KAJIAN TEORI
A. Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari dua suku kata yaitu prestasi dan belajar.
sutuasi menuju tingkah laku yang akan dicapai oleh siswa. 4 Prestasi
1
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1997), 141
2
Oemar Hamalik, Metode Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2001),159
3
Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, 67
4
Dimyati , Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 5
9
10
dapat di ukur dengan tes tertentu dan dapat di wujudkan dalam bentuk
dibedakan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern.6 Faktor
intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
5
Slameto, Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 4
6
Slameto, Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya, 54
a. Faktor Intern
1) Faktor Jasmani
a) Kesehatan
terjamin.
b) Cacat Tubuh
2) Faktor Psikologis
a) Intelegensi
b) Perhatian
c) Minat
d) Bakat
bakatnya.
3) Faktor Kelelahan
a) Tidur
b) Istirahat
d) Rekreasi
kesehatan
b. Faktor Ekstern
1) Faktor Keluarga
b) Suasana Rumah
c) Keadaan Ekonomi
2) Faktor Sekolah
a) Metode Mengajar
b) Kurikulum
tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada grup yang saling
3) Faktor Masyarakat
b) Teman Bergaul
dalam jiwanya dari pada yang kita duga. Agar siswa dapat
anaknya.
3. Fungsi dan Kegunaan Prestasi Belajar
tentu mempunyai fungsi dan kegunaan, hanya saja fungsi dan kegunaan
prestasi belajar.
b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu, hal ini
umum pada manusia termasuk pada anak didik dalam suatu program
pendidikan
d) Prestasi belajar sebagai indikator intrn dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan
anak didik.
4. Macam – Macam Prestasi Belajar
a. Tes Formatif
daya serap siswa terhadap suatu bahasan tertentu. Hasil tes ini
dalam satuan waktu tertentu pula, atau sebagai feedback atau umpan
c. Tes Sumatif
B. Metode Diskusi
7
Uzer Usman, Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar Bahan Kajian
PKG, MGBS, MGMP, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), 9
8
Abu Ahmadi, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Bima Aksara, 1986.)114
9
Muhibbin.1999
10
Muhaimin, dkk, 1996:hal. 83
pelaksanaannya nanti dapat menyesuaikan jenis diskusi apa yang akan
digunakan.
a. Diskusi Formal
pemerintahan, dimana dalam diskusi itu perlu adanya ketua dan penulis
biasanya ketat dan rapi. Jumlah peserta siswa yang menjadi peserta pun
Ekspresi spontan dari peserta biasanya dilarang sebab tiap peserta yang
lintas diskusi.11
b. Diskusi Informal
Aturan dalam diskusi ini lebih longgar dari pada yang dipakai dalam
11Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru (Jakarta:PT. Remaja Rosda
Karya, 1999,)
c. Diskusi Panel
Dalam diskusi ini ada dua kategori peserta, yaitu: peserta aktif dan
peserta non aktif ini terdiri dari beberapa kelompok yang memiliki
Diskusi ini hampir sama dengan diskusi formal lainnya, hanya saja
pandangannya mengenai topic yang sama atau salah satu dari topic
yang sama tersebut. Dan diskusi symposium ini biasanya tidak mencari
kebenaran tertentu.
e. Lecture Discussion
persoalan saja.
Sedangkan bila distinjau dari segi pola pemusatan orang yang berperan
sebagainya.
12
Surya,1982
3. Aplikasi Metode Diskusi
Mengajar untuk :
masalah bersama.
a. Sisi positif
dapat secara mudah diingat siswa. Hal itu disebabkan karena siswa
bermusyawarah.
b. Sisi Negatif
berpartisipasi
melebar kemana-mana.
segala sesuatunya dengan rapi dan sistematis terlebi dahulu. Dan dalam hal
sebagai berikut:
diskusi
tujuan
persoalan,
tujuannya
1) Kegiatan Pembukaan
diajarkan(apersepsi).
13
SDN 2 Ketro, Metode Pembelajaran Diskusi, Simulasi, dan Pemberian Tugas (Februari 2011).
http://sdn2-ketro.blogspot.com/2011/02/metode-pembelajaran-diskusi-simulasi.html
- Guru mengemukakan permasalahan yang ada di masyarakat
anggota diskusi.
2) Kegiatan Penutup
peristiwa belajar.
pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu
Sementara itu Zainal Aqib berpendapat bahwa saat ini ahli pendidikan
a. Pembelajaran.
ke arah yang lebih baik.16 Dalam interaksi tersebut banyak sekali yang
14
Moh Uzer Usman, Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. 2, hlm. 4
15
Zainal Aqib, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran, (Surabaya: Insan Cendikia, 2002),
hlm. 42
16
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis kompetensi, (Bandung: Remaja Rosda Karya Offset, 2003),
hlm. 100
mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri
interaktif yang berlangsung antara guru dan siswa atau juga antara
b. Aqidah akhlak.
17
S. Nasution, Kurikulum Dan pengajaran, (Jakarta: Bina Aksara, 1984), hlm. 102
18
Zainal Aqib, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran, (Surabaya: Insan Cendikia, 2002),
hlm. 42
Allah SWT, Esa sebagai Tuhan yang mencipta, mengatur dan
meniadakan.19
aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh
setiap manusia memiliki fitrah tentang adanya Tuhan yang didukung oleh
hidayah Allah SWT berupa indra, akal agama dan lain sebagainya, dan
dengan keraguan.
19
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), Cet. 8,
hlm. 60.
20
Zaki Mubarok Latif, dkk, Akidah Islam, (Yogyakarta: UII Press, 2001), hlm. 29
Kemudian pengertian akhlak adalah suatu perangai (watak, tabiat)
Akhlak itu timbul dan tumbuh dari dalam jiwa, kemudian berbuah
sifat yang baik dan utama dan menjauhi segala yang buruk dan tercela.
Pemupukan agar dia bersemi dan subur ialah berupa humanity dan iman,
perbuatan.
dengan ajaran Islam. Jadi aqidah akhlak merupakan bidang studi yang
itu sebagaimana yang telah diuraikan diatas dalam bab ini, maka dapatlah
difahami dan diketahui bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran
aqidah akhlak adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk
aqidah akhlak adalah: usaha atau bimbingan secara sadar oleh orang
dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh lidah, dan diwujudkan oleh amal
perbuatan.
Selain itu pembelajaran aqidah akhlak adalah salah satu bagian dari
21
Zaki Mubarok Latif, dkk, Op. Cit., hlm. 30
rukun iman, dan dalam hal bertauhid dapat dipahami dan diamalkan
keteladanan para Rasul Allah, sahabat Rasul, orang saleh, serta adab
D. Akhlak Tercela
menciptakan, dari akar kata ini pula ada kata makhluk (yang diciptakan)
dan kata khalik (pencipta), maka akhlak berarti segala sikap dan tingkah
laku manusia yang datang dari pencipta (Allah swt). Sedangkan moral
berasal dari maros (bahasa latin) yang berarti adat kebiasaan, disinilah
mutlak dan pasti yang datang dari Allah swt. Kenyataannya setiap orang
yang bermoral belum tentu berakhlak, akan tetapi orang yang berakhlak
22
Depag RI, Op. Cit., hlm. 2
akhlak manusia sebagaimana sabdanya dalam hadist dari Abu Khurairah,
yaitu :
a. Lemah Iman
b. Tabiat/watak asli
buruk, rendah, suka iri dan dengki terhadap orang lain. Tabi'at ini lebih
yang tidak mengenal makna adab dan akhlak serta tidak tahu tujuan
hidup yang mulia, maka akhlaknya akan rusak sebagai mana hasil
didikan lingkungannya.
a. Pesimis
termasuk akhlak tercela. Pada intinya pesimis akan timbul ketika kita
kekayaan.
Yang harus kita lakukan agar terhindar dari sifat pesimis adalah :
belajar.
2) Berkumpul dengan teman-teman yang rajin dan pandai agar kita
3) Banyak belajar/berusaha
b. Bergantung
diri dan rapuhnya batin seseorang serta tidak adanya keinginan untuk
Kalau kita selalu dibawah ketiak orang lain, atau berlindung dengan
menggantung pada orang lain maka dia tidak punya harga diri, paling
c. Serakah
Serakah adalah sifat yang tidak puas dengan apa yang telah
lakukan merugikan oreng lain atau tidak. Sedangkan putus asa adalah
keinginannya
atau boleh, asalkan dilakukan dengan cara yang baik dan benar.
apa yang didapatkan orang lain tersebut. Banyak cara yang dilakukan,
orang lain.
3) Diremehkan orang
2) Bersifat qanaah
3) Hidup sederhana
d. Putus Asa
Semua umat manusia pasti merasakan putus asa. Dan umat itu
Putus asa adalah keadaan hati yang patah semangat. Orang yang
bagi orang yang putus asa adalah kita akan rugi di dunia, selain juga di
akherat kita akan mendapat laknat dari Allah SWT. Allah SWT
perbuatan putus asa adalah larangan. Sebab putus asa dihakimi oleh
Allah sama dengan orang kafir. Bukankah Allah Maha menerima do’a
dan harapan kita? Allah adalah dzat yang maha rohman dan maha
berbuat salah sekalipun syetan tetap membisikkan kata kata agar kita
Putus asa memiliki kaitan dengan ujub. Ibnu Mas'ud ra. berkata:
mau berusaha dan tidak mau pula mencari, sementara orang yang
yang sudah ada tidak perlu dicari dan apa yang mustahil juga tidak
perlu dicari.