Anda di halaman 1dari 4

PENDEKATAN SAINTIFIK KECERDASAN EMOSIONAL DALAM

MENUNJANG HUBUNGAN SESEORANG

Anton S.

Pengungkapan kecerdasan emosional seseorang merupakan hal yang bisa


dibilang sangat signifikan dan juga tergantung dari karakteristik seseorang.
Keterkaitan antara kecerdasan emosional seseorang terhadap kehidupan sehari-hari
tentu memiliki banyak relasi integritas yang membawa individu tersebut dapat
menentukan pilihan yang ia putuskan. Menjadi pendorong dibalik hubungan sosial,
hubungan pekerjaan, maupun hubungan percintaan.

Sebelum beranjak terhadap implementasi kecerdasan emosional lebih


lanjut, tentu harus ada definisi yang mendasari pengertian dari kecerdasan
emosional itu sendiri. Menurut Howard Gamer (Tadkiroatun, 2011) kecerdasan
emosional yaitu memahami perasaan dan emosi diri sendiri, serta mampu
memahami kekuatan dan kelemahan diri, sehingga menumbuhkan sikap tekun,
mandiri, tidak mudah putus asa, percaya diri dan mampu mengekspresikan diri.
Selain itu, Dikutip dari Buku Musiforah Tadkiroatun, Amstrong juga berpendapat
bahwa kecerdasan emosional sendiri memiliki arti memahami diri sendiri dan
bertindak sesuai dengan pemahaman diri. Menurut Nugroho (2008), kecerdasan
emosional yaitu perasaan dari dalam diri baik perasaan senang maupun tidak
senang. Yang terakhir dari penulis sendiri, Anton Surya dalam histori chat WA
bersama Indah Puspa pernah menyinggung bahwa emosional merupakan langkah
diri dalam menentukan tujuan, sehingga dari penjelasan-penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa kecerdasan emosional merupakan kecerdasan yang dimiliki
oleh masing-masing individu baik dari dalam diri dalam membentuk persepsi,
ekspresi, kemampuan mengelola emosi, serta memahami kekuatan dan kelemahan
diri perasaannya sehingga mampu dari faktor-faktor tersebut terbentuk sebuah
motivasi sehingga menimbulkan sikap semangat tekun, percaya diri, tidak mudah
puts asa dan mampu mengekspresikan diri.

Hereditas merupakan faktor yang mementukan sifat-sifat kecerdasan


emosional. Pewarisan seperti dapat dikatakan turun temurun dari orang tua
sehingga hal ini sangat mempengaruhi bagaimana karakter individu dalam
menentukan sikapnya. Tentu terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
kecerdasan emosional yaitu:

a. Emosi diri

Mengenali emosi diri muerpakan suatu kemampuan untuk mengenali


perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupoakandasar
dari kecerdasaan emosional.

b. Mengelola Emosi

Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani


perasaan agar dapat terungkap dengan jelas atau selaras sehingga tercapai
keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang dimiliki dapat
terkendali. Namun tergantung dengan masing-masing individu, sehingga
langkah ini tidaklah seutuhnya benar.

c. Motivasi

Memotivasi diri sendiri merupakan pentaan emosi sebagai alat untuk


mencapai tujuan. Hal ini sangat penting dalam kaitan untuk memberi
perhatian, memotivasi diri, mampu berpikir secara rasional dan untuk saling
bertukar gagasan.

d. Mengenali emosi orang lain

Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga dengan


empati. Kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli,
menunjukan kemampuan empat seseorang. Individu yang memiliki
kemampuan empat lebih, mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang
tersebuti yang mengisyaratkan perhatian apa yang seharusnya diberikan
terlebih mereka sudah menjadi pasangan.

e. Membina hubungan

Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan


yang menjujang antara relasi seseorang. Dalam membina hubungan
tentunya ada hal yang harus dijadikan acuan sehingga hal ini berjalan mulus.
Setiap individu memiliki gaya atau karakter masing-masing dalam membina
hubungan sehingga jika mereka cocok (link and match) maka mereka akan
membentuk suatu kenyamanan.

Berdasarkan faktor-faktor di atas tentunya hal ini berjalan secara runtut


(struktural). Seperti halnya untuk memahami perasaan orang lain terlebih individu
yang memiliki ketertarikan terhadap lawan jenisnya haruslah melalui beberapa
tahap agar hal itu berjalan dengan lancar. Hal ini berkaitan dengan pilar-pilar belajar
yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together.

Penjelasan dari pilar-pilar tersebut yaitu:

a. Learning to know.

Pada masa orientasi, individu akan mencoba untuk sekadar tahu tentang
individu yang memang diimpikannya dengan cara mengenali seseorang,
bagaimana karakteristiknya, bagaimana feedback yang ia berikan dan
bagaimana caranya bersikap sehingga pada masa ini, individu bisa
menyimpukan bahwa pasangan yang ia coba dekati memiliki ketertarikan pada
beberapa bidang terntu.

b. Learning to do

Seperti halnya pada pilar learning to know, hal selanjutnya tentu membawa
individu untuk apa yang mereka akan kerjakan, hal apa yang mereka akan
lakukan untuk mendekati individu yang ia impikan. Dari pengenalan-
pengenalan karakteristik seseorang yang telah disebutkan ia akan mencoba
mencerna tingkat kecocokan dirinya sendiri terhadap individu yang
diimpikannya sehingga ia mulai melakukan tahap relasi. Membangun sebuah
intens antara kedua individu.

c. Learning to be

Pada tahapan ini membawa individu untuk terus belajar mendekati


seseorang yang diinginkan, terjun pada hubungna yang lebih dalam.
Menjadikan pasangan yang mereka idam-idamkan menjadi pasangan hidup
selamanya sehingga pada tahapan ini mereka telah banyak mempelajari
tahapan-tahapan karakteristik seseorang yang mereka inginkan dan bisa
langsung mengambil sebuah peranan dalam mendekatkan dirinya terhadap
idamannya.

d. Learning to live together.

Jika hal struktural diatas telah berjalan dengan lancar, tentu akan membawa
individu untuk membuat sebuah komitmen kepercayaan yang akan membawa
individu saling percaya bahkan lebih dari kepercayaan yang mereka berikan.
Mampu memahami dalam setiap kondisi dan membuat sebuah perhatian lebih
dibandingkan dengan hubungan relasi statis secara normal. Bisa dikatakan
learning to live together merupakan tahapan untuk saling melengkapi.

Kesimpulan yang dapat dipetik dari beberapa penjelasan diatas adalah dalam
hidup tentu adaya emosional yang dimiliki oleh masing-masing individu sehingga
membawa penyesuian terhadap orang yang akan mendekati. Hal ini membawa
bagaimaan individu belajar dalam menangani sebuah relasi antar 2 individu ke
dalam jenjang yang lebih serius sehingga sangat berperan aktif jika masing-masing
individu dapat saling melengkapi.

Referensi
Jason. (2018). Apa itu Pewarisan Sifat (Hereditas)? Diambil kembali dari
MejaKita: https://www.mejakita.com/materi/index/1213/apa-itu-
pewarisan-sifat-hereditas
Kristin, F. (2016). ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY
LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
SD. Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, 90-92.
Primastika, W. (2018). Kecerdasan Emosional Itu Penting, Kenali Cara
Melatihnya. Diambil kembali dari tirto.id: https://tirto.id/kecerdasan-
emosional-itu-penting-kenali-cara-melatihnya-c6qG

Anda mungkin juga menyukai