( 4 TAHUN KEMUDIAN)
Hai. Apa kabar, diriku? Semoga kau masih sehat-sehat saja ya. Hari ini aku menulis
sepucuk surat untukmu. Empat tahun kedepan semoga kamu masih bisa
menyisihkan sedikit waktu di antara kesibukanmu yang menumpuk untuk membaca
suratku ini. Aku selalu berjuang dan berdoa demi kesuksesanmu. Aku berharap
semoga empat tahun lagi ketika kamu membaca surat ini kamu sudah menjadi
orang yang sukses paling tidak cita-cita menjadi seorang sarjana sudah tercapai.
Tulisan ini saya buat untuk saya di masa depan, bahwasanya sesuatu akan berlalu
dan tidak ada yang tidak mungkin hingga semuanya sudah selesai dilaksanakan.
Ketika ada orang bertanya bagaimana perjalanan menggapai mimpi saya. Saya
tahu mimpi itu tak terbatas. Namun saya hanya memilih segelintir dari sekian, fokus
mengerjakan yang ada didepan mata dan berharap sampai pada tujuan.
Tetapi tidakkah terpikir olehmu di masa yang akan datang nanti sebagi seorang
lulusan IT kau harus mampu menciptakan sebuah permainan online yang dapat
memberika hiburan bagi yang memainkan ciptaanmu. Saya yakin kau bisa
melakukan itu, diriku. Saat ini kau memainkan game ciptaan orang lain tetapi
setelah 4 tahun nanti orang lain pasti akan memainkan game hasil ciptaanmu.
Tanamkan niat ini dalam dirimu dan fokuslah pada cita-citamu.
Percayalah diriku, bahwa ketika kamu melakukan hal-hal yang baik untuk dirimu
maka sesungguhnya kesuksesan sudah ada dalam genggamanmu. Tantangan itu
pasti ada, tapi hadapilah karena dengan tantangan akan membuat kamu semakin
kuat dan dewasa.
Hai diriku,
Kuharap nasib baiklah bersamamu. Seperti doa-doa bapak dan mama setiap saat,
agar anaknya menjadi kebanggaan orangtua dan berguna bagi orang lain, nusa
dan bangsa. Kamu pasti ingat diriku, karena orangtuamu selalu berpesan bahwa
kamu adalah anak satu-satunya, laki-laki semata wayang. Ingatlah masa-masa sulit
yang pernah kau hadapi sebelumnya, dan pengorbanan orangtuamu agar
semangatmu menyala. Berjuanglah bukan hanya untuk meraih gelar tetapi
perilakupun harus selaras. Perlahan-lahan harus bisa merubah diri menjadi seorang
pribadi yang dewasa dan mandiri. Bisa kan sayang? Pasti bisa, karena diriku bukan
tipe pribadi pembangkang. Diriku sangat menyayangi bapa dan mama serta kakaku
perempuan semata wayang juga dan kakaku sudah berhasil meraih cita-citanya.
Aku juga harus bisa karena aku sudah menyaksikan betapa bahagianya bapa dan
mama ketika kakak berhasil. Aku diam ketika hadir dalam acara wisuda kakak yang
dilaksanakan di salah satu gedung mewah dan terkenal di kota Jakarta. Aku
bangga dan bahagia serta berharap suatu saat aku harus seperti kakakku.
Izinkan di sini aku hentikan tulisan. Saat titik terakhir pada kalimat di surat masa
depan ini, aku berdoa semoga setitik fantasi di benakmu akan membawamu
melangkah jauh, melihat dunia luas di luar sana. Lalu dia juga akan
mengantarkanmu pulang, menghadapkanmu pada realitas diri, mengajarkanmu
untuk mengenali dirimu sendiri yang begitu dekat dan lekat dengan kamu.
Sekian dan terima kasih, semoga Tuhan memberkati usaha dan perjuanganmu,
sahabat jiwaku.
Hormat saya,