: 23 - 33
Abstrak
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu parameter kinerja pembangunan daerah. IPM
merupakan nilai dari pengukuran Indeks Kesehatan, Indeks Pendidikan, dan Indeks Daya Beli. Penelitian ini
bertujuan untuk memberikan gambaran kondisi umum capaian IPM bidang pendidikan serta melakukan analisis
potensi dan permasalahan pendidikan di Kota Semarang untuk dapat dirumuskan rekomendasi kebijakan strategis
akselerasi pencapaian IPM bidang pendidikan . Penelitian bertipe deskriptif kualitatif dengan teknik analisis data
melalui analisis situasi dan kondisi, analisis regulasi dan kebijakan, dan analisis standarisasi. Angka melek Huruf
(AMH) sebesar 99,67% dan Rerata Lama Sekolah (RLS) tahun 2003 sampai 2006 selalu naik. Rata-rata
perkembangan IPM pendidikan tahun 2003 – 2006 adalah 2,8. Pencapaian IPM pendidikan tahun 2006 sebesar
69,71 dan proyeksi di tahun 2010 sebesar 72,388. Dibutuhkan akselerasi pencapaian menjadi angka 75 di tahun
2010 , hal ini tidak begitu sulit megingat dukungan anggaran pendidikan yang cukup besar. Strategi akselerasi
peningkatan indeks pendidikan didasarkan pada pemerataan dan perluasan akses, perlunya peningkatan mutu,
relevansi dan daya saing, serta adanya penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Arah strategi
akselerasi program pendidikan dasar dan PADU adalah semua anak usia dini (0-6) tahun memiliki kesempatan yang
sama untuk tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan potensi dan tahap perkembangan usianya dan
meningkatkan pemerataan dan perluasan layanan pendidikan dsar yang bermutu dan terjangkau. Program
pendidikan menengah memiliki arah strategi meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan menengah umum dan
kejuruan, dalam upaya mewujudkan rintisan wajar dikmen 12 tahun. Strategi pada program pendidikan luar sekolah
adalah memberi pelayanan pendidikan kepada warga masyarakat yang belum sekolah, tidak pernah sekolah atau
buta aksara, putus sekolah, dan masyarakat yang kebutuhan pendidikannya tidak terpenuhi jalur pendidikan formal.
Tujuan disusunnya Perencanaan dan Strategi pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan
Akselerasi Pencapaian IPM Bidang Pendidikan, kebutuhan dasar (basic need development) yang
adalah untuk : berkembang menjadi pembangunan yang
1. Memberikan gambaran tentang kondisi umum berparadigma pada manusia (human centered
capaian IPM Bidang Pendidikan Kota development) pada dekade tahun 1990-an.
Semarang. Sejak tahun 1960-an Bank Dunia menentukan
2. Melakukan analisis potensi dan permasalahan empat kriteria untuk investasi pengembangan
pendidikan di Kota Semarang, dikaitkan sumber daya manusia, yakni (1) kebutuhan tenaga
dengan capaian Angka Melek Huruf dan Rata- kerja terampil dalam lapangan kejuruan dan
Rata Lama Sekolah, sebagai bahan teknologi, (2) perluasan pendidikan dasar yang
penyusunan Perencanaan dan Strategi dipandang memiliki tingkat keuntungan/manfaat
Akselerasi Pencapaian IPM Pendidikan di (rate of return) yang lebih tinggi sehubungn
Kota Semarang. dengan rendahnya biaya. (3) pengembangan
sektor pedesan sehingga memperlihatkan peranan
Kajian Teoretis Konsep Indeks pendidikan masal untuk meningkatkan
Pembangunan Manusia produktivitas sektor pedesaan. (4) keadilan dan
Nilai modal manusia (Human Capital) suatu pemerataan yang menunjukkan pentingnya
bangsa tidak hanya ditentukan oleh jumlah distribusi kesempatan memperoleh pendidikan
populasi penduduk, atau tenaga kerja kasar (labour dan bentuk-bentuk pengembangan SDM lain, baik
intensif) tetapi sangat ditentukan oleh tenaga kerja secara geografis, sosial dan ekonomis.
intelektual (Brain intensif). Adam Smith (1952), Pendidikan menjadi salah satu aspek dalam
pakar ekonomi klasik, mengakui bahwa Indeks Pembangunan Manusia (Human
pendidikan dan latihan, akan apat meningkatkan Development Indeks) yang dikembangkan oleh
pengetahuan dan keahlian yang pada gilirannya United Nations Development Program (UNDP).
akan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Ia Dalam komposit IPM, aspek pendidikan diukur
mengatakan bahwa kesejahteraan dan keakayaan dengan menggunakan dua indikator yakni; angka
suatu bangsa sangat bergantung pada keunggulan melek huruf (AMH) penduduk usia 15 tahun
intelegensi dan intelektual. keatas, dan Rata-rata lama sekolah (RLS). Melek
Sebagaimana dilaporkan oleh Word huruf diukur melalui kemampuan membaca dan
Development Report (1982), bahwa investasi menulis, sedangkan rata-rata lama sekolah
sumber daya manusia sebenarnya telah difikirkan dihitung dengan tiga variabel, yakni partipasi
sejak Jaman Adam Smith dan para teoritisi lainnya, sekolah, tingkat/kelas yang sedang pernah dijalani,
sejak abad ke-15 Bank Dunia dengan program dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan.
internasional telah mengukuhkan kepercayaan
terhadap investasi sumber daya manusia bagi Metode Penelitian
pertumbuhan ekonomi (Nanang Fatah, 2000). Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian
Keuntungan ekonomi dari investasi bertipe deskriptif kualitatif yang ditekankan pada
pendidikan (rate of return), ternyata lebih tinggi perumusan akselerasi pencapaian IPM Bidang
dari investasi fisik dengan perbandingan rata-rata Pendidikan Kota Semarang. Teknik analisis data
15,3 % dan 9,1 %. Ini berarti bahwa investasi di yang digunakan dalam penyusunan Strategi
bidang pendidikan sangat menguntungkan, baik Akselerasi Pencapaian IPM Bidang Pendidikan
dilihat dari sisi sosial maupun ekonomi. Banyak adalah: 1) Analisis Situasi dan Kondisi digunakan
negara lain telah mengalami lonjakan kemajuan untuk mengetahui deskripsi kondisi eksisting dan
yang begitu menakjubkan, tidak lain karena prediksi IPM bidang pendidikan Kota Semarang
mereka menjadikan pembangunan pendidikan secara umum. Selanjutnya, berdasarkan data
sebagai prioritas penting dan menjadi pilar utama dilakukan penentuan strategi. 2) Analisis Regulasi
penopang pembangunan lain. dan Kebijakan digunakan untuk menginventarisasi
Pembangunan pendidikan tidak bisa terlepas regulasi terkait dengan IPM bidang pendidikan
dari adanya pergeseran secara global paradigma pada umumnya dan bidang standar pendidikan
pembangunan di dunia. Paradigma pembangunan pada khususnya, baik tingkat Nasional maupun
yang berorientasi pada produksi (production lokal, hingga penentuan item-item pokok yang
centered development) yang terjadi pada dekade dapat digunakan sebagai acuan IPM pendidikan di
60-an, beralih kepada paradigma pembangunan Kota Semarang. Selanjutnya, setelah dikaitkan
yang lebih menekankan distribusi hasil-hasil dengan data kondisi umum dan IPM bidang
pembangunan (distribution growth development) pendidikan Kota Semarang, dapat dirumuskan
pada dekade tahun 70-an. Selanjutnya pada berbagai rekomendasi kebijakan strategis
dekade tahun 80-an muncul paradigma Akselerasi Pencapaian IPM Bidang Pendidikan.
24
Riptek, Vol.1, No.2, Tahun 2008, Hal.: 23 - 33
Hasil rumuskan kebijakan tersebut akan digunakan menunjukkan proporsi terbesar ada pada tamat
sebagai salah satu masukan utama dalam SD dan diikuti SLTA dan SLTP. Namun untuk
Peningkatan IPM dalam mendukung RPJMD Kota penduduk usia 5 tahun yang keatas yang belum
Semarang pada urusan pendidikan. 3) Analisis sekolah masih cukup tinggi.
Standardisasi digunakan untuk memberikan Dilihat dari persentasi penduduk berusia 10 tahun
batasan item-item pokok dari regulasi maupun keatas yang dirinci menurut pendidikan tertinggi
definisi dan tolok ukur IPM yang dapat diterapkan yang ditamatkan, penduduk yang dapat
sebagai acuan penelitian ini. menamatkan SMP/MTs keatas berjumlah sebanyak
67,27% dari seluruh penduduk usia tersebut. Hal
Hasil Penelitian dan Pembahasan ini menunjukkan bahwa program wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun telah berhasil
Kinerja Pendidikan dalam Peningkatan dilaksanakan sehingga mempunyai kualitas jenjang
Indeks Pembangunan Manusia pendidikan yang lebih baik.
Fasilitas pendidikan di kota Semarang pada Dari APBD Kota Semarang tahun 2007
tahun ajaran 2006/2007 baik sekolah negeri (tahun terakhir pada waktu penelitian), dapat
maupun swasta untuk jenjang pendidikan Dasar, diketahui bahwa secara keseluruhan anggaran
SD/MI sebanyak 729 buah dan SMP/MTs sebanyak Dinas Pendidikan pada tahun 2007 sebesar Rp.
192 buah, selanjutnya jumlah SMU/SMK/MA 411.113.967.864,- , yang terdiri dari belanja tidak
sebanyak 168 buah. langsung sebesar Rp.300.622.149.000,- dan belanja
Sedangkan sarana dan prasarana pendidikan, langsung sebesar Rp.110.491.818.864,-. Dari
jumlah gedung yang rusak SD/MI 47,77% Ruang alokasi anggaran Belanja tersebut belanja langsung
Kelas (RK), SLTP/MTs 7,91 % RK dan yang akan digunakan untuk belanja
SMU/SMK/MA 5,58 % RK. Program/kegiatan. Anggaran pendidikan Kota
Apabila diukur dari tingkat pendidikan Semarang sudah mencapai 19,51 persen.
penduduk (diatas 5 tahun) maka dapat diketahui Perhitungan tersebut berasal dari APBD Kota
terbesar adalah tamat SD/MI diikuti oleh Tamat Semarang dikurangi Belanja pegawai pada APBD,
SLTP dan SLTA. kemudian hasilnya sebagai dasar pembagi belanja
Beberapa indikator yang dapat dijadikan langsung pendidikan. Perhitungannya seperti
ukuran keberhasilan pendidikan adalah rata-rata berikut Rp.1.002.712.000.000 –
lama sekolah, Angka melek huruf, APK, APM dan Rp.436.498.000.000 = 566.214.000.000,
angka drop out. Untuk mengetahui indeks selanjutnya Rp.110.491.000.000 /
pendidikan disamping rata-rata lama sekolah, Rp.566.214.000.000 = 0,1951 atau 19,51 persen.
angka yang dapat memberikan kontribusi pada Dari besarnya anggaran pendidikan pada
indeks pendidikan adalah Angka Melek Huruf tahun 2007 tersebut, yang dialokasikan untuk
(AMH). Indeks pendidikan secara umur ditelusuri pemberian beasiswa bagi keluarga tidak mampu
dari 2 indikator, yaitu rata-rata lama sekolah dan SD/MI/SDLB sebanyak 82.618 siswa (Negeri +
angka melek huruf yang diamati dari penyebab Swasta) dan SMP/MTs/SMPLB sebanyak 24.043
langsung, penyebab tak langsung, dan penyebab siswa (Negeri + Swasta).
mendasar. Sedangkan besarnya anggaran pendidikan
Penyebab langsung dinyatakan dengan Angka tersebut yang dipergunakan untuk
Partisipasi Murni (APM) di tingkat SD, SMP, SMA pemeberantasan buta huruf lebih kurang hanya
dan SMK. Dari data, terlihat bahwa kondisi APM Rp.425.000.000,-.
untuk ketiga jenjang baik SD, SMP dan SMA turun. Melihat besarnya anggaran pendidikan Kota
Hal ini tentu akan mempengaruhi secara langsung Semarang tentunya dapat mendukung realisasi
Indeks pendidikan Kota Semarang. Sedangkan pencapaian IPM pendidikan Kota Semarang.
untuk angka drop out menunjukkan angka yang Realisasi anggaran pendidikan baru terealisasi dua
menggembirakan, dimana sudah tidak ada lagi tahun terakhir, sehingga diharapkan besarnya
murid SD, SMP dan SMA yang drop out. Sehingga anggaran untuk tahun-tahun berikut dapat
pemerataan pendidikan yang diharapkan dapat mendongkrak nilai IPM pendidikan Kota
tercapai. Semarang.
Tingkat pendidikan dapat mengambarkan Analisis Pendidikan Dalam Peningkatan
mutu/kualitas sumber daya manusia. Semakin Indeks Pembangunan Manusia
besar proporsi pada jenjang pendidikan SLTA Berdasar Analisis kondisi dan situasi dengan
keatas, maka menunjukkan bahwa tingkat melihat profil atau gambaran umum tentang
pendidikan dasar yang telah dicapai semakin tinggi. pendidikan di Kota Semarang, maka dapat
Berdasarkan data yang ada, pada tingkat dilakukan analisis terhadap kekuatan, kelemahan,
pendidikan penduduk usia 5 tahun keatas, tantangan dan peluang pendidikan, yang mana
25
Strategi Akselerasi Pencapaian...... (Rasdi Ekosiswoyo, dkk)
26
Riptek, Vol.1, No.2, Tahun 2008, Hal.: 23 - 33
Kondisi Indeks Pembangunan Manusia tahun 2003 – 2006 selalu mengalami kenaikan
Kota Semarang terus yaitu dari indek sebesar 72,8 pada
Seperti disampaikan oleh BPS (1997) tahun 2003 naik menjadi sebesar 74,9 pada
bahwa indikator dari aspek kesehatan, tahu 2004 dan naik lagi menjadi sebesar 75,3
pendidikan dan daya beli dapat menunjukkan pada tahun 2005, kemudian naik menjadi 75,6
tingkat pembangunan manusia suatu wilayah pada tahun 2006.
melalui pengukuran keadaan penduduk yang Pencapaian Indeks Pendidikan Kota
sehat dan berumur panjang, berpendidikan Semarang
dan berketerampilan serta mempunyai Dalam rangka menjawab permasalahan
pendapatan yang memungkinkan untuk dapat penelitian, maka berikut akan diuraikan
hidup layak. bagaimana Kinerja Peningkatan IPM bidang
Oleh karena itu salah satu wujud Pendidikan Kota Semarang selama ini.
keberhasilan Pemerintah Kota Semarang Fenomena menunjukkan bahwa indeks
dalam pembangunan dapat dicirikan dari pendidikan Kota Semarang dari tahun 2003
pencapaian Indeks Pembangunan Manusia hingga tahun 2006 dapat diketahui bahwa
(IPM) Kota Semarang. Perkembangan IPM cenderung mengalami fluktuasi naik turun.
Kota Semarang selama kurun waktu empat Dari tahun 2003 sampai tahun 2004
tahun (2003-2006), dapat dilihat dari tabel menurun, namun pada tahun 2005 mengalami
berikut : kenaikan dibanding tahun 2004. Selanjutnya
Tabel 1 dari tahun 2005 ke tahun 2006 juga naik.
Realisasi Pencapaian IPM Kota Semarang Tahun 2003-2006 Secara kumulatif rata-rata nilai IPM
KOMPONEN 2003 2004 2005 2006
Indeks Pendidikan 66,63 66,20 66,60 69,71 pendidikan Kota Semarang dari tahun 2003-
Indeks Kesehatan 70,50 71,70 71,80 70 2006 adalah naik rata-rata 1,02 per tahun.
Indeks Daya Beli 81,27 86,8 87,5 87,09 Nilai IPM pendidikan ini dapat dicari melalui
Masyarakat rumus :
Indeks 72,8 74,9 75,3 75,6 ( 2/3 X Angka Melek Huruf) + ( 1/3 X
Pembangunan
Manusia (IPM) rerata lama Sekolah)
Sumber : Bakorlin I, Jateng Dalam Angka 2006 dan Review RPJMD Berdasar rumus tersebut Indeks
Kota Semarang Pendidikan terdiri dari komposit rata-rata
lama sekolah (RLS) dan Angka Melek Huruf
Dari data diatas dapat diketahui bahwa (AMH). Karena itu perlu diketahui bagaimana
pencapaian IPM Kota Semarang selama empat perkembangan dari target RLS dan AMH
tahun terakhir naik turun. Salah satunya tersebut.
dipengaruhi oleh indeks pendidikan yang Dilihat dari aspek pendidikan, angka
merupakan salah satu komposit pendukung melek huruf telah mencapai 99,67 persen
IPM tersebut. pada tahun 2006 yang berarti tinggal 0,33
IPM pada dasarnya menggambarkan persen penduduk atau sejumlah 4.662 orang
tingkat kesehatan penduduk yang (Sumber : Dinas Pendidikan Kota Semarang,
dipresentasikan melalui Angka Harapan 2007) yang masih buta huruf dan diantaranya
Hidup (AHH), perkembangan dan kemajuan didominasi oleh penduduk berusia lanjut yang
sosial yang ditunjukkan melalui Angka Melek dahulu tidak pernah sekolah. Melihat angka
Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah melek huruf yang tinggal 0,33 persen
(RLS) serta kemampuan ekonomi penduduk disebabkan adanya dukungan anggaran
yang diukur dengan Pengeluaran riil Per pemberantasan buta huruf yang terstruktur
Kapita atau Indeks Daya Beli (IDB). IPM dari Pemerintah Provinsi. Selanjutnya 4.662
memberikan beberapa petunjuk untuk orang tersebut akan dituntaskan pada tahun
melihat hasil pembangunan suatu wilayah. 2007.
Penggolongan daerah berdasarkan IPM ada 4 Perkembangan angka melek huruf tahun
kategori : Rendah ( IPM dibawah 50), 2003 sampai dengan tahun 2006,
menengah rendah ( IPM antara 51 – 65), menunjukkan bahwa dari tahun 2003 sampai
menengah tinggi (IPM antara 66 – 70) dan 2004 angka tersebut menurun dan pada
tinggi ( IPM diatas 70). (BPS, Bappenas, tahun 2005 hingga 2006 naik kembali. Angka
UNDP : 2004). Melek huruf tersebut dapat dilihat pada tabel
Berdasarkan tabel 5.1. diatas, berikut.
menunjukkan bahwa IPM Kota Semarang
dalam kurun waktu tahun 2003 – 2006
termasuk kategori tinggi. Selanjutnya sejak
27
Strategi Akselerasi Pencapaian...... (Rasdi Ekosiswoyo, dkk)
29
Strategi Akselerasi Pencapaian...... (Rasdi Ekosiswoyo, dkk)
peningkatan APM SMA. Selain itu Pemerintah semakin meningkat yang mengacu pada
Kota Semarang lebih mempercepat Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP
pertumbuhan SMK diiringi dengan upaya meliputi berbagai komponen yang terkait
mendorong peningkatan program pendidikan dengan mutu pendidikan mencakup standar
kejuruan yang sesuai dengan kebutuhan isi, standar proses, standar kompetensi
masyarakat atau pasar. lulusan, standar pendidik dan tenaga
Perluasan akses pendidikan tinggi kependidikan, standar sarana dan prasarana,
diperlukan untuk menjawab meningkatnya standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
partisipasi pendidikan menengah yang diiringi standar penilaian pendidikan. (Peraturan
oleh kebijakan yang mengarah kepada daya Menteri Pendidikan Nasional Republik
saing lulusan Perguruan Tinggi secara global. Indonesia Nomor 22,23,24 Tahun 2006,
Secara bersamaan, dilakukan upaya untuk tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi
meningkatkan proporsi jumlah keahlian yang Lulusan untuk Satuan Pendidikan dasar dan
sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Salah Menengah).
satu upaya untuk pemenuhan tersebut, Peningkatan mutu pendidikan semakin
diantaranya melalui peningkatan jumlah diarahkan pada perluasan inovasi
keahlian bidang vokasi melalui institusi pembelajaran, baik pada pendidikan formal
politehnik. Selain itu, dikembangkan program maupun pendidikan non formal dalam rangka
community college yang merupakan mewujudkan proses yang efisien,
harmonisasi antara pendidikan kejuruan di menyenangkan dan mencerdaskan sesuai
SMK, pendidikan non-formal berkelanjutan, tingkat usia kematangan serta tingkat
dan vokasi. perkembangan peserta didik.
Peningkatan mutu, relevansi dan daya Dalam upaya perwujudan tata kelola
saing di masa depan diharapkan dapat pemerintahan yang sehat dan akuntabel
memberikan dampak bagi perwujudan dilakukan secara intensif melalui sistem
eksistensi manusia dan interaksinya, sehingga pengendalian secara internal, pengawasan
dapat hidup bersama dalam keragaman sosial masyarakat serta pengawasan fungsional yang
dan budaya. Selain itu upaya peningkatan terintegrasi dan berkelanjutan.
mutu dan relevansi dapat meningkatkan taraf Strategi Akselerasi Pencapaian Indeks
hidup masyarakat serta daya saing bangsa. Pendidikan.
Mutu pendidikan juga dilihat dari Konsep dan strategi pencapaian taget
meningkatnya penghayatan dan pengamalan IPM Kota Semarang bidang pendidikan Tahun
nilai-nilai humanisme yang meliputi keteguhan 2010 berikut, merupakan jawaban dari
iman dan taqwa serta berahlak mulia, etika, permasalahan yang telah disampaikan pada
wawasan keangsaan, kepribadian tangguh, bab sebelumnya. Dimana dalam penyusunan
ekspresi estetika, dan kualitas jasmani. Strategi Akselerasi pencapaian Indeks
Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan Pendidikan, agar dapat diimplementasikan
diukur dari pencapaian kecakapan akademik dalam program pembangunan pendidikan
dan non akademik yang lebih tinggi yang sesuai dengan RPJMD Kota Semarang Tahun
memungkinkan lulusan dapat pro aktif 2005-2010, maka berikut ini disajikan arah
terhadap perubahan masyarakat dalam dari strategi pembangunan pendidikan serta
berbagai bidang, baik di tingkat lokal, regional, Indikasi Program Akselerasi Pembangunan
maupun global. Pendidikan berikut :
Kebijakan peningkatan mutu pendidikan
diarahkan pada pencapaian mutu yang
Tabel 6
Arah Strategi akselerasi dalam Program Pembangunan Pendidikan
Program Arah Strategi Akselerasi
Pendidikan Semua anak dini usia (0-6 thn) memiliki kesempatan yg sama untuk tumbuh dan berkembang optimal sesuai
dasar dan dengan potensi dan tahap perkembangan usianya.
PADU Meningkatkan pemerataan dan perluasan layanan pendidikan dasar yang bermutu dan terjangkau
Pendidikan Meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan menengah umum dan kejuruan, dalam upaya mewujudkan
Menengah rintisan wajar dikmen 12 tahun.
Pendidikan Luar Memberi pelayanan pendidikan kepada warga masyarakat yang belum sekolah, tidak pernah sekolah atau
Sekolah buta aksara, putus sekolah, dan masyarakat yang kebutuhan pendidikannya tidak dapat terpenuhi melalui
jalur pendidikan formal
30
Riptek, Vol.1, No.2, Tahun 2008, Hal.: 23 - 33
Tabel 7
Indikasi Strategi Akselerasi Program Pembangunan Pendidikan
Program Strategi Indikasi Strategi
Pendidikan Pemerataan dan Stimulan dalam penyediaan sarana dan prasarana pendidikan PADU.
dasar dan Perluasan akses Mendorong peran serta masyarakat dalam pendidikan PADU
PADU Bantuan biaya operasional pendidikan dasar
Pengadaan perpustakaan sekolah
Rehabilitasi ruang kelas
Pembangunan USB dan RKB pendidikan dasar terutama SMP
Penyelenggaraan kelas layanan khusus di Sekolah Dasar
Peningkatan mutu, Pengembangan model pendidikan PADU.
relevansi dan daya Peningkatan kapasitas institusi dan sumber daya penyelenggaraan pendidikan PADU.
saing Pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan PADU.
Pengembangankurikulum, metodepembelajaran, dan sistem penilaian pendidikan
dasar.
Pengembangan profesi tenaga pendidikan dasar.
Perbaikan sarana dan bahan ajar pendidikan dasar.
Penguatan tata kelola Sosialisasi pendidikan PADU.
akuntabilitas dan Pengembangan kapasitas dewan pendidikan dan komite sekolah
pencitraan publik Pengembangan EMIS
Program Pemerataan dan Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan.
Pendidikan perluasan akses Pemerataan kuantitas dan kualitas tenaga pendidik
Menengah Rintisan wajar dikmen 12 tahun.
Peningkatan kuantitas peserta didik pada sekolah kejuruan.
Peningkatan mutu, Pengembangan kurikulum.
relevansi dan daya Pengembangan mutu buku pendidikan.
saing Pendidikan kecakapan hidup.
Pembinaan dan fasilitasi anak berprestasi.
Perbaikan fasilitas KBM.
Penataan bidang keahlian pada SMK.
Pengembangan mutu dan keunggulan.
Pemberian bea siswa bagi siswa miskin yang berpotensi.
Penyesuaian program / bidang studi.
Pengembangan pemanfaatan ICT
Penguatan tata kelola, Pengembangan kapasitas Dewan pendidikan dan Komite Sekolah.
akuntabilitas dan daya Pengembangan EMIS
saing
Pendidikan Pemerataan dan Peningkatan sosialisasi dan promosi.
Luar Sekolah. Perluasan akses Pengembangan pendidikan kesetaraan.
Penurunan angka buta aksara dan pengembangan keaksaraan fungsional.
Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan.
Bantuan biaya operasional.
Pengembangan budaya baca.
Peningkatan mutu, Pengembangan kurikulum.
relevansi dan daya Pengembangan pendidikan luar sekolah.
saing Penyediaan materi pendidikan.
Pengembangan sertifikasi.
Pengembangan model unggulan.
Penguatan tata kelola, Peningkatan partisipasi masyarakat.
akuntabilitas, dan Penataan pengembangan sistem informasi manajemen
pencitraan publik
menetapkan sasaran program Prioritas dan yang dapat diterapkan sebagai acuan
Penunjang akselerasi Pencapaian Indeks peningkatan IPM.
Pendidikan dengan menggunakan Analisis Berikut ditampilkan Indikasi strategi
Standarisasi, untuk memberikan batasan prioritas dalam akselerasi Pencapaian Indeks
item-item pokok dari regulasi maupun definisi Pendidikan Kota Semarang.
Tabel 8
Strategi Prioritas dalam akselerasi Pencapaian Indeks Pendidikan Kota Semarang
Sasaran Program Indikasi Kegiatan
APK Pendidikan dasar dan Stimulan dalam penyediaan sarana dan pra sarana pendidikan
SD/sdrjt : 100,00 % PADU PADU.
SMP/sdrjt: 100,00 % Mendorong peran serta masyarakat dalam pendidikan PADU.
APM Bantuan Biaya Operasional Pendidikan Dasar.
SD/sdrjt : 100,00 % Rehabilitasi ruang kelas pendidikan dasar.
SMP/sdrjt : 91,44 % Pembangunan USB dan RKB pendidikan dasar terutama SMP.
Penyelenggaraan Kelas layanan khusus di Sekolah Dasar.
APK SMA/sdrjt: Pendidikan Menengah Pengadaan Sarpras Pendidikan Menengah.
85,21 % Pemerataan kuantitas tenaga pendidikan menengah.
APM SMA/sdrjt Rintisan wajar dikmen 12 tahun
60,17 % Peningkatan kuantitas peserta didik pada sekolah kejuruan.
RLS : 12 tahun Perbaikan fasilitas KBM.
Pemberian bea siswa bagi siswa miskin yang berpotensi.
AMH ; 99,52 % Pendidikan Luar Sekolah Pengembangan keaksaraan fungsional
Pengembangan Pendidikan Kesetaraan.
Bantuan biaya operasional.
Bantuan sarana dan prasarana pendidikan.
Pengembangan budaya baca.
Peningkatan sosialisasi dan promosi PLS.
Selanjutnya berikut adalah tabel indikasi akselerasi Pencapaian Indeks Pendidikan Kota
strategi prioritas dalam menunjang Semarang.
Tabel 9
Strategi Penunjang dalam akselerasi Pencapaian Indeks Pendidikan Kota Semarang
Sasaran Program Indikasi Kegiatan
APK Pendidikan Pengembangan model pendidikan PADU.
SD/sdrjt : 100,00 % dasar dan Peningkatan kapasitas institusi & sumber daya penyelenggaraan pendidikan
SMP/sdrjt: 100,00 % PADU PADU.
APM Pengembangan kurikulum,metode pembelajaran, dan sistem penilaian
SD/sdrjt : 100,00 % pendidikan dasar.
SMP/sdrjt : 92 % Pengembangan profesi tenaga pendidik.
Perbaikan sarana dan bahan ajar pendidikan dasar.
Pengembangan kapasitas komite sekolah.Pengembangan Education
Management Information System (EMIS).
APK SMA/sdrjt: Pendidikan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Menengah.
86 % Menengah Pengembangan mutu buku pendidikan.
APM SMA/sdrjt Pembinaan dan fasilitasi anak berprestasi.
62 % Penataan Bidang Keahlian pada SMK.
RLS : 12 tahun Pengembangan Mutu dan Keunggulan.
Penyesuaian Program dan Bidang Studi pada SMK.
Pengembangan Pemanfaatan ICT.
Pengembangan kapasitas Komite Sekolah.
Pengembangan Education Management Information System (EMIS).
AMH ; 99,50 % Pendidikan Luar Pengembangan Kurikulum
Sekolah Pengembangan PLS, Pengembangan Materi Pendidikan.
Pengembangan Sertifikasi.
Pengembangan Model Unggulan.
Peningkatan Partisipasi masyarakat.
Penataan dan Pengembangan System Pendataan dan Informasi Managemen.
32
Riptek, Vol.1, No.2, Tahun 2008, Hal.: 23 - 33
Kesimpulan
Keberhasilan pembangunan pendidikan sangat
membutuhkan partisipasi dari semua pemangku
kepentingan (stakeholders) pendidikan, baik
pemerintah maupun non pemerintah, sejak
langkah perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
hingga evaluasi. Oleh karena itu dalam rangka
mewujudkan pencapaian target indeks pendidikan,
seluruh pemangku kepentingan (stakeholders)
pendidikan harus memiliki komitmen untuk
mencapai harapan tersebut.
Akselerasi pencapaian indeks pendidikan
tersebut, merupakan langkah yang harus ditempuh
untuk mendukung visi-misi dalam RPJMD Kota
Semarang 2005-2010, mengingat target
pencapaian indeks pendidikan pada tahun 2010
belum dicantumkan. Selanjutnya kajian ini dapat
dijadikan rujukan bagi unit kerja terkait dalam
mewujudkan indeks pendidikan, sebagai bagian
dari komposit IPM Kota Semarang.
33