Anda di halaman 1dari 5

Gambar Kerja 01

POTRET SURAM SDM INDONESIA


Data Human Development Index (HDI) yang disajikan United Nations for
Development Program (UNDP) menunjukkan peringkat kualitas SDM Indonesia
tahun 2000 berada di urutan 109. Jauh berbeda dengan anggta ASEAN lainnya
(Singapura=22, Brunei=25, Malaysia=56, Thailand=67, Philipina=77).
Sampai bulan Agustus 2000, jumlah penganggur kelompok lulusan Perguruan
Tinggi berjumlah 1,95 juta orang, yang meningkat sebesar setengah juta orang
dari tahun sebelumnya.
Salah satu penyebab utama tingginya penganggur lulusan PT adalah
ketidakmampuan dunia usaha menyerap pasar tenaga kerja. Tahun 2000
diperkirakan jumlah lulusan PT adalah 615.000 orang, sementara lapangan kerja
terbuka hanya mampu menyerap sebesar 115.000 orang, sisanya tentu akan
diserap oleh lapangan kerja tetutup yang masih member peluang bagi mereka
yang memiliki skills, knowledge, dan ability (SKA) sesuai dengan kebutuhan.
Keterbatasan dunia usaha menyerap tenaga kerja bukan satu-satumya penyebab
tingginya angka pengangguran. Ada satu sebab lain yang sangat mendesak dicari
jalan pemecahannya, yaitu masalah pendidikan (tinggi). Mutu PT Insonesia dari
tahun ke tahun semakin menurun. Majalah Asiaweek edisi tengah tahun 2000
menyajikan peringkat 100 PT se-Asia. Dari 5 PT di Indonesia (UI, ITB, UGM, UNAIR,
dan UNDIP), tak satupun yang mampu menembus peringkat 50 besar.
Persoalannya bukan pada turun peringkat, substansi masalah justru pada
ketidakmampuan PT Indonesia mengelola dirinya sendiri, khususnya bidang
akademis. Kegiatan akademis disejumlah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan
Peruguruan Tinggi Negeri (PTN) amburadul karena komitmen dosen yang semakin
memudar. Dosen banyak yang “mroyek” dengan alasan klasik berkutat pada
pendapatan ekonomi sehingga pertemuan kelas atau kuliah menjadi terabaikan.
Dengan situasi akademis yang memprihatinkan itu, jangan diharap PT Indonesia
mampu menghasilkan lulusan dengan kualitas memadai. Akibatnya kualitas
lulusan PT yang rendah akhirnya melemahkan lulusan dalam kancah persaingan
dengan tenaga kerja lulusan PT luar negeri.
Gambar Kerja 02

POTRET SURAM SDM INDONESIA

Data Human Development Index (HDI) yang disajikan United Nations


for Development Program (UNDP) menunjukkan peringkat kualitas SDM
Indonesia tahun 2000 berada di urutan 109. Jauh berbeda dengan anggota ASEAN
lainnya (Singapura=22, Brunei=25, Malaysia=56, Thailand=67,
Philipina=77).
Sampai bulan Agustus 2000, jumlah penganggur kelompok lulusan
Perguruan Tinggi berjumlah 1,95 juta orang, yang meningkat sebesar setengah
juta orang dari tahun sebelumnya.
Salah satu penyebab utama tingginya penganggur lulusan PT adalah
ketidakmampuan dunia usaha menyerap pasar tenaga kerja. Tahun 2000
diperkirakan jumlah lulusan PT adalah 615.000 orang, sementara lapangan kerja
terbuka hanya mampu menyerap sebesar 115.000 orang, sisanya tentu akan
diserap oleh lapangan kerja tetutup yang masih member peluang bagi mereka
yang memiliki skills, knowledge, dan ability (SKA) sesuai dengan kebutuhan.
Keterbatasan dunia usaha menyerap tenaga kerja bukan satu-satumya
penyebab tingginya angka pengangguran. Ada satu sebab lain yang sangat
mendesak dicari jalan pemecahannya, yaitu masalah pendidikan (tinggi). Mutu PT
Insonesia dari tahun ke tahun semakin menurun. Majalah Asiaweek edisi tengah
tahun 2000 menyajikan peringkat 100 PT se-Asia. Dari 5 PT di Indonesia (UI, ITB,
UGM, UNAIR dan UNDIP), tak satupun yang mampu menembus peringkat 50
besar.
Persoalannya bukan pada turun peringkat, substansi masalah justru pada
ketidakmampuan PT Indonesia mengelola dirinya sendiri, khususnya bidang
akademis. Kegiatan akademis disejumlah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan
Peruguruan Tinggi Negeri (PTN) amburadul karena komitmen dosen yang semakin
memudar. Dosen banyak yang “mroyek” dengan alasan klasik berkutat pada
pendapatan ekonomi sehingga pertemuan kelas atau kuliah menjadi terabaikan.
Dengan situasi akademis yang memprihatinkan itu, jangan diharap PT
Indonesia mampu menghasilkan lulusan dengan kualitas memadai. Akibatnya
kualitas lulusan PT yang rendah akhirnya melemahkan lulusan dalam kancah
persaingan dengan tenaga kerja lulusan PT luar negeri.
Gambar Kerja 03

POTRET SURAM SDM INDONESIA


Data Human Development Index (HDI) yang disajikan United Nations for
Development Program (UNDP) menunjukkan peringkat kualitas SDM Indonesia
tahun 2000 berada di urutan 109. Jauh berbeda dengan anggta ASEAN lainnya
(Singapura=22, Brunei=25, Malaysia=56, Thailand=67, Philipina=77).
Sampai bulan Agustus 2000, jumlah penganggur kelompok lulusan Perguruan Tinggi
berjumlah 1,95 juta orang, yang meningkat sebesar setengah juta orang dari tahun
sebelumnya.
Salah satu penyebab utama tingginya penganggur lulusan PT adalah
ketidakmampuan dunia usaha menyerap pasar tenaga kerja. Tahun 2000
diperkirakan jumlah lulusan PT adalah 615.000 orang, sementara lapangan
kerja terbuka hanya mampu menyerap sebesar 115.000 orang, sisanya tentu
akan diserap oleh lapangan kerja tetutup yang masih member peluang bagi
mereka yang memiliki skills, knowledge, dan ability (SKA) sesuai dengan
kebutuhan.

K
eterbatasan dunia usaha menyerap tenaga kerja bukan satu-satumya
penyebab tingginya angka pengangguran. Ada satu sebab lain yang sangat
mendesak dicari jalan pemecahannya, yaitu masalah pendidikan (tinggi).
Mutu PT Insonesia dari tahun ke tahun semakin menurun. Majalah
Asiaweek edisi tengah tahun 2000 menyajikan peringkat 100 PT se-Asia. Dari 5 PT di
Indonesia (UI, ITB, UGM, UNAIR, dan UNDIP), tak satupun yang mampu menembus
peringkat 50 besar.
Persoalannya bukan pada turun peringkat, substansi masalah justru pada
ketidakmampuan PT Indonesia mengelola dirinya sendiri, khususnya bidang
akademis. Kegiatan akademis disejumlah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan
Peruguruan Tinggi Negeri (PTN) amburadul karena komitmen dosen yang
semakin memudar. Dosen banyak yang “mroyek” dengan alasan klasik berkutat
pada pendapatan ekonomi sehingga pertemuan kelas atau kuliah menjadi

Dengan situasi akademis yang memprihatinkan itu, jangan diharap PT Indonesia


mampu menghasilkan lulusan dengan kualitas memadai. Akibatnya kualitas lulusan PT
yang rendah akhirnya melemahkan lulusan dalam kancah persaingan dengan tenaga
kerja lulusan PT luar negeri.
terabaikan.
Gambar Kerja 4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Oganisasi adalah suatu kumpulan orang-orang yang terikat formalitas tertentu dan
memiliki kedudukan, tugas, serta wewenang tertentu yang berinteraksi dalam proses
pencapaian tujuan tertentu dengan menggunakan sumber-sumber dana dan daya yang tersedia
secara efektif dan efisien.
Organisasi terbentuk bila tugas- Inovasi merupakan langkah/kita
tugas yang harus dilakukan melibatkan yang harus dijalankan oleg suatu
lebih dari satu orang. Organisasi institusi/organisasi dalam menghadapi era
menyediakan suat struktur yang global agar dapat memenangkan
mengaitkan semua tugas itu sehingga persaingan dan tetap eksis.
membentuk suatu system alur kerja. Menghadapi kondisi persaingan
Organisasi juga menyediakan kontrol dan pasar yang smakin keras, maka
koordinasi atas alu kerja tersebut. organisasi/instansi yang ingin memperoleh
Kemampuan sebuah organisasi kepercayaan dari public/masyarakat
untuk beradapttasi terhadap perubahan (konsumen) harus berbenah diri melalui
sangat tergantung pada strukturnya, namun proses inovasi yang terus dikembangkan
struktur organissi sangat berbeda satu oleh para pemimpin/manajemen serta
sama lainnya, bahkan bagan-bagian yang seluruh anggota organissi baik yang
berlainan dari satu organisasi yang bergerak dalam bidang produksi maupun
samapun mungkin saja beroperasi dengan jasa.
struktur yang berbeda.

B
1.2. PROFIL BBPLK BANDUNG
ALAI BESAR PENGEMBANGAN LATIHAN KERJA BANDUNG adalah salah
satu unit organisasi Eselon II, berada dibawah koordinasi Pusat (Jakarta)
DIREKTORAT JENDRAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
Kementrian Ketenagakerjaan Republik Indonesia yang memiliki tugas pokok melaksanakan
pengembangan pelatihan tenaga kerja indutri Jasa dan Manufaktur.
Dalam kerja industri manufaktur. manufaktur serta (5)
melaksanakan tugas (3) menyelenggarakan melaksanakan tata usaha
Puslatker IJM Bandung pelatihan dan uji kompetensi rumah tangga pusat.
menyelenggarakan fungsi- instruktur, tenaga ahli Struktur organisasi
fungsi; (1) perumusan pelatihan tenaga kerja serta adalah hierarki yang
program pengembangan tenaga pelatihan tenaga memperlihatkan serangkaian
pelatihan tenaga kerja kerja industri manufaktur, posisi jabatan yang terjalin
indusri manufaktur. (2) (4) melakukan koordinasi bersama melalui otoritas
pengembangan program, dan pelaksanaan program serta tanggung jawab, dan
sistem dan metoda, pengembangan pelatihan secara umum semakin
perangkat latihan tenaga tenaga kerja industri banyak tingkatan yang ada
dalam hierarki akan semakin struktur organisasi yang unsur staf dan unsur lini
panjang dan sulit populer di Indonesia adalah atau Funsional
komunikasinya. Unsur adanya unsur pemimpin,
.

Anda mungkin juga menyukai