DOSEN PENGAMPU:
OLEH:
1915051027
ROMBEL 11
PENUGASAN 2
1. Hak Asasi Manusia sama artinya dengan hak-hak konstitusional karena
statusnya yang lebih tinggi dalam hirarki norma hukum biasa. Jika kita
menarik dari perspektif original intent pembentuk UUD 1945, bahwa
seluruh hak asasi manusia yang tercantum dalam UUD 1945
keberlakuannya dapat dibatasi. Original intent pembentuk UUD 1945 yang
2
menyatakan bahwa hak asasi manusia dapat dibatasi juga diperkuat oleh
penempatan Pasal 28J sebagai pasal penutup dari seluruh ketentuan yang
mengatur tentang hak asasi manusia dalam Bab XA UUD 1945 tersebut.
Maka secara penafsiran sistematis (sistematische interpretatie), hak asasi
manusia yang diatur dalam Pasal 28A sampai dengan Pasal 28I UUD 1945
tunduk pada pembatasan yang diatur dalam Pasal 28J UUD 1945.
Sebagaimana dipahami, dalam Pasal 28I ayat (1) UUD 1945,
terdapat sejumlah hak yang secara harfiah dirumuskan sebagai “hak yang
tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun”, termasuk di dalamnya hak
untuk hidup dan hak untuk tidak dituntut berdasarkan hukum yang berlaku
surut. Dalam konteks ini, Mahkamah menafsirkan bahwa Pasal 28I ayat (1)
haruslah dibaca bersama-sama dengan Pasal 28J ayat (2), sehingga hak
untuk tidak dituntut berdasarkan hukum yang berlaku surut tidaklah bersifat
mutlak.
Oleh karena hak-hak yang diatur dalam Pasal 28I ayat (1) UUD 1945
yaitu yang termasuk dalam rumusan “hak yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apa pun” dapat dibatasi, maka secara prima facie berbagai
ketentuan hak asasi manusia di luar dari Pasal tersebut, seperti misalnya
kebebasan beragama (Pasal 28E), hak untuk berkomunikasi (Pasal 28F),
ataupun hak atas harta benda (Pasal 28G) sudah pasti dapat pula dibatasi,
dengan catatan sepanjang hal tersebut sesuai dengan pembatasan-
pembatasan yang telah ditetapkan oleh Undang-undang.
2. Hukuman mati sangat bertolak belakang dengan dasar negara kita yaitu
Pancasila. Walaupun hukuman mati sudah ada dalam Pasal 2 ayat 2 UU 31
Tahun 1999 tetapi dalam konteks tersebut namun hal ini tidaklah berjalan
efektif. Namun, bagaimana dengan kaitannya yaitu dasar negara kita yaitu
Pancasila? Sebagai sebuah motivasi untuk memerangi kejahatan sepertinya
tidak terlalu bermasalah. Tapi, ketika harus mempertaruhkan kemanusiaan
dan bahkan 'menumbalkan' manusia lain meskipun demi tujuan yang lebih
besar, jelas ini bertentangan dengan Pancasila. Fungsi utama hukuman mati
adalah untuk memberikan efek jera dan juga mengatakan kepada pihak lain,
jangan melakukan hal ini kalau tidak mau mengalami nasib serupa. Jelas,
tereksekusi mati tidak akan jera karena pelakunya sendiri sudah tidak ada.
Sedangkan, sebagai sebuah pengumuman dan peringatan jelas sekali hal ini
tidak bisa dibenarkan karena menggunakan konsep tumbal.
PENUGASAN 3
1. Perbedaan antara demokrasi parlementer, demokrasi trias poltika dan juga
demokrasi referendum sebagai berikut:
3
Demokrasi Parlementer merupakan sebuah sistem pengorganisasian
suatu negara dengan memberikan tanggungjawab kepada lembaga
legislatif untuk membentuk kabinet kerja serta melakukan pemilihan
presiden dan wakilnya.
Trias Politica yaitu sistem pengorganisasian dengan membagi tanggung
jawab sehingga masing-masing lembaga mempunyai peran dan tujuan
masing-masing.
Demokrasi referendum yaitu demokrasi yang menunjukan adanya
pengawasan rakyat terhadpa badan legislatif secara langsung melalui
referendum.
2. Hubungan yang terjadi yaitu hubungan timbal balik yang mana saling
ketergantungan antara infrastruktur dengan lembaga pemerintah.
Suprastruktur politik sebagai pembuat kebijakan tidak mungkin dengan
sendirinya membuat suatu peraturan tanpa pertimbangan, saran, dan
pendapat dari lembaga infrastruktur politik yang berperan sebagai
penghubung antara masyarakat dengan suprastruktur. Oleh karena itu
adanya kerja sama antara suprastruktur dan infrastruktur membuat sebuah
kebijakan politk yang bersinergi nantinya.
PENUGASAN 4
UUD Konstitusi
Memuat peraturan tertulis saja. Memuat peraturan tertulis dan lisan.
Bersifat dasar dan belum memiliki Bersifat dasar, belum memiliki
sanksi pemaksa atau sanksi pidana sanksi pemaksa atau sanksi pidana
bagi penyelenggaraanya. bagi penyelenggaraanya, timbul dan
terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan negara meskipun
tidak tertulis.
Mengandung pokok-pokok sebagai Memuat ketentuan-ketentuan sebagai
berikut: berikut:
· Adanya jaminan terhadap HAM
dan warganya
4
· Ditetapkan susunan ketatanegaraan · Organisasi negara, misalnya
suatu negara yang bersifat pembagian kekuasaan antar badan
fundamental legislatif, eksekutif, dan yudikatif
· Adanya pembagian dan · HAM
pembatasan tugas ketatanegaraan
· Prosedur mengubah UUD
yang juga bersifat fundamental
· Ada kalanya memuat larangan
untuk mengubah sifat tertentu dari
UUD
Contoh : UUD NKRI 1945 Contoh : Konstitusi RIS 1949
UUD 1945 dianggap memiliki arti yang unik karena dari sejarah terlahirnya
sendiri melalui perjalan yang panjang dan dari masing-masing isinya
tertuang gagasan dari pendiri bangsa Indonesia secara fundamental baik dari
sisi sosiologis, hukum, dan filsafat, sesuai dengna tata krama dan norma
bangsa Indonesia yang dituangkan langsung dalam Undang-undang.
2. Sesuai Pasal 37 UUD 1945 yang berbunyi "Setiap usul perubahan pasal-
pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara tertulis dan ditunjukkan
dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.".
Oleh karena itu dalam keadaan darurat, Majelis Permusyawaratan dapat
mengubah UUD sesuai dengan ketentuan ayat yang terkandung pada pasal
37 UUD 1945 itu sendiri.
PENUGASAN 5
1. Jika demikian, maka segala kebijakan daerah akan tidak dapat diselaraskan
menjadi satu. Ibarat setiap daerah memegang otonomnya masing-masing
dan memiliki peraturan yang mengikat warganya serta membeda-bedakan
setiap sumber daya yang diberikan negara. Jika dilihat pada kasus ini,
bentuknya sama dengan negara bagian yang memiliki hak tersendiri dalam
mengatur wilayahnya. Dengan adanya kebijakan otonomi berada pada
tingkat daerah, ini menyelaraskan setiap daerah yang terdapat pada provinsi
tersebut dan mewakili setiap daerah dengan kepala daerah provinsi
(gubernur).
5
pusat. Dengan adanya desentralisasi, maka suatu daerah memiliki
kewajiban untuk menyusun, mengatur, dan mengurus daerahnya sendiri
tanpa ada campur tangan serta bantuan dari pemerintah pusat. Contoh dari
desentralisasi sendiri yaitu pada bidang pendidikan dengan akulturasi
pendidikan dengan budaya daerah masing-masing, selain itu kebijakan
ekonomi untuk mengatur rumah tangganya sendiri
PENUGASAN 6
1. Beberapa ungkapan terhadap pandangan hukum yaitu:
Hukum seperti jaring laba-laba yang mana terlalu kuat bagi si lemah dan
terllau rapuh bagi si kuat. Masih rentan untuk goyah dan rusak.
Ungkapan tersebut menandakan kualitas hukum yang diterapkan
dimana penguasa lebih mudah bergerak dan berkelit dibandingkan
dengan rakyat kecil. Hukum tersebut bisa jebol seperti dilanggar atau
tidak berlaku dikarenakan orang tersebut menyogok atau yang lainnya.
Karena uang, kualitas hukum menjadi jebol, hukum harus ditegakan
tanpa tergiur dengan uang. Contoh, Nenek Meri yang dituntut 5 bulan
penjara karena menjual petasan.
Hukum seperti pedang, yaitu memiliki 2 sisi, terdapat sisi tajam dan sisi
tumpul. Ini diabaratkan tajam ke atas dan tumpul ke bawah yang mana
ungakapan tersebut hukum berlaku sangat lembut dan ringan kepada
orang kalangan atas yang memiliki keuasaan, sedangkan berlaku kasar
bagi rakyat biasa sehingga menimbulkan sebuah diskriminasi antara
orang yang memiliki keuasaan dan rakyat biasa.
Hukum seperti pasal karet yaitu terdapat beberapa peraturan dan
kebijakan yang dibuat tidak jelas ataupun tidak logis keberadaanya
sehingga hal ini menimbulkan keambiguan dalam peraturan. Contoh,
terbentuknya KUHP yang rancu.
Dari ketiga ungkapan tersebut memang benar adaanya penegakan
hukum di Indonesia yang mana belum sepenuhnya ditegakan, masih
berpihak kepada orang yang memiliki uang dan juga kekuasaan sehingga
penerapannya lebih menindas masyarakat biasa
2. Masyarakat Madani merupakan masyarakat yang beradab dalam
membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya (civil society).
Masyarakat madani lebih dari pro-demokrasi. Meniscayakan toleransi yang
kesediaan individu untuk menerima berbagai pandangan politik dan sikap
sosial yang berbeda. Dapat dilihat jelas bahwa hubungan antara masyarakat
madani dengan demokrasi yaitu memprioritaskan kepentingan bersama,
saling mendukung dan tidak dapat terbangun sendirinya.
6
PENUGASAN 7
7
Roussaeu keberadaan suatu negara bersandar pada perjanjian warga negara
untuk meningkatkan diri dengan suatu pemerintah yang dilakukan melalui
organisasi politik. Menurutnya, pemerintah tidak memiliki dasar
kontraktual, melainkan hanya organisasi politiklah yang dibentuk melalui
kontrak.
Indonesia memandang kebebasan berkontrak sebagai sarana mewujudkan
kesejahteraan sosial dan memandang kontrak dari sisi kemasyarakatannya
ditafsirkan secara objektf, berbeda dari paham individualis menafsirkan
kontrak secara subjektf. Kebebasan berkontrak dalam dunia bisnis
dioperasionalisasikan untuk terciptanya kesejahteraan hidup yang pantas
yang menampakan dirinya pada kesejahteraan sosial dengan tetap
menghormati kesejahteraan individu. Untuk kebutuhan praktis, perlu
dilakukan sosialisasi kepada praktsi hukum dan ekonomi mengenai tafsir
daya laku prinsip kebebasan berkontrak. Selain itu memegang landasan
Pancasila yang memang mementingkan rakyatnya.
8
Legislatif memiliki fungsi sendiri, eksekutif, dan yudikatif memiliki tugas
masing-masing. Dalam konteks tersebut, saya kurang setuju bahwasanya
kekuasaan eksekutif terlalu mudah dijatuhkan karena setiap masing-masing
kekuasaan saling melengkapi.
9
Ketahanan nasional adalah keuletan dan ketangguhan suatu bangsa yang
mampu menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan
ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar, baik secara
langsung ataupun tidak langsung yang tidak membahayakan integritas,
identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan Negara.
10