berdasarkan aspirasi dan
kebutuhan masyarakat Negara Bagian dan Pemerintah Daerah setempat.
Hal ini dilakukan mengingat AS adalah Negara dengan system
desentralisasi. Di tingkat nasional (federal/pusat) dibentuk satu departemen,
yaitu Departemen Pendidikan Federal. Jadi meski dalam sistem pendidikan
di Amerika, sekolah adalah tanggung jawab pemerintah lokal, Deparemen
Pendidikan menyediakan kepeminpinan nasional untuk menjawab isu-isu
penting dalam pendidikan Amerika.
Jenjang pendidikan :
4. Elementary School, pada jenjang ini siswa menempuh pendidikan
selama 5 tahun.
5. Middle School, pada jenjang ini siswa menempuh pendidikan selama 2
tahun.
6. High School, pada jenjang ini siswa menempuh pendidikan selama 4
tahun. Setelah lulus dari high school ini para siswa mendapatkan gelar
diploma. Setelah lulus dari high school ini siswa bebas memilih akan
melanjutkan kemana atau ingin mendapat gelar diploma atau sarjana.
 Certificate, para mahasiswa akan diberikan pelatihan sesuai dengan
minat dan bakatnya selama 1 tahun.
 Assosiate Degree, para mahasiswa akan menempuh kuliah selama 2
tahun (60 sks)
 Bachelor, para mahasiswa yang lulus akan mendapat gelar sarjana (60
sks)
Referensi :
Frackman, dkk, Higher Education policy in Germany: In Goedegebuure,
Leo et al (Eds), Higher Education Policy: An International
Comparative Perspective, Paris: Pergamon Press, 1993
H. Mohle, German Democratic Republic: System of Education, In B. R.
Clarke and Neave, (Eds), The Encyclopedia of Higher Education,
Vol. 1,Oxford: Pergamon Press, 1992
A. Margrith Lin-Huber, Kulturspezifischer Spracherwerb, Bern: Verlag
Hans Huber, 1998 Autralian Bureu of Statistic, Shools; Australia
1993, Camberra: ABS, 1993

Anda mungkin juga menyukai