Anda di halaman 1dari 10

Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Pendidikan

Individu di Sekolah (Memotivasi Peserta Didik dan Guru dalam Masa Pandemi)
Oleh :
Syaiful Qomari, S.Si
NPM 20510268

Pendidikan adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh individu secara sadar dan terencana
untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dengan tujuan mendidik peserta didik
dalam mengembangkan potensi dirinya. Namun dewasa ini, masih banyak sekali
permasalahan-permasalahan di dalam dunia pendidikan yang dapat menghalangi tercapainya
tujuan-tujuan yang diharapkan.
Permasalahan di dalam pendidikan tersebut merupakan prioritas utama yang harus
dipecahkan, salah satunya menyangkut tentang masalah kualitas pendidikan. Kualitas
pendidikan saat ini tengah mengalami tantangan sebagai dampak mewabahnya virus Covid-
19.
Covid-19 menjadi pandemik global yang penyebarannya begitu menghawatirkan. Akibatnya
pemerintah harus bekerja sama untuk menekan laju penyebaran virus Covid-19 dengan
mengeluarkan kebijakan agar seluruh warga masyarakat untuk melakukan social distancing
atau menjaga jarak. Sehingga dengan adanya kebijakan tersebut seluruh aktivitas masyarakat
yang dulu dilakukan di luar rumah dengan berkumpul dan berkelompok, kini harus
diberhentikan sejenak dan diganti dengan beraktivitas di rumah masing-masing.
Salah satu dampak social distancing juga terjadi pada sistem pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
dalam masa darurat penyebaran virus, Mendikbud menghimbau agar semua lembaga
pendidikan tidak melakukan proses belajar mengajar secara langsung atau tatap muka,
melainkan harus dilakukan secara tidak langsung atau jarak jauh. Dengan adanya himbauan
tersebut membuat semua lembaga pendidikan mengganti metode pembelajaran yang
digunakan yaitu menjadi online atau dalam jaringan (daring).
Sebenarnya pembelajaran daring ini bukan hal baru bagi Indonesia, model pembelajaran
ini telah dikembangkan sejak tahun 2013 sebagai alternatif pembelajaran, artinya sebelum
adanya wabah virus ini, Indonesia telah mengaplikasikan metode tersebut. Tetapi tidak semua
lembaga yang mengaplikasikan, terutama sekolah-sekolah yang berada di pedesaan. Dengan
adanya wabah virus ini, membuat dan mengharuskan seluruh sekolah, perguruan tinggi dan
lembaga pendidikan lainnya, menggunakan metode pembelajaran daring tanpa terkecuali,
dengan tujuan agar proses pembelajaran tetap berjalan meskipun harus dilakukan di rumah
masing-masing.
Keadaan ini tentu saja memberikan dampak pada kualitas pembelajaran, siswa dan guru
yang sebelumnya berinteraksi secara langsung dalam ruang kelas sekarang harus berinteraksi
dalam ruang virtual yang terbatas. guru dituntut memberikan pengajaran yang baik,
menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar dan secara kreatif dan inovatif
menggunakan media belajar yang menarik agar siswa dapat memahami materi pembelajaran
dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Selain itu, motivasi belajar siswa juga berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Emda bahwa proses pembelajaran akan
mencapai keberhasilan apabila siswa memiliki motivasi belajar yang baik. Oleh karena itu
motivasi belajar sangat penting untuk dimiliki oleh setiap siswa, baik motivasi intrinsic
maupun ekstrinsik.
Iklim belajar yang diciptakan pembelajaran daring turut mempengaruhi motivasi belajar
siswa, jika dalam pembelajaran luring guru mampu menciptakan suasana kelas kondusif
untuk menjaga motivasi belajar siswa agar pembelajaran dapat tercapai karena iklim kelas
memiliki pengaruh yang signifikan dengan motivasi belajar. Namun kondisi pembelajaran
daring menyebabkan guru kesulitan untuk mengontrol dan menjaga iklim belajar karena
terbatas dalam ruang virtual. Kondisi ini menyebabkan motivasi belajar siswa dapat menurun
bahkan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Motivasi belajar adalah variabel yang terdiri dari dua kata yaitu motivasi dan belajar,
yang keduanya memiliki arti tersendiri. Jika membahas mengenai motivasi, sering kali
disandingkan dengan kata motif. Sesuai dengan penelusuran peneliti, motif dapat diartikan
sebagai gerak atau sesuatu yang mendorong individu untuk bergerak.8 Sedangkan motivasi,
menurut Mc Donald adalah suatu perubahan energi yang terjadi pada individu yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi atau tindakan untuk mencapai tujuan tertentu.9
Sedangkan belajar menurut Slameto adalah suatu proses usaha untuk mendapatkan perubahan
pada tingkah laku.10 Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak yang terletak di dalam diri peserta didik yang memunculkan niat
untuk melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
dapat tercapai.
Aspek-Aspek Motivasi Belajar
Menurut Marilyn K. Gowing ada empat poin aspek-aspek motivasi belajar, adapun
penjelasannya sebagai berikut:11
a. Dorongan Mencapai Sesuatu
Peserta didik merasa terdorong untuk berjuang demi mewujudkan keinginan dan
harapan-harapannya.
b. Komitmen
Komitmen adalah salah satu aspek yang cukup penting dalam proses belajar.
Dengan memiliki komitmen yang tinggi, peserta didik memiliki kesadaran untuk
belajar, mampu mengerjakan tugas dan mampu menyeimbangkan tugas.
c. Inisiatif
Peserta didik dituntut untuk memunculkan inisiatif-inisiatif atau ide-ide baru yang
akan menunjang keberhasilan dan kesuksesannya dalam menyelesaikan proses
pendidikannya, karena ia telah mengerti dan bahkan memahami dirinya sendiri,
sehingga ia dapat menuntun dirinya sendiri untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat
bagi dirinya dan juga orang di sekitarnya.
d. Optimis
Sikap gigih, tidak menyerah dalam mengejar tujuan dan selalu percaya bahwa
tantangan selalu ada, tetapi setiap dari kita memiliki potensi untuk berkembang dan
bertumbuh lebih baik lagi.
Kemudian aspek-aspek motivasi belajar menurut Frandsen yaitu :
a. Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap hal baru. Oleh karena itu, selalu terdorong
untuk belajar, demi mengejar cita-citanya.
b. Kreatif, peserta didik terus berpikir dan menciptakan sesuatu yang baru, sehingga
membuat dirinya berbeda dengan yang lainnya.
c. Menginginkan simpati dari orang tua, guru dan teman-temannya. Sebagai manusia
biasa, kita menginginkan suatu pujian sebagai bentuk penghargaan terhadap apa yang
telah kita lakukan maupun kita capai.
d. Memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru. Tidak menutup
kemungkinan, ketika kegagalan menghampiri kita, pasti terbesik rasa kecewa, tetapi
bukan berarti membuat kita putus asa dan menyerah, melainkan harus terus berjuang
demi menjemput kesuksesan kita.
e. Merasa aman ketika telah menguasai materi pelajaran.
f. Memberlakukan ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar. Setiap dari kita pasti
telah mengetahui dan percaya bahwa ketika melakukan hal yang baik, akan
mendapatkan hasil yang baik pula, begitu pun sebaliknya. Dengan memiliki pemikiran
seperti ini, akan memicu peserta didik untuk terus semangat dalam belajar.
Aspek-aspek di atas merupakan bagian dari sekian banyak pendorong agar peserta didik
memiliki keinginan untuk belajar, karena apabila peserta didik memiliki dorongan seperti
aspek-aspek di atas, maka peserta didik tersebut akan mendapatkan hasil yang maksimal
sesuai
dengan harapannya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
a. Faktor Internal12
1. Cita-cita dan Aspirasi
Salah satu faktor pendukung yang dapat memperkuat semangat dalam belajar
adalah dengan memiliki cita-cita. Sedangkan aspirasi adalah sebuah harapan atau
keinginan yang dimiliki oleh individu dan selalu menjadi tujuan dari perjuangan yang
telah ia mulai.
2. Kemampuan Peserta Didik
Motivasi belajar dipengaruhi oleh setiap kemampuan yang dimiliki oleh peserta
didik. Kemampuan yang dimaksud adalah segala potensi yang dimiliki baik itu dari
segi intelektual maupun psikomotorik.
3. Kondisi Peserta Didik
Kondisi secara fisiologis juga turut mempengaruhi motivasi belajar peserta
didik. Seperti kesehatan dan panca indera. Ketika peserta didik memiliki kesehatan dan panca
inderanya dapat bekerja secara maksimal, peserta didik telah memiliki peluang
untuk mencapai keberhasilan dalam proses pendidikannya.
4. Keadaan psikologis peserta didik yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu :
a) Bakat
Bakat adalah kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu yang apabila terus
diasah dan dikembangkan melalui belajar akan menjadi sebuah kecakapan dan
sangat membantu untuk meraih kesuksesan.
b) Intelegensi
Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik dalam mereaksikan
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat.
Inteligensi bukan selalu berkaitan dengan otak, tetapi adanya interaksi dan koneksi
antar organ-organ yang ada di dalam tubuh manusia.
c) Sikap
Sikap juga memiliki peran penting dalam mempengaruhi motivasi belajar
peserta didik. Artinya ketika peserta didik belajar dalam keadaan atau suasana
senang, cara guru dalam mengajar yang baik dan sebagainya akan membuat peserta
didik semangat sehingga memperoleh hasil yang maksimal, begitu pun sebaliknya.
d) Persepsi
Persepsi peserta didik tentang belajar, manfaatnya dan keuntungan yang
didapatkan ketika belajar juga mempengaruhi kemauannya untuk terus belajar.
e) Minat
Salah satu hal yang memiliki pengaruh yang besar dalam motivasi belajar
adalah minat. Ketika peserta didik memiliki minat yang besar terhadap pelajaran
matematika, ia akan belajar dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya. Begitu
pun dengan pelajaran yang lainnya.
f) Unsur-Unsur Dinamis dalam Pembelajaraan
Perasaan, ingatan, keinginan dan pengalaman yang dimiliki peserta didik turut
mempengaruhi motivasi dalam belajar, baik itu secara langsung maupun tidak
langsung.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal berarti faktor-faktor di luar dari diri peserta didik yang ikut berperan
dalam mempengaruhi motivasi belajar. Diantaranya : (1) Kondisi lingkungan belajar,
kondisi lingkungan belajar yang kondusif akan mendukung dan memperkuat semangat
belajar peserta didik. (2) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, teman-teman di kelas
dapat mempengaruhi proses belajar. (3) Lingkungan sosial masyarakat, ketika peserta didik
merasa diakui keberadaanya dengan diikutsertakan dalam kegiatan masyarakat, juga akan
mempengaruhi semangatnya dalam belajar. (4) Lingkungan sosial keluarga, hubungan
antar orangtua dan anak yang harmonis dan saling menghargai juga akan mempengaruhi
motivasi anak dalam belajar. (5) Lingkungan non sosial, terbagi dua yaitu lingkungan
alamiah dan faktor instrumental. Lingkungan alamiah, artinya dukungan, kasih sayang dan
kebiasaan-kebiasaan keluarga yang baik akan turut mempengaruhi motivasi belajar anak.
Sedangkan faktor instrumental seperti fasilitas atau sarana prasarana yang disediakan oleh
sekolah juga akan mempengaruhi semangat peserta didik dalam belajar.

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa selama Masa Pandemi

Pandemi Covid19 yang terjadi di Indonesia membawa beberapa perubahan kebiasaan pada
kehidupan sehari-hari dalam berbagai aspek. Salah satu yang dominan yaitu pada aspek
pendidikan. Selama pandemi, proses belajar mengajar lebih banyak dilakukan melalui proses
daring atau online dengan menggunakan berbagai aplikasi digital seperti Zoom, Google
Meet, Google Classroom, YouTube, dan lain-lain sebagai media penunjang belajar.

Seiring berjalannya waktu, proses belajar online yang telah berlangsung kurang lebih delapan
bulan ternyata memiliki banyak kendala. Berbagai permasalahan timbul, seperti HP yang
tidak dimiliki sendiri oleh siswa, tidak memiliki kuota internet (kuota bantuan belum merata),
ketidakpahaman menggunakan berbagai aplikasi digital, hingga tugas yang banyak. Rasa
jenuh dengan pembelajaran yang monotan menyebabkan siswa terlambat mengumpulkan
tugas. Bahkan siswa memilih untuk tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru atau
tidak mengikuti proses belajar tersebut. Selama proses belajar online ditemukan fakta bahwa
jumlah kehadiran siswa dalam proses belajar mengajar mengalami penurunan yang cukup
signifikan.

Sebagai Guru, tentu kita harus peka dengan kondisi tersebut. Siswa perlu dimotivasi agar
semangatnya untuk belajar tumbuh kembali. Seringkali motivasi adalah penggerak terhebat
bagi siswa untuk belajar meskipun berada pada kondisi terbatas sekalipun. Motivasi itu ibarat
air laut, kadang pasang kadang pula surut. Maka tugas Guru adalah menjaga motivasi belajar
itu tetap berada pada kondisi pasang melalui beberapa cara di bawah ini.

 1. Memperjelas Tujuan yang Ingin Dicapai

Guru wajib mempromosikan pentingnya suatu pelajaran. Tujuan kita mempelajari sesuatu
harus jelas diketahui oleh siswa. Hal tersebut akan memnjadikan siswa paham ke arah mana
ia ingin dibawa. Pemahaman siswa terhadap pentingnya dan tujuan pembelajaran dapat
menumbuhkan minat siswa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar
mereka. Guru bisa mengaitkan dengan kondisi-kondisi khusus yang terjadi seperti pada masa
pandemi yang masih berlangsung saat ini.

 2. Menggunakan Metode dan Kegiatan yang Beragam

Ibarat kita sedang menonton televisi, tentu kita akan bosan apabila hanya menonton satu
channel TV saja. Kita cenderung mengganti-ganti channel TV untuk memilih program acara
yang menarik. Begitu pula dengan proses pembelajaran. Siswa tentu bosan apabila metode
dan kegiatan yang kita lakukan dalam proses belajar dan mengajar bersifat monoton atau itu-
itu saja. Seyogyanya Guru menggunakan metode dan kegiatan yang beragam agar proses
belajar bisa berlangsung dengan lebih menarik. Materi yang akan kita sampaikan bisa
dikemas dengan bentuk-bentuk yang menarik, misalnya dengan membuat materi pelajaran
dalam bentuk animasi ataupun dalam bentuk mind map. Untuk guru BK, dalam memberikan
layanan klasikal bisa menyertakan video ataupun gambar.

 3. Menciptakan Suasana yang Menyenangkan dalam Belajar

Siswa dapat belajar dengan lebih baik apabila berada dalam suasana yang menyenangkan,
merasa aman, bebas dari rasa tegang. Guru bisa mencairkan suasana tegang dalam belajar
dengan memberikan humor di tengah-tengah pengajaran yang sedang diberikan. Selain itu,
Guru wajib memberikan perhatian yang sama pada semua siswa, agar setiap siswa memiliki
kesempatan yang sama dalam mengaktualisasikan dirinya di kelas online kita.

 4. Membimbing dan Mendukung Siswa Belajar

Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengemukakan hambatan belajar yang


dihadapinya. Guru juga perlu memberikan penguatan kepada siswa bahwa ia mampu 
mengatasi segala hambatan tersebut.

 5. Memberikan Penghargaan atas Usaha yang Telah Dilakukan Siswa

Sekecil apapun hal yang telah dilakukan siswa, Guru wajib memberikan penghargaan sebagai
bentuk dukungan. Tidak selalu dalam bentuk benda, penghargaan tersebut bisa juga
dilakukan dengan memberikan pujian atau komentar positif terhadap hasil pekerjaan siswa.
Gestur angkat jempol atau berkata “Bagus nak, tingkatkan..." adalah contoh penghargaan atas
usaha siswa.

Lima kiat di atas bisa menjadi langkah awal bagi Guru untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa. Tidak menutup kemungkinan Guru bisa menciptakan atau mengembangkan kiat-kiat
lain dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, khususnya selama masa pandemi. Yang
paling penting adalah semangat belajar siswa kita selalu berada dalam 'kondisi pasang'
meskipun sedang berada dalam situasi yang kurang menyenangkan bagi mereka. Begitu pula
dengan kita para guru, tetap wajib berada dalam 'kondisi pasang' agar proses belajar-mengajar
tetap bisa berlangsung dengan baik.

Sebagai seorang guru, tidak hanya berkewajiban mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa,
tapi juga harus bisa menjadi motivator belajar untuk siswa. Terlebih di masa pandemi seperti
sekarang ini, siswa tentunya membutuhkan penyemangat belajar selain dari orang tuanya di
rumah. Dengan berubahnya kegiatan belajar yang tadinya dilaksanakan dengan tatap muka
lalu berubah menjadi daring, menjadi tantangan tersendiri bagi para guru.

Adanya pandemi ini menuntut para guru untuk bisa memanfaatkan teknologi secara apik.
Buntut dari ketidakcakapan guru dalam menggunakan teknologi untuk belajar dari rumah
(BDR) mengakibatkan penurunan keaktifan siswa. Dikhawatirkan, penurunan keaktifan siswa
tersebut bisa menjadi salah satu indikator motivasi belajar siswa menurun.

Oleh karena itu, guru harus bisa mengembangkan cara meningkatkan motivasi belajar pada
siswa.  

1. Tingkatkan Kualitas Guru

Guru menjadi pioner dalam proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, sebagai
seorang guru harus secara sadar diri terus melakukan peningkatan kualitasnya. Tidak hanya
berbicara soal kualitas mengajar pada mata pelajaran yang diampu, lebih dari itu, guru juga
dituntut berkualitas dalam aspek psikologis anak. Hal ini sangat penting, demi terwujudnya
motivasi belajar siswa yang tinggi. Tentunya Bapak/Ibu Guru bisa melakukan peningkatan
kualitas dengan mengikuti berbagai macam seminar ya.

 2. Maksimalkan Fasilitas Pembelajaran

Untuk membangun motivasi belajar siswa, Bapak/Ibu Guru harus bisa memaksimalkan
fasilitas belajar yang tersedia. Di saat masa PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) seperti ini,
pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyalurkan bantuan kuota
internet. Selain itu, Bapak/Ibu Guru juga sangat dianjurkan menggunakan sarana dan
prasarana penunjang kegiatan belajar yang bisa memotivasi siswa. Anda bisa menggunakan
layanan LMS (Learning Management System) yang bisa melayani Anda Live
Teaching (mengajar secara virtual).

 3. Pilih Metode Pembelajaran yang Tepat

Sebagai seorang guru, memang harus pandai dalam memilih metode belajar yang tepat.
Pemilhan metode belajar ini bisa menjadi tolok ukur apakah siswa merasa jenuh dalam
kegiatan belajarnya atau bahkan merasa antusias dengan metode yang Bapak/Ibu Guru
terapkan. Anda bisa menerapkan metode belajar diskusi secara langsung melalui aplikasi
belajar atau membagi siswa dalam beberapa kelompok guna memudahkan siswa dalam
memahami materi.

 4. Memanfaatkan Media Belajar

Media belajar yang menarik dan kreatif bisa menjadi daya tarik siswa untuk belajar. Dengan
media yang demikian itu, fokus siswa dalam belajar bisa ditingkatkan. Ada pun media belajar
yang bisa menjadi alternatif untuk menunjang kegiatan belajar siswa bisa berupa video
belajar beranimasi. Jika Anda menggunakan platform LMS untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar, pastikan platform tersebut menyediakan layanan video belajar dengan animasi
untuk membantu penjelasan yang Anda sampaikan.

5. Lakukan Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pada setiap kegiatan pembelajaran mutlak sangat perlu untuk dilakukan. Hal ini
bertujuan melihat efektivitas kegiatan belajar tersebut sudah efektif atau belum. Evaluasi ini
bisa dilakukan dengan menganalisis nilai yang diperoleh siswa dari soal atau tugas yang
Bapak/Ibu Guru berikan.

7 Tips Mengajar Dari Mendikbud Di Masa Pandemi Covid-19

1. Jangan stress

Memang tidak mudah menghadapi masa yang tidak menentu kapan berakhir, masa dimana

penuh kebingungan. Untuk itu, Mas Menteri menyarankan untuk mencoba metode baru yang

bisa membuat metode pengajaran lebih efektif.

Pada dasarnya, keluar dari zona nyaman memang sangat diperlukan. Selain untuk mencoba

hal baru, keluar dari zona nyaman juga mampu memberikan tantangan tersendiri bagi yang

melakukannya. Hal ini bisa diterapkan bagi para pengajar di Indonesia, mencoba mencari

cara baru untuk mendapatkan pengajaran metode terbaik memang sangat diperlukan.

2. Mencoba untuk membagi kelompok belajar menjadi kelompok kecil-kecil

Biasanya, melakukan penyampaian materi terhadap siswa dilakukan di dalam kelas. Satu

guru bertugas untuk menerangkan secara langsung tentang semua materi di depan kelas.

Namun, di tengah wabah seperti ini, kegiatan tersebut harus dihentikan.


Untuk mengganti cara tersebut para pengajar bisa melakukan pengajaran dengan sistem

kelompok kecil. Sehingga dapat membuat sistem belajar mengajar lebih efektif. Selain itu,

belajar dalam sistem kelompok kecil juga dapat mengantisipasi kemampuan siswa yang tidak

sama.

3. Mencoba untuk project based learning

Group project assignment diharapkan para peserta mampu bertanggung jawab tentang

tantangan dan kolaborasi mereka untuk bertanggung jawab terhadap tugas mereka. Siswa

mampu mengampu apa yang sudah menjadi tugas mereka dan dapat terealisasikan dengan

baik.

Dalam sistem project based learning ini bisa dikaitkan dengan pembagian kelompok kecil.

Sehingga siswa mampu bekerja sama dengan teman satu kelompoknya. Harapanya, dengan

melakukan pembagian kelompok kecil ini siswa juga dapat termotivasi dari teman-temannya

yang lain.

4. Alokasikan waktu yang lebih banyak bagi yang tertinggal

Tidak menutup kemungkinan banyak siswa yang juga tertinggal di pelajaran. Banyaknya

kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar kegiatan sekolah sehingga dapat menyebabkan

siswa tersebut tertinggal. Tidak hanya itu, ketertinggalan materi di sekolah juga disebabkan

oleh kemampuan siswa yang kurang.

Untuk itu, peran serta orangtua dalam pembelajaran ini juga sangat dibutuhkan bagi para

pelajar. Dengan membagi waktu untuk mengajar secara rata, guru dan orangtua diharapkan

bisa berkolaborasi untuk mengejar ketinggalan para siswa tersebut.


5. Fokus terhadap waktu yang paling penting

Selain melakukan eksperimentasi pada alokasi waktu. Pengajar juga bisa membagi konsep-

konsep dasar yang tertinggal. Menggaris bawahi materi yang paling penting inilah diharapkan

dapat membantu siswa agar mampu mengejar ketertinggalan mereka di sekolah.  Selain itu,

dengan melakukan hal ini, diharapkan siswa juga dapat sukses dalam menghadapi

kemampuan yang sudah mereka miliki.

6. Saling interaksi dengan sesama guru

Siapa bilang guru tidak butuh melakukan tukar pikiran terhadap sesama guru. Di masa yang

serba membingungkan seperti ini hal itu sangat dibutuhkan. Guru disarankan meminta

bantuan sesama guru untuk memberikan timbal balik dalam metode pembelajaran yang

dilakukan di dalam kelas mereka.

Sehingga guru satu dan yang lain bisa melakukan koreksi terhadap pembelajaran yang sudah

mereka lakukan. Tidak hanya itu, guru bisa memasuki kelas yang diajar guru lain saat

melakukan virtual class. Inilah yang bisa membantu guru agar bisa memiliki inovasi lebih

jauh dalam bidang teknologi. Selain itu, metode seperti ini bisa membuat guru bisa

menyampaikan materi dengan inovasi baru di kelasnya.

7. Have fun

Mengajar memang tidak mudah, namun di waktu yang seperti ini orangtua dan guru

seharusnya bisa melakukan inovasi terbaru untuk melakukan pengajaran terhadap anak-anak

mereka. Di masa yang bisa membuat stres seperti ini, peran guru dan orangtua sangat

dibutuhkan oleh para siswa dalam belajar.

Buatlah pembelajaran yang sangat menyenangkan bagi mereka. Tujuannya tidak lain adalah

untuk membuat materi yang disampaikan lebih efektif kepada para siswa.
Cara pembelajaran tersebut memang bisa dinilai sangat efektif untuk para siswa untuk saat

ini. untuk itu, apabila diaplikasikan dengan sangat baik, diharapkan siswa mampu

menghadapi semua tugas dan materi yang mereka dapat. Semoga dengan adanya kejadian

seperti ini, pembelajaran bisa berjalan dengan sangat efektif.

Anda mungkin juga menyukai