Anda di halaman 1dari 14

Model Pemberdayaan UMKM dengan Pendekatan Kolaborasi ABGC Sebagai Strategi Keluar Dari Middle Income

TRAP | Muhammad Azman , dkk

ISSN 2776-4389

JOURNAL
Economics and Development Analysis
https://ejournal.uksw.edu/inspire | inspire.journal@uksw.edu
Vol.1 No.1 Mei 2021

MODEL PEMBERDAYAAN UMKM DENGAN PENDEKATAN KOLABORASI


ABGC SEBAGAI STRATEGI KELUAR DARI MIDDLE INCOME TRAP

Muhammad Azman, Habib Furqony Andrianus, dan Intan Delia Rustandi


Sekolah Bisnis IPB University Bogor
Email Korespondensi: Muhammadazman.bogor@gmail.com

ABSTRAK

Indonesia hingga tahun 2045 akan mengalami perangkap negara berpendapatan menengah (middle
income trap). Negara yang masuk ke dalam perangkap pendapatan menengah, diprediksi pada
dunia usahanya akan mengalami kesulitan sehingga akan kehilangan keunggulan kompetitif.
Alternatif program dan kebijakan seyogyanya dilakukan oleh berbagai pihak terkait untuk keluar
dari perangkap tersebut. Data BPS Indonesia tahun 2018 menunjukkan bahwa perekonomian
Indonesia ditopang 99.9% oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), oleh karenanya
optimalisasi kontribusi UMKM sangat penting dalam peningkatan perekonomian Indonesia.
Namun disadari, saat ini masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh UMKM, seperti aspek
permodalan, operasional, sumber daya manusia, dan pemasaran. Upaya untuk penyelesaian
masalah UMKM tersebut menjadi langkah yang harus dipertimbangkan. Banyak program untuk
peningkatan UMKM yang berjalan saat ini masih bersifat parsial. Masing-masing menjalankan
perannya tanpa saling mendukung satu sama lain, sehingga UMKM masih belum optimal
kinerjanya. Model kolaborasi yang terintegrasi menjadi sebuah keniscayaan untuk menyelesaikan
masalah di UMKM. Terdapat empat (4) aktor utama yang diindentifikasi berperan penting dalam
memajukan UMKM. Academician/Akademisi berfungsi sebagai centre of excellent, Business/
Pebisnis sebagai pelaku usaha, Government/Pemerintah sebagai accelerator program, dan
Community/Komunitas sebagai pendukung kegiatan. Kolaborasi ideal melalui pendekatan ABGC
(Academician, Business, Government, Community) diyakini mampu menopang UMKM sehingga
keluar dari permasalahan yang ada. Paper ini bertujuan untuk menjawab:
1) bagaimana kinerja UMKM saat ini; 2) mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi UMKM;
3) merancang model ABGC dalam pemberdayaan UMKM sebagai strategi keluar dari middle
income trap.

Kata Kunci: Kolaborasi, Middle Income Trap, UMKM

47
Inspire Journal: Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 2, Mei 2021: 47-60

PENDAHULUAN dengan 1.866.909 orang. Pada skala usaha lain


Latar Belakang mengalami penurunan hingga 13% yaitu pada
skala menengah. Selain itu dilihat dari hubungan
Indonesa merupakan Negara yang kaya akan UMKM dengan PDB Indonesia atas harga
sumber daya alam maupun sumber daya berlaku, total pertumbuhan mencapai angka
manusia. Sebagai negara berkembang yang 9,64% dengan pendapatan yang hampir sama
mulai berproses menjadi negara maju, Indonesia di setiap skala usahanya.
memiliki potensi yang sangat luar biasa. Salah
satu dari sekian banyak indikator negara maju Dari data tersebut, UMKM memiliki peranan
yaitu memiliki pengusaha 14% dari total jumlah yang sangat penting terkait dengan aspek
penduduknya. Artinya dari asumsi 260 juta jiwa perekonomian nasional dilihat dari pertumbuhan
Indonesia setidaknya membutuhkan 36,4 juta PDB dan juga pertumbuhan tenaga kerja.
pengusaha, sehingga dapat mendorong sektor Sehingga bisa disimpulkan UMKM berperan
perkonomian dan membuka lapangan langsung terhadap dua faktor tersebut. Akan
pekerjaan yang lebih luas. tetapi, ada beberapa kesenjangan berdasarkan
data tersebut. Tingginya penurunan tenaga kerja
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada usaha skala kecil, menengah hingga besar
merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki dilihat dari persentase yang negatif hingga lebih
Indonesia. Sebagai salah satu penggerak roda dari 13%. Dan juga ada kemiripan pendapatan
perekonomian sejak dahulu sempai dengan PDB dari setiap skala usaha. Padahal pada
sekarang. Hal tersebut terbukti ketika UMKM kuantitasnya usaha mikro jauh lebih banyak dari
berhasil bertahan dari krisis 1998. Menurut data pada skala usaha lainnya. Ini bisa menjadi
BPS tahun 2018 UMKM memiliki peran sentral tantangan sekaligus momentum bagi usaha
dalam perekonomian di Indonesia. Sebanyak mikro untuk bisa lebih mengefisiensikan proses
64,1 juta unit UMKM menyumbang Produk bisnisnya mulai dari pemasaran, operasional dan
Domestik Bruto (PDB) sekitar 60,9% dan lainnya sehingga bisa meningkatkan skala
membuka lapangan pekerjaan sebesar 96,82% usahanya. Dengan itu, harapannya UMKM
bagi masyarakat. Perkembangan usaha dengan skala mikro dan jumlah yang cukup
UMKM tiap tahunnya terus meningkat. Pada banyak ketika bisa mengefisiensikan proses
Gambar 1 disajikan data Kementrian UMKM usahanya dalam cakupan skala makro bisa
dan Koperasi mengenai pertumbuhan UMKM membantu mendongkrak secara pesat PDB
pada tahun 2017 hingga 2018. Indonesia.
Tabel 1 menunjukkan, bahwa UMKM memiliki Namun, berdasarkan data Bank Indonesia
kenaikan sebesar 1.271.440 di tahun 2018 tahun 2018 UMKM masih memiliki
dibandingkan dengan tahun 2017. Dari total permasalahan pada sektor keuangan (79,8%),
kenaikan tersebut, keberadaan skala usaha modal usaha (61,7%), kendala pemasaran
terbesar ada pada usaha mikro sebesar (55,3%), kendala lokasi (31,9%) dan kendala
1.243.322. Kemudian dilihat dari korelasi faktor bahan baku (8,5%). Pada dasarnya,
pertumbuhan UMKM dengan tenaga kerja, di permasalahan yang pada UMKM akan tetap
tahun 2018 hanya usaha mikro yang ada selama UMKM tersebut ada. Sehingga
menunjukkan pertumbuhan 1,77% atau setara perlu ditarik benang merah untuk menekan

48
Model Pemberdayaan UMKM dengan Pendekatan Kolaborasi ABGC Sebagai Strategi Keluar Dari Middle Income
TRAP | Muhammad Azman , dkk

Tabel 1 Pertumbuhan UMKM pada tahun 2017 hingga 2018


Perkembangan
Tahun 2017 Tahun 2018
Tahun2017-2018
No Indikator Satuan
Pangsa Pangsa
Jumlah Jumlah Jumlah %
(%) (%)
1 Unit Usaha(A+B) (Unit) 62.928.077 64.199.606 1.271.529 2,02

. A. UMKM (Unit) 62.922.617 99,99 64.194.057 99,99 1.271.440 2,02

 Usaha Mikro (Unit) 62.106.900 98,70 63.350.222 98,68 1.243.322 2,00

 Usaha Kecil (Unit) 757.090 1,20 783.132 1,22 26.043 3,44


 Usaha Menengah (Unit) 58.627 0,09 60.702 0,09 2.075 3,54
B. Usaha Besar (Unit) 5.460 0,01 5.550 0,01 90 1,64

2 Tenaga Kerja (Orang) 120.260.177 120.598.13 337.961 0,28

. (A+B) (Orang) 116.431.224 96,82 8 97,00 547.407 0,47

A. UMKM (Orang) 105.509.631 87,73 116.978.631 89,04 1.866.909 1,77

 Usaha Mikro (Orang) 6.546.742 5,44 107.376.540 4,84 -715.486 -

 Usaha Kecil (Orang) 4.374.581 3,64 5.831.256 3,13 -604.016 10,93

 Usaha Menengah 3.770.835 13,81

B. Usaha Besar (Orang) 3.828.953 3,18 3.619.507 3,00 -209.446 5,47


3 PDB Atas (Rp.Milyar) 12.840.859,0 14.038.598,5 9,33

. Harga Berlaku (Rp.Milyar) 60,90 61,07 9,64

(A+B) (Rp.Milyar) 7.820.282,6 37,59 8.573.895,3 37,77 753.612,8 9,85

A. UMKM (Rp.Milyar) 4.827.398,9 9,61 5.303.075,7 9,60 475.676,8 9,14

 Usaha Mikro (Rp.Milyar) 1.234.334,1 13,69 1.347.104,3 13,70 112.770,2 9,39

 Usaha Kecil (Rp.Milyar) 1.758.549,6 39,10 1.923.715,4 38,93 165.165,7 8,85

 Usaha Menengah 5.020.576,4 5.464.703,2 444.126,8

B. Usaha Besar (Rp.Milyar) 9.504.148,6 9.995.305,9 491.157,3 5,17


4 PDB Atas (Rp.Milyar) 5.445.564,4 57,30 5.721.148,1 57,24 275,583,7 5,06

. Harga (Rp.Milyar) 2.804.585,0 29,51 2.927.890,5 29,29 123.305,4 4,40

Konstan (Rp.Milyar) 1.272.701,4 13,39 1.355.705,7 13,56 83.004,3 6,25

(A+B) (Rp.Milyar) 1.368.277,9 14,40 1.437.551,9 14,38 69.273,9 5,06

A. (Rp.Milyar) 4.058.584,3 42,70 4.274.157,9 42,76 215.573,6 5,31


 Usaha Mikro

 Usaha Kecil

 Usaha Menengah

B. Usaha Besar
Sumber: Data Kementrian UMKM dan Koperasi

49
Inspire Journal: Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 2, Mei 2021: 47-60

angka permasalahan tersebut salah satunya Rumusan masalah ini menjadi dasar untuk
dengan mengembangkan kapasitas sumber menjawab segala permasalahan yang ada pada
daya manusia pada UMKM Indonesia. UMKM sehingga pada akhirnya UMKM bisa
Di sisi lain, Indonesia diproyeksikan mendapati secara langsung dan eksponensial meningkat-
bonus demografi pada 2030 menurut data kan PDB, melebarkan lapangan pekerjaan dan
Bappenas pada tahun 2017 dimana pada menjadi pilar Indonesia untuk keluar dari
periode tersebut, penduduk usia produktif middle income trap
diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah TUJUAN
penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta Penelitian ini memiliki beberapa tujuan
jiwa. hal tersebut menjadikan dorongan penelitian, yaitu
momentum yang cukup besar ditambah dengan
perkembangan teknologi informasi yang 1. Untuk mengetahui kinerja UMKM Indonesia
semakin cepat membantu memudahkan saat ini
UMKM dalam melakukan segala prosesnya 2. Untuk mengetahui permasalahan yang ada
usahanya seperti adanya e-commerce, fintech pada UMKM Indonesia
dan jasa pengiriman online dan lain sebagainya. 3. Untuk merancang model ABGC dalam
Ini tentunya menjadi peluang besar bagi pemberdayaan UMKM sebagai strategi
Indonesia untuk keluar dari middle income keluar dari middle income trap
trap. Bank dunia juga turut memberikan saran KAJIAN PUSTAKA
pada Indonesia yaitu meningkatkan mutu
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
layanan dasar dan infrastruktur, menghubungkan
(UMKM)
penduduk dengan lapangan pekerjaan,
konektivitas antar kota, desa dan pasar global, Menurut Undang–Undang Republik Indonesia
serta memastikan wilayah perkotaan layak huni. (UURI) Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro Kecil dan Menengah, yang mana
Dengan posisi yang dimiliki Indonesia saat ini,
pembagianya sebagai berikut :
Indonesia memiliki peluang besar untuk bisa
keluar dari middle income trap dan hal ini juga 1. Usaha mikro (UMI) adalah usaha produktif
akan mendukung perkembangan ekonomi yang milik orang perorangan dan atau suatu
berkelanjutan dan lapangan kerja yang badan usaha perorangan yang memiliki
produktif serta pekerjaan yang layak untuk kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,
semua orang. tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan
RUMUSAN MASALAH
paling banyak Rp300.000.000.
Berdasarkan latar belakang yang sudah 2. Usaha kecil (UK) adalah usaha ekonomi
dipaparkan, beberapa rumusan masalah produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh
tersebut diantaranya : orang perorangan atau suatu badan usaha
Bagaimana inovasi strategi yang tepat dalam yang bukan merupakan anak perusahaan
memaksimalkan potensi UMKM Indonesia atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
sebagai sarana keluar dari middle income diakuisisi atau menjadi bagian baik langsung
trap? maupun tidak langsung dari usaha menengah

50
Model Pemberdayaan UMKM dengan Pendekatan Kolaborasi ABGC Sebagai Strategi Keluar Dari Middle Income
TRAP | Muhammad Azman , dkk

(UM) atau badan besar (UB). Kriteria UK Middle Income Trap (MIT)
memiliki kekayaan bersih lebih dari Middle Income Trap (MIT) merupakan suatu
Rp50.000.000 – Rp500.000.000, tidak fenomena baru yang pertama kali muncul pada
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, laporan Bank dunia yang berjudul “An East
atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih Asian Renaissance: Ideas for Economic Growth
dari Rp300 000 000 sampai paling banyak (Gill dan Kharas, 2007: 17-18). Menurut
Rp2.500.000.000. Aviliani et al. (2014) MIT merupakan kondisi
3. Usaha Menengah (UM) adalah usaha dimana negara-negara berpenghasilan
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, menengah, tidak mampu mempertahankan
dilakukan oleh orang perorangan atau badan stabilitas tingkat pertumbuhan ekonominya
usaha yang bukan merupakan anak dalam upaya menuju negara berpenghasilan
perusahaan atau bukan cabang perusahaan tinggi, sehingga mereka terjebak dalam
yang dimiliki, diakuisisi atau menjadi bagian kelompok pendapatan tertentu yang saat ini
baik langsung maupun tidak langsung dari dikenal sebagai middle-income countries.
UK atau UB. Kriteria usaha menengah
memiliki kekayaan bersih lebih dari Eichengreen et al. (2013) mendefinisikan MIT
Rp500.000.000 sampai Rp10.000.000.000, sebagai perlambatan pertumbuhan pasar pada
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat ekonomi negara berkembang. Glawe dan
usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan Helmut (2016) mengklasifikasikan MIT
sebih dari Rp2.500.000.000 sampai paling menjadi dua bagian berdasarkan pengertian
banyak Rp50.000.000.000. secara teoritis dan empiris. Secara teoritis, MIT
merupakan hasil dari perubahan berupa
4. Usaha Besar (UB) adalah usaha ekonomi reformasi struktural dan institusional (semacam
produktif yang dilakukan oleh badan usaha, kegagalan politik). Menurut Kharas dan Kohli
memiliki kekayaan bersih lebih dari usaha (2011:282) dalam Glawe dan Helmut (2016),
menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara disebut terjebak dalam MIT apabila
negara atau swasta, usaha patungan dan tidak mampu bertransisi dalam waktu tertentu
usaha asing yang melakukan kegiatan akan ketergantunganya pada sumber daya
ekonomi di Indonesia. dengan tenaga kerja dan modal yang murah.
Jika ditinjau dari jumlah tenaga kerja menurut Kelemahan pengertian tersebut masih ambigu
Badan Pusat Statistik atau BPS (2008) dalam menjelaskan suatu tergolong kedalam
usaha kecil merupakan entitas usaha yang MIT atau tidak.
memiliki jumlah tenaga kerja 5–19 orang, Sedangkan pengertian secara empiris menurut
sedangkan usaha menengah memiliki jumlah Glawe dan Helmut (2016) berfokus kepada
tenaga kerja 20-99 orang. Jenis–jenis usaha penggunaan kata middle income dan trap.
yang terdapat di Indonesia yang dapat istilah terakhir (trap) cukup mudah untuk
dilakukan oleh UMKM adalah dagang, didefinisikan karena telah digunakan sejak lama
usaha manufaktur (konveksi pakaian, jeans, di berbagai literatur pertumbuhan. Misalnya,
jaket, pengrajin sepatu, tas) dan usaha jasa. Matsuyama (2008) dan Azariadiz dan
Stachurski (2005), dimana secara khusus

51
Inspire Journal: Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 2, Mei 2021: 47-60

menjelaskan karakteristik utama dari suatu Saat ini nilai Produk Domestik Bruto (PDB)
perangkap ialah : Indonesia per kapitanya bernilai USD3.927
• mekanisme yang berkelanjutan atau (BPS, 2018), yang mana menjadikan Indonesia
penguatan diri masuk kedalam kelompok lower middle
• kesulitan pemecahannya income countries. Negara yang tergolong
• karakternya yang bertahan lama (stable dalam kelompok tersebut akan berupaya untuk
steady state). beralih menjadi negara berpendapatan tinggi
Karakteristik ini, awalnya digunakan untuk dengan tingkat PDB per kapita minimal
mendefinisikan perangkap kemiskinan (yang USD12.056 (World Bank). Namun, banyak
berlaku untuk negara yang sangat miskin) akan negara mengalami kesulitan dalam mencapai
tetapi hal ini juga digunakan dalam definisi MIT target tersebut. Kebanyakan negara malah
(Cai, 2012; Im dan Rosenblatt, 2013) mengalami stagnasi dalam tingkat pertumbuhan
pendapatan per kapitanya. Salah satu hal yang
Negara yang terjebak dalam MIT mempunyai memengaruhi hal tersebut ialah peningkatan
ketidakmampuan untuk berkompetisi dengan upah tenaga kerja yang berdampak kepada
negara low income dalam hal upah buruh di penurunan sektor produksi dalam negeri.
Industri manufaktur, dan ketidakmampuan untuk Terkait dengan masalah tersebut, Indonesia
berkompetisi dengan negara High income dalam saat ini sedang berpacu dengan waktu untuk
hal keahlian tenaga kerja dan kemajuan tekno- mengindari perangkap negara berpendapatan
logi. Negara-negara tersebut tidak suskses menengah tersebut dengan upaya peningkatkan
dalam peralihan sumber pertumbuhan ekonomi sektor manufaktur dan supply-side economy-
dari sumber daya dengan upah dan modal nya.
rendah menuju sumber pertumbuhan berupa
teknologi berkualitas tinggi (ADB 2011). Definisi ABGC

Setelah mengalami tingkat pertumbuhan 1. ACADEMICIANAcademician


ekonomi yang signifikan (6-7%), banyak negara Akademisi dalam hal ini perguruan tinggi
di Asia “naik kelas” menuju kelompok negara merupakan salah satu elemen yang memiliki
berpenghasilan menengah (Middle Income peran penting dalam pemberdayaan UMKM.
Countries-MIC), seperti Philipina, India, Mahidin (2006), mengemukakan bahwa
Malaysia, Thailand, Vietnam, Laos dan pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya
Indonesia (Egawa, 2013). Sementara itu, untuk meningkatkan kemampuan seseorang atau
beberapa negara lainya di kawasan Asia Timur kelompok sehingga mampu melaksanakan
saat ini, sudah tergolong kedalam kelompok tugas dan kewenangannya sebagaimana
High Income Countries(HIC) seperti Hong tuntutan kinerja tugas tersebut. Effendi (2003)
Kong, Korea Selatan, Taiwan dan Singapura. menyatakan bahwa masyarakat sekarang
Pergeseran status negara tersebut dari Low mempercayakan kepada perguruan tinggi
Income Countries akan memberikan dampak sebagai lembaga pendidikan tinggi yang masih
kepada jumlah total agregat permintaan dan memiliki kekuatan moral untuk menjadi panutan
penawaran pada negara tersebut (Carnovale, masyarakat dalam transformasi menuju
2012). masyarakat global. Maka tidak bisa dipungkiri

52
Model Pemberdayaan UMKM dengan Pendekatan Kolaborasi ABGC Sebagai Strategi Keluar Dari Middle Income
TRAP | Muhammad Azman , dkk

jika perguruan tinggi memiliki peran yang sangat sebagai pendorong adaptasi masyarakat
besar dalam memberdayakan kewirausahaan. terutama UMKM untuk terpapar kehadiran
Dalam penelitiannya, Rasyid (2007) menyata- teknologi. mahasiswa menjadi pelopor Shifting
kan perlunya dilakukan kegiatan pemberdayaan Behaviour UMKM untuk lebih digital sehingga
UMKM oleh perguruan tinggi dengan dibantu usaha yang dilakukan dapat lebih efektif dan
oleh pemerintah dan pihak terkait sehingga efisien.
UMKM dapat berfungsi sebagai motor 2. Business
penggerak ekonomi kerakyatan.
Sektor bisnis atau swasta sebagai pihak yang
Akademisi sebagai elemen yang memiliki menjalankan Usaha, melakukan kegiatan
pendalaman terhadap khazanah pengetahuan memproduksi barang dan jasa dalam
termasuk perekonomian diharapkan mampu perekonomian. Kolaborasi antar usaha di
memberikan kontribusinya dalam bentuk inovasi tengah iklim yang sangat kondusif ini membuka
yang mampu menyelesaikan permasalahan berbagai peluang kolaborasi. Kolaborasi untara
UMKM. Saat ini pengembangan UMKM UMKM dan Perusahaan Swasta membuka
harus berdasarkan riset sehingga Akademisi akses dan jejaring bagi UMKM. dengan
tentunya dapat menjadi sumber pembelajaran infrastruktur yang sudah dibangun oleh perusahaan
bagi UMKM yang berperan sebagai mitra yang tentunya dapat membantu UMKM menunjang
akan mengembangkan usahanya berdasarkan kebutuhan usahanya.
pengajaran yang telah diberikan.
Perusahaan swasta juga miliki peran dalam hal
Tri Dharma Perguruan Tinggi, pendidikan, permodalan. Pasar Bebas Asean yang
penelitian, dan pengabdian sebagai dorongan diberlakukan sejak 2015 menciptakan
bagi para akademisi untuk mewujudkan persaingan produk yang membuat UMKM
kontribusinya dalam memberdayakan UMKM. mau tidak mau meningkatkan kualitas
Pembelajaran yang diberikan tentunya tidak produknya. Untuk itu dibutuhkan permodalan
akan cukup untuk menyelesaikan permasalahan yang cukup untuk meningkatkan produktivitas
yang terjadi pada UMKM. Untuk itu Perguruan tersebut. UMKM yang memiliki permasalahan
Tinggi juga memiliki peran dalam hal pen- salah satunya dari segi akses permodalan
dampingan guna memastikan apa yang sudah mendorong Kolaborasi antara UMKM dan
menjadi pelajaran konkrit diimplementasikan. Perusahaan Swasta pemberi modal dan pihak
Elemen utama dalam peran pendampingan ini yang menjalankan usaha sehingga roda
lebih banyak ditujukan pada mahasiswa. perekonomian Indonesia juga dapat berputar
dengan kapasitas yang dimiliki mahasiswa yang dan menuju arah yang lebih positif.
berbekal dengan kepakaran ilmu yang mereka
dapatkan selama perkuliahan menjadi wahana Pemberdayaan UMKM dilakukan oleh pihak
transfer knowledge dan jalur penyebaran swasta melalui Corporate Social Responsibility
teknologi kepada masyarakat. (CSR) yang mereka miliki, antara lain melalui
bapak angkat, plasma, pembinaan manajemen
Penerapan teknologi tepat guna yang aplikatif dan berbagai kegiatan untuk pemasaran produk
dapat menjadi solusi efektif untuk menyelesaikan UMKM. CSR diharapkan juga digulirkan oleh
permasalahan UMKM. Mahasiswa berperan industri perbankan Indonesia guna memberikan

53
Inspire Journal: Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 2, Mei 2021: 47-60

kemudahan dan kses kredit kepada para pelaku Analisis Persaingan yang super ketat (Hyper
UMKM. Competitive Analysis) menurut D’Aveni
Danang Girindrawardana, Direktur Eksekutif dalam (Hamdy, 2001), merupakan analisis yang
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), menunjukkan bahwa pada akhirnya setiap
menambahkan, pihak swasta bila mampu untuk negara akan dipaksa memikirkan atau
terlibat juga dalam membimbing UKM terkait menemukan suatu strategi yang tepat, agar
sustainability report dan mekanisme negara/perusahaan tersebut dapat tetap
manajemen di dalam UMKM. Peran ini dalam bertahan pada kondisi persaingan global yang
implementasinya diharapkan mampu berjalan sangat sulit. Pemerintah sebagai regulator, pada
secara bottom up bukan top down sehingga dasarnya dapat membantu UMKM untuk
UMKM sendiri yang nantinya akan menjadi mengakses pasar ekspor. Secara umum, kinerja
aktor utamanya dengan begitu pengimplemen- ekspor Indonesia menurun dalam beberapa
tasian akan jauh lebih efektif. tahun ini. Ekspor Indonesia kini hanya sekitar
24% dari PDB dengan total perdagangan
Sebagai contoh yang telah dilakukan oleh secara keseluruhan sekitar 45% dari PDB atau
Sampoerna yang telah melakukan transfer lebih kecil ketimbang Vietnam yang ekspornya
knowledge bagi para UMKM secara kontinyu. mencapai 86% dari PDB dengan total
Sementara itu, Henny Susanto, Head of perdagangan 169% dari PDB (Bank Dunia,
Commercial Business Development Sampoerna, 2016). Pemerintah secara aktif ikut serta dalam
memberikan contoh perusahaannya sejak 10 berbagai persetujuan perdagangan (multilateral,
tahun belakangan berupaya berkontribusi regional, dan bilateral) untuk menjaga dan
terhadap pemberdayaan UKM melalui program meningkatkan akses pasar di pasar ekspor
Sampoerna Retail Commuity (SRC) dan Pusat (Rizal, 2015). Ikut sertanya pemerintah di
Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna. berbagai persetujuan perdagangan tersebut
Hingga saati ini UKM binaan sudah ada di 34 diharapkan dapat meningkatkan akses ke pasar
provinsi dengan 408 kabupaten/kota. tersebut melalui pengurangan hambatan tarif
Government maupun non-tarif.
Laporan World Economic Forum (WEF) 2010 Peran pemerintah sebagai regulator harus lebih
menempatkan pasar Indonesia pada ranking diarahkan kepada fasilitasi perdagangan yang
ke-15. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia dapat memperbaiki masalah di sisi penawaran
sebagai pasar yang potensial bagi negara lain. dan sisi permintaan ekspor. Pemerintah juga
Potensi ini yang belum dimanfaatkan oleh perlu mengubah pola pikirnya terhadap impor.
UMKM secara maksimal. Pemerintah sebagai Pola produksi yang baru bergantung pada impor
organisasi yang memiliki kewenangan untuk dengan semakin banyak produk yang
membuat dan menerapkan hukum serta diproduksi secara global dalam rantai produksi
undang-undang dalam hal ini memiliki peran (value chain). Hal ini memerlukan perubahan
penting untuk mampu mendorong UMKM pola pikir dan business practice termasuk
memiliki kekuatan untuk memaksimalkan reformasi kelembagaan. kebijakan lain yang
potensi tersebut. dapat diimplementasikan oleh pemerintah
adalah Insentif, Kebijakan, Pendapatan,

54
Model Pemberdayaan UMKM dengan Pendekatan Kolaborasi ABGC Sebagai Strategi Keluar Dari Middle Income
TRAP | Muhammad Azman , dkk

Negara, Pembebasan bea masuk, PPN tidak percepatan pengembangan sektor riil (terutama
dipungut/dibebaskan, Fasilitas PPh, Kebijakan sektor pertanian, kehutanan, kelautan dan
Belanja, Negara, Subsidi Pajak Ditanggung perikanan serta industri). Kredit Usaha
Permerintah, Protektif selain itu pemerintah juga Pembibitan Sapi (KUPS), Program Nasional
turut memberikan kontribusi besar pada Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM),
pemberdayaan UMKM dalam bentuk pemberian Kolaborasi UMKM dan Perbankan dapat
pembinaan dan pelatihan, perpajakan, menciptakan simbiosis mutualisme dalam
percepatan perizinan, bunga pinjaman ringan, ekonomi. kolaborasi tersebut tak hanya menjadi
perluasan akses pasar dengan digital dalam pendorong berputarnya roda permodalan, lebih
gerakan 100.000 UMKM Go Online. dari itu dapat menciptakan dampak yang lebih
Community luas yaitu terciptanya produktivitas UMKM,
terbukanya lapangan pekerjaan serta
WHO (1974) mendefinisikan komunitas peningkatan PDB Indonesia.
sebagai kelompok sosial yang ditentukan oleh
batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan Perbankan juga turut andil dalam menarik
minat yang sama, serta adanya saling mengenal investor luar negeri ke Indonesia, adanya berbagai
dan berinteraksi antara anggota masyarakat peluang investasi di Indonesia telah menarik
yang satu dengan uang lainnya. Dewasa ini minat investor dari negara-negara lain untuk
Komunitas memiliki kekuatan tersendiri dalam menanamkan modalnya di Indonesia. dengan
sistem sosial karena orientasi pada impact yang deminikian akses UMKM untuk mendapatkan
diciptakan dari komunitas itu sendiri. Komunitas pendanaan dari Investor semakin terbuka.
dalam hal ini berperan sebagai pendukung METODE PENELITIAN
kegiatan dapat berupa dukungan finansial Metode yang dilakukan dalam menghimpun
seperti perbankan. informasi yang relevan dengan topik atau
Salah satu peran yang dilakukan perbankan masalah yang menjadi obyek penelitian yaitu
dalam upaya memberdayakan UMKM adalah dengan menggunakan metode design thinking.
Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR adalah Metode ini merupakan pendekatan terhadap
Kredit atau pembiayaan kepada UMKM dan objek dengan beberapa tahapan diantaranya
Koperasi yang tidak sedang menerima Kredit emphatize, define, ideas, prototype dan
atau Pembiayaan dari Perbankan dan/atau yang diakhiri dengan Test. Batasan dalam metode
tidak sedang menerima Kredit Program dari ini hanya sampai tahap ideas sebagai dasar
Pemerintah pada saat permohonan Kredit/ gagasan. Pengumpulan data dan informasi
Pembiayaan diajukan. Tujuan akhir diluncurkan dihimpun dengan :
Program KUR adalah meningkatkan pereko- a. Emphatize, melakukan analisis Problem-
nomian, pengentasan kemiskinan dan penyerapan Solution Fit untuk menemukan data terkait
tenaga kerja. KUR merupakan kredit yang dengan permasalahan yang ada pada
diberikan oleh bank kepada UMKM dalam UMKM. Metode ini dilakukan secara
bentuk pemberian modal kerja dan investasi langsung dan tidak langsung. Penelitian
untuk usaha produktif yang feasible namun langsung dilakukan dengan indepth
belum bankable. Tujuannya adalah tercapainya interview UMKM Nasabah Bank BTPN

55
Inspire Journal: Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 2, Mei 2021: 47-60

Bogor, UMKM Peserta Program Kewira- barang import atau lembaga keuangan
usahaan Terpadu di Jakarta, Akademisi perbankan. UMKM juga memiliki kontribusi
Sekolah Bisnis IPB, pimpinan perusahaan terbesar pada perekonomian dengan sumbangan
dan juga komunitas usaha bisnis Tangan Di Produk Domestik Bruto sebesar 60,34% atau
Atas Kampus Nasional. Selain itu penelitian sekitar Rp. 8.000 Triliun dari Rp. 14.000 Triliun
ini juga didukung dengan adanya studi pada tahun 2019 dan juga penyerapan tenaga
literatur sebagai dasar ataupun pondasi kerja terbesar sebesar 97,22% atau sekitar
dalam segala kesimpulan yang diambil dan 170 juta tenaga kerja (BPS, 2019). Sehingga
indepth interview sebagai bentuk validasi. UMKM dinilai sebagai salah satu aspek
b. Define, melakukan kajian dan analisis terbesar dalam pembangunan bangsa.
terhadap data yang sudah dikumpulkan Akan tetapi, dalam perjalanannya UMKM
kemudian mengekstrak ke dalam poin-poin memiliki beberapa permasalahan mendasar
utama permasalahan diantaranya: masalah keuangan, kendala modal
c. Ideas, menyampaikan analisis permasalahan usaha, kendala pemasaran, kendala lokasi, dan
dengan solusi dalam bentuk Minimum Viable kendala faktor bahan baku. Pada dasarnya,
Product yaitu model kolaborasi ABGC permasalahan ini akan tetap ada selama
ANALISIS DAN PEMBAHASAN UMKM ada, sehingga perlu adanya upaya
dalam mencari main problem dari kendala yang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
dihadapi oleh UMKM. Jika ditarik garis merah,
merupakan salah satu critical point dalam
permasalahan funamental terjadi dari kurangnya
pembangunan perekonomian Indonesia.
kapasitas pelaku usaha dalam mengembangkan
terbukti ketika UMKM bisa survive dari krisis
usahanya. Beberapa upaya sudah dilakukan
ekonomi pada tahun 1998 dengan salah satu
baik melalui pemerintah maupun pihak lainnya
keunggulannya yaitu molekularisasi (kuantitas
dari pengembangan sumber daya manusia
yang sangat banyak) sehingga tidak terlalu
(SDM) UMKM Indonesia.
bergantung kepada aspek dari luar seperti

Gambar 1 Profil Industri Mikro dan Kecil


Sumber: BPS tahun 2017

56
Model Pemberdayaan UMKM dengan Pendekatan Kolaborasi ABGC Sebagai Strategi Keluar Dari Middle Income
TRAP | Muhammad Azman , dkk

Salah satu isu terbesar dari pemberdayaan pendukung kegiatan. Setiap lini memiliki peran
UMKM berdasarkan data analisis Profil atau tugas pokok dan fungsinya masing-masing
Industri Mikro dan Kecil BPS tahun 2017, dalam model kolaborasi ini.
angka permodalan mendapati persentase
Akademisi memberikan suntikan pengetahuan
terbesar jenis kesulitan yang dihadapi oleh
pengembangan kurikulum bisnis, pengembangan
UMKM sebesar 38,42%, diikuti oleh
modul pendampingan, pendampingan UMKM
pemasaran 28,96% dan juga bahan baku
serta evaluasi, pelatihan dan riset. Business/
22,98%. Isu ini diikuti dengan fakta salah
Pelaku Usaha mendapatkan suntikan akselerasi
satunya adalah sulitnya menemukan kecocokan
dari berbagai sisi untuk meningkatkan kapasitas
antara kondisi realita yang dimiliki oleh UMKM
usahanya seperti mengikuti pelatihan, bantuan
dengan lembaga keuangan perbankan. hal ini
modal usaha dan juga konsultasi terkait usaha.
dikarenakan lack of knowledge yang ada pada
Community memberikan dorongan kebutuhan
UMKM. Keterbatasan informasi, minimnya
yang dimiliki oleh pelaku usaha contohnya
pengetahuan dalam mengelola keuangan, tidak
perbankan atau financial institution dengan
memiliki izin usaha, tidak memiliki rencana bisnis
memberikan kredit kepada UMKM, membuka
jangka pendek dan jangka panjang, manajemen
akses pemasaran, pemberian pendanaan riset
operasional yang kurang baik.
untuk akademisi dan lainnya. serta yang terakhir
Dari contoh kondisi aktual yang sudah peran dari pemerintah yaitu membantu akses
dipaparkan, perlu adanya sinkronisasi dari UMKM terhadap pasar (pemeran ekspor, link
beberapa pihak untuk bisa mendorong UMKM industry, opersional logistik dll), memberikan
melalui berbagai lini yang dipegang oleh peningkatan kemampuan dan kapasitas
Academician sebagai centre of excellence, UMKM, membantu legalitas UMKM, akses
Business/Pebisnis sebagai pelaku usaha, terhadap pembiayaan, dan pendanaan untuk
Government/Pemerintah sebagai accelerator riset bagi akademisi serta kebijakan terkait
program, dan Community/Komunitas sebagai dengan pengembangan kapasitas UMKM.

Gambar 2 Konsep ABGC

57
Inspire Journal: Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 2, Mei 2021: 47-60

Dengan konsep tersebut, Model ABGC bisa Selain itu peran pemerintah sebagai kordinator
dituangkan dalam bentuk platform digital yang disini yaitu memberikan dukungan penuh
memberikan kemudahan akses bagi para terhadap setiap lembaga, memberikan one stop
UMKM. Keberadaan ABGC yang pertama policy dalam satu model sehingga semua berada
untuk memberikan kesiapan bagi SDM pada satu “kiblat” dalam memberdayakan
UMKM untuk bisa cakap dalam mengelola pelaku usaha di Indonesia. serta memberikan
usahanya. Provider UMKM Development Universal Basic Income kepada UMKM
merupakan akses yang terbuka bagi pemberi sebagai anggaran pemerintah yang tidak
layanan pengembangan. Disini, ABGC dicairkan dalam bentuk modal uang fresh tetapi
berperan untuk memberikan edukasi, modal uang digital untuk mengakses kebutuhan
mentoring, coaching, konsultasi dan UMKM baik itu pengetahuan tentang
pendampingan bagi UMKM. Provider permodalan, pemasaran dan lain sebagainya.
UMKM Development diperuntukan bagi siapa Model ini juga menjadi alat bantu bagi
saja yang memenuhi kriteria untuk memberikan Academician, Business, Government &
model pengembangan UMKM. Akademisi Community dalam pengembangan kedepannya
umumnya akan memberikan modul pembelajar- dengan adanya basis platform dan bantuan
an mendasar bagi UMKM, business akan teknologi digital. sehingga kedepannya, model
memberikan pendampingan soft skill, ini mendukung Environment dari UMKM yang
Government memberikan edukasi terkait bergerak berdasarkan data. Seperti contohnya
dengan legalitas usaha dan peraturan terkait, pemerintah dalam menanggarkan kebutuhan
serta Community yang bisa diisi oleh pengembangan UMKM akan melihat data
perbankan atau financial institution mem- aktual dan mendapat saran dari Academician,
berikan gambaran tentang kualifikasi dari Business dan Community terkait data yang
UMKM yang bisa mendapatkan permodalan. masuk untuk membuat suatu kebijakan.
Sehingga fase awal ini memberikan dampak Begitupun dengan Financial Institution,
yang cukup berarti bagi UMKM tidak hanya model ini memberikan kemudahan dalam
dalam mengembangkan usahanya saat itu tetapi melakukan asesmen bagi para UMKM yang
membuat perencanaan jangka panjang dengan akan diberikan suntikan modal dan data juga
adanya edukasi dari berbagai sektor. UMKM bisa memberikan saran besaran yang diberikan
juga tidak akan terbebani dengan diversifikasi tanpa harus melakukan asesmen ulang secara
tersebut, modelABGC memberikan kemudah- langsung karena semua sudah terdata dan ada
an sehingga setiap lini bisa bersinergi dalam saran dari lini lainnya juga.
mendukung program pengembagan UMKM.
tidak ada yang tabrakan satu dengan yang Model ABGC diharapkan mampu untuk
lainnya secara kebijakan, tidak ada juga memberikan tawaran gagasan sebagai bentuk
program yang sia-sia karena berjalan secara upaya keluar dari Middle Income Trap.
sendiri-sendiri. UMKM juga mendapatkan Tahapan yang dilakukan di awal, yaitu
Universal Basic Skills dari ketentuan umum melakukan investasi kepada sumber daya
dalam menjalankan usahanya. manusia untuk meningkatkan Human Capital
Index Indonesia khsusnya pada UMKM.

58
Model Pemberdayaan UMKM dengan Pendekatan Kolaborasi ABGC Sebagai Strategi Keluar Dari Middle Income
TRAP | Muhammad Azman , dkk

Selanjutnya memberikan edukasi, penanaman Saran


modal, riset dan juga pendampingan bagi setiap Model ABGC bisa ditransformasikan kedalam
lini dari ABGC. bentuk produk digit al yang sedang
PENUTUP dikembangkan oleh penulis sebagai bentuk
konkret dari pemberdayaan UMKM
Kesimpulan Indonesia. Dalam pengembangan model ini,
UMKM memiliki potensi yang sangat luar biasa penulis harus bisa berkordinasi dan bekerja
terhadap pertumbuhan perekonomian di sama dengan para stakeholder ABGC. Serta
Indonesia. Setiap tahun pertumbuhan UMKM melakukan benchmarking terhadap pem-
selalu positif dan menunjukkan angka yang berdayaan manusia/MSMEs di negara-negara
fantast is. Perkembangan zaman juga maju seperti singapura dan Finlandia yang
mendorong UMKM untuk lebih memanfaatkan mengembangkan Universal Basic Skill dan
teknologi sebagai salah satu sarana perkem- Universal Basic Income kepada para warga
bangannya. Ditambah lagi Indonesia sedang atau pelaku usaha disana yang kemudian
mengalami bonus demografi hingga 2030 nanti. disesuaikan dengan UMKM Indonesia. Penulis
Ini menjadi potensi yang sangat luar biasa untuk juga dituntut untuk melakukan proyeksi secara
mendorong UMKM lebih berkembang dan kuantitatif dan juga dampak yang diberikan
berdampak bagi perekonomian global. secara riil untuk melihat kemungkinan
teralisasinya model ini.
Dengan tantangan yang ada, model ABGC
merupakan salah satu tawaran solusi dari DAFTAR PUSTAKA
permasalahan yanga ada pada UMKM.
Aviliani, Hermanto, S., & Heni, H. 2014.
Dengan model ini, setiap lini tidak bergerak
Addressing the middle-income trap:
secara sendiri-sendiri dalam mengembangkan
Experience of Indonesia. Asian Social
UMKM dan juga lininya masing-masing
Science, 10(7), 163-172.
melainkan berkolaborasi untuk bisa membantu
Indonesia keluar dari Middle Income Trap. Azariadis, C. and Stachurski, J. 2005. Poverty
Penerapan ModelABGC dinilai tepat dikarena- Traps. In Durlauf, S. N. and Aghion, P.
(eds.) Handbook of Economic Growth
kan perkembangan zaman yang sudah semakin
(p. 296-384). Amsterdam: Elsevier.
maju sehingga harus ada layanan terpadu antara
setiap lini, peluang Indonesia yang dihadapkan BPS RI. 2018. Statistik Indonesia 2018.
dengan bonus demografi dan Middle Income Jakarta: BPS RI.
Trap, persebaran UMKM Indonesia yang Egawa, Akio. 2013. Will Income Inequality
cukup banyak, dan juga kapasitas UMKM Cause a Middle-Income Trap in Asia?.
Indonesia yang belum baik. Sehingga ABGC Bruegel Working Paper 2013/06, October
perlu berkolaborasi untuk bisa bersama-sama 2013.
menciptakan peluang dalam satu pintu yaitu
Eichengreen, B., Park, D. and Shin, K.2013
platform digital.
Growth slowdowns redux: New evidence
on the middle-income trap. NBER
Working Papers, 18673, Cambridge

59
Inspire Journal: Economics and Development Analysis | Vol. 1, No. 2, Mei 2021: 47-60

Gill, I. and Kharas, H. 2007. An East Asian Kurniawan, F dan Fauziah, L. 2014.
Renaissance – Ideas for Economic Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan
Growth. Washington, DC: World Bank. Menengah (UMKM) dalam Penang-
Glawe, L dan Helmut, W. 2016. The middle- gulangan Kemiskinan: JKMP (ISSN.
income trap – defenitions, theories and 2338-445X), Vol. 2, No. 2 (103-220).
countries concerned: a literature survey. Maria Carnovale. 2012. Developing Countries
MPRA Paper, 71196. Diperoleh tanggal and the Middle-Income Trap: Predetermined
1 Maret 2020 dari https://mpra.ub.uni- to Fall?. New York University, May
muenchen.de/71196/ 2012.
Im, F.G. and Rosenblatt, D. 2013. Middle- Matsuyama, K. 2008. Poverty traps. In Durlauf,
Income Traps – A Conceptual and S. N. and Blume, L. (eds.) The New
Empirical Survey. Policy Research Palgrave Dictionary of Economics, 2.
Working Paper No. 6594, World Bank. Edition. Palgrave Macmillan.
Kharas, H. and Kohli, H. 2011. What is the World Bank. 1989. Per capita income.
Middle Income Trap, Why do Countries Washington: World Bank.
Fall into It, and How Can It be Avoided?
Global Journal of Emerging Market
Economies 3(3): 281- 289.
***

60

Anda mungkin juga menyukai