Peta Jalan
Blue Print Master Plan
(Road Map)
Catatan:
Apa Makna Masing-masing Istilah Di Atas?
Perbedaan GBHN dan RPJP
GBHN RPJPN
Repelita RPJMN
Perencanaan Peta Jalan Pendidikan Indonesia
Apakah
Perencanaan
Peta Jalan Strategis?
Pendidikan
Indonesia Apakah
Perencanaan
Teknis?
Urgensi Peta Jalan Pendidikan Indonesia
Peta jalan pendidikan menjadi instrumen penting guna
mengejawantahkan salah satu tujuan nasional Indonesia (national
interest) sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD NRI Tahun
1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Peta jalan pendidikan bagi suatu negara merupakan hal yang sangat
esensial agar perencanaan pembangunannya tepat, terarah, dan
berkelanjutan.
UNDANG-UNDANG?
PERATURAN MENTERI?
Peta Jalan Pendidikan Merujuk RPJP dan RPJM
rumusan detail
Diatur Dalam Road Map/Peta
Bentuk Peraturan Jalan Pendidikan
RPJP
20 Tahun
Presiden (Perpres) (20 Tahun) secara sektoral dari
rujukan bagi
RPJM
5 Tahun
Substansi Peta Jalan Pendidikan
Landasan Yuridis
Tahapan-Tahapan
Rencana Aksi
Sektor Pendidikan dalam Pembangunan Jangka Panjang (PJP)
Tahun 2005 – 2025
Pembangunan Politik
Pembangunan Infrastruktur
Catatan:
• Sektor Pendidikan secara khusus
masuk ke dalam “Pembangunan
SDM” sebagai salah satu Arahan
Presiden dan masuk ke dalam
Agenda Pembangunan yakni
“Meningkatkan Sumber Daya
Manusia yang Berkualitas dan
Berdaya Saing”.
• Namun pentingnya Pendidikan
tergambar dalam Kelima Aspek
Arahan Presiden dan Tujuh Agenda
Pembangunan.
• Peningkatan kualitas dan daya saing SDM yaitu manusia yang sehat
dan cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter, melalui:
1) Pengendalian penduduk dan penguatan tata kelola kependudukan;
2) Penguatan pelaksanaan perlindungan sosial;
3) Peningkatan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan
semesta;
4) Peningkatan pemerataan layanan pendidikan berkualitas;
5) Peningkatan kualitas anak, perempuan, dan pemuda;
6) Pengentasan kemiskinan; dan
7) Peningkatan produktivitas dan daya saing.
Ahli Media
Digital Cyber
Market Security
Digital
Content
Public
Creator
Relations
Sumber: Wawancara Cecep Darmawan dalam Majalah Kemdikbud Tahun 2019
Tantangan Utama Pendidikan Vokasi
• Sekolah selama ini lebih diarahkan kepada pendidikan yang sifatnya akademik.
Pendidikan vokasi selayaknya menjadi andalan bagi sekolah-sekolah di berbagai daerah.
• Para penentu kebijakan dan pelaksana pendidikan vokasi harus merubah mindsetnya,
bahwa pendidikan vokasi memiliki poin amat penting dan bergengsi bagi pembukaan
lapangan kerja baru dan mendorong sektor industri yang dapat mendongkrak
perekonomian bangsa secara signifikan.
• Mindset sebagian masyarakat yang masih berpandangan bahwa pendidikan vokasi
merupakan pendidikan kelas dua, dibandingkan dengan pendidikan akademik.
• Peminat terhadap pendidikan vokasi tidak sebanyak pendidikan akademik.
• Masih belum optimalnya partisipasi dan dukungan dunia industri dan dunia usaha
dalam menopang kemajuan pendidikan vokasi.
• Keterlibatan pemda dan pihak swasta di daerah masih belum optimal, sehingga
pendidikan vokasi terkesan jalan di tempat dan mengalami berbagai hambatan.
• Masih belum memadainya fasilitas praktikum dan infrastruktur secara massif yang bisa
diakses oleh para pelajar vokasi, sehingga berimbas kepada kualitas dan kompetensi
alumninya.
• Masalah utamanya pemerintah dan pemerintah daerah tidak memilki pemetaan yang
baik sebelum pendirian SMK-SMK di daerah.
• Tumpang tindih jurusan dan peminatan di SMK.
• Sebaran pembangunan SMK tidak berbasis kearifan lokal dan kebutuhan pasar
industri.
• Masalah kurikulum yang belum link and macth dengan dunia industri.
• Kurikulum pun belum fleksibel terhadap kebutuhan industri.
• Rendahnya mutu sebagian SMK akibat kurangnya quality control dan quality
assurance pemerintah dan pemda terhadap penyelenggaran SMK dan lulusannya.
• Masih ditemukan fasilitas-fasilitas SMK yang belum memadai dan masih adanya gap
antara jumlah lulusan SMK dengan lapangan kerja yang tersedia.
• Adanya perubahan lapangan kerja yang lebih membutuhkan sektor jasa dan
perdagangan. Sementara lulusan SMK masih dominan di bidang manufaktur.
• Masih ditemukan kualitas guru yang masih harus ditingkatkan.
• Minat sebagian siswa pada pendidikan SMK belum sebaik minat melanjutkan ke
SMA, sehingga kerap melanjutkan ke SMK merupakan pilihan kedua.
• Melakukan reevaluasi terlebih dahulu semua SMK dan sesuaikan dengan standar nasional
pendidikan.
• Mengubah kurikulum SMK yang sesuai dengan tuntutan industri (fleksibilitas kurikulum).
• Perlu adanya sistem magang mulai tingkat awal para siswa sudah ada di industri.
• SMK yang tidak memiliki mitra industri, maka tidak perlu diperpanjang ijin
opersionalnya.
• Meningkatkan SDM guru dengan berbagai langkah strategis, yang memiliki standar
nasional dan internasional.
• Melakukan terobosan melalui program ikatan dinas dengan perusahaan, yakni lulusan
SMK langsung kerja sesuai dengan kebutuhan dengan syarat dan ketentuan sesuai dengan
perjanjian antara pihak sekolah, pemda,dan industri.
• Mengembangkan SMK yang berkarakter unik dan khas sesuai dengan karakteristik SDA,
demografi dan topografi serta pengembangan industri di daerah.
• Perlu dibangun SMK berbasis industri teknologi dan industri kreatif.
• Kerjasama SMK dan industri sebaiknya dilakukan melalui pendekatan pelatihan berbasis
kompetensi (competency based training), ditujukan untuk mengeliminir ketimpangan
antara dunia akademik SMK dengan dunia kerja di industri.
“Saya melihat kalau peta jalan ini menjadi rujukan (RPJPN), kan
ini teknis, saya malah melihat mungkinkah peta jalan itu di bawah
undang-undang. Nah, ini kalau boleh diatur oleh perpres seperti
RPJM,” ungkap Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI), Bandung, Cecep Darmawan, dalam rapat dengar pendapat
bersama Komisi X DPR RI.
Menurut Cecep, dengan diaturnya peta jalan dalam perpres, hal itu
akan lebih cair dan bukan sekadar aturan teknis di kementerian.
Peta jalan lebih bersifat mendetailkan RPJPN secara sektoral.Bila
peta jalan menjadi turunan RPJPN, lanjutnya, seharusnya
diberlakukan 20 tahun ke depan.
Sumber: https://m.mediaindonesia.com/humaniora/361784/ahli-setuju-perpres-atur-pjp
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru besar Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) Cecep Darmawan menilai, penyusunan rancangan
Peta Jalan Pendidikan Nasional belum masif melibatkan para pihak
terkait. Mulai dari guru melalui asosiasi/organisasi profesi, dosen,
pakar pendidikan, akademisi, pengamat, perguruan tinggi, hingga
pemerintah daerah seharusnya diikutkan membahas peta jalan
pendidikan nasional sejak penyusunan rancangannya.
Menurut dia, draf peta jalan yang sudah ada perlu dirombak
total atau dibuat ulang. Rancangan peta jalan pendidikan nasional
ini pun sudah membuat gaduh masyarakat Indonesia karena
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tidak
memasukkan frasa agama.
Sumber: https://www.republika.co.id/berita/qpuwpt396/peta-jalan-pendidikan-nasional-belum-masif-libatkan-guru
PENDIDIKAN merupakan proses penting dalam mencetak
generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu membawa
bangsa ke arah yang lebih baik. Oleh sebab itu, Guru besar
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Cecep Darmawan
mengatakan, diperlukan grand design atau peta jalan pendidikan
yang sesuai dengan visi bangsa yang tertuang dalam rencana
pembangunan jangka menengah (RPJM) dan rencana
pembangunan jangka panjang (RPJP) nasional.
Sumber: https://m.mediaindonesia.com/humaniora/350643/peta-jalan-pendidikan-harus-relevan-dengan-rencana-pembangunan
Jakarta, Borneo24.com – Direktur Center for Educational Quality
Improvement (CeQu) Darul Hikam Bandung, Cecep Darmawan
mengatakan penyusunan peta jalan pendidikan nasional adalah
suatu kebutuhan mendesak. Peta jalan pendidikan harus dibuat
untuk memberikan tuntutan pendidikan nasional ke depannya.