Oleh :
1. Lena Sani (23104060037)
2. Sherly Dyah Pusvitasari (23104060043)
3. Calina Verda Tania Berta (23104060052)
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
B. Indentifikasi Masalah
a. Ketidakcocokan keterampilan
b. Pengangguran dan underemployment
c. Kurangnya keterampilan lunak
d. Kurangnya kesiapan pasar kerja
e. Akses pendidikan yang tidak merata
f. Kesenjangan rasional
g. Kurangnya kesiapan untuk perubahan teknologi
h. Biaya pendidikan yang tinggi
i. Kurangnya dukungan karier
C. Batasan Masalah
a. Menganalisis ketidakmerataan kualitas pendidikan dan pengaruhnya bagi lulusan
pendidikan di Indonesia
b. Membahas kesiapan kerja dari kelompok lulusan baru atau freshgraduate
c. Menganalisis masalah pengangguran dan underemployment di kalangan lulusan
pendidikan tinggi
D. Rumusan Masalah
a. Apa saja faktor dari ketidakmerataan kualitas pendidikan pada tingkat perguruan
tinggi di Indonesia yang mempengaruhi kesiapan kerja bagi lulusan?
b. Bagaimana kesiapan kerja bagi lulusan di Indonesia berpengaruh pada persaingan
pasar kerja dan mencapai kesuksesan karier?
c. Bagaimana tingkat pengangguran dan underemployment di kalangan lulusan
pendidikan tinggi berkaitan dengan ketidaksesuaian keterampilan dan kualifikasi
dalam dunia kerja, serta bagaimana perubahan dalam tren pasar kerja
mempengaruhi situasi ini?
E. Tujuan Makalah
Mengetahui rumusan masalah yang telah terlampir, dapat teridentifikasi tujuan
dari makalah ini, yaitu memberikan pemahaman yang mendalam tentang tantangan
yang dihadapi oleh lulusan pendidikan dan bagaimana masalah - masalah ini dapat
mempengaruhi mereka secara keseluruhan. Melalui analisis mendalam, makalah ini
mengidentifikasi solusi yang relevan dan memberikan panduan praktis kepada
lulusan, praktisi pendidikan, dan pembuat kebijakan tentang cara memperbaiki sistem
pendidikan dan mempersiapkan lulusan untuk menghadapi persaingan di pasar kerja
yang semakin kompleks. Ini juga mendorong perdebatan dan tindakan yang dapat
membantu menciptakan peluang yang lebih adil dan bermanfaat bagi lulusan
pendidikan, serta meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.
F. Manfaat Makalah
1. Manfaat Praktis
Secara umum, makalah ini bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang masalah-masalah yang memengaruhi lulusan pendidikan, yang
dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap pendidikan dan memberikan
dukungan lebih besar bagi perubahan yang diperlukan. Ini juga membantu mereka
memahami pasar kerja dan menciptakan peluang karier yang lebih baik.
2. Manfaat Teoritis
Masalah yang spesifik pada pembahasan makalah ini memotivasi penelitian
lebih lanjut, dan menginspirasi perubahan dalam sistem pendidikan. Ini dapat
membantu meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan, sehingga lulusan siap
menghadapi persaingan di pasar kerja yang semakin kompleks. Disamping itu,
makalah ini dapat memberikan dasar bagi pembuatan kebijakan yang lebih efektif
dalam meningkatkan kesiapan kerja bagi lulusan, mengurangi ketidaksetaraan dalam
pendidikan, dan menciptakan peluang yang lebih luas bagi individu untuk
mengembangkan potensi mereka.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut data BPS tahun 2020 persentase pengangguran terdidik lulusan perguruan
tinggi di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2018 – 2020. Pada survei oleh
National Assosiation of Colleges and Employers (NACE) tahun 2002 di Amerika
Serikat, terdapat 457 responden seorang pengusaha. Menyimpulkan bahwa Indeks
Prestasi (IP) pada urutan nomor 17 dari 20 kualitas yang dianggap berpengaruh dari
seorang lulusan perguruan tinggi yang di harapakan dunia kerja (NACE, 2020). Pasar
tenaga kerja saat ini menuntut skill terbaik, inovasi, kreativitas, efisiensi dan
poduktifitas tenaga kerja. Tenaga kerja yang memiliki latar belakang bagus dan dapat
menguasai skill yang dibutuhkan serta profesional untuk mendorong kinerja yang baik
sangat dibutuhkan (Azizah, 2019).
Dengan perkembangan teknologi informasi yang berkembang pesat
berdampak pada perguruan tinggi yang diharapkan dapat menjadi tempat
pengembangan civitas akademia yang memiliki skill dan dibutuhkan pada pasar
tenaga kerja seperti inovatif, responsif, kreatif, berdaya saing, dan kooperatif. Dari hal
tersebut diharapkan perguruan tinggi di Indonesia dapat menghasilkan lulusan yang
peka dan menjadi solusi terhadap berbagai permasalahan pada lingkup masyarakat
dan tidak menjadi pengangguran terdidik yang akan berdampak pada perekonomian
(Rusmianto dkk., 2015)
Pengangguran Terdidik
Pengangguran terdidik adalah seseorang dengan lulusan tingkat pendidikan SMU
keatas yang mencari pekerjaan atau sudah memiliki pekerjaan, namun belum memulai
bekerja (BPS, 2020). Pengangguran terdidik merupakan seseorang yang tidak bekerja
atau sedang mencari pekerjaan dan memiliki pendidikan tinggi. Secara umum alih-
alih perusahaan tidak bersedia menerima pengangguran terdidik, namun karena tenaga
kerja terdidik lebih selektif dalam memilih pekerjaan (Rosalina dkk., 2018). Tobing
dalam (Wahyuni & Murtala, 2020). menjelaskan pengangguran terdidik termasuk
golongan pelajar yang telah menyelesaikan pendidikan dan ingin mendapat pekerjaan.
A. Kesimpulan
Perkembangan ekonomi dapat dilihat melalui banyak aspek, salah satunya
pada tingkat pengangguran. Salah satu ciri pengangguran di Indonesia adalah
banyaknya pengangguran yang berusia muda dan memiliki gelar sarjana atau dikenal
dengan istilah pengangguran terdidik. Pengangguran terdidik adalah seseorang yang
tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan yang telah menyelesaikan program
pendidikan perguruan tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian, faktor yang mempengaruhi nya ialah pertama,
variabel umur yang mempunyai pengaruh negatif terhadap pengangguran pendidikan
lulusan perguruan tinggi. Jadi, semakin muda usia anda, semakin besar kemungkinan
qnda menjadi pengangguran terpelajar. Kedua, tidak terdapat dampak pengaruh
gender terhadap pengangguran pendidikan lulusan perguruan tinggi baik laki- laki
maupun perempuan akan selalu terkena dampak pengangguran. Ketiga, tingkat
pendidikan tidak berdampak terhadap tingkat pengangguran terdidik lulusan
perguruan tinggi seperti gelar sarjana dan diploma masih berdampak pada angka
pengangguran terdidik lulusan perguruan tinggi. Keempat, hasil penelitian konsisten
dengan teori bahwa upah berpengaruh positif terhadap tingkat pengangguran lulusan
perguruan tinggi dan ketika pemerintah menaikkan upah, perusahaan mengurangi
biaya produksi atau mengurangi tenaga kerja. Kelima, sebagai model yang digunakan
dalam penelitian ini untuk menguji keterampilan kerja menghasilkan dua faktor yang
berdampak negatif terhadap pengangguran pendidikan lulusan perguruan tinggi yaitu
faktor pembelajaran pengembangan karir dan faktor keterampilan pemecahan masalah
yang menyebabkan seseorang memiliki kemampuan belajar yang rendah.
pengembangan karir dan keterampilan pemecahan masalah, yang akan menyebabkan
pengangguran lulusan perguruan tinggi yang berkualitas.
B. Implikasi
Penelitian menunjukkan bahwa pengangguran masih banyak terjadi di
kalangan generasi muda yang berpendidikan tinggi di Indonesia. Perguruan tinggi
perlu lebih memperhatikan kualitas lulusannya agar mampu bersaing di dunia kerja
setelah lulus. Selain itu, pemerintah juga harus memiliki kebijakan dan program yang
memberdayakan generasi muda pengangguran. Tidak ada perbedaan gender atau
kesenjangan pencarian kerja di pasar tenaga kerja, baik laki-laki maupun perempuan
masih akan terkena dampak pengangguran akibat pelatihan.
Pemerintah perlu memperhatikan kesetaraan gender di pasar tenaga kerja
untuk memastikan bahwa laki - laki dan perempuan diperlakukan secara adil ketika
mencari dan bekerja. Seluruh lulusan perguruan tinggi, baik sarjana maupun pasca
sarjana, akan bersaing dalam dunia kerja. Perguruan tinggi harus beradaptasi dengan
kebutuhan pasar kerja agar dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Ketika upah meningkat, tingkat pengangguran meningkat. Menurut teori
permintaan tenaga kerja, ketika upah naik, pengangguran meningkat karena
pengusaha mengurangi biaya produksi atau mengurangi tenaga kerjanya. Penelitian
menunjukkan bahwa orang perlu memiliki dua keterampilan agar dapat dipekerjakan:
keterampilan pengembangan karir dan keterampilan pemecahan masalah. Karena
semakin rendah keterampilan pengembangan profesional, ketrampilan, dan
keterampilan pemecahan masalah, maka semakin besar dampaknya terhadap
pengangguran lulusan perguruan tinggi yang berpendidikan tinggi.
C. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tersebut, terdapat beberapa
rekomendasi. Diharapkan pemerintah dapat membangun sistem untuk mengelola
seluruh informasi pasar kerja berdasarkan kelompok usia angkatan kerja (job fair
didasarkan pada usia angkatan kerja) hingga program Pemberdayaan masyarakat usia
kerja. penduduk, terutama yang berkualifikasi pengangguran, orang tamatan
perguruan tinggi. Secara khusus, dengan meningkatkan fasilitas pelatihan vokasi
seperti sertifikasi, program pelatihan atau kursus, maka dimungkinkan untuk
meningkatkan keterampilan dan kompetensi pekerja terlatih di masa depan.
Dengan begitu, pemerintah dan pihak swasta (dunia usaha) bisa menawarkan
upah yang tinggi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki calon pekerja terdidik.
Menurut undang-undang terkait ketenagakerjaan dan gender, pemerintah harus
memperkuat kerja sama dengan pengusaha dan pekerja, melalui pengawasan secara
ketat terhadap pelaksanaan produk - produk hukum yang berlaku dengan tetap
memperhatikan kondisi ekonomi, budaya, sosial, politik dan adat yang berlaku
disetiap lingkungan masyarakat.
Agar hukum mengenai pekerja perempuan tetap ditegakkan dan tidak terdapat
pelanggaran dalam pasar tenaga kerja khususnya pihak pemberi kerja. Sebagai
penyuplai calon tenaga kerja terdidik diharapkan perguruan tinggi dapat
menyesuaikan kurikulum yang ada dengan kebutuhan pada pasar tenaga kerja yang
dapat menghasilkan lulusan untuk bekerja dengan baik dan inovatif. Seperti
kurikulum khusus untuk pengembangan praktik pembelajaran karir, pengajaran dan
penilaian untuk mendorong kemampuan kerja calon lulusan yang sesuai dengan
model Career Edge yang bertujuan untuk mengetahui kesiapan kerja para calon
lulusan perguruan tinggi.
Sebagai calon tenaga kerja terdidik di harapkan para pengangguran terdidik
lulusan perguruan tinggi meningkatkan keterampilan dan skill sesuai dengan
kebutuhan para pemberi kerja. Dengan mengikuti sejumlah kursus pelatihan seperti
kursus bahasa asing atau pelatihan pengoperasian program komputer serta kursus
pelatihan khusus lainnya (sertifikat dan bootcamp) untuk meningkatkan soft skill dan
hard skill. Sebagai penyempurnaan dari penelitian ini, diharapkan penelitian
selanjutnya dapat menambah hasil analisis data berdasarkan variabel. Memudahkan
pembaca mengetahui komposisi hasil analisis data.
DAFTAR PUSTAKA