Anda di halaman 1dari 2

Puisi Aku

Puisi Aku

Puisi Aku – Tahukah kalian bahwa Chairil Anwar adalah seorang sastrawan kenamaan Indonesia
yang namanya sudah sering kali disebut. Karya-karyanya banyak dikutip dan dipentaskan ulang
oleh para seniman lain hingga sekarang.

Puisi Aku ditulis pada masa penjajahan Jepang. Isinya merepresentasikan mengenai keinginan
untuk berjuang dan menolak penjajahan. Menolak aturan-aturan yang dibuat untuk mengekang
rakyat Indonesia. Banyak karyanya yang ditolak oleh penerbit yang menganggap tulisannya tidak
mencerminkan visi Jepang untuk Asia Timur Raya.

Melalui Aku, Chairil Anwar seolah ingin menunjukkan bahwa dirinya rela untuk menjadi berbeda
dan dipandang bersalah (aku ini binatang jalang; Dari kumpulan yang terbuang), tak peduli pada
konsekuensi yang nantinya harus ditanggung (Biar peluru menembus kulitku; Aku tetap
meradang menerjang; Luka dan bisa kubawa berlari; Berlari; Hingga hilang pedih peri).
Memberikan pesan untuk terus berjuang melawan penjajah walaupun harus dibayar nyawa.

Dan melalui puisi ini, Chairil Anwar juga menyampaikan keyakinannya. Bahwa akan tiba saatnya
nanti bahwa karyanya tidak akan lagi dipandang salah.

Usia singkat Chairil Anwar dalam dunia kesusastraan Indonesia tak lantas membuat dirinya kecil.
Justru dalam waktu sesingkat itu, ia berhasil mempelopori perkembangan puisi modern di
Indonesia. Puisi-puisi yang ditulis pada masa itu cenderung memiliki isi pemberontakan
terhadap penjajahan dan harapan-harapan untuk menjadi rakyat yang bebas dari sebuah
negara yang merdeka.

Demikian halnya dengan puisi Aku, yang seluruhnya menyiratkan akan keengganan untuk
tunduk pada aturan penjajah. Meski harus menjadi orang buangan, dengan karyanya yang
sering ditolak, namun tak ada kata menyerah. Ancaman hukuman hingga nyawa menjadi
taruhan pun tak dipersoalkan.

Anda mungkin juga menyukai