Anda di halaman 1dari 10

Novrian Satria Perdana Analisis Pembiayaan Pendidikan

Menengah di Kabupaten Gowa

ANALISIS PEMBIAYAAN PENDIDIKAN MENENGAH


DI KABUPATEN GOWA

MEDIUM EDUCATION FINANCING ANALYSIS


IN GOWA DISTRICT

Novrian Satria Perdana


Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan
Email: novrian1711@gmail.com

Abstract

Education as a core activity of HR development has proven to have a significant contribution to


economic benefits. In order to fund the cost of education, especially to quality secondary
education, it is necessary to know in advance how much funding is needed and where the funding
sources are obtained. Based on the description, the purpose of this study is to calculate the cost of
non-personnel operating unit costs and its fulfillment strategies in the implementation of quality
secondary education. The sample of this study amounted to 10 schools consisting of 4 high schools
and 6 public and private vocational schools in Gowa Regency, South Sulawesi Province in 2018.
Based on the results of the study, it was concluded that the non-personnel operational costs at the
high school level were obtained by variations in non-personnel operational unit costs (BONP)
ranging from Rp. 735,000. IDR 3,850,000 per student per year. And the sample BONP of
Vocational High School shows quite a high variation, which is around Rp1,845,000. Rp.4,429,000
per student per year.

Keywords: Financing, High School, Vocational School

Abstrak
Pendidikan sebagai kegiatan inti pengembangan SDM terbukti telah memilki sumbangan yang
signifikan terhadap keuntungan ekonomi. Dalam rangka mendanai kebutuhan biaya pendidikan
khususnya hingga pendidikan menengah bermutu, perlu diketahui terlebih dahulu berapa besar
dana yang dibutuhkan dan darimana saja sumber pembiayaan yang diperoleh. Berdasarkan uraian
tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah menghitung kebutuhan biaya satuan operasi
nonpersonalia dan strategi pemenuhannya dalam penyelenggaraan pendidikan menengah yang
bermutu. Sampel penelitian ini berjumlah 10 sekolah yang terdiri atas 4 SMA dan 6 SMK Negeri
dan Swasta di Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2018. Berdasarkan hasil
penelitian, disimpulkan biaya operasional non personalia tingkat SMA diperoleh variasi biaya
satuan operasional nonpersonalia (BONP) berkisar antara Rp 735.000 s.d. Rp 3.850.000 per siswa
per tahun. Dan BONP SMK sampel memperlihatkan variasi yang cukup tinggi pula yaitu berkisar
antara Rp1.845.000 s.d. Rp4.429.000 per siswa per tahun.

Kata kunci: Pembiayaan, SMA, SMK

PENDAHULUAN di era global saat ini dampaknya adalah


Tatanan ekonomi dunia sedang berubah Indonesia harus mempersiapkan
ke masa perdagangan bebas dan investasi pengembangan Sumber Daya Manusia
bebas, dimana perdagangan barang dan jasa (SDM) yang kompetensi dan standarisasinya
antar negara tidak lagi mengalami mengikuti kualifikasi dunia. Faktor utama
hambatan-hambatan yang berarti dalam yang menentukan keunggulan adalah tenaga
quota dan tarif. Bentuk perdagangan bebas kerja yang memiliki ketrampilan dan

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2477-0515


Volume 7, Nomor 1, Jan-Jun 2019 Halaman [61]
Novrian Satria Perdana Analisis Pembiayaan Pendidikan
Menengah di Kabupaten Gowa

menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kegiatan inti pengembangan SDM
agar mampu menghasilkan produk dan jasa terbukti telah memilki sumbangan yang
yang layak diunggulkan. Artinya diperlukan signifikan terhadap keuntungan ekonomi.
sumberdaya manusia yang memiliki Hal ini menyatakan bahwa keuntungan
kemampuan professional sebagai andalan ekonomi (rate of return) investasi
utama yang menentukan keunggulan. pendidikan ternyata lebih tinggi daripada
Pendidikan sebagai pranata utama investasi fisik dengan perbandingan rata-tata
penyiapan sumberdaya manusia memegang 15,3% dan 9,1%. Hal ini menunjukkan
peranan penting dalam menentukan kualitas bahwa investasi dalam pendidikan adalah
SDM. Pendidikan juga mempengaruhi investasi yang menguntungkan baik dari segi
secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu sosial maupun ekonomis.
bangsa. Hal ini bukan saja karena Dalam kegiatan operasionalnya,
pendidikan akan berpengaruh terhadap pendidikan tidak dapat dilepaskan dari
produktivitas, tetapi juga akan berpengaruh faktor biaya. Biaya (cost) dalam pengertian
terhadap fertilitas masyarakat. Pendidikan ini memiliki cakupan luas, yakni semua jenis
menjadikan SDM lebih mengerti dan siap pengeluaran yang berkenaan dengan
dalam menghadapi perubahan di lingkungan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam
kerja. Oleh karena itu pada umumnya negara bentuk uang maupun barang dan tenaga [2].
yang memilki penduduk dengan tingkat Selanjutnya, anggaran terdiri dari dua sisi,
pendidikan yang tinggi akan mempunyai penerimaan dan pengeluaran. Sisi
pertumbuhan ekonomi yang pesat. Dari sisi penerimaan berisi besaranya dana yang
ekonomi, pendidikan bukan hanya semata- diterima dari setiap sumber dana, sedangkan
mata dipandang sebagai kegiatan konsumtif, sisi pengeluaran berisi alokasi besarnya
namun diakui sebagai suatu investasi biaya pendidikan yang harus dibiayai.
sumberdaya manusia. Pendidikan Disadari bahwa upaya meningkatkan
memberikan sumbangan terhadap mutu dan relevansi pendidikan seiring
pembangunan sosial ekonomi melalui cara- tuntutan era global serta perkembangan
cara meningkatkan pengetahuan, IPTEK yang begitu cepat memerlukan
ketrampilan, kecakapan, sikap dan pembiayaan yang makin besar. Mengingat
produktivitas. Bagi masyarakat secara umum pentingnya peran pendidikan dalam
pendidikan bermanfaat untuk teknologi demi meningkatkan kualitas SDM, sudah
kemajuan di bidang sosial dan ekonomi. selayaknya bila pemerintah menaruh
Referensi [1] The Human Capital Theory perhatian yang besar terhadap pembiayaan
menyatakan bahwa pendidikan menanamkan pendidikan. Pemerintah perlu melakukan
ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan nilai- kajian berapa banyak sumber daya
nilai kepada manusia dan karenanya mereka pendidikan yang harus disiapkan dan berapa
dapat meningkatkan kapasitas belajar dan besar biaya yang dibutuhkan agar layanan
produktivitasnya. Hal ini memungkinkan pendidikan menengah dapat terselenggara
mereka mengejar tingkat pendidikan dan dengan cukup dan bermutu. Ketercukupan
pelatihan yang lebih tinggi dan layanan pendidikan ini disesuaikan dengan
meningkatkan pendapatan masa depan jumlah siswa pendidikan menengah yang
mereka dengan meningkatkan penghasilan harus dilayani. Pembiayaan pendidikan tidak
seumur hidupnya. hanya menyangkut bagaimana pendidikan
Banyaknya manfaat dalam itu dibiayai. Tetapi menyangkut pula
pengembangan sektor pendidikan tersebut, bagaimana dana yang tersedia tersebut
sudah selayaknya apabila pendidikan dialokasikan [3]. Keterbatasan biaya
menjadi perhatian utama suatu bangsa. pendidikan dikhawatirkan akan menurunkan
Beberapa studi yang dilakukan Bank Dunia mutu pendidikan dan meminimalisasi
menunjukkan bahwa investasi pendidikan

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2477-0515


Volume 7, Nomor 1, Jan-Jun 2019 Halaman [62]
Novrian Satria Perdana Analisis Pembiayaan Pendidikan
Menengah di Kabupaten Gowa

efisiensi dan kesenjangan, baik menggali sebagai investasi sumber daya manusia
sumber biaya maupun mengalokasikan dana. jangka panjang. Perwujudan tanggung jawab
Biaya pendidikan adalah nilai uang dari Negara dalam mencerdaskan kehidupan
seluruh sumber daya pendidikan tersebut bangsa melalui pendidikan dinyatakan dalam
dalam satu periode waktu. Pembiayaan pengalokasian dana pendidikan oleh
dalam bidang pendidikan mempunyai Pemerintah (APBN) dan Pemerintah Daerah
kesamaan dengan bidang lain dalam (APBD) sebesar 20% termasuk gaji tenaga
konsepnya, dimana lembaga pendidikan pendidik. Komitmen Negara tersebut
dipandang sebagai produsen jasa pendidikan dituangkan dalam Undang-undang Republik
yang menghasilkan keahlian, keterampilan, Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
ilmu pengetahuan, karakter dan nilai-nilai Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
yang dimiliki oleh lulusan [4]. Dengan Pasal 46 dan Pasal 49 ayat (1), Perubahan
demikian kegiatan pendidikan dapat UUD 1945 ke IV Pasal 31 ayat (4), dan
dipandang sebagai services terhadap siswa keputusan Mahkamah Konstitusi (MK)
atau peserta didik selama proses dalam sidang pengucapan putusan perkara
pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan No. 24/PUU-V/2007. Sedangkan tanggung
sebagai suatu strategi yang diterapkan oleh jawab pembiayaan pendidikan oleh
lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan masyarakat diwujudkan dalam bentuk
pembelajaran bagi peserta didik serta partisipasi masyarakat secara kelembagaan
membiasakanya dalam lingkungan mendirikan satuan pendidikan, peserta didik,
pembelajaran agar terbentuknya peserta dan orang tua atau wali peserta didik yang
didik yang berakhlak mulia dan budi pekerti membiayai penyelenggaraan di tingkat
[5]. satuan pendidikan [8].
Pembiayaan pendidikan menyangkut Konsep dana pendidikan telah diatur
sumber-sumber biaya baik dari pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun
maupun dari masyarakat, dan alokasi belanja 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. Dalam
untuk proses pengajaran, termasuk aturan tersebut dinyatakan secara garis besar
pengeluaran sekolah untuk gaji dan berbagai terdapat tiga jenis biaya pendidikan, yaitu:
pelayanan di setiap jenis sekolah [6]. Biaya biaya satuan pendidikan, biaya
pendidikan merupakan salah satu komponen penyelenggaraan pendidikan, dan biaya
masukan instrumental (instrumental input) pribadi peserta didik. Terkait biaya satuan
yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan sendiri mencakup empat ragam
pendidikan di sekolah [7]. Dalam setiap yang terdiri atas biaya investasi, biaya
upaya pencapaian tujuan pendidikan, baik operasi, bantuan biaya pendidikan, dan
tujuan-tujuan yang bersifat kuantitatif, biaya beasiswa. Sedangkan biaya penyelenggaraan
pendidikan memiliki peran yang sangat juga terdiri atas biaya investasi dan biaya
menentukan. Biaya dalam pengertian ini operasi. Biaya operasi dalam kedua jenis
memiliki cakupan yang luas,yakni semua biaya di atas terdiri dari biaya operasi
jenis pengeluaran yang berkenaan dengan personalia dan non-personalia [9]. Dapat
penyelenggaraan pendidikan, baik dalam disimpulkan bahwa unsur-unsur pokok dari
bentuk uang maupun barangdan tenaga. biaya pendidikan mencakup biaya investasi,
Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan operasi, dan pribadi. Mengenai sumber
merupakan tanggung jawab bersama antara pendanaan pendidikan, Pasal 51 dari
pemerintah, pemerintah daerah, dan peraturan tersebut juga menyebutkan adanya
masyarakat. Tanggung jawab pemerintah tiga unsur, yaitu Pemerintah, pemerintah
memberikan dana penyelenggaraan daerah, dan masyarakat.
pendidikan adalah merupakan tanggung Pengelolaan biaya pendidikan dalam
jawab sosial yang diemban oleh negara implementasinya perlu diperhatikan
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa kesesuaian antara perencanaan, dan

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2477-0515


Volume 7, Nomor 1, Jan-Jun 2019 Halaman [63]
Novrian Satria Perdana Analisis Pembiayaan Pendidikan
Menengah di Kabupaten Gowa

pelaksanaan yang keduanya memiliki peran Kabupaten Gowa sehingga biaya operasional
yang strategis. Pengelolaan biaya pendidikan nonpersonalia yang dikeluarkan sekolah
yang transparan dan akuntanbel akan relatif lebih lengkap dan bervariasi dan
mendorong terjadinya pengelolaan biaya diharapkan sekolah tersebut adalah sekolah
pendidikan yang efekif [10]. yang memiliki layanan pendidikan yang
Dalam rangka mendanai kebutuhan biaya cukup bermutu.
pendidikan menengah bermutu, perlu Variabel dalam penelitian ini adalah
diketahui terlebih dahulu berapa besar dana biaya operasional pendidikan non personalia
yang dibutuhkan dan darimana saja sumber di SMA dan SMK serta sumber-sumber
pembiayaan yang diperoleh. Berdasarkan pendanaannya, yaitu sumber dana dari
uraian tersebut, maka tujuan dari penelitian Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
ini adalah menghitung kebutuhan biaya orangtua, dan masyarakat. Teknik analisis
satuan operasi nonpersonalia dan strategi data dilakukan secara deskriptif kuantitatif
pemenuhannya dalam penyelenggaraan dan deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif
pendidikan menengah yang bermutu. kuantitatif dilakukan terhadap data sekunder
dan data primer dari Daftar Isian biaya
METODE PENELITIAN satuan operasional pendidikan non
Penelitian ini menggunakan pendekatan personalia dari sekolah. Data hasil diskusi
kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kelompok terpumpun dilakukan secara
kuantitatif digunakan untuk melaksanakan deskriptif kualitatif dengan mengidentifikasi
penghitungan biaya satuan operasional sumber-sumber pembiayaan pendidikan
nonpersonalia per sekolah, per rombongan menengah dan strategi penggalian dana
belajar, dan per siswa yang akan digunakan melalui berbagai sumber tersebut.
untuk menghitung kebutuhan biaya
operasional nonpersonalia pendidikan HASIL PENELITIAN
menengah bermutu. Sementara pendekatan Peningkatan pendidikan penduduk harus
kualitatif ditandai dengan melakukan DKT dipandang sebagai suatu usaha yang
dan wawancara dengan responden, dalam bertujuan untuk meningkatkan keberdayaan
hal ini sekolah dan Pejabat Dinas dan kesejahteraan. Mengingat pentingya
Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan dan tujuan ini, pemerintah terus mengawal
Kabupaten Gowa. DKT untuk jalannya pendidikan agar dapat mencapai
mengumpulkan informasi tentang strategi target yang diharapkan. Selama periode
penggalian dana. Wawancara digunakan 2011 hingga 2017, Rata-Rata Lama Sekolah
untuk mengumpulkan data dan informasi (RLS) dan Harapan Lama Sekolah (HLS) di
tentang data pengeluaran biaya operasi non Provinsi Sulawesi Selatan terus mengalami
personalia SMA dan SMK untuk peningkatan. Pada tahun 2017 RLS
melengkapi daftar isian. penduduk usia 25 tahun ke atas di Sulawesi
Sampel adalah bagian dari elemen yang Selatan menikmati pendidikan sampai kelas
dimiliki oleh populasi. Metode pemilihan 2 atau 3 SMP. Dilihat dari HLS, masyarakat
sampel pada penelitian ini adalah dengan Sulawesi Selatan masih memiliki harapan
menggunakan metode purposive sampling, untuk bisa mengenyam pendidikan hingga
yaitu pengambilan sampel berdasarkan sekitar 13 tahun atau hingga bangku kuliah
kriteria-kriteria tertentu [11]. Sampel setaraf diploma. Persentase penduduk yang
penelitian ini berjumlah 10 sekolah yang masih sekolah baik formal maupun non
terdiri atas 4 SMA dan 6 SMK Negeri dan formal, tercatat sebagai Angka Partisipasi
Swasta di Kabupaten Gowa Provinsi Sekolah (APS). APS cukup tinggi untuk
Sulawesi Selatan tahun 2018. Pemilihan umur 7-12 tahun, di tahun 2017 sebesar
sekolah sampel berdasarkan pada sekolah 99,16 persen, yang artinya dari 100 anak
yang memiliki jumlah siswa banyak di usia 7-12 tahun, sekitar 99 orang mengikuti

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2477-0515


Volume 7, Nomor 1, Jan-Jun 2019 Halaman [64]
Novrian Satria Perdana Analisis Pembiayaan Pendidikan
Menengah di Kabupaten Gowa

pendidikan SD dan sederajat. APS menurun dan 3.41 untuk jenjang PLB. Selain capaian
seiring bertambahnya umur. Terkait hal ini rasio siswa rombel tersebut, untuk capaian
pemerintah masih terus mencanangkan rasio guru rombel adalah sebagai berikut:
pendidikan gratis hingga tingkat SLTA sebesar 1.53 untuk jenjang SD, sebesar 1.86
bahkan beasiswa untuk mahasiswa baru. untuk jenjang SMP, sebesar 1.46 untuk
Berdasarkan uraian tersebut, jenjang SMA, sebesar 1.12 untuk jenjang
perkembangan pendidikan di Sulawesi SMK dan sebesar 0.87 untuk jenjang PLB.
Selatan memperlihatkan hasil yang cukup Capaian pendidikan di Kabupaten Gowa
membaik. Seiring dengan meningkatnya tersebut mengindikasikan akses pendidikan
angka partisipasi sekolah dan rata-rata lama di Kabupaten Gowa telah cukup baik. Jika
sekolah dari tahun ke tahun, angka melek akses pendidikan baik maka akan
huruf justru cenderung meningkat. Secara tercapainya kualitas SDM yang baik pula.
gender, persentase penduduk laki-laki 15 Membahas mengenai akses pendidikan
tahun keatas yang melek huruf (bisa di kabupaten Gowa, berdasarkan hasil
membaca dan menulis) di Sulsel tahun 2017, pengumpulan data pada 10 sekolah sampel,
lebih besar dibanding perempuan. Persentase jumlah siswa yang tertampung di sekolah
laki-laki dapat membaca sebesar 92,31 bervariasi antara 243 siswa hingga 1918
persen sementara perempuan 88,72 persen. siswa. Capaian siswa tertinggi ada pada
Berbagai upaya dilakukan pemerintah agar SMK Negeri 4 Kabupaten Gowa. Capaian
penduduk khususnya anak bisa terus siswa tertinggi berikutnya adalah di SMK
sekolah, capaian partisipasi sekolah di Sulsel Negeri 1, SMA Negeri 1, SMK Negeri 2,
pun meningkat dari tahun ke tahun. Fasilitas dan SMK Negeri 3. Berdasarkan hasil FGD,
pendidikan merupakan salah satu faktor banyaknya siswa yang tertampung di SMK
untuk memajukan pendidikan. Sesuai jumlah ini merupakan salahsatu strategi dari Dinas
partisipasi sekolah 7-12 tahun, jumlah Pendidikan Provinsi untuk meningkatkan
sekolah setingkat SD juga paling dominan, percepatan keterserapan lulusan. Dengan
diikuti jumlah SMP/MTs, dan SMA banyaknya siswa lulusan SMK maka akan
sederajat. Rasio murid dan guru bervariasi semakin banyak SDM berkualitas yang
pada setiap jenjang, paling tinggi pada bekerja. Capaian ini juga sejalan dengan
jenjang SMA yaitu 15:1. Semakin tinggi program Pemerintah yang menyatakan
nilai rasio, semakin berkurang tingkat bahwa untuk mendukung pembangunan
pengawasan dan perhatian guru. Data ekonomi, Kementerian Pendidikan Nasional
UNESCO 2014 menetapkan perbandingan membuat kebijakan yang signifikan tentang
26:1 terhadap rasio murid dan guru. proporsi jumlah siswa SMA dan SMK dari
Rendahnya rasio murid dan guru dapat 57,85%:42,15% pada tahun 2007 dan
terjadi karena membludaknya perekrutan menjadi 30%:70% pada tahun 2014.
guru di Sulsel. Pemerintah perlu Kebijakan tersebut diharapkan mendukung
memperketat kualifikasi calon guru agar pertumbuhan ekonomi dan mengurangi
kebutuhan guru tidak hanya terpenuhi secara pengangguran.
kuantitas. Capaian sejumlah siswa tersebut ternyata
Sejalan dengan capaian Provinsi, belum diimbangi keberadaan guru dan
menurut data pokok pendidikan pada tahun tendik tetap. Di Kabupaten Gowa, rata-rata
2018 Kabupaten Gowa telah memiliki 596 membutuhkan guru honorer sebanyak 9
sekolah yang terdiri dari 413 SD, 111 SMP, hingga 45 guru dan sebanyak 1 hingga 9
48 SMA, 19 SMK, dan 6 SLB. Diantara tendik honorer. Capaian jumlah guru
sejumlah sekolah tersebut, memiliki rasio honorer terbanyak ada pada SMK Negeri 1
siswa rombel sebesar 25 untuk jenjang SD, (45 tendik) dan jumlah tendik honorer
31.05 untuk jenjang SMP, 30.76 untuk terbanyak ada pada SMA PGRI
jenjang SMA, 28.49 untuk jenjang SMK, Sungguminasa (9 tendik). Masih banyaknya

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2477-0515


Volume 7, Nomor 1, Jan-Jun 2019 Halaman [65]
Novrian Satria Perdana Analisis Pembiayaan Pendidikan
Menengah di Kabupaten Gowa

kebutuhan tenaga honorer ini harus segera alat-alat pelajaran, sarana belajar, biaya
diatasi agar tidak terjadi beban anggaran transportasi, gaji guru, baik yang
sekolah secara berkelanjutan yang akhirnya dikeluarkan pemerintah, orang tua, maupun
juga berdampak pada penurunan kualitas siswa sendiri. Sedangkan biaya tidak
pembelajaran akibat pergeseran penggunaan langsung berupa keuntungan yang hilang
dana untuk membayar tenaga honorer. (oportunity cost) yang dikeluarkan oleh
Tabel 1. Profil Sekolah Sampel Kabupaten siswa selama belajar.
Gowa Dalam Permen Nomor 69 Tahun 2009
Jumlah Jumlah Jumlah Guru Jumlah Tendik tentang Standar Biaya, mensyaratkan bahwa
No Nama Sekolah Status Akreditasi
Siswa Rombel Tetap Honorer Tetap Honorer pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya
1 SMK Negeri 1 A 1503 47 45 45 6 4
investasi, biaya operasional, dan biaya
2 SMK Negeri 2 A 1185 40 47 22 6 4
3 SMK Negeri 3 A 1002 31 41 19 3 8 personal. Biaya investasi satuan pendidikan
4 SMK Negeri 4 A 1918 63 76 38 6 1 meliputi biaya penyediaan sarana dan
5 SMK Negeri Somba Opu B 619 21 10 38 0 7 prasarana, pengembangan sumberdaya
6 SMK Garudaya Bontonompo B 411 11 7 28 0 4
7 SMA Negeri 1 A 1417 48 53 29 5 4
manusia, dan modal kerja tetap. Biaya
8 SMA Negeri 3 A 1002 31 41 19 3 8 personal sebagaimana dimaksud di atas
9 SMA PGRI Sungguminasa B 243 7 11 9 11 9 meliputi biaya pendidikan yang harus
10 SMA YAPIP Sungguminasa A 351 36 10 21 0 2 dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa
mengikuti proses pembelajaran secara
Kebutuhan Biaya Operasional teratur dan berkelanjutan, sedangkan biaya
Nonpersonalia operasional satuan pendidikan meliputi: 1)
Pembiayaan pendidikan merupakan gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta
komponen yang sangat penting dalam segala tunjangan yang melekat pada gaji, 2)
penyelenggaraan pendidikan. Biaya adalah bahan atau peralatan pendidikan habis pakai,
keseluruhan pengeluaran baik yang bersifat dan 3) biaya operasional pendidikan tak
uang maupun bukan uang, sebagai bentuk langsung berupa daya, air, jasa
tanggung jawab semua pihak terhadap upaya telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan
pencapaian tujuan yang sudah ditentukan. prasarana, uang lembur, transportasi,
Penentuan biaya akan mempengaruhi tingkat konsumsi, pajak, asuransi, dan lain
efisiensi dan efektifitas kegiatan di dalam sebagainya.
satuan pendidikan. Jika suatu kegiatan Selanjutnya, biaya pendidikan di sekolah
dilaksanakan dengan biaya yang relatif mencakup biaya pengelolaan pendidikan di
rendah tetapi menghasilkan produk (output) pemerintahan, biaya penyelenggaraan
yang berkualitas tinggi, maka bisa dikatakan pendidikan, dan biaya pribadi peserta didik.
bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan secara Biaya penyelenggaraan pendidikan terdiri
efektif dan efisien. Sementara itu, yang atas biaya operasional non personalia,
dimaksud dengan biaya pendidikan adalah seperti; alat tulis sekolah, bahan dan alat
seluruh pengeluaran baik yang berupa uang habis pakai, daya dan jasa, pemeliharan dan
maupun bukan uang sebagai ungkapan rasa perbaikan ringan, transportasi, konsumsi,
tanggung jawab semua pihak (pemerintah, asuransi, pembinaan siswa/ekstrakurikuler,
orang tua siswa, atau masyarakat) terhadap pelaporan. Biaya operasional personalia
pembangunan pendidkan agar tujuan meliputi gaji dan tunjangan pendidik, gaji
pendidikan tercapai secara efektif dan dan tunjangan tendik. Biaya investasi sarana
efisien. dan prasarana terdiri atas lahan, taman,
Biaya dalam pendidikan meliputi biaya lapangan olah raga, lapangan upacara dll,
langsung (direct cost) dan biaya tidak bangunan, jaringan, perabot, peralatan,
langsung (inderect cost). Biaya langsung media pendidikan. Biaya investasi sumber
terdiri atas biaya-biaya yang dikeluarkan daya manusia mencakup pengembangan
untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan pendidik dan pengembangan tenaga
kegiatan belajar siswa berupa pembelian

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2477-0515


Volume 7, Nomor 1, Jan-Jun 2019 Halaman [66]
Novrian Satria Perdana Analisis Pembiayaan Pendidikan
Menengah di Kabupaten Gowa

kependidikan, Biaya Pribadi Peserta Didik operasional nonpersonalia tersebut. Bagi


terdiri atas biaya pendaftaran, SPP, komite, SMA yang menerapkan sekolah gratis maka
praktek, OSIS, ujian, bahan belajar, pakaian sekolah hanya mencukupkan pembiayaan
sekolah, buku, alat tulis, kursus, lainnya, biaya operasional nonpersonalianya dengan
transportasi, uang saku. dana yang diterima. SMAN 1 Gowa, dan
Dalam penyelenggaraan pendidikan di SMAN 3 Gowa hanya beroperasi dengan
tingkat satuan pendidikan formal, besar BONP kurang dari Rp1.400.000 per siswa
biaya yang dibutuhkan oleh masing-masing per tahun, artinya lebih rendah dari dana
sekolah dan tingkat satuan pendidikan BOS Pusat dengan jumlah siswa yang relatif
bervariasi tergantung besar kecilnya sekolah lebih banyak, yaitu 1.420 siswa dengan
dan lokasi tempat sekolah tersebut berada. BONP Rp1.191.000 untuk SMAN 1 Gowa
Selain itu, besar kecilnya biaya sekolah dan 1.002 siswa dengan BONP Rp594.000
bervariasi berdasarkan tingkat kualitas untuk SMAN 3 Gowa. Kedua sekolah
pendidikan yang diselenggarakan oleh SMAN ini tidak memasukkan biaya
sekolah termasuk sekolah negeri dan sekolah transportasi guru dan karyawan ke dalam
swasta. Kebutuhan biaya pribadi siswa juga BONP karena biaya transportasi guru dan
tergantung lokasi dan kualitas sekolah. karyawan merupakan biaya operasional
Sekolah yang berkualitas baik tentu personalia yang dibiayai oleh Pemerintah
memerlukan biaya yang besar, sebaliknya melalui gaji dan tunjangan PNS bagi guru
sekolah yang berkualitas buruk walaupun dan karyawan yang berstatus PNS dan untuk
jumlah siswanya banyak biayanya juga tidak guru dan karyawan honorer sebagian dibayar
sebesar biaya di sekolah yang berkualitas melalui dana BOS dan sebagian dari
baik. Letak sekolahpun berpengaruh Pemerintah Daerah Provinsi. BONP di
terhadap besar kecilnya biaya termasuk SMAN di Kabupaten Gowa ini belum
biaya pribadi siswa. Biaya sekolah yang sepenuhnya menggambarkan kebutuhan
berada di pedesaan atau di daerah terpencil biaya operasional nonpersonalia di sekolah
berbeda dengan biaya sekolah yang ada di tersebut karena Kabupaten Gowa
perkotaan. Dengan demikian lokasi dan menerapkan “Sekolah Gratis” sehingga
tingkat kualitas sekolah sangat sekolah tidak dapat menarik dana dari
mempengaruhi besar kecilnya biaya orangtua dan sedapat mungkin hanya
pendidikan khususnya biaya pribadi siswa. beroperasi dengan dana yang tersedia, yaitu
Berdasarkan kondisi sekolah tersebut, dana BOS karena sejak pengelolaan
maka alokasi pembiayaan pendidikan tidak pendidikan menengah menjadi kewenangan
bisa disamaratakan. Di samping itu, peran Pemerintah Daerah Provinsi, otomatis
masyarakat dan dunia usaha juga sangat bantuan dana dari Kabupaten Gowa ke
berpengaruh terhadap besar kecilnya biaya sekolah menengah ditiadakan, sementara
sekolah. Pemerintah Daerah Provinsi belum memiliki
Biaya Operasional Non Personalia kebijakan untuk berkontribusi dalam
Tingkat SMA membantu mendanai kebutuhan biaya
Berdasarkan data dari SMA sampel operasional non personalia di sekolah
dengan diperoleh variasi biaya satuan menengah yang menjadi kewenangannya.
operasional nonpersonalia (BONP) berkisar Kebijakan sekolah gratis sungguhpun
antara Rp 735.000 s.d. Rp 3.850.000 per terasa berat bagi pembiayaan operasional
siswa per tahun. Sebagian besar diantaranya sekolah ternyata tidak mengurangi semangat
memiliki BONP di atas dana BOS sebesar sekolah untuk berprestasi. Penelitian serupa
Rp1.400.000 per siswa per tahun. Hal ini yang dilakukan menyimpulkan bahwa ada
menunjukkan bahwa sekolah masih pengaruh program pendidikan gratis
memerlukan sumber dana lain untuk terhadap prestasi belajar siswa di kecamatan
menutup besarnya kebutuhan biaya Tamalanrea kota Makassar. Artinya,

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2477-0515


Volume 7, Nomor 1, Jan-Jun 2019 Halaman [67]
Novrian Satria Perdana Analisis Pembiayaan Pendidikan
Menengah di Kabupaten Gowa

penerapan program pendidikan gratis di Biaya Operasional Non Personalia


kecamatan Tamalanrea ikut menentukan Tingkat SMK
prestasi belajar siswa [12]. BONP SMK sampel memperlihatkan
Selanjutnya berkaitan dengan kondisi variasi yang cukup tinggi pula yaitu berkisar
BONP di semua SMA sampel tersebut tidak antara Rp1.845.000 s.d. Rp4.429.000 per
dapat dijadikan acuan untuk siswa per tahun. Variasi yang cukup tinggi
menggeneralisasi BONP di seluruh SMA ini dapat dipahami mengingat tiap SMK
karena kebutuhan BONP di tiap-tiap sekolah memiliki beberapa kompetensi keahlian
dipengaruhi oleh kebutuhan riil Biaya dimana BONP untuk masing-masing
operasional non personalia di sekolah, status kompetensi keahlian tersebut sangat
sekolah (negeri/swasta), dan kebijakan bervariasi sesuai dengan besarnya kebutuhan
pemerintah daerah provinsi sebagai biaya untuk sub komponen bahan dan alat
pengelola pendidikan menengah di habis pakai untuk praktek siswa. Pada SMK
daerahnya. Adapun penggunaan dana dengan program keahlian yang memerlukan
pendidikan di sekolah adalah sebagai peralatan dan bahan praktek yang mahal,
berikut: maka BONP untuk kompetensi keahlian
tersebut akan tinggi. BONP di SMK
sebagian besar sampel memiliki BONP di
atas dana BOS (Rp1.400.000). Hal ini
menunjukkan bahwa kebutuhan biaya
operasional non personalia di SMK jauh
lebih besar daripada kebutuhan biaya
operasional non personalia di SMA. Besaran
BONP di SMK cenderung besar di sub
komponen Alat dan bahan praktek untuk
tiap kompetensi keahlian. Dengan demikian,
Gambar 1. Grafik Rata-rata Persentase
dibutuhkan kontribusi dari sumber dana lain
Penggunaan Dana Pendidikan di SMA
selain dana BOS. Padahal saat ini dana BOS
Kab.Gowa
diberikan sama baik untuk SMA maupun
Berdasarkan grafik di atas, rata-rata
SMK. Hal yang juga perlu diperhatikan
penggunaan anggaran biaya operasional non
adalah pada umumnya siswa yang sekolah di
personalia di SMA yang terbesar digunakan
SMK: (1) cenderung berasal dari orangtua
untuk pemeliharaan dan perbaikan ringan
dengan kemampuan ekonomi menengah ke
(51%). Penggunaan yang besar pada
bawah; (2) biaya pendidikan di SMK lebih
komponen ini meliputi pengecatan tembok,
tinggi daripada di SMA; (3) adanya
pagar, penyediaan alat kebersihan, dan
kebijakan agar proporsi SMK lebih besar
sebagainya yang digunakan untuk menjaga
daripada SMA. Ketiga hal tersebut
kebersihan, keindahan, dan fungsi media
mendorong Pemerintah untuk memberikan
pembelajaran tetap baik. Komponen
perhatian yang lebih bagi penyelenggaraan
penggunaan dana yang terbesar adalah untuk
SMK baik dari sisi pembiayaan maupun
pembinaan siswa/ekstrakurikuler (14%). Hal
kebijakan yang mendukung
ini sangat diperlukan agar siswa diberikan
penyelenggaraan SMK.
ruang untuk meningkatkan kemampuannya,
Berdasarkan besaran dana yang
baik dalam hal akademik maupun non
dibutuhkan tersebut, penggunaannya antara
akademik. Besarnya komponen penggunaan
lain sebagai berikut:
dana untuk pembinaan siswa telah sesuai
dengan juknis BOS Pusat dan telah sesuai
dengan tujuan penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran yaitu untuk meningkatkan
kualitas siswa.

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2477-0515


Volume 7, Nomor 1, Jan-Jun 2019 Halaman [68]
Novrian Satria Perdana Analisis Pembiayaan Pendidikan
Menengah di Kabupaten Gowa

memperoleh dana bantuan rutin dari


Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
c. Sumber Masyarakat
1) Orangtua. Seluruh sekolah negeri di
Kabupaten Gowa bebas SPP. Hal ini
dikarenakan dampak dari kebijakan
sebelumnya saat masih dikelola
Kabupaten, seluruh sekolah tidak
boleh memungut biaya kepada
Gambar 2. Grafik Rata-rata Persentase
siswa/orangtua.
Penggunaan Dana Pendidikan di SMK
2) Alumni. Berdasarkan hasil diskusi,
Kab.Gowa
bantuan alumni baru sebatas tali asih
Berdasarkan grafik di atas, rata-rata
(beasiswa) untuk siswa tidak mampu
penggunaan anggaran biaya operasional non
di sekolah tertentu.
personalia di SMK yang terbesar digunakan
3) Perusahaan. Seluruh sekolah di
untuk pemeliharaan dan perbaikan ringan
Kabupaten Gowa menyatakan belum
(74%). Adanya penggunaan terbesar
pernah menerima bantuan program
komponen ini dikarenakan gedung dan
CSR Perusahaan karena di wilayah
banyaknya alat praktikum pembelajaran
tersebut tidak ada perusahaan
yang membutuhkan perawatan dan juga
berskala menengah atau besar.
karena mengalami depresiasi setiap
Adapun kerjasama dengan
tahunnya sehingga memerlukan
perusahaan skala kecil hanya sebatas
pemeliharaan dan perbaikan agar fungsinya
penyediaan tempat prakerin khusus
dapat dimaksimalkan. Penggunaan dana
untuk siswa SMK.
terbesar berikutnya adalah untuk kebutuhan
pembinaan siswa/ekstrakurikuler (11%). Hal
KESIMPULAN
ini sangat diperlukan agar siswa diberikan
Berdasarkan hasil penelitian,
ruang untuk meningkatkan kemampuannya,
disimpulkan biaya operasional non
baik dalam hal akademik maupun non
personalia tingkat SMA diperoleh variasi
akademik.
biaya satuan operasional nonpersonalia
Strategi Pembiayaan Penyelenggaraan
(BONP) berkisar antara Rp 735.000 s.d. Rp
Pendidikan Menengah Bermutu
3.850.000 per siswa per tahun. Dan BONP
a. Sumber Pemerintah Pusat
SMK sampel memperlihatkan variasi yang
Untuk di Kabupaten Gowa Provinsi
cukup tinggi pula yaitu berkisar antara
Sulawesi Selatan, seluruh sekolah telah
Rp1.845.000 s.d. Rp4.429.000 per siswa per
menerima dana BOS Pusat. Seluruh
tahun.
sekolah di Provinsi Sulawesi Selatan
Besaran dana tersebut, rata-rata
hingga saat ini eblum menerima bantuan
penggunaan anggaran biaya operasional non
dana yang bersumber dari Pemerintah
personalia di SMA yang terbesar digunakan
Daerah, sehingga sumber dana untuk
untuk pemeliharaan dan perbaikan ringan
sekolah negeri hanya dari dana BOS
(51%). Sedangkan untuk SMK, rata-rata
Pusat, sedangkan untuk sekolah swasta
penggunaan anggaran biaya operasional non
diperbolehkan menerima dana partisipasi
personalia di SMK yang terbesar digunakan
masyarakat. Adapun peruntukan dana
untuk pemeliharaan dan perbaikan ringan
BOS Pusat adalah untuk membiayai
(74%).
seluruh kegiatan di sekolah.
b. Sumber Pemerintah Provinsi
DAFTAR PUSTAKA
Hingga saat ini, semenjak peralihan
[1]. Houghton, Edward. 2017. Human
pengelolaan ke Provinsi seluruh sekolah
capital theory: assessing the evidence
sampel menyatakan belum pernah

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2477-0515


Volume 7, Nomor 1, Jan-Jun 2019 Halaman [69]
Novrian Satria Perdana Analisis Pembiayaan Pendidikan
Menengah di Kabupaten Gowa

for the value and importance of people [9]. Peraturan Pemerintah Republik
to organisational success. Indonesia No. 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan.
[2]. Nandani, Sri Citra Diah., dkk. 2018.
Analisis Alokasi Anggaran Pendidikan [10]. Rohiyatun, Baiq. 2018. Pengelolaan
Dalam Anggaran Pendapatan Belanja Biaya Pendidikan yang Efektif pada
Daerah. JAMP: Jurnal Adminitrasi dan Pelaksanaan Program Kegiatan PAUD
Manajemen Pendidikan, Volume 1 Rinjani Sebagai Lembaga Trifungsi
Nomor 1 Maret 2018. Pendidikan (TPA, KB dan TK). Jurnal
Ilmiah Mandala Education Vol.4.
[3]. Rahmadoni, Jefril. 2018. Isu Global No.1.
Manajemen Pembiayaan Pendidikan Di
SD Indonesian Creative School [11]. Sapri, Ahmad Farid. 2017. Pengaruh
Pekanbaru. Jurnal Manajemen, Program Dana Bantuan Operasional
Kepemimpinan, Dan Supervisi Sekolah (BOS) dan Pendapatan Orang
Pendidikan Volume 3, No. 2, Juli- Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Desember 2018. Kelas X Akuntansi SMK Negeri 1
Makassar. Skripsi: Fakultas Ekonomi
[4]. Rahman, Ansar. 2017. Efisiensi Dalam Universitas Negeri Makassar.
Pembiayaan Pendidikan Untuk
Meningkatkan Kualitas Pendidikan. [12]. Wahyuddin, dkk. 2014. Pengaruh
Jurnal Eklektika, April 2017, Volume 5 Program Pendidikan Gratis Terhadap
Nomor 2. Prestasi Belajar Siswa Di Kecamatan
Tamalanrea Kota Makassar. Jurnal
[5]. Irayasa, Kadek., dkk. 2018. Nalar Pendidikan, Volume 2, Nomor
Perbandingan Prestasi Belajar Siswa 1, Jan-Jul 2014.
Sistem Full Day School Dengan Sistem
Reguler Pada Mata Pelajaran IPA.
Jurnal Nalar Pendidikan Volume 6,
Nomor 2, Jul-Des 2018.

[6]. Alfiningsih, Dwi Febryyani. 2018.


Pengaruh Pembiayaan Pendidikan
Terhadap Kualitas Pendidikan Di SMK
Satria Jakarta Barat. Skripsi
Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan.

[7]. Ekasari, Yuliana Kurmiati. 2018.


Pengaruh Biaya Pendidikan Dan
Kinerja Guru Terhadap Pencapaian
Siswa (Analisis Deskriptif Pada SMA
Negeri Di Kabupaten Purwakarta.
Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Vol.2 No.
1 April 2018.

[8]. Undang-undang Republik Indonesia


Nomor 20 tahun 2003 tentang Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional.

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2477-0515


Volume 7, Nomor 1, Jan-Jun 2019 Halaman [70]

Anda mungkin juga menyukai