Anda di halaman 1dari 11

Riptek, Vol.1, No.2, Tahun 2008, Hal.

: 23 - 33

STRATEGI AKSELERASI PENCAPAIAN IPM BIDANG


PENDIDIKAN UNTUK MENDUKUNG KEBERHASILAN
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
KOTA SEMARANG
Rasdi Ekosiswoyo, Kardoyo, Tri Joko Raharjo *)

Abstrak

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu parameter kinerja pembangunan daerah. IPM
merupakan nilai dari pengukuran Indeks Kesehatan, Indeks Pendidikan, dan Indeks Daya Beli. Penelitian ini
bertujuan untuk memberikan gambaran kondisi umum capaian IPM bidang pendidikan serta melakukan analisis
potensi dan permasalahan pendidikan di Kota Semarang untuk dapat dirumuskan rekomendasi kebijakan strategis
akselerasi pencapaian IPM bidang pendidikan . Penelitian bertipe deskriptif kualitatif dengan teknik analisis data
melalui analisis situasi dan kondisi, analisis regulasi dan kebijakan, dan analisis standarisasi. Angka melek Huruf
(AMH) sebesar 99,67% dan Rerata Lama Sekolah (RLS) tahun 2003 sampai 2006 selalu naik. Rata-rata
perkembangan IPM pendidikan tahun 2003 – 2006 adalah 2,8. Pencapaian IPM pendidikan tahun 2006 sebesar
69,71 dan proyeksi di tahun 2010 sebesar 72,388. Dibutuhkan akselerasi pencapaian menjadi angka 75 di tahun
2010 , hal ini tidak begitu sulit megingat dukungan anggaran pendidikan yang cukup besar. Strategi akselerasi
peningkatan indeks pendidikan didasarkan pada pemerataan dan perluasan akses, perlunya peningkatan mutu,
relevansi dan daya saing, serta adanya penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Arah strategi
akselerasi program pendidikan dasar dan PADU adalah semua anak usia dini (0-6) tahun memiliki kesempatan yang
sama untuk tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan potensi dan tahap perkembangan usianya dan
meningkatkan pemerataan dan perluasan layanan pendidikan dsar yang bermutu dan terjangkau. Program
pendidikan menengah memiliki arah strategi meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan menengah umum dan
kejuruan, dalam upaya mewujudkan rintisan wajar dikmen 12 tahun. Strategi pada program pendidikan luar sekolah
adalah memberi pelayanan pendidikan kepada warga masyarakat yang belum sekolah, tidak pernah sekolah atau
buta aksara, putus sekolah, dan masyarakat yang kebutuhan pendidikannya tidak terpenuhi jalur pendidikan formal.

Kata kunci : indeks pendidikan, akselerasi, strategi

Latar Belakang menetapkan Pencapaian IPM pada tahun 2010, hal


Indeks Pembangunan Manusia yang tersebut berdasar tidak tercantumnya pencapaian
selanjutnya disingkat menjadi IPM adalah indeks IPM pada akhir RPJMD Kota Semarang tahun
ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat 2010. Tentu saja hal ini merupakan sesuatu yang
kemajuan suatu daerah dilihat dari pembangunan sangat disayangkan, mengingat tolok ukur
sumber daya manusia yang dicerminkan dari keberhasilan pembangunan salah satunya dilihat
ukuran standar sebagai berikut : dari IPM.
1. Indeks atau Angka Harapan Hidup (Life Dengan memperhatikan situasi dan kondisi
Expectacy). IPM Kota Semarang saat ini, perlu dilakukan
2. Indeks Pendidikan yang dihitung dari Angka upaya-upaya strategis dalam rangka
Melek Huruf (Adult Literacy Rate) dan Rata- mengakselerasi pencapaian IPM bidang pendidikan
rata Lama sekolah (Mean Years of Schooling). pada tahun 2010. Akselerasi yang dilakukan
3. Indeks Daya Beli ( Adjusted Real per Capital). Pemerintah Kota Semarang diaktualisasikan dalam
IPM merupakan salah satu parameter untuk misi-misi RPJMD Kota Semarang Tahun 2005 –
mengetahui capaian kinerja pembangunan suatu 2010 yang mengarah pada pengembangan kualitas
daerah, secara aplikatif telah menjadi landasan SDM. Mengingat tujuan pembangunan pendidikan
konseptual bagi daerah guna mengapresiasikan Kota Semarang yang sangat mengharapkan
berhasil atau tidaknya pembangunan yang peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pada
dilakukan di daerah. bidang pendidikan, maka dengan adanya anggaran
Berdasarkan realitas pemahaman tersebut, pendidikan 20 % yang telah disediakan perlu
maka pemerintah daerah saat ini sangat concern dirumuskan untuk peningkatan pencapaian IPM
terhadap pencapaian target IPM. Namun bidang pendidikan.
Pemerintah Kota Semarang kelihatannya belum

*) Universitas Negeri Semarang


Strategi Akselerasi Pencapaian...... (Rasdi Ekosiswoyo, dkk)

Tujuan disusunnya Perencanaan dan Strategi pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan
Akselerasi Pencapaian IPM Bidang Pendidikan, kebutuhan dasar (basic need development) yang
adalah untuk : berkembang menjadi pembangunan yang
1. Memberikan gambaran tentang kondisi umum berparadigma pada manusia (human centered
capaian IPM Bidang Pendidikan Kota development) pada dekade tahun 1990-an.
Semarang. Sejak tahun 1960-an Bank Dunia menentukan
2. Melakukan analisis potensi dan permasalahan empat kriteria untuk investasi pengembangan
pendidikan di Kota Semarang, dikaitkan sumber daya manusia, yakni (1) kebutuhan tenaga
dengan capaian Angka Melek Huruf dan Rata- kerja terampil dalam lapangan kejuruan dan
Rata Lama Sekolah, sebagai bahan teknologi, (2) perluasan pendidikan dasar yang
penyusunan Perencanaan dan Strategi dipandang memiliki tingkat keuntungan/manfaat
Akselerasi Pencapaian IPM Pendidikan di (rate of return) yang lebih tinggi sehubungn
Kota Semarang. dengan rendahnya biaya. (3) pengembangan
sektor pedesan sehingga memperlihatkan peranan
Kajian Teoretis Konsep Indeks pendidikan masal untuk meningkatkan
Pembangunan Manusia produktivitas sektor pedesaan. (4) keadilan dan
Nilai modal manusia (Human Capital) suatu pemerataan yang menunjukkan pentingnya
bangsa tidak hanya ditentukan oleh jumlah distribusi kesempatan memperoleh pendidikan
populasi penduduk, atau tenaga kerja kasar (labour dan bentuk-bentuk pengembangan SDM lain, baik
intensif) tetapi sangat ditentukan oleh tenaga kerja secara geografis, sosial dan ekonomis.
intelektual (Brain intensif). Adam Smith (1952), Pendidikan menjadi salah satu aspek dalam
pakar ekonomi klasik, mengakui bahwa Indeks Pembangunan Manusia (Human
pendidikan dan latihan, akan apat meningkatkan Development Indeks) yang dikembangkan oleh
pengetahuan dan keahlian yang pada gilirannya United Nations Development Program (UNDP).
akan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Ia Dalam komposit IPM, aspek pendidikan diukur
mengatakan bahwa kesejahteraan dan keakayaan dengan menggunakan dua indikator yakni; angka
suatu bangsa sangat bergantung pada keunggulan melek huruf (AMH) penduduk usia 15 tahun
intelegensi dan intelektual. keatas, dan Rata-rata lama sekolah (RLS). Melek
Sebagaimana dilaporkan oleh Word huruf diukur melalui kemampuan membaca dan
Development Report (1982), bahwa investasi menulis, sedangkan rata-rata lama sekolah
sumber daya manusia sebenarnya telah difikirkan dihitung dengan tiga variabel, yakni partipasi
sejak Jaman Adam Smith dan para teoritisi lainnya, sekolah, tingkat/kelas yang sedang pernah dijalani,
sejak abad ke-15 Bank Dunia dengan program dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan.
internasional telah mengukuhkan kepercayaan
terhadap investasi sumber daya manusia bagi Metode Penelitian
pertumbuhan ekonomi (Nanang Fatah, 2000). Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian
Keuntungan ekonomi dari investasi bertipe deskriptif kualitatif yang ditekankan pada
pendidikan (rate of return), ternyata lebih tinggi perumusan akselerasi pencapaian IPM Bidang
dari investasi fisik dengan perbandingan rata-rata Pendidikan Kota Semarang. Teknik analisis data
15,3 % dan 9,1 %. Ini berarti bahwa investasi di yang digunakan dalam penyusunan Strategi
bidang pendidikan sangat menguntungkan, baik Akselerasi Pencapaian IPM Bidang Pendidikan
dilihat dari sisi sosial maupun ekonomi. Banyak adalah: 1) Analisis Situasi dan Kondisi digunakan
negara lain telah mengalami lonjakan kemajuan untuk mengetahui deskripsi kondisi eksisting dan
yang begitu menakjubkan, tidak lain karena prediksi IPM bidang pendidikan Kota Semarang
mereka menjadikan pembangunan pendidikan secara umum. Selanjutnya, berdasarkan data
sebagai prioritas penting dan menjadi pilar utama dilakukan penentuan strategi. 2) Analisis Regulasi
penopang pembangunan lain. dan Kebijakan digunakan untuk menginventarisasi
Pembangunan pendidikan tidak bisa terlepas regulasi terkait dengan IPM bidang pendidikan
dari adanya pergeseran secara global paradigma pada umumnya dan bidang standar pendidikan
pembangunan di dunia. Paradigma pembangunan pada khususnya, baik tingkat Nasional maupun
yang berorientasi pada produksi (production lokal, hingga penentuan item-item pokok yang
centered development) yang terjadi pada dekade dapat digunakan sebagai acuan IPM pendidikan di
60-an, beralih kepada paradigma pembangunan Kota Semarang. Selanjutnya, setelah dikaitkan
yang lebih menekankan distribusi hasil-hasil dengan data kondisi umum dan IPM bidang
pembangunan (distribution growth development) pendidikan Kota Semarang, dapat dirumuskan
pada dekade tahun 70-an. Selanjutnya pada berbagai rekomendasi kebijakan strategis
dekade tahun 80-an muncul paradigma Akselerasi Pencapaian IPM Bidang Pendidikan.

24
Riptek, Vol.1, No.2, Tahun 2008, Hal.: 23 - 33

Hasil rumuskan kebijakan tersebut akan digunakan menunjukkan proporsi terbesar ada pada tamat
sebagai salah satu masukan utama dalam SD dan diikuti SLTA dan SLTP. Namun untuk
Peningkatan IPM dalam mendukung RPJMD Kota penduduk usia 5 tahun yang keatas yang belum
Semarang pada urusan pendidikan. 3) Analisis sekolah masih cukup tinggi.
Standardisasi digunakan untuk memberikan Dilihat dari persentasi penduduk berusia 10 tahun
batasan item-item pokok dari regulasi maupun keatas yang dirinci menurut pendidikan tertinggi
definisi dan tolok ukur IPM yang dapat diterapkan yang ditamatkan, penduduk yang dapat
sebagai acuan penelitian ini. menamatkan SMP/MTs keatas berjumlah sebanyak
67,27% dari seluruh penduduk usia tersebut. Hal
Hasil Penelitian dan Pembahasan ini menunjukkan bahwa program wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun telah berhasil
Kinerja Pendidikan dalam Peningkatan dilaksanakan sehingga mempunyai kualitas jenjang
Indeks Pembangunan Manusia pendidikan yang lebih baik.
Fasilitas pendidikan di kota Semarang pada Dari APBD Kota Semarang tahun 2007
tahun ajaran 2006/2007 baik sekolah negeri (tahun terakhir pada waktu penelitian), dapat
maupun swasta untuk jenjang pendidikan Dasar, diketahui bahwa secara keseluruhan anggaran
SD/MI sebanyak 729 buah dan SMP/MTs sebanyak Dinas Pendidikan pada tahun 2007 sebesar Rp.
192 buah, selanjutnya jumlah SMU/SMK/MA 411.113.967.864,- , yang terdiri dari belanja tidak
sebanyak 168 buah. langsung sebesar Rp.300.622.149.000,- dan belanja
Sedangkan sarana dan prasarana pendidikan, langsung sebesar Rp.110.491.818.864,-. Dari
jumlah gedung yang rusak SD/MI 47,77% Ruang alokasi anggaran Belanja tersebut belanja langsung
Kelas (RK), SLTP/MTs 7,91 % RK dan yang akan digunakan untuk belanja
SMU/SMK/MA 5,58 % RK. Program/kegiatan. Anggaran pendidikan Kota
Apabila diukur dari tingkat pendidikan Semarang sudah mencapai 19,51 persen.
penduduk (diatas 5 tahun) maka dapat diketahui Perhitungan tersebut berasal dari APBD Kota
terbesar adalah tamat SD/MI diikuti oleh Tamat Semarang dikurangi Belanja pegawai pada APBD,
SLTP dan SLTA. kemudian hasilnya sebagai dasar pembagi belanja
Beberapa indikator yang dapat dijadikan langsung pendidikan. Perhitungannya seperti
ukuran keberhasilan pendidikan adalah rata-rata berikut Rp.1.002.712.000.000 –
lama sekolah, Angka melek huruf, APK, APM dan Rp.436.498.000.000 = 566.214.000.000,
angka drop out. Untuk mengetahui indeks selanjutnya Rp.110.491.000.000 /
pendidikan disamping rata-rata lama sekolah, Rp.566.214.000.000 = 0,1951 atau 19,51 persen.
angka yang dapat memberikan kontribusi pada Dari besarnya anggaran pendidikan pada
indeks pendidikan adalah Angka Melek Huruf tahun 2007 tersebut, yang dialokasikan untuk
(AMH). Indeks pendidikan secara umur ditelusuri pemberian beasiswa bagi keluarga tidak mampu
dari 2 indikator, yaitu rata-rata lama sekolah dan SD/MI/SDLB sebanyak 82.618 siswa (Negeri +
angka melek huruf yang diamati dari penyebab Swasta) dan SMP/MTs/SMPLB sebanyak 24.043
langsung, penyebab tak langsung, dan penyebab siswa (Negeri + Swasta).
mendasar. Sedangkan besarnya anggaran pendidikan
Penyebab langsung dinyatakan dengan Angka tersebut yang dipergunakan untuk
Partisipasi Murni (APM) di tingkat SD, SMP, SMA pemeberantasan buta huruf lebih kurang hanya
dan SMK. Dari data, terlihat bahwa kondisi APM Rp.425.000.000,-.
untuk ketiga jenjang baik SD, SMP dan SMA turun. Melihat besarnya anggaran pendidikan Kota
Hal ini tentu akan mempengaruhi secara langsung Semarang tentunya dapat mendukung realisasi
Indeks pendidikan Kota Semarang. Sedangkan pencapaian IPM pendidikan Kota Semarang.
untuk angka drop out menunjukkan angka yang Realisasi anggaran pendidikan baru terealisasi dua
menggembirakan, dimana sudah tidak ada lagi tahun terakhir, sehingga diharapkan besarnya
murid SD, SMP dan SMA yang drop out. Sehingga anggaran untuk tahun-tahun berikut dapat
pemerataan pendidikan yang diharapkan dapat mendongkrak nilai IPM pendidikan Kota
tercapai. Semarang.
Tingkat pendidikan dapat mengambarkan Analisis Pendidikan Dalam Peningkatan
mutu/kualitas sumber daya manusia. Semakin Indeks Pembangunan Manusia
besar proporsi pada jenjang pendidikan SLTA Berdasar Analisis kondisi dan situasi dengan
keatas, maka menunjukkan bahwa tingkat melihat profil atau gambaran umum tentang
pendidikan dasar yang telah dicapai semakin tinggi. pendidikan di Kota Semarang, maka dapat
Berdasarkan data yang ada, pada tingkat dilakukan analisis terhadap kekuatan, kelemahan,
pendidikan penduduk usia 5 tahun keatas, tantangan dan peluang pendidikan, yang mana

25
Strategi Akselerasi Pencapaian...... (Rasdi Ekosiswoyo, dkk)

diperlukan sebagai landasan dalam menentukan kemampuan pemerintah untuk menjamin


strategi pembangunan pendidikan di Kota biaya pendidikan bagi warganya.
Semarang. d. Banyaknya sekolah negeri dan swasta yang
Kekuatan Pendidikan Di Kota Semarang menerapkan biaya pendidikan tinggi, sehingga
a. Fungsi Kota Semarang sebagai kota memberikan kesan adanya komersialisasi
pendidikan yang menjadi tujuan utama pendidikan
masyarakat kota Semarang dan sekitarnya. e. Adanya masyarakat usia produktif yang belum
b. Potensi peserta didik, tenaga kependidikan, melek huruf dan bersikap apatis terhadap
serta sarana dan prasarana. upaya pemerintah dalam program keaksaraan
c. Anggaran pendidikan yang cukup tinggi. fungsional.
d. Tingginya minat dan partisipasi sebagian f. Sikap masyarakat yang “Sekolah negeri
masyarakat dalam penyelenggaraan minded” mempengaruhi upaya peningkatan
pendidikan di semua tingkatan, dari Taman angka partisipasi.
Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi. g. Banyaknya warga daerah sekitar atau
e. Adanya kesadaran kolektif aparatur perbatasan Semarang yang tergolong miskin,
kewilayahan dan dan masyarakat terhadap yang menyekolahkan anak-anaknya ke Kota
pentingnya pendidikan bagi pembangunan Semarang menjadi beban sekolah/Pemerintah
sumber daya manusia. Kota Semarang.
f. Adanya peningkatan indikator makro h. Adanya sejumlah LSM yang peduli pendidikan,
pendidikan (AMH dan RLS). hanya melihat persoalan pendidikan secara
g. Adanya Peraturan Daerah yang dapat menjadi parsial, mengakibatkan berkembangnya isu
acuan penyelenggaraan pendidikan di Kota dan menjadikan iklim kurang kondusif bagi
Semarang. pelaksanaan program pemerintah yang telah
h. Adanya komitmen Pemerintah Daerah untuk disusun.
mewujudkan sekolah gratis dikdas. Peluang Pendidikan Di Kota Semarang.
Kelemahan Pendidikan Di Kota Semarang. a. Semakin tingginya perhatian stakeholder
a. Masih banyaknya tingkat kerusakan pendidikan di Kota Semarang, termasuk
infrastruktur pendidikan dasar khususnya SD, adanya dukungan politis dari legislatif
menyebabkan sulitnya distribusi dan proporsi terhadap upaya pembangunan pendidikan.
alokasi anggaran pendidikan yang berorientasi b. Mulai adanya perhatian dan kontribusi nyata
pada pembangunan fisik dan non fisik. dari berbagai perusahaan terhadap
b. Keadaan geografis dan penyebaran penduduk pendidikan, melalui pemberian berbagai
yang tidak merata, kurang baiknya bantuan ke sekolah, dalam bentuk bea siswa,
penyebaran guru, serta tidak meratanya perbaikan bangunan, sumbangan buku, dan
sarana dan prasarana pendidikan pada setiap lain-lain.
kecamatan di Kota Semarang. c. Kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap
c. Relevansi pendidikan dengan kebutuhan partisipasi pendidikan bagi anak usia sekolah.
ketenaga kerjaan masih rendah, sehingga d. Adanya kesepakatan bersama antara Legislatif
lulusan pendidikan belum siap kerja (baru siap dan Walikota untuk Akselerasi Wajar Dikdas
latih), dan menimbulkan masalah 9 Tahun.
pengangguran. e. Perhatian dan kontribusi masyarakat
d. Belum semua kecamatan yang memiliki Pusat terhadap biaya pendidikan di sekolah sudah
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), sebagai cukup tinggi.
pusat penyelenggaraan dan pengembangan f. Pemerintah pusat dan Provinsi masih
pendidikan non formal. memberikan bantuan biaya pendidikan yang
Tantangan Pendidikan Di Kota Semarang. cukup tinggi bagi pembangunan pendidikan di
a. Banyaknya kaum urbanate yang tidak Kota Semarang.
berpendidikan berpeluang menambah anjal g. Adanya kesepakatan untuk sharing dana
dan anak terlantar. antara pemerintah pusat, provinsi dan
b. Semakin banyaknya masyarakat yang tidak pemerintah Kota Semarang untuk perbaikan
memiliki pekerjaan atau terkena PHK dan bangunan sekolah jenjang pendidikan dasar.
memiliki anak yang sedang bersekolah. h. masyarakat semakin kritis dan sadar mutu,
c. Masyarakat yang terpaksa membayar tinggi sehingga muncul lembaga pendidikan swasta
biaya pendidikan, mengakibatkan munculnya yang berkualitas sebagai mitra pemerintah.
sikap skeptis terhadap program pemerintah
dan kekurang percayaan terhadap
Indeks Pendidikan Kota Semarang

26
Riptek, Vol.1, No.2, Tahun 2008, Hal.: 23 - 33

Kondisi Indeks Pembangunan Manusia tahun 2003 – 2006 selalu mengalami kenaikan
Kota Semarang terus yaitu dari indek sebesar 72,8 pada
Seperti disampaikan oleh BPS (1997) tahun 2003 naik menjadi sebesar 74,9 pada
bahwa indikator dari aspek kesehatan, tahu 2004 dan naik lagi menjadi sebesar 75,3
pendidikan dan daya beli dapat menunjukkan pada tahun 2005, kemudian naik menjadi 75,6
tingkat pembangunan manusia suatu wilayah pada tahun 2006.
melalui pengukuran keadaan penduduk yang Pencapaian Indeks Pendidikan Kota
sehat dan berumur panjang, berpendidikan Semarang
dan berketerampilan serta mempunyai Dalam rangka menjawab permasalahan
pendapatan yang memungkinkan untuk dapat penelitian, maka berikut akan diuraikan
hidup layak. bagaimana Kinerja Peningkatan IPM bidang
Oleh karena itu salah satu wujud Pendidikan Kota Semarang selama ini.
keberhasilan Pemerintah Kota Semarang Fenomena menunjukkan bahwa indeks
dalam pembangunan dapat dicirikan dari pendidikan Kota Semarang dari tahun 2003
pencapaian Indeks Pembangunan Manusia hingga tahun 2006 dapat diketahui bahwa
(IPM) Kota Semarang. Perkembangan IPM cenderung mengalami fluktuasi naik turun.
Kota Semarang selama kurun waktu empat Dari tahun 2003 sampai tahun 2004
tahun (2003-2006), dapat dilihat dari tabel menurun, namun pada tahun 2005 mengalami
berikut : kenaikan dibanding tahun 2004. Selanjutnya
Tabel 1 dari tahun 2005 ke tahun 2006 juga naik.
Realisasi Pencapaian IPM Kota Semarang Tahun 2003-2006 Secara kumulatif rata-rata nilai IPM
KOMPONEN 2003 2004 2005 2006
Indeks Pendidikan 66,63 66,20 66,60 69,71 pendidikan Kota Semarang dari tahun 2003-
Indeks Kesehatan 70,50 71,70 71,80 70 2006 adalah naik rata-rata 1,02 per tahun.
Indeks Daya Beli 81,27 86,8 87,5 87,09 Nilai IPM pendidikan ini dapat dicari melalui
Masyarakat rumus :
Indeks 72,8 74,9 75,3 75,6 ( 2/3 X Angka Melek Huruf) + ( 1/3 X
Pembangunan
Manusia (IPM) rerata lama Sekolah)
Sumber : Bakorlin I, Jateng Dalam Angka 2006 dan Review RPJMD Berdasar rumus tersebut Indeks
Kota Semarang Pendidikan terdiri dari komposit rata-rata
lama sekolah (RLS) dan Angka Melek Huruf
Dari data diatas dapat diketahui bahwa (AMH). Karena itu perlu diketahui bagaimana
pencapaian IPM Kota Semarang selama empat perkembangan dari target RLS dan AMH
tahun terakhir naik turun. Salah satunya tersebut.
dipengaruhi oleh indeks pendidikan yang Dilihat dari aspek pendidikan, angka
merupakan salah satu komposit pendukung melek huruf telah mencapai 99,67 persen
IPM tersebut. pada tahun 2006 yang berarti tinggal 0,33
IPM pada dasarnya menggambarkan persen penduduk atau sejumlah 4.662 orang
tingkat kesehatan penduduk yang (Sumber : Dinas Pendidikan Kota Semarang,
dipresentasikan melalui Angka Harapan 2007) yang masih buta huruf dan diantaranya
Hidup (AHH), perkembangan dan kemajuan didominasi oleh penduduk berusia lanjut yang
sosial yang ditunjukkan melalui Angka Melek dahulu tidak pernah sekolah. Melihat angka
Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah melek huruf yang tinggal 0,33 persen
(RLS) serta kemampuan ekonomi penduduk disebabkan adanya dukungan anggaran
yang diukur dengan Pengeluaran riil Per pemberantasan buta huruf yang terstruktur
Kapita atau Indeks Daya Beli (IDB). IPM dari Pemerintah Provinsi. Selanjutnya 4.662
memberikan beberapa petunjuk untuk orang tersebut akan dituntaskan pada tahun
melihat hasil pembangunan suatu wilayah. 2007.
Penggolongan daerah berdasarkan IPM ada 4 Perkembangan angka melek huruf tahun
kategori : Rendah ( IPM dibawah 50), 2003 sampai dengan tahun 2006,
menengah rendah ( IPM antara 51 – 65), menunjukkan bahwa dari tahun 2003 sampai
menengah tinggi (IPM antara 66 – 70) dan 2004 angka tersebut menurun dan pada
tinggi ( IPM diatas 70). (BPS, Bappenas, tahun 2005 hingga 2006 naik kembali. Angka
UNDP : 2004). Melek huruf tersebut dapat dilihat pada tabel
Berdasarkan tabel 5.1. diatas, berikut.
menunjukkan bahwa IPM Kota Semarang
dalam kurun waktu tahun 2003 – 2006
termasuk kategori tinggi. Selanjutnya sejak

27
Strategi Akselerasi Pencapaian...... (Rasdi Ekosiswoyo, dkk)

Tabel 2 lainnya sebanyak 0,92% dan yang buta huruf


Angka Melek Huruf Kota Semarang 2003-2006 sebanyak 9,29%. Berdasarkan data diatas
No Tahun Nilai
1 2003 95,30 angka melek huruf Kota Semarang masih
2 2004 95,16 diatas angka melek huruf nasional.
3 2005 96,43 Disamping angka Angka Melek Huruf
4 2006 99,67 diatas, komponen IPM lainnya yaitu rerata
lama sekolah. Rata-rata jumlah tahun yang
Secara nasional diketahui bahwa dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun
penduduk yang dapat membaca huruf latin keatas untuk menempuh semua jenis
sebanyak 89,79%, yang dapat membaca huruf pendidikan formal yang pernah dijalani.
Tabel 3
Jumlah Siswa menurut Umur Kota Semarang Tahun 2006
JUMLAH SISWA MENURUT UMUR (th.) JUMLAH
NO JENJANG
<6 7-12 13-15 16-18 19-21 >21
1 SD/MI 13725 90347 2214 94775
2 SMP/MTs 16835 51214 3110 125483
3 SMA/MA 1604 28350 1491 3 62893
4 SMK 6704 19733 2205 13 57297
JUMLAH 13725 107182 61736 51193 3696 16 340448
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Semarang, 2007.
merupakan rata-rata pertumbuhan dan
Berdasar data angka Rerata lama Sekolah kenyataanya perkembangan indeks
(RLS) untuk Kota Semarang juga mengalami pendidikan fluktuatif naik turun, maka untuk
peningkatan sejak tahun 2003. Perkembangan memproyeksi besarnya nilai indeks
rerata lama sekolah tahun 2003 sampai pendidikan beserta komposit yang
dengan tahun 2006, menunjukkan selalu naik. mempengaruhinya dilakukan berdasarkan
Angka rata-rata lama sekolah juga perhitungan tren periode empat tahun.
meningkat yaitu tahun 2005 sebesar 9,6 naik Tabel 4
Realisasi Pencapaian IPM Pendidikan Kota Semarang 2003-
menjadi 9,8 pada tahun 2006, jadi ada
2006
kenaikan 0,20 poin. Hal ini kemungkinan NO INDIKATOR 2003 2004 2005 2006
disebabkan makin membaikknya sarana- 1 Indeks 66,63 66,20 66,60 69,71
sarana pendidikan, dukungan beasiswa dan Pendidikan
biaya operasional sekolah (BOS) serta makin 2 Angka Melek 95,30 95,16 96,43 99,67
Huruf
sadarnya masyarakat akan pentingnya 3 Rerata Lama 9,3 9,4 9,6 9,8
pendidikan. Sekolah
Perkembangan pencapaian Rerata Lama Sumber : Bakorlin I, Jateng Dalam Angka 2006 dan Data diolah
Sekolah tahun 2003-2006 sebagaimana
perkembangan indeks pendidikan, dalam hal Selanjutnya akan ditunjukkan proyeksi
ini selalu mengalamikenaikan tiap tahunnya. indeks pendidikan tahun 2007 sampai dengan
Angka realisasi inilah yang nantinya dijadikan tahun 2010, sesuai tahun akhir RPJMD Kota
pedomanagi perkiraan target pencapain rata Semarang. Dalam pembuatan proyeksi
Lama Sekolah untuk tiga tahun yang akan tersebut, dengan melihat tren empat tahun
datang. sebelumnya melalui bantuan program SPSS 12
Proyeksi Indeks Pendidikan Tahun dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.
2008-2010 Tabel 5
Pada bahasan berikut merupakan Target Pencapaian IPM Pendidikan Kota Semarang 2007-2010
No INDIKATOR 2007 2008 2009 2010
jawaban dari permasalahan berapakah target 1 Indeks 70,2 70,8 71,564 72,388
realistis pencapaian IPM Bidang Pendidikan Pendidikan 25 43
Kota Semarang dari tahun 2008 hingga tahun 2 Angka Melek 100 100 100 100
2010. Seperti telah disebutkan sebelumnya Huruf
bahwa secara kumulatif rata-rata 3 Rerata Lama 10,2 10,4 10,6 10,8
perkembangan IPM pendidikan Kota Sekolah
Semarang dari tahun 2003-2006 adalah 2,8. Sumber : Data diolah
Dengan asumsi kenaikan rata-rata pertahun
0,93, sebenarnya dapat ditarik sebagai dasar Berdasar data diatas terlihat bahwa
pertumbuhan indeks pendidikan setiap target pencapaian indeks pendidikan hanya
tahunnya. Namun berhubung nilai tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 2,16 selama
4 tahun atau rata-rata 0,72 tiap tahun.
28
Riptek, Vol.1, No.2, Tahun 2008, Hal.: 23 - 33

Melihat pertumbuhan indeks pendidikan per g. Peningkatan kemampuan, keahlian dan


tahun yang kecil (0,72), maka perlunya kualitas tenaga pengajar (guru) dalam
dilakukan akselerasi pencapaian indeks proses belajar mengajar terutama untuk
pendidikan pada tahun 2010 hingga mencapai tingkat sekolah dasar, sehingga dapat
75 dari proyeksi yang hanya sebesar 72,38. mempengaruhi terhadap kualitas siswa.
Akselerasi pencapaian indeks pendidikan h. Mewujudkan sistem pendidikan kejuruan
tersebut realistis, mengingat salah satu yang memenuhi standar kebutuhan dan
kompositnya yaitu Angka Melek Huruf tuntutan pasar kerja, sehingga menunjang
(AMH) diprediksi mencapai 100 % pada tahun terhadap penurunan jumlah
2007. Untuk dapat mencapai indeks pengangguran.
pendidikan hingga 75, perlu kebijakan dan
langkah-langkah strategis agar dapat Strategi Akselerasi Peningkatan Indeks
terealisasi harapan tersebut. Hal ini tidak Pendidikan
begitu sulit, mengingat dukungan anggaran Perspektif Strategi Pembangunan
pendidikan di Kota Semarang yang cukup Berdasarkan analisis permasalahan
besar. Selain itu capaian tersebut sebagai pendidikan tersebut diatas, maka
dasar penguatan untuk mengejar pembangunan pendidikan kedepan harus
ketertinggalan dengan daerah lain, yang mana diarahkan kepada :
Kota Semarang sebagai ibukota provinsi a. pemerataan dan perluasan akses,
justru hanya menempati peringkat kedua b. perlunya peningkatan mutu, relevansi dan
indeks pendidikan di Jawa Tengah. daya saing, dan
Kebijakan Dalam Pencapaian Target c. adanya penguatan tata kelola,
Indeks Pendidikan akuntabilitas dan pencitraan publik.
Kebijakan dalam Pencapaian Target Pemerataan dan perluasan akses
Indeks Pendidikan dilakukan melalui Analisis pendidikan diarahkan pada upaya memperluas
Regulasi dan Kebijakan. Dalam hal ini daya tampung satuan pendidikan, serta
proyeksi IPM dan lebih khusus lagi indeks memberikan kesempatan yang sama bagi
pendidikan belum tercantum dalam RPJMD semua peserta didik dari berbagai golongan
Kota Semarang Tahun 2005-2010, maka masyarakat yang berbeda, baik secara sosial,
dalam rangka mencapai target yang telah ekonomi, gender, lokasi tempat tinggal dan
ditetapkan berikut akan direkomendasikan tingkat kemampuan intelektual serta kondisi
beberapa kebijakan pembangunan pendidikan fisik. Kebijakan ini ditujukan untuk
sebagai berikut : meningkatkan kapasitas penduduk Kota
a. Mengupayakan perluasan dan Semarang untuk dapat belajar sepanjang hayat
pemerataan kesempatan memperoleh dalam rangka peningkatan daya saing bangsa
pendidikan bagi seluruh masyarakat kota, di era glogal, serta meningkatkan Indeks
dengan sasaran meningkatnya derajat Pembangunan Manusia (IPM) hingga mencapai
pendidikan masyarakat kota. 80 pada tahun 2010 sesuai target nasional
b. Penyusunan program pendidikan secara maupun provinsi. Untuk itu sampai dengan
terpadu yang juga merupakan salah satu tahun 2008 dilakukan upaya-upaya sistematis
elemen perencanaan strategis bagi dalam pemerataan dan perluasan pendidikan,
tercapainya kebijakan yang telah dengan mempertahankan Angka Melek Huruf
ditetapkan, 99,67% dan Rata-rata Lama Sekolah sampai
c. Dalam penyelenggaraan pendidikan dengan 10 tahun.
mengacu pada prinsip “Pendidikan Penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun dan
murah” dan “Pendidikan Gratis” untuk Rintisan Wajar Dikmen 12 tahun, akan
masyarakat miskin. menambah jumlah lulusan SMP/MTs/SMPLB
d. Pembelajaran dalam pendidikan sesuai setiap tahunnya, sehingga juga akan
dengan tuntutan perkembangan iptek mendorong perluasan pendidikan menengah.
dan kebutuhan masyarakat. Dengan bertambahnya permintaan
e. Meningkatkan atau mengintensifkan pendidikan menengah, Pemerintah Kota
kegiatan pemberantasan buta aksara atau Semarang perlu melakukan perluasan
kesetaraan fungsional, untuk pendidikan menengah terutama bagi mereka
memberantas tuntas masyarakat buta yang karena satu lain hal tidak dapat
huruf. menikmati pendidikan SMA yang bersifat
f. Mengoptimalkan program wajib belajar reguler, melalui SMA terbuka dan Paket C,
pendidikan dasar (wajar dikdas) 9 tahun. sehingga pada gilirannya mendorong

29
Strategi Akselerasi Pencapaian...... (Rasdi Ekosiswoyo, dkk)

peningkatan APM SMA. Selain itu Pemerintah semakin meningkat yang mengacu pada
Kota Semarang lebih mempercepat Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP
pertumbuhan SMK diiringi dengan upaya meliputi berbagai komponen yang terkait
mendorong peningkatan program pendidikan dengan mutu pendidikan mencakup standar
kejuruan yang sesuai dengan kebutuhan isi, standar proses, standar kompetensi
masyarakat atau pasar. lulusan, standar pendidik dan tenaga
Perluasan akses pendidikan tinggi kependidikan, standar sarana dan prasarana,
diperlukan untuk menjawab meningkatnya standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
partisipasi pendidikan menengah yang diiringi standar penilaian pendidikan. (Peraturan
oleh kebijakan yang mengarah kepada daya Menteri Pendidikan Nasional Republik
saing lulusan Perguruan Tinggi secara global. Indonesia Nomor 22,23,24 Tahun 2006,
Secara bersamaan, dilakukan upaya untuk tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi
meningkatkan proporsi jumlah keahlian yang Lulusan untuk Satuan Pendidikan dasar dan
sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Salah Menengah).
satu upaya untuk pemenuhan tersebut, Peningkatan mutu pendidikan semakin
diantaranya melalui peningkatan jumlah diarahkan pada perluasan inovasi
keahlian bidang vokasi melalui institusi pembelajaran, baik pada pendidikan formal
politehnik. Selain itu, dikembangkan program maupun pendidikan non formal dalam rangka
community college yang merupakan mewujudkan proses yang efisien,
harmonisasi antara pendidikan kejuruan di menyenangkan dan mencerdaskan sesuai
SMK, pendidikan non-formal berkelanjutan, tingkat usia kematangan serta tingkat
dan vokasi. perkembangan peserta didik.
Peningkatan mutu, relevansi dan daya Dalam upaya perwujudan tata kelola
saing di masa depan diharapkan dapat pemerintahan yang sehat dan akuntabel
memberikan dampak bagi perwujudan dilakukan secara intensif melalui sistem
eksistensi manusia dan interaksinya, sehingga pengendalian secara internal, pengawasan
dapat hidup bersama dalam keragaman sosial masyarakat serta pengawasan fungsional yang
dan budaya. Selain itu upaya peningkatan terintegrasi dan berkelanjutan.
mutu dan relevansi dapat meningkatkan taraf Strategi Akselerasi Pencapaian Indeks
hidup masyarakat serta daya saing bangsa. Pendidikan.
Mutu pendidikan juga dilihat dari Konsep dan strategi pencapaian taget
meningkatnya penghayatan dan pengamalan IPM Kota Semarang bidang pendidikan Tahun
nilai-nilai humanisme yang meliputi keteguhan 2010 berikut, merupakan jawaban dari
iman dan taqwa serta berahlak mulia, etika, permasalahan yang telah disampaikan pada
wawasan keangsaan, kepribadian tangguh, bab sebelumnya. Dimana dalam penyusunan
ekspresi estetika, dan kualitas jasmani. Strategi Akselerasi pencapaian Indeks
Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan Pendidikan, agar dapat diimplementasikan
diukur dari pencapaian kecakapan akademik dalam program pembangunan pendidikan
dan non akademik yang lebih tinggi yang sesuai dengan RPJMD Kota Semarang Tahun
memungkinkan lulusan dapat pro aktif 2005-2010, maka berikut ini disajikan arah
terhadap perubahan masyarakat dalam dari strategi pembangunan pendidikan serta
berbagai bidang, baik di tingkat lokal, regional, Indikasi Program Akselerasi Pembangunan
maupun global. Pendidikan berikut :
Kebijakan peningkatan mutu pendidikan
diarahkan pada pencapaian mutu yang
Tabel 6
Arah Strategi akselerasi dalam Program Pembangunan Pendidikan
Program Arah Strategi Akselerasi
Pendidikan  Semua anak dini usia (0-6 thn) memiliki kesempatan yg sama untuk tumbuh dan berkembang optimal sesuai
dasar dan dengan potensi dan tahap perkembangan usianya.
PADU  Meningkatkan pemerataan dan perluasan layanan pendidikan dasar yang bermutu dan terjangkau

Pendidikan Meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan menengah umum dan kejuruan, dalam upaya mewujudkan
Menengah rintisan wajar dikmen 12 tahun.
Pendidikan Luar Memberi pelayanan pendidikan kepada warga masyarakat yang belum sekolah, tidak pernah sekolah atau
Sekolah buta aksara, putus sekolah, dan masyarakat yang kebutuhan pendidikannya tidak dapat terpenuhi melalui
jalur pendidikan formal

30
Riptek, Vol.1, No.2, Tahun 2008, Hal.: 23 - 33

Berdasarkan arah strategi dari program dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan


tersebut, maka strategi akselerasi yang dapat berdasarkan program program yang telah
diimplementasikan ke dalam program- disepakati. Berikut ini adalah Indikasi Strategi
prpgram sesuai RPJMD Kota Semarang, Akselerasi berdasarkan program dan strategi
dituangkan kedalam indikasi strategi yang yang akselerasi pembangunan pendidikan
dapat dijadikan panduan bagi SKPD terkait secara keseluruhan.

Tabel 7
Indikasi Strategi Akselerasi Program Pembangunan Pendidikan
Program Strategi Indikasi Strategi
Pendidikan Pemerataan dan  Stimulan dalam penyediaan sarana dan prasarana pendidikan PADU.
dasar dan Perluasan akses  Mendorong peran serta masyarakat dalam pendidikan PADU
PADU  Bantuan biaya operasional pendidikan dasar
 Pengadaan perpustakaan sekolah
 Rehabilitasi ruang kelas
 Pembangunan USB dan RKB pendidikan dasar terutama SMP
 Penyelenggaraan kelas layanan khusus di Sekolah Dasar
Peningkatan mutu,  Pengembangan model pendidikan PADU.
relevansi dan daya  Peningkatan kapasitas institusi dan sumber daya penyelenggaraan pendidikan PADU.
saing  Pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan PADU.
 Pengembangankurikulum, metodepembelajaran, dan sistem penilaian pendidikan
dasar.
 Pengembangan profesi tenaga pendidikan dasar.
 Perbaikan sarana dan bahan ajar pendidikan dasar.
Penguatan tata kelola  Sosialisasi pendidikan PADU.
akuntabilitas dan  Pengembangan kapasitas dewan pendidikan dan komite sekolah
pencitraan publik  Pengembangan EMIS
Program Pemerataan dan  Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan.
Pendidikan perluasan akses  Pemerataan kuantitas dan kualitas tenaga pendidik
Menengah  Rintisan wajar dikmen 12 tahun.
 Peningkatan kuantitas peserta didik pada sekolah kejuruan.
Peningkatan mutu,  Pengembangan kurikulum.
relevansi dan daya  Pengembangan mutu buku pendidikan.
saing  Pendidikan kecakapan hidup.
 Pembinaan dan fasilitasi anak berprestasi.
 Perbaikan fasilitas KBM.
 Penataan bidang keahlian pada SMK.
 Pengembangan mutu dan keunggulan.
 Pemberian bea siswa bagi siswa miskin yang berpotensi.
 Penyesuaian program / bidang studi.
 Pengembangan pemanfaatan ICT
Penguatan tata kelola,  Pengembangan kapasitas Dewan pendidikan dan Komite Sekolah.
akuntabilitas dan daya  Pengembangan EMIS
saing
Pendidikan Pemerataan dan  Peningkatan sosialisasi dan promosi.
Luar Sekolah. Perluasan akses  Pengembangan pendidikan kesetaraan.
 Penurunan angka buta aksara dan pengembangan keaksaraan fungsional.
 Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan.
 Bantuan biaya operasional.
 Pengembangan budaya baca.
Peningkatan mutu,  Pengembangan kurikulum.
relevansi dan daya  Pengembangan pendidikan luar sekolah.
saing  Penyediaan materi pendidikan.
 Pengembangan sertifikasi.
 Pengembangan model unggulan.
Penguatan tata kelola,  Peningkatan partisipasi masyarakat.
akuntabilitas, dan  Penataan pengembangan sistem informasi manajemen
pencitraan publik

Indikasi Strategi Prioritas dan penunjang. Indikasi strategi prioritas adalah


Penunjang Akselerasi Pencapaian indikasi strategi yang menyebabkan kenaikan
Indeks Pendidikan. Indeks Pendidikan secara langsung, sedangkan
Dalam pencapaian sasaran, indikasi indikasi strategi penunjang yang dapat
strategi dapat dibedakan ke dalam indikasi menyebabkan kenaikan Indeks Pendidikan
strategi prioritas dan indikasi strategi secara tidak langsung. Dimana dalam
31
Strategi Akselerasi Pencapaian...... (Rasdi Ekosiswoyo, dkk)

menetapkan sasaran program Prioritas dan yang dapat diterapkan sebagai acuan
Penunjang akselerasi Pencapaian Indeks peningkatan IPM.
Pendidikan dengan menggunakan Analisis Berikut ditampilkan Indikasi strategi
Standarisasi, untuk memberikan batasan prioritas dalam akselerasi Pencapaian Indeks
item-item pokok dari regulasi maupun definisi Pendidikan Kota Semarang.

Tabel 8
Strategi Prioritas dalam akselerasi Pencapaian Indeks Pendidikan Kota Semarang
Sasaran Program Indikasi Kegiatan
APK Pendidikan dasar dan  Stimulan dalam penyediaan sarana dan pra sarana pendidikan
SD/sdrjt : 100,00 % PADU PADU.
SMP/sdrjt: 100,00 %  Mendorong peran serta masyarakat dalam pendidikan PADU.
APM  Bantuan Biaya Operasional Pendidikan Dasar.
SD/sdrjt : 100,00 %  Rehabilitasi ruang kelas pendidikan dasar.
SMP/sdrjt : 91,44 %  Pembangunan USB dan RKB pendidikan dasar terutama SMP.
 Penyelenggaraan Kelas layanan khusus di Sekolah Dasar.
APK SMA/sdrjt: Pendidikan Menengah  Pengadaan Sarpras Pendidikan Menengah.
85,21 %  Pemerataan kuantitas tenaga pendidikan menengah.
APM SMA/sdrjt  Rintisan wajar dikmen 12 tahun
60,17 %  Peningkatan kuantitas peserta didik pada sekolah kejuruan.
RLS : 12 tahun  Perbaikan fasilitas KBM.
Pemberian bea siswa bagi siswa miskin yang berpotensi.
AMH ; 99,52 % Pendidikan Luar Sekolah  Pengembangan keaksaraan fungsional
 Pengembangan Pendidikan Kesetaraan.
 Bantuan biaya operasional.
 Bantuan sarana dan prasarana pendidikan.
 Pengembangan budaya baca.
 Peningkatan sosialisasi dan promosi PLS.

Selanjutnya berikut adalah tabel indikasi akselerasi Pencapaian Indeks Pendidikan Kota
strategi prioritas dalam menunjang Semarang.
Tabel 9
Strategi Penunjang dalam akselerasi Pencapaian Indeks Pendidikan Kota Semarang
Sasaran Program Indikasi Kegiatan
APK Pendidikan  Pengembangan model pendidikan PADU.
SD/sdrjt : 100,00 % dasar dan  Peningkatan kapasitas institusi & sumber daya penyelenggaraan pendidikan
SMP/sdrjt: 100,00 % PADU PADU.
APM  Pengembangan kurikulum,metode pembelajaran, dan sistem penilaian
SD/sdrjt : 100,00 % pendidikan dasar.
SMP/sdrjt : 92 %  Pengembangan profesi tenaga pendidik.
 Perbaikan sarana dan bahan ajar pendidikan dasar.
 Pengembangan kapasitas komite sekolah.Pengembangan Education
Management Information System (EMIS).
APK SMA/sdrjt: Pendidikan  Pengembangan Kurikulum Pendidikan Menengah.
86 % Menengah  Pengembangan mutu buku pendidikan.
APM SMA/sdrjt  Pembinaan dan fasilitasi anak berprestasi.
62 %  Penataan Bidang Keahlian pada SMK.
RLS : 12 tahun  Pengembangan Mutu dan Keunggulan.
 Penyesuaian Program dan Bidang Studi pada SMK.
 Pengembangan Pemanfaatan ICT.
 Pengembangan kapasitas Komite Sekolah.
 Pengembangan Education Management Information System (EMIS).
AMH ; 99,50 % Pendidikan Luar  Pengembangan Kurikulum
Sekolah  Pengembangan PLS, Pengembangan Materi Pendidikan.
 Pengembangan Sertifikasi.
 Pengembangan Model Unggulan.
 Peningkatan Partisipasi masyarakat.
 Penataan dan Pengembangan System Pendataan dan Informasi Managemen.

32
Riptek, Vol.1, No.2, Tahun 2008, Hal.: 23 - 33

Kesimpulan
Keberhasilan pembangunan pendidikan sangat
membutuhkan partisipasi dari semua pemangku
kepentingan (stakeholders) pendidikan, baik
pemerintah maupun non pemerintah, sejak
langkah perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
hingga evaluasi. Oleh karena itu dalam rangka
mewujudkan pencapaian target indeks pendidikan,
seluruh pemangku kepentingan (stakeholders)
pendidikan harus memiliki komitmen untuk
mencapai harapan tersebut.
Akselerasi pencapaian indeks pendidikan
tersebut, merupakan langkah yang harus ditempuh
untuk mendukung visi-misi dalam RPJMD Kota
Semarang 2005-2010, mengingat target
pencapaian indeks pendidikan pada tahun 2010
belum dicantumkan. Selanjutnya kajian ini dapat
dijadikan rujukan bagi unit kerja terkait dalam
mewujudkan indeks pendidikan, sebagai bagian
dari komposit IPM Kota Semarang.

33

Anda mungkin juga menyukai