Anda di halaman 1dari 2

SURAT UNTUK DIRIKU DI MASA DEPAN

( 4 TAHUN KEMUDIAN)

Jakarta, Medio September 2019

Yang terhormat Diriku, sahabat jiwaku


di –
tempat.

Hai. Apa kabar, diriku? Semoga kau masih sehat-sehat saja ya. Hari ini aku menulis
sepucuk surat untukmu. Empat tahun kedepan semoga kamu masih bisa
menyisihkan sedikit waktu di antara kesibukanmu yang menumpuk untuk membaca
suratku ini. Aku selalu berjuang dan berdoa demi kesuksesanmu. Aku berharap
semoga empat tahun lagi ketika kamu membaca surat ini kamu sudah menjadi
orang yang sukses paling tidak cita-cita menjadi seorang sarjana sudah tercapai.

Tulisan ini saya buat untuk saya di masa depan, bahwasanya sesuatu akan berlalu
dan tidak ada yang tidak mungkin hingga semuanya sudah selesai dilaksanakan.
Ketika ada orang bertanya bagaimana perjalanan menggapai mimpi saya. Saya
tahu mimpi itu tak terbatas. Namun saya hanya memilih segelintir dari sekian, fokus
mengerjakan yang ada didepan mata dan berharap sampai pada tujuan.

Diriku yang kusayangi,


Ketika kamu berjuang kamu harus punya satu tujuan dan tujuan itu harus fokus,
sehingga itulah yang menjadi motivasi terbesar kamu untuk terus berusaha dan
berusaha dan tak lupa selalu disertakan dengan doa karena sekuat apapun
perjuangan kamu apabila tanpa campur tangan Tuhan maka semua akan sia-sia.
Yakinlah itu diriku.

Diriku yang kucintai,


Empat tahun adalah waktu yang sangat panjang yang memberikan kesempatan
kepada kamu untuk mengisi dengan hal-hal positif. Manfaatkan itu diriku. Kamu
pasti bertanya apa yang harus aku lakukan? Sayangku, kamu punya mimpi besar
untuk menjadi seorang sarjana IT maka belajarlah, kejar itu dan fokus. Kerjakan
semua tugas yang diberikan oleh dosen, banyak membaca dari literatur-literatur
yang ada hubungan dengan bidang ilmu yang kamu pelajari. Pasti kamu juga butuh
waktu untuk istirahat dan refresing agar tidak jenuh. Beristirahatlah kalau lelah dan
refresinglah sesuai dengan bakatmu kalau jenuh. Tapi apa ya, bakatmu?. Kamu
kan suka main game online kan? Yah, bolehlah sesekali tapi awas jangan sampai
ketagihan. Kamu sudah dewasa diriku, jadi harus bisa membedakan hal-hal yang
baik yang mendukung pendidikanmu dan hal-hal yang tidak baik yang merugikan
kamu karena nasib kamu ditentukan oleh dirimu sendiri.

Tetapi tidakkah terpikir olehmu di masa yang akan datang nanti sebagi seorang
lulusan IT kau harus mampu menciptakan sebuah permainan online yang dapat
memberika hiburan bagi yang memainkan ciptaanmu. Saya yakin kau bisa
melakukan itu, diriku. Saat ini kau memainkan game ciptaan orang lain tetapi
setelah 4 tahun nanti orang lain pasti akan memainkan game hasil ciptaanmu.
Tanamkan niat ini dalam dirimu dan fokuslah pada cita-citamu.
Percayalah diriku, bahwa ketika kamu melakukan hal-hal yang baik untuk dirimu
maka sesungguhnya kesuksesan sudah ada dalam genggamanmu. Tantangan itu
pasti ada, tapi hadapilah karena dengan tantangan akan membuat kamu semakin
kuat dan dewasa.

Hai diriku,
Kuharap nasib baiklah bersamamu. Seperti doa-doa bapak dan mama setiap saat,
agar anaknya menjadi kebanggaan orangtua dan berguna bagi orang lain, nusa
dan bangsa. Kamu pasti ingat diriku, karena orangtuamu selalu berpesan bahwa
kamu adalah anak satu-satunya, laki-laki semata wayang. Ingatlah masa-masa sulit
yang pernah kau hadapi sebelumnya, dan pengorbanan orangtuamu agar
semangatmu menyala. Berjuanglah bukan hanya untuk meraih gelar tetapi
perilakupun harus selaras. Perlahan-lahan harus bisa merubah diri menjadi seorang
pribadi yang dewasa dan mandiri. Bisa kan sayang? Pasti bisa, karena diriku bukan
tipe pribadi pembangkang. Diriku sangat menyayangi bapa dan mama serta kakaku
perempuan semata wayang juga dan kakaku sudah berhasil meraih cita-citanya.
Aku juga harus bisa karena aku sudah menyaksikan betapa bahagianya bapa dan
mama ketika kakak berhasil. Aku diam ketika hadir dalam acara wisuda kakak yang
dilaksanakan di salah satu gedung mewah dan terkenal di kota Jakarta. Aku
bangga dan bahagia serta berharap suatu saat aku harus seperti kakakku.
Izinkan di sini aku hentikan tulisan. Saat titik terakhir pada kalimat di surat masa
depan ini, aku berdoa semoga setitik fantasi di benakmu akan membawamu
melangkah jauh, melihat dunia luas di luar sana. Lalu dia juga akan
mengantarkanmu pulang, menghadapkanmu pada realitas diri, mengajarkanmu
untuk mengenali dirimu sendiri yang begitu dekat dan lekat dengan kamu.

Sekian dan terima kasih, semoga Tuhan memberkati usaha dan perjuanganmu,
sahabat jiwaku.

Hormat saya,

Salvator Sewi Sangi

Anda mungkin juga menyukai